Bab II Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Parkir Parkir adalah tempat yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan dalam jangka waktu yang lama atau sebentar tergantung kendaraan dan kebutuhan. Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian yang bersifat tidak sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu. Tujuan fasilitas parkir adalah memberikan tempat istirahat kendaraan. Parkir merupakan suatu kebutuhan bagi pemilik kendaraan yang menginginkan kendaraannya parkir ditempat. dimana tempat tersebut mudah untuk dicapai. Oleh karena itu fasilitas parkir merupakan kebutuhan yang sangat penting dari suatu pengendalian lalu lintas. Perparkiran merupakan bagian yang penting, kebijaksanaan perparkiran harus dilakukan secara komsistens, sehingga seluruh aspek dari kebijaksanaan tersebut diarahkan pada tujuan yang sama (Dirjen Perhubungan Darat, 1998).
2.2 Standart Kebutuhan Ruang Parkir Kebutuhan parkir berbeda antara yang satu dengan lainnya yang sesuai dengan peruntukannya. Pada umumnya ada 2 (dua) jenis peruntukan kebutuhan parkir, yakni sebagai berikut :
II-1
Bab II Tinjauan Pustaka
1. Kegiatan parkir tetap Kegiatan parkir tetap diperuntukan pada pusat perdagangan, pusat perkantoran swasta atau pemerintah, pusat perdagangan eceran atau pasar swalayan, pasar sekolah, tempat rekreasi, hotel dan tempat penginapan, rumah sakit. 2. Kegiatan Parkir yang bersifat sementara Kegiatan parkir yang bersifat sementara diperuntukan pada bioskop, tempat pertunjukan, empat pertandingan olahraga dan rumah ibadah Standart kebutuhan luas area kegiatan parkir berbeda antara yang satu dengan yang lain, tergantung kepada beberapa hal antara lain pelayanan tarip yang diberlakukan, ketersedian ruang parkir, tingkat pemilikan kendaraan bermotor, tingkat pendapatan masyarakatan. Kegiatan dan standart-standart kebutuhan parkir adalah sebagai berikut : 2.2.1 Kegitan Parkir Tetap 1. Pusat perdagangan Parkir dipusat perdagangan dikelompokan dalam dua kelompok yaitu pekerja yang bekerja di pusat perdagangan tersebut dan pengunjung. Pekerja umumnya parkir untuk jangka panjang dan pengunjung umumnya jangka pendek. Karena tekanan penyediaan ruang parkir adalah untuk pengunjung maka kriteria yang digunakan sebagai acuan penentuan kebutuhan ruang parkir adalah luas area kawasan perdagangan.
II-2
Bab II Tinjauan Pustaka
Tabel 2.1 Kebutuhan SRP di pusat perdangan Luas Areal Total 10
20
50
100
500
1000 1500 2000
59
67
88
125
415
777
(SRP) Kebutuhan 1140 1502
(SRP) Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 2. Pusat perkantoran Parkir di pusat perkantoran mempunyai ciri parkir jangka panjang oleh karena itu penentuan ruang parkir dipengaruhi oleh jumlah karyawan yang bekerja di kawasan perkantoran tersebut. Tabel 2.2 Kebutuhan SRP di pusat perkantoran Jumlah karyawan
1000 1500
2000 2500 3000 4000 5000
Kebutuhan Administrasi
235
237
239
240
242
246
249
(SRP)
288
290
291
293
295
298
302
Pelayanan Umum
Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 3. Pasar swalayan Seperti halnya dipusat perdagangan, pasar swalayan mempunyai karakteristik kebutuhan ruang parkir yang sama. Tabel 2.3 Kebutuhan SRP di pasar swalayan Luas Areal 50
75
100
150
200
300
400
500
1000
225
250
270
310
350
440
520
600
1000
2
Total (100 m ) Kebutuhan (SRP) Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) II-3
