BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pernyataan ‘what’, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui
panca
indera
manusia,
yakni
indera
penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasaan, dan peraba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). 2. Tingkatan Pengetahuan Tingkatan pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2003) yaitu : a. Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah karena tingkatan ini hanya mengingat kembali (recall) terhadap suatu spesifik dari selutruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
10 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
b. Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar
tentang
obyek
yang
diketahui
dan
dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar. c. Aplikasi (Aplication) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan atau menggunakan materi yang sudah dipelajari pada situasi atau kondisi riil (sebenarnya). d. Analisis (Analysis) Analisis diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen–komponen, tetapi masih didalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Synthesis) Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi – formulasi yang ada. f. Evaluasi (Evaluation) Evaluasi diartikan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau suatu obyek berdasarkan kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria–kriteria yang telah ada.
11 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
3. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan yang dimiliki seseorang dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut : a. Pendidikan Tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dalam memberi respon yang datang dari luar. Orang yang berpendidikan akan berfikir sejauh mana keuntungan yang akan mungkin mereka peroleh dari gagasan tersebut. b. Paparan Media Massa Melalui berbagai media baik cetak maupun elektronika berbagai informasi dapat diterima oleh masyarakat, sehingga seseorang yang lebih sering terpapan media masa (televisi, radio, majalah, pamflet) akan memperoleh informasi yang lebih hanya dibandingkan dengan orang yang tidak pernah terpapar informasi media masa. c. Ekonomi Dalam memenuhi kebutuhan primer maupun sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik lebih mudah tercukupi dibandingkan keluarga dengan status ekonomi rendah. Hal ini akan mempengaruhi kebutuhan akan informasi yang termasuk kebutuhan sekunder. d. Hubungan Sosial Manusia adalah makhluk sosial, dimana dalam kehidupan saling berinteraksi antara satu dengan yang lain. Individu yang dapat berinteraksi secara batinnya akan lebih terpapar informasi. Sementara
12 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
faktor hubungan sosial juga mempengaruhi kemampuan individu sebagai komunikasi untuk menerima pesan menurut model komunikasi media. e. Pengalaman Pengalaman seorang individu tentang berbagai hal bisa diperoleh dan lingkungan kehidupan dalam proses perkembangannya. 4. Cara Memperoleh Pengetahuan Menurut Notoatmodjo (2003) dalam memperoleh pengetahuan dibagi dalam 2 kelompok : a. Cara Tradisional Cara ini dipakai orang untuk memperoleh kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau metode penemuan secara sistemik dan logis. Cara – cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain, meliputi : 1)
Cara Coba–Salah (Trial and error) Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Pengalaman yang diperoleh melalui penggunaan metode ini banyak membantu perkembangan berpikir dan kebudayaan manusia kearah yang lebih sempurna.
2)
Cara Kekuasaan atau Otoritas Pengetahuan diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemuka agama, maupun
13 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
ahli ilmu pengetahuan. Para pemegang otoritas, baik pemimpin pemerintahan, tokoh agama maupun ahli ilmu pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme yang sama didalam penemuan pengetahuan. 3)
Berdasarkan pengalaman pribadi Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
4)
Melalui jalan pikiran Kebenaran
pengetahuan
dapat
diperoleh
manusia
dengan
menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi yang merupakan cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui pernyataan–pernyataan yang dikemukakan dan dicari hubungannya sehingga dapat diambil kesimpulan. b. Cara Modern Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan dewasa ini lebih sistematis, logis dan murah.Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular (research methodology). Setelah diadakan penggabungan antara proses berpikir deduktif–induktif maka lahirlah suatu penelitian yang dikenal dengan metode penelitian ilmiah.
14 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
5. Pengukuran Tingkat Pengetahuan Menurut Arikunto (2006), pengetahuan dibagi dalam tiga kategori, yaitu : a. Baik : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 76% - 100% dari seluruh pernyataan. b. Cukup : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 56% - 75% dari seluruh pernyataan. c. Kurang : Bila subyek mampu menjawab dengan benar 40% - 55% dari seluruh pernyataan. B. Pola Pemberian Makan Balita 1. Pengertian Pola Makan Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas suatu keompok masyarakat tertentu. Pemberian makanan balita adalah segala upaya dan cara ibu untuk memberikan makanan pada anak balita dengan tujuan supaya kebutuhan makan anak tercukupi, baik dalam jumlah maupun nilai gizinya (Karyadi,E. dan Kolopaking, R., 2007). Pola pemberian makanan balita dapat diartikan sebagai upaya dan cara yang biasa dipraktekkan ibu untuk memberikan makanan kepada anak balita mulai dari penyusunan menu, pengolahan, penyajian dan cara pemberiannya kepada balita supaya kebutuhan makan anak tercukupi, baik dalam macam, jumlah maupun nilai gizinya.
15 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Pemberian makanan pada anak bertujuan untuk mencapai tumbuh kembang anak secara optimal. Pemberian makanan yang baik dan benar dapat menghasilkan gizi yang baik sehingga meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan seluruh potensi genetik yang ada secaraoptimal. Menurut Judarwanto (2004) pemberian makanan pada anak mempunyai tiga fungsi, yaitu: a. Fungsi fisiologis yaitu memberikan nutrisi sesuai kebutuhan agar tercapai tumbuh kembang yang optimal. b. Fungsi psikologis, penting dalam pengembangan hubungan emosional ibu dan anak sejak awal. c. Fungsi
sosial/edukasi
yaitu
melatih
anak
mengenal
makanan,
keterampilan makan dan bersosialisasi dengan lingkungannya. Pemberian makanan pada anak secara tidak langsung menjadi alat untuk mendidik anak. Kebiasaan dan kesukaan anak terhadap makanan mulai dibentuk sejak kecil. Jika anak diperkenalkan dengan berbagai jenis makanan mulai usia dini, pola makan dan kebiasaan makan pada usia selanjutnya adalah makanan beragam. Secara dini anak harus dibiasakan makan makanan yang sehat dan bergizi seimbang sebagai bekal dikemudianhari. Waktu makan yang teratur membuat anak berdisiplin tanpa paksaan dan hidup teratur. Seperti halnya membiasakan anak makan dengan cara makan yang benar tanpa harus disuapi, makan dengan duduk dalam satu meja sejak dini, dan membiasakan mencuci tangan sebelum makan serta menggunakan
16 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
alat makan dengan benar dapat melatih anak untuk mengerti etika dan juga mengajarkan anak hidup mandiri, serta mendidik anak hidup bersih danteratur. 2. Tahapan Pemberian Menu Makan a. Penyusunan Menu Pemberian makan pada balita harus disesuaikan dengan usia dan kebutuhannya. Pengaturan makan dan perencanaan menu harus selalu dilakukan dengan hati-hati sesuai dengan kebutuhan gizi, usia dan keadaan
kesehatannya.
