BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Taman Bacaan Masyarakat Dalam proses belajar mengajar di semua jenjang pendididkan baik TK,SD,
SMP, SMU, PERGURUAN TINGGI maupun para peneliti tidak lepas dari perpustakaan maupun taman bacaan masyarakat, dari taman bacaan masyarakat mereka akan memperoleh informasi tentang bermacam-macam hal karena pada hakekatnya suatu taman bacaan masyarakat adalah tempat berkumpulnya pengetahuan dari masa ke masa. Taman bacaan masyarakat adalah untuk melayani kepentingan penduduk yang tinggal di sekitarnya. Mereka terdiri atas semua lapisan masyarakat tanpa membedakan latar belakang sosial, ekonomi, budaya, agama, adat istiadat, tingkat pendidikan, umur dan lain sebagainya. Menurut Sutarno NS (2006 : 19)Taman Bacaan Masyarakat mempunyai tanggung jawab, wewenang, dan hak masyarakat setempat dalam membangunnya, mengelola dan mengembangkannya. Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa untuk ikut memiliki (sense of belonging), ikut bertanggung jawab (sense of responsibility) dan ikut memelihara (melu hangrukebi). Masyarakat yang menaruh perhatian dan kepedulian terhadap taman bacaan adalah mereka yang menyadari dan menghayati bahwa taman bacaan bukan saja penting, tapi sangat diperlukan oleh masyarakat. Kelompok masyarakat tersebut perlu terus dibina dan dikembangkan kearah terbentuknya masyarakat informasi atau masyarakat yang cerdas.
2.2
Tujuan Taman Bacaan Masyarakat Dalam pengelompokan perpustakaan, taman bacaan masyarakat tergolong
dalam Perpustakaan Umun. Perpustakaan Umum (public library) menurut Reitz (2004) adalah ”A library or library system that provides unrestricted acces and services free of change to all the resident of a given community, distric, or goegraphic region, supported wholly or in part by publics funds”. Dalam pengertian sederhana defenisi di atas menyatakan bahwa perpustakaan umum adalah sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan yang menyediakan akses 12 Universitas Sumatera Utara
yang tidak terbatas kepada sumberdaya perpustakaan dan layanan gratis kepada warga masyarakat di daerah atau wilayah tertentu, yang didukung penuh atau sebahagian dari dana masyarakat (pajak). Menyimak defenisi di atas, perpustakaan umum memiliki tugas yang sangat luas dalam hal penyedia akses informasi kepada masyarakat. Mengingat pentingnya
perpustakaan umum sebagai perpustakaan
masyarkat umum, sehingga UNESCO (badan PBB yang bergerak dalam bidang pendidikan dan kebudayaan) menyatakan perpustakaan umum sebagai media kehidupan bangsa. Pada tahun 1972 UNESCO
mengeluarkan Manifesto
perpustakaan umum yang menyatakan bahwa perpustakaan umum harus tebuka bagi semua orang tanpa membeda – bedakan warna kulit, jenis kelamin, usia, kepercayaan, ras. Lebih rinci tujuan perpustakaan umum dalam manifesto Unesco (Sulistyo-Basuki, 1993): (1) Memberikan kesempatan bagi umum untuk membaca bahan pustaka yang dapat membantu meningkatkan mereka ke arah kehidupan yang lebih baik. (2) Menyediakan sumber informasi yang cepat, tepat dan murah bagi masyarakat, terutama mengenai topik yang berguna bagi mereka yang sedang hangat dalam kalangan masyarakat. (3) Membantu warga untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya sehingga yang bersangkutan akan bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, sejauh kemampuan tersebut dapat dikembangkan dengan bantuan bahan pustaka. (4) Bertindak selaku agen cultural , artinya perpustakaan umum pusat utama kehidupan budaya bagi masyarakat sekitarnya. 2.3
Fungsi dan Tugas Taman Bacaan Masyarakat Sejak awal sebuah perpustakaan didirikan, apa pun jenisnya telah
disebutkan bahwa perpustakaan atau taman bacaan masyarakat mempunyai kegiatan utama mengumpulkan semua sumber informasi dalam berbagi bentuk yakni tertulis (printed matter) terekam (recorded matter) atau dalam bentuk lain. Kemudian semua informasi tersebut diproses, dikemas, dan disusun untuk disajikan kepada masyarakat yang diharapkan menjadi target dan sasaran akan menggunakan taman bacaan tersebut. Oleh karena itu penyelenggaraan taman bacaan tentu mempunyai maksud dan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Untuk mewujudkan kandungan maksud dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, diperlukan langkah-langkah strategis, kebijakan yang aplikatif dan 13 Universitas Sumatera Utara
terencana secara konseptual serta tindakan yang kongkrit. Menurut Sutarno NS (2006 : 33) Sebuah Taman Bacaan Masyarakat dibentuk atau dibangun dengan maksud: a. Menjadi tempat mengumpulkan atau menghimpun informasi, dalam arti aktif, taman bacaan masyarakat tersebut mempunyai kegiatan yang terus-menerus untuk menghimpun sebanyak mungkin sumber informasi untuk di koleksi. b. Sebagai tempat mengolah atau memproses semua bahan pustaka dengan metode atau sistem tertentu seperti registrasi, klasifikasi, katalogisasi serta kelengkapan lainnya, baik secara manual maupuan menggunakan sarana teknologi informasi, pembuatan perlengkapan lain agar semua koleksi mudah di gunakan. c. Menjadi tempat memelihara dan menyimpan. Artinya ada kegiatan untuk mengatur, menyusun, menata, memlihara, merawat, agar koleksi rapi, bersih, awet, utuh, lengkap, mudah di akses, tidah mudah rusak, hilang, dan berkurang. d. Sebagai salah satu pusat informasi, sumber belajar, penelitian, preservasi serta kegiatan ilmiah lainya. Memberikan layaanan kepada pemakai, seperti membaca, meminjam, meneliti, dengan cara cepat, tepat, mudah dan murah. e. Membangun tempat informasi yang lengkap dan ”up to date” bagi pengembangan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan perilaku / sikap (attitude). f. Merupakan agen perubahan dan agen kebudayaan dari masa lalu, sekarang dan masa depan. Dalam konsep yang lebih hakiki eksistensi dan kemajuan taman bacaan masyarakat menjadi kebanggaan, dan simbol peradaban kehidupan umat manusia.
