BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Tinjauan Pustaka 2.1.1
Opini Audit
Laporan audit adalah hasil akhir dari pemeriksaan seorang auditor terhadap laporan keuangan kliennya. Di dalam laporan tersebut biasanya terdiri dari tiga paragraf yaitu paragraf pengantar, pargaraf lingkup, dan paragraf pendapat. Opini audit biasanya terdapat dalam paragraf pendapat di dalam laporan auditor tersebut. Melalui opini audit, auditor dapat berkomunikasi dengan lingkungannya. Opini audit digunakan auditor untuk menyatakan pendapatnya mengenai laporan keuangan yang telah diperiksanya, dimana auditor dapat menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan auditan, dalam semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaian penyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi yang berterima umum. Opini audit harus didasarkan atas standar auditing dan temuan-temuannya (IAI, 2001:SA Seksi 508, paragraf 03). Opini audit diberikan oleh auditor melalui beberapa tahap audit. Auditor dapat memilih tipe pendapat yang akan diberikan pada laporan keuangan auditee berdasarkan setiap keadaan yang dijelaskannya. Terdapat lima tipe pendapat audit (IAI, 2001: SA Seksi 508) yaitu: 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion)
9 Universitas Sumatera Utara
Pendapat wajar tanpa pengecualian menyatakan laporan keuangan disajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Ini adalah pendapat yang dinyatakan dalam laporan auditor bentuk baku. Laporan keuangan dianggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika memenuhi kondisi berikut ini : a. Prinsip akuntansi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan. b. Perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke periode telah cukup dijelaskan. c. Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesaui dengan prinsip akuntansi berterima umum. Jika laporan keuangan menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien dan tidak terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku. 2. Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unqualified opinion report with explanatory language)
10 Universitas Sumatera Utara
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan laporan audit baku ditambah dengan bahasa penjelasan. 3. Pendapat wajar dengan pengecualian (qualified opinion) Pendapat wajar dengan pengecualian, menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, kecuali untuk dampak hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan. Hal-hal yang berhubungan dengan yang dikecualikan tersebut misalnya : a. Lingkup audit dibatasi oleh klien. b. Auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi di luar kekuasaan klien maupun auditor. c. Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum. d. Prinsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten. 4. Pendapat tidak wajar (adverse opinion)
11 Universitas Sumatera Utara
Pendapat tidak wajar menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas tertentu sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika auditor tersebut tidak dibatasi ruang lingkup auditnya, sehingga auditor tersebut dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberi pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan. 5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer of opinion) Pernyataan tidak memberikan pendapat menyatakan bahwa auditor tidak menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Keadaan yang menyebabkan auditor tidak memberikan pendapat adalah : a. Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkungan audit. b. Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan kliennya. Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar adalah pendapat tidak wajar diberikan dalam keadaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran dalam laporan keuangan klien, sedangkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat karena auditor tidak cukup memperoleh bukti mengenai 12 Universitas Sumatera Utara
kewajaran laporan keuangan auditan atau karena auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
2.1.2
Going Concern
Going concern ialah kemampuan dari sebuah badan usaha untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Menurut Gary dan Manson (2000) dalam Doris (2010), going concern adalah salah satu konsep yang paling penting yang mendasari pelaporan keuangan . Faktor-faktor
yang
dapat
menimbulkan
ketidakpastian
mengenai
kemampuan badan usaha tersebut untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya (Arens,2002 : 66) : a. Kerugian operasi atau kekurangan modal kerja yang berulang dan signifikan. b. Ketidakmampuan perusahaan untuk membayar kewajibannya ketika jatuh tempo. c. Kehilangan pelanggan utama, terjadi bencana yang tidak dijamin oleh asuransi seperti gempa bumi, banjir, atau masalah ketenagakerjaan yang tidak biasa. d. Pengadilan, perundang-undangan, atau hal-hal serupa lainnya yang sudah terjadi dan dapat membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi.
13 Universitas Sumatera Utara
Audit report dengan modifikasi mengenai going concern mengindikasikan bahwa dalam penilaian auditor terdapat resiko perusahaan tidak dapat bertahan dalam bisnis. Auditor harus mempertimbangkan hasil dari operasi, kondisi ekonomi yang mempengaruhi perusahaan, kemampuan pembayaran hutang, dan kebutuhan likuiditas di masa yang akan datang.
