BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Teoritis 2.1.1. Kinerja Keuangan Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan karena laporan keuangan mencerminkan kondisi keuangan perusahaan dalam kurun waktu tertentu. PSAK No.1 Paragraf ke 9 (Revisi 2015) menyatakan bahwa: Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan dan beban termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, dan arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lain yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan entitas dan khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas. Ada dua penilaian yang paling dominan untuk memutuskan apakah suatu perusahaan memiliki kualitas yang baik dalam menjalankan kegiatan manajemen perusahaan.Penilaian ini dapat dilakukan dengan melihat sisi kinerja keuangan (financial
performance)
dan
kinerja
non
keuangan
(non
financial
performance).Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan yang dimiliki
Universitas Sumatera Utara
oleh perusahaan yang bersangkutan dan itu tercermin dari informasi yang diperoleh pada laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dan laporan arus kas, serta hal-hal lain yang turut mendukung sebagai penguat penilaian kinerja keuangantersebut. Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode tertentu.Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan. Penilaian kinerja keuangan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh pihak manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan juga untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Menurut Fahmi (2014: 2), βKinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.βSeperti dengan membuat suatu laporan keuangan yang telah memenuhi standar dan ketentuan dalam SAK (Standar Akuntansi Keuangan), GAAP (General Accepted Accounting Principles), dan lainnya. 2.1.1.1. Tahap-tahap Analisis Kinerja Keuangan Adapun tahap-tahap dalam menganalisis kinerja keuangan ada 5 (lima) tahap (Fahmi, 2014: 3), yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan Review dilakukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang dibuat sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah akuntansi yang berlaku, sehingga hasil laporan keuangan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. 2. Melakukan perhitungan Penerapan metode perhitungan disesuaikan dengan kondisi dan permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan. 3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut kemudian dilakukan perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode yang paling umum digunakan untuk melakukan perbandingan ini ada 2, yaitu : a. Time series analysis, yaitu membandingkan secara antar-waktu atau antar periode, dengan tujuan itu nantinya akan terlihat secara grafik. b. Cross sectional approach, yaitu melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan rasio-rasio yang telah dilakukan antara satu perusahaan dan perusahaan lainnya dalam ruang lingkup yang sejenis yang dilakukan secara bersamaan. Dari hasil penggunaan kedua metode ini diharapkan nantinya akan dapat dibuat suatu kesimpulan yang menyatakan kondisi posisi perusahaan tersebut. 4. Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan Pada tahap ini, penafsiran digunakan untuk melihat apa-apa saja permasalahan dan kendala-kendala yang dialami oleh perusahaan tersebut. 5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah dari berbagai permasalahan yang ditemukan Setelah tahap-tahap yang sebelumnya dilakukan, maka pada tahap terakhir ini dilakukan solusi guna memberikan suatu input atau masukan agar kendala dan hambatan dapat terselesaikan. 2.1.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan Ada
banyak
faktor
yang
mempengaruhi
kinerja
keuangan
perusahaan.Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal perusahaan.Faktor-faktor tersebut ada yang berada dalam kendali pihak manajemen ada pula yang berada diluar kendali manajemen.
