BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani Tanaman Menurut Tjitrosoepomo (1989) tanaman kacang hijau termasuk suku (family) Leguminosae. Kedudukan tanamn kacang hijau dalam taksonomi tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut . Kongdom
: Plantae
Divisi
: Spermatophyta
Subdivisi
: Angiosspermae
Kelas
: Dicotyledonae
Ordo
: Rosales
Famili
: Leguminosae (Papilionidae)
Genus
: Phaselus
Spesis
: Phaseolus radiates L. Kacang hijau merupakan tanaman pangan semusim berupa semak yang
tumbuh tegak. Tanaman kacang hijau ini diduga berasal dari India. Tanaman kacang hijau adalah tanam semusim berumur pendek
(60 hari). Batang kacang hijau
berbentuk bulat dan berbuku-buku. Ukuran batangnya kecil-kecil, berbulu, berwarna hijau kecoklatan atau kemerahan. Daun kacang tumbuh majemuk terdiri dari tiga
helai anak daun setiap tangkai. Helai daun berbentuk oval dengan bagian ujung lancip dan berwarna hijau muda hingga hijau tua. Bunga kacang hijau berbentuk seperti
kupu-kupu dan berwarna kuning kehijauan. Bunganya termasuk hermafrodit atau berkelamin dua. Buah kacang hijau berbentuk silindris dengan panjang antara 5-16 cm dan berbulu pendek. Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau berbentuk bulat. Biji kacang hijau mempunyai bobot hanya sekitar 0,5-0,8 mg (Purwono dan Hartono, 2005) . Daunnya terdiri dari tiga helaian (trifoliate) dan letaknya berselang. Tangkai daunnya lebih panjang dari daun hijau muda sampai hijau tua. Bunga berwarna kuning tersusun dalam tandan ,keluar pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polongnya berbentuk slindris dengan panjang antara 6-15 cm dan berbulu pendek. Sewaktu muda berwarna hijau dan berubah hitam atau coklat ketika tua, dengan isi polong 10 – 15 biji (Andrianto dan Indarto,2004).
2.2. Syarat Tumbuh tanaman 2.2.1
Iklim Jumlah curah hujan dapat mempengaruhi produksi kacang hijau. Tanaman ini
cocok ditanam pada musim kering (kemarau) yang rata–rata curah hujannya rendah. Di daerah yang bercurah hujan tinggi, tanaman kacang hijau mengalami banyak hambatan gangguan, misalnya mudah rebah dan mudah terserang penyakit. Produkisi kacang hijau musim hujan umumnya lebih rendah dari pada produksi musim kemarau (Rukmana,1997).
Kacang hijau merupakan tanaman musim hangat dan akan tumbuh di dalam rata -rata rentang suhu sekitar 200 – 400 C, suhu optimum antara 280-300 C. Oleh karena itu, tanaman ini dapat tumbuh dimusim panas dan musim gugur di daerah hangat, subtropics dan pada ketinggian di bawah 2000 m di daerah tropis .Tanaman ini sangat peka pada kondisi air yang berlebihan, tetapi dapat bertahan terhadap tekanan kekeringan dengan relatif baik dengan pembatasan periode dari berbunga kedewasaan. Kebutuhan air adalah sekitar 200-300 mm per musim pertumbuhan. 2.2.2
Tanah Tanaman kacang hijau menghendaki tanah yang tidak terlalu berat. Artinya,
tanamaan kacang hijau tumbuh dengan baik pada tanah yang tidak terlalu banyak mengandung liat. Tanah dengan kandungan bahan organik tinggi sangat disukai oleh tanaman kacang hijau, asalkan kandungan air tanah tetap terjaga dengan baik adapun jenis tanah yang dianjurkan adalah latosol atau regosol. Jenis tanah tersebut akan lebih baik bila digunakan setelah ditanami tanaman padi terlebih dahulu (Purwono dan Hartono, 2005)
2.3. Jarak Tanam Kerapatan tanaman atau jumlah tanaman tiap hektar merupakan faktor yang sangat penting karena dapat mempengaruhi tiap satuan luas. Kerapatan tanaman yang terlalu tinggi dapat menurunkan hasil tiap satuan luas. Penurunan hasil terutama di sebabkan adanya persaingan antar tanaman dalam pengunaan cahaya, penyerapan air, hara, tempat tumbuh dan faktor pembatas yang lain. Pada kerapatan yang terlalu tinggi kemungkinan terjadi antar bagian tanaman dapat juga menyebabkan
menurunnya hasil tiap tanaman. Distribusi cahaya pada tajuk tanaman di pengaruhi oleh indeks luas daun ( Koswara , 1975 ) Jarak tanam rapat menghasilkan tinggi tanaman yang lebih tinggi dari pada jarak tanam rengang. Hasil tersebut mencerminkan bawah pada jarak tanam rapat terjadi kompetisi dalam pengunaan cahaya yang mempengaruhi pula pengambilan unsur hara ,air,dan udara. Kompetisi cahaya terjadi apa bila suatu tanaman menaungi tanaman lain atau apa bila suatu daun memberi naungan pada daun lain. Tanaman yang saling menaungi akan berpengaruh pada proses fotosintesis. Dengan demikian tajuk-tajuk tumbuh kecil dan kapasitas pengambilan unsure hara serta air menjadi berkurang (Syam,1992). Disamping itu jarak tanam rapat dapat memperkecil jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman ,sehingga aktifitas auksin meningkat dan terjadilah pemanjangan sel-sel. Tanaman yang diusahakan pada musim kering dengan jarak tanam rapat akan berakibat pada pemanjangan ruas,oleh karena jumlah cahaya yang dapat mengenai tubuh tanaman berkurang .akibat lebih jauh terjadi peningkatan aktifitas auksin sehingga sel-sel tumbuh memanjang.