Pemberian
makan
yang
teratur
berarti
memberikan semua zat gizi yang diperlukan baik untuk energi maupun untuk tumbuh
kembang yang optimal. Jadi apapun makanan yang
diberikan, anak harus memperoleh semua zat yang sesuai dengan kebutuhannya, agar tubuh bayi dapat tumbuh dan berkembang. Artinya, selain tubuh bayi menjadi lebih besar, fungsi – fungsi organ tubuhnya harus berkembang sejalan dengan bertambahnya usia bayi. Oleh karena itu pengaturan makanan harus mencakup jenis makanan yang diberikan, waktu usia makan mulai diberikan, besarnya porsi makanan setiap kali makan dan frekuensi pemberian makan setiap harinya. Mulai memasuki usia 1 tahun, orang tua perlu membuat jadwal harian pola makan anak (food diary) agar anak terbiasa dengan pola makan yang teratur. Selain jadwal makan, mencatat jenis makanan, porsi serta jumlah yang dikonsumsi anak dan jenis makanan apa saja yang disukai atau tidak
17 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
disukai anak, bahkan bila ada makanan yang menyebabkan alergi dapat diketahui dari food diary ini (Karyadi,E. dan Kolopaking,R., 2007). Diharapkan kebiasaan makan yang teratur, baik, dan sehat ini akan terus melekat sepanjang hidup anak dan hal itu merupakan modal bagi pemeliharaan gizi anak untuk usia selanjutnya. Pengaturan jenis dan bahan makanan yang dikonsumsi juga harus diatur dengan baik agar anak tidak cepat bosan dengan jenis makanan tertentu. Makanan yang memenuhi menu gizi seimbang untuk anak bila menu makanan terdiri atas kelompok bahan makanan sumber zat tenaga, zat pembangun, zat pengatur serta makanan yang berasal dari susu (Karyadi,E.dan Kolopaking,R.,2007). Dalam praktek, keanekaragaman bahan makanan itu dapat diwujudkan dengan menerapkan pola susunan hidangan ”empat sehat lima sempurna”, yaitu diterapkannya penggunaan empat kelompok bahan makanan dalam menu makanan anak sehari-hari yang diperkaya dengan segelas susu. Komposisi makanan anak mulai usia tahun kedua dapat digambarkan dalam bentuk ”piramida komposisi makanan”. Luas bidang pada masing –masing petak kelompok bahan makanan pada piramida menggambarkan perbandingan banyaknya porsi kelompok bahan makanan pada setiap kali pemberian makan. Nasi atau sumber karbohidrat lain seperti kentang atau roti menempati bidang yang paling luas pada dasar piramida. Hal ini menunjukkan bahwa nasi atau penggantinya merupakan bahan yang porsinya paling besar karena merupakan sumber energi. Sebaliknya,
18 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
lemak atau minyak dan gula ditempatkan pada puncak piramida. Makanan yang mengandung lemak, minyak, dan makanan manis harus dibatasi sesedikit mungkin karena kurang baik bagi anak. Besar porsi makanan setiap kali makan harus sesuai. Agar kecukupan gizi anak terpenuhi, maka bukan saja jenis bahan makanan yang diberikan harus beragam, tetapi juga harus memperhatikan banyaknya makanan yang dimakan atau besar porsi makanan setiap kali makan. Porsi makan yang kurang akan menyebabkan anak kekurangan zat gizi. Sebaliknya porsi makan yang berlebih juga akan menyebabkan anak menjadi kelebihan gizi hingga menjadi kegemukan. Beberapa penelitian menyimpulkan, mereka yang pada masa kanak-kanak dan remaja telah mengalami kegemukan (overweight), lebih rentan terhadap penyakit diabetes atau kencing manis, penyakit kardiovaskuler, dan penyakit lainnya (Moehyi, 2008).
19 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Tabel 2.1 Contoh Menu Anak Usia 1 – 3 Tahun Waktu BangunuTidur
Menu
Jam 07.00 (sarapan)
Susu 1 gelas Bubur Ayam Sayur
Jam 10.00 (makanan selingan)
Jus Alpukat
Jam 12.00 (makan siang)
Nasi tim Sayur daging
Jam 16.00 (makanan selingan)
Jus papaya Jeruk
Jam 18.00 (makan malam)
Nasi tim Brokoli
Sebelum tidur
Susu 1 gelas
Bahan Makanan Susu Beras Kacang merah Ayam giling Tomat Bayam Wortel Bawang putih Daun seledri Garam Air Daging alpukat Susu skim bubuk Madu Krim moka Air matang Beras Daging sapi giling Tahu Tomat Wortel Mentega Pepaya Air jeruk Gula pasir Beras Brokoli cacah halus Teri nasi Kaldu ayam Minyak sayur Susu
Ukuran 150 ml 20 g 20 g 30 g 1 buah 20 g 20 g 1 siung Ngsdm ½ ½ sdm 150 ml 50 g 1 sdm 50 g 10 g 75 ml 20 g 25 g 50 g 25 g 50 g 1 sdt 100 g 1 sdm 1 sdt 20 g 25 buah 10 g 250 ml 1 sdm 150 ml
Total kalori
Kalori 100 182
196
218
93
119
100 1008
Sumber : Karyadi, E. dan Kolopaking, R. (2007).