Universitas Sumatera Utara
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan menurut Harjosoemarto (1994) dalam Mulyati (2011), yaitu,: 1. Faktor Internal a. Manajemen personalia Berkaitan dengan SDM agar dapat didayagunakan seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan perusahaan secara manusiawi. b. Manajemen pemasaran Berkaitan dengan program-program yang ditujukan untuk mencapai tujuan perusahaan. c. Manajemen produksi Berkaitan dengan faktor-faktor produksi agar barang dan jasa yang dihasilkan sesuai yang diharapkan. d. Manajemen keuangan Berkaitan dengan perencanaan, mencari dan memanfaatkan dana untuk memaksimalkan efisiensi perusahaan. 2. Faktor Eksternal a. Kodisi perekonomian Kondisi yang dipengaruhi kebijakan pemerintah, keadaan dan stabilitas politik ekonomi, sosial dan lain-lain. b. Kondisi industri Meliputi tingkat persaingan, jumlah perusahaan dan lain-lain. 2.1.1.3. Profitabilitas Rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan.Penelitian ini menggunakan rasio profitabilitas karena tujuan utama suatu perusahaan didirikan adalah untuk memperoleh laba, sehingga dengan menggunakan metode ini kita dapat mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Menurut PSAK, kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan, Paragraf 17 (Revisi 2015) menyatakan bahwa: Informasi kinerja perusahaan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. Informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini.Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas entitas dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada.Disamping itu informasi tersebut juga berguna dalam perumusan
Universitas Sumatera Utara
pertimbangan tentang efektivitas entitas dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Menurut Kasmir (2008:196), βRasio profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan.Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan investasi.Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan efisiensi perusahaan.β 2.1.1.4. Tujuan dan Manfaat Profitabilitas Adapun tujuan dan manfaat profitabilitas menurut Kasmir (2008:197) adalah sebagai berikut: 1. Tujuan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu: a. Untuk mengukur laba yang diperoleh perusahaan atau dalam periode tertentu, b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri, f. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri. 2. Manfaat yang diperoleh adalah untuk: a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh oleh perusahaan dalam suatu periode, b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu, d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, e. Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2.1.1.5. Macam-macam Rasio Profitabilitas Rasio
profitabilitas
tergantung
dari
laba
dan
modal
yang
diperhitungkan.Jenis laba perusahaan bermacam-macam tingkatannya mulai dari laba kotor, laba usaha, laba sebelum bunga dan pajak, laba kena pajak dan laba bersih perusahaan.demikian juga modal yang digunakan bermacam-macam seperti modal usaha/operasional, modal utang, modal sendiri atau modal keseluruhan. Agar rasio profitabilitas ini mempunyai arti, maka rasio laba dengan modal harus disesuaikan dengan dari mana laba dan untuk apa modal tersebut ditujukan. Secara umum rasio profitabilitas dalam perusahaan dapat dibedakan sebagai berikut: 1. Gross Profit Margin Rasio yang mengukur seberapa besar tingkat laba kotor perusahaan dari setiap penjualannya,
artinya
disini
belum
memperhitungkan
biaya
operasi
perusahaan. Rumus Gross Profit Margin adalah: πΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊ ππππππππππππ ππππππππππππ =
2. Operating Profit Margin
πΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊπΊ ππππππππππππ ππππππππππ
Mengukur seberapa besar tingkat laba operasional/usaha perusahaan dari setiap penjualannya.Artinya disini belum memperhitungkan biaya bunga dan pajak perusahaan. Rumus Operating Profit Margin adalah: ππππππππππππππππππ ππππππππππππ ππππππππππππ =
ππππππππππππππππππ πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ ππππππππππ
Universitas Sumatera Utara
3. Net Profit Margin Rasio yang mengukur seberapa besar tingkat laba bersih perusahaan dari setiap penjualannya, artinya disini telah memperhatikan biaya operasi, bunga, dan pajak perusahaan. Rumus Net Profit Margin adalah: ππππππ ππππππππππππ ππππππππππππ =
4. Return on Investment / Asset (ROI/ROA)
ππππππ ππππππππππππ ππππππππππ
