BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian Baruwadi (2004), dengan judul “Strategi Pengembangan Agroindustri Jagung Di Provinsi Gorontalo dengan Pendekatan SWOT” dengan hasil penelitian SWOT ini, Baruwadi menyatakan bahwa strategi Provinsi Gorontalo yang perlu ditempuh adalah antara lain sebagai berikut : 1. Strategi keberlanjutan suplai jagung dengan pengembangan industri benih baik yang diusahakan oleh pemerintah maupun swasta, kemudian diperlukann kembali pemetaan wilayah jadwal tanam dengan memperhatikan faktor iklim dan diperlukan memproduksi jagung yang berkualitas dengan kadar air 17 persen melalui penanganan pasca panen yang baik. 2. Strategi penetapan jenis industri : alternatif yang memungkinkan Provinsi Gorontalo menjadi
supplier jagung bagi industri-industri pakan ternak
kemudian diintegrasikan dengan industri minyak jagung yang diolah, dan industri sirup maupun ethanol. 3. Strategi Pemasaran Provinsi ini memerlukan pusat informasi pasar baik yang bersifat elektronik maupun yang berbentuk institusi perkantoran agar menjadi salah satu pintu informasi untuk melayani stakeholder eksternal maupun internal terkait dengan jagung, mulai dari benih jagung, jagung pipil, sampai produk olahan jagung. Sejalan dengan penelitian Baruwadi (2004), Lakoy (2009),dalam penelitiannya dengan judul “Strategi Pengembangan Komoditas Kentang Di Kabupaten Minahasa Selatan”hasil strategi yang didapat ialah strategi petumbuhan kekuatan dan peluang dimana memanfaatkan lokasi Kabupaten Minahasa Selatan yang strategis untuk melakukan pemasaran kentang, status kepemilikan lahan dan tingkat kesuburan tanah dalam pengembangan potensi
wilayah untuk tanaman kentang, benih lokal dengan menggunakan perkembangan teknologi dan informasi, waktu panen yang bisa dilakukan setiap bulan untk memenuhi kebutuhan pasar, melakukan penanaman sepanjang tahun karena kondisi agroklimat yang mendukung dan sumber daya manusia Dinas Pertanian dan Peternakan peka terhadap perkembangan teknologi informasi baru serta memanfaatkan program-program pemerintah untuk memperkuat pemasaran komoditas kentang di Kabupaten Minahasa Selatan. Firman (2002), melakukan kajian mengenai Strategi Pengembangan Agribisnis Sapi Potong di Kawasan Sentra Produksi Koto Hilalang, Kabupaten Agam Propinsi Sumatera Barat. Penelitian ini dilakukan untuk menyusun dan merumuskan implikasi strategi yang tepat bagi kawasan sentra produksi Koto Hilalang. Melalui kombinasi matriks IFE, EFE, dan matriks SWOT maka diperoleh beberapa alternatif strategi, yaitu dengan hasil analisis AHP diketahui prioritas strategi adalah pengembangan investasi/modal usaha dan kerjasama penguatan kelompok peternak sapi di kawasan produksi Koto Hilalang. Mahmuri (2005), melakukan penelitian mengenai Analisis Situasi dan Kebijakan
Ketahanan
Pangan
di
Kabupaten
Administrasi
Kepulauan
Seribu.Dengan hasil analisis yang diperoleh yaitu, konsumsi pangan tingkat rumahtangga di Kepulauan Seribu masih di bawah kecukupan yang dianjurkan baik dari sisi kuantitas AKE maupun kualitas skor PPH. Masih rendahnya pencapaian situasi ketahanan pangan di Pulau Panggang dan Pulau Untung Jawa yang ditandai oleh rendahnya konsumsi pangan dan tingginya harga pangan merupakan dampak dari kebijakan ketahanan pangan yang belum optimal. Hal ini tercermin dalam rendahnya perhatian pemerintah dalam mensosialisasikan berbagai peraturan tentang pangan, rendahnya strategi advokasi dan implementasi kebijakan ketahanan pangan serta lemahnya fungsi koordinasi dan optimalisasi pemanfaatan kelembagaan pangan yang ada. Sukari (2009), mengkaji tentang Strategi Pengembangan Kebijakan dan Program Ketahanan Pangan Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu. Berdasarkan hasil analisis AHP diperoleh rekomendasi kebijakan operasional ketahanan pangan, yaitu: prioritas pertama adalah pengembangan kapasitas
