BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Komunikasi Komunikasi sudah menjadi bagian dari kegiatan kita sehari-hari. Dan jarang disadari bahwa pada prinsipnya tak seorangpun dapat melepaskan dirinya dari aktivitas komunikasi. Wilbur Schramm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), Schramm menguraikannya demikian: “Komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) Latin communis yang berarti umum (common) atau bersama. Apabila kita berkomunikasi, sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan sutau kebersamaan (commonness) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap.” Dari uraian Schramm itu dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness); kesepahaman antara sumber
(source)
dengan
penerima
(audience-receiver)-nya.
Sebuah
komunikasi akan benar-benar efektif apabila audience menerima pesan persis sama seperti apa yang dikehendaki oleh penyampai.7 2.1.1. Definisi Komunikasi Terdapat beragam definisi komunikasi yang dikemukakan oleh ahli komunikasi, diantaranya sebagai berikut.
7
Suprapto, Tommy. 2006. Pengantar Teori Komunikasi. Yogyakarta: Media Pressindo, (Hal 4-5)
12 http://digilib.mercubuana.ac.id/z
13
1. Definisi menurut Tubbs dan Moss yang dikutip oleh Mulyana8, ”Komunikasi sebagai proses penciptaan makna antara dua orang (komunikator 1 dan komunikator 2) atau lebih” 2. Definisi Komunikasi menurut Griffin & Moorhead9, ”Communication is the social process in which two or more parties exchange information and share meaning” Dari pernyataan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: komunikasi adalah proses sosial di mana dua pihak atau lebih dalam pertukaran informasi dan berbagi makna. 3. Menurut Hoveland10 yang dikutip oleh Cangara menjelaskan definisi komunikasi “The Process by which an individual (the communicator) transmits stimuli (usually verbal symbols) to modify, the behavior of other individu”.
Berdasarkan pernyataan tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut: “komunikasi adalah proses dimana individu mentransmisikan stimulus untuk mengubah perilaku individu yang lain”. 4. Menurut Shannon dan Weaver yang dikutip oleh Wiryanto 11 menjelaskan: “Komunikasi
sebagai
bentuk
interaksi
manusia
yang
saling
mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak disengaja dan tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi”.
8
Mulyana, Deddy. 2009. Ilmu Komunikasi; suatu pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya (Hal 65) 9 Griffin & Moorhead. 2010 (Hal 278) 10 Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. (Hal 33) 11 Wiryanto. 2004. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Grasindo. (Hal 7)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
14
Dari berbagai definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya komunikasi merupakan suatu interaksi penyampaian suatu pesan untuk diterima oleh pihak lain dengan maksud dan tujuan tertentu dalam bentuk verbal ataupun nonverbal. Komunikasi verbal adalah komunikasi berupa kata-kata, baik lisan ataupun tulisan. Sedangkan komunikasi nonverbal merupakan komunikasi dalam bentuk simbol,
gambar, warna,
ekspresi, intonasi suara, sandi, dan lain-lain.