Bab II Tinjauan Pustaka
4. Pasar Pasar juga mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan pusat perdagangan ataupun pasar swalayan, walaupun kalangan yang mengunjungi pasar lebih banyak dari golongan dengan pendapatan menegah kebawah. Tabel 2.3 Kebutuhan SRP di pasar Luas Areal 40
50
75
100
200
300
400
500
1000
160
185
240
300
520
750
970
1200
2300
2
Total (100 m ) Kebutuhan (SRP) Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 5. Sekolah /perguruan tinggi Parkir sekolah/perguruan tinggi dikelompokan dalam dua kelompok, yaitu pekerja/dosen/guru yang bekerja di sekolah/perguruan tinggi tersebut dan siswa/ mahasiswa umumnya jangka pendek bagi mereka yang diantara jemput dan jangka panjang bagi mereka yang memakai kendaraannya sendiri. Jumlah kebutuhan ruang parkir tergantung kepada jumlah siswa/mahasiswa. Tabel 2.5 Kebutuhan SRP di sekolah/perguruan tinggi Jumlah mahasiswa
30
40
50
60
70
80
90
100
110
120
60
80
100
120
140
160
180
200
220
240
(100 Orang) Kebutuhan (SRP) Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 6. Tempat rekrasi Kebutuhan parkir ditempat rekreasi dipengaruhi oleh daya tarik tempat tersebut. Biasanya pada hari-hari minggu libur kebutuhan parkir meningkat II-4
Bab II Tinjauan Pustaka
dari hari kerja. Perhitungan kebutuhan didasarkan pada luas areal tempat rekreasi. Tabel 2.6 Kebutuhan SRP tempat rekreasi Luas Areal Total 50
150
100
200
400
800
1600 3200 6400
103
109
115
122
146
196
295
(100 m2) Kebutuhan 494
892
(SRP) Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 7. Hotel dan tempat penginapan Kebutuhan ruang parkir di hotel dan penginapan tergantung kepada tarip sewa kamar yang diberlakukan dan jumlah kamar serta kegiatan-kegiatan lain seperti seminar, pesta kawin yang diadakan di hotel tersebut. Tabel 2.7 Kebutuhan SRP hotel/tempat penginapan Jmlah Kamar
100
150
200
250
350
400
550
550
600
<100
154
155
156
158
161
162
165
166
167
Tarip
100-150
300
450
476
477
480
481
484
485
487
Staandart
150-200
300
450
600
796
799
800
803
804
806
($)
200-250
300
450
600
900
1050 1119 1122 1124 1425
(buah)
Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 8. Rumah sakit Seperti halnya hotel kebutuhan ruang parkir di rumah sakit tergantung kepada tarip rumah sakit yang diberalkukan dan jumlah kamar.
II-5
Bab II Tinjauan Pustaka
Tabel 2.8 Kebutuhan SRP hotel/tempat penginapan Jumlah Tempat 50
75
100
150
200 300 400
500 1000
97
100
104
111
118 132 146
160 230
Tidur (buah) Kebutuhan (SRP) Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)
2.2.2 Kegiatan Parkir yang Bersifat Sementara 1. Bioskop / gedung pertunjuakan Ruang parkir di bioskop/gedung pertunjukan sifatnya sementara dengan durasi antara 1,5 jam sampai 2 jam saja dan keluarnya bersamaan sehingga perlu kepastian pintu keluar yang besar. Besarnya kebutuhan ruang parkir tergantung kepada jumlah tempat duduk. Tabel 2.9 Kebutuhan SRP bioskop/gedung pertunjukan Jumlah Tempat 300
400
500
600
700
800
900
1000
1000
198
202
205
210
214
218
222
227
230
Duduk (buah) Kebutuhan (SRP) Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) 2. Gelanggang olahraga Ruang parkir di gelanggang olahraga sifatnya sementara dengan durasi antara 1,5 sampai 2 jam saja dan keluarnya bersamaan sehingga perlu kapasitas pintu keluar yang besar. Besarnya kebutuhan ruang parkir tergantung kepada jumlah tempat duduk.
