BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Defenisi Detektor Asap II.1.1. Defenisi Asap Asap merupakan zat padat atau cair yang melayang di udara dan gas
yang ditimbulkan jika bahan mengalami pemanasan atau pembakaran, bersamasama dengan sejumlah udara yang dimasukkan atau dengan kata lain dicampur ke dalam massanya. II.1.1. Prinsip Pengendalian Asap Seringkali, aliran asap mengikuti gerakan udara menyeluruh dalam bangunan.
Meskipun
suatu
kebakaran
dimungkinkan
dikurung
dalam
kompartemen tahan api, asap dapat menyebar ke daerah yang bersebelahan melalui bukaan seperti konstruksi yang retak, tembusan pipa, ducting, dan pintu yang terbuka. Faktor prinsip yang menyebabkan asap menyebar ke daerah luar kompartemen adalah sebagai berikut: a) efek cerobong b) efek temperatur kebakaran c) kondisi cuaca, khususnya angin dan temperatur d) sistem pengolahan udara mekanik. Gerakan asap dapat dikendalikan dengan mengubah perbedaan tekanan ini. Komponen bangunan dan peralatan seperti dinding, lantai, pintu, damper, dan
8
sumur tangga tahan asap dapat digunakan bersamaan dengan sistem pemanasan, ventilasi dan pengkondisian udara untuk membantu dalam mengendalikan gerakan asap. Pengendalian asap dapat dibagi dalam dua prinsip sebagai berikut: a)
Perbedaan tekanan cukup besar yang bekerja di kedua sisi penghalang akan mengendalikan gerakan asap.
b)
Aliran udaranya sendiri akan mengendalikan gerakan asap jika kecepatan udara rata-rata cukup besar. (Pengendali Pengiriman Informasi Kebakaran
Melalui Telepon Seluler ; Eri Prasetyo,Wahyu K.R. dkk ; 2011 : 4 - 5)
II.1.2. Defenisi Detektor alat untuk mencatat yg bekerja secara otomatis misalnya mencatat perubahan suhu atau tekanan udara setempat. (Pengendali Pengiriman Informasi Kebakaran Melalui Telepon Seluler ; Eri Prasetyo,Wahyu K.R. dkk ; 2011 : 2) Detektor asap merupakan sebuah produk yang dirancang untuk suatu bangunan (rumah atau gedung), yang bekerja untuk mendeteksi kumpulankumpulan asap. Agar manusia dapat mengetahui lebih cepat jika terjadi suatu kebakaran, sehingga dapat meminimalisir kerugian-kerugian yang diakibatkan dari kebakaran tersebut. Detektor asap ini mempunyai beberapa sifat, diantaranya adalah :
1.
Sangat sensitif terhadap asap.
2.
Jika supply yang masuk salah polaritas, tidak akan rusak 8
3.
Dapat dihubungkan lebih dari satu detektor asap secara bersama-sama Pada gambar II.1 menunjukkan salah satu bentuk dari beberapa jenis
detektor asap, yaitu Ionization Smoke Detector HC-202D.
Gambar II.1 Ionization Smoke Detector HC-202D (Sumber: Eri Prasetyo, Wahyu K.R. dkk)
Detektor asap yang digunakan dalam alat yang dibuat adalah jenis detektor yang banyak dijual dipasaran, yaitu Ionization Smoke Detector (Eri Prasetyo, Wahyu K.R, dkk)
8
II.2. Konfigurasi Pin Atmega 8
Gambar II.2 Pin-pin ATMega8 (Sumber : Bagus Hari Sasongko; 2012 : 5)
Dari gambar II.1 bisa kita lihat bahwa semua pin I/O ATMega8 memiliki fungsi lebih dari satu, misalkan pin no 1 selain berfungsi sebagai Port I/O juga bisa kita gunakan sebagai pin reset. (Bagus Hari Sasongko; 2012 : 5) Berikut penjelasan umum susunan kaki Atmega8 : 1.
VCC merupakan pin masukan positif catu daya. Setiap peralatan elektronika digital tentunya butuh sumber catu daya yang umumnya sebesar 5V, itulah sebabnya di PCB kit mikrokontroler selalu ada IC regulator 7805.
2.
GND sebagai pin Ground.
3.
Port C (PC0..PC6) merupakan pin I/O dua arah dan dapat diprogram sebagai pin masuk ADC.
8
4.
Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu Timer/Counter, komparator analog, dan SPI.