2.4. Populasi Tanaman Pengatur populasi tanaman pada hakekatnya adalah pengatur jarak tanam yang berpengaruh pada persaingan dalam penyerapan hara.air dan cahaya matahari, sehingga apabila tidak diatur dengan baik akan mempengaruhi hasil tanaman. Ruang adalah salah satu unsur sumber daya lingkungan yang dapat menjadi faktor pembatas pertumbuhan dan produksi tanaman. Kepadatan populasi tanaman terkait dengan
pemanfaatan
ruang media
tumbuh,
pada
kepadatan
rendah
menyebabkan
pemanfaatan sumberdaya lingkungan tidak optimal, tetapi kepadatan tinggi menyebabkan tingginya tingkat kompetisi sehingga pertumbuahn individu terhambat. Peningkatan kepadatan populasi akan meningkatkan produksi bahan kering tanaman, sampai suatu maksimum, yaitu pada saat peningkatan kepadatan populasi tanaman lebih lanjut tidak di ikuti lagi oleh peningkatan pruduksi bahan kering tanaman (Donald, 1963 dan Bunting ,1972). Kerapatan tanaman mempunyai hubungan yang tidak dapat dipisahkan dari jumlah hasil yang diperoleh dari sebidang lahan . Kerapatan tanaman penting diketahui untuk menentukan sasaran agronomi yaitu hasil tanaman (Jumin, 1999) Hasil persatuan luas lahan meningkat seiring dengan peningkatan populasi akan tetapi setelah titik kompetisi tercapai maka laju kenaikan hasil akan turun dan akhirnya dan akhirnya akan menurunkan hasil persatuan luas lahan. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan jumlah populasi
tanaman
akan meningkatkan kerapatan tanaman
sehingga mempengaruhi efesiensi pengunaan cahaya, juga mempengaruhi kompetsi antar tanaman dalam pengambilan unsur hara dan air (Harjadi, 1988). Jarak tanam merupakan salah stau faktor yang dapat di pergunakan untuk meningkatkan hasil tanaman per satuan luas.
2.5. Kompetisi Intra dan Antar Spesies Kompetisi adalah interaksi antara dua organism yang berusaha untuk hal yang sama. Interaksi kompetisi biasanya interspesifik berpengaruh terhadap pertumbuhan dan proses bertahan hidup oleh dua atau lebih spesies populasi. Interaksi kompetisi biasanya melibatkan ruang lingkup, makanan, nutrisi, cahaya matahari, dan tipe-tipe dari
interaksi.
Kompetisi
interspesifik
dapat
menghasilkan
penyesuaian
keseimbangan oleh dua spesies atau dari satu populasi mengantikan yang lain (Odum,1983) Kompetisi terjadi apabila tanaman mencapai tingkat pertumbuhan tertentu, sedangkan semakin keras dengan pertambahan ukuran tanaman dengan umur. Kemampuan suatu tanaman dipengaruhi oleh kemapuan suatu organ yang melakukan kompetisi. Akar yang memiliki luas permukaan lebar, daun yang banyak, lebar, dan tersebar diseluruh tubuh tanaman akan meningkatkan kompetesi, akibat kompetisi tanaman pun tinggi (Fuller dan Caronthus 1964). Menurut Trenebath (1976) bahwa proses kompetisi adalah proses yang paling kompleks dari semua proses.Sebagai akibat dari kompetisi tersebut maka terjadilah penguasaan faktor-faktor tumbuh yang tidak merata antara tanaman .Hal ini mengakibtakan ukuran tanaman bervariasi.Selanjutnya di kemukakan bahwa walaupun telah ada perbedaan ukuran sebelumnya kompetisi terjadi, namun setelah kompetisi berlansung biasanya cendrung memperbesar perbedaan ukuran tersebut.
2.6. Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan diartikan sebagai suatu proses pertambahan ukuran atau volume serta jumlah sel secara irreversible, atau tidak dapat dikembali ke bentuk semula. Perkembangan adalah peristiwa perubahan bioligis menuju kedewasaan tidak dapat dinyatakan dengan ukuran tetapi dengan perubahan bentuk tubuh (metamorphosis) dan tingkat kedewasaan. Pertumbuhan dan perkembangan merupakan dua aktifitas kehidupan yang tidak dapat dipisahkan,karena prosesnya berjalan bersamaan. Tumbuhan yang masih kecil,belum lama muncul dari biji dan masih hidup dari persediaan makanan yang terdapat didalam biji, dinamakan kecambah (Plantula). Awal perkecambhan dimulai dengan berakhirnya masa dormasi. Masa dormasi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai. Berakhir masa dormansi ditandai dengan masuknya air ke dalam biji suatu tumbuhan, yang disebut dengan proses imbibisi. Imbibisi terjadi karena penyerapan air akibat potensial air yang renda pada biji yang kering .air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit pembungkus dan juga memicu perubahn metabolik pada embrio yang menyebabkan biji tersebut melanjutkan pertumbuhan