II-6
Bab II Tinjauan Pustaka
Tabel 2.10 Kebutuhan SRP gelanggang olahraga Jumlah Tempat 40
50
60
70
80
90
100
150
235
290
340
390
440
490
540
790
Duduk (100 buah) Kebutuhan (SRP) Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)
2.3 Kriteria Parkir di Gedung 2.3.1 Kriteria Pengembangan Ada beberapa kreteria yang harus dipenuhi dalam pengembangan parkir digedung parkir yaitu : 1. Tersedia tata guna lahan 2. Memenuhi persyaratan konstruksi dan perundang-undangan yang berlaku 3. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan 4. Memberikan kemudahan bagi pengguna jasa 2.3.2 Tata Letak Gedung Parkir Tata letak gedung parkir dapat diklasifikasikan sebagai berikut : 1. Lantai datar dengan jalur landai luar (external ramp) Daerah parkir terbagi dalam beberapa lantai rata (datar) yang dihubungankan denagan ramp (Gambar 2.1 a). 2. Lantai terpisah Gedung parkir dengan bentuk lantai terpisah dan berlantai banyak dengan ramp yang keatas digunakan untuk kendaraan yang masuk dan ramp yang miring digunakan untuk kendaraan yang keluar (Gambar 2.1. b,c,d). Selanjutnya Gambar II-7
Bab II Tinjauan Pustaka
2.1.c dan d menunjukan jalan masuk dan jalan keluar yang lebih pendek. Gambar 2.1.b menunjukan kombinasi antara sirkulasi kedatangan (masuk) dan keberangkatan (keluar). Ramp berada pada pintu keluar; kendaraan yang masuk melewati semua ruang parkir sampai menemukan tempat yang dapat dimanfaatkan. Pengaturan gunting seperti itu memiliki kapasitas dinamik yang rendah karena jarak pandang kendaraan yang datang agak sempit. 3. Lantai gedung yang berfungsi sebagai ramp a. Pada Gambar 2.1e sampai dengan 2.1.g terlihat kendaraan yang masuk dan parkir pada gang sekaligus sebagai ramp. Ramp tersebut berbentuk dua arah. Gambar 2.1.e memperlihatkan gang satu arah dengan jalan keluar yang lebar. Namun, bentuk seperti itu tidak disarankan untuk kapasitas parkir lebih dari 500 kendaraan karena akan mengakibatkan alur tempat parkir menjadi panjang. b. Pada Gambar 2.1.f terlihat bahwa jalan keluar dimanfaatkan sebagai blokasi parkir, dengan jalan keluar dan masuk dari ujung ke ujung. c. Pada Gambar 2.1.g letak jalan keluar dan masuk bersamaan. Jenis lantai ber-ramp biasanya di buat dalam dua bagian dan tidak selalu sesuai dengan lokasi yang tersedia. Ramp dapat berbentuk oval atau persegi, dengan gradien tidak terlalu curam, agar tidak menyulitkan membuka dan menutup pintu kendaraan. d. Pada Gambar 2.1.h plat lantai horizontal, pada ujung-ujungnya dibentuk menurun ke dalam untuk membentuk sistem ramp. Umumnya merupakan
II-8
Bab II Tinjauan Pustaka
jalan satu arah dan dapat disesuaikan dengan ketersediaan lokasi, seperti polasi gedung parkir lantai datar. e. Tinggi minimal ruang bebas lantai gedung parkir adalah 2,50 m.