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba bersih dari jumlah dana yang diinvestasikan perusahaan atau total aset perusahaan. Untuk menentukan jumlah dana yang diinvestasikan, dalam beberapa literatur jumlah investasi disamakan dengan total aset, hal ini dapat diterima selama semua aset dioperasionalkan dalam operasi utama perusahaan. artinya tidak ada aset yang masih belum dioperasionalkan atau dioperasionalkan tetapi bukan untuk operasional utama perusahaan. dalam keadaan seperti itu, maka pengembalian investasi identik dengan pengembalian aset. Rumus Return on Asset adalah:
5. Return on Equity
ROA =
ππππππ ππππππππππππ ππππππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memberikan imbalan bersih atas setiap rupiah dari modal pemegang saham.Bagi pemilik modal return on equity adalah ukuran yang paling penting karena rasio ini menunjukkan tingkat hasil yang diperoleh pemilik modal. Terutama bagi perusahaan yang belum go public, ukuran ini satu-satunya ukuran untuk
Universitas Sumatera Utara
mengukur tingkat kemakmuran atas kepemilikannya dalam perusahaan. Rumus Return on Equity adalah: ROE =
ππππππ ππππππππππππ πΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈπΈ
Rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). Alasan peneliti memilih ROA sebagai rasio untuk mengukur kinerja keuangan dikarenakan ROA dapat menghitung kinerja perusahaan secara keseluruhan. Berdasarkan teori Du Pont perhitungan ROA adalah: ROA = ππππππ ππππππππππππ ππππππππππππ π₯π₯ ππππππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄ ππππππππππππππππ ROA =
ππππππ ππππππππππππ ππππππππππ π₯π₯ ππππππππππ ππππππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄
Jika berdiri sendiri, baik net profit margin maupun total asset turnover tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas efisiensi dan efektivitas perusahaan secara keseluruhan. Net profit margin berfungsi untuk mengukur profitabilitas yang berkaitan dengan penjualan yang dihasilkan, sedangkan total asset turnover untuk mengukur efisiensi dalam penggunaan aset untuk menghasilkan penjualan. Jadi, disini ROA tidak hanya mampu mengukur profitabilitas penjualan, namun juga mampu mengukur efisiensi dalam penggunaan aset dalam penjualan. Peningkatan dalam return on assetakan terjadi jika terdapat peningkatan dalam total asset turnover, peningkatan dalam net profit margin, atau keduanya. Dua perusahaan dengan net profit margin dan total asset turnover yang berbeda, dapat saja memiliki return on asset yang sama.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2. Pajak Penghasilan Badan 2.1.2.1. Pengertian Pajak Penghasilan Badan Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Yang dimaksud Badan menurut Pasal 2(1) UU PPh No.36 Tahun 2008adalah: Sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha meliputi: perseroan terbatas, perseroan comanditer, perseroan lainnya, BUMN, BUMD dengan nama dan bentuk apapun, termasuk firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial politik atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. Pajak Penghasilan yaitu pajak yang dikenakan terhadap penghasilan badan,
penghasilan
disini
yaitu
penghasilan
menurut
peraturan
perpajakan.Penghitungan pajak penghasilan badan dimulai dengan penghitungan penghasilan bersih dengan menggunakan pembukuan. Di dalam akuntansi penghasilan tersebut disebut sebagai laba sebelum pajak, sedangkan laba sebelum pajak yang telah dikoreksi fiskal akan menjadi penghasilan kena pajak, penghasilan kena pajak ini lah yang akan di kenakan pajak penghasilan dengan tarif efektif yang telah ditentukan pada Pasal 17 ayat (1) huruf b dan Pasal 31 E Undang-Undang No.36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan.
Universitas Sumatera Utara
2.1.2.2. Subjek dan Objek PPh Badan Subjek pajak penghasilan badan terbagi dua, yaitu: 1. Dalam Negeri Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia.Kewajiban pajak subjektifnya dimulai pada saat badan tersebut didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia dan berakhir pada saat dibubarkan atau tidak lagi bertempat kedudukan di Indonesia. 2. Luar Negeri Badan yang tidak didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia yang memperoleh
penghasilan
di
Indonesia
baik
melalui
BUT
maupun
tidak.Kewajiban pajak subjektifnya dimulai pada saat menjalankan usaha melalui
BUT
ataupun
pada
saat
menerima
dan
memperoleh