20 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Tabel 2.2 Contoh Menu Anak Usia 3 – 5 Tahun Waktu
Menu
Bahan
Ukuran
Kalori
Jam 06.00
Susu
Susu sapi segar
150 ml
100
Jam 07.00
Nasi uduk
Nasi uduk
1 mangkuk
266
(sarapan)
Dadar telur
Telur
I butir
Jam 10.00
Roti isi kacang
Jam 12.00
Nasi
(makan siang)
1 porsi
258
Beras
150 gr
400
Ayam goreng
Ayam
1 potong dada
Sayur bayam
Bayam
50 gr
Jagung
30 gr
Tahu
25 gr
Tepung
30 gr
Tahu tepung Jam 16.00
Pisang segar
I buah pisang
100 g
95
Jam 18.00
Nasi putih
Nasi
150 g
432
(makan malam)
150 g Tumis jamur
Jamur
30 g
Jagung muda
50 g
Nanas potong
30
Total Kalori
1551
Sumber : Karyadi, E. dan Kolopaking, R. (2007). b. Pengolahan Keamanan pangan untuk balita tidak cukup hanya menjaga kebersihan tetapi juga perlu diperhatikan selama proses pengolahan. Proses pengolahan pangan memberikan beberapa keuntungan, misalnya memperbaiki nilai gizi dan daya cerna, memperbaiki cita rasa maupun aroma, serta memperpanjang daya simpan (Auliana, 1999). Bahan makanan yang akan diolah disamping kebersihannya juga dalam
penyiapan
seperti
dalam
membuat
potongan
bahan
perlu diperhatikan. Hal ini karena proses mengunyah dan refleks menelan 21 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
balita belum sempurna sehingga anak sering tersedak. Penggunaan bumbu dalam pengolahan juga perlu diperhatikan. Menurut Uripi, V (2004) pemakaian bumbu yang merangsang perlu dihindari karena dapat membahayakan saluran pencernaan dan pada umumnya anak tidak menyukai makanan yang beraroma tajam. Pengolahan makanan untuk balita adalah yang menghasilkan tekstur lunak dengan kandungan air tinggi yaitu direbus, diungkep atau dikukus. Untuk pengolahan dengan dipanggang atau digoreng yang tidak menghasilkan tekstur keras dapat dikenalkan tetapi dalam jumlah yang terbatas. Disamping itu dapat pula dilakukan pengolahan dengan cara kombinasi misal direbus dahulu baru kemudian dipanggang atau direbus/diungkep baru kemudian digoreng. c. Penyajian Penyajian makanan salah satu hal yang dapat dapat menggugah selera makan anak. Penyajian makanan dapat dibuat menarik baik dari variasi bentuk, warna dan rasa. Variasi bentuk makanan misalnya dapat dibuat bola-bola, kotak, atau bentuk bunga. Penggunaan kombinasi bentuk, warna dan rasa dari makanan yang disajikan tersebut dapat diterapkan baik dari bahan yang berbeda maupun yang sama. Disamping itujugadepatmenggunakanalatsajiataualatmakanyanglucusehingga selain anak tergugah untuk makan, anak tertarik untuk dapat berlatih makan sendiri.
22 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
d. Cara Pemberian Makanan untukAnak Anak balita sudah dapat makan seperti anggota keluarga lainnya dengan frekuensi yang sama yaitu pagi, siang dan malam serta 2 kali makan selingan yaitu menjelang siang dan pada sore hari. Meski demikian cara pemberiannya dengan porsi kecil, teratur dan jangan dipaksa karena dapat menyebabkan anak menolak makanan. Waktu makan dapat dijadikan sebagai kesempatan untuk belajar bagi anak balita, seperti menanamkan kebiasaan makan yang baik, belajar keterampilan makan dan belajar mengenai makanan. Orang tua dapat membuat waktu makan sebagai proses pembelajaran kebiasaan makan yang baik seperti makan teratur pada jam yang sama setiap harinya, makan di ruang makan sambil duduk bukan digendongan atau sambil jalan-jalan. Makan bersama keluarga dapat memberikan kesempatan bagi balita untuk mengobservasi anggota keluarga yang lain dalam makan. Anak dapat belajar cara menggunakan peralatan makan dan cara memakan makanan tertentu. Anak usia ini mulai mengetahui cara makan sendiri meskipun masih mengalami kesulitan untuk mengambil atau menyendok makanan dengan demikian anak dilatih untuk dapat mengeksplorasi keterampilan makan tanpa bantuan.Untuk menumbuhkan keterampilan makan anak secara mandiri anak jangan dibiasakan untuk selalu disuapi oleh orang tua atau pengasuhnya. Acara makan bersama juga dapat mengajarkan balita mengenai
23 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
makanan. Secara umum anak lebih suka memakan makanan yang dimakan orang tuanya. Seiring bertambahnya usia anak balita mulai tertarik dengan makanan yang dimakan oleh teman-temannya. Dengan demikian, orang tua sangat berperan dalam memberikan model atau contoh bagi anak dengan memilih makanan yang sehat dan bergizi. 3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola Pemberian Makan Balita a. Pengetahuan Ibu tentang Gizi Balita Pengetahuan gizi merupakan suatu proses belajar tentang pangan, bagaimana tubuh menggunakan dan mengapa pangan diperlukan untuk kesehatan. Pengetahuan pangan dan gizi orang tua terutama ibu berpengaruh terhadap jenis pangan yang dikonsumsi sebagai refleksi dari praktek dan perilaku yang berkaitan dengan gizi (Zulkarnaen,dkk.,2000). Adanya pengetahuan gizi diharapkan seseorang dapat mengubah perilaku yang kurang benar sehingga dapat memilih bahan makanan bergizi serta menyusun menu seimbang sesuai dengan kebutuhan dan selera serta akan mengetahui akibat apabila terjadi kurang gizi. Pengetahuan tentang pangan dan gizi dapat diperoleh melalui berbagai media baik cetak (majalah, tabloid) maupun elektronik (radio, televisi, internet) disamping dari buku-buku. Selain itu juga bisa diperoleh melalui pelayanan kesehatan seperti posyandu, puskesmas. Sumber informasi yang dapat menambah pengetahuan ibu di luar pendidikan formal yang sering dipergunakan dan menarik sebagian besar ibu rumah tangga di pedesaan, sehingga memungkinkan informasi