distribusi pangan dengan cara meningkatkan efisiensi sistem distribusi pangan. Prioritas kedua adalah peningkatan kualitas SDM, prioritas ketiga peningkatan pemberdayaan dan partisipasi masyarakat, prioritas keempat pengembangan dan peningkatan intensitas jaringan kerjasama, prioritas kelima pengembangan diversifikasi dan konsumsi pangan, prioritas keenam pembangunan sistem cadangan pangan, dan prioritas ketujuh peningkatan kelembagaan pangan. Analia (2009), juga melakukan penelitian mengenai Analisis Diversifikasi Konsumsi Pangan Rumahtangga di Sumatera Barat Menuju Pola Pangan Harapan (PPH). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui diversifikasi konsumsi pangan rumahtangga dan variabel-variabel yang mempengaruhinya di Sumatera Barat. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi pangan rumahtangga belum seimbang dan beragam dengan skor PPH baru mencapai 67,72 dari skor maksimal 100. Tingkat pendapatan, jumlah anggota rumahtangga dan pendidikan istri merupakan faktor-faktor yang signifikan terhadap pola diversifikasi konsumsi pangan rumah tangga. Mahfi (2009), melakukan kajian mengenai Analisis Situasi Pangan dan Gizi untuk Perumusan Kebijakan Operasional Ketahanan Pangan dan Gizi Kabupaten Lampung Barat.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis situasi ketahanan pangan dan lingkungan strategis yang mempengaruhinya serta penyusun kebijakan operasional ketahanan pangan. Hasil penelitian menunjukkan kondisi distribusi pangan, konsumsi pangan dan status gizi yang menjadi permasalahan lingkungan
ketahanan strategis
pangan ketahanan
di
Kabupaten
pangan
Lampung
berada
pada
Barat.Kondisi kuadran
II
(diversifikasi).Rekomendasi strategi yang dihasilkan yaitu pengembangan SDM, pengembangan teknologi budidaya dan pengolahan pangan, pengembangan sarana prasarana pertanian, pengembangan lumbung pangan, kompetensi aparat daerah, peningkatan pelayanan kesehatan, dan penanganan kemiskinan.
2.2 Padi Padi merupakan tanaman yang sangat penting bagi petani dataran dan persawahan.Selain mendatangkan penghasilan yang lebih besar daripada tanaman hortikultura, hasil panen padi beras jika sudah diolah bisa disimpan lebih lama sampai harga jualnya meningkat. Menurut Sugeng (2001), padi merupakan tanaman dikotil yang bersifat semusim dan berbentuk semak/herba. Batang panjang yang berada di atas permukaan tanah ada yang berwarna hijau tua.Akan tetapi, warna batang ini juga dipengaruhi oleh umur tanaman dan keadaan lingkungan. Pada kesuburan tanah yang lebih baik atau lebih kering biasanya warna batang tanaman yang lebih tua akan lebih menyolok. Bagian bawah batangnya bisa berwarna kuning.Sedangkan batang tanaman muda tidak diari sehingga tidak terlalu kuat dan mudah roboh. Sedangkan menurut Hartoyo (2009), Padi dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik bila ditanam pada kondisi lingkungan yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya.Keadaan iklim dan tanah merupakan hal penting yang perlu diperhatikan, di samping faktor penunjang lainnya.Tanaman padi membutuhkan genangan air yang cukup sehingga bisa hidup dengan subur. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun sekitar 1500 -2000 mm. Suhu yang baik untuk pertumbuhan tanaman padi 23 °C. Tinggi tempat yang cocok untuk tanaman padi berkisar antara 0 -1500 m dpl. Teknik bercocok tanam yang baik sangat diperlukan untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan.Hal ini harus dimulai dari awal, yaitu sejak dilakukan persemaian sampai tanaman itu bisa dipanen. Dalam proses pertumbuhan tanaman hingga berbuah ini harus dipelihara yang baik, terutama harus diusahakan agar tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit yang sering kali menurunkan produksi. Adapun hama dan penyakit menyerang tanaman padi sawah yaitu
penggerek batang padi, penggerek batang padi kuning
Wereng batang punggung putih wereng coklat, wereng hijau, lembing hijau,
walang sangit, lalat bibit , ulat tentara/ulat grayak, tikus sawah, blas daun hawar daun bakteri (Hartoyo, 2009). Padi termasuk dalam family Poaceao.Padi beras dapat dibedakan atas dua macam. Antara lain sbb: a.
Padi sawah, yaitu tanaman padi yang dalampertumbuhannya memerlukan air. Padi ini ditanam di tanah persawahan.
b.