penghasilan.Sedangkan berakhirnya pada saat tidak lagi menjalankan usaha di Indonesia dengan melalui BUT atau tidak lagi menerima atau memperoleh penghasilan di Indonesia. Objek pajak adalah penghasilan, yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima oleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Yang menjadi objek pajak badan yaitu: 1. Laba usaha 2. Keuntungan karena penjualan atau karena pengalihan harta termasuk:
Universitas Sumatera Utara
a. Keuntungan karena pengalihan harta kepada perseroan, persekutuan, dan badan lainnya sebagai pengganti saham atau penyertaan modal b. Keuntungan karena pengalihan harta kepada pemegang saham, sekutu, atau anggota yang diperoleh perseroan, persekutuan, dan badan lainnya. c. Keuntungan karena likuidasi, penggabungan, peleburan, pemekaran, pemecahan, pengambilalihan usaha, atau reorganisasi dengan nama dan dalam bentuk apapun d. Keuntungan karena pengalihan harta 3. Penerimaan kembali pembayaran pajak yang telah dibebankan sebagai biaya dan pembayaran tambahan pengembalian pajak 4. Bunga termasuk premium diskonto 5. Dividen 6. Royalti atau imbalan atas penggunaan hak 7. Sewa dan penghasilan lain sehubungan dengan penggunaan harta 8. Penerimaan atau perolehan pembayaran berkala 9. Keuntungan karena pembebasan utang 10. Keuntungan selisih kurs mata uang asing 11. Selisih lebih karena penilaian kembali aset 12. Premi asuransi 13. Imbalan bunga 2.1.2.3. Perencanaan Pajak Sumber pendapatan negara yang terbesar di indonesia berasal daripajak disamping pendapatan dari migas dan non-migas, sehingga peraturan dan sistem
Universitas Sumatera Utara
perpajakan menjadi satu hal yang patut untuk terus diperhatikan. Terdapat berbagai kasus dalam sistem perpajakan indonesia, hal ini terjadi karena terdapat perbedaan kepentingan antara wajib pajak dengan pemerintah. Pemerintah memerlukan ketaatan dalam membayar pajak, sebab pemerintah memerlukan dana untuk pembiayaan penyelenggaran pemerintahan bagi kesejahteraan masyarakatnya. Namun berbeda dengan wajib pajak yang berusaha untuk menghindari pembayaran pajak baik secara legal maupun ilegal.Upaya dalam melakukan penghindaran pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Manajemen perpajakan menurut Pohan (2016: 13) adalah βusaha menyeluruh yang dilakukan tax manager dalam suatu perusahaan atau organisasi agar hal-hal yang berkaitan dengan perpajakan dari perusahaan atau organisasi tersebut dapat dikelola dengan baik, efisien, dan ekonomis, sehingga memberi kontribusi maksimum bagi perusahaanβ. Perencanaan
pajakmerupakan
salah
satu
fungsi
dari
manajemen
perpajakan.Manajemen perpajakan disini tidak hanya sekedar mengatur jumlah pajak yang harus dibayar, namun juga memastikan bahwa perusahaan telah memenuhi aturan perpajakan dengan benar, sehingga dapat terhindar dari denda pajak dikemudian hari.Perencanaan pajakadalah langkah awal dalam manajemen pajak.Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kewajiban perpajakan dan pengendalian pajak. Pada tahap perencanaan pajakini, dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan (Suandy, 2011).
Universitas Sumatera Utara
Pengertian perencanaan pajak menurut Dictionary of Tax Terms yang disusun oleh D. Larry CPA, Ph.D., Jack P. Friedman, CPA,Ph.D., dan Susan B. Anders, CPA, M.S. (Pohan, 2016: 16) adalah βTax planning is the systematic analysis of differing tax option aimed at the minimization of tax liability in current and future tax periodsβ. Perencanaan pajak dimulai pada saat mendirikan perusahaan (pemilihan bentuk usaha, pemilihan metode pembukuan, pemilihan lokasi usaha), saat menjalankan usaha (pemilihan transaksi-transaksi yang akan dilakukan dalam kegiatan operasional usaha, pemilihan metode akuntansi dan perpajakan, tanggung jawab terhadap stakeholders), dan saat akan menutup usaha (restrukturisasi perusahaan, likuidasi, merger, dan sebagainya) Tujuan utama perencanaan pajak adalah mencari berbagai celah yang dapat ditempuh dalam koridor peraturan perpajakan (loopholes), agar perusahaan dapat membayar pajak dalam jumlah minimal. Dalam tax planning ada 3 macam cara yang dapat dilakukan wajib pajak untuk menekan jumlah beban pajaknya, yakni: 1. Tax Avoidance (Penghindaran Pajak) Tax Avoidance adalah strategi dan teknik penghindaran pajak dilakukan secara legal dan aman bagi wajib pajak karena tidak bertentangan dengan ketentuan perpajakan.Metode dan teknik yang digunakan adalah dengan memanfaatkan kelemahan (grey area) yang terdapat dalam undang-undang dan peraturan perpajakan itu sendiri.
