BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan 1. Definisi Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Pengetahuan atau ranah kognitif merupakan dominan yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang (overtbehaviour) (Notoatmodjo, 2012). Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan pancainderanya. Pengetahuan sangat berbeda dengan kepercayaan (beliefs), takhyul
(supertition),
information).
dan
penerangan-penerangan
yang
keliru
(miss
Pengetahuan adalah segala apa yang diketahui berdasarkan
pengalaman yang didapatkan oleh setiap manusia (Mubarak, 2012). 2. Tingkat Pengetahuan Untuk mengukur tingkat pengetahuan terdiri dari enam peringkat: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya atau rangsangan yang telah diterima. b. Memahami (comprehension) Memahami diartikan sebagai kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar.
6
7
c. Aplikasi (aplication) Aplikasi penggunaan hukum-hukum atau rumus, metode, prinsip dan lain sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan untuk menjabarkan materi atau objek ke dalam komponen, tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Seseorang mampu mengenali kesalahan-kesalahan logis, menunjukkan kontradiksi atau membedakan di antara fakta, pendapat, hipotesis, asumsi dan simpulan serta mampu menggambarkan hubungan antar ide. e. Sintesis (synthesis) Sintesis
merupakan
suatu
kemampuan
untuk
meletakkan
atau
menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru dan koheren. Manusia mampu menyusun formulasi baru. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek dan didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau dengan ketentuan yang sudah ada sehingga, mampu menyatakan alasan untuk pertimbangan tersebut (Notoatmodjo, 2012). 3. Jenis-Jenis Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), dalam kehidupan manusia dapat memiliki berbagai pengetahuan dan kebenaran. pengetahuan yang dimiliki manusia ada empat, yaitu : a. Pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memilki sesuatu dimana ia menerima secara baik.
8
b. Pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari sciense. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. c. Pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Pengetahuanfilsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajiantentang sesuatu. d. Pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dariTuhan lewat para utusan-Nya. Pengetahuan agama bersifat mutlak danwajib diyakini oleh para pemeluk agama. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoadmojo (2012) pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa faktorfaktor antara lain : a. Faktor Internal 1) Intelegency Quotient (IQ) Intelegensi adalah kemampuan untuk berfikir abstrak.Untuk mengukur Intelegensi seseorang dapat diketahui melalui Intelegency Quotient (IQ) yaitu skor yang diperoleh dari sebuah alat tes kecerdasan. Individu yang memiliki intelegensi rendah maka akan diikuti oleh tingkat kreativitas yang rendah. 2) Keyakinan (Agama) Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk kedalam konstruksi kepribadian seseorang yang sangat berpengaruh dalam cara berfikir, bersikap, berkreasi dan berperilaku individu. b. Faktor Eksternal 1) Pendidikan Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan kearah yang lebih dewasa,
9
lebih baik dan lebih matang pada diri individu, keluarga atau masyarakat. Beberapa hasil penelitian mengenai pengaruh pendidikan terhadap perkembangan
pribadi,
bahwa
pada
umumnya
pendidikan
itu
mempertinggi taraf intelegensi individu. 2) Motivasi Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan mengesampingkan hal yang dianggap kurang bermanfaat. Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu perilaku akan dirasakan suatu kebutuhan. 3) Pengalaman Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain : meliputi lingkungan, sosial, ekonomi, kebudayaan dan informasi. 4) Usia Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologi (mental). Pertumbuhan fisik secara garis besar dapat dikategorikan menjadi 4, yaitu : perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya bentuk lama dan timbulnya bentuk baru. Hal ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.Pada asfek psikologis atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. 5) Minat Minat adalah suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
10
5. Sumber Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2012), sumber pengetahuan adalah sebagai berikut : a. Empiris Menurut
aliran
ini
manusia
memperoleh
pengetahuan
melalui
pengalamannya. b. Rasionalisme Aliran ini menyatakan bahwa akal adalah dasar kepastian pengetahuan. Pengetahuan yang benar diperoleh dan diukur dengan akal. Manusia memperoleh pengetahuan melalui kegiatan menangkap objek. c. Intuisi Intuisi adalah hasil dari evolusi pemahaman yang tertinggi. Kemampuan ini mirip dengan insting, tetapi berbeda dengan kesadaran dan kebebasannya. Menurutnya, intuisi mengatasi sifat lahiriah pengetahuan simbolis, yang pada dasarnya bersifat ana lisis, menyeluruh, mutlak, dan tanpa dibantu oleh penggambaran secara simbolis. d. Wahyu Wahyu adalah pengetahuan yang disampaikan oleh Allah kepada manusia lewat perantaraan para nabi. 6. Pengukuran pengetahuan Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin di ukur dari subjek penelitian atau responden (Notoatmodjo, 2012). B. Tindakan 1. Definisi Tindakan Tindakan adalah mekanisme dari suatu pengamatan yang muncul dari persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.
