19 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Jaminan sosial tenaga kerja adalah suatu perlindungan bagi tenaga kerja dalam bentuk santunan berupa uang sebagai pengganti sebagian dan penghasilan yang hilang atau berkurang dan sebagai akibat peristiwa atau keadaan yang dialami tenaga kerja berupa kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua, dan meninggal dunia (Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993). Adapun badan yang ditunjuk untuk menjadi penyelenggara program Jamsostek adalah PT. Jamsostek, yang pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam Undang-Undang No.36 Tahun 1995 .Pada hakikatnya, program jaminan sosial tenaga kerja dimaksudkan untuk memberikan kepastian berlangsungnya arus penerimaan penghasilan keluarga sebagai pengganti sebagian atau seluruh penghasilan yang hilang (Undang-Undang Jamsostek dan SJSN, 2007). Di samping itu pogram jaminan sosial tenaga kerja mempunyai beberapa aspek antara lain : a). Memberikan perlindungan dasar untuk memenuhi kebutuhan hidup minimal bagi tenaga kerja beserta keluarganya. b). Merupakan penghargaan kepada tenaga kerja yang telah menyumbangkan tenaga dan pikirannya kepada perusahaan tempatnya bekerja.
Universitas Sumatera Utara
20 Dengan demikian jaminan sosial tenaga kerja mendidik kemampuan pekerja sehingga pekerja tidak harus meminta belas kasih orang lain jika di dalam hubungan kerja terjadi resiko-resiko seperti kecelakaan kerja, sakit, hari tua dan lainnya. Jaminan sosial tenaga kerja (Jamsostek) sebagaimana didasarkan pada UndangUndang No 3 Tahun 1992, pada prinsipnya merupakan sistem asuransi sosial bagi pekerja (yang mempunyai hubungan industrial) beserta keluarganya. Disebutkan keluarganya karena dalam program Jamsostek juga mencakup perlindungan kepada anak dan istri yang menjadi tanggungan pekerja. Begitu juga halnya dengan kepesertaan yang mensyaratkan bahwa peserta yang berhak mengikuti program Jamsostek adalah pekerja yang usianya berada di bawah 55 tahun, yang pada dasarnya merupakan usia produktif. Jadi karakteristik pekerja, baik jenis kelamin (pria maupun wanita), status perkawinan, jenis pekerjaan, umur dan jumlah anak tertanggung baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan keikutsertaan pekerja untuk mengikuti program Jamsostek..
2.2. Jaminan Sosial Tenaga Kerja Tenaga Kerja Di Luar Hubungan Kerja (JAMSOS TK-LHK) Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di Luar Hubungan Kerja (LHK) adalah orang yang berusaha sendiri yang pada umumnya bekerja pada usaha-usaha ekonomi informal. Jadi potensi kepesertaan di sektor informal cukup besar dan mereka juga berhak atas perlindungan sosial sebagaimana yang diselenggarakan oleh PT Jamsostek (Firnandy, Bappenas, 2008 ).
Universitas Sumatera Utara
21 Menjadi peserta program jaminan sosial (social security) adalah hak asasi manusia. Hal itu diperkuat dengan UU No.40/2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional yang mengamanatkan penyelenggaraan jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dengan demikian, pekerja informal juga berhak atas perlindungan tersebut meskipun dengan sistem perlindungan yang sedikit berbeda dari skema di sektor formal (Jurnalnet, 2008 ).
Adapun yang menjadi tujuan penyelenggaraan program JAMSOS TK-LHK ini adalah (Kepmenakertrans PER-24/MEN/VI/2006 a). Memberikan perlindungan jaminan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja pada saat tenaga kerja tersebut kehilangan sebagian atau seluruh penghasilannya sebagai akibat terjadinya risiko-risiko antara lain kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. b). Memperluas cakupan kepesertaan program jaminan sosial tenaga kerja
Meskipun Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja atau di kegiatan informal masih dalam taraf penyusunan, namun acuan bagi penyelenggaraan program jaminan sosial bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja telah diterbitkan dalam bentuk Permenakertrans No. Per-24/MEN/VI/2006 yang ditetapkan pada tanggal 1 Juni 2006. Program ini sudah diluncurkan secara nasional di Semarang pada tanggal 27 Juni 2006. Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam hal ini Ditjen Pembinaan Hubungan Industrial dan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan pada Tahun 2006 sampai
Universitas Sumatera Utara
22 Tahun 2008 telah menyelenggarakan pilot project program jaminan sosial tenaga kerja bagi tenaga kerja di kegiatan informal atau tenaga kerja diluar hubungan kerja di 4 (empat) provinsi, yaitu Provinsi Jambi, Jawa Tengah, Sumatera Utara dan Kalimantan Tengah . Walaupun program yang ditawarkan masih sebatas pada dua program saja, yakni Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK) dan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), namun kedua program ini sudah meliputi perlindungan dasar utama bagi pekerja sektor informal. Melalui program jamsostek ini tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja ini diharapkan dapat bekerja lebih tenang, selanjutnya usaha mereka akan berhasil dan berkembang sehingga dapat menciptakan kesempatan kerja baru yang pada akhirnya dapat menurunkan angka pengangguran (Muzni Tambusai, 2008).