24 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
termasuk pengetahuan pangan, gizi dan kesehatan adalah media elektronik diantaranya televise dan radio. Namun, menurut penelitian Zulkarnaen,dkk (2000) untuk ibu-ibu rumah tangga di desa keberadaan posyandu justru lebih banyak dimanfaatkan sebagai sumber informasi pangan, gizi dan kesehatan. Hal ini karena disamping adanya kegiatankegiatan penyuluhan (penyampaian pesan-pesan gizi), posyandu juga merupakan tempat pertemuan ibu-ibu yang memiliki balita sehingga sangat memungkinkan adanya pertukaran informasi dan pengalaman dalam mengasuh balitanya. b. Pendidikan Menurut UU No.2 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab I pasal 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan pendidikan, pengajaran dan latihan bagi peranannya di masa yang akandatang. Berkaitan dengan jenjang atau tingkatan yang ada dalam pendidikan sekolah, sikap dan kepribadian seseorang akan berubahsetelah memperoleh pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikan yang berbeda- beda. Menurut Kusumawati, Yuli (2004) latar belakang pendidikan seseorang berhubungan dengan tingkat pengetahuan. Tingkat pendidikan itu sangat mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi gizi. Masyarakat dengan tingkat pendidikan yang rendah akan lebih baik mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan dengan makanan sehingga sulit menerima informasi baru bidang gizi. Tingkat pendidikan
25 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
ikut menentukan atau mempengaruhi mudah tidaknya seseorang menerima suatu pengetahuan, semakin tinggi pendidikan maka seseorang akan lebih mudah menerima informasi-informasi gizi. Pendidikan ibu disamping merupakan modal utama dalam menunjang perekonomian rumah tangga juga berperan dalam pola penyusunan makanan untuk rumah tangga. Wahidah (2005) menyatakan bahwa tingkat pendidikan formal ibu rumah tangga berhubungan positif dengan perbaikan pola konsumsi pangan keluarga dan pola pemberian makanan pada bayi dan anak. Hal ini dikarenakan tingkat pendidikan akan mempengaruhi konsumsi melalui pemilihan bahan pangan. c. Pendapatan RumahTangga Pendapatan adalah seluruh penerimaan baik berupa uang maupun barang dari pihak lain maupun hasi sendiri dengan jalan dinilai dengan uang atas dasar harga saat itu (Mulyono,dkk 1985).
Berdasarkan data
dari Badan Pusat Statistik pendapatan per kapita masyarakat Indonesia tahun 2007 naik 17% menjadi US$ 1.946 atau sekitar 17,9 juta rupiah per tahun (kurs 9.200), berarti pendapatan per kapita rata – rata masyarakat Indonesia per bulan sekitar 1,46 juta rupiah. Struktur pendapatan rumah tangga di pedesaan bervariasi tergantung pada keragaman sumber daya pertanian. Variasi itu tidak hanya disebabkan oleh faktor potensi daerah, tetapi juga karakteristik rumah tangga. Akses ke daerah perkotaan yang merupakan pusat kegiatan ekonomi seringkali merupakan faktor dominan terhadap variasi struktur
26 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
pendapatan rumah tangga pedesaan. Secara garis besar ada dua sumber pendapatan rumah tangga pedesaan yaitu sektor pertanian dan nonpertanian. Struktur dan besarnya pendapatan dari sektor pertanian berasal dari usaha tani/ternak dan berburuh tani. Sedangkan dari sektor nonpertanian berasal dari usaha nonpertanian, profesional, buruh non pertanian dan pekerjaan lainnya di sektor non pertanian. Pada umumnya jika tingkat pendapatan naik, jumlah dan jenis makanan cenderung untuk membaik juga. Akan tetapi mutu makanan tidak selalu membaik jika diterapkan pada tanaman perdagangan. Tanaman perdagangan menggantikan produksi pangan untuk rumah tangga dan pendapatan yang diperoleh dari tanaman perdagangan itu atau peningkatan pendapatan yang lain mungkin tidak digunakan untuk membeli pangan atau bahan-bahan berkualitas gizi tinggi. Pendapatan keluarga menurut Wahidah (2005) adalah jumlah semua hasil perolehan yang didapat oleh anggota keluarga dalam bentuk uang sebagai hasil pekerjaannya. Pendapatan keluarga mempunyai peran yang penting terutama dalam memberikan pengaruh dalam taraf hidup keluarga. Pengaruh di sini lebih diorientasikan pada kesejahteraan dan kesehatan, dimana
perbaikan
pendapatan
akan
meningkatkan
tingkat
gizi
masyarakat. Pendapatan akan menentukan daya beli terhadap pangan dan fasilitas lain (pendidikan, perumahan, kesehatan, dll) yang dapat mempengaruhi status gizi.
