BAB II TINJAUAN TEORITIS A. KONSEP KELUARGA 1. Pengertian keluarga Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tergantung karena ikatan tertentu untuk saling membagi pengalaman dan melakukan pendekatan emosional, serta mengidentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998 dikutip dari buku Sudiharto, 2007). Keluarga adalah bagian dari masyarakat yang peranannya sangat penting untuk membentuk kebudayaan yang sehat (Setiadi, 2008). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan keluarga adalah bagian dari masyarakat yang terdiri dari kumpulan dua atau lebih individu yang mempunyai ikatan dan peranan untuk membentuk kebudayaan yang sehat. 2. Struktur keluarga Struktur keluarga terdiri atas: a. Pola dan proses komunikasi Pola interaksi keluarga yang berfungsi : bersifat terbuka dan jujur, selalu menyelesaikan konflik keluarga, berpikiran positif, tidak mengulang-ulang isu dan pendapat sendiri. Karakteristik komunikasi keluarga berfungsi untuk :
8
a) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas, selalu meminta dan menerima umpan balik. b) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi umpan balik, melakukan validasi. b. Struktur peran Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan posisi sosial yang diberikan. Yang dimaksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai suami, istri, anak dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua mereka entah kemana atau malah berdiam diri dirumah. c. Struktur kekuatan Kekuatan merupakan kemampuan (potensial dan aktual) dari individu untuk mengendalikan atau mempengaruhi untuk merubah perilaku orang lain kearah positif. d. Nilai-nilai keluarga Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi perkembangan norma dan peraturan.
9
Norma adalah pola perilaku yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari,
dibagi,
dan
ditularkan
dengan
tujuan
untuk
menyelesaikan masalah (Friedman, 1998 di kutip dari Murwani, 2007). 3. Tipe dan bentuk keluarga Pembagian tipe keluarga bergantung pada konteks keilmuwan dan orang yang mengelompokkan menurut (Friedman, 1998) tipe keluarga ada tiga, yaitu : a. Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi atau keduanya. b. keluarga orientasi (keluarga asal) adalah unit keluarga yang di dalamnya seseorang di lahirkan. c. Keluarga besar (exstended family) adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek, nenek, paman, bibi) (Friedman, 1998). 4. Fungsi keluarga. Friedman (1986) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, antara lain: a. Fungsi Afektif
10
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Komponen yang perlu di penuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif adalah: 1) Saling mengasuh, cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga, mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari anggota yang lain. 2) Saling menghargai, bila anggota saling menghargai dan mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang positif, maka fungsi akan tercapai. 3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai hidup baru. b. Fungsi Sosialisasi Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu, yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial. Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir, dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi. c. Fungsi Reproduksi Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber daya manusia, maka dengan ikatan suatu
11
perkawinan yang sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan
tujuan
untuk
membentuk
keluarga
adalah
keluarga
untuk
meneruskan keturunan. d. Fungsi ekonomi Fungsi
ekonomi
merupakan
fungsi
memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan akan makan, pakaian, dan tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahan yang berujung pada perceraian. e. Fungsi Perwatan Kesehatan Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktik sauhan keperawatan, yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehataan
dan
atau
merawat
anggota
keluarga
yang
sakit.kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kesehatan mempengaruhi setatus kesehatan keluarga. Kesanggupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehataan dapat dilihat dari tugas kesehataan keluarga yang di laksanakan. Keluarga yanh dapat melaksanakan tugas kesehataan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan .(Friedman,1986 dikutip dari Murwani, 2007). 5. Tugas kesehatan keluarga Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : a. Mengenal masalah kesehatan.