2.3.
Motivasi dan Perilaku Konsumen dalam Pembelian Asuranasi Kesehatan Dalam memahami perilaku konsumen, terdapat banyak pengaruh yang mendasari
seseorang dalam mengambil keputusan pembelian suatu produk atau merek, khususnya produk perlindungan seperti asuransi. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun rangsangan dari lingkungan yang lain. Rangsangan tersebut kemudian diproses (diolah) dalam diri, sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat komplek, dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli. Menurut Schiffman dan Kanuk (1994) dalam Albari (2002) menyatakan bahwa motivasi sebagai kekuatan dorongan dari dalam diri individu yang memaksa mereka untuk
Universitas Sumatera Utara
23 melakukan tindakan. Jika seseorang mempunyai motivasi yang tinggi terhadap obyek tertentu, maka dia akan terdorong untuk berperilaku menguasai produk tersebut. Sebaliknya jika motivasinya rendah, maka dia akan mencoba untuk menghindari obyek yang bersangkutan. Model perilaku konsumen yang dikemukakan Kotler (1997 : 10) menerangkan bahwa keputusan konsumen dalam pembelian selain dipengaruhi oleh karakteristik konsumen, dapat dipengaruhi oleh rangsangan perusahaan yang mencakup produk, harga, tempat dan promosi .
2.4.
Profil Tenaga Kerja Sektor Informal di Sumatera Utara Kegiatan informal merupakan salah satu lapangan pekerjaan yang tidak
memerlukan persyaratan pendidikan tertentu dan persyaratan lainnya sebagaimana yang biasanya dipersyaratkan pada sektor formal. Oleh karena itu, untuk memasuki/menjadi pekerja di kegiatan informal relatif lebih mudah jika dibandingkan dengan sektor formal. Dengan begitu mudah untuk
memasuki / menjadi pekerja kegiatan informal,
menyebabkan tenaga kerja yang terserap sangat banyak jumlahnya sehingga, kegiatan informal memiliki peranan yang sangat besar dalam memberikan sumbangan terhadap penyerapan tenaga kerja secara nasional, yang sekaligus dapat mengurangi jumlah pengangguran (Ninasapti Triaswati, 2004). Terjadi peningkatan tenaga kerja di kegiatan informal dari tahun 2004 sebesar 63,2% dari angkatan kerja yang bekerja menjadi 63,9% atau 60,63 juta jiwa (BPS, Sakernas,2007).
Universitas Sumatera Utara
24 Sumatera Utara merupakan provinsi yang jumlah penduduknya cukup besar yakni sebanyak 12.834 juta orang dan menempati urutan ke-empat setelah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah. Tenaga kerja di kegiatan informal di Sumatera Utara didominasi oleh pekerja yang bekerja di sektor pertanian dan perdagangan. Pada Tahun 2005 pekerja di kegiatan informal yang berusaha di sektor pertanian 64% sedangkan di sektor perdagangan 17%. (Bankominfo Provsu,2008). Kota Tebing Tinggi dipilih menjadi daerah penyelenggaraan pilot-project Jamsos TK-LHK dikarenakan hasil survei dan profil Kota Tebing Tinggi yang menunjukan bahwa Kota Tebing Tinggi ini dikenal sebagai wilayah yang mengandalkan industri dan perdagangan. Perkembangan ekonomi Tebing Tinggi dipacu karena letak strategisnya yang menjadi jalur lintas Sumatera. Di samping itu karena Tebing Tinggi merupakan daerah hinterland yang berkembang menjadi wilayah kota yang maju, sehingga sebagian besar masyarakat daerah tetangga memanfaatkan Kota Tebing Tinggi sebagai alternatif utama dalam pemenuhan kebutuhan mereka, karena akses ke Kota Tebing Tinggi relatif lebih dekat, terjangkau, efisien dan ekonomis. Kondisi ini mendorong perkembangan Kota Tebing Tinggi sebagai kota perdagangan. Sektor perdagangan yang dimaksud lebih banyak didominasi oleh para pekerja sektor informal, industri rumah tangga dan UKM yang banyak tersebar di tiga kecamatan yakni Padang Hilir, Padang Hulu, dan Kecamatan Rambutan.