2.1.2. Unsur-Unsur Komunikasi Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan. komunikasi antar manusia hanya bisa terjadi jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Unsur-unsur ini juga bisa disebut komponen atau elemen komunikasi. Suatu proses komunikasi dapat terjadi karena didukung oleh beberapa elemen atau unsur, yakni:12 1. Sumber (Komunikator) 2. Pesan 3. Penerima (Komunikan) 4. Efek 5. Umpan Balik 6. Lingkungan atau situasi
12
Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. (Hal 34)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
15
2.1.3. Fungsi Komunikasi Komunikasi sebagai ilmu pengetahuan memiliki fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara klasik fungsi komunikasi ditujukan untuk13: 1. Memberikan informasi 2. Menghibur 3. Mendidik 4. Membentuk opini publik Fungsi komunikasi menurut Harol D. Lasswell adalah sebagai berikut : 1. The surveillance of the environment, fungsi komunikasi adalah untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam suatu lingkungan. 2. The correlation of correlation of the parts of society in responding to the environment, dalam hal ini fungsi komunikasi mencakup interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan (disini dapat diidentifikasi sebagai tajuk rencana atau propaganda). 3. The transmission of the social heritage from one generation to the next, dalam hal ini transmission of culture difokuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai, dan norma sosial dari suatu generasi ke generasi lain. 13
Ibid (Hal 39)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
16
2.1.4. Komunikasi Massa Pengertian komunikasi massa, merujuk pada pendapat Tan dan Wright, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang.14 Laswell mengatakan bahwa media massa digunakan oleh komunikator untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, terlebih apabila pesan yang disampaikan oleh komunikator itu akan disampaikan kepada khalayak yang berjauhan atau dalam jumlah yang banyak. Dengan demikian, semua pesan yang disampaikan adalah pesan yang dapat diakses oleh publik. Dalam era ini, pesan dari komunikator yang ingin disampaikan kepada komunikan dalam jumlah yang masif, pesan bukan hanya bisa disampaikan melalui media cetak tetapi juga bisa disampaikan melalui media elektronik maupun media internet.15 2.2. Perencanaan Komunikasi Perencanaan Komunikasi merupakan hal mendasar yang diperlukan dalam suatu kegiatan komunikasi sosial, utamanya untuk memperkenalkan atau memasarkan produk. Setelah memahami proses perencanaan dan 14
Adrianto Elvinaro, dan Lukiati Komala. 2007. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, (Hal 3) 15 Darmastuti, Rini. 2012. Media Relations: Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta: ANDI, (Hal 58)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
17
elemen-elemen komunikasi dalam suatu organisasi, dapat ditemukan beberapa hal yang dapat merupakan masalah dalam perencanaan komunikasi. Tahapan perencanaan komunikasi pada dasarnya terdiri dari: (1) tahap identifikasi masalah komunikasi, (2) tahap perumusan tujuan komunikasi, (3) tahap penetapan rencana strategik, (4) tahap penetapan rencana operasional, (5) tahap penyusunan rencana evaluasi, dan (6) tahap merencanakan rekomendasi. Tahapan-tahapan tersebut harus dilakukan satu persatu secara berurutan, tidak boleh meloncat-loncat. 2.3. Model Perencanaan Komunikasi Perencanan
Komunikasi
adalah
pernyataan
tertulis
mengenai
serangkaian tindakan tentang bagaimana suatu kegiatan komunikasi akan atau harus dilakukan agar mencapai perubahan perilaku sesuai dengan yang kita inginkan. Karena kegiatan komunikasi pada dasarnya berupa penyampaian informasi (pesan) oleh komunikator kepada komunikan, maka perencanaan komunikasi
terutama
menyangkut
pada
perencanaan
komunikator,
perencanaan pesan, dan perencanaan media. Pernyataan tertulis tentang segala sesuatu yang akan atau harus dilakukan dalam suatu kegiatan komunikasi tentu saja tidak sekadar paparan begitu saja, tetapi harus merupakan uraian sistematik dan rinci sehingga bisa dijadikan pedoman dalam pelaksanaannya. Suatu perencanaan (termasuk perencanaan komunikasi) yang baik adalah suatu perencanaan yang benarbenar dapat digunakan sebagai pedoman yang dapat membantu memperudah
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
18
pelaksanaan suatu kegiatan. Oleh karena itu, antara kegiatan perencanaan dengan kegiatan pelaksanaan dapat berupa dua kegiatan yang masing-masing berdiri sendiri walaupun kedua-duanya berada dalam satu naungan kegiatan yang sama. Dengan demikian sebuah perencanaan komunikasi yang telah dibuat dalam bentuk catak biru (blue print) harus memenuhi, diantaranya : 1. Memberi fokus terhadap pekerjaan yang dilaksanakan. 2. Membantu menentukan prioritas. 3. Menjadi pegangan untuk selalu berada dalam tataran perencanaan dan pengendalian. 4. Membantu dalam mendapatkan sumber daya manusia untuk mendukung implementasi program 5. Memproteksi kita dari kebiasaan mengerjakan hal-hal yang bersifat mendesak pada saat terakhir. Terdapat banyak model yang digunakan dalam studi perencanaan komunikasi. Menurut Middleton16, yang dikutip dalam buku Perencanaan dan Strategi Komunikasi milik Hafied Cangara, perlu diketahui bahwa penggunaan
model
dan
tahapan
(langkah-langkah)
pelaksanaannya
tergantung pada sifat atau jenis pekerjaan yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model perencanaan komunikasi Alur Tanda “?” sebagai teori yang mendukung penelitian ini. 16
Cangara, Hafied. 2013. Perencanaan dan Strategi Komunikasi Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. (Hal 100)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
19
Model perencanaan komunikasi alur tanda “?” terdiri atas 7 langkah, yakni: Model Perencanaan Komunikasi Alur Tanda “?” 1.