2.4
Peran Taman Bacaan Masyarakat Peran sebuah TBM adalah bagian dari tugas yang pokok yang harus
dijalankan di dalam taman bacaan masyarakat. Oleh karena itu peranan yang harus dijalankan itu ikut menentukan dan mempengaruhi tercapainya Visi dan Misi yang hendak di capai. Setiap taman bacaan yang dibangun akan mempunyai makna apabila dapat menjalankan peranannya dengan sebaik-baiknya. Peranan tersebut berhubungan dengan keberadaan, tugas dan fungsinya.
Menurut Sutarno NS (2006 : 68) Peranan yang dapat dijalankan taman bacaan masyarakat antara lain dalah: 1. Secara umum taman bacaan masyarakat merupakan sumber informasi, pendidikan, penelitian, preservasi dan pelestarian khasanah budaya bangsa serta tempat rekreasi sehat, murah dan bermanfaat. 2. Mempunyai peranan media atau jembatan yang berfungsi menghubungkan 14 Universitas Sumatera Utara
3.
4.
5.
6. 7.
8.
9.
2.5
antara sumber informasi dan ilmu pengetahuan yang terkandung di dalam koleksi yang dimiliki. Mempunyai peranan sebagai sarana untuk menjalin dan mengembangkan komunikasi antara sesama pemakai, dan antara penyelenggara taman bacaan masyarakat dengan Masyarakat yang di layani. Dapat berperan sebagai lembaga untuk mngembangkan minat baca, kegemaran membaca, kebiasaan membaca, dan budaya membaca, melalui penyedia berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat. Berperan aktif sebagi fasilitator, mediator, motivator bagi mereka yang ingin mencari, mamanfaatkan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalamannya. Merupakan agen perubahan, agen pembangunan, dan agen kebudayaan manusia. Berperan sebagai lembaga pendidikan nonformal bagi anggota masyarakat dan pengunjung taman bacaan masyarakat. Meraka dapat belajar mandiri (otodidak), melakukan penelitian, menggali, memanfaatkan dan mengembangkan sumber informasi dan ilmu pengetahuan. Petugas taman bacaan masyarakat dapat berperan sebagai pembimbing dan memberikan konsultasi kepada pemakai atau melakukan pendidikan pemakai (user education), dan pembinaan serta menanamkan pemahaman tentang pentingnya taman bacaan masyarakat bagi orang banyak. Menghimpun dan melestarikan koleksi bahan pustaka agar tetap dalam keadaan baik semua karya manusia yang tak ternilai harganya. Koleksi Taman Bacaan Masyarakat Koleksi taman bacaan masyarakat yang memadai, baik mengenai jumlah,
jenis, dan mutunya, yang tersusun rapi, dengan sistem pengolahan serta kemudahan akses atau temu kembali informasi, merupakan salah satu kunci keberhasilan perpustakaan. Oleh karena itu taman bacaan masyarakat perlu memiliki koleksi bahan pustaka yang relatif lengkap sesuai visi, misi, perencanaan strategis, kebijakan, dan tujuannya. Koleksi bahan perpustakaan yang baik adalah dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan pembaca. Kekuatan koleksi pustaka ini merupakan daya tarik bagi pemakai, sehingga banyak dan lengkap koleksi bahan pustaka yang dibaca dan di pinjam, akan semakin ramai pengunjung taman bacaan masyarakat dikunjungi masyarakat dan makin tinggi intensitas sirkulasi buku. Akhirnya makin besar pula proses transfer informasi (transfer of information) dan disini taman bacaan berfungsi sebagai media atau alat serta jembatan perantara antara sumber informasi dengan masyarakat pemakai. Dengan demikian maka informasi ilmu pengetahuan yang dibaca, digali, ditemukan di perpustakaan dapat dikaji, diteliti, dikembangkan, disalurkan dan 15 Universitas Sumatera Utara
disebarluaskan secara terus-menerus tanpa ada habis-habisnya.
2.5.1
Pengertian Koleksi Koleksi merupakan salah satu unsur utama perpustakaan, karena segala
informasi yang akan diberikan kepada pengguna bersumber yang dimiliki taman tersebut. Koleksi tersebut harus relevan dengan program dan visi misi taman bacaan tersebut. Menurut Yulia (1993 : 3) Koleksi perpustakaan adalah bahan pustaka yang terdapat di perpustakaan. Sedangkan Soeatminah (1992:30-31): Menyatakan bahwa koleksi perpustakaan adalah Kumpulan bahan pustaka berbentuk buku atau non buku, bahan pustaka yang dihimpun oleh suatu perpustakaan disediakan bagi masyarakat yang berminat memanfaatkan, koleksi perpustakaan biasanya diatur dan ditata secara sistematis, sehingga setiap bahan pustaka dapat dengan mudah dicari dan ditemukan sewaktu-waktu dibutuhkan. Pada umumnya koleksi yang terdapat pada taman bacaan berupa buku, terbitan berseri dan bahan-bahan non buku. Biasanya koleksi tersebut diatur dan ditata secara sistematis, sehingga informasi yang terdapat dalam koleksi tersebut dapat dengan mudah ditemukan oleh pengguna apabila dibutuhkan.