Universitas Sumatera Utara
2. Tax Evasion (Penyelundupan Pajak) Tax Evasion adalah strategi dan teknik penghindaran pajak dilakukan secara ilegal dan tidak aman bagi wajib pajak, dan cara penyelundupan pajak ini bertentangan dengan ketentuan perpajakan, karena metode dan teknik yang digunakan tidak berada dalam koridor undang-undang dan peraturan perpajakan. Cara yang ditempuh beresiko tinggi dan berpotensi dikenakannya sanksi pelanggaran hukum atau tindak pidana fiskal. 3. Tax Saving (Penghematan Pajak) Tax Savingadalah upaya memperkecil jumlah pajak yang tidak termasuk dalam ruang lingkup pemajakan.Misalnya, wajib pajak menghindari utang pajaknya dengan menahan diri untuk tidak membeli produk-produk yang ada pajak pertambahan nilainya. Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari perencanaan pajak yang dilakukan secara cermat, yaitu: 1. Penghematan kas keluar, karena beban pajak yang merupakan unsur biaya dapat dikurangi. 2. Mengatur aliran kas masuk dan keluar (cash fow), karena dengan perencanaan pajak yang matang dapat diperkirakan kebutuhan kas untuk pajak, dan menentukan saat pembayaran sehingga perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat. 2.1.2.4. Penghindaran Pajak Salah
satu
cara
yang
digunakan
oleh
perusahaan
untuk
memaksimalkanlaba dengan meminimalkan pembayaran pajak adalah dengan
Universitas Sumatera Utara
melakukan penghindaran pajak (tax avoidance). Penghindaran pajak menurut Robert H. Anderson dalam (Zain, 2007: 50) adalah, βcara mengurangi pajak yang masih dalam batas ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan dan dapat dibenarkan, terutama melalui perencanaan pajakβ. Dengan
demikian,
secara
moral
pun
tidak
dianggap
salah,
apabilapengurangan beban pajak melalui penghindaran pajak tersebut masih dalam
batas
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
perpajakan
yang
berlaku.Penghindaran pajak dapat dilakukan dengan berbagai cara. Merksdalam (Zain,2007:55) menyatakan sebagai berikut: 1. Memindahkan subjek pajak dan/atau objek pajak ke negara-negarayang memberikan perlakuan pajak khusus atau keringanan pajak (tax havencountry) atas suatu jenis penghasilan (substantive tax planning) 2. Usaha penghindaran pajak dengan mempertahankan substansiekonomi dari transaksi melalui pemilihan formal yang memberikanbeban pajak yang paling rendah (formal tax planning) 3. Ketentuan Anti Avoidance atas transaksi transfer pricing, thincapitalization,treaty shopping, dan controlled foreign coorporation(Specific Anti Avoidance Rule), serta transaksi yang tidak mempunyaisubstansi bisnis (General Anti Avoidance Rule). Dalam penghindaran pajak, wajib pajak tidak secara jelas melanggar undang-undang atau menafsirkan undang-undang, namun tidak sesuai dengan maksud dan tujuan pembuatan undang-undang.Aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan oleh manjemen suatu perusahaan dilakukan semata-mata untuk meminimalisasi kewajiban pajak perusahaan. Pada
dasarnya
tindakan
penghindaran
pajak
merupakan
suatu
tindakanlegal bagi perusahaan, sehingga sangatlah wajar kalau aktivitas penghindaran pajak semakin berkembang di Indonesia. Banyak perusahaan yang melakukan praktik penghidaran pajak dengan mengurangi besaran laba yang
Universitas Sumatera Utara
dilaporkan dalam laporan keuangan , sehingga besar pajak yang akan dibayarkan pun akan berkurang. Namun penghindaran pajak menjadi dilema bagi perusahaan juga bagi negara, khususnya negara-negara yang pendapatan negara terbesar berasal dari pajak. Serta bagi perusahaan akanmenajadi bumerang jika tidak cermat dalam melakukan penghindaran pajakmelalui perencanaan pajak yang tidak tepat. Komite
