11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Komunikasi adalah proses timbal balik (Resiprokal) pertukaran sinyal untuk
memberi informasi, membujuk atau memberi perintah berdasarkan makna yang sama dan dikondisikan oleh konteks hubungan para komunikator dan konteks sosialnya.4 Komunikasi adalah proses penyampaian informasi-informasi,pesan-pesan, gagasan–gagasan atau pengertian–pengertian dengan mengunakan lambinglambang yang mengandung arti atau makna,baik secara verbal maupun non-verbal dari seseorang atau sekelompok orang kepada seseorang atau sekelompok orang lainnya dengan tujuan untuk mencapai saling pengertian dan/atau kesepakatan bersama. 5 Lambang – lambang yang mengandung arti atau makna, baik secara verbal maupun non – verbal dalam definisi diatas mencakup bahasa lisan, bahasa tulisan, gerak tubuh, gambar, warna, bunyi, dan sebagainya. Menurut William Albig, “Communications is the process of transmitting meaningful symbols between individuls” (Komunikasi adalah proses penyampaian dan penerimaan lambing-lambang yang mengandung makna di antara individuindividu).
4
Cultip,Scott M, Effective Public Relations, Kencana Prenada Media Group,2006,hal 225 T.May Rudy, Drs,SH,MIR,M.Sc, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat Internasional, PT.Refika Aditama, Bandung,2005, hal 1 5
11 http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
Menurut Bernard Berelson dan Barry A. Stainer,“Komunikasi adalah penyampaian informasi, gagasan, emosi, keterampilan dan sebagainya dengan menggunakan bahasa, gambar-gambar, bilangan, grafik dan lain-lain. Kegiatan atau proses penyampaian itulah yang biasanya dinamakan komunikasi.” Dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh orang (makhluk hidup) untuk menyatakan suatu gagasan atau ide kepada orang (makhluk hidup) lain dengan menggunakan lambang-lambang berupa bahasa, gambar-gambar atau tanda-tanda yang bermakna serta dapat saling dimengerti. Komunikasi (proses penyampaian pesan/informasi) memang pada prinsipnya hanya berlangsung di antara makhluk-makhluk hidup yaitu antara manusia dengan manusia, relatif juga bisa berlangsung antara manusia dengan hewan. Walaupun dengan canggihnya kemajuan teknologi belakangan ini, komunikasi pun dimungkinkan berlangsung antara manusia dengan mesin (robot), komputer dan berbagai bentuk rekayasa teknologi sibernetika (cybernetics, cyber technology) lainnya. Kegiatan komunikasi itu lazimnya dilakukan dengan tiga tujuan, yaitu untuk mengetahui sesuatu, untuk memberitahu sesuatu dan untuk mempengaruhi atau mengarahkan orang lain agar berbuat sesuatu. Secara keseluruhan atau garis besarnya, tujuan komunikasi adalah untuk tercapainya saling pengertian (mutual understanding), pemahaman bersama (common understanding),atau kesepakatan timbal balik (mutual agreement). Dengan demikian tingkat keberhasilan (pencapaian tujuan) komunikasi dapat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
13
dilihat atau dinilai dari, sampai dimana atau sejauh mana saling pengertian dan kesepakatan dapat tercapai oleh pihak-pihak yang melakukan komunikasi itu. 6 Proses komunikasi adalah rangkaian kejadian/peristiwa atau perbuatan melakukan hubungan, kontak, interaksi satu sama lain (pada umumnya diantara makhluk hidup,walau lebih jauh dalam era cyber technology ini telah pula dimungkinkan komunikasi dengan komputer dan robot) berupa penyampaian dan penerimaan lambing-lambang yang mengandung arti atau makna. Proses komunikasi yang baik adalah apabila hubungan/interaksi dalam rangka penyampaian pesan/informasi/berita/pengertian yang dilakukan tertuju kepada penerima pesan/informasi itu,dan secara timbal balik,disampaikan melalui saluran-saluran (media) yang cocok/tepat/sesuai dan isi pesan disusun dengan sebaik-baiknya secara jelas,tegas,pasti serta dapat dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat dalam proses hubungan penyampaian dan penerimaan pesan itu. 7