11
2. Tingkatan Tindakan Tindakan mempunyai beberapa tingkatan yaitu : 1. Persepsi (perception) yaitu mengenal dan memilih berbagai objek yang akan dilakukan. 2. Respon terpimpin yaitu melakukan segala sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. 3. Mekanisme yaitu melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis 4. Adaptasi yaitu suatu praktek atau tindakan yang yang sudah berkembang dan dilakukan dengan baik (Notoatmodjo, 2012). C. Rheumatoid Arthritis 1. Definisi Rheumatoid Arthritis Rheumatoid Arthritis adalah gangguan berupa kekakuan, pembengkakan, nyeri dan kemerahan pada daerah persendian dan jaringan sekitarnya. Rheumatoid arthritis adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system organ. Penyakit ini adalah salah satu dari sekelompok penyakit jaringan ikat difus yang diperantarai oleh imunitas dan tidak diketahui penyebabnya. Pada pasien biasanya terjadi destruksi sendi progresif, walaupun episode peradangan sendi dapat mengalami masa remisi (Adellia, 2011). 2. Jenis-Jenis Rheumatoid Arthritis Menurut Deiby (2013), ada beberapa jenis rheumatoid arthritis yaitu: a. Reumatik Sendi ( Artikuler ) Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu: 1.
Osteoarthritis Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang sama. Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh
12
persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, sertajaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. 2.
Arthritis Gout Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia). Rheumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat di persendian meningkat.
b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler) Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunakdi luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis reumatik yangsering ditemukan yaitu: 1. Fibrosis Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan. 2. Tendonitis dan Tenosivitis Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon. 3. Entesopati Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang.Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini
13
bisa
timbul
akibat
menggunakan
lengannya
secara
berlebihan,
degenerasi, atau radang sendi. 4. Bursitis Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout. 5. Back Pain Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salahsewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bias akibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur. 6. Nyeri Pinggang Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yang dapat menjalar ke tungkai dankaki. 7. Frozen Shoulder Syndrome Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas. 8. Tenosivitis De Quervain Mengenai otot abductor pollicis longus dan ekstensor pollicisbrevis pada pergelangan tangan yang searah dengan ibu jari. Tempat yang sakit bisa tampak bengkak, terasa panas dan nyeri.
14
9. Jari Pelatuk (Stenosing Tenosynovis) Pada keadaan ini biasanya penderita mengeluh jari tangan yang ditekuk sukar diluruskan kembali. Gerakan jari semakin lama semakin kaku terutama pada malam hari sewaktu akan tidur. Suatu saat jari tidak bisa ditekuk atau diluruskan kembali. Keadaan ini bisa timbul spontan akibat trauma
berulang
pada
telapak
tangan
ataupun
terlalu
banyak
mengerjakan pekerjaan tangan. Bisa terkait dengan osteoatritis atau rheumatoid athritis pada sendi tersebut ataudisloksi tendon dapat menyebabkan gejala diatas. 10. Tendonitis Achilles Tendon achilles merupakan tendon dari otot – otot betis yang melekat pada tumit bagian belakang. Keadaan ini menimbulkan rasa nyeri bila kaki digerakkan. Dalam keadaan lanjut, menampakkan kaki pun sukar dilakukan. 11. Carpal Tunnel Syndrome Kelainan ini menyebabkan rasa baal (parestesia) pada telapak tangan dan jari-jari, tanpa melibatkan jari kelima (ibu jari). Keadaan ini terjadi akibat penekanan pada saraf medianus melalui terowongan karpal oseosa-fibrosa. 12. Sindrom Fibromialgia Penyakit ini mungkin disebabkan oleh proses peradangan atauspasme lokal otot. Namun faktor pencetus timbulnya fibromalgia adalah infeksi oleh virus, kuman, atau parasit, trauma atau akibat beban kerja, postur tubuh yang tidak normal, udara dingin dan lembab, serta ketegangan jiwa.