2.1.3
Opini Audit Going Concern
Ketika auditor menyimpulkan bahwa terdapat keraguan yang besar mengenai kemampuan dari badan usaha untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya, maka pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan harus diterbitkan. SA Seksi 341 memberikan pedoman bagi auditor tentang dampak kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya terhadap opini auditor yaitu: a. Tanggung Jawab Auditor Auditor bertanggung jawab untuk mengevaluasi apakah terdapat kesangsian besar terhadap kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam periode waktu pantas, tidak lebih dari satu tahun sejak tanggal laporan keuangan yang sedang diaudit. Jika auditor yakin bahwa terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, maka auditor tersebut harus:
14 Universitas Sumatera Utara
1. Memperoleh informasi mengenai rencana manajemen yang ditujukan untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa tersebut, dan menentukan apakah kemungkinan bahwa rencana tersebut dapat secara efektif dilaksanakan. 2. Setelah auditor mengevaluasi rencana manajemen, kemudian auditor mengambil kesimpulan apakah masih memiliki kesangsian besar mengenai kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. b. Prosedur Audit Auditor tidak perlu merancang prosedur audit dengan tujuan tunggal untuk mengidentifikasi kondisi dan peristiwa yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan,
menunjukkan
bahwa
terdapat
kesangsian
besar
mengenai
kemampuan entitas dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Berikut ini adalah contoh prosedur yang dapat mengidentifikasi kondisi atau peristiwa tersebut: 1. Prosedur analitik 2. Review terhadap peristiwa kemudian 3. Review terhadap kepatuhan terhadap syarat-syarat utang dan perjanjian penarikan utang. 4. Pembacaan notulen rapat pemegang saham, dewan komisaris, dan komite atau panitia penting yang dibentuk.
15 Universitas Sumatera Utara
5. Permintaan keterangan kepada penasihat hukum entitas tentang perkara pengadilan, tuntutan, dan pendapatnya mengenai hasil suatu perkara pengadilan yang melibatkan entitas tersebut. 6. Konfirmasi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan pihak ketiga mengenai rincian perjanjian penyediaan atau pemberian bantuan keuangan. c. Pertimbangan atas kondisi dan peristiwa Auditor dapat mengidentifikasi informasi mengenai kondisi atau peristiwa tertentu yang, jika dipertimbangkan secara keseluruhan, menunjukkan adanya kesangsian
besar
tentang
kemampuan
entitas
dalam
mempertahankan
kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. Signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa tersebut akan tergantung atas keadaan, dan beberapa diantaranya kemungkinan hanya menjadi signifikan jika ditinjau bersama-sama dengan kondisi atau peristiwa yang lain. Berikut ini adalah contoh kondisi dan peristiwa tersebut: 1. Tren negatif - sebagai contoh, kerugian operasi yang berulangkali terjadi, kekurangan modal kerja, arus kas negatif dari kegiatan usaha, rasio keuangan penting yang tidak baik. 2. Petunjuk lain tentang kemungkinan kesulitan keuangan - sebagai contoh, kegagalan dalam memenuhi kewajiban utangnya atau perjanjian serupa, penunggakan pembayaran dividen, penolakan oleh pemasok terhadap pengajuan permintaan pembelian kredit biasa, rektrukturisasi utang, 16 Universitas Sumatera Utara
kebutuhan untuk mencari sumber atau metode pendanaan baru, atau penjualan sebagian besar aktiva. 3. Masalah intern - sebagai contoh, pemogokan kerja atau kesulitan hubungan perburuhan yang lain, ketergantungan besar atas sukses projek tertentu, komitmen jangka panjang yang tidak bersifat ekonomis, kebutuhan untuk secara signifikan memperbaiki operasi. 4. Masalah luar yang telah terjadi - sebagai contoh, pengaduan gugatan pengadilan, keluarnya undang-undang, atau masalah-masalah lain yang kemungkinan membahayakan kemampuan entitas untuk beroperasi; kehilangan franchise, lisensi atau paten penting; kehilangan pelanggan atau pemasok utama; kerugian akibat bencana besar seperti gempa bumi, banjir, kekeringan, yang tidak diasuransikan atau diasuransikan namun dengan pertanggungan yang tidak memadai. d. Pertimbangan atas rencana manajemen Auditor melakukan pertimbangan atas rencana manajemen berkenaan dengan pemberian opini going concern, yaitu : 1. Jika manajemen tidak memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa terhadap kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan
kelangsungan
hidupnya,
maka
auditor
mempertimbangkan untuk memberikan pernyataan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion). Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana
17 Universitas Sumatera Utara
tersebut tidak efektif , maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion). 2. Jika manajemen memiliki rencana untuk mengurangi dampak kondisi dan peristiwa
diatas,
maka
auditor
menyimpulkan
(berdasarkan
pertimbangannya) atas efektivitas rencana tersebut, yaitu : a) Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut tidak efektif, maka auditor menyatakan tidak memberikan pendapat (disclaimer opinion) b) Jika auditor berkesimpulan bahwa rencana tersebut efektif dan klien mengungkapkan keadaan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan,
maka
auditor
menyatakan
pendapat
wajar
tanpa
pengecualian (unqualified opinion) c) Jika auditor berkesimpulan rencana tersebut efektif akan tetapi klien tidak mengungkapkannya dalam catatan atas laporan keuangan, maka auditor menyatakan pendapat tidak wajar (adverse opinion) e. Pertimbangan dampak informasi kelangsungan hidup entitas terhadap laporan auditor Apabila
setelah
mempertimbangkan
rencana
manajemen,
auditor
berkesimpulan terdapat kesangsian besar mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas, auditor harus mempertimbangkan dampak yang kemungkinan timbul atas laporan
18 Universitas Sumatera Utara
keuangan dan cukup atau tidaknya pengungkapannya. Beberapa informasi yang dapat diungkapkan meliputi : a) Kondisi atau peristiwa yang menimbulkan kesangsian besar mengenai kemampuan satuan usaha dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya dalam jangka waktu pantas. b) Dampak yang mungkin ditimbulkan oleh peristiwa atau kondisi tersebut. c) Evaluasi manajemen terhadap signifikan atau tidaknya kondisi atau peristiwa dan faktor-faktor yang melemahkan dampak negatifnya, d) Kemungkinan diberhentikannya operasi suatu waktu. e) Rencana manajemen (termasuk informasi keuangan prospektif yang relevan). f) Informasi mengenai kemungkinan pulihnya kembali keadaan satuan usaha, atau klasifikasi aktiva yang dicatat atau klasifikasi utang.
Apakah ada kondisi dan/ atau peristiwa yang berdampak terhadap kelangsungan hidup entitas?
SA Seksi 508 (PSA No. 29)
19 Universitas Sumatera Utara
Ya
Ya
Apakah auditor sangsi atas kelangsungan hidup entitas?
Tidak
Apakah ada rencana manjemen?
Tidak memberikan pendapat
Ya
Tidak Apakah rencana manjemen dapat dilaksanakan?
Ya
Tidak
Tidak memberikan pendapat Apakah cukup pengungkapan?
Tidak Ya Pendapat wajar tanpa pengecualian
Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan paragraf penjelasan berkaitan dengan kelangsungan hidup entitas atau penekanan atas suatu hal (Emphasis of a Master)
Pendapat wajar dengan pengecualian atau pendapat tidak wajar
Gambar 2.1 Pedoman Pernyataan Pendapat Going Concern (Sumber: IAI,2001: SA Seksi 341.Lampiran) 2.1.4
Kualitas Audit
Auditor memiliki tanggung jawab yang besar dalam menghasilkan informasi berkualitas tinggi yang akan berguna bagi para pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. Auditor yang memilki kualitas yang
20 Universitas Sumatera Utara
baik akan lebih cenderung mengeluarkan opini audit going concern terhadap perusahaan yang memang seharusnya mendapatkan opini tersebut. Kualitas audit diproksikan dengan kantor akuntan publik (KAP) yang berafiliasi dengan The Big Four maupun dengan Non Big Four. Umumnya KAP the big four memiliki kualitas audit yang lebih baik dibanding dengan non big four. Ukuran kantor akuntan publik the big four didasarkan atas besarnya jumlah pendapatan yang diterima atas jasa audit atau jasa lainnya. Kantor Akuntan Publik dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu kantor akuntan publik yang berafiliasiasi dengan KAP yang Big Four dan kantor akuntan publik lainnya.Kategori KAP the big four di Indonesia : 1. KAP Deloitte Touche Thomatsu, yang bekerja sama dengan KAP Osman Bing Satrio dan rekan. 2. KAP Ernst dan Young, yang bekerja sama dengan KAP Purwantoro, Sarwoko dan Sandjaja. 3. KAP Price Waterhouse, yang bekerja sama dengan KAP Haryanto Sahari dan rekan. 4. KAP KPMG (Klynveld Peat Marwick Goerdeler), yang bekerja sama dengan KAP Siddharta-Siddharta dan Widjaja.