2.2 Public Relations Menurut Frank Jefkins, Pubic Relations adalah “sesuatu yang merangkum keseluruhan komunikasi yang terencana, baik itu kedalam maupun keluar antara suatu organisasi dengan semua khalayak dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”8 Komunikasi dan manajemen menjadi dasar yang sangat fundamental dalam pekerjaan seorang Public Relations. Komunikasi didalam suatu organisasi akan berjalan dengan baik atau tidak ditentukan oleh fungsi Public Relations dalam 6
Ibid hal 2 Ibid hal 2 8 Frank Jefkins, Public Relations (Jakarta : Penerbit Erlangga, 1992), p.9 7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
14
organisasi tersebut. Dengan kata lain, seorang Public Relations menjadi kunci keberhasilan dan keefektifan komunikasi di dalam organisasi tersebut Supaya suasana komunikasi yang efektif dapat tercipta di dalam suatu organisasi,ada beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh seorang Public Relations didalam suatu organisasi. Syarat-syarat tersebut adalah pertama,komunikasi dan relasi. Seorang Public Relations haruslah orang yang mampu berkomunikasi dan menjalin relasi dengan orang lain karena komunikasi dan relasi merupakan roh dari pekerjaan seorang Public Relations. Kedua sifat yang rendah hati. Sifat rendah hati menjadi satu syarat yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang Public Relations supaya komunikasi dapat dilakukan terhadap semua lapisan masyarakat tanpa membedakan pangkat dan derajat. Ketiga, cepat menyesuaikan diri. Seorang Public Relations diharapkan dapat cepat menyesuaikan diri. Tuntutan ini menjadi satu hal yang urgent karena pekerjaan seorang Public Relations selalu berhubungan dengan hal-hal yang baru dan sering kali cepat berubah. Oleh karena itu seorang Public Relations diharapkan dengan cepat dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang baru sehingga dia dapat menyampaikan misi yang dia bawa. Keempat,mampu menghadapi semua orang yang memiliki aneka ragam karakter dan latar belakang budaya dengan baik. Dalam melakukan fungsinya, seorang Public Relations akan bertemu dengan banyak orang yang berbeda karakter dan latar belakang budaya dimana dia berasal. Latar belakang karakter akan memunculkan bermacam-macam sikap dari komunikan yang harus dia
http://digilib.mercubuana.ac.id/
15
hadapi, apakah itu seorang yang pemarah, seorang yang santun, seorang yang sabar atau seorang yang keras kepala. Sedangkan latar belakang budaya yang berbeda akan memunculkan perbedaan kebiasaan antara satu orang dengan orang lain yang disebabkan karena nilai–nilai dan norma–norma yang menjadi landasan bertindak dalam suatu budaya. Celakanya, seringkali nilai–nilai dan norma yang dianut oleh suatu masyarakat atau suatu komunitas bertentangan dengan nilai-nilai atau norma yang dianut oleh komunitas lain. Perbedaan inilah yang seringkali menimbulkan misscommunication. Oleh karena itu,pemahaman tentang komunikasi antar budaya menjadi satu hal yang urgent yang harus dipahami oleh seorang Public Relations. Seorang Public Relations harus menambah pengetahuannya tentang bermacam-macam budaya berdasarkan nilai,norma, dan falsafah hidup yang dimiliki oleh suatu budaya. Hal ini bertujuan untuk mengurangi ketidakpastian yang sering muncul akibat perbedaan budaya,perbedaan antar budaya yang satu dengan budaya yang