27 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
d. Besar Keluarga Wahidah (2005) menyatakan bahwa besar keluarga yaitu banyaknya anggota suatu keluarga akan mempengaruhi pengeluaran rumah tangga. Termasuk dalam hal ini akan mempengaruhi konsumsi pangan. Sehingga
jumlah
anggota
keluarga
yang
semakin
besar
akan
menyebabkan pendistribusian konsumsi pangan akan semakin tidak merata tanpa diimbangi dengan meningkatnya pendapatan. Menurut Zulkarnaen,dkk (2000) jumlah anggota rumah tangga yang sedikit akan lebih mudah meningkatkan kesejahteraan, pemenuhan pangan dan sandang serta upaya meningkatkan pendidikannya lebih tinggi. Keluarga miskin dengan jumlah anak yang banyak akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan pangannya jika dibandingkan keluarga dengan jumlah anak yang sedikit. Jika besar keluarga bertambah maka pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orang tua tidak menyadari bahwa anak-anak yang sangat muda memerlukan pangan relatif lebih banyak dari pada anak yang lebih tua. e. Kebiasaan Makan Kebiasaan makan diartikan sebagai cara individu atau kelompok individu memilih pangan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologik, psikologik, sosial dan budaya (Suhardjo, 2003). Mengembangkan kebiasaan makan, berarti mempelajari cara yang berhubungan dengan konsumsi pangan dan menerima atau menolak bentuk atau jenis pangan tertentu dimulai dari permulaan hidupnya dan
28 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
akan menjadi perilaku yang berakar diantara kelompok penduduk. Kebiasaan makan adalah suatu gejala budaya dan sosial yang dapat memberi gambaran perilaku dari nilai – nilai yang dianut oleh seseorang atau suatu kelompok masyarakat. Pada masyarakat kota modern dimana hampir semua orang menghabiskan waktu dari pagi sampai sore di tempat kerja sudah tentu tidak banyak mempunyai waktu untuk memasak makanan. Biasanya pada masyarakat seperti ini akan berkembang kebiasaan makan di restoran cepat saji dimana nilai gizi yang terkandung dalam makanan belum tentu sesuai dengan kebutuhan. Hal sebaliknya terjadi pada masyarakat pedesaan dimana kebiasaan makan keluarga dari makanan yang diolah dan dimasak sendiri. Kebiasaan makan seseorang terbentuk dari proses belajar (learning behavior). Apabila sejak dini orang tua tidak memperkenalkan atau membiasakan makan dengan benar maka hal itu akan terbawa hingga anak dewasa. Hal ini karena bersamaan dengan pangan yang disajikan dan diterima baik langsung atau tidak langsung, anak-anak menerima pula informasi yang berkembang menjadi perasaan, sikap dan tingkah laku serta kebiasaan yang dapat mereka kaitkan dengan pangan. 4. Penilaian Pola Pemberian Makan Menurut jurnal tentang Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Status Gizi Anak Usia Prasekolah Di Taman Kanak-Kanak Nurul Huda Kecamatan Indra Jaya Kabupaten Pidie Tahun 2012 oleh Junaidi penilaian pola pemberian makan dapat dilakukan menggunakan rumus:
29 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
𝑁=
𝑆𝑝 × 100% 𝑆𝑚
Keterangan: N : nilai pola makan Sp : skor yang didapat Sm : skor maksimum Persentase diinterpretasikan dengan nilai patokan: a. Kategori baik = > 15 mean b. Kategori kurang baik = 15 mean C. Faktor Pendapatan Merupakan jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga dalam satu bulan yang dapat dikategorikan dalam penghasilan yang kurang, cukup maupun berpenghasilan tinggi yang nantinya akan berpengaruh dalam memantau tumbuh kembang. Atau menggunakan standar UMR (Upah Minimum Regional) yang ditetapkan oleh pemerintah setempat. UMR Kabupaten Banyumas tahun 2016 sebesar Rp.1.350.000.Pengukuran pendapatan juga dapat dilakukan berdasarkan persepsi individu berdasarkan pendapatannya selama satu bulan dengan dinyatakan ke dalam persepsi kurang, cukup dan tinggi menurut tingkat kecukupan kebutuhannya. (Badan Pusat Statistik, 2008). 1. Tingkat Pendapatan Keluarga a. Data Ekonomi Keluarga Data ekonomi keluarga meliputi: 1)
Pekerjaan (pekerjaan utama, misalnya pekerjaan pertanian, dan pekerjaan tambahan, misalnya pekerjaan musiman).
30 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
2)
Pendapatan keluarga (gaji, upah, imbalan, industri rumah tangga, pertanian pangan/non pangan, dan hutang).
3)
Kekayaan yang terlihat seperti tanah, jumlah ternak, mobil, motor, dan lain-lain).
4)
Pengeluaran/anggaran (pengeluaran untuk makanan, pakaian, listrik, pendidikan, minyak/bahan bakar, transportasi, rekreasi, dan lain-lain).
5)
Harga makanan yang tergantung pada pasar dan variasi musim. (Supariasa, Bakri, & Fajar, 2012).