5.
Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus, yaitu komparator analog, interupsi eksternal, dan komunikasi serial.
6.
Reset merupakan pin yang digunakan untuk me-reset mikrokontroler.
7.
XTAL 1 dan XTAL 2 sebagai pin masukan clock eksternal. Suatu mikrokontroler membutuhkan sumber detak (clock) agar dapat mengeksekusi instruksi yang ada di memori. Semaikn tinggi nilai kristalnya, maka semakin cepat mikrokontroler tersebut.
8.
AVCC sebagai pin masukan tegangan untuk ADC.
9.
AREF sebagai pin masukan tegangan referensi. Ada banyak program yang dapat digunakan sebagai editor dan compiler
program mikrokontroler. Yang paling mudah adalah Bascom AVR, sedangkan yang lebih powerfull adalah CodeVision AVR berbasis bahasa C yang akan digunakan di sini Sumber
tegangan
adalah
komponen
elektronik
yang
dapat
menghasilkan (menyimpan) arus listrik dan berguna untuk memberikan beda potensial pada komponen-komponen elektronik yang dihubungkan dengan sumber listrik. Sumber tegangan yang mengeluarkan energi listrik berdasarkan prinsip pasangan logam disebut dengan elemen (sel).( Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2011 : 1 ) Power supply adalah sumber tegangan yang diperlukan dalam setiap rangkaian elektronika agar rangkaian tersebut dapat menyala dan berfungsi
8
dengan semestinya. Tegangan dan arus yang dihasilkan power supply harus sesuai dengan kebutuhan dalam rangkaian. Jenis-jenis power supply yang banyak digunakan dalam rangkaian dan peralatan elektronika, diantaranya sebagai berikut. 1.
Baterai
Gambar II.3 Baterai isi ulang atau rechargable battery (Sumber : Tim Pustena ITB ; 2011 : 19 - 21)
2. Adaptor atau charger
Gambar II.4 Baterai isi ulang atau rechargable battery (Sumber : Tim Pustena ITB ; 2011 : 57) Pada baterai, energi potensial kimia yang tersimpan pada senyawa kimia di dalam baterai diubah menjadi energi listrik dalam bentuk tegangan DC (tegangan searah), sedangkan adaptor dan charger mengambil energi listrik dari jala-jala
8
(listrik PLN) yang bertegangan 220 V AC (tegangan bolak-balik), lalu menurunkan dan mengubah tegangan menjadi DC. Adaptor atau charger banyak digunakan pada peralatan elektronik bertegangan rendah yang sifatnya indoor atau digunakan di dalam bangunan. Tegangan keluaran dari DC power supply dapat diatur dan tidak berkurang seiring berjalannya waktu. Kelemahannya, adaptor dan charger tidak dapat menyimpan tegangan sihingga tidak bisa menghasilkan tegangan DC bila tidak dihubungkan ke jala-jala PLN. Baterai memiliki sifat yang berlawanan dengan adaptor dan charger. Ketika digunakan, tegangan baterai semakin lama semakin berkurang. ( Tim Pustena ITB ; 2011 : 57 - 59 ) Pada baterai, energi kimia diubah menjadi energi listrik. Baterai memiliki kutub positif (+) dan kutub negatif (-), sehingga pemasangannya pada rangkaian perlu diperhatikan. Kutub positif baterai dihubungkan ke potensial tinggi (+) rangkaian elektronika dan kutub negatif baterai dihubungkan ke potensial rendah (-) rangkaian elektronika. ( Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2011 : 1 ) Regulator tegangan berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran adaptor supaya sesuai dengan kebutuhan tegangan pada rangkaian elektronika yang akan digunakan. Pada umumnya, regulator tegangan dijumpai dalam bentuk IC. Untuk rangkaian elektronika yang membutuhkan suplai daya rendah, IC regulator yang dapat digunakan, di antaranya IC bernomor seri LM78XX.