lainnya. Pengetahuan yang luas tentang bermacam-macam latar belakang budaya yang dimiliki oleh seorang Public Relations akan membantu dia untuk meminimalisasikan konflik-konflik yang mungkin muncul dalam komunikasi antar budaya ini. Kelima, seorang Public Relations harus mampu berkomunikasi dengan baik, yaitu mampu menjelaskan segala sesuatu dengan jernih, jelas dan lugas baik secara lisan maupun tulisan bahkan secara visual. Keenam,pandai mengorganisir segala sesuatu. Persyaratan keenam ini merupakan persyaratan manajerial yang harus dimiliki oleh setiap Public Relations. Untuk melakukan perencanaan dan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
16
melaksanakanya dalam kehidupan organisasi, seorang Public Relations dituntut memiliki kemampuan dalam mengorganisir segala sesuatu yang berhubungan dengan efektivitas penyampaian pesan. Ketujuh, memiliki intergritas personal baik dalam profesi maupun dalam kehidupan pribadi. intergritas personal ini dibutuhkan untuk membangun citra yang baik tentang Public Relations itu sendiri. Nalarnya, kalau seorang Public Relations itu memiliki citra yang kurang baik, mana mungkin dia akan dapat membangun citra yang positif tentang perusahaan atau institusi dimana dia berada. Oleh karena itu pembangunan citra harus dimulai dari dalam diri individu Public Relations terlebih dahulu. Kedelapan, punya imajinasi yang kuat. Persyaratan kedelapan ini sangat dibutuhkan ketika seorang Public Relations harus menyampaikan pesan-pesan komersial atau pesan-pesan layanan masyarakat kepada stakeholder. Imajinasi yang kuat dibutuhkan untuk membuat pesan yang kreatif yang menarik perhatian audience sehingga pesan tersebut menjadi efektif. Kesembilan,serba tahu yaitu memiliki akses yang tinggi terhadap informasi. Diharapkan,seorang Public Relations adalah sumber informasi bagi semua pihak, baik itu pihak internal maupun pihak eksternal. Oleh karena itu,seorang Public Relations dituntut untuk memiliki akses yang tinggi terhadap informasi. Banyak membaca, membuka internet dan berdiskusi dengan orang lain menjadi solusi untuk menambah wawasan dan pengetahuan sehingga memiliki akses yang tinggi terhadap informasi.9
9
Darmastuti,Rini,Etika PR dan E-PR,Gava Media,Yogyakarta, 2007,hal7-11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
17
Secara garis besar, tujuan Public Relations itu menyangkut 3 hal, yaitu : 1. Reputasi dan citra. Tugas Public Relations tidak lepas dari reputasi dan citra, dengan asumsi bahwa dengan citra yang positif akan berkaitan dengan semakin tingginya akses publik terhadap ‘output’ dari perusahaan tersebut. 2. Jembatan komunikasi. Public Relations menjadi komunikator dan mediator organisasi dengan lingkungannya. 3. ‘Mutual benefit relationship’, yaitu Public Relations harus menjalin kepada publik bahwa perusahaan berada didalam operasinya memiliki niat baik dalam berbisnis yang diwujudkan dalam tanggung jawab sosial dan
diekspresikan
melalui
hubungan
yang
baik
dan
saling
menguntungkan diantara perusahaan dan publiknya. 10 Public Relations (PR) adalah fungsi manajemen yang membagun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang memengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut. 11 Definisi PR menempatkan PR sebagai sebuah fungsi manajemen, yang berarti bahwa manajemen di semua organisasi harus memerhatikan PR. Definisi ini juga mengidentifikasikan pembentukan dan pemeliharaan hubungan baik yang saling menguntungkan antara organisasi dengan publik sebagai basis moral dan etis dari profesi PR. Pada saat yang sama, definisi ini mengemukakan kriteria untuk menentukan apa itu PR dan apa yang bukan PR.