2. Sumber Pendapatan Keluarga Pendapatan Keluarga adalah jumlah pendapatan tetap dan sampingan dari kepala keluarga, ibu, dan anggota keluarga lain dalam 1 bulan dibagi jumlah seluruh anggota keluarga yang dinyatakan dalam rupiah per kapita per bulan (Ernawati, 2006). Sumber-sumber pendapatan keluarga didapatkan dari upah, gaji, imbalan, industri rumah tangga, dan pertanian pangan/non pangan. Kekayaan berbeda dengan Pendapatan, karena kekayaan menandakan kepemilikan saham asset, sedangkan pendapatan merupakan aliran daya beli. Kekayaan mewakili kapasitas yang lebih permanen dalam jangka panjang, sedangkan pendapatan mewakili kapasitas dalam jangka pendek. Kekayaan dan pendapatan berkorelasi positif, karena pendapatan yang disimpan dan / atau diinvestasikan dapat menjadi kekayaan, dan kekayaan dapat menjadi sumber penghasilan, keluarga dengan berpenghasilan lebih dapat menambah
31 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
kekayaan, dan keluarga dengan kekayaan lebih dapat memperoleh tambahan pendapatan (Raffalovich, Monnat, & Tsao, 2009). D. Status Gizi Status gizi adalah gambaran keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi seseorang. Apabila asupan tersebut sesuai maka disebut status gizi baik, jika asupan kurang disebut status gizi kurang dan selanjutnya asupan gizi lebih (Indonesian Nutrition Network Forum, 2005). Status gizi sangat penting untuk diketahui guna menentukan ada tidaknya gangguan gizi. Gangguan gizi yang terjadi pada bayi dan balita mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, baik pada masa balita maupun pada masa berikutnya sehingga perlu mendapatkan perhatian karena balita adalah generasi penerus bangsa. Penyebab gangguan gizi pada anak adalah tidak sesuainya jumlah zat gizi yang di peroleh dengan kebutuhan tubuh, termasuk kurangnya asupan gizi (lemak, protein dan karbohidrat), infeksi dan yang paling penting karena kurangnya perhatian dari ibu maupun keluarga terdekat (Arty, 2009). 1. Klasifikasi Status Gizi Klasifikasi status gizi balita telah disepakati oleh pakar gizi pada bulan Mei tahun 2000 di semarang tentang standar baku nasional diIndonesia, yaitu nilai indeks antropometri berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur atau berat badan menurut tinggi badan dibandingkan dengan nilai rujukan WHO-NCHS. Indikator berat badan menurut umur mencerminkan keadaan gizi sekarang, klasifikasi terdiri dari gizi lebih, gizi baik, gizi kurang dan gizi 32 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
buruk. Indikator tinggi badan menurut umur mencerminkan keadaan gizi masa lalu, klasifikasi terdiri dari normal dan pendek. Indikator berat badan menurut tinggi badan digunakan untuk menilai keadaan gizi secara lebih khusus karena mencerminkan keadaan gizi masa lalu dan sekarang, klasifikasi terdiri dari gemuk, normal, kurus, dan kurus sekali (Indonesia Nutrition Network Forum, 2005). Pemilihan dan penggunaan indikator sangat dipengaruhi oleh subjek yang akan diukur dan ditimbang, ketersediaan alat dan kemampuan petugas. Pengukuran tinggi badan pada kelompok balita sering mengalami kesulitan, selain itu dalam pelaksanaannya dibutuhkan dua orang petugas yang terlatih. Pelaksanaan pengukuran antropoetri terhadap balita diPosyandu masih terbatas pada penimbangan berat badan menggunakan dacin dengan pertimbangan lebih mudah dalam pelaksanaan dan lebih mudah dimengerti oleh masyarakat umum (Indonesia Nutrition Network Forum, 2005). 2. Tujuan Pemantauan Status Gizi Tujuan pemantauan status gizi adalah untuk memperoleh data atau informasi status gizi seseorang, kelompok atau masyarakat sehingga dapat diketahui status kesehatannya. Tujuan umum kegiatan pemantauan status gizi adalah tersedianya informasi status gizi secara berkala dan terusmenerus, guna evaluasi perkembangan status gizi, penetapan kerjasama dan perencanaan jangka pendek (Supariasa, 2012). Pemantauan berguna untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan, sehingga intervensi akan lebih cepat dilakukan sebelum kondisi menjadi lebih parah (Sedioetama, 2004).
33 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
3. Cara Pemantauan Status Gizi Cara pemantauan dan penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung maupun secara tidak langsung. Pada umumnya pemantauan status gizi adalah dengan cara antropometri yaitu menilai ukuran tubuh. Antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (Supariasa, 2002). Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara lain: umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar dada, lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit (Supariasa, 2002). Umur sangat penting dalam pemantauan status gizi. Hasil pengukuran tinggi badan, berat badan, lingkar lengan atas yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Menurut puslitbang gizi, batasan umur digunakan adalah tahun umur penuh, dan untuk anak umur 0 sampai 2 tahun digunakan bulan usia penuh (Supariasa, 2002). Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Massa tubuh sangat sensitif terhadap perubahan-perubahan yang mendadak, misalnya terserang penyakit infeksi, menurutnya nafsu makan dan menurunnya jumlah makanan yang dikonsumsi. Indeks berat badan menurut umur menggambarkan status gizi saat ini. Ambang batas
34 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
baku untuk keadaan gizi berdasarkan indeks berat badan menurut umur adalah gizi baik bila berat badan berada > 80% dari median berat baku rujukan WHO-NCHS (National Centre for Health Statistics), gizi kurang 61-80 persen dan gizi buruk ≤ 60 persen (Supariasa, 2002). 4. Status Gizi Baik Cara mengetahui pertumbuhan berat badan anak balita dan usia sekolah dapat menggunakan KMS, Selanjutnya, jabaran AKG menurut takaran konsumsi makanan sehari, berdasarkan kelompok umur adalan sebagai berikut: Tabel 2.3 Anjuran jumlah porsi menurut kecukupan energi kelompok umur 3-5 tahun Golongan Umur 3-5 tahun
Bahan Makanan Berat (gr) Nasi 300 Daging 100 Telur 50 Tempe 50 Kacang hijau 10 Buah 200 Sayuran 100 Gula 25 Minyak 10 Susu 400 Sumber : Pudjiaji (2003)
URT 2 ½ gelas 2 potong 1 butir 2 potong 1 sdm 2 buah pisang 2 magkuk 2 ½ sdm 1 sdm 2 gelas
5. Penilaian Status Gizi a. Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari
35 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. b. Indeks Massa Tubuh (IMT) Indeks Massa Tubuh (IMT) adalah berat badan kilogram dibagi tinggi badan kuadrat dalam meter. Indeks massa tubuh merupakan cara untuk menggambarkan berat badan dalam hubungannya dengan tinggi badan. c. Indeks Antropometri Parameter antropometri merupakan dasar dari penilaian status gizi. Berapa indeks antropometri yang sering digunakan yaitu : 1)
Berat Badan Menurut Umur (BB/U) Berat badan adalah salah satu parameter yang memberikan gambaran massa tubuh. Berat badan adalah parameter antropometri yang sangat labil. Dalam keadaan normal, dimana kesehatan baik dan keseimbangan antara konsumsi dan kebutuhan gizi terjamin, maka BB berkembang mengikuti pertambahan umur. Mengingat karakteristik berat badan yang labil, makan indeks BB/U lebih menggambarkan status gizi seseorang saat ini.