12
b. Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat. c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit. d. Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat. e. Mempertahankan hubungan dengan (menggunakan) fasilitas kesehatan masyarakat. ( Friedman,1998 dikutip dari Murwani, 2007)
B. KONSEP TUMBUH KEMBANG BALITA a. Perkembangan Periode perkembangan untuk tujuan organisasi dan tujuan pemahaman, perkembangan seorang anak secara umum digambarkan dalam periode- periode, dengan perkiraan tentang usia ditiap periode. Penggolongan periode perkembangan yang paling luas digunakan menggambarkan perkembangan seorang anak dalam istilah tahaptahap berikut Periode prakelahiran, masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa kanak-kanak tengah dan akhir dan masa remaja. 1) Periode pra kelahiran adalah waktu mulai pembuahan hingga kelahiran, sekitar 9 bulan. Selama waktu yang menakjubkan ini sebuah sel tunggal tumbuh menjadi organisme lengkap dengan sebuah otak dan kemampuan berperilaku. 2) Masa bayi adalah periode perkembangan yang terus terjadi dari lahir sampai sekitar usia 18 hingga 24 bulan. Masa bayi merupakan
13
waktu ketergantungan yang ekstrim terhadap orang dewasa. Banyak aktifitas sikologis baru dimulai kemampuan bicara. Mengatur indra-indra dan tindakan fisik, berfikir dengan symbol, meniru dan belajar dari orang lain. 3) Masa kanak-kanak awal merupakan periode perkembangan yang terjadi mulai akhir masa bayi hingga sekitar usia 5 atau 6 tahun kadang periode ini disebut tahun-tahun sekolah. Selama waktu tersebut anak kecil belajar menjadi mandiri dan merawat diri sendiri, mereka mengembangkan ketrampilan kesiapan sekolah (mengikuti perintah, mengenali huruf). Dan mereka menghabiskan berjam-jam untuk bermain dengan teman sebaya. Kelas 1 sekolah dasar biasanya menandai akhir periode ini. 4) Masa
kanak-kanak
tengah
dan
akhir
merupakan
periode
perkembangan yang dimulai dari sekitar usia 6 hingga usia 11 tahun,kadang periode ini di sebut sebagai tahun-tahun sekolah dasar. Anak menguasai keterampilan dasar membaca, menulis dan mereka secara formal diharapkan pada dunia yang lebih besar dan budayanya. Prestasi menjadi tema sentral yang lebih dari dunia anak,dan control diri meningkat. 5) Masa remaja adalah periode peralihan perkembangan dari kanakkanak kemasa dewasa awal. Memasuki masa ini sekitar usia 10 hingga 12 tahun dan berakhir pada usia 18 hingga 22 tahun. Masa remaja dimulai dengan perubahan fisik yang cepat. Pertambahan
14
tinggi dan berat badan yang dramatis, perubahan dalam kontur tubuh dan perkembangan karateristik seksual seperti pembesaran payudara,pertumbuhan rambut pubis dan wajah,dan pembesaran suara. Pencarian identitas dan kebebasan merupakan ciri utama periode ini. Makin banyak waktu yang dihabiskan di luar keluarga atau rumah (Santrick,2007) b. Pertumbuhan Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh. Tumbuh berkaitan dengan fisik, yaitu hal-hal yang dapat dilihat dengan mata, yang tampak dan dapat diukur, antara lain : tinggi badan, berat badan dan lingkar kepala.Tahap pertumbuhan dan perkembangan setiap bayi tidak ada yang sama persis. Oleh karena itu, tidak mungkin memprediksi secara tepat bagaimana perilaku bayi dalam setiap tahap kehidupannya. Tetapi ada kecenderungan umum yang terjadi, tabel di bawah ini hanya dijadikan patokan dasar untuk melihat tahap pertumbuhan dan perkembangan balita (Rini,2008).