Identifikasi target khalayak (audience) Pada langkah identifikasi target khalayak biasa disebut pemetaan pemangku kepentingan (stakeholder mapping) dari lembaga atau organisasi, perlu dibedakan apakah khalayak yang akan kita hadapi sifatnya perorangan (individual) atau berkelompok. Sebab menghadapi khalayak yang sifatnya perorangan atau berkelompok sangat berbeda. Artinya mengelola khalayak perorangan lebih mudah dibandingkan dengan khalayak yang berkelompok. Meskipun keduanya memerlukan persiapan, namun persiapan untuk menghadapi khalayak yang berkelompok memerlukan kesiapan yang lebih tinggi, karena respons atau tanggapan yang bisa diperoleh dari mereka bisa bermacam-macam. Demikian pula dari sisi posisi atau kedudukan, apakah yang akan dihadapi itu adalah manajer, supervisor, anggota tim, pelanggan, atau supplier. Posisi target khalayak perlu diketahui guna menentukan strategi yang akan digunakan. Jika lokasi yang menjadi target sasaran lebih dari satu, maka perlu
adanya
pengaturan
waktu
sehingga
bisa
dilakukan
secara
berkesinambungnan (simultan) atas pertimbangan efisiensi. 2.
Penetapan tujuan Tujuan yang ingin dicapai harus dirumuskan secara jelas (clear vision), sehingga perubahan yang dikehendaki dapat terbaca (change readness). Perubahan tersebut dapat dicapai dengan komitmen yang tinggi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
20
(level commitment). Melalui perumusan tahapan ini pula dapat diketahui model perencanaan (operating model) yang sesuai untuk digunakan. Tujuan dapat diartikan pula sebagai suatu keadaan atau perubahan yang diinginkan sesudah pelaksanaan rencana. Kriteria penetapan tujuan yakni apa yang menajdi target dan perubahan bagaimana yang diinginkan. 3.
Penyusunan pesan Berdasarkan pada kedua tahapan diatas maka dapat diketahui pengetahuan, kebutuhan serta pengalaman khalayak sehingga perencana mulai dapat menyusun pesan yang sesuai dengan karakteristik khalayak sasaran tersebut. Pada dasarnya setiap khalayak memiliki keragaman yang berbeda satu dengan yang lainnya. Sehingga diperlukan kunci-kunci pesan (key messages) yang cocok dengan kerangka berpikir dan kerangka pengalaman khalayak. Penyusunan pesan harus disesuaikan dengan tujuan program, untuk itu diperlukan penyusunan kata yang menyentuh, membumi dan mudah dipahami. Penyusunan kata akan lebih maksimal jika melibatkan pakar dan diuji cobakan terlebih dahulu dengan beberapa orang yang menjadi sampel target sasaran.
4.
Tindakan untuk mencapai khalayak Tahapan ini merumuskan tentang tindakan apa yang diperlukan untuk mencapai setiap khalayak yang dijadikan target sasaran. Apa yang perlu dilakukan untuk khalayak tersebut, apakah perubahan yang ingin dilakukan hanya sebatas pengetahuan (wawasan), sikap atau sampai pada perubahan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
21
perilaku (commitment curve). Seberapa banyak dukungan yang diperlukan agar hal tersebut tercapai. Dukungan tersebut selain terbentuk dari partisipasi khalayak juga dapat berupa supporting unit dan juga dukungan logistik, transportasi serta jaminan keamanan lokasi. 5.