Gambar 2.1 Berbagai bentuk gedung parkir bertingkat Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998)
II-9
Bab II Tinjauan Pustaka
2.4 Satuan Ruang Parkir ( SRP) Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwa satuan ruang parkir (SRP) digunakan untuk mengukur kebutuhan ruang parkir. Tetapi untuk menentukan suatu ruang parkir tidak terlepas dari pertimbangan-pertimbangan seperti halnya satuan-satuan lain. Demikian juga halnya untuk menentukan satuan ruang parkir (SRP) didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan hal sebagai berikut ini : Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang
Gambar 2.2 Dimensi kendaraan standar untuk mobil penumpang a = jarak gandar
h = tinggi total
b = depan tergantung
B = lebar total
c = belakang tergantung
L = panjang total
d = lebar 2.4.1 Ruang Bebas Kendaraan Parkir Ruang bebas kendaraan parkir diberikan pada arah lateral dan longitudinal kendaraan. Ruang bebas arah lateral ditetapkan pada saat posisi pintu kendaraan dibuka, yang diukur dari ujung terluar pintu ke badan kendaraan parkir yang ada di sampingnya. Ruang bebas ini diberikan agar tidak terjadi benturan antara pintu kendaraan dan kendaraan yang parkir di sampingnya pada saat penumpang turun II-10
Bab II Tinjauan Pustaka
dari kendaraan. Ruang bebas arah memanjang diberikan di depan kendaraan untuk menghindari benturan dengan dinding atau kendaraan yang lewat jalur gang (aisle). Jarak bebas arah lateral diambil sebesar 5 cm dan jarak bebas arah longitudinal sebesar 30 cm. 2.4.2 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan Ukuran lebar bukaan pintu merupakan fungsi karakteristik pemakai kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir. Sebagai contoh, lebar bukaan pintu kendaraan karyawan kantor akan berbeda dengan lebar bukaan pintu kendaraan pengunjung pusat kegiatan perbelanjaan. Dalam hal ini, karakteristik pengguna kendaraan yang memanfaatkan fasilitas parkir dipilih menjadi tiga seperti Tabel 2.11. Tabel 2.11 Lebar Bukaan Pintu Kendaraan Pengguna dalam / atau Peruntukan
Gol
Jenis Bukaan Pintu fasilitas parkir Pintu depan / belakang
Karyawati / pekerja kantor
terbuka tahap awal 55 cm
Tamu / pengunjung pusat kegiatan perkantoran, I perdagangan, pemerintahan, universitas
Pintu depan/belakang
Pengunjung tempat olahraga,
terbuka penuh 75 cm
pusat hiburan/rekreasi,hotel, pusat II perdagangan eceran /swalayan, rumah sakit,bioskop II-11
Bab II Tinjauan Pustaka
Pintu depam terbuka penuh
Orang cacat
dan ditambah untuk
III
pergerakan kursi roda Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) Berdasarkan Butir 1 dan 2, penentuan satuan ruang parkir (SRP) dibagi atas tiga jenis kendaraan dan berdasarkan butir 3, penentuan SRP untuk mobil penumpang diklasifikasikan menjadi tiga golongan, seperti pada Tabel 2.12 Tabel 2.12 Penentuan satuan ruang parkir (SRP) Jenis Kendaraan
Satuan Ruang Parkir
1. a. Mobil penumpang untuk golongan I
2,30 x 5,00
b. Mobil penumpang untuk golongan II
2,50 x 5,00
c. Mobil penumpang untuk golongan III
3,00 x 5,00
2. Bus/truk
3,40 x 12,50
3. Sepada motor
0,75 x 2,00
. Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) Besar satuan ruang parkir untuk tiap jenis kendaraan adalah sebagai berikut. 1. Satuan Ruang Parkir untuk Mobil Penumpang
Gambar 2.3 Satuan ruang parkir (SRP) untuk mobil penumpang (dalam cm)