2.5.2. Fungsi Koleksi Taman bacaan masyarakat berfungsi untuk menyediakan informasi yang dibutuhkan
induknya
untuk
mendukung
kelancaran
masyarakat
dalam
menjalankan aktivitas sehari-harinya. Dalam hal ini taman bacaan akan berusaha membina koleksinya sesuai dengan kebutuhan sivitas akademika yang menjadi penggunanya. Koleksi yang dimilik taman bacaan mempunyai beberapa fungsi sebagaimana dinyatakan dalam buku perpustakaan perguruan tinggi : buku pedoman (Bahea, 2004 : 30 ) fungsi koleksi adalah : Koleksi yang dimiliki perpustakaan mempunyai beberapa fungsi sebagaimana dinyatakan dalam buku perpustakaan perguruan tinggi : Bahea dalam buku Pedoman (2004 : 30) fungsi koleksi adalah : a. Fungsi pendidikan. 16 Universitas Sumatera Utara
b.
c.
d.
Untuk menunjang program pendidikan dan pengajaran, perpustakaan pengadaan bahan pustaka yang sesuai atau relevan dengan jenis dan tingkat program yang ada. Fungsi penelitian. Untuk menunjang program penelitian perguruan tinggi, perpustakaan menyediakan sumber informasi tentang berbagai hasil penelitian dan kemajuan ilmu pengetahuan mutakhir. Fungsi referensi. Fungsi ini melengkapi fungsi diatas dengan menyediakan bahanbahan referensi diberbagi bidang dan alat-alat bibliografis yang diperlukan untuk menelusur informasi. Fungsi umum. Perpustakaan masyarakat juga merupakan pusat informasi bagi masyarakat disekitarnya. Fungsi ini berhubungan dengan program pengabdian masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil budaya manusia yang lain.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa koleksi taman bacaan mempunyai fungsi pendidikan, penelitian, referensi dan umum.
2.5.3 Jenis Koleksi Pengelompokan bahan pustaka di Perpustakaan atau taman bacaan terdiri atas: Koleksi pokok/dasar, Kelompok pelengkap, Koleksi pelengkap dan Koleksi penunjang. Ketiga kelompok koleksi tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: a. Kelompok bahan pustaka umum. b. Kelompok bahan pustaka rujukan (referensi). c. Kelompok bahan pustaka terekam dan elektronik sepeti film, kaset, video. d. Kelompok bahan pustaka yang disesuaikan Kelompok bahan pustaka berkala (majalah, surat kabar). e. Kelompok bahan pustaka pandang dengar (audio visual). f. Kelompok bahan pustaka khusus, seperti lukisan, foto, dan lain- lain g. dengan kelompok pembaca, misalnya untuk anak-anak, remaja, dewasa, dan lainnya. h. Kelompok jenis bahan pustaka tertentu, misalnya untuk penelitian dan sebagainya.
17 Universitas Sumatera Utara
Menurut Sutarno NS (2006 : 82), ”Koleksi suatu perpustakaan atau taman bacaan mencakup jenis bahan pustaka tercetak seperti: buku, majalah, surat kabar, bahan pustaka terekam dan elektronik seperti kaset, video, piringan(disk), film-film strip, dan koleksi bentuk tertentu, serpeti lukisan, insektarium, alat peraga, globe, foto dan lain-lain”. Masing-masing jenis dan kelompok dan bahan pustaka di atas mempunyai tempat tersendiri. Koleksi perpustakaan atau taman bacaan harus mencakup bahan pustaka yang terpilih informasi yang terkandung harus cocok dengan keperluan dan dapat dibaca maupun didengar dan dimengerti oleh masyarakar pemakai.
2.6
Pengadaan Bahan Pustaka Pengadaan bahan pustaka adalah salah satu kegiatan utama yang
dilaksanakan oleh bagian pelayaan teknis. Dalam hal ini pengadaan bahan pustaka akan mempengaruhi kegiatan lainnya, seperti pengolahan pustaka tidak pernah dilakukan, karena bahan pustaka yang akan diolah tidak ada. Dari uraian di atas jelaslah bahwa pekerjaan pertama yang dilakukan oleh bagian pelayanan teknis adalah pengadaan koleksi. Pada bagian ini di laksanakan perencanaan penambahan koleksi, seleksi bahan pustaka, membuat ketentuan tentang prioritas koleksi yang akan ditambah (dibeli). Menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : Buku pedoman (1994 : 38) pengadaan bahan pustaka dilaksanakan melalui : 1. Pembelian dan Pelangganan. 2. Hadiah. 3. Pertukaran. 4. Wajib simpan terbitan perguruan tinggi. Cara di atas
dilakukan untuk lebih bervariasi dalam menghimpun dan
melaksanakan pengadaan bahan pustaka secara tepat baik dan sistematis. Sedangkan menurut pedoman umum penyelenggaraan perpustakaan sekolah (1994 : 14) pengadaan bahan pustaka dapat dilakukan melalui berbagai cara yaitu: 1. Pembelian : pembelian langsung atau pemesanan kepada penerbit, toko buku atau agen, baik pemesanan secara tetap (standing order) atau sesuai kebutuhan. 2. Tukar menukar : biasanya dilakukan dengan perpustakaan atau lembaga lain. Untuk melakukan cara ini perpustakaan harus mempunyai bahan pustaka yang dapat ditukarkan, seperti terbitan perpustakaan atau diambil dari lokasi yang jumlah kopiannya berlebih. 18 Universitas Sumatera Utara
3. Hadiah dari siswa yang telah tamat, dari penerbit atau lembaga lain : penambahan melalui cara lebih ekonomis, tetapi sering tidak sesuai dengan kebutuhan dan bahkan kadang-kadang sudah kadaluarsa. Oleh karena itu, perpustakaan harus lebih seliktif secara ketat agar tidak terjadi peledakaan koleksi tidur, antara lain dengan cara memberikan daftar judul bahan pustaka yang diperlukan kepada para calon pemberi hadiah. 4. Titipan : perpustakaan kadang-kadang memperoleh titipan bahan pustaka dari perorangan atau lembaga lain agar bisa di manfaatkan oleh pemakai perpustakaan. Dalam hal ini perpustakaan sekedar menjaga keberadaannya tanpa memikul resiko. 5. Terbitan sendiri : perpustakaan hendaknya menghimpun semua bahan pustaka seperti majalah, buku, brosur, laporan yang di terbitkan oleh perpustakaan atau sekolah. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa ada beberapa cara yang dapat di tempuh dalam penambahan koleksi antara lain : melalui pembelian, menerima hadiah, dengan tukar menukar, menerima titipan dan lain-lain.