Padi kering, yaitu tanaman padi yang dalam pertumbuhannya tidak memerlukan air (dalam arti air genangan seperti sawah). Dilihat dari umur panennya, ada yang disebut padi sawah tergantung pada
jenis atau varietas padi yang ditanam. Tapi di Gorontalo khususnya di Kabupaten Bone Bolango Kecamatan Tilongkabila umur panen padi sawah panen 150 hari. Selain itu padi juga dapat digolongkan berdasarkan varietas.(Sugeng, 2001).
1.3 Strategi Menurut Moeheriono (2012), salah satu kunci keberhasilan suatu perusahaan adalah tergantung pada kinerja Sumber Daya Manusia (SDM), yang secara langsung atau tidak langsung memberikan kontribusi pada perusahaan, yang meliputi pemangku kepentingan eksternal (stakeholders) dan kepentingan internal (karyawan) yang memiliki oleh perusahaan. Untuk memperoleh kinerja optimal dari keberadaan karyawan dalam perusahaan tersebut maka perusahaan perlu menetapkan strategi yang tepat dan terarah, yaitu dengan memikirkan bagaimana mengelola karyawan agar mau mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan secara bersama-sama. Sehingga berdasar dari hal ini strategi hendaklah berorentasi pada tujuan, yaitu menyamakan persepsi antara tujuan yang akan dicapai oleh perusahaan dengan tujuan yang ingin dicapai oleh karyawan yang bekerja. Kepentingan tujuan perusahaan dan tujuan karyawan tidak dapat dipisahkan karena berada dalam satu kesatuan kebersamaan yang utuh. Sedangkan menurut Hunger dan Wheelen (2003),strategi sebagai cara untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi bisnis bisa berupa perluasan geografis, diversifikasi, akusisi, pengembangan produk, penetrasi pasar,
rasionalisasi karyawan, divestasi, likuidasi dan joint venture.Sedangkan manajemen strategis dapat didefinisikan sebagai seni dan pengetahuan dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusan-keputusan lintas fungsional yang memungkinkan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya.Strategi merupakan alat yang sangat dibutuhkan untuk mencapai tujuan di masa depan yang tidak pasti dan tidak jelas. Strategi berusaha mengangkat kemampuan potensial untuk dapat beradaptasi terhadap perubahan-perubahan lingkungan dengan meminimalkan kemungkinan kegagalan dan memaksimalkan keberhasilan dalam mencapai tujuan.
2.4 Perencanaan Strategik Dalam pembuatan strategi dibutuhkan perencanaan untuk menjamin keberhasilan suatu strategi. Menurut Moeheriono (2012), hal ini bisa dilihat dari perencanaan strategik dalam renstra yang dicanangkan oleh organisasi perusahan maupun organisasi publik (pemerintah). Penetapan visi, misi, dan tujuan merupakan petunjuk ke mana organisasi tersebut akan bergerak. Penetapan arah tertentu merupakan bagian terpenting dari proses atau langkah dalam manajemen sebuah organisasi. Misi organisasi merupakan salah satu legitimasi eksistensi visi atau keberadaan organisasi yang terkandung di dalamnya.Misi organisasi diringkas dalam bentuk satu persyaratan visi organisasi.Misi organisasi menetapkan arah yang bersifat umum, sedangkan tujuan organisasi mempertajam fokus terhdap target-target yang lebih spesifik dan nyata. Mashun et al. (2007), Perencanaan strategik adalah proses sistematik yang ditujukan untuk menghasilkan tindakan dan keputusan-keputusan mendasar sebagai pedoman dan panduan organisasi dalam menjawab pertanyaan apa yang harus dilakukan dan mengapa melakukan aktivitas tertentu. Secara lebih eksplisit dapat dikatakan bahwa perencanaan strategi merupakan proses penentuan tujuan organisasi dan strategi untuk mencapainya dengan memperhatikan lingkungan internal dan eksternal.
Perencanaan strategi ini membutuhkan informasi yang kompleks, luas, dan komprehensif dengan lebih menekankan pada implikasi-implikasi di masa yang akan datang. Informasi yang handal baik berasal dari internal dan eksternal akan membantu organisasi merumuskan perencanaan strategi ini benar-benar berfungsi sebagai pedoman dan panduan organisasi. Perencanaan strategi yang baik (jelas dan terarah) sangat bermanfaat bagi organisasi dalam memfasilitasi komunikasi dan partisipasi, mengakomodasi berbagai perbedaan kepentingan, dan pengambilan keputusan analitis. Rangkuti (2006), menyatakan bahwa perencanaan strategi pada dasarnya adalah proses analisis, perumusan dan evaluasi strategi-strategi suatu institusi. Tujuan utama perencanaan strategik adalah untuk melihat secara objektif kondisikondisi internal dan eksternal sehingga dapat mengantisipasasi perubahan lingkungan eksternal. Ini merupakan perencanaan yang berorientasi masa depan dan berupaya membangun persepektif masyarakat tentang kebutuhan daerah, berupa penggunaan sumberdaya dengan perencanaan jangka panjang dan berskala besar.