Pemilihan media Memilih media yang tepat dapat dilakukan berdasarkan informasi lapangan yang telah dipetakan, yakni apakah khalayak sasaran rata-rata memiliki media (media use) seperti televisi, radio atau surat kabar. Apakah didalam masyarakat terdapat kelompok-kelompok pengajian, tani dan karang taruna misalnya. Sehingga saluran komunikasi dapat digunakan dengan tatap muka. Sedangkan untuk masyarakat millenial pada era globalisasi saat ini, lebih banyak menggunakan media baru seperti website dan media sosial. Intinya adalah pemilihan suatu media harus didasarkan pada media yang lebih dekat dengan khalayak.
6.
Perencanaan komunikasi Setelah berbagai tahapan tersebut , hal yang perlu dilakukan adalah membuat rencana komunikasi untuk ditindaklanjuti. Misalnya adalah memproduksi media atau memasang kontrak kerja dengan perusahaan periklanan, membuat jadwal kegiatan (time schedule), memasang baliho, bertatap muka dengan khalayak, penyebarlulasan informasi melalui media (on—air), pemasangan stiker, pembagian leaflet atau brosur, sampai pada upaya memperoleh tanggapan balik (response) dari khalayak.
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
22
7.
Evaluasi Perencanaan komunikasi yang telah dilaksanakan perlu dibuat evaluasinya agar bisa mengukur sejauhmana keberhasilan yang telah dicapai selama rencana tersebut dilaksanakan, bagaimana perubahan dari khalayak sasaran, kekurangan dalam pelaksanaan, dan lain-lain. Evaluasi merupakan tahapan yang diperlukan untuk mengetahui keberhasilan yang diperoleh. Apakah khalayak telah menerima informasi atau tidak, apakah mereka mengerti isi pesan yang disampaikan, apakah terjadi peruubahan sikap, perilaku sesuai dengan tujuan program ataukah terdapat hal-hal baru yang tidak pernah diantisipasi sebelumnya. Agar dapat memiliki gambaran yang lebih jelas terkait model perencanaan komunikasi alur tanda ini, maka dapat dilihat dari gambar bagan berikut yang tercantum dalam buku milik Cangara. Gambar 2.1 Model Perencanaan Alur Tanda “?” Middleton
Sumber : Hafied Cangara
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
23
2.4. Public Relation Para praktisi PR membantu orang lain dalam membangun dan mempertahankan hubungan yang efektif dengan pihak ketiga. Public Relation terus menjadi salah satu bidang yang sangat dinamis dalam kehidupan berorganisasi di seluruh dunia. Salah satu alasannya adalah karena praktisi PR membutuhkan keterampilan dan kapabilitas yang beragam untuk keberhasilan pekerjaan mereka.17 2.4.1. Definisi Public Relation Public Relation adalah fungsi manajemen yang membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan bermanfaat antara organisasi dengan publik yang mempengaruhi kesuksesan atau kegagalan organisasi tersebut.18 Sedangkan menurut IPRA (International Public Relation Associations), Public Relationmerupakan fungsi manajemen yang khas yang mendukung pembinaan dan pemeliharaan jalur bersama antara organisasi dengan publiknya mengenai komunikasi, pengertian, penerimaan dan kerja sama, melibatkan manajemen, dan menggunakan penelitian serta teknik komunikasi yang sehat dan etis sebagai sarana utama.19 Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Public Relationatau hubungan masyarakat merupakan suatu fungsi manajemen dimana dalam menjalankan fungsinya dibutuhkan program komunikasi, goodwill, juga kepercayaan terhadap organisasi atau perusahaan juga terhadap 17
Lattimore, et al. 2010. Public Relation: Profesi dan Praktik. Jakarta: Salemba Humanika, (Hal 4) Cutlip, M. Scott, et al. 2007. Effective Public Relation. Jakarta: Kencana, (Hal 6) 19 Ruslan, Rosady. 2004. Public Relation dan Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, (Hal 17) 18
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
24