urusan
fiskal
dari
OECD
(Organization
for
Economic
Coorporation and Development) menyebutkan ada tiga tipe karakter tax avoidance, yaitu: 1. Adanya unsur afisiliasi di mana berbagi pengaturan seolah-olahterdapat di dalamnya, padahal tidak, dan ini dilakukan karenaketiadaan faktor pajak 2. Skema semacam ini sering memanfaatkan loopholes dari undang-undangatau menerapkan ketentuan-ketentuan legal untuk berbagaitujuan, padahal bukan itu sebelumnya dimaksudkan oleh pembuatundang-undang. 3. Kerahasian juga sebagai betuk dari skema ini dimana umumnya parakonsultan menunjukan alat atau cara untuk melakukan tax avoidancedengan syarat wajib pajak menjaga serahasia mungkin. Menurut
Hanlon
&
Heitzman
(2010:14),
metode
pengukuran
penghindaran pajak dikelompokkan dalam beberapa metode yaitu βeffective tax rate (ETR), books tax gap (BTG), differencial tax (DTX), unrecognized tax benefit, tax shelter activity, danmarginal tax rateβ. Dalam teori perpajakan dikenal istilah tarif pajak efektif (effective tax rate) yaitu jumlah pajak yang harusnya dibayarkan oleh wajib pajak dibandingkan dengan total pendapatan yang
Universitas Sumatera Utara
diperoleh wajib pajak. Franket dalam Sibarani(2012) menyatakan bahwa, βTarif pajak efektif menunjukkan efektifitas penghindaran pajak, karena tarif pajak efektif dapat mencerminkan perbedaan laba buku dengan laba fiskalβ. Dalam penelitian ini, proksi pengukuran penghindaran pajak menggunakan proksi pengukuran penelitian Hanlon dan Heitzman (2010) seperti yang digunakan oleh Sibarani (2012) dan Bambang (2014) yaitu dengan menggunakan model CashEffective Tax Rate (Cash ETR) yang diharapkan mampu menilai tingkat keagresifan penghindaran pajak yang terjadi dalam perusahaan.Semakin rendah nilai Cash ETR menggambarkan semakin tingginya aktivitas penghindaran pajak yang dilakukan perusahaan.Menurut Dyreng et al.(2009) dalam Sibarani (2012) βCash ETR dapat menggambarkan semua aktivitas penghindaran pajak yang mengurangi pembayaran pajak kepada otoritas perpajakanβ. Dalam jurnal Hanlon & Heitzman (2010) disebutkan bahwa βlong run cash ETR dan Cash ETR memiliki karateristik yang sama, hanya saja untuk pengukuran dalam jangka panjang digunakan pengukuran long run cash ETRβ. Rumus menilai penghindaran pajak dengan proksi cashETR sebagai berikut: πΆπΆπΆπΆπΆπΆβ ππππππ ππππππππ
Keterangan: Cash ETR
Cash ETR = ππππππ ππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄
πΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌπΌ
x 100%
= tarif pajak efektif berdasarkan jumlah pajak yang dibayarkan perusahaan secara kas pada tahun berjalan
Cash taxes paid
= jumlah pajak yang dibayarkan secara kas pada tahun berajalan
Universitas Sumatera Utara
Pre tax accounting income = laba sebelum pajak yang berdasarkan laporan keuangan perusahaan 2.1.3. Ukuran Perusahaan MenurutNiresh dan Velnampy (2014), βukuran perusahaan adalah banyaknya jumlah dan jenis kapasitas produksi dan kemampuan yang dimiliki perusahaan atau banyaknya jumlah dan jenis layanan yang dapat disediakan oleh perusahaan secara bersamaan untuk pelanggannya.Ukuran perusahaan adalah faktor utama untuk menentukan profitabilitas dari suatu perusahaan dengan konsep yang biasa dikenal dengan skala ekonomiβ. Maksud skala ekonomi ialah merujuk kepada keuntungan biaya rendah yang didapat oleh