2.5.
Penyelenggaraan Program Jamsos TK-LHK Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi bersama dengan PT.Jamsostek
(Persero) telah melakukan pengkajian tentang kebutuhan jaminan soial bagi tenaga kerja
Universitas Sumatera Utara
25 di luar hubungan kerja di beberapa provinsi hasil kajian tersebut menunjukkan bahwa pada dasarnya ada minat yang besar untuk menjadi peserta Program Jamsostek,dalam rangka mengatasi resiko kecelakaan kerja, sakit, hamil, bersalin, hari tua dan meninggal dunia. Namun, kemampuan untuk membayar iuran terbatas karena penghasilan yang tidak teratur dan ada yang penghasilannya tergantung pada musim (Muzni Tambusai, , 2008). Oleh sebab itu, maka tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja tidak mungkin diwajibkan untuk mengikuti seluruh program Jamsostek sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No.3 tahun 1992. Sehubungan dengan keterbatasan kemampuan tenaga kerja untuk yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja dalam membayar iuran, maka Program Jamsostek bagi para tenaga kerja di luar hubungan kerja tersebut dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan membayar iuran dari tenaga kerja yang bersangkutan ( Alex Arifianto, 2004). Pada dasarnya kepesertaan, iuran dan program Jamsos TK-LHK ini tidaklah berbeda dengan Program Jamsostek pada umumnya, namun hanya terdapat sedikit beberapa perbedaan mekanisme dan skema pembayaran, iuran, serta penanggung jawab wadah/kelompok
(Pedoman
Penyelenggaraan
Program
Jamsos
TK-LHK,
Kepmenakertrans No-PER-24/MEN/VI/2006).
2.5.1. Kepesertaan Setiap tenaga kerja di luar hubungan kerja yang berusia maksimal 55 tahun dapat mengikuti program Jaminan Sosial Tenaga Kerja secara sukarela. Dapat mengikuti program Jamsostek secara bertahap dengan memilih program sesuai dengan kemampuan
Universitas Sumatera Utara
26 dan kebutuhan peserta. Dapat mendaftar sendiri langsung ke PT Jamsostek (Persero) atau mendaftar melalui wadah/ kelompok yang telah melakukan Ikatan Kerjasama (IKS) dengan PT Jamsostek (Persero).
2.5.2. Iuran dan Penetapan Upah Minimum
Iuran Program Jamsos TK-LHK ditetapkan berdasarkan nilai nominal tertentu. Nilai nominal tertentu
tersebut sekurang-kurangnya setara dengan Upah Minimum
Kabupaten/Kota setempat. Untuk menghitung besarnya iuran program Jamsostek sebagai berikut :
Tabel 1. Persentase Iuran Program Jamsos TK-LHK No. 1. 2. 3. 4.
Program Jamsos TK-LHK Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) Jaminan Hari Tua Jaminan Kematian Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Iuran 1% dari penghasilan sebulan 2 % dari penghasilan sebulan 0,3 % dari penghasilan sebulan 3 % dari penghasilan sebulan (lajang) 6 % sebulan dari penghasilan (berkeluarga)
Sumber : KepMeMenakerTrans No 24 Tahun 2006
2.5.3. Wadah Wadah adalah organ yang dibentuk oleh, dari, dan untuk peserta dalam rangka untuk membantu penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja. Adapun Penanggung Jawab wadah adalah pihak yang ditunjuk oleh peserta untuk mewakili peserta dalam hal menyelesaikan hak
Universitas Sumatera Utara
27 dan kewajiban para peserta yang meliputi pengumpulan iuran, penyetoran iuran, dan pengurusan klaim. Keberadaan wadah dan penangung jawab wadah sangat penting dalam penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di luar hubungan kerja, mengingat bahwa wadah bertugas untuk : a). Menghimpun tenaga kerja di luar hubungan kerja. b). Mendaftarkan peserta ke PT.Jamsostek (Persero). c). Menghimpun dan menyetor iuran kepada PT.Jamsostek (Persero). d). Membantu mendistribuskan Kartu Peserta Jamsostek (KPJ) kepada peserta. e). Mengurus hak-hak peserta atas jaminan. f). Memperingatkan peserta yang menunggak pembayaran iuran dan melaporkan kepada PT.Jamsostek (Persero).