10 11
Ibid hal 16 Cultip,Scott M, Effective Public Relations, Kencana Prenada Media Group,2006,hal 6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
18
Dalam kebanyakan agen nonprofit, Public Relations bertujuan untuk : 1. Mendefinisikan
atau
memberi
“brand”
organisasi,
mendapat
penerimaan misinya dan melindungi reputasinya. 2. Mengembangkan saluran komunikasi dengan pihak pihak yang dilayani organisasi. 3. Menciptakan dan memelihara iklim yang baik untuk mengumpulkan dana. 4. Mendukung pengembangan dan pemeliharaan kebijakan publik yang cocok untuk misi organisasi. 5. Memberi informasi dan motivasi konstituen organisasional utama (seperti karyawan,sukarelawan dan komisaris) untuk mengabdikan diri mereka dan berkerja secara produktif dalam mendukung misi,tujuan dan sasaran organisasi. 12 Public Relations pemerintah berbeda dengan Public Relations perusahaan atau instutisi swasta. Public Relations institusi atau perusahaan swasta ketika membangun image positif tentang perusahaan atau institusi tempat Public Relations itu berkerja mempunyai tujuan untuk komersialisasi. Dengan kata lain, tujuan utama membangun image ini adalah peningkatan penjualan atau provit. Public Relations pemerintah tidak memiliki kepentingan komersial dan bisnis. Tidak ada tujuan provit yang diemban oleh Public Relations pemerintah karena tidak ada sesuatu yang diperjualbelikan atau transaksi tidak terjadi baik bentuk produk barang maupun jasa pelayanan yang ditawarkan kepada pihak
12
Ibid ,hal 507
http://digilib.mercubuana.ac.id/
19
yang membutuhkan secara komersial. Fungsi dan tugas Public Relations dilembaga pemerintah menekankan pada bentuk public service atau public utilities demi kepentingan pelayanan umum (masyarakat). Berdasarkan pada public service atau public utilities demi kepentingan pelayanan umum (masyarakat), Public Relations Pemerintah mempunyai fungís pokok: 1.
Mengamankan kebijaksanaan dan program kerja pemerintah yang diwakilinya.
2.
Memberi pelayanan,menyebarluaskan pesan-pesan informasi mengenai kebijaksanaan hingga mampu mensosialisasikan.
3.
Menjadi komunikator sekaligus mediator yang proaktif dalam upaya menjebatani kepentingan instansi pemerintah dan masyarakat.
4.
Berperan serta secara aktif dalam menciptakan iklim yang kondusif dan dinamis demi mengamankan stabilitas dan program pembangunan baik jangka panjang maupun pendek Bentuk pelayanan yang sering dilakukan dalam tugas ke-Public Relations-
an pemerintah ada bermacam-macam, mulai dari bidang layanan kesehatan sampai bidang layanan politik. Secara rinci bidang pelayanan tersebut adalah: 1.
Bidang pelayanan hukum.
2.
Bidang pelayanan keagamaan
3.
Bidang seni dan budaya
4.
Lembaga yayasan bidang pelayanan pendidikan dan pelatihan ketrampilan
5.
Bidang profesi kesehatan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
20
6.
Bidang profesi pelayanan sosial
7.
Humas di lembaga BUMN
8.
Bidang profesi organisasi politik
9.
LSM Public Relations pemerintah mempunyai peran yang sangat besar dalam
sistem penyelenggaraan pemerintahaan. Ada dua peran yang dimainkan oleh Public Relations pemerintah yaitu peran taktis (jangka pendek) dan peran strategis (jangka panjang). Dalam peran taktis (jangka pendek), Public Relations pemerintah berupaya memberikan pesan-pesan dan informasi yang efektif kepada masyarakat sebagai khalayak sasaran. Harapannya dengan komunikasi yang efektif dapat memotivasi rakyat dan mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap rakyat melalui pesanpesan yang mereka sampaikan. Dalam peran strategis (jangka panjang), Public Relations pemerintah berperan aktif dalam proses pengambilan keputusan, dalam memberikan sumbang saran, gagasan dan ide yang kreatif secara cemerlang untuk mensukseskan program lembaga yang bersangkutan. Tugas ini bukanlah tugas yang mudah bagi seorang Public Relations pemerintah. Oleh karena itu,ada beberapa syarat kemampuan yang harus dimiliki oleh Public Relations pemerintah. Syarat-syarat tersebut adalah : 1.