8
Syarat yang harus dipenuhi pada penggunaan regulator yaitu nilai tegangan inputnya harus lebih besar dari nilai tegangan yang dihasilkan oleh regulator. ( Tim Pustena ITB ; 2011 : 67 - 68 )
II.3. Komponen – komponen Elektronika Yang di Gunakan
1. Header
Gambar II.5 Macam – macam Header dan Konektor (Sumber : Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2011 : 31)
Header atau biasa dikenal dengan nama pinhead berguna sebagai soket tempat menghubungkan kabel-kabel konektor. Sedangkan konektor digunakan untuk menghubungi kabel pada rangkaian elektronika dengan rangkaian elektronika lain. ( Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2011 : 31 )
8
2. Dioda
Gambar II.6 Melindungi LED dari arus yang arahnya berlawanan dengan polaritas. (Sumber : Tim Pustena ITB ; 2011 : 22- 23)
Dioda adalah suatu komponen elektronika yang dapat melewatkan arus hanya pada satu arah saja. Dioda pada umumnya diselimuti oleh silinder gelas kecil. Tanda garis hitam menunjukkan terminal negatif (katoda). Dioda bekerja memanfaatkan karakteristik dari semikonduktir tipe P dan N yang biasa disebut PN junction. Nah, kombinasi ini menyebabkan dioda hanya dapat dilalui oleh arus hanya satu arah forward bias) dan akan memblok arus yang mengalir melalui arah sebaliknya. Setiap dioda memiliki dua terminal, yaitu terminal positif disebut anode dan terminal negatif disebut katode. Katode dapat dengan mudah diidentifikasikan pada sebuah dioda dengan melihat garis merah atau hitam yang melingkari dioda. Hati-hati dalam pemasangannya. ( Tim Pustena ITB ; 2011 : 22- 23 )
8
3. Kapasitor
Gambar II.7 Kapasitor polar (Sumber : Tim Pustena ITB ; 2011 : 19) Kapasitor adalah dua konduktor yang tidak saling bersentuhan dan dipisahkan oleh suatu insulator (dielektrik). Tugas utama komponen ini adalah untuk menyimpan energi. Bahan dari dielektrik dapat berupa kertas, kaca, plastik film, keramik mika, dan yang lainnya. Kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi dikenal sebagai kapasitansi. Kapasitansi 1 Farad yang terhubung pada sumber tegangan 1 V dapat menyimpan 6.28x1016 Elektron ! Namun, biasanya kapasitor memiliki kapasitansi yang jauh lebih rendah dari itu, biasanya dalam orde piko Farad (10-12) hingga mikroFarad (10-6). 1 Farad = 1 F 1 MikroFarad = 1x10-6
F = 0.000001 F
1 PikoFarad = 1x10-12
F = 0.000000000001 F
8
a. Jenis – jenis Kapasitor Kapasitor biasanya diberi label sesuai dengan jenis dielektriknya yang digunakan. Misalnya, kapasitor keramik, kapasitor mika, kapasitor polistiren, dan banyak jenis lainnya. Kapasitor jenis ini termasuk kapasitor fixed. Artinya, telah memiliki nilai yang konstan. Selain itu, dikenal kapasitor yang dapat diubah nilai kapasitansinya dengan memutar bagian tertentu dari kapasitor kapasitor jenis ini biasanya disebut kapasitor variabel. Kapasitor pada umumnya tidak memiliki polaritas, namun ada kelas khusus dari kapasitor yang memiliki polaritas. Artinya, pemasangan tidak boleh terbalik karena memiliki kutub positif dan negatif. Kapasitor jenis ini biasanya disebut kapasitor elco (elektrolit). Biasanya, kapasitor jenis ini memiliki resistansi yang besar dalam orde mikro Farad. ( Tim Pustena ITB ; 2011 : 19 - 21 ) Kapasitor elektrolit merupakan jenis kapasitor polar yang dipasang pada rangkaian elektronika sesuai dengan jenis-jenis terminal kapasitor. Terminal positif (+) kapasitor dihubungkan ke potensial tinggi (+) rangkaian elektronika, dan terminal negatif (-) kapasitor dihubungkan ke potensial rendah (-) rangkaian elektronik. Pemasangan yang salah dapat menyebabkan kapasitor rusak atau meledak. Kutub negatif kapasitor elektrolit ditandai dengan garis berwarna putih. Kapasitor elektrolit berkapasitas besar biasa digunakan dalam catu daya. Pada body kapasitor elektrolit tertulis nilai kapasitor elektrolit tertulis nilai kapasitansinya. ( Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2010 : 16 )