publik atau masyarakat sekitar dalam rangka mencapai tujuan dari perusahaan dan juga dalam menjalankan suatu program untuk mendapatkan pengertian dan dukungan masyarakat agar tercipta hubungan yang baik antara perusahaan dengan publik dalam hal ini masyarakat sekitar. Kalau kita kembali pada pengertian tentang media relations sebagai usaha untuk mencari publikasi atau penyiaran yang maksimum atas suatu pesan atau informasi humas dalam rangka menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak organisasi perusahaan yang bersangkutan. Seperti yang disebutkan oleh Frank Jefkins, media massa dalam media relations adalah semua media yang dapat digunakan untuk menciptakan pengetahuan dan pemahaman bagi khalayak sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi pada saat ini. Selain itu, yang disebut media massa dalam dunia Public Relation adalah semua media yang dapat digunakan untuk menjangkau stakeholder dari perusahaan atau organisasi. Stakeholder yang dijangkau adalah stakeholder internal dan stakeholder eksternal, salah satunya masyarakat yang bersifat massa.20 2.4.2. Kegiatan Public Relation Dalam garis besar, definisi Public Relation sudah dijelaskan dalam latar belakang. Secara lebih spesifik Jim Macnamara mengemukakan pada umunya kegiatan-kegiatan Public Relationterlibat dengan banyak terminologi seperti publisitas (publicity), hubungan dengan para wartawan (press 20
Darmastuti, Rini. 2012. Media Relations: Konsep, Strategi dan Aplikasi. Yogyakarta: ANDI, (Hal 60)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
25
relations), hubungan dengan media (media relations), menyampaikan informasi kepada publik (public informations), hubungan kerjasama dengan masyarakat (public affairs), hubungan antar perusahaan (corporate affairs), citra
perusahaan
(corporate
image),
hubungan
dengan
pemerintah
(government relations) atau lobi-lobi (lobbying) dan lain-lain. Oleh Macnamara beberapa aktivitas umum seorang Public Relation officer dalam terminologi di atas dapat dicontohkan sebagai berikut: 1. Event Management; yakni mengorganisasikan special event seperti pameran (exhibition) dan pertemuan conference). 2. Publicity; mempublikasikan kegiatan-kegiatan yang yang sedang dan telah dilakukan di media massa atau pada era modern ini publikasi lebih menonjol dilakukan melalui media baru (internet). 3. Public Information; memproduksi atau menerbitkan information kit yang berisi detail kegiatan dari event yang dilaksanakan, sejarah organisasi dan lain-lain. 4. Community Relations; mengundang publik untuk hadir pada event yang diselenggarakan perusahaan.21 Sedangkan aktivitas Public Relation menurut Johnston dan Zawawi meliputi22
21 22
Ibid. (Hal 33) Johnston, Jane, Clara Zawawi. 2009. Public Relation Theory and Practice. Allen & Unwin. (Hal 8-9)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
26
1. ”Communication: imparting or exchanging thoughts, opinion or messages through visual, oral or written means” (Komunikasi: menyampaikan atau bertukar pikiran, pendapat atau pesan melalui visual, cara lisan atau tertulis) 2. ”Publicity: disseminating purposefully plannes and executed messages through selected media, without payment, to futher the particular interest an organisation” (Publisitas: menyebarkan pesan
secara sengaja dan
terencana yang dilakukan melalui media yang dipilih, tanpa pembayaran, untuk kepentingan tertentu dalam organisasi) 3. ”Promotions: activities designed to create and stimulate interest in a person product, organistion or cause” (kegiatan yang dirancang untuk membuat dan merangsang minat terhadap produk, organisasi atau sebab lainnya) 4. ”Press agentry: generation of soft news storiessometimes through stunts usually associated with the entertainment industry” (Bagian dari soft news -kadang melalui aksi biasanya berhubungan dengan industri hiburan.) 5. ”Integreted marketing: Public Relation functions that support the marketing or advertising aims of an organisation” (Pemasaran Terintegrasi: fungsi Public Relation yang mendukung pemasaran atau iklan yang merupakan tujuan dari suatu organisasi) 6. ”Issues management: identification, monitoring of an action public policy matters of concern to an organisation”; (Manajemen isu: identifikasi,
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
27
pemantauan tindakan urusan kebijakan publik yang menjadi perhatian organisasi) 7. ”Crisis Management: dealing with a crisis, disaster or negative unplanned events, and maximising any positive outcomes these might have” (Manajemen krisis: menghadapi krisis, bencana atau peristiwa yang tidak direncanakanyang sifatnya negatif, dan memaksimalkan pada hasil yang positif) 8. ”Press secretary / public information officer: acting as liaison between political representatives or goverment departements and the media”; (Sekertaris Pers / petugas informasi publik: bertindak sebagai penghubung antara perwakilan politik atau Departemendepartemen pemerintah dan media) 9. ”Public affairs / lobbyist: working on behalf of