BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi dan Landasan Teori 1.
Tinjauan umum perbankan Kekhasan yang terlihat dalam kehidupan perbankan Indonesia salah satunya adalah
melakukan usahanya dengan berasaskan demokrasi ekonomi dengan prinsip kehatihatian. Perbankan yang didasarkan kepada demokrasi ekonomi memiliki arti, bahwa masyarakat harus memegang peranan aktif dalam kegiatan perbankan, tetapi pemerintah juga berkewajiban untuk memberi pengarahan dan bimbingan terhadap pertumbuhan ekonomi (perbankan) (Muhammad Djumhana. 2000:12). Dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan, khususnya Pasal 1, Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Dan Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dikatakan bahwa sistem perbankan adalah sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya secara keseluruhan (Jamal Wiwoho, 2011:36). Menurut Abdulkadir Muhammad ( 2000: 33) pengertian perbankan lebih luas dibandingkan dengan bank. Pengertian perbankan merupakan rumusan umum yang abstrak mencakup 3 (tiga) aspek
utama, yaitu: Kelembagaan bank; Kegiatan Usaha Bank; dan Cara dan Proses Pelaksanaan Kegiatan Usaha Bank. Menurut Dictionary of Banking and Financial Services, “Bank adalah suatu lembaga yang mempunyai fungsi pokok antara lain (a) menerima simpanan giro, deposito dan membayar atas dasar dokumen yang ditarik orang/lembaga tertentu dan (b) mendiskontkan surat berharga, memberikan pinjaman dan menanam dana dalam bentuk surat berharga (Jerry M. Rosenberg, 1982:44). Menurut Abdurrachman (1991: 80) dalam bukunya Ensiklopedia Ekonomi Keuangan Perdagangan, bank adalah suatu jenis pranata finansial yang melaksanakan jasa-jasa keuangan yang cukup beraneka ragam, seperti pinjaman, memberi pinjaman, mengedarkan
uang, mengadakan pengawasan terhadap
uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan untuk benda-benda berharga, membiayai usaha-usaha perusahaan. Sedangkan berdasarkan SK Menteri Keuangan RI No. 792 tahun 1990 pengertian bank adalah merupakan suatu badan yang kegiatannya di bidang keuangan melakukan penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat terutama guna membiayai investasi perusahaan. Selain itu Munir Fuady (2003: 14) mengartikan perbankan adalah yang mengatur masalah-masalah perbankan sebagai lembaga, dan aspek kegiatannya sehari-hari, ramburambu yang harus dipenuhi oleh suatu bank, perilaku petugas-petugasnya, hak, kewajiban, tugas, dan tanggung jawab para pihak tersangkut dengan bisnis perbankan, apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh bank, eksistensi perbankan, dan lain-lain yang berkenaan dengan dunia perbankan tersebut.
2.
Jenis Bank Jenis bank di Indonesia dapat dilihat dalam ketentuan Pasal 5 ayat (1) Undang-
undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan jo. Undang-undang No. 10 Tahun 1998 membagi bank menjadi 2 yaitu : a. Bank Umum Bank Umum dibagi menjadi 2, yakni Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah. 1) Bank Umum Konvensional Menurut Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan jo. Undang-undang No. 10 Tahun 1998, Bank Umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional
yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh Bank Umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank Umum sering disebut bank komersial. Bank Umum mempunyai banya kegiatan. Adapun kegiatan Bank Umum yang utama antara lain (Jamal Wiwoho, 2011:53) : a) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, dan tabungan b) Memberikan kredit c) Menerbitkan surat pengakuan utang d) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan bank itu sendiri
e) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga f) Menyediakan tempat untukmenyimpan barang dan surat berharga g) Melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek 2) Bank Umum Syariah Bank Syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18-20 Agustus 1990. Bank Syariah adalah bank yang beroprasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuri ketentuanketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam. Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efisiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untu saling meningkatkan produktivitas (Jamal Wiwoho. 2011:53-54). Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah harus berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan
penggunan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba, dan riba adalah haram (Jamal Wiwoho. 2011:54). a. Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran
3.