8
4. Integrated Circuit (IC)
Gambar II.8 IC Analog (Linier) (Sumber : Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2010 : 25)
Integrated Circuit(IC) adalah suatu komponen elektronik yang dibuat dari bahan semikonduktor dan merupakan pengembangan dari transistor. Dalam sebuah IC terdapat beberapa jenis komponen pasif maupun aktif yang tersusun dalam kemasan (packages). Jenis-jenis kemasan pada IC yang umum digunakan antara lain: Single In-line Package (SIP), Dual In-line Package (DIP), Quard Inline Package (QIP), dan Flat Packs. ( Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2010 : 25 ) IC power merupakan jenis IC yang beroperasi pada catudaya. Umumnya, IC power digunakan pada rangkaian regulator, adaptor, dan power supply. ( Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2011 : 29 ) Integrated Circuit (IC) dapat dianalogikan sebagai kumpulan resistor, dioda, dan transistor dengan kombinasi tertentu dalam sebuah chip silikon berukuran mini. ( Tim Pustena ITB ; 2011 : 27 )
8
IC LM 78XX menghasilkan tegangan keluaran yang nilainya tetap. Dalam hal ini, XX adalah nilai tegangan keluaran yang dikehendaki. Misalnya, IC bernomor seri LM 7805 menghasilkan tegangan keluaran sebesar 5 V dan IC LM 7809 menghasilkan tegangan keluaran sebesar 9 V. ( Tim Pustena ITB ; 2011 : 68)
5. Resistor
Gambar II.9 Jenis – jenis Resistor (Sumber : Tim Pustena ITB ; 2011 : 13)
Komponen yang secara khusus digunakan untuk memberikan resistansi pada suatu rangkaian adalah resistor. Resistor yang beredar dipasaran memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Namun, mereka memiliki satu fungsi utama, yaitu untuk membatasi arus. Setiap komponen biasanya memiliki arus atau tegangan kerja. Jika tegangan atau arus yang diberikan melewati batas itu, alat tersebut dapat rusak. ( Tim Pustena ITB ; 2011 : 13 ) Resistor (hambatan listrik) berfungsi untuk mengendalikan arus listrik yang lewwat pada rangkaian elektronika, dan mengendalikan nilai tegangan listrik. Resistor dibagi dalam jenis resistor bernilai tetap (resistor statis) dan 8
resistor bernilai berubah-ubah (variabel resistor). Resistor statis memiliki sebuah nilai tahanan listrik yang tetap. Sedangkan variabel resistor memiliki nilai tahanan listrik yang berada dalam suatu rentang jangkauan. ( Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2010 : 9 ) Pada resistor konvensional yang umum beredar di pasaran, biasanya nilai resistansi dapat ditentukan dari gelang warna yang terdapat padanya. Resistor dapat memiliki hanya 3 gelang warna sehingga warna 1 dan 2 sebagai angka signifikan dan warna 3 sebagai pengali puluhan. Namun kini resistor dapat memiliki 4 atau 5 gelang warna dengan gelang terakhir menunjukkan toleransi. Warna terakhir sebagai toleransi ini juga memudahkan kita dalam menentukan mana gelang warna yang pertama. Resistor tipe E6 hingga E24 (1 angka di belakang koma) dapat menggunanakan 4 gelang warna, 2 angka signifikan, 1 angka pengali puluhan, dan 1 warna menunjukkan toleransi. Sementara itu, resistor tipe E96 dengan ketelitian hingga 2 angka di belakang koma diperlukan 3 angka signifikan. a. Resistor Variabel atau Potensiometer Terkadang, diperlukan suatu resistor yang nilai resistansinya dapat diubah-ubah. Untuk itu, diperlukan suatu variabel resistor atau yang biasa disebut potensiometer. Resistansi dari resistor jenis ini dapat diubah-ubah dengan mengubah posisi dari tuas pemutarnya. Variabel resistor ini dapat dimanfaatkan untuk mengaturtingkat kecerahan lampu, volume suara dari speaker, dan sensivitas sensor. ( Tim Pustena ITB ; 2011 : 14 - 16 )