private organisations in dealing with politicians and public servants who determine policy and legislation to either maintain the status quo or effect change”; (Urusan publik / pelobi: bekerja atas nama organisasi swasta dalam menangani politisi dan pegawai negeri yang menentukan kebijakan dan perundangundangan baik untuk mempertahankan status quo atau efek perubahan) 10. ”Financial relations: dealing with and communicating information to share holders of an organisation and the invesment community”; (Hubungan keuangan: berurusan dengan dan mengkomunikasikan informasi dengan pemegang saham atau investor dari suatu organisasi dan komunitas)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
28
11. ”Community Relations: estabilishing and maintaining relationships between organisations and community groups affected by each other” (Hubungan dengan Komunitas: membangun dan memelihara hubungan antara organisasi dan kelompok masyarakat yang dipengaruhi oleh satu sama lain) 12. ”Internal relations: estabilishing and maintaining relationships with the people involved in the same organisation”; (Hubungan
internal:
membangun dan memelihara hubungan dengan orang-orang yang terlibat dalam organisasi yang sama) 13. ”Industry relations: estabilishing and maintaining relationships with, or on behalf of, companies within an industry group” (Hubungan Industri: membangun dan memelihara hubungan dengan, atau atas nama, perusahaan dalam kelompok industri) 14. ”Minority Relations: estabilishing and maintaining relationships with, or on behalf of, minority groups and individuals”; (Hubungan Minoritas: membangun dan memelihara hubungan dengan, atau atas nama, kelompok minoritas dan individu) 15. ”Media Relations: estabilishing and maintaining relationships between the media and organisation” (Hubungan dengan Media: membangun dan memelihara hubungan antara media dan organisasi) 16. ”Public diplomacy: estabilishing and maintaining relationships to enhance trade, touris,and general goodwill between nations”; (Diplomasi
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
29
publik: membangun dan mempertahankan hubungan untuk meningkatkan perdagangan, Pariwisata, dan pandangan yang baik antara bangsa-bangsa;) 17. ”Event Management: preparing, planning and carrying out significant events spanning a limited timeframe”; (Manajemen acara: mempersiapkan, merencanakan dan melaksanakan peristiwa penting yang mencakup jangka waktu yang terbatas) 18. ”Sponshorship: offering or receiving financial or in-kind support in return for public exposure”; (Sponshorship: menawarkan atau menerima bantuan keuangan atau in-kind dengan imbalan paparan publik;) 19. ”Cause/relationships
marketing:
estabilishing
and
maintaining
relationships to engender customer loyalty and support”; (Penyebab / Hubungan Pemasaran: membangun dan memelihara hubungan untuk menimbulkan loyalitas pelanggan dan dukungan) 20. “Fundraising: estabilishing and maintaining relationships on behalf of the not-for-profit sector to stimulate public donations and support”; (Penggalangan Dana: membangun dan memelihara hubungan atas nama sektor tidak-untuk-profit untuk merangsang sumbangan dan dukungan publik.) Aktivitas Public Relation diatas menjelaskan mengenai berbagai kegiatan dari Public Relation yang berhubungan dengan internal ataupun eksternal. Pada dasarnya Public Relation membangun hubungan dan manajemen perusahaan atau organisasi. Dari kegiatan Public Relation yang telah dijelaskan diatas, terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan juga oleh
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
30
Kompasiana.com diantaranya communication, promotions, publicity, event management, media relations, dan community relations. Pada penelitian ini, penulis akan membahas secara lebih mendalam terkait aktivitas publikasi yang dilakukan Kompasiana dalam mempertahankan loyalitas pengguna website. Konsep dari Marketing Public Relation diperkenalkan oleh Thomas L. Haris23 dalam bukunya yang berjudul “The Marketers’s Guide to Public Relation“ konsepnya yaitu sebagai berikut : Marketing Public Relation is the process of planning and evaluating programs, that encourage purchase and customer through credible communications of informations and impression that identify companies and their products with the needs, concern of customer (Marketing Public Relation adalah sebuah proses perencanaan dan pengevaluasian program yang merangsang penjualan dan pelanggan. Hal tersebut dilakukan melalui pengkomunikasian informasi yang kredibel dan kesan-kesan yang dapat menghubungkan perusahaan, produk dengan kebutuhan serta perhatian pelanggan). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian Marketing