II-12
Bab II Tinjauan Pustaka
Keterangan : B = lebar total kendaraan
L = panjang total kendaraan
O = lebar bukaan pintu
a1, a2 = jarak bebas arah longitudinal
R = jarak bebas arah lateral Gol I : B = 170
a1 = 10
Bp = 230 = B + O + R
O = 55
L = 470
Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5
a2 = 20
Gol II : B = 170
a1 = 10
Bp = 250 = B + O + R
O = 75
L = 470
Lp = 500 = L + a1 + a2
R=5
a2 = 20
Gol III : B = 170
a1 = 10
Bp = 300 = B + O + R
O = 80
L = 470
Lp = 500 = L + a1 + a2
R = 50
a2 = 20
2. Satuan Ruang Parkir untuk Sepeda Motor
Gambar 2.4 Satuan ruang parkir (SRP) untuk sepeda motor (dalam cm)
II-13
Bab II Tinjauan Pustaka
2.5 Desain Parkir di Badan Jalan 2.5.1 Penentuan Sudut Parkir Sudut parkir yang akan digunakan umumnya ditentukan oleh: 1. Lebar jalan; 2. Volume lalu lintas pada jalan bersangkutan; 3. Karakteristik kecepatan; 4. Dimensi kendaraan; 5. Sifat peruntukkan lahan sekitarnya dan peranan jalan yang bersangkutan. Tabel 2.13 Lebar minimum jalan lokal primer satu arah untuk parkir pada badan jalan Kriteria parkir
Satu lajur
Dua lajur
Sudut
Lebar
Ruang
Ruang
D+M
D+M+J
Lebar
Lebar
Lebar
Parkir
Ruang
Parkir
Manu-
(E)
(m)
Jalan
Total
Jalan
00 0
Parkir
Efektif
ver
(m)
Efektif
Jalan
Efek-
A(m)
D(m)
M(m)
L(m)
W(m)
tif
( n)
Lebar Total Jalan
L (m)
W (m)
0
2,3
2,3
3,0
5,3
2,8
3
5,8
6,0
8,8
30
2,5
4,5
2,9
7,4
4,9
3
7,9
6,0
10,9
45
2,5
5,1
3,7
8,8
6,3
3
9,3
6,0
12,3
60
2,5
5,3
4,6
9,9
7,4
3
10,4
6,0
13,4
90
2,5
5,0
5,8
10,8
8,3
3
11,3
6,0
14,3
Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) Dengan : J = lebar penggurangan ruang maneuver (2,5 meter)
II-14
Bab II Tinjauan Pustaka
Tabel 2.14 Lebar minimum jalan lokal sekunder satu arah untuk parkir pada badan jalan Kriteria parkir
Satu lajur
Dua lajur
Sudut
Lebar
Ruang
Ruang
D+M
D+M+J
Lebar
Lebar
Lebar
Parkir
Ruang
Parkir
Manu-
(E)
(m)
Jalan
Total
Jalan
(00n0)
Parkir
Efektif
ver
(m)
Efektif
Jalan
Efek-
A(m)
D(m)
M(m)
L(m)
W(m)
tif
Lebar Total Jalan
L (m)
W (m)
0
2,3
2,3
3,0
5,3
2,8
2,5
5,3
5,0
7,8
30
2,5
4,5
2,9
7,4
4,9
2,5
7,4
5,0
9,9
45
2,5
5,1
3,7
8,8
6,3
2,5
8,8
5,0
11,3
60
2,5
5,3
4,6
9,9
7,4
2,5
9,9
5,0
12,4
90
2,5
5,0
5,8
10,8
8,3
2,5
10,8
5,0
13,3
Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) Dengan : J = lebar penggurangan ruang maneuver (2,5 meter) Tabel 2.15 Lebar minimum jalan kolektor sekunder satu arah untuk parkir pada badan jalan Kriteria parkir
Satu lajur
Dua lajur
Sudut
Lebar
Ruang
Ruang
D+M
D+M+J
Lebar
Lebar
Lebar
Parkir
Ruang
Parkir
Manu-
(E)
(m)
Jalan
Total
Jalan
00 0
Parkir
Efektif
ver
(m)
Efektif
Jalan
Efek-
A(m)
D(m)
M(m)
L(m)
W(m)
tif
( n)
Lebar Total Jalan
L (m)
W (m)
0
2,3
2,3
3,0
5,3
2,8
3,5
6,3
7,0
9,8
30
2,5
4,5
2,9
7,4
4,9
3,5
8,4
7,0
11,9
45
2,5
5,1
3,7
8,8
6,3
3,5
9,8
7,0
13,3
II-15
Bab II Tinjauan Pustaka
60
2,5
5,3
4,6
9,9
7,4
3,5
10,9
7,0
14,4
90
2,5
5,0
5,8
10,8
8,3
3,5
11,8
7,0
15,3
Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) Dengan : J = lebar penggurangan ruang maneuver (2,5 meter)
Gambar 2.5 Ruang parkir pada badan jalan Keterangan :
A = lebar ruang parkir (m) D = ruang parkir efektif (m) M = ruang manuver (m) J = lebar pengurangan ruang manuver (m) W = lebar total jalan L = lebar jalan efektif
II-16
Bab II Tinjauan Pustaka
2.5.2 Pola Parkir 1. Pola parkir pararel
Gambar 2.6 Pada daerah datar 2. Pola parkir menyudut : a.
Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang manuver berlaku untuk jalan kolektor dan lokal
b.
Lebar ruang parkir, ruang parkir efektif, dan ruang manuver berbeda berdasarkan besar sudut berikut ini.
Gambar 2.7 Sudut = 900 Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) Tabel 2.16 Pola parkir 90º Gol. Kend
A(m)
B(m)
C(m)
D(m)
E(m)
Golongan I
2,3
2,3
-
5,4
11,2
Golongan II
2,5
2,5
-
5,4
11,2
Golongan III
3,0
3,0
-
5,4
11,2 II-17
Bab II Tinjauan Pustaka
Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) Tabel 2.17 Pola parkir 30° Gol. Kend
A(m)
B(m)
C(m)
D(m)
E(m)
Golongan I
2,3
4,6
3,45
4,7
7,6
Golongan II
2,5
5,0
4,30
4,85
7,75
Golongan III
3,0
6,0
5,35
5,0
7,9
Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) Tabel 2.18 Pola parkir 45º Gol. Kend
A(m)
B(m)
C(m)
D(m)
E(m)
Golongan I
2,3
3,5
2,5
5,6
9,3
Golongan II
2,5
3,7
2,5
5,65
9,35
Golongan III
3,0
4,5
2,5
5,75
9,45
Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) Tabel 2.19 Pola parkir 60° Gol. Kend
A(m)
B(m)
C(m)
D(m)
E(m)
Golongan I
2,3
2,9
1,45
5,95
10,55
Golongan II
2,5
3,0
1,5
5,95
10,55
Golongan III
3,0
3,7
1,85
6,0
10,6
Sumber : DIRJEN Perhubungan Darat (1998) Keterangan : A = lebar ruang parkir (M) B = lebar kaki ruang parkir (M) C = selisih panjang ruang parkir (M) D = ruang parkir efektif (M) II-18
Bab II Tinjauan Pustaka
M = ruang manuver (M) E = ruang parkir efektif ditambah ruang manuver (M)
2.6 Karateristik Parkir Karakteristik
parkir
dimaksudkan
sebagai
sifat-sifat
dasar
yang
memberikan penilaian terhadap pelayanan parkir dan permasalahan parkir yang terjadi pada lokasi studi. Berdasarkan karakteristik parkir, akan dapat diketahui kondisi perparkiran yang terjadi pada lokasi studi seperti mencakup volume parkir, akumulasi parkir, lama waktu parkir, angka pergantian parkir, kapasitas parkir, penyediaan ruang parkir dan indeks parkir (Putu, 2010). 2.6.1 Volume Parkir Volume parkir adalah jumlah kendaraan yang termasuk dalam beban parkir (yaitu jumlah kendaraan per periode waktu tertentu, biasanya per hari), menurut Hobbs (1979) dalam Yulianto (2012). Rumus yang digunakan untuk menghitung volume parkir adalah: Volume = Ei + X (kendaraan)
……………………………. (2.1)
Keterangan: Ei
: Entry (kendaraan yang masuk lokasi).