15
Pertumbuhan Balita (BB,PB,LK) BERAT BADAN
PANJANG BADAN
LINGKAR KEPALA
( Kg)
( Cm)
( Cm)
1 Bulan
3.0 – 4.3
49.8 – 54.6
33 – 39
2 Bulan
3.6 – 5.2
52.8 – 58.1
35 – 41
3 Bulan
4.2 – 6.0
55.5 – 61.1
37 – 43
4 Bulan
4.7 – 6.7
57.8 – 63.7
38 – 44
5 Bulan
5.3 – 7.3
59.8 – 65.9
39 – 45
6 Bulan
5.8 – 7.8
61.6 – 67.8
40 – 46
7 Bulan
6.2 – 8.3
63.2 – 69.5
40.5 – 46.5
8 Bulan
6.6 – 8.8
64.6 – 71.0
41.5 – 47.5
9 Bulan
7.0 – 9.2
66.0 – 72.3
42 – 48
10 Bulan
7.3 – 9.5
67.2 – 73.6
42.5 – 48.5
11 Bulan
7.6 – 9.9
68.5 – 74.9
43 – 49
12 Bulan
7.8 – 10.2
69.6 – 76.1
43.5 – 49.5
15 Bulan
8.4 – 10.9
72.9 – 79.4
44 – 50
1½ Tahun
8.9 – 11.5
75.9 – 82.4
44.5 – 50.5
2 Tahun
9.9 – 12.3
79.2 – 85.6
45 – 51
2½ Tahun
10.8 – 13.5
83.7 – 90.4
45.5 – 52.5
3 Tahun
11.7 – 14.6
87.8 – 94.9
46 – 53
3½ Tahun
12.5 – 15.7
91.5 – 99.1
46.5 – 53.3
4 Tahun
13.2 – 16.7
96.4 – 102.9
47 – 53.8
4½ Tahun
13.8 – 17.7
99.7 – 106.6
47.5 – 53.8
5 Tahun
14.5 – 18.7
102.7 – 109.9
47.8 – 54
UMUR
Tabel 2.1
16
C. KONSEP DIARE 1. Pengertian diare Diare merupakan gejala yang terjadi karena kelainan yang melibatkan fungsi pencernaan, penyerapan dan sekresi (Yudha,2009). Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih buang air besar dengan bentuk tinja yang encer atau cair (Yuliani, 2006). Diare adalah suatu penyakit yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja penderita (Hariyanto,2004). 2. Etiologi Kebanyakan
mikroorganisme
pathogen
penyebab
diare
di
sebarluaskan lewat jalur fekal-oral melalui makanan atau air yang terkontaminasi atau di tularkan antar manusia dengan kontak yang erat. kurangnya air bersih, tinggal berdesakan, hygiene yang buruk, kurang gizi dan sanitasi yang jelek merupakan faktor resiko utama, khususnya untuk terjangkit infeksi bakteri atau parasit yang patogen (Yudha,2009). 3. Patofisiologi Diare yang merupakan proses dari transport aktif akibat rangsangan toksin bakteri terhadap elektrolit kedalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan
dan
elektrolit.
Meningkatnya
motilitas
dan
cepatnya
17
pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan. Cairan, sodium, potasium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekstraseluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi kekurangan elektrolit, dan dapat terjadi asidosis metabolik. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit. Peradangan
akan
menurunkan
kemampuan
intestinal
untuk
mengabsorbsi cairan dan elektrolit dan bahan-bahan makanan. Ini terjadi pada sindrom malabsorbsi. Meningkatnya motilitas intestinal dapat mengakibatkan gangguan absorbsi intestinal (Yuliani, 2006). 4. Manifestasi klinik Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer. Terdapat tanda dan gejala dehidrasi : turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering. Kram abdominal, demam, mual dan muntah, anoreksia, lemah, pucat, perubahan tanda vital: nadi dan pernafasan cepat (Yuliani, 2006).
5. Komplikasi Pada kasus diare biasanya disertai dengan Dehidrasi mulai dari ringan sampai berat dan harus segera mendapatkan penanganan medis di Rumah Sakit (Yuliani, 2006).
18
D. PROSES ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Proses asuhan keperawatan keluarga adalah suatu proses pemecahan masalah yang sistemastis yang digunakan saat melakukan asuhan keparewatan keluarga. Proses asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang komplek yang menggunakan pendekatan sistematik untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu dan anggota keluarga. Tahapan proses asuhan keperawatan keluarga adalah sebagai berikut 1.