Public
Relation
merupakan
suatu
proses
perencanaan,
pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang dapat merangsang atau bersifat persuasif dalam pembelian dan kepuasan konsumen/pelanggan melalui citra dan kesan-kesan yang baik serta positif yang berkaitan dengan identitas maupun nama baik perusahaan atau produk maupun jasa sesuai dengan kebutuhan, keinginan, harapan, perhatian dan kepentingan konsumen/pelangganya. 23
Rosady Ruslan, 2002. Kiat dan Strategi Kampanye Public Relation Edisi Revisi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, (Hal 245)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
31
Adapun beberapa fungsi dari Marketing Public Relation adalah Mengadakan riset pasar, untuk mendapatkan informasi bisnis yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumennya, Menentukan dan memilih target konsumen (Target Audience), Merencanakan dan melaksanakan kegiatan promosi atau publikasi perusahaan24 2.5. Publikasi Pada dasarnya tugas pokok Public Relation adalah menciptakan citra positif perusahaan di mata publiknya. Citra positif dapat terbentuk bila publik mempunyai persepsi yang positif terhadap perusahaan. Persepsi ini harus lengkap dan tidak sepotong – sepotong. Agar hal itu dapat dicapai, maka publik harus dalam kondisi kecukupan informasi (well-informed) tentang perusahaan. Artinya, tidak ada kesenjangan informasi antara perusahaan dengan publiknya dan sebaliknya. Karena itu, Public Relation dituntut menjaga arus informasi agar berjalan dua arah timbal balik Pada setiap kesempatan, hampir seluruh kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun organisasi perusahaan perlu adanya publikasi. Mengapa publikasi menjadi penting? Hal ini karena publikasi memiliki peran yang signifikan bagi kelangsungan perusahaan agar publik aware terhadap aktivitas yang dilakukan perusahaan. Selama ini terdapat tanggapan bahwa publikasi dan publisitas kegiatan yang sama, yaitu kegiatan mengenalkan perusahaan kepada pihak luar. Pendapat ini memang bisa diterima. Namun dalam konteks kegiatan Public 24
Rosady Ruslan. 2007. Managemen Public Relation & Media Komunikasi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, (Hal 249-250)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
32
Relation, publisitas dan publikasi berbeda. Perbedaan ini terletak pada media yang digunakan. Publisitas adalah publikasi yang menggunakan media massa sebagai sarana penyebarluasan informasi. Publisitas adalah publikasi perusahaan yang dimuat media massa. Dengan demikian, pengertian publikasi lebih luas dan publisitas adalah bagian dari aktivitas publikasi.25 1. Publikasi Melalui Media Massa Publikasi dengan menggunakan iklan pada media massa cetak maupun elektronik dapat dilakukan pula dengan cara mengirimkan press release, melakukan konferensi pers, liputan khusus maupun wawancara eksklusif. Komunikasi dengan pihak media dapat dilakukan sebelum pada saat hari H. Panitia menyiapkan press release (tertulis) untuk para wartawan dari media cetak dan elektronik yang berisi point-point penting pada event yang perlu diketahui oleh khalayak.untuk dimuat, ditayangkan atau disiarkan dalam media mereka masing-masing. Berikan juga kesempatan kepada wartawan untuk memewancarai keynote speaker atau artis dan public figure yang hadir dalam program tersebut. Jangan lupa menyiapkan souvenir dan media kit bagi para insan pers yang hadir pada kegiatan itu. Manfaatkan waktu untuk menemani wartawan sambil menginformasikan yang berkaitan dengan program dan perusahaan. 25
Kriyantono, Rachmat. 2008. Public Relation Writing, Teknik Produksi Media Public Relation dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. (Hal 45)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33
Dengan kecanggihan teknologi yang dimiliki perusahaan, seorang PR bisa pula memanfaatkan situs jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter, mailist dan SMS Blast atau situs perusahaan untuk mempublikasikan program yang dibuat. Cara ini biasanya lebih cepat untuk mendapatkan respon dari khalayak. 2.