Fungsi Bank Pada Undang-Undang RI No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan dijelaskan bahwa
Perbankan Indonesia dalam melakukan usahanya berasaskan demokrasi ekonomi dengan menggunakan prinsip kehati-hatian. Fungsi utama perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana kepada masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan fungsi utama bank dalam pembangunan ekonomi (Kuncoro dan Suhardjono, 2002) adalah sebagai berikut : a. Bank sebagai lembaga yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan. b. Bank sebagai lembaga yang menyalurkan dana ke masyarakat dalam bentuk kredit. c. Bank sebagai lembaga yang melancarkan transaksi perdagangan dan peredaran uang.
4.
Profitabilitas Menurut Helfert (2003:126) “profitability is the effectiveness with which management has employed bot the total assets and the net assets as recorded on the balance sheet”. Ada pula rasio-rasio yang digunkaan untuk mengukur tingakt kesehat bank, dalam penelitian ini mengunakan rasio rentabilitas yaitu: a.
Return On Asset (ROA) ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan (Munawir, 2008). Sedangkan Kuncoro dan Suhardjono (2002) menyatakan bahwa ROA merupakan kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan income dari pengelolaan aset yang dimiliki. Semakin besar ROA semakin besar pengembaliannya, hal ini menunjukkan kinerja perusahaan yang baik. ROA dapat dirumuskan sebagai berikut:
Laba sebelum pajak ROA
=
x 100% Total aset
5.
Faktor – faktor internal Bank Faktor internal fokus pada Bank specific, sementara faktor eksternal membahas tentang macroeconomic dan industry characteristics. Sejauh ini faktor internal faktor internal yang menentukan profitabilitas meliputi size, capital,
efficiency dan credit risk (Ramlall, 2009). Menurut Javaid et al (2011) faktor internal meliputi rasio modal, risiko kredit, pertumbuhan produktivitas dan bank size. Faktor-faktor internal yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut : a.
Size Menurut
Cooke,
sebagaimana
dikutip
oleh
Harianto
dan
sudomo(2001:181).Menurut Sufian and Chong (2008) variabel bank size digunakan dalam menjelaskan ukuran untuk menangkap keuntungan biaya yang mungkin terkait dengan ukuran (economies of scale). Penggunaan total aktiva sebagai alat ukuran perusahaan didasarkan pada penelitian Hasan dan Bashir (2003), Nugraheni dan Hapsoro (2007), dan Arini (2009). Variabel ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan rumus sbb: Ukuran Perusahaan (Size) = LnTotalAktiva
b.
Loan to deposit (LDR) LDR
sendiri
merupakan
indikator
dalam
pengukuran
fungsi
intermediasi perbankan di Indonesia. Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio LDR dihitung dari pembagian kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antarbank) dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antarbank). Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin besar pula DPK yang dipergunakan untuk penyaluran kredit, yang
berarti bank telah mampu menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik. Semakin tinggi rasio ini, semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya, 2000:118). Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka LDR seharusnya berada disekitar 85% - 110% (Manurung, Rahardja, 2004). Menurut Kasmir (2003: 272), batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110%. LDR merupakan rasio yang mengukur kemampuan bank untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus dipenuhi. Rasio ini dirumuskan sebagai berikut (SE BI No 3/30DPNP tgl 14 Desember 2001): Total kredit
LDR =
x 100% Total dana pihak ketiga
c.
Non Performing Loan (NPL) NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengkonver risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Komang Darmawan, 2004). Dengan kata lain NPL merupakan cermin baik atau tidak bank dalam mengelola penyaluran kredit yang sehat. Untuk mengetahui NPL yang terjadi pada perusahaan akan digunakan rumus sebagai berikut: (Almilia dan Herdiningtyas, 2005). Total Kredit Bermasalah
NPL =
x 100% Total Kredit
d.