2)
Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U) Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
3)
Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB) Berat badan memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan normal, perkembangan berat badan akan searah
36 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
dengan pertumbuhan tinggi badan dengan kecepatan tertentu. Tabel 2.4 Gabungan Beberapa Indeks Antropometri BB / TB
BB / U
TB / U
Status gizi
Normal
Rendah
Rendah
Baik, pernah kurang gizi
Normal
Normal
Rendah
Baik
Normal
Tinggi
Tinggi
Jangkung, baik
Rendah
Rendah
Tinggi
Buruk
Rendah
Rendah
Normal
Buruk / kurang
Rendah
Normal
Tinggi
Kurang
Tinggi
Tinggi
Rendah
Lebih, kemungkinan obes
Tinggi
Rendah
Rendah
Lebih, pernah kurang gizi
Tinggi
Tinggi
Rendah
Lebih, tetapi tidak obes
Sumber : Arisman, 2007 Bentuk mempertajam
indikator dan
gabungan
memperjelas
diatas interprestasi
dimaksudkan status
gizi
untuk agar
penanggulangannya dapat lebik baik dalam menentukan prioritas maupun jenis perlakuan atau intervensi. Tabel 2.5 Klasifikasi Menurut Standar WHO-NCHS Indeks BB / U
Status Gizi
Ambang batas
Gizi lebih
> 2,0 SD
Gizi baik
- 2,0 SD / + 2 SD
Gizi kurang
< - 2 SD
Gizi buruk
< - 3,0 SD
37 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Berdasarkan penilaian Z-skor adalah sebagai berikut : a. BB/ U ( Berat bada menurut Umur berdasarkan Z-Score ) 1)
Gizi buruk ; <- 3 SD
2)
Gizi kurang : -3 SD sampai -2 SD
3)
Gizi baik : -2 SD sampai +2 S
4)
Gizi lebih ; > +3 SD
b. TB/ U ( Tinggi badan menurut Umur berdasarkan Z-Score) 1)
Normal : > -2 SD
2)
Rendah : <-2 SD
Menurut Depkes RI (2005) Paremeter BB/TB berdasarkan Z-Score diklasifikasikan menjadi : 1)
Gizi Buruk (Sangat Kurus) ; <-3 SD
2)
Gizi Kurang (Kurus) : -3SD sampai <-2SD
3)
Gizi Baik (Normal) : -2 SD sampai +2SD
4)
Gizi Lebih (Gemuk) : > +2 SD Dampak kurang gizi pada anak dapat meningkatkan risiko
kematian, menghambat perkembangan kognitif, dan mempengaruhi status kesehatan pada usia remaja dan dewasa (Almatsier, Soetardjo & Soekatri, 2011). c. Klinis Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini
38 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
dapat dilihat pada jaringan epitel seperti kulit, mata, rambut, dan organorgan yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid. Tanda klinik seperti pucat, kemungkinan defisiensi zat gizinya adalah kurang zat besi, gusi berdarah kemungkinan kurang vitamin c, dan pembesaran kelenjar tiroid kemungkinan kurang yodium. d. Biokimia Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh, antara lain: darah, urine, tinja, dan juga eberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot. Penggunaan: Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. e. Biofisik Merupaan metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan melihat perubahan struktur dan jaringan. Penggunaan: Umumnya dapat digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja endemic. Cara yang digunakan adalah tes adaptasi gelap. 6. Karakteristik dan Fungsi Gizi a. Protein Protein merupakan senyawa yang berasal dari nitrogen organik yang sangat kompleks dengan asam amino sebagai unit penyusunnya. Asam amino tersusun atas unsur karbon, hydrogen, oksigen, nitrogen
39 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
dan pada keadaan tertentu, unsur fosfor. 1) Fungsi Protein Protein berperan sebagai penunjang pertumbuhan, pengatur proses tubuh, dan energy. Sebagai penunjang pertumbuhan, protein merupakan unsur utama matriks tulang dan gigi, kulit, kuku, rambut, sel darah dan serum. Protein dalam pengaturan proses tubuh menjalankan fungsi yang sangat khusus. Protein juga merupakan sumber energi, ini dapat dipahami karena tiap gram protein menghasilkan kurang lebih 4 kkal. (0,01 MJ). 2) Masalah Kelebihan dan Kekurangan Protein Masalah yang diakibatkan oleh asupan protein berlebih terjadi bila asupan protein lebih dari 20% total kalori selama masa bayi. Kompensasi kelebihan protein yang diikuti oleh peningkatan kebutuhan air dapat menimbulkan dehidrasi. Kurang gizi dan infeksi saling berkaitan, membentuk sebuah lingkaran setan, anak terkena infeksi kelhilangan nafsu makan sehingga asupan zat gizi kurang dari kebutuhan dan menyebabkan peningkatan proses metabolism.
Kadar
protein
semakin
berkurang,
akibatnya
ketahanan tubuh menurun sehingga anak mudah terserang infeksi. b. Karbohidrat Karbohidrat merupakan senyawa organic yang paling banyak ditemukan
dan
melimpah
diseluruh
dunia.