15
3.
Penyebab Rheumatoid Arthritis Penyebab rheumatoid arthritis sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Penyebab rheumatoid arthritis ini masih terus diteliti di berbagai belahan dunia, namun agen infeksi seperti virus, bakteri, dan jamur, sering dicurigai sebagai pencetusnya. Sejumlah ilmuwan juga berpendapat, bahwa beberapa faktor resiko seperti faktor genetik dan kondisi lingkungan pun ikut berperan dalam timbulnya rheumatoid arthritis (Brunner&Suddarth,2002) : a.
Genetik
b.
Infeksi Dengan adanya infeksi timbul karena permulaan sakitnya terjadi secara mendadak dan disertai tanda-tanda peradangan. Penyebab infeksi diduga oleh bakteri,mikroplasma atau virus.
c.
Heart Shock Protein (HSP) HSP merupakan sekelompok protein berukuran sedang yang dibentuk oleh tubuh sebagai respon terhadap stres.
d.
Radikal Bebas Radikal superoksida dan lipid peroksidase yang merangsang keluarnya prostaglandin dan pembengkakan.
4.
Patofisiologi Pada awalnya, respon imun patologi hanya terbatas pada sinovium. Setelah terbentuk immunoglobulin G (IgG), antibody faktor rheumatoid (RF) diproduksi. Ketika IgG dan faktor rheumatoid beraksi, terbentuk komplek yang tidak dikenali oleh tubuh sehingga memicu respon autoimun. Respons ini bertangggung jawab atas dimulainya respon inflamasi yang awalnya terjadi secara local, kemudian sistemik.
16
Perburuan kompleks kejadian imunologi mencapai proses inflamasi local yang lanjut sehingga menyebabkan edema,sinovitis, dan penebalan lapisan sinovium.Pada akhirnya, hipertrofi lapisan sinovium menginvasi jaringan sekitar dengan mendorong kapsul sendi, ligament, dan tedon. Kartilago artikular tidak mengandung pembuluh darah dan sinovium bertanggung jawab atas pertukaran nutrien dan produk buangan. Akibatnya, antigen atau sitokin yang ada dapat mempertahankan efek kerja dalam waktu lebih lama pada kartilago dan sinovium. Jika tidak dihentikan, proses inflamasi di dalam persendian akan terjadi dalam empat tahap : 1.
Sinivitis yang terjadi karena kongesti dan edema pada membrane synovial serta kapsula sendi. Infiltrasi oleh limfosit, makrofag, dan neutrofil membuat respons inflamasi local tersebut terus berlanjut. Sel-sel ini, di sampingsel-sel synovial mirip-fibroblast, menghasilkan enzim yang membantu menguraikan tulang dan kartilago.
2.
Pannus-penebalan
lapisan
jaringan
granulasi-menyelubungi
serta
menginvasi kartilago dan pada akhirnya, menghancurkan kapsula sendi serta tulang. 3.
Ankilosis fibrosa-infasi fibrosa pada pannus dan pembentukan parutmenyumbat rongga sendi; atrofi tulang dan ketidaksejajaran yang menyebabkan deformitas nyata dan disrupsi artikulasio tulang-tulang yang saling berhadapan sehingga terjadi atrofi otot serta ketidakseimbangan dan mungkin pula, dislokasi parsial (subluksasio).
4.