Net Interest margin (NIM) Risiko pasar menurut Peraturan Bank Indonesia No.5 tahun 2003 merupakan risiko yang timbul karena adanya pergerakan variable pasar dari portofolio yang dimiliki oleh bank, dimana pergerakan tersebut bisa mengakibatkan kerugian, dalam hal ini adalah pergerakan suku bunga dan nilai tukar. Secara umum kinerja bank diukur dengan menggunakan variable pertumbuhan pangsa pasar, variable profitabilitas dan variable rate on return (Tainio, 2000). Berdasarkan ketentuan pada peraturan BI No.5/2003, salah satu proksi dari resiko pasar adalah suku bunga, dengan demikian rasio pasar dapat diukur dengan selisih antara suku bunga pendanaan (funding) dengan suku bunga pinjaman diberikan (lending) atau dalam bentuk absolute, yang merupakan selisih antara total biaya bunga pendanaan dengan total biaya bunga pinjaman. Didalam dunia perbankan dinamakan Net Interest Margin (NIM). Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Rasio ini menunjukkan kemampuan bank dalam memperolah pendapatan operasionalnya dari dana yang ditempatkan dalam bentuk pinjaman (kredit). Semakin tinggi NIM menunjukkan semakin efektif bank dalam penempatan aktiva produktif dalam bentuk kredit. Standar yang ditetapkan Bank Indonesia untuk rasio NIM adalah 6% keatas.
B. Penelitian Terdahulu Ada beberapa penelitian yang berkaitan tentang faktor – faktor yang mempengaruhi profitabilitas perbankan, antara lain: 1.
Hesti Wedaningtyas (2002) menganalisis pengaruh pangsa asset, pangsa dana, pangsa kredit, CAR dan LDR terhadap profitabilitas Bank Take Over premerger di Indonesia. Penelitian ini dilakukan atas bank-bank take over dengan pooling data tahun 1990-1998 sebanyak 11 bank. Data dianalisis dengan metoderegresi berganda, pengujian ekonometrika, dan uji statistik. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pangsa asset, pangsa dana, dan pangsa kredit tidakmempunyai pengaruh yang signifikan terhadap ROA. CAR berpengaruh positif terhadap ROA, sedangkan LDR berpengaruh negatif terhadap ROA.
2.
Mahardian (2008) melakukan penelitian tentang “Analisis Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR terhadap ROA (Studi Kasus Pada Bank Umum di Indonesia Periode Juni 2002-Juni 2007)”. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan publikasi triwulanan perusahaan perbankan yang tercatat di BEI periode Juni 2002Juni 2007. Populasi sebanyak 25 bank kemudian sampel dipilih secara purposive sampling sebanyak 24 bank. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR, NIM dan LDR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO berpengaruh signifikan negatif dan NPL berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap ROA.
3.
Dietrich dan Wanzenried (2009) melakukan penelitian yang berjudul What Determines The Profitability of Commercial Banks? New Evidence From Switzerland. Penelitian ini menganalisis pengaruh rasio biaya, permodalan,
likuiditas, KAP, pertumbuhan DPK, pertumbuhan kredit relatif bank, pajak, pertumbuhan PDB, kapitalisasi pasar, konsentrasi terhadap ROA dan ROE. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Modal dan pertumbuhan PDB berpengaruh positif terhadap ROA dan ROE. Ukuran perusahaan, rasio biaya, pajak dan konsentrasi berpengaruh negatif terhadap ROA dan ROE. 4
Sehrish Gul, Faiza Irshad, dan Khalid Zaman (2011) melakukan penelitian tentang factors affecting bank profitability in Pakistan dengan variabel independen size, capital, loan, deposits, GDP, inflation rate, market capitalization dengan variabel dependen ROA, ROE, ROCE, and NIM. Penelitiannya menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda dengan metode the pooled ordinary least square (POLS). Hasil penelitiannya adalah size memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, capital memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap ROA, loan memiliki pengaruh positif dan signifikan.
5.
Penelitian yang dilakukan oleh Wisnu Mawardi menganalisis pengaruh efisiensi operasi (BOPO), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), modal (CAR) terhadap kinerja keuangan (ROA) bank umum yang beroperasi di Indonesia yang mempunyai total aset kurang dari 1 triliun rupiah yang ditunjukkan oleh Direktori Perbankan Indonesia. Periodisasi data yang digunakan adalah 1998 sampai dengan 2001. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efisiensi operasi (BOPO) dan risiko kredit (NPL) terhadap kinerja keuangan (ROA) menunjukkan pengaruh negatif dan signifikan, sedangkan risiko pasar (NIM) menunjukkan pengaruh positif dan modal (CAR) yang tidak berpengaruh terhadap kinerja keuangan (ROA).