2.5Lingkungan Internal dan Eksternal Langkah pertamaperusahaan dalam menghadapi lingkungan eksternal adalah pemahaman atas kapasitas dan kemampuan yang dimiliki melalui analisis lingkungan internal.Lingkungan eksternal makro maupun mikro merupakan faktor yang tidak dapat dikendalikan oleh pihak manajemen suatu organisasi, sebaliknya lingkungan internal merupakan faktor yang dapat dipengaruhi oleh pihak manajemen. Analisis internal dan eksternal menurut Hunger dan Wheelen(2003),adalah kegiatan mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan organisasi atau perusahaan dalam rangka memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman. Hal ini menjelaskan analisis internal sangat berkaitan erat dengan penilaian terhadap sumberdaya organisasi.Analisis internal dapat mencakup aspek organisasi,
keuangan, pemasaran, produksi dan operasi, sumber daya manusia dan sistem informasi manajemen. Analisis eksternal adalah kegiatan mengidentifikasi peluang dan ancaman melalui aktivitas monitoring, dan evaluasi berbagai informasi dari lingkungan di luar perusahaan.Tujuan dilakukannya analisis eksternal adalah membuat daftar terbatas mengenai berbagai peluang yang dapat menguntungkan perusahaan dan berbagai ancaman yang harus dihindari, sehingga perusahaan dapat merespon faktor-faktor eksternal tersebut dengan merumuskan strategi yang dapat memanfaatkan peluang atau untuk meminimalkan dampak dari potensi ancaman.
2.6Analisis SWOT Mengingat bahwa SWOT adalah akronim Strangths, Weaknesses, Oportunities, dan Threats dari organisasi, yang semuanya merupakan faktorfaktor strategis. Analisis SWOT menurut Hunger dan Wheelen (2003), mengidentifikasi kompetensi langka (distinctive competence) perusahaan yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimiliki oleh perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan. Kompetensi sebagai langka kadang-kadang dianggap sekumpulan kapabilitas inti (core capabilities) – kapabilitas yang secara strategis membuat perusahaan lebih berbeda .penggunaan kompetensi langka perusahaan secara tepat (kapabilitas inti) akan memberikan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Sasaran utama analisis SWOT adalah menentukan posisi strategis akibat perubahan lingkungan eksternal.Pada umumnya analisis SWOT diawali dengan memperhitungkan lingkungan eksternal (peluang dan ancaman) sebelum menganalisis lingkungan internal (kekuatan dan kelemahan).Logika ini didasarkan pada kondisi nyata bahwa organisasi hanya merespon setiap perubahan lingkungan eksternal dengan memanfaatkan sumber internal yang ada. Rangkuti (2006), menyatakan bahwa analisa SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan.Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities) namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan
(weaknesses) dan ancaman (threats).Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi dan kebijakan organisasi.
2.7 Kerangka Pemikiran Pengembangan agribisnis pedesaan perlu dilakukan secara terfokus dan terarah sesuai dengan potensi luas lahan dan unggulan lokal yang dihasilkan oleh suatu daerah, selaras dengan dokumen perencanaan organisasi (Renstra). Salah satu potensi yang sangat layak dikembangkan sesuai pengamatan di Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango adalah unggulan padi sawah. Pengembangan usahatanipadi sawah di Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango memerlukan strategi yang matang dan efektif.Untuk
mendapatkan
strategi tersebut melalui analisis SWOT . Secara skematis kerangka pemikiran strategi pengembangan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango dapat dilihat pada Gambar 1. Visi dan Misi Dinas Pertanian Kabupaten Bone Bolango
Tujuan
Indentifikasi Faktor Internal
Indentifikasi Faktor Eksternal
Analisis SWOT
Strategi Pengembangan Usahatani Padi Sawah di Kec. Tilongkabila Gambar 1. Kerangka Pemikiran Strategi Pengembangan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Tilongkabila.
2.8 Hipotesis Berdasarkan uraian diatas dapat diajukan hipotesis antara lain sebagai berikut : 1. Beragam
kekuatan,
kelemahan
dan
peluang,
ancaman
dalam
pengembangan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila. 2. Strategi pengembangan usahatani padi sawah di Kecamatan Tilongkabila adalah strategi Strenght Opportunities (SO), Strenght Threats (ST), Weakness Threats (WT), dan Weakness Opportunities (WO).