2.6.1
Pemilihan Buku
2.6.1.1 Pengertian Pemilihan Buku Untuk memenuhi kebutuhan pengguna, taman bacaan harus menyediakan koleksi bahan bacaan yang relevan bagi pengguna. Pemilihan bahan bacaan dapat di artikan sebagai proses mengkaji kebutuhan bahan bacaan oleh pengguna taman bacaan serta menetapkan judul dan subjek bahan bacaan yang perlu diadakan, setelah menelit judul-judul bahan bacaan melalui katalog penerbit, bibliografi, tinjauan buku dan usul dari pengguna taman bacaan. Hal ini dilakukan karena kenyataannya suatu taman bacaan tidak dapat mengumpulkan semua buku yang diterbitkan baik dalam jumlah maupun jenisnya karena pengadaan buku di batasi oleh tujuan dan sasaran yang ingin dicapai oleh taman bacaan, keadaan dan kemampuan pengguna yang dilayani, dana, tenaga pengolah dan ruangan yang tersedia di taman bacaan. Keterbatasan tersebut di atas mengharuskan taman bacaan melakukan seleksi agar koleksi yang dimiliki sesuai kebutuhan pengguna. Adapun tugas bagian pengadaan koleksi menurut pedoman pembinaan koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1982 : 11) mencakup kegiatan-kegiatan : 1. Seleksi atau pemilihan bahan pustaka. 2. Pengadaan bahan pustaka melalui pembelian, tukar menukar, penerimaan hadiah dan penerbitan sendiri. 3. Inventarisai bahan pustaka yang telah di adakan. 19 Universitas Sumatera Utara
2.6.1.2 Tujuan Pemilihan Buku Tujuan pemilihan buku adalah mengembangkan koleksi taman bacaan yang baik dan seimbang, sehingga mampu melayani kebutuhan pemakai yang berubah dan tuntunan pemakai masa kini dan masa mendatang. Tujuan tersebut memang mulia namun harus diingat bahwa dana terbatas serta serta masih banyak kendala lainnya. Menurut Budiwijaya, Arif (1979) menyatakan bahwa : Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerbitan yang begitu pesat mengaharuskan taman bacaan untuk membina koleksinya secara cermat dan teliti, karena tidak mungkin sebuah perpustakaan bagaimanpun besarnya untuk memupuk koleksinya dengan semua penerbitan yang ada di dunia karena ruang, tenaga dan dana yang terbatas. Disamping itu pembinaan koleksi harus disesuikan dengan tujuan perpustakaan dan lembaga induknya. Adapun tujuan pembinaan koleksi taman bacaan masyarakat menurut Budiwijaya, Arif (1979) adalah : a. mengumpulkan dana menyediakan bahan pustaka misalnya buku, majalah dan lain-lain yang dibutuhkan pengguna taman bacaan. b. mengumpulkan dan menyediakan bahan-bahan pustaka dalam bidang-bidang yang erat kaitannya dengan sosial kemasyarakatan. c. memilih koleksi dari bahan atau dokumen yang lampau maupun mutakhir dalam berbagi disiplin ilmu pengetahuan dan kebudayaan, hasil-hasil penelitian dan lain-lain. d. Pendidikan, penelitian serta pengabdian dalam masyarkat. e. Sebaiknya memilih koleksi berupa bahan-bahan yang berhubungan dengan sejarah perkembangan masyarakat. Dari uraian di atas jelas bahwa pemilihan koleksi ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pengguna taman bacaan masyarkat. Di samping itu pembinaan dan pemilihan koleksi dimaksudkan untuk menghindari duplikasi koleksi. 2.6.1.3 Prinsip-prinsip Pemilihan Buku Koleksi yang sesuai dengan kebutuhan pengguna dapat meningkatkan mutu taman bacaan. Suatu taman bacaan harus dapat mengembangkan koleksinya, koleksi yang baik bukan dilihat dari kualitas atau jumlah koleksinya melainkan berdasarkan kualitas yang dimiliki taman bacaan tersebut. Dalam meningkatkan mutu koleksi taman bacaan perlu diingat prinsip20 Universitas Sumatera Utara
prinsip pemilihan bahan pustaka taman bacaan. Dengan adanya prinsip ini, taman bacaan akan terhindar dari kekeliruan dalam menentukan koleksinya. Secara umum prinsip pemilihan bahan pustaka perguruan tinggi menurut Buku Pedoman Pembianaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1982-11) adalah : 1. Hendaknya semua bahan pustaka yang dipilih secara cermat dan disesuaikan dengan standar kebutuhan pengguna perpustakaan dalam satu prioritas yang telah ditetapkan. 2. Hendaknya pengadaan koleksi diatur dan dituangkan dalam suatu peraturan kebijakan tertulis dan disahkan oleh rektor. 3. Hendaknya kebijakan itu memperlihatkan kelima prinsip utama pembianaan koleksi perpustakaan, yaitu : a. Relevansi. Koleksi perpustakaan hendaknya relevan dengan program pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian masyarakat yang diselanggarakan oleh lembaga induknya. Untuk itu perlu di perhatikan jenis, variasi dan jenjang program yang ada yaitu jumlah dan besar fakultas, jurusan, dan lembaga seterusnya, tingkat pra sarjana, sarjana, pasca sarjana, dan doktor maupun doktor tanpa gelar (non degree program). b. Berorientasi kepada pengguna. Di dalam pembinaan koleksi harus diutamakan keperluan pengguna yang terdiri dari mahasiswa (dari tingkat pra sarjana sampai peserta program doktor), dosen, peneliti, administrator, dan seterusnya yang kebutuhan informasinya berbeda-beda. c. Kelengkapan. Hendaknya diusahakan agar koleksi perpustakaan tidak hanya terdiri dari buku teks yang langsung di pakai untruk mata kuliah yang diberikan, tapi juga menyangkut ilmu-ilmu yang berkaitan erat dengan program-program yang ada secaea lengkap. Perlu diusahakan supaya semua kompnonen koleksi mendapat perhatian yang wajar, sesuai tingkat prioritas yang ditentukan. d. Kemutakhiran. Disamping harus lengkap, maka harus berusaha untuk mengadakan sumber-sumber informasi yang paling mutakhir, sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dewasa ini. e. Kerjasama antara pustakawan, dosen, mahasiswa dan lain-lain (pustakawan, pengajar, administrator, mahasiswa dan lain-lain), menjalin kersama yang erat agar pelaksanaan berjalan secara efektif dan efisien. Selain prinsip di atas ada beberapa asas yang perlu dipertimbangkan dalam memelihara bahan pustaka. Pada buku pedoman perpustakaan Perguruan Tinggi : buku pedoman (2004 :48) dinyatakan bahwa asas yang dipertimbangkan adalah : 21 Universitas Sumatera Utara
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9. 10. 11.