6. Penelitian yang dilakukan oleh Gilang Romadhon (2013) menganalisis pengaruh aspek likuiditas perbankan terhadap kinerja perbankan. Hasil yang di dapat adalah varibel Cash memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja perbankan, dan NPL memiliki pengaruh negatif signifikan terhadap kinerja perbankan.
C. Kerangka Pemikiran Teoritis dan Perumusan Hipotesis 1.
Kerangka Pemikiran Teoritis
Size
LDR
NPL
NIM
H1
H4
H2
Profitabilitas (ROA)
H3
Gambar 2.1 Kerangka pemikiran
Dalam kerangka pemikiran penelitian ini ditunjukan pengaruh faktor-faktor meliputi Loan to Deposit (LDR), Non Performing Loan (NPL), Net interest Margin (NIM), terhadap Profitabilitas yang diukur dengan Return On Aset (ROA), dan
Loan to Deposit (LDR) berdasarkan Ukuran Perusahaan (Size) bank. Diharapkan Loan to Deposit (LDR) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA), Non Performing Loan (NPL) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA), Net Interest Margin (NIM) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA), Size memperkuat Loan to Deposit (LDR) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA). 2.
Perumusan Hipotesis a.
Pengaruh Loan to Deposit (LDR) terhadap Return On Aset (ROA) LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2003). Menurut Bank Indonesia, LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah kredit yang diberikan dengan jumlah dana pihak ketiga. Semakin tinggi LDR menunjukkan efektivitas bank dalam menyalurkan kredit. Banyaknya penyaluran kredit yang tidak diikuti dengan pengolahan pemberian kredit yang baik maka semakin tinggi pula kredit macet yang harus ditanggung dan hal ini akan mengurangi profitabilitas bank. Hesti Wedaningtyas (2002) yang menunjukkan bahwa peningkatan LDR berpengaruh negatif terhadap ROA. H1 : Ada pengaruh negatif antara LDR terhadap Profitabilitas (ROA).
b. Pengaruh Non Performing Loan (NPL) terhadap Return On Aset (ROA)
NPL merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam mengcover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Komang Darmawan, 2004). Semakin tinggi NPL maka semakin besar pula kerugian bank dalam penyaluran kredit, dengan begitu hilang kesempatan bank dalam memperoleh laba dari penyaluran dan pengembalian kreditnya. Kredit macet yang dapat menyebabkan berkurangnya laba bank. Semakin rendah NPL maka semakin tinggi ROA, karena semakin kecil resiko kredit bank. Penelitian Sadewo (2009) menyatakan bahwa NPL menunjukkan pengaruh signifikan negatif terhadap ROA. H2 : Ada pengaruh negatif antara NPL terhadap Profitabilitas (ROA). c. Pengaruh Net Interest Margin (NIM) terhadap Return On Aset (ROA) Biaya dana ini pada dasarnya adalah biaya bunga yang dibayarkan oleh bank atas keseluruhan dana yang dihimpun dari berbagai sumber. Biaya dana ini merupakan salah satu biaya utama dari total biaya operasional bank, keberhasilan bank menekan biaya dananya akan memperbaiki keuntungan bunga bersih (net interest margin). (Dahlan Siamat, 2005: 122). penelitian yang dilakukan oleh Mawardi (2005), menunjukkan bahwa NIM berpengaruh signifikan positif dan merupakan variable yang paling berpengaruh terhadap kinerja keuangan bank yang diproksikan dengan return on asset (ROA). H3 : Ada pengaruh positif antara NIM terhadap Profitabilitas (ROA).
d. Pengaruh Size yang memperkuat Loan to Deposit (LDR) terhadap Return On Aset (ROA) Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, angka LDR seharusnya berada disekitar 85% - 110% (Manurung, Rahardja, 2004). Menurut Kasmir (2003: 272). Jadi semakin besar ukuran perusahaan (Size) yang dilihat dari jumlah asetnya (Dana pihak ketiga), semakin besar pula jumlah kredit yang dapat disalurkan. Penyaluran kredit yang besar akan meningkatkan pendapatan bunga kredit, sehingga laba yang diperoleh akan meningkat seiring dengan rendahnya resiko kredit suatu bank. H4 :
Size memperkuat pengaruh positif Loan to Deposit (LDR) terhadap Profitabilitas (ROA).