Pengkajian Pengkajian yang dilakukan pada Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Diare menurut (Friedman, 1998) antara lain a)
Identitas Data Nama keluarga, alamat dan no telepon, komposisi keluarga, tipe bentuk keluarga, latar belakang kebudayaan, identifikasi religi, status kelas keluarga, dan aktifitas-aktifitas rekreasi atau aktifitas waktu luang.
b)
Tahap perkembangan dan riwayat keluarga 1) Tahap perkembangan keluarga saat ini . 2) Jangkauan pencapaian tahap perkembangan : sejauh mana keluarga memenuhi tugas-tugas perkembangan yang sesuai dengan tahap perkembangan saat ini. 3) Riwayat keluarga inti : riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan dan kejadian-
19
kejadian dan pengalaman-pengalaman kesehatan yang unik atau yang berkaitan dengan kesehatan. 4) Riwayat keluarga asal dari kedua orang tua : seperti apa kehidupan keluarga asalnya, hubungan masa silam dan saat orang tua dari kedua orang tua. c)
Data Lingkungan 1) Karakteristik rumah : Rumah yang kurang nyaman, serta sanitasi
yang kurang hygienis dapat mempengaruhi
kebersihan makanan dan minuman, Status rumah yang dihuni keluarga apakah rumah sendiri atau menyewa dapat mempengaruhi
keperdulian
keluarga
dalam
menjaga
kebersihan. 2) Karakteristik lingkungan, sekitar rumah dan lingkungan yang lebih luas (tetangga dan masyarakat yang lebih luas : Tempat tinggal yang sempit, padat, sanitasi yang tidak terjaga, lingkungan dengan keluarga ekonomi menengah ke bawah). 3) Mobilitas geografis keluarga : sudah berapa lama keluarga tinggal didaerah ini, bagaimana riwayat mobilitas geografis dari keluarga ini, darimana keluarga tersebut pindah atau bermigrasi? 4) Asosiasi dan transaksi keluarga dengan komunitas : siapa didalam keluarga yang menggunakan pelayanan apa atau
20
ketahui pada lembaga mana, berapa kali atau sejauh mana mereka menggunakan pelayanan dan fasilitas? 5) Sistem pendukung atau jaringan sosial keluarga : siapa menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan konseling aktifitas-aktifitas keluarga (menjaga anak, transportasi, dll). d)
Struktur Keluarga Pola-pola komunikasi : bagaimana komunokasi fungsional digunakan secara terus menerus? Struktur kekuasaan : siapa yang membuat keputusan dan siapa yang memutuskan? Struktur peran :bagaimana setiap anggota keluarga melakukan setiap peran secara kompeten? Nilai-nilai keluarga : penggunaan metode “perbandingan” dan “membedakan” memberikan kesan (dengan nilai-nilai dari kebudayaan).
e)
Fungsi-fungsi Keluarga 1) Fungsi Afektif : bagai mana kebutuhan-kebutuhan yang di akui dari anggota keluarga penuhi oleh keluarga? 2) Fungsi sosialisasi: Seberapa adaptif praktik membesarkan anak untuk sebuah bentuk keluarga dan situasi tertentu? 3) Fungsi perawatan kesehatan : Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit yang dirasa atau diketahui
21
(bagaimana keluarga mengkaji status kesehatan saat ini, masalah-masalah kesehatan apa yang saat ini di identifikasi keluarga, terhadap masalah-masalah kesehatan yang serius yang mana anggota keluarga merasa mereka mudah terpengaruh rentan,
apa persepsi-persepsi dari keluarga
tentang berapa banyak kontrol yang mereka lakukan terhadap kesehatan mereka dengan melakukan tindakantindakan kesehatan yang tepat. f)
Koping keluarga : bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh dengan stress (strategi-strategi apa yang dibuat) (Friedman,1998).