2.5.4. Cara pembayaran Berikut mekanisme cara pembayaran iuran Jamsos TK-LHK :
a). Setiap bulan atau setiap tiga bulan dibayar di depan.
b). Dibayarkan langsung oleh peserta sendiri atau melalui Penanggung Jawab Wadah/ Kelompok secara lunas.
c). Pembayaran iuran melalui Wadah/ Kelompok dibayarkan pada tanggal 10 bulan berjalan disetorkan ke Wadah/ Kelompok dan tanggal 13 bulan berjalan, Wadah/ Kelompok setor ke PT Jamsostek (Pesero).
Universitas Sumatera Utara
28 d). Pembayaran iuran secara langsung oleh Peserta baik secara bulanan maupun secara tiga bulanan dan disetor paling lambat tanggal 15 bulan berjalan.
e). Dalam hal peserta menunggak iuran, masih diberikan grace periode selama 1 (satu) bulan untuk mendapatkan hak jaminan program yang diikuti.
f). Peserta yang telah kehilangan hak jaminan dapat memperoleh haknya kembali jika peserta kembali membayar iuran termasuk satu bulan iuran yang tertunggak dalam masa grace periode.
Adapun yang menjadi manfaat Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja yang diberikan kepada tenaga kerja yang melakukan pekerjaaan di luar hubungan kerja sesuai dengan jaminan
yang telah diatur sebelumnya dalam Peraturan Pemerintah Nomor
14.Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja beserta peraturan pelaksanaannya.
2.6.
Pembinaan dan Pengendalian
2.6.1). Pembinaan Agar penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja di luar hubungan keja dapat berjalan secara efektif, efisien dan berkesinambungan, maka perlu dilakukan pembinaan antara lain melalui sosialisasi. Adapun sasaran, materi dan metode sosialisasi adalah sebagai berikut
Universitas Sumatera Utara
29 1. Sasaran Sosialisasi Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja di luar hubungan kerja dilakukan terhadap semua pemangku kepentingan (stakeholders) baik di Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota,Kecamatan maupun Desa. 2. Materi Materi sosialisasi berkaitan dengan manfaat Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja,jenis program yang ditawarkan,besarnya iuran,cara membayar iuran,serta hak dan kewajiban setelah menjadi peserta program Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 3. Metode Metode sosialisasi dilakukan dengan kemampuan dan kondisi serta kebiasaan masing-masing daerah,misalnya penyuluhan media elektronik, media cetak, atau tatap muka dengan masyarakat /tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja.
2.6.2). Pengendalian Untuk mengetahui pelaksanaan penyelenggaraan Program Jamsostek bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan di luar hubungan kerja adalah :
1. Monitoring Monitoring dilaksanakan dengan tujuan untuk mengendalikan arah kegiatan, memberikan bimbingan, dan pengarahan dalam rangka pengelolaan kegiatan serta membantu
mengatasi
masalah-masalah
yang
timbul
di
lapangan.
Monitoring
Universitas Sumatera Utara
30 dilaksanakan secara terus-menerus dan dilaporkan secara periodik setiap 3 bulan sekali yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat (Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi) an. Pemerintah Provinsi ( unit kerja yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan). 2. Pelaporan Kantor
cabang
PT.Jamsostek
(Persero)
wajib
melaporkan
pelaksanaan
penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi di luar hubungan kerja kepada instani yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Kabupaten/Kota dengan tembusan ke Provinsi. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaaan Kabupaten/Kota yang berkaitan dengan penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja yang melakukan pekerjaan
di luar
hubungan kerja wajib melaporkan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Provinsi. Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan Provinsi yang berkaitan dengan penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja di yang melakukan pekerjaan luar hubungan kerja wajib melaporkan wajib melaporkan kepada Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. 3. Evaluasi Evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai keberhasilan penyelenggaraan program Jaminan Sosial Tenaga Kerja bagi tenaga kerja di yang melakukan pekerjaan luar
hubungan
kerja.
Berdasarkan
kegiatan
evaluasi
ini
akan
diketahui
keberhasilan,hambatan dan kendala di lapangan yang nantinya dapat dijadikan dasar penyempurnaan dan perumusan program pada tahun berikutnya.
2.7.
Kerangka Pikir
Universitas Sumatera Utara
31
Motivasi Keikutsertaan Program Jamsos TK-LHK PT.Jamsostek cabang Tanjung Morawa Medan
Alasan Pemilihan Program Perlindungan
Alur Pelaksanaan Program
Universitas Sumatera Utara
Wadah