Wibawa penulis buku dan pentingnya buku tersebut untuk bidang studi tertentu. Isi bahan pustaka cukup bermakna bagi pengembangan bidang studi. Bahasa buku perpustakaan memuat pandangan yang seimbang, khususnya buku yang memuat masalah kotroversial. Kualitas isi bahan pustaka. Kepantasan harga. Bahasa. Terbitan terbaru memperoleh prioritas di atas terbitan lama. Bahan pustaka lama bisa diadakan sejauh tersedianya dana dan biasanya mengisi kekurangan kolesi bidang tertentu. Bahan pustaka renik, misalnya mikrofis, jangan dirangkap dengan bentuk buku kecuali jika ada alasan tertentu yang bisa diterima. Setiap bahan pustaka rujukan cukup diadakan satu perangkat. Buku ajar diadakan dalam jumlah eksemplar yang terbatas. Media bahan perpustakaan dipilih sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Dengan mempedomani prinsip-prinsip pemeliharan buku tersebut di atas diharapkan bahwa koleksi perpustakaan harus mampu menyediakan koleksi yang relevan dan bermanfaat bagi penggunanya agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna dan tercapainya tujuan perpustakaan.
2.6.1.4 Pihak-pihak yang Dilibatkan Dalam Pemilihan Buku Pihak yang berwenang dalam melakukan pemilihan buku pada perpustakaan perguruan tinggi bukan hanya pustakawan yang melakukannya tetapi juga para pengguna perpustakan tersebut. Menurut buku Perpustakan Perguruan Tinggi : buku pedoman (1994 : 30) yang berwenang adalah : 1. Tenaga pengajar. Faktor utama yang harus dipertimbangkan adalah pengadaan koleksi perpustakaan perguruan tinggi adalah kurikulum dan sifat pengajaran serta program penilitian yang dilaksanakan perguruan tinggi induknya. Hal ini disebabkan subyek/mata kuliah yang tercantum dalam kurikulum memerlukan buku wajib dan buku penunjang. Sehubungan dengan faktorfaktor tersebut maka staf pengajar sebagai pelaksana dalam proses belajar mengajar sesuai dengan kurikulum yang dilaksanakan, program penelitian serta pengabdian kepada masyarakat, sudah tentu mempunyai tanggung jawab dalam menentukan buku wajib dan buku penunjang yang dibutuhkan dalam mata kuliah yang diasuhnya. 2. Pustakawan. 22 Universitas Sumatera Utara
3.
4.
5.
6.
Pustakawan memegang peran penting dalam pemilihan bahan pustaka dan pembinaan koleksi. Pustakawan mengarahkan dan mengkoordinir kerjasama dengan pihak lain, menyusun kebijakan koleksi, memikirkan penggunaan dana secara efektif, mengikuti secara teratur berbagi bibliografi, tinjauan buku, katalog penerbit, pustakawan juga sendiri melakukan pemilihan bahan referensi umum. Subyek spesialis/pakar. Mereka merupakan ahli dalam memilih subjek dalam ilmu tertentu adan lebih mengetahui cara mengatahui cara menelusurinya pada sarana bibliografi. Bagian sirkulasi. Keikut sertaan bagian ini dalam pengadaan buku karena bagian ini dapat memberikan informasi tentang buku yang banyak dipergunakan,sehingga dapat dipikirkan penambahan jumlahnya, juga memberikan informasi tentang buku yang sering dibutuhkan pengguna namun belum dimiliki perpustakaan. Bagian pengadaan. Bagian pengadaan memegang peranan penting dalam pemilihan bahan pustaka seperti mencatat semua permintaan yang dapat dari pihak-pihak yang dilibatkan dalam pemilihan buku, juga berperan memilih buku hadiah/sumbangan serta melaksanakan pertukaran buku yang tidak sesuai dengan kebutuhan perpustakaan. Mahasiswa. Mahasiwa merupakan pengguna utama yang paling banyak memanfaatkan koleksi perpustakaan, oleh sebab itu permintaan mereka atas bahan pustaka perlu dipertimbangkan agar kebutuhan pengguna terpenuhi. Dalam hal ini mahasiswa juga sering mengajukan buku yang dibutuhkan di perkuliahannya, maupun penulisan skripsi mereka kepada pihak perpustakaan. Sangatlah ideal bila perpustakaan perguruan tinggi mempunyai pakar
bibliografi subjek yang merupakan seorang pustakawan profesional dan spesialis dan literatur serta memiliki minat dan perhatian dalam pengembangan koleksi perpustakaan dalam perspektif yang luas di bawah koordinasi pustakawan kepala.