g)
Perumusan masalah Perumusan masalah dilakukan dengan menggunakan data yang diperoleh dari pengkajian keluarga. Struktur diagnosis keperawatan Keluraga terdiri dari maslah (problem), penyebab (etiologi) dan atau tanda atau gejala. Diagnosis keperwatan keluarga merupakan respons keluarga terhadap masalah kesehatan yang dialami, baik actual, risiko ataupun potensial, yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara mandiri maupun kolektif yang terdiri dari maslah, etiologi, serta tanda dan gejala(PES) (Ester, 2007)
h)
Penetapan prioritas masalah
22
Prioritas masalah adalah penentuan prioritas urutan masalah dalam merencanakan penyelesaian maslah keperawatan melalui perhitungan skor. Skala ini memiliki empat kriteria 1) Kritera pertama : sifat masalah dengan skala actual (skor 3), risiko (skor 2), dan wellness (skore 1) dengan bobot 1, pembenaran sesuai dengan masalah yang sudah terjadi, akan terjadi atau kearah pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi. 2) Kriteria kedua : Kemungkinan masalah dapat di ubah dengan skala mudah (skor 2), sebagian (skor 1), dan tidak dapat (skor 0) dengan bobot 2. Pembenaran di tunjang dengan data pengetahuan (pengetahuan klien/keluarga, teknologi, dan tindakan untuk menangani masalah yang ada), sumberdaya keluarga (dalam bentuk fisik, keuangan, dan
tenaga)
sumber
daya
perawat
(pengetahuan,
ketrampilan, dan waktu), dan sumber daya masyarakat (dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyrakat dan sokongan masyarakat). 3) Kriteria ketiga : Potensial masalah untuk di cegah dengan skala skor tinggi (skor 3) cukup (skor 2), dan rendah (skor 1) dengan bobot 1. Pembenaran di tunjang dengan data dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah. Lamanya maslah (waktu masalah itu ada), tindakan yang
23
sedang dijalankan(tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah), dan adanya kelompok yang sangat peka menambah potensi untuk mencegah masalah. 4) Kriteria keempat : Menonjolnya masalah dengan skala segera (skor 2), tidak perlu segera (skor 1), dan tidak dirasakan (skor 0) dengan bobot 1. Pembenaran di tunjang dengan data persepsi kelurga dalam melihat masalah yang ada, Untuk lebih jelasnya skala dalam
prioritas dapat
dilihat dalam tabel 2.2 NO 1
2
3
4
KRITERIA Sifat maslah Skala: aktual Risiko Potensial/wellness Kemungkinan masalah dapat diubah Skala: mudah sebagian tidak dapat Potensi masalah untuk dicegah Skala: tinggi cukup rendah Menonjolnya masalah Skala: segera Tidak perlu segera Tidak diraskan
SKOR
BOBOT
3 2 1
1
2 1 0
2
3 2 1
1
2 1 0
PEMBENARAN
1
Tabel 2.2 skala untuk menentukan prioritas askep keluaraga Setelah kita mampu menentukan skor dari tiap kriteria kemudian kita lakukan perhitungan menggunakan rumus berikut untuk menetapkan nilai masalah. skor dibagi angka tertinggi di kali
24
bobot, jumlahkan skor nya. skor tertinggi merupakan prioritas diagnosis yang akan kita tanggulangi lebih dahulu. Skor
X Bobot = Nilai masalah
Skala tertinggi
(Ester, 2007). i)
Diagnosa keperawatan Perumusan diagnose keperawatan keluarga dapat diarahkan pada sasaran individu atau keluarga. Komponen diagnose keperawatan meliputi masalah (Problem), Penyebab (etiologi), dan atau tanda (sign) (Murwani, 2008).
j)
Intervensi keperawatan Perencanaan disusun dengan menyusun prioritas menetapka tujuan, identifikasi, sumber daya keluarga dan menyeleksi intervensi keperawatan (Murwani, 2008).
k)
Implementasi keperawatan Perencanaan mobilisasi
yang
sudah
sumber-sumber
disusun daya
dilaksanakan yang
ada
dengan
dikeluarga,
masyarakat, pemerintah (Murwani, 2008). l)
Evaluasi Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan (Murwani, 2008).