perusahaan besar karena dapat menghasilkan produk dengan harga per unit yang rendah. Perusahaan dengan ukuran besar membeli bahan baku dalam jumlah yang besar sehingga perusahaan akan mendapat potongan harga lebih banyak dari pemasok. Dimana tingkat biaya yang rendah merupakan unsur untuk mencapai laba yang diinginkan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Disamping itu perusahaan dengan skala besar akan lebih mempunyai kemungkinan untuk memenangkan persaingan dalam bisnis. Faktor ukuran perusahaan yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba.Perusahaan besar yang dianggap telah mencapai tahap kedewasaan merupakan suatu gambaran bahwa perusahaan tersebut relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba dibandingkan dengan perusahaan kecil.Bagi perusahaan yang stabil biasanya dapat memprediksi jumlah keuntungan di tahun-tahun mendatang karena tingkat
Universitas Sumatera Utara
kepastian laba sangat tinggi.Sebaliknya bagi perusahaan kecil yang dianggap belum mapan, besar kemungkinan laba yang diperoleh juga belum stabil karena kepastian laba lebih rendah (Sugiarto, 1997, dalam Sembiring, 2008). Perusahaan yang lebih besar memiliki akses yang lebih besar untuk mendapat sumber pendanaan dari berbagai sumber sehingga untuk memperoleh pinjaman dari kreditur pun akan lebih mudah karena perusahaan dengan ukuran besar memiliki profitabilitas lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industri. Sudarmadji dan Sularto (2007) dalam penelitiannya menyatakan bahwa: Penentuan ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aset, total penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total aset, total penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Semakin besar aset maka semakin besar modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang, dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut dikenal masyarakat. Ukuran perusahaan dalam penelitian ini dilihat berdasarkan dari besarnya total aset yang dimiliki perusahaan. Pengertian aset itu sendiri menurut Kieso (2011:192) adalah βasset is a resource controlled by the entity as a result of past events and from which future economic benefits are expected to flow to the entityβ. Aset menunjukkan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan.Weston dan Brigham (1994) dalam Hesti (2010) menyatakan bahwa βpeningkatan aset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan.Dengan meningkatnya kepercayaan
Universitas Sumatera Utara
pihak
luar
terhadap
perusahaan,
dimungkinkan
pihak
kreditur
tertarik
menanamkan dananya ke perusahaanβ. Penggunaan total aset sebagai alat ukuran perusahaan didasarkan pada penelitian Hesti (2010), Niresh dan Velnampy (2014), dan Putra (2015). Variabel ukuran perusahaan dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut: ππππππππππππ ππππππππππππβππππππ = πΏπΏπΏπΏ (ππππππππππ π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄π΄)
Total aset digunakan dalam penelitian ini karena menurut Sudarmadji dan Sularto (2007)dalam penelitiannya menyatakan bahwa βnilai aset relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaanβ. Variabel ukuran perusahaan diukur dengan logaritma natural (Ln) dari total aset. Hal ini dikarenakan besarnya total aset masing-masing perusahaan berbeda bahkan mempunyai selisih yang besar, sehingga dapat menyebabkan nilai yang ekstrim. Untuk menghindari adanya data yang tidak normal tersebut maka data total aset perlu menggunakan logaritma natural.