Mampu mengamati dan menganalisa persoalan yang berhubungan dengan instansinya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
21
2.
Kemampuan melakukan komunikasi timbal balik.
3.
Kemampuan untuk mempengaruhi dan menciptakan pendapat umum (opini publik).
4.
Kemampuan menjalin hubungan baik
2.3
Opini Publik Menurut Dra. Djoenaesih.S.Sunarjo,SU dalam bukunya Opini Publik,
terbitan Liberty Yogyakarta,(1997), ciri-ciri opini itu adalah: 1. Selalu diketahui dari pernyataan-pernyataannya, 2. Merupakan sintesa atau kesatuan dari banyak pendapat, 3. Mempunyai pendukung dalam jumlah besar. Opini dapat dinyatakan secara aktif atau pasif, verbal (lisan) dan baik secara terbuka dengan melalui ungkapan kata-kata yang dapat ditafsirkan dengan jelas, maupun melalui pilihan kata yang halus atau diungkapkan secara tidak langsung, dan dapat diartikan secara konotatif atau persepsi (personal). Opini, dapat dinyatakan melalui prilaku, sikap tindak, mimik muka atau bahasa tubuh (body language) atau berbentuk simbol-simbol tertulis,berupa pakaian yang dikenakan,makna sebuah warna, misalnya warna hijau, kuning dan merah serta lainnya dalam komunikasi politik mewakili lambing-lambang OPP (Organisasi Peserta Pemilu) tertentu lain sebagainya. Untuk memahami opini seseorang dan publik tersebut, menurut R.P.Abelson (1968) bukanlah perkara mudah, karena mempunyai kaitan yang erat dengan:
http://digilib.mercubuana.ac.id/
22
1. Kepercayaan mengenai sesuatu (belief) 2. Apa yang sebenarnya dirasakan atau menjadi sikapnya (attitude) 3. Persepsi (perception), yaitu suatu proses memberikan makna, yang berakar dari berbagai faktor, yakni : a. Latar belakang budaya, kebiasaan dan adat istiadat yang dianut seseorang atau masyarakat. b. Pengalaman masa lalu seseorang/kelompok tertentu menjadi landasan atau pendapat atau pandangan. c. Nilai-nilai yang dianut (moral,etika,dan keagamaan yang dianut atau nilai-nilai yang berlaku di masyarakat). d. Berita-berita,dan pendapat-pendapat yang berkembang yang kemudian
mempunyai
pengaruh
terhadap
pandangan
seseorang. Bisa diartikan berita-berita yang dipublikasikan itu dapat sebagai pembentuk opini masyarakat.13 Opini dapat dinyatakan secara aktif maupun pasif, dan verbal serta terbuka melalui kata-kata yang dapat ditafsirkan dengan jelas, bisa juga melalui pilihan kata-kata yang dapat ditafsirkan dengan jelas, bisa juga melalui pilihan-pilihan kata yang tersamar dan tidak secara langsung, sehingga dapat diartikan sebagai konotatif. Untuk memahami opini seseorang atau publik tersebut, maka seorang PRO (Pejabat Humas) harus mengevaluasi secara berkala tentang opini yang sedang beredar dalam segmen-segmen publiknya. Sedangkan opini publik atau 13
Rosady,ruslan,Manajemen Publik Relations & Media Komunikasi Konsepsi dan Aplikasi,Raja grafindo Persada,Hal 65.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
23
perorangan tersebut, menurut R.P.Abelson, dalam bukunya berjudul computers, Polls and Public Opinion, (1968) yaitu berkaitan erat dengan sikap mental (attitude), tingkah laku (behaviour), persepsi (perception), dan hingga kepercayaan tentang sesuatu (belief). Sedangkan opini (opinion) tersebut secara garis besar definisinya adalah apa yang dinyatakan oleh seseorang dalam menjawab suatu pertanyaan. What the individual says or puts on a questionnaire. Kegiatan utama Public Relations, yaitu berkomunikasi dalam membentuk relasi, sedangkan prinsip utama dari komunikasi adalah bertujuan melakukan perubahan sikap,pendapat,sifat,perilaku dan perubahan sosial, maka sebelum kita pahami