2. Diagnosa Keperawatan keluarga pada balita dengan diare 25
a. Kurangnya kebutuhan cairan dan elektrolit pada keluarga b.d ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diare b. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga b.d ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diare. c. Resiko gangguan integritas kulit pada keluarga b.d ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diare.
26
3. Renacana Asuhan Keperawatan
No 1.
Tanggal
Diagnosa Kurang nya kebutuhan cairan dan elektrolit pada keluarga b.d Ketidak mampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Tujuan Umum Khusus Setelah 1. Setelah dilakukan dilakukan pendidikan kesehatan tindakan selama 1 x 15 menit selama 3 hari keluarga mampu diharapkan mengenal masalah keluarga diare dengan criteria mampu keluarga mampu : melaksanakan 5 tugas a. menyebutkan kesehatan pengertian diare. keluarga.
b.
c.
menyebutkan penyebab diare
Kriteria Respon Verbal
Respon verbal
Respon verbal
menyebutkan tanda dan gejala diare. Respon verbal
Rencana Keperawatan Standar
Dikatakan diare apabila ada peningkatan frekuensi buang air besar lebih dari tiga kali sehari disertai adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja penderita.
Dapat menyebutkan dari 2 dari 4 penyebab mikroorganisme pathogen penyebab diare di sebarluaskan lewat jalur fekaloral. - melalui makanan atau air yang terkontaminasi . - hygiene yang buruk. - kurang gizi dan sanitasi yang jelek.
Dapat menyebutkan 2 dari 5 tanda dan gejala dari diare - Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer -Terdapat tanda dan gejala dehidrasi :
INTERVENSI
1.
Berikan penkes tentang pengertian, penyebab, tanda dan gejala,dan komplikasi diare.
2.
Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya
3.
Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan.
4.
Berikan reinforcement positif atas jawaban keluarga
27
turgor kulit jelek (elastisitas kulit menurun), ubun-ubun dan mata cekung, membran mukosa kering. -Kram abdominal - demam - mual dan muntah
d.
2.
menyebutkan komplikasi diare.
Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah diare pada anggota keluarga.
Respon verbal
Respon Afektif
Dapat menyebutkan Komplikasi Pada penderita diare yaitu dehidrasi
Dapat memberikan minum yang banyak
1.
2.
Keluarga mampu memberikan minuman bagi penderita kurang cairan akibat diare 3.
Diskusikan dan motivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah diare. Jelaskan bahwa perawat siap membantu guna mempertimbangka n langkah perawatan/penanga nan lebih lanjut. Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
28
3. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 20 menit keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami diare.
Respon Psikomotor
Menyebutkan dan mendemonstrasikan 2 dari penanganan diare yaitu cara pembuatan oralit dan pembuatan obat tradisional dengan daun jambu biji.
1.
2.
3.
4.
4. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan balita dengan diare.
Respon Psikomotor
Menyebutkan modifikasi lingkungan untuk penderita diare yaitu -Modifikasi lingkungan dalam rumah, Menutup makanan dengan penutup, atau menghindarkan makanan dari debu dan lalat yang membawa bakteri ecoli dan Memcuci botol minuman balita dengan cara yang benar (menggunakan sabun dan air hangat). -Modifikasi luar rumah yaitu menutup
1.
Beri penkes dan demonstrasikan pada keluarga cara pembuatan oralit dan pembuatan obat tradisional Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.
Beri penkes dan demonstrasikan pada keluarga cara menutup makanan yang benar, menjaga sanitasi lingkungan yang benar, cara mencuci botol minuman balita
29
got dan dan Menjaga kebersihan lingkungan dengan sebelum menyapu halaman rumah disiram dahulu agar tidak terjadi polusi udara. 2.