Klasifikasi jaringan fibrosa yang mengakibatkan ankilosis tulang dan imobilitas total literature terbaru mengaitkan alel tertentu pada major histicompobilitycompleks (MHC) dengan rheumatoidarthritis, khususnya human leucocyte antigen (HLA) pada haplotyes DR4 dan DRI kelas II. Dalam hal anomaly imunologi, terdapat bukti kuat bahwa interleukin-1 dan
17
tumor necrosis faktor alpa(TNfa) merupakan pelantara penting pada inflamasi dan penguraian sinoval, serta pada kerusakan tulang dan kartilago. Istilah panus mengacu pada hipertrofi sinovium yang mengandung makrofag, fibroblast, sel mast, dan sel imunoresponif lain yang kurang penting. Panus dapat mengerosi kartilago artikular dan menciptakan lingkungan untuk pembentukan esteofit dan tonjolan tulang, Pada saat ini, osteoartritis dan rheumatoidarthritis tampak serupa. Menurut Corwin (2009), rheumatoid arthritis merupakan penyakit autoimun yang terjadi pada individu rentan setelah respons imun terhadap agen pemicu yang tidak diketahui. Agen pemicunya adalah bakteri, mikroplasma, atau virus yang menginfeksi sendi atau mirip sendi secara antigenik. Biasanya respons antibodi awal terhadap mikroorganisme diperantarai oleh IgG.Walaupun respons ini berhasil menghancurkan mikroorganisme, individu yang menglami rheumatoid arthritis mulai membentuk antibodi lain, biasanya IgM atau IgG.Antibodi yang ditujukan ke komponen tubuh sendiri ini disebut faktor rheumatoid (FR).FR menetap di kapsul sendi sehingga menyebabkan inflamasi kronis dan kerusakan jaringan.Rheumatoid arthritis diperkirakan terjadi karena predisposisi genetik terhadap penyakit autoimun dan menyebabkan siklus inflamasi dan kerusakan sendi. 5.
Manifestasi Klinis Ada beberapa gambaran klinis yang lazim ditemukan pada penderita rheumatoid arthritis. Gambaran klinis ini tidak harus timbul sekaligus pada saat yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinis yang sangat bervariasi (Purwoastuti, 2009). a.
Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, anoreksia, berat badan menurun dandemam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.
18
b.
Poliartritis simetris terutama pada sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak melibatkan sendi-sendi interfalangs distal. Hampir semua sendi diartrodial dapat terserang.
c.
Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam dapat bersifat generalisasi terutam amenyerang sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa menit dan selalu kurang dari 1 jam.
d.
Arthritis erosif merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan erosi di tepi tulang dan ini dapat dilihat pada radiogram.
e.
Deformitas, kerusakan dari struktur-struktur penunjang sendi dengan perjalanan penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, subluksasi sendi metakarpofalangeal, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah beberapa deformitas tangan yang seringdijumpai pada penderita. Pada kaki terdapat protrusi (tonjolan) kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi metatarsal. Sendi-sendi besar juga dapat terserang dan mengalami pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakekstensi.
f.
Nodula-nodula rheumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada sekitar sepertiga orang dewasa penderita rheumatoid arthritis. Lokasi yang paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku ) atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
g.
Manifestasi ekstra-artikular: rheumatoidarthritis juga dapat menyerang organ-organ laindi luar sendi. Jantung (perikarditis), paru-paru (pleuritis), mata, dan pembuluh darah dapat rusak.
19
6.
Penatalaksanaan Rheumatoid Arthritis Tujuan penatalaksanaan rheumatoid arthritis adalah mengurangi nyeri, mengurangi inflamasi, menghentikan kerusakan sendi dan meningkatkan fungsi dan kemampuan mobilisasi klien (Purwoastuti, 2009). Adapun penatalaksanaan umum pada rheumatoid arthritis antara lain : 1.
Pemberian terapi Pengobatan pada rheumatoid arthritis meliputi pemberian aspirin untuk mengurangi nyeri dan proses inflamasi, NSAIDs untuk mengurangi inflamasi, pemberian kortikosteroid sistemik untuk memperlambat destruksi sendi dan imunosupressive terapi untuk menghambat proses autoimun.
2.