pengertian Public Relations secara definitif, ada baiknya kita pahami dulu pengertian opini public sebagai dasar terwujudnya perubahan sikap,sifat,dan perilaku seseorang atau orang banyak itu. Opini publik di sini dimaksudkan sebagai terjemahan dari public opinion. Kita terpaksa menggunakan istilah tersebut karena belum ada kepastian yang membuktikan bahwa public opinion itu sama dengan pendapat umum. Justru dalam bahasa inggiris kita menjumpai istilah general opinion yang dalam kamus diterjemahkan pula menjadi pendapat umum. Demikian pula dari bermacam-macam definisi yang dikemukaan para ahli tidak membuktikan adanya persamaan pengertian dari kedua istilah itu. 14 Opini Publik adalah Sekumpulan pandangan individu terhadap isu yang sama.15 Opini publik yang dimaksudkan dengan persoalan atau issue di sini ialah yang mengandung pro dan kontra, setuju atau tak setuju. Karena ciri pro kontra itulah, maka suatu opini selalu mengenai ojek yang dapat menimbulkan tanggapan 14
Suhandang,Kustadi, Public Relations Perusahaan: Kajian,Progam, dan Implementasi,Yayasan Nuansa Cendekia,2004,hal 35 15 Cultip,Scott M, Effective Public Relations, Kencana Prenada Media Group,2006,hal 239
http://digilib.mercubuana.ac.id/
24
yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan (favorable or unfa-vorable responses).16 Sebaiknya kita sepakat dulu bahwa opini bermuara pada suatu isu. Opini publik adalah suatu istilah yang sudah umum dikenal masyarakat, bahkan ada yang melukiskan bahwa opini publik itu merupakan suatu sikap bersama atau suasana hati masyarakat. Isu merupakan salah satu unsur opini publik. Isu dapat didefinisikan sebagai “suatu kondisi kontenporer, di mana mungkin terdapat ketidaksepakatan”. Isu menarik untuk dibicarakan oleh orangorang yang terlibat atau menaruh minat. Mereka yang menghadapi isu yang kontroversi terikat sementara untuk mencari jalan pemecahannya. Isu itu dapat berupa orang, misalnya public figure seperti penjabat, senator, ratu, tempat, peristiwa, gagasan, produk misalnya mie instan, kebijaksanaan dan sebagainya. Atau dengan kata lain segala sesuatu yang berkaitan dengan kebutuhan hidup manusia. Isu dalam opini publik paling tidak harus mengandung kontroversial di dalamnya. Isu yang kontroversial yaitu yang bersifat menimbulkan perbedaan pendapat. Opini publik biasanya diungkapkan setelah terjadinya pertentangan, pertikaian dan perdebatan mengenai suatu isu kontroversial yang menyangkut sistem nilai,doktrin,kesejahteraan sebuah kelompok. Isu tentang beberapa hal yang merupakan suatu situasi, atau kejadian yang mengancam akan menggangu adat istiadat dalam sebuah kelompok, atau yang dapat menimbulkan krisis atau pertentangan yang menyebabkan munculnya opini 16
Uchjana,Onong,Hubungan Masyarakat,Remaja Rosdakarya, Bandung, Desember, 2006 hal 87
http://digilib.mercubuana.ac.id/
25
publik. Untuk setiap isu, public yang berkepentingan akan memisahkan dirinya pada sudut pandang yang berbeda,walaupun perbedaan tersebut tidak perlu bertentangan satu sama lainnya. Pandangan yang berbeda dari individu-individu menunjukkan kompleksnya permasalahan. Dan Nimmo dalam komunikasi Politik mengemukakan karakteristik opini publik sebagai berikut : 1. Bahwa opini Publik memiliki a. Isi (tentang isu atau suatu objek) b. Arah (percaya tidak percaya,mendukungmenentang dan sebagainya) c. Intensitas (kuat, sedang, atau lemah) 2. Opini publik mengandung kontroversi, artinya sesuatu yang tidak disepakati oleh seluruh rakyat, ada yang sepakat dan ada yang tidak sepakat, atau mengandung pertentangan. 