2.6.1.5 Alat Bantu Pemilihan Buku Untuk dapat melaksanakan pemilihan buku dengan mudah dan mengetahui bahan informasi buku secara lengkap hendaknya seorang pustakan menggunakan alat bantu untuk memudahkan seleksi. Menurut Soetminah (1992 :76) alat-alat bantu tersebut adalah: 1. Katalog penerbit dalam dan luar negeri. 2. Bibliografi nasional dan internasional. 3. Bibliografi khusus berbagai bidang ilmu. 23 Universitas Sumatera Utara
4. Daftar tambahan koleksi perpustakaan lain. 5. Timbangan buku, iklan dan lain-lain. Sedangkan menurut Perpustakaan Perguruan Tinggi : buku pedoman (1994 :38) alat bantu mencakup : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Silabus mata kuliah. Katalog penerbit/berita buku. Bibliografi. Daftar perolehan baru dari perpustakaan. Tujuan dan resensi buku. Iklan dan selebaran terbitan buku. Books in print. Pangkalan data.
Dengan adanya alat bantu pemilihan buku ini, maka diharapkan pemilihan buku dapat benar-benar sesuai kebutuhan pengguna. Melalui alat bantu tersebut di atas informasi yang dapat diketahui mengenai buku yang akan dipesan antara lain: 1. Nama pengarang 2. Judul buku 3. Edisi atau cetakan 4. Impresum (tempat, penerbit, dan tahun terbit) 5. ISBN 6. Harga, dan keterangan singkat tentang isi buku terbit. (Siregar, 1998 :9) Dari alat bantu pemilihan yang telah diuraikan di atas dapat diketahui keterangan mengenai buku yang akan dipesan sesuai dengan kebutuhan pengguna.
2.6.2
Pengadaan Pengadaan koleksi adalah proses menghimpun bahan pustaka yang akan
dijadikan koleksi suatu perpustakaan. Koleksi yang diadakan oleh suatu perpustakaan hendaknya relevan dengan minat dan kebutuhan, lengkap dengan kebutuhan mutakhir agar tidak mengecewakan masyarakat yang dilayani. Koleksi perpustakaan berasal dari berbagai macam sumber, seperti pembelian, hadiah, tukar menukar dan titipan. Yulia (1993 : 41) menyatakan bahwa pengadaan buku mencakup : a. Perolehan buku melaui pembelian, hadiah dan pertukaran. 24 Universitas Sumatera Utara
b. Pembayaran atau tanda terima pembayaran. c. Memelihara catatan-catatan yang berkaitan dengan pengadaan. Sedangkan menurut buku Perpustakaan Perguruan Tinggi : pedoman (1994:38) Pengadaan bahan pustaka dilaksanakan melalui : 1. 2. 3. 4. 5.
Pembelian dan Pelanggaran. Hadiah. Pertukaran. Wajib simpan terbitan Perguruan Tinggi. Titipan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan buku dapat
dilakukan dengan cara memalui pembelian, hadiah/sumbangan, pertukaran, titipan dan penerbitan sendiri.
2.6.2.1 Pembelian dan Pemesanan Untuk pengadaan bahan pustaka secara pembelian dilakukan melalui penelitian yang cermat, dengan cara memperhatikan atau meneliti kembali bahan pustaka yang ada taman bacaan. Pengadaan bahan pustaka hendaknya berorientasi kepada pengguna sehinnga sesuai dengan fungsi dan tujuan taman bacaan. Dalam hal ini pembelian bahan pustaka, dibutuhkan anggaran keuangan yang cukup, mengingat mahalnya harga buku. Hal inilah yang menyebabkan pustakawan dan pihak yang berwenang dan pemilihan harus selektif dan memilih bahan pustaka agar tidak terjadi kekecewaan. Pembelian bahan pustaka dapat dilakukan dengan jalan : 1. Membeli persediaan yang ada di toko buku. 2. Memesan melalui toko, jika persediaan di toko buku tersebut habis maka akan dicari di dalam atau luar negeri. 3. Memesan langsung kepada penerbit. 4. Mengimpor buku dari luar negeri. Apabila taman bacaan membeli atau memesan bahan pustaka perlu dicantumkam bahan pustaka yang hendak dibeli atau dipesan, agar tidak terjadi kekeliruan dalam pembayaran. Cara pemesanan dilakukan sebagai berikut : 25 Universitas Sumatera Utara
a. Kartu pesanan dibuat dengan jumlah rangkap, yang sesuai dengan kebutuhan (misalnya dua untuk penyalur atau penerbit dan dua untuk arsip taman bacaan. b. Arsip kartu pesanan yang satu disusun menurut abjad pengarang dan yang lain menurut penerbit atau penyalur. c. Daftar pesanan (bagi yang memakai cara ini) dibuat dengan jumlah rangkap menurut kebutuhan, misalnya dua untuk penyalur atau penerbit dan dua untuk arsip taman bacaan. d. Kartu-kartu pesanan (atau daftar pesanan) dikirimkan kepada penyalur atau penerbit disertai surat pengantar, yang juga menjelaskan bagaimana cara pembayarannya. e. Pembayaran dapat dilakukan serentak dengan pemesanan melalui pengiriman pos wesel, cheque, giro, bank adan sebagainya. f. Untuk pembayaran yang dilakukan kemudian biasanya penyalur atau penerbit mengirimkan faktur sementara dan taman bacaan akan membayar sejumlah uang menurut faktur itu. g. Untuk majalah perlu disebutkan mulai tahun berapa atau volume keberapa yang akan dipesan atau di beli. Jika jumlah judul yang dipesan cukup banyak maka kemungkinan toko buku yang bersangkutan tidak dapat mengirimkan pesanan itu sekaligus, melainkan secara berangsur-angsur. Menurut buku pedoman Pembianaan Koleksi Perpustakaan Perguruan Tinggi (1982 : 13) setelah pesanan di terima maka petugas harus : 1. Memeriksa dengan teliti apakah kiriman dalam keadaan baik dan dicocokkan dengan surat pengantar dan faktur penerimaan. 2. Mencocokkan barang yang diterima dengan arsip pesanan untuk mengetahui apakah pengiriman sesuai dengan pesanan. 3. Apabila ada yang tidak sesuai dengan pesanan (tidak dipesan, cacat atau rusak) maka barang itu disisihkan dan dikembalikan dengan permintaan untuk diganti (claim) 4. Apabila pesanan dalam keadaan baik dan sesuai dengan pesananpesanan dibuatkan tanda terima atau mendatangi invioice untuk dikembalikan sebagai bukti penerimaan. 5. Pembelian dan pemesanan bahan pustaka sangat diperlukan dalam kegiatan pengadaan bahan pustaka, karena petugas dapat memilih bahan yang dibutuhkan bagi para penggunanya sesuai dengan anggaran yang tersedia. 26 Universitas Sumatera Utara