8
6. LED (Light Emitting Diode)
Gambar II.10 Bentuk fisik LED (Sumber : Afrie Setiawan ; 2011 : 11)
LED merupakan komponen yang dapat mengeluarkan emisi cahaya. LED merupakan produk temuan lain setelah dioda. Strukturnya sama dengan dioda, tetapi belakangan ditemukan bahwa elektron yang menerjang sambungan p-n juga melepaskan energi panas dan energi cahaya. Karakteristik LED sama dengan karakteristik dioda penyearah. Bedanya jika dioda membuang energi dalam bentuk panas, sedangkan LED membuang energi dalam bentuk cahaya. Keuntungan menggunakan LED adalah struktur solid, ukurannya kecil, masa pakai tahan lama dan tidak terpengaruh oleh on/off pensaklaran, mudah dipakai, dan mudah didapat. ( Afrie Setiawan ; 2011 : 11 )
8
7. Push Button
Gambar II.11 Switch Push Button (Sumber : Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2010 : 31)
Sakelar
digunakan
untuk
membuka
atau
menutup
rangkaian
elektronika. Sakelar push button digunakan untuk menyalakan alat elektronika sesaat ketika tombol sakelar ditekan. Ketika tombol sakelar dilepas, alat elektronika akan mati. ( Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2010 : 31 )
8. Relay
Gambar II.12 Bentuk fisik relay (Sumber : Afrie Setiawan ; 2011 : 21)
8
Relay merupakan komponen output yang paling sering digunakan pada beberapa peralatan elektronika dan di berbagai bidang lainnya. Relay berfungsi untuk menghubungkan atau memutuskan aliran arus listrik yang dikontrol dengan memberikan tegangan dan arus tertentu pada koilnya. Ada 2 macam relay berdasarkan tegangan untuk menggerakkan koilnya, yaitu AC dan DC. Pada dasarnya relay adalah sebuah kumparan yang dialiri arus listrik sehingga kumparan mempunyai sifat sebagai magnet. Magnet sementara tersebut digunakan untuk menggerakkan suatu sistem saklar yang terbuat dari logam sehingga pada saat relay dialiri arus listrik maka kumparan akan terjadi kemagnetan dan menarik logam tersebut, saat arus listrik diputus maka logam akan kembali pada posisi semula. ( Afrie Setiawan ; 2011 : 21 ) Relay merupakan salah satu jenis switch (sakelar). Perbedaannya, relay dikendalikan secara elektronik, sedangkan switch (sakelar) dikendalikan secara mekanik. Relai menggunakan prinsip elektromagnet koil (kumparan). Berikut adalah komponen-komponen penyusunan relay. 1. Koil (Kumparan) Koil merupakan komponen utama relai yang digunakan untuk menciptakan medan magnet (elektromagnetik). 2. Input Input merupakan bagian kontrol relai. Relai membutuhkan tegangan masukan (VCC) untuk dapat mengoperasikan kumparan
8
3. Common Common merupakan bagian keluaran relai yang tersambung dengan Normally Closed (NC) dalam keadaan normal. 4. Normally Closed (NC) Normally Closed (NC) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal (relai tidak diberi tegangan) terhubung dengan common. 5. Normally Open (NO) Normally Open (NO) merupakan bagian sakelar relay yang dalam keadaan normal (relai tidak diberi tegangan) tidak terhubung dengan common. Berdasarkan jenis sakelarnya, relay dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut. 1.
SPST (Single Pole Single Throw), memiliki 2 terminal yang saling berhubungan atau saling terpisah pada keadaan normal (tidak ditekan).
2.
SPDT (Single Pole Double Throw), terdiri dari 5 buah pin, yaitu 2 koil, 1 common, 1 NC, dan 1 NO.
3.
DPST (double Pole Single Throw), setara dengan 1 buah sakelar atau relay SPST.
4.