3. Opni publik mempunyai volume. Berdasarkan kenyataan bahwa kontroversi itu menyentuh semua orang yang merasakan konsekuensi langsung dan tak langsung, meskipun mereka bukan pihak pada pertikaian semula. Sedikit banyaknya orang yang terlibat dan tertarik dengan isu kontroversi. 4. Opini publik relative tetap. Terjadi dalam kurun waktu yang tidak ditentukan berapa lama. Opini publik yang menghasilakan kontroversi sering bertahan agak lama bisa dilihat dari unsur-unsur budanya (norma) nilai yang melandasi pendapatnya. Opini publik tentang sesuatu isu selalu spesifik bagi waktu dan tempat tertentu. Keharusan ini sejalan dengan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
realisasi bahwa proporsi orang yang mengamati perselisihan itu, merumuskan opini pribadi dan bersedia mengungkapkannya di depan umum bervariasi dari tempat ke tempat dari waktu ke waktu. 5. Opini publik penampilannya pluralis artinya opini publik tidak identik dengan opini-opini lainya. Opini publik adalah pengungkapan kolektif dari kepercayaan, nilai dan pengharapan personal yang tampil melalui saling pengaruh dari ketiga menifestasinya. Jika kita memperhatikan opini publik sepenuhnya,kita harus memperhatikan objek,tempat,waktu tertentu yang membentuk konteks opini publik dan juga opini-opini lainya.17 George
Carslake
Thomson,
menyebutkan
tiga
sebab
yang
melatarbelakangi perbedaan pendapat khusus terhadap peristiwa-peristiwa publik yang terjadi pada suatu Negara yaitu: perbedaan pendapat terhadap fakta, perbedaan estimasi tentang cara mencapai tujuan yang lebih baik, penghayatan yang berbeda tentang cara mencapai tujuan yang hendak dicapai.18 Beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar sosiologi,psikologi dan komunikasi tentang opini publik,menunjukan beberapa unsur opini publik yang membedakan dengan opini yang lainnya. Berdasarkan unsur-unsur yang terkandung dalam definisi opini publik dapatlah ditentukan karakteristik opini publik yaitu: 1. Adanya isu yang kontroversial. 2. Adanya publik yang secara sepontan terpikat pada isu dan melibatkan diri didalamnya, dan berusaha untuk memberikan pendapatnya. 17 18
Soemirat dkk, Opini Publik, Universitas Terbuka, Jakarta, November, 2004 hal 4.6 Ibid , Hal 4.3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
27
3. Adanya kesempatan untuk bertukar pikiran atau berdebat mengenai masalah yang kontroversial oleh suatu publik. 4. Adanya
interaksi
antara
“individu-individu”
dalam
publik
yang
menghasilkan suatu pendapat yang bersifat kolektif dan diekspresikan. Masalah kontroversial di dalam masyarakat muncul karena adanya berbagai pendapat yang bertentangan. Hal ini menyebabkan kontroversi dalam menghadapi isu adalah : (1) Setuju atau tidak setuju tentang fakta (2) Perbedaan perkiraan tapi tak berbeda dalam pandangan (3) Mempunyai sumber yang berbeda19
2.4 Citra Citra adalah tujuan utama dan sekaligus merupakan reputasi dan prestasi yang hendak dicapai bagi dunia hubungan masyarakat (kehumasan) atau public relations. Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara baik atau buruk. Seperti penerimaan dan tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan masyarakat luas pada umumnya.20 Penilaian atau tanggapan masyarakat tersebut dapat berkaitan dengan timbulnya rasa hormat (respek), kesan-kesan yang baik dan menguntungkan terhadap suatu citra lembaga atau organisasi atau produk barang dan jasa pelayanannya yang diwakili oleh pihak Humas/PR. Biasanya landasan citra itu 19