2.1.5
Opini Audit Tahun Sebelumnya
21 Universitas Sumatera Utara
Pada umumnya, ketika auditor menerbitkan pendapat opini audit going concern di tahun yang sebelumnya terhadap perusahaan yang diauditnya, maka ada kemungkinan besar bahwa auditor tersebut akan mengeluarkan opini going concern juga pada tahun berikutnya, oleh karena itulah opini audit tahun sebelumnya berpengaruh positif terhadap opini audit going concern. Mutchler (1985) dalam Tamba (2009) menguji pengaruh ketersediaan informasi publik terhadap prediksi opini audit going concern, yaitu tipe opini audit yang telah diterima perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa model discriminant analysis yang memasukkan tipe opini audit tahun sebelumnya mempunyai akurasi prediksi keseluruhan yang paling tinggi sebesar 89,9 persen dibanding model yang lain. Mutchler (1985) dalam Tamba (2009) juga melakukan wawancara dengan praktisi auditor yang menyatakan bahwa perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya lebih cenderung untuk menerima opini yang sama pada tahun berjalan. 2.1.6
Leverage
Rasio Leverage (Solvabilitas) merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Kasmir, 2008:151). Rasio ini berhubungan dengan keputusan pendanaan dimana perusahaan lebih memilih pembiayaan hutang dibandingkan modal sendiri. Leverage juga sering diartikan sebagai pendongkrak kinerja perusahaan dan erat hubungannya dengan utang. Hal tersebut dikarenakan, utang maupun pinjaman
22 Universitas Sumatera Utara
memang bisa mendongkrak kinerja perusahaan, dibanding jika perusahaan itu hanya mengandalkan kekuatan modalnya sendiri. Rasio yang dipakai di dalam penelitian ini adalah debt to equity ratio (DER). Debt to equity ratio (DER) merupakan perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Semakin rendah DER perusahaan, semakin bagus kondisi perusahaan tersebut. Para analis menilai, tingkat DER yang aman adalah kurang dari 50%. Rumusnya sebagai berikut :
Debt to Total Equity Ratio =
2.1.7 Pertumbuhan Perusahaan Melalui pertumbuhan perusahaan dapat diketahui keberlangsungan usaha dari perusahaan tersebut. Dalam penelitian ini, pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan pertumbuhan penjualan. Rasio ini mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya, baik dalam industrinya maupun dalam kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Kegiatan utama perusahaan (auditee) dalam menghasilkan laba didapatkan melalui penjualan. Auditee yang mempunyai rasio pertumbuhan perusahaan yang positif mengindikasikan bahwa auditee dapat mempertahankan posisi ekonominya dan lebih dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya (going concern) karena
23 Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan penjualan yang tinggi dibandingkan dengan kenaikan biaya akan mengakibatkan kenaikan laba perusahaan dan jumlah laba yang diperoleh secara teratur serta keuntungan yang meningkat merupakan suatu faktor yang sangat menentukan perusahaan untuk tetap bertahan. Semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan auditee, maka akan semakin kecil kemungkinan auditor untuk menerbitkan opini audit going concern. Sementara perusahaan dengan rasio pertumbuhan penjualan yang negatif berpotensi besar mengalami penurunan laba sehingga apabila manajemen tidak segera mengambil tindakan perbaikan, perusahaan dimungkinkan tidak akan dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya.
2.2
Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian yang berhubungan dengan penelitaian ini adalah Tamba (2009)
dengan judul penelitian “Pengaruh Debt Default, Kualitas Audit, dan Opini Audit Terhadap Penerimaan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Doris (2010) dengan judul penelitian “Pengaruh Going Concern, Kualitas Audit, dan Pertumbuhan Perusahaan terhdadap Penerimaan Opini Audit Wajar dengan Pernyataan Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Tampubolon (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Kualitas Audit, Profitabilitas, Leverage, dan Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Aruan (2011) dengan judul penelitian “Pengaruh Pertumbuhan
24 Universitas Sumatera Utara
Perusahaan, Kepemilikan Institusional, Debt Default, dan Audit Report Lag terhadap Pemberian Opini Going Concern pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Putri (2011) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Opini Audit Going Concern pada Perusahaan Manufaktur Terbuka (Tbk). Rangkuman Tinjauan penelitian terdahulu ini tercantum pada tabel 2.1.
No.
Peneliti/ Tahun
1.
Tamba (2009)
2.