2.2. Penelitian Terdahulu Berikut ini merupakan beberapa penelitian terdahulu yang menjadi referensi penelitian ini, antara lain:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian J. Aloy Niresh dan Firm Size and Variabel T. Velnampy Profitability: A Independen: (2014) Study of Listed Ukuran Perusahaan Manufacturing Firms in Sri Variabel Lanka Dependen: Profitabilitas (ROA dan NPM) John Gartchie Gatsi, Samuel Gameli Gadzo, dan Holy Kwabla Kportorgbi (2013)
NeghinΔ (LΔcΔtuΕ) Andreea Laura (2012)
The Effect of Variabel Corporate Income Independen: Tax on Financial - Pajak Penghasilan Performance of Listed Badan - Ukuran Manufacturing Perusahaan Firms in Ghana - Umur Perusahaan - Likuiditas - Pertumbuhan Variabel Dependen: Kinerja Keuangan (ROA) Tax impact on the Variabel Financial Independen: - Leverage Performance of Companies - Effective tax rate - Ukuran perusahaan - Kenaikan relative dalam total asset - Tingkat bunga efektif
Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan dan pengaruh yang besar antara ukuran perusahaan dan profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Sri Lanka. Hasil penelitian menunjukkan bahwaadahubungan negatifyang signifikan antarapajak penghasilan badandan kinerjakeuangan. Di sisi lain, ukuran perusahaan,umurperusaha andan pertumbuhanperusahaanm enunjukkanhubungan positif yang signifikandengankinerjake uangan. Penelitian ini menemukan korelasi negatif antara effective tax rate, interest rate dan kinerja. serta korelasi positif antara Leverage, Ukuran Perusahaan, Pertumbuhan Relatif Perusahaan, dan Kinerja keuangan.
Variabel Dependen: Kinerja Keuangan (ROA, ROE)
Universitas Sumatera Utara
Linda Ratnasari dan Budiyanto (2016)
Pengaruh Leverage, Likuiditas, Ukuran Perusahaan terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Otomotif di BEI
Variabel Independen: - Leverage - Likuiditas - Ukuran Perusahaan
Variabel Dependen: Profitabilitas (ROA) Silvia Hendrayanti Analisis Pengaruh Variabel dan Harjum Faktor Internal Independen: Muharam dan Eksternal - Faktor Internal (EAR, BOPO, (2012) terhadap Profitabilitas LAR, Firm Size) Perbankan (Studi - Faktor Eksternal pada Bank Umum (Pertumbuhan Ekonomi, Inflasi, di Indonesia Volatilitas ROA) Periode Januari 2003 - Februari 2012) Variabel Dependen: Profitabilitas (ROA) Sritharan dan Does Firm Size Variabel Vinasithamby Influence on Independen: (2013) Firmβs Ukuran Perusahaan Profitability? Evidence from Variabel Listed Firms of Dependen: Sri Lanka Hotels Profitabilitas (ROA) and Travels Sector Surya Fajar Putra Pengaruh Ukuran Variabel (2015) Perusahaan Independen: terhadap Ukuran Perusahaan Profitabilitas dengan Leverage Variabel Moderasi: dan Perputaran - Leverage Persediaan - Perputaran Persediaan sebagai Variabel Moderasi pada Perusahaan Variabel Dependen: Manufaktur Sektor Konsumsi Profitabilitas (ROA) yang Terdaftar di BEI 2011-2013
Leverage berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Likuiditas dan ukuran perusahaan tidak memiliki pengaruh terhadap profitabilitas.
EAR, BOPO, LAR, Firm size, dan volatilitas ROA berpengaruh signifikan terhadap ROA. Pertumbuhan ekonomi dan Inflasi terbukti tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berhubungan secara positif terhadap profitabilitas.
Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas secara signifikan. Leverage dan perputaran persediaan tidak dapat memoderasi pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Kerangka Konseptual Berdasarkan pembahasan pada landasan teori sebelumnya, maka diketahui bahwa penelitian ini menggunakan kinerja keuangan sebagai variabel dependen, pajak penghasilan badan dan ukuran perusahaan sebagai variabel independen. Skema kerangka konseptual adalah sebagai berikut: ππππ
Pajak Penghasilan Badan (X1 )
Kinerja Keuangan (Y)
ππππ
Ukuran Perusahaan (X2 )
ππππ
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4. Hipotesis Penelitian βHipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris.Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomenaβ (Erlina, 2011: 30).Berdasarkan kerangka konseptual yang telah disusun, maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian ini sebagai berikut: H1 : Pajak Penghasilan Badan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan H2 : Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan H3 : Pajak Penghasilan Badan dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Kinerja Keuangan
Universitas Sumatera Utara