Karbohidrat
dapat
diklasifikasikan sebagai monosakarida (gula simpleks), disakarida (gula
40 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
ganda), dan polisakarida (termasuk molekul gula simpleks). 1) Peran Karbohidrat Karbohidrat diguaakan sebagai pemenuhan kebutuhan energi oleh tubuh. Namun, ada beberapa karbohidrat digunakan juga untuk sintesis sejumlah senyawa pengatur seperti karbohidrat sebagai pengasil energi, aksi penadangan protein, pengatur metabolisme lemak, dan berperan dakam system penernaan. 2) Sumber Karbohidrat Pada masa bayi muda, lakosa merupakan karbohidrat yang dihasilkan lebih banyak dari ASI dan susu sapi. Namun, seiring pertambahan usia, pemenuhan kebutuhan karbohidrat pada bayi perlu ditambahkan dari sumber lain, seperti biji-bijian, roti, dan makanan lain misalnya kentang. 3) Masalah Kekurangan dan Kelebihan Karbohidrat Kekurangan karbohidrat terjadi bila asupan karbohidrat rendah atau dibawah kebutuhan tubuh. Bila karbohidrat tidak ada sama sekali dari makanan yang dikonsumsi, segera munul gejala dehidrasi, ketosis, kehilangan protein tubuh, kelelahan, dan kehilangan
energi.
Asupan
karbohidrat
yang
berlebihan
mengakibatkan penurunan asupan zat gizi esensial lain sehingga timbul defisiensi gizi dan kelebihan berat badan. c. Lemak Lemak merupakan senyawa karbon, hydrogen dan oksigen. Namun
41 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
proporsi oksigen lebih rendah. Seara kimiawi, lemak makanan terdiri atas ampuran trigliserida. Asam lemak dibedakkan menjadi asam lemak jenuh merupakan asam lema yang stabil dan tidak mempunyai ikatan ganda. Asam lemak tak jenuh memiliki lebih dari dua ikatan yang bereaksi seara bertahap dengan udara. Reaksi ini menyebabkan tengik. Asam lemak tak jenuh diperoleh dari asam oleat, asam linoleat dan asam arakidonat. Fungsi utama lemak adalah memberikan energi. Tiap gram lemak setelah proses oksidasi menghasilkan kurang lebih 9 kalori. Lemak juga berfungsi sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K. Lemak memberikan perasaan kenyang karena keepatan pengosongan dari lambung berhubungan dengan kandungan lemak dalam makanan. d. Vitamin Vitamin merupakan bahan makanan organic. Dalam jumlah keil, vitamin diperlukan untuk pertumbuhan normal dan kesehatan tubuh. Jumlah vitamin yang dibutuhkan tubuh sehari-harinya relative keil karena vitamin diperkirakan sebagai katalisator. 1) Maam-maam Vitamin dan Manfaatnya a) Vitamin A adalah Vitamin larut dalam lemak pertama yang ditemukan secara luas. Vitamin A dikenal juga dengan Nama Retinol. Fungsi Vitamin A : Berperan dalam Penglihatan, dan merupakan salah satu komponen penyusun pigmen mata. selain itu fungsi vitamin A juga ikut berperan penting menjaga
42 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
kesehatan, kekebalan tubuh, pertumbuhan dan perkembangan dan sangat baik untuk menjaga kesehatan kulit. Sumber-sumber Vitamin A , Hewani : Hati, Kuning telur, susu, mentega dan minyak ikan.Nabati : Karoten sumber karoten adalah sayuran berwarna hijau, dan buah-buahan yang berwarna kuning seperti Wortel, pisang dan pepaya.Penyakit Akibat Kekurangan
Vitamin
Adapat
mengakibatkan gangguan
penglihatan, rabun senja, katarak dan penurunan daya tahan tubuh. b) Vitamin BAda beberapa kelompok golongan Vitamin B (B Komplek) dan secara umum manfaat vitamin B berperan penting dalam metabolisme tubuh, terutama dalam hal pelepasan energi saat kita melakukan aktivitas. Peranan Vitamin B di dalam tubuh sebagai senyawa koenzim yang dapat meningkatkan laju reaksi metabolisme tubuh terhadap berbagai jenis sumber energi. Selain itu beberapajenis-jenis vitamin B ini juga berperan dalam pembentukan sel darah merah Sumber vitamin B berasal dari susu, gandum, ikan, dan sayur-sayuran hijau. c) Vitamin C nama lainnya yaitu asam askorbat. Banyak sekali manfaat vitamin C bagi kesehatan tubuh kita. Diantara yaitu berperan sebagai senyawa pembentuk kolagen yang merupakan protein penting penyusun jaringan kulit, sendi, tulang, dan jaringan penyokong organ lain. Selain itu Vitamin C
43 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
merupakan antioksidan alami yang bisa menangkal berbagai radikal bebas yang masuk ke dalam tubuh kita sehingga meminimalisir risiko terjadinya berbagai penyakit degenaratif, seperti kanker Servik, kanker payudara dan berbagai jenis penyakit degeneratif lain.Selain itu, vitamin c juga berperan dalam menjaga kebugaran tubuh danmencegah penuaan diri, sangat baik dan ber manfaat vitamin c untuk kecantikan kulit bisa mencegah mencegah berbagai jenis penyakit dan infeksi. Sumber Vitamin C yaitu Jeruk banyak terdapat pada buahbuahan
seperti
jeruk,
tomat,
semangka
dansayur-
sayuran lainnya. Kekurangan vitamin C bisa menyebabkan Gusi berdarah dan nyeri pada persendian, kurangnya imunitas tubuh. namun kelebihan konsumsi vitamin C berdampak buruk terhadap ginjal dan gangguan saluran pencernaan. d) Vitamin D adalah jenis vitamin yang paling mempengaruhi bagian tulang. Sumber Vitamin D banyak di temukan