Ibid ,Hal 4.9 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations Dan Media Komunikasi, Jakarta, PT.RajaGrafindo Persada, 2007, hal.74. 20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
28
berakar dari “nilai-nilai kerpercayaan” yang kongkret diberikan secara individual dan merupakan pandangan atau persepsi. Proses akumulasi dari amanah kepercayaan yang telah diberikan oleh individu-individu tersebut akan mengalami suatu proses cepat atau lambat untuk membentuk suatu opini publik yang lebih luas, yaitu sering dinamakan citra (image).21 Citra dari suatu lembaga atau organisasi dan bentuk pelayanan jasa dan lain sebagainya yang hendak dicapi oleh Humas (public relations) dalam sistem informasi terbuka pada era serba kompetitif tersebut intinya tidak terlepas dari bentuk kualitas jasa pelayanan yang telah diberikan, nilai kepercayaan yang merupakan “amanah” dari publiknya, serta goodwill (kemauan baik) yang ditampilkan oleh lembaga atau perusahaan yang bersangkutan.22 Menurut Dosen Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Unikom, Gumgum Gumilar, S.Sos., M.Si. Cara memperoleh citra yang baik adalah 1.
Menciptakan Public Understanding (pengertian public). Pengertian belum berarti persetujuan/penerimaan, persetujuan belum berarti penerimaan. Dalam hal ini publik memahami organisasi/perusahaan/instansi apakah itu dalam hal produk/jasanya, aktivitas-aktivitasnya, reputasinya, perilaku manajemennya, dsb.
2.
Public Confidence (adanya kepercayaan publik terhadap organisasi kita). Publik
percaya
bahwa
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
organisasi/perusahaan/instansi adalah benar adanya apakah itu dalam hal
21 22
Ibid. Ibid hal.76.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
29
kualitas produk atau jasanya, aktivitas-aktivitas yang positif, reputasinya baik, perilaku manajemennya dapat diandalkan, dsb. 3.
Public Support (adanya unsur dukungan dari publik terhadap organisasi kita) baik dalam bentuk material (membeli produk kita) maupun spiritual (dalam bentuk pendapat/fikiran untuk menunjang keberhasilan perusahaan kita).
4.
Public Cooperation (adanya kerjasama dari publik terhadap organisasi kita) jika ketiga tahapan di atas dapat terlalui maka akan mempermudah adanya kerjasama dari publik yang berkepentingan terhadap organisasi kita guna mencapai keuntungan dan kepuasan bersama. Tugas pokok Public Relations adalah menciptakan citra positif
perusahaannya di mata publiknya. Citra positif dapat terbentuk bila publik mempunyai persepsi yang positif terhadap perusahaan. Persepsi ini harus lengkap dan tidak sepotong-sepotong. Agar hal tersebut dapat dicapai, maka publik harus dalam kondisi kecukupaan informasi (well-informed) tentang perusahaan. Artinya, tidak ada kesenjangan informasi antara perusahaan dengan publiknya dan begitu juga sebaliknya. Oleh karena itu PR dituntut menjaga arus informasi agar berjalan dua arah dan timbal balik.23 Citra instansi atau perusahaan bukan hanya dilakukan seorang PR, tetapi perilaku seluruh unsur lembaga atau perusahaan (karyawan, pimpinan, dan lainnya) ikut andil dalam pembentukan citra, karena citra adalah gambaran yang ada dalam benak publik tentang lembaga. Atau dapat diartikan Citra yaitu persepsi 23
Rachmat Kriyantono, Public Relations Writing; Media Public Relations Membangun Citra Korporat, Jakarta, Kencana Prenada Media Group, 2008, hal.39.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
30
publik tentang lembaga atau instansi menyangkut pelayanan, kualitas produk, budaya perusahaan, perilaku perusahaan, atau perilaku individu-individu dalam perusahaan dan lainnya.
http://digilib.mercubuana.ac.id/