2.6.2.2 Sumbangan atau Hadiah Selain dengan cara pembalian, pengadaan koleksi dapat diperoleh dengan menerima hadiah sebagai penambahan koleksinya terutama bagi taman bacaan yang dananya terbatas. Pada umumnya taman bacaan menerima hadiah dari berbagai instansi sebagai penambah koleksinya. Hadiah buku yang diterima, tanpa diminta sering tidak cocok dengan taman bacaan penerima. Menurut Soeatminah (1992 : 71) hadiah atau sumbangan dapat diperoleh dengan cara : 1. Mengajukan permintaan hadiah pustaka. 2. Hadiah tidak atas permintaan. 3. Sumbangan wajib. Walaupun bahan pustaka diperoleh secara hadiah, namun bahan pustaka tersebut hendaknya diseleksi terlebih dahulu. Langkah-langkah yang perlu ditempuh dalam melakukan permintaan dan penerimaan hadiah menurut yuyu (1993 : 59) adalah sebagai berikut: 1. Mempersiapkan daftar donatur yang akan diminta sumbanganya. Alamat dapat dicari pada direktori, buletin, laporan lembaga dan seterusnya. 2. Taman bacaan menyusun daftar bahan pustaka yang akan diajukan kepada pihak lain (lembaga ilmiah, lembaga pemerintah, perorangan dan seterusnya) 3. Daftar permohonan dikirimkan kepada alamat yang disertai surat pengantar. 4. Apabila pihak donor telah mengirimkannya, petugas memeriksa kiriman tersebut dan dicocokkan dengan surat pengantarnya dan mengirimkannya ucapan terima kasih. 5. Selanjutnya bahan diproses seperti biasa yaitu diinventarisasi.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan koleksi dengan hadiah/sumbangan dapat dilakukan dengan : hadiah atas permintaan dan hadiah tidak atas permintaan. Hadiah yang sesuai dapat dijadikan koleksi taman bacaan, sedangkan tidak sesuai dapat ditukarkan ke taman bacaan lain.
27 Universitas Sumatera Utara
2.6.2.3 Tukar Menukar Tukar menukar bahan pustaka dapat dilakukan apabila taman bacaan memiliki sejumlah bahan pustaka yang tidak diperlukan lagi,
atau memiliki
jumlah eksemplar yang terlalu banyak, sehingga ingin ditukar dengan bahan pustaka lain kepada taman bacaan yang mau diajak bekerjasama dalam kegiatan tukar menukar bahan pustaka. Dalam melakukan kegiatan tukar menukar : 1. Untuk memperoleh buku-buku tertentu tidak dapat dibeli di toko buku atau tidak tersedia karena alasan lain. Sebagai contoh terutama bukubuku terbitan pemerintah, majalah-majalah dan lain-lainya yang akan dikirim ke taman bacaan melalui pertukaran. 2. Sistem pertukaran memberi jalan bagi perpustakaan untuk membuang buku-buku duplikat dan hadiah yang tidak sesuai. 3. Pertukaran mengembangkan kerjasama yang baik antara perpustakaan khususnya pada tingkat internasional. Kecuali untuk pertukaran bahan pustaka antara bahan perpustakaan secara nasional, perpustakaan khusus dan perpustakaan research (penelitian) yang besar.
Dari tujuan di atas kegiatan tukar menukar bahan pustaka sangat dilakukan oleh setiap jenis taman bacaan yang memiliki koleksi yang benar-benar sempurna.
2.6.2.4 Titipan Dalam melaksanakan pengadaan bahan pustaka secara titipan, maka yang perlu diperhatikan jangka waktu titipan agar tidak terlalu singkat, karena akan merugikan dari segi ekonomi misalnya dalam biaya pengolahan. Dalam keadaan tertentu dapat diterima walaupun waktunya singkat. Langkah-langkah pengolahan bahan pustaka titipan menurut Soeatminah (1992 : 74) adalah sebagai berikut : 1. Pustaka beserta daftar diterima, kemudian dicocokkan dan apabila sudah cocok pustaka dapat langsung diintervensi dan diproses sampai dapat dipinjam. 2. Perpustakaan dan penitip mendatangi surat serah terima yang dilengkapi dengan keterangan seperti : 28 Universitas Sumatera Utara
a. Pustaka sesuai daftar terlampir dittipkan pada perpustakaan selam jangka waktu …………x………tahun b. Pustaka boleh dipinjamkan kepada masyarakat pemakai, maka boleh diperlakukan sama dengan koleksi yang lain. c. Perpustakaan akan memelihara dan merawat pustaka sebaikbaiknya seperti koleksi yang lain. d. Apabila ada pustaka yang rusak, perpustakaan akan memperbaiki, tetapi apabila hilang, perpustakaan tidak menggantinya. e. Setelah ketentuan itu disepakati bersama, maka kedua balah pihak menandatangani dan masing-masing menandatanganinya dan masing-masing menyimpan satu dokumen serah terima. Koleksi taman bacaan melalui titipan boleh dipinjamkan, tetapi statusnya tetap milik penitip. Dengan adanya penitipan bahan pustaka di taman bacaan taman bacaan akan lebih banyak. Kegiatan penitipan ini sering dilakukan di taman bacaan.