3.
4.
5. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga manpu memanfaatkan pelayanan kesehatan
Respon Verbal dan Afektif
Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga dalam memeriksakan kesehatan begitu pula dengan diare, Puskesmas menyediakan oralit secara gratis bagi penderita diare. Selain oralit puskesmas juga dapat memberikan obat yang tepat bagi penderita diare sesuai dengan kebutuhan tubuh.
1.
2.
3.
4.
dengan benar.,menutup got dan anjurkan menyiram sebelum menyapu halaman. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.
Jelaskan tentang Puskesmas dan Anjurkan keluarga untuk membawa balita yang mengalami diare ke Puskesmas yang ada di wilayahnya. Diskusikan dengan keluarga kapan balita akan dibawa ke Puskesmas. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya. Tanyakan kembali
30
5.
2
Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga b.d Ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit diare
Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari diharapkan keluarga mampu melaksanakan 5 tugas kesehatan keluarga.
1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengenal masalah resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang diakibatkan oleh diare
Respon Verbal
Menyebutkan dan memberikan nutrisi yang sesuai dengan menu seimbang
1.
2.
3.
4.
2. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah resiko kekurangan nutrisi pada anggota keluarga.
Respon Afektif
Nutrisi pada penderita diare disarankan adalah rendah serat dan tinggi lemak
1.
2.
tentang apa yang sudah dijelaskan tadi. Beri reinforcement yang positif keluarga yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan. Beri penkes tentang nutrisi dan Diskusikan dengan keluarga tentang Nutrisi yang di berikan pada An.M. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya Tanyakan kembali tentang hal yang baru saja didiskusikan Berikan reinforcement positif atas jawaban keluarga. Diskusikan dan motivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah diare. Jelaskan bahwa perawat siap membantu guna
31
3. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 20 menit keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami resiko kekurangan nutrisi.
4. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah kesehatan pada
Respon Psikomotor
Respon Psikomotor
Menyebutkan dan mendemonstrasikan cara pemberian Nutris i: Dengan memberikan makanan yang tepat dan menarik sehingga kebutuhan tubuh akan nutrisi dapat terpenuhi dan nafsu makan akan bertambah.
Menyebutkan Dan melaksanakan Cara memodifikasi lingkungan yang dapat dilakukan agar nutrisi tetap terpenuhi adalah -dengan mengganti menu tiap kali makan, sajikan dalam keadaan hangat. -menggunakan porsi sedikit tetapi sering. -menggunakan peralatan makan yang
mempertimbangka n langkah perawatan/penanga nan lebih lanjut. 3. Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya 4. Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan 1. Beri penkes dan demonstrasikan pada keluarga tentang gizi seimbang 2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya 3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan. 4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga. 1.
Beri penkes dan demonstrasikan pada keluarga cara menyajikan makanan balita dengan benar. 2. Berikan kesempatan pada keluarga untuk
32
keluarga yang beresiko kekurangan nutrisi.
disukai balita - mengajak makan sambil bermain.
bertanya 3. Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan. 4. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.
1. 5. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga manpu memanfaatkan pelayanan kesehatan
Respon Verbal dan Afektif
Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga dalam memeriksakan kesehatan
2.
3.
4.
5.
Jelaskan tentang Puskesmas dan Anjurkan keluarga untuk membawa balita yang mengalami diare ke Puskesmas yang ada di wilayahnya. Diskusikan dengan keluarga kapan balita akan dibawa ke Puskesmas. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya. Tanyakan kembali tentang apa yang sudah dijelaskan tadi. Beri reinforcement yang positif keluarga yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
33
3
Resiko gangguan integritas kulit pada keluarga berhubung an dengan ketidak mampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
Setelah dilakukan tindakan selama 3 hari diharapkan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang sakit diare sehingga resiko integritas kulit pada balita tidak terjadi
1. Setelah dilakukan pendidikan kesehatan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengenal masalah resiko gangguan intergritas kulit pada keluarga yang mengalami diare a.