DPDT (Double Pole Double Throw), setara dengan 2 buah sakelar atau reay SPDT. ( Franky Chandra dan Deni Arifianto ; 2010 : 38-39 )
8
6. LCD
Gambar II.13 Bentuk fisik LCD 16x2 (Sumber : ( Afrie Setiawan ; 2011 : 24 - 25)
LCD merupakan salah satu perangkat penampilan yang sekarang ini mulai banyak digunakan. LCD memanfaatkan silikon atau galium dalam bentuk kristal cair sebagai pemendar cahaya. Pada layar LCD, setiap matrik adalah susunan dua dimensi piksel yang dibagi dalam baris dan kolom. Dengan demikian, setiap pertemuan baris dan kolom adalah sebuah LED terdapat sebuah bidang latar (backplane), yang merupakan lempengan kaca bagian belakang dengan sisi dalam yang ditutupi oleh lapisan elektroda transparan. Dalam keadaan normal, carian yang digunakan memiliki warna cerah. Daerah-daerah tertentu pada cairan akan berubah warnanya menjadi hitam ketika tegangan diterapkan antara bidang latar dan pola elektroda yang terdapat pada sisi dalam lempengan kaca bagian depan. Keunggulan LCD adalah hanya menarik arus yang kecil (beberapa mikro ampere), sehingga alat atau sistem menjadi portable karena dapat menggunakan catu daya yang kecil. Keunggulan lainnya adalah tampilan yang diperlihatkan dapat dibaca dengan mudah di bawah terang sinar matahari. ( Afrie Setiawan ; 2011 : 24 - 25 8
7. Sensor
Gambar II.14 Bentuk fisik MQ2(sensor asap) (Sumber : Tim Pustena ITB ; 2011 : 69)
Dalam rangkaian elektronika untuk keperluan pengukuran atau deteksi, diperlukan suatu bagian yang disebut sendor. Sensor berfungsi untuk mengubah besaran yang bersifat fisis seperti suhu, tekanan, berat, atau intensitas cahaya menjadi besaran listrik (tegangan atau arus listrik). ( Tim Pustena ITB ; 2011 : 69) Pengkonversian data pada elektronika adalah suatu alat yang mengubah besaran sinyal dari analog ke digital atau sebaliknya. Umumnya, sinyal analog berasal dari suatu sensor. Sensor adalah alat yang berfungsi sebagai pengukur suatu keadaan, misalnya pengukur temperatur, kelembaban, jarak kualitas udara, dan sebagainya. Sekitar 80% aplikasi berbasis mikrokontroler menggunakan sensor sebagai sumber data untuk melakukan aksi. ( Widodo Budiharto ; 2009 : 58 )
8
8. Sharp GP
Gambar II.15 Sharp GP2D12 dan Kabel JST 3 Pin (Sumber : Widodo Budiharto ; 2009 : 73 - 74)
GP2D12 dan keluarganya merupakan sensor deteksi jarak yang memuaskan pada aplikasi robot. Selain itu, ukurannya yang kecil juga menghemat tempat dan daya. Blok Diagram dari Sharp GP2D12 berisi LED pemancar dan penerima yang memiliki rangkaian pemrosesan, pengemudi, dan rangkaian osilasi serta rangkaian output analog. Sensor ini mempunyai output 3 kabel yang terdiri atas tegangan output Vo (pin 1), ground (pin 2), dan Vcc (pin 3). Untuk standarisasi, disarankan untuk menggunakan kabel berwarna hitam sebagai ground, kuning untuk Vo, dan merah untuk Vcc. GP2D12 mendeteksi bacaan terus menerus ketika diberi daya. Outputnya berupa tegangan analog yang sesuai dengan jarak yang diukur. Nilai tersebut diperbaharui setiap 32 ms. Umumnya output dihubungkan ke konverter A/D yang mengubah hasil pengukuran jarak ke bilangan biner sebagai input
8
mikrokontroler. Outputnya juga dapat digunakan secara langsung pada rangkaian analog. ( Widodo Budiharto ; 2009 : 73 - 74 ) 9. Transistor
Gambar II.16 Contoh macam transistor (Sumber : Tim Pustena ITB ; 2011 : 25)
Transistor merupakan suatu komponen dengan tiga kaki. Transistor muncul sebagai alternatif dari vacum tube. Dengan komponen ini, arus atau tegangan kecil yang diberikan pada satu kaki dapat mengatur arus yang lebih besar melalui dua kaki lainnya. Dengan kata lain, seperti halnya vacum tube, transistor dapat di gunakan sebagai amplifier(penguat) dan switch. Ukuran transistor yang bisa sangat kecil menjadi keunggulan tersendiri dibandingkan vacum tube. Karena membutuhkan daya yang lebih kecil daripada vacum tube untuk melakukan pekerjaan yang sama. (Tim Pustena ITB ; 2011 : 25 – 26)
8
II.4. Pemrograman menggunakan CVAR Ada banyak jenis program yang dapat digunakan sebagai editor yang sekaligus menyediakan compiler untuk mikrokontroler Atmel AVR dengan menggunakan bahasa C, salah satunya adalah CodeVisionAVR, dan disini saya menggunakan CodeVisionAVR. CodeVisionAVR adalah sebuah compiler C yang telah dilengkapi dengan fasilitas Integrated Development Environtment (IDE) dan didesain agar dapat menghasilkan kode program secara otomatis untuk mikrokontroler Atmel AVR. Program Ini dapat berjalan dengan menggunakan sistem operasi Windows 2000, XP, Vista, dan Windows 7. ( Syahban Rangkuti ; 2011 : 125 - 126 )
8