X
: Kendaraan yang sudah ada sebelum waktu survai (kendaraan).
2.6.2 Akumulasi Parkir Akumulasi parkir adalah jumlah keseluruhan yang parkir di suatu tempat pada waktu tertentu dan dibagi sesuai dengan kategori jenis maksud perjalanan, dimana integrasi dari akumulasi parkir selama periode tertentu menunjukkan beban parkir (jumlah kendaraan parkir) dalam satuan jam kendaraan per periode. Akumulasi parkir dapat dicari dengan rumus sebagai berikut. II-19
Bab II Tinjauan Pustaka
Akumulasi parkir = Ei - Ex
……………………………. (2.2)
Keterangan: Ei
: Entry (kendaraan yang masuk kelokasi parkir)
Ex
: Extry ( kendaraan yang keluar lokasi parkir)
Jika sebelum diadakannya pengamatan sudah ada kendaraan yang parkir di lokasi survei, maka jumlah kendaraan yang ada tersebut dijumlahkan dalam harga akumulasi yang telah dibuat dengan rumus : Akumulasi parkir = Ei – Ex + X
……………………………. (2.3)
Keterangan : X
: Jumlah kendaraan yang ada
Dari hasil yang diperoleh dibuat grafik yang menunjukan akumulasi kendaraan dalam kurva akumulasi karakteristik.
2.6.3 Lama Waktu Parkir (Durasi) Lama waktu parkir atau durasi adalah lama waktu yang dihabiskan oleh pemarkir pada ruang parkir. Lamanya parkir dinyatakan dalam jam. Rumus yang digunakan untuk menghitung rata-rata lamanya parkir adalah Durasi parkir = Waktu Ex – Waktu En
…………………………….(2.4)
Keterangan: Waktu Ex : Saat kendaraan keluar lokasi parkir Waktu En : Saat kendaraan masuk lokasi parkir Dr (kendaraan /satuan waktu) = d1+d2+…+dn)/n…………………………….(2.5) Keterangan : d1..dn : Durasi kendaraan ke 1 s/d ke n II-20
Bab II Tinjauan Pustaka
Dr
: Durasi rata-rata
n
: Jumlah kendaraan yang parkir
Dari hasil perhitungan parkir akan dibuat grafik yang menunjukan hubungan antara jumlah kendaraan dengan waktu yang dipakai oleh pengguna parkir.
2.6.4 Tingkat Pergantian Parkir (Parking Turn Over) Tingkat pergantian parkir akan menunjukkan tingkat penggunaan ruang parkir yang diperoleh dari pembagian antara jumlah total kendaran yang parkir dengan jumlah petak parkir yang tersedia selama waktu pengamatan. Rumus yang digunakan untuk menghitung tingkat pergantian parkir menurut Suwardi (2007). Volume Parkir
Parking Turn Over =
…………………………
(2.6)
Ruang Parkir Tersedia
2.6.5 Indeks Parkir Indeks parkir adalah perbandingan antara akumulasi parkir dengan kapasitas parkir. Nilai indeks parkir ini dapat menunjukkan seberapa kapasitas parkir yang terisi. Jika nantinya ruang parkir melebihi 100 % maka tidak dapat memenuhi kebutuhan parkir. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai indeks adalah: IP =
Akumulasi Parkir
x 100%
………………………………
(2.7)
Kapasitas Parkir
II-21
Bab II Tinjauan Pustaka
2.7 Jumlah Ruang Parkir Ruang parkir yang dibutuhkan dalam menghitung ruang parkir yang dibutuhkan, rumus pendekatan yang digunakan adalah Z = Qp x D
…..……………………………. (2.8)
T Keterangan : Z
: Ruang parkir yang dibutuhkan
Qp
: Jumlah kendaraan parkir per periode waktu tertentu
T
: Lamanya periode pengamatan
II-22