Pengaturan aktivitas dan istirahat Pada kebanyakan penderita, istirahat secara teratur merupakan hal penting untuk mengurangi gejala penyakit. Pembebatan sendi yang terkena dan pembatasan gerak yang tidak perlu akan sangat membantu dalam mengurangi progresivitas inflamasi. Namun istirahat harus diseimbangkan dengan latihan gerak untuk tetap menjaga kekuatan otot dan pergerakan sendi.
3.
Diet Untuk penderita rheumatoid arthritis disarankan untuk mengatur dietnya. Diet yang disarankan yaitu asam lemak omega-3 yang terdapat dalam minyak ikan, roti gandum, jagung, buah-buahan
4.
Pembedahan Pembedahan dilakukan apabila rheumatoid arthritis sudah mencapai tahap
20
akhir. Bentuknya dapat berupa tindakan arhthrodesis untuk menstabilkan sendi, arthoplasty atau total join replacement untuk mengganti sendi. 7.
Komplikasi Rheumatoid Arthritis Komplikasi rheumatoid arthritis meliputi :
8.
a.
Fibrosis dan ankilosis.
b.
Kontraktur jaringan lunak.
c.
Rasa nyeri.
d.
Deformitas sendi.
e.
Sindrom sjogen.
f.
Destruksi vertebra servikalis kedua.
g.
Kompresi medulla spinalis.
h.
Penyakit sendi temporomandibuler.
i.
Infeksi.
j.
Osteoporosis (Purwoastuti, 2009).
Pencegahan Kekambuhan Rheumatoid Arthritis Pencegahan kekambuhan rheumatoid arthritis meliputi (Purwoastuti,2009) : 1.
Olahraga Ringan Olahraga ringan seperti jalan kaki ternyata bermanfaat bagi para penderita rheumatoid arthritis. Jalan kaki ini dapat membakar kalori,memperkuat otot, dan membangun tulang yang kuat tanpa menganggu persendian yang sakit
2.
Menjaga Berat Badan Ideal Menjaga berat badan ideal merupakan salah satu langkah bijaksana untuk mengurangi nyeri di sendi lutut. Setiap kelebihan berat badan akan membebani sendi lutut serta panggul dan menambah rasa nyeri.
3.
Minum minuman yang tinggi kalsium seperti susu.
21
4.
Istirahat yang cukup.
5.
Hindari kerja berat, seperti mengangkat barang-barang yang berat
6.
Mengkonsumsi Vitamin C Dalam sebuah studi, orang-orang yang mendapatkan kurang dari 56 mg vitamin C per hari, berkemungkinan 3 kali lebih besar mengembangkan rheumatoid arthritis dibanding yang mendapatkan 95 mg, jumlah dalam jeruk. Riset menunjukkan, vitamin C, sejenis antioksidan, terutama kuat dalam menyapu radikal-radikal bebas yang menyebabkan inflamasi.
7.
Hindari merokok. Merokok termasuk salah satu resiko rheumatoid arthritis. Merokok dapat memicu serangan pada sistem imun yang menyebabkan penyakit ini. Pada kenyataannya, sebuah studi mengungkapkan, merokok meningkatkan resiko sampai dua kali lipat mengembangkan rheumatoid arthritis.
8.
Berjemur di Sinar Matahati Berjemur di sinar matahari di bawah pukul 09.00. Ini bisa membantu penyerapan kalsium dalam tubuh yang bisa membantu fungsi tulang.
9.
Hindari makanan yang dapat memicu kambuhnya rheumatoid seperti sarden, kerang, hati, usus, limpa
10. Periksa kesehatan ke Puskesmas atau Rumah Sakit minimal 6 bulan sekali
D. Kerangka Konsep Skema 2.1
22
Kerangka konsep
Pengetahuan tentang Rheumatoid Arthritis
Tindakan Pencegahan Kekambuhan
E. Hipotesa Ha : Ada Hubungan Pengetahuan Tentang Rheumatoid Arthritis Dengan Tindakan Pencegahan Kekambuhan Pada Klien di Puskesmas Mandala Medan Tahun 2014.