Keluarga dapat menyebutkan pengertian perawatan perianal.
Respon verbal
Perawatan perianal adalah Upaya pencegahan iritasi pada bagian anus balita dengan menjaga kelembapan dan kebersihan bagian anus.
1.
2.
3.
4.
Berikan penkes tentang pengertian dan tujuan perawatan anus pada balita yang menderita diare Beri kesempatan pada keluarga untuk bertanya Tanyakan kembali tentang hal yang baru saja didiskusikan Berikan reinforcement positif atas jawaban keluarga.
34
2. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi masalah integritas kulit pada anggota keluarga yang mengalami diare
Respon Afektif
Memutuskan yang tepat agar integritas kulit tidak terjadi adalah dengan Menjaga kelembapan anus balitadan dengan mengganti celana dan pakaian yang basah.
3. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 20 menit keluarga mampu memberikan perawatan pada anggota keluarga yang mengalami diare.
Respon Psikomotor
Menyebutkan dan mendemonstrasikan Cara merawat perianal balita adalah : 1. Selesai BAB keringkan bagian anus dengan menggunakan handuk kering dan bersih. 2. Selesai BAB keringkan bagian anus dengan menggunakan handuk kering dan bersih. 3. Gunakan baby oil untuk merawat pantat dan anus balita agar tidak terjadi iritasi.
1. Diskusikan dan memotivasi keluarga dalam mengambil keputusan untuk mengatasi masalah integritas kulit. 2. Jelaskan bahwa perawat siap membantu guna mempertimbangkan langkah perawatan/penangan an lebih lanjut. 3. Berikan reinforcement positif atas kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
1.
2.
3.
4.
Beri penkes dan demonstrasikan pada keluarga cara perawatan perianal. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.
35
4. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mengatasi masalah diare.
5. Setelah dilakukan pertemuan selama 1 x 15 menit keluarga
Respon Psikomotor
Respon Verbal dan Afektif
Menyebutkan Cara memodifikasi lingkungan yang tepat untuk mengatasi masalah resiko gangguan integritas kulit adalah dengan mencuci tangan. Cara mencuci tangan yang benar adalah : 1. Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan ,lepaskan cincin, jam tangan dan perhiasan tangan lain. 2. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah air mengalir. 3. Ambil sabun cair kira-kira 5 ml, ratakan pada tangan yang telah dibasahi. 4. Gosok bagian telapak tangan dengan telapak tangan satunya lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela jari-jari tangan kiri 5. Pindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri gosokan, tanpa saling melepaskan lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri. Lakukan pada tangan yang sama. 6. Lakukan penggosokan kuku-kuku 7. Bersihkan jempol tangan kanan dengan menggegamnya dengan tangan kiri lalu diputar-putar, lakukan pada tangan yang satunya. 8. Kadang perlu menggosok garis telapak tangan 9. Bersihkan dengan air mengalir lalu keringkan.
1.
Puskesmas merupakan salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat dimanfaatkan oleh keluarga dalam
1.
2.
3.
4.
Beri penkes dan demonstrasikan pada keluarga cara memodifikasi lingkungan. Berikan kesempatan pada keluarga untuk bertanya Tanyakan kembali tentang materi yang baru saja diberikan. Berikan reinforcement positif atas tindakan yang dilakukan keluarga.
Jelaskan tentang Puskesmas dan Anjurkan keluarga
36
manpu memanfaatkan pelayanan kesehatan
memeriksakan kesehatan
2.
3.
4.
5.
untuk membawa balita yang mengalami diare ke Puskesmas yang ada di wilayahnya. Diskusikan dengan keluarga kapan balita akan dibawa ke Puskesmas. Beri kesempatan keluarga untuk bertanya. Tanyakan kembali tentang apa yang sudah dijelaskan tadi. Beri reinforcement yang positif keluarga yang akan memanfaatkan pelayanan kesehatan.
37