2.7 Pemilihan dan Pemesanan Untuk melancarkan setiap pekerjaan, dilakukan suatu prosedur/tata laksana pekerjaan, agar diketahui tahap-tahap pekerjaan yang harus dikerjakan. Untuk ini diperlukan pedoman untuk setiap pekerjaan oleh setiap bagian yang ada. Permintaan untuk pembelian buku datang dari beberapa pihak, masyarakat pembaca, bagian-bagian yang ada di taman bacaan di taman bacaan, sesuai dengan kebijakan pemihan buku. Menurut Syahrial-Pamuntjak, Rusinah (1976 : II. 3.2), menyatakan bahwa : Darimana datangnya pemintaan buku ini, sesudah diterima di bagian pengadaan langkah pertama yang harus dilakukan adalah penelusuran tentang keterangan yang lengkap untuk pemesanan yaitu : “pengarang, judul, editor, penerbit, tahun terbit, jumlah eksemplar yang dikehendaki, harga”. Keterangan tersebut di atas dapat diperoleh dari penelusuran (bibliografi). Melaksanakan pekerjaan ini terlebih dahulu atas dasar pertimbangan agar mudah menelusur taman bacaan, karena sering terjadi permintaan, dalam permintaan nama pengarang dan data buku lainya salah tulis atau tidak lengkap. Data-data tentang buku ditulis dalam kartu pesanan, contoh sebagai berikut :
29 Universitas Sumatera Utara
Kartu Pesanan Pengarang :
Nomor Induk
Judul :
Tanggal terima
Edisi : Tahun
Jumlah
Tempat dan Terbit
Harga Satuan
Dana
Pemesanan
Agen
Status
:
ada/dipesan/diproses/No.buku Tanggal Pemesanan Kartu berukuran 7,5 x 12,5 Cm (Somadirkata, Lily K., 1987 :11) 2.8 Penerimaan dan Inventarisasi Buku 2.8.1
Penerimaan Apabila buku yang dipesan tiba di taman bacaan, maka petugas taman
bacaan memeriksa buku tersebut. Dalam penerimaan buku yang dipesan harus diperiksa dengan seksama agar tidak terjadi kekeliruan koleksi. Dalam hal buku yang diterima harus benar-benar sesuai dengan buku yang dipesan. Pada waktu penerimaan buku yang dipesan harus diperiksa keutuhan bukunya dan faktur dicocokkan dengan buku dan kartu pesanan yang ada dalam file taman bacaan. Jika buku itu tidak cocok dengan yang tercantum dalam kartu pesanan maka dilakukan klaim kepada toko buku/agen yang mengirim buku tersebut. Dalam pemeriksaan buku tersebut perlu diteliti antara lain pengarang, judul, edisi, penerbit, tahun terbit, tempat terbit, ISBN jika di cantumkan dalam kartu pesanan, harga dan bentuk fisiknya apakah ada kerusakan atau tidak. Jika ada yang tidak sesuai dengan hal tersebut di atas, maka diberitahukan kepada si pengirim buku tersebut untuk diganti.
2.8.2
Inventarisasi Buku Inventarisasi koleksi adalah kegiatan pencatatan setiap bahan pustaka ke
dalam buku inventarisasi (buku induk) sebagai tanda bukti perbendaharaan taman bacaan. Inventarisasi ini merupakan kegiatan yang mencatat koleksi bahan pustaka sebagai bukti bahwa koleksi tersebut milik taman bacaan tersebut. Menurut soetminah (1992 : 81) “Inventarisasi adalah kegiatan mencatat setiap 30 Universitas Sumatera Utara
eksemplar buku dalam buku induk serta memberi nomor induk/inverntarisasi setiap eksemplar buku dan mencatatnya dalam buku yang bersangkutan”. Dalam melakukan pencatatan ini harus ditetapkan macam dan ukuran kolom-kolom dalam buku invenrarisasi dan petunjuk untuk pengisiannya. Melaksanakan pemberian tanda hak milik taman bacaan (dengan stempel atau cara lain) pada tiap bahan pustaka yang diterima. Menurut Milburga (1994 : 76) keterangan yang dicatat dalam buku inventaris/induk adalah: 1. Nomor urut. 2. Tanggal masuk buku. 3. Asal buku. 4. Nama pengarang. 5. Judul buku. 6. Nama penerbit. 7. Jumlah eksemplar/banyaknya copy. 8. Harga satuan dan jumlah harga. 9. Jenis buku : teks/informasi/fiksi/referensi. 10. Bahasa yang dipakai : Indonesia/Inggris dan lain-lain. 11. Nomor inventaris dan nomor pustaka. 12. Keterangan mengenai keadaan buku. Kegiatan inventarisasi dilakukan setelah pengadaan koleksi selesai dikerjakan yaitu pada waktu koleksi diterima. Kegiatan ini merupakan bagian pekerjaan yang penting untuk proses pengolahaan bahan pustaka karena dengan mengiventarisasi koleksi dapat diketahui berapa jumlah pertambahan koleksi setiap tahunnya dan jumlah koleksi yang dimiliki taman bacaan. Cap inventarisasi berisikan nama taman bacaan yang bersangkutan, kolom nomor inventarisasi, tahun/tanggal pada waktu buku itu dicatat pada buku inventaris.
Tgl Terima Asal Nomor Induk Nomor Kelas (contoh cap inventarisasi Menurut Milburga (1994 : 76) Cap milik taman bacaan berisi nama, alamat dan simbol (kalau ada) dari taman bacaan bersangkutan. Setelah buku masuk inventaris, berarti telah resmi menjadi milik taman bacaan bersangkutan. 31 Universitas Sumatera Utara