Publikasi melalui media bellow the line Untuk program yang dalam skala kecil dapat menghemat biaya dan
tidak terlalu perlu untuk melakukan publikasi melalui media massa. Publikasi dapat dilakukan dengan mengirimkan brosur dan leaflet. Panitia juga dapat membuat spanduk atau umbul-umbul atau banner yang menginformasikan kegiatan. Spanduk dan umbul-umbul sebagai media luar ruang dipasang pada tempat-tempat yang strategis, di pinggir–pinggir jalan maupun di sekitar gedung seminar. Sedangkan banner, biasanya dipasang di dalam ruangan gedung atau tempat-tempat keramaian yang tertutup. Pada saat program berlangsung, spanduk dan banner dapat dipasang di tempat-tempat tertentu dalam ruangan dengan tetap memperhatikan estetika ruangan dan tidak terlihat “ramai” semrawut. Publikasi diperlukan tidak hanya pada persiapan program tetapi juga liputan pada pelaksanaan program dan sesudah program berlangsung yang menjadi promosi untuk khalayak jika menyelenggarakan program berikutnya. Untuk mendapatkan publikasi, peran seorang PR menjadi penting, mulai dari
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34
menyiapkan news release, mengundang dan mengarahkan wartawan serta membuat publikasi bellow the line sebagai penunjang. 2.6.
Loyalitas Loyalitas didefinisikan sebagai pembelian tidak acak yang dilakukan setiap saat oleh pembuat keputusan.26 Loyalitas adalah situasi dimana konsumen bersikap positif terhadap produk atau produsen (penyedia jasa) dan disertai pola pembelian ulang yang konsisten.27 Loyalitas adalah manifestasi dari
kebutuhan
fundamental
manusia
untuk
memiliki,
mendukung,
mendapatkan rasa aman dan membangun keterikatan. Dari ketiga definisi diatas, terlihat bahwa loyalitas adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang atas produk atau jasa terpilih secara konsisten dimasa yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan perubahan periaku. Loyalitas adalah bukti dari emosi yang mentransformasikan perilaku pembelian berulang menjadi suatu hubungan. Aspek yang sangat penting dari loyalitas adalah hubungan emosional antara pelanggan dengan perusahaan. Ikatan emosional inilah yang membuat pelanggan menjadi loyal dan mendorong mereka terus berbisnis dengan perusahaan tersebut dan amembuat rekomendasi. Dalam cakupan yang lebih luas, loyalitas pelanggan dapat didefiniskan sebagai komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko, atau
26 27
Griffin, Jill. 2007. How To Be A Good Manager,The Canadian Manager (Hal 20) Tjiptono, Fandy. 2005. Strategi Pemasaran, Yogyakarta: Penerbit Andi, (Hal.35)
http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35
pemasok berdasarkan sikap yang positif dan tercermin dalam pembelian ulang yang konsisten. Definisi tersebut mencakup dua komponen yang penting, yaitu loyalitas sebagai pelaku dan loyalitas sebagai sikap. Kombinasi kedua komponen tersebut menghasilkan empat situasi kemungkinan loyalitas atau disebut juga dengan tipe loyalitas pelanggan
http://digilib.mercubuana.ac.id/z