Doris (2010)
Tabel 2.1. Tinjauan Penelitian Terdahulu Judul Variabel Alat Analisis Pengaruh debt default, kualitas audit, dan opini audit terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Variabel Regresi independen : logistik debt default, kualitas audit, opini audit
Pengaruh going concern, kualitas audit, dan pertumbuhan perusahaan terhadap pemberian opini audit wajar
Variabel Regresi independen : logistik quick ratio, long term debt to asset ratio, return on asset,
Variabel dependen : opini audit going concern
Hasil Penelitian Debt default dan opini audit memiliki pengaruh positif signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern, sedangkan untuk kualitas audit tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini going concern. Quick ratio, return on asset, dan pertumbuhan perusahaan tidak berpengaruh 25
Universitas Sumatera Utara
dengan pernyataan going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
3.
Tampub olon (2011)
Pengaruh kualitas audit, profitabilitas, leverage, dan opini audit tahun sebelumnya terhadap penerimaan opini audit going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
kualitas audit, pertumbuhan perusahaan
signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
Variabel dependen : opini audit wajar dengan pernyataan going concern
Sedangkan long term debt to asset ratio dan kualitas audit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pemberian opini audit going concern.
Variabel Regresi independen : logistik kualitas audit, profitabilitas, leverage, opini audit tahun sebelumnya Variabel dependen : Opini audit going concern
Opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan kualitas audit, profitabilitas, dan leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern.
26 Universitas Sumatera Utara
4.
Aruan (2011)
Pengaruh pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, debt default, dan audit report lag terhadap pemberian opini going concern pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Variabel Regesi independen : logistik pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, debt default, opini audit report lag. Variabel dependen : opini going concern
Pertumbuhan perusahaan, kepemilikan institusional, dan audit report lag tidak berpengaruh signifikan terhadap pemberian opini going concern. Sedangkan debt default berpengaruh signifikan terhdap pemberian opini going concern.
5.
Putri (2011)
Analisis faktorfaktor yang mempengaruhi opini audit going concern pada perusahaan manufaktur terbuka (Tbk)
Variabel Regresi independen : logistik kualitas audit, kondisi keuangan, opini audit tahun sebelumnya, pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan. Variabel dependen : opini audit going concern.
Kondisi keuangan, pertumbuhan perusahaan, dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Sedangkan kualitas audit dan opini audit tahun sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap penerimaan 27
Universitas Sumatera Utara
opini audit going concern. Sumber : Hasil olahan peneliti
2.3
Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian 1. Kerangka Konseptual
Kualitas Audit (X1)
Opini Audit Tahun Sebelumnya (X2)
Ha
Leverage (X3)
Penerimaan Opini Audit Going Concern Perusahaan (Y)
Pertumbuhan Perusahaan (X4) Gambar 2.2. Kerangka Konseptual
Dalam penelitian ini, yang merupakan variabel independen adalah kualitas audit, opini audit tahun sebelumnya, leverage, dan pertumbuhan perusahaan dan yang menjadi variabel dependen adalah opini audit going concern. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dan tidak dapat mengetahui pengaruhnya secara simultan
28 Universitas Sumatera Utara
karena hasil pengujian dengan metode regresi logistik hanya ada pengujian secara parsial. Pemilihan auditor yang memiliki reputasi yang baik cenderung menghasilkan opini audit yang berkualitas tinggi sehingga lebih dipercayai oleh para investor maupun pengguna laporan keuangan yang telah diaudit tersebut. Auditor yang memiliki reputasi yang baik ini juga akan melalui prosedur audit yang lengkap dalam pengumpulan bukti audit sehingga opini audit going concern tersebut dapat diterapkan. Opini audit tahun sebelumnya adalah opini audit yang diterima auditee 1 tahun sebelum tahun penelitian. Perusahaan yang menerima opini audit going concern pada tahun sebelumnya, kemungkinan akan tetap menerima opini audit going concern. Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk membiayai kewajiban-kewajibannya dan diwakilkan dengan debt to equity ratio (DER). Semakin rendah DER perusahaan, semakin bagus kondisi perusahaan tersebut dan sebaliknya. Pertumbuhan perusahaan diproksikan dengan pertumbuhan penjualan perusahaan tersebut. Ketika penjualan di perusahaan tersebut meningkat maka akan semakin baiklah kondisi perusahaan tersebut dan sebaliknya. Setyarno, et.al. (2006) menyatakan semakin tinggi rasio pertumbuhan penjualan, maka akan semakin kecil kemungkinan auditor memberikan opini audit going concern. 2.4
Hipotesis Penelitian Menurut Erlina (2011:41), hipotesis adalah proporsi yang dirumuskan
dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proporsi merupakan ungkapan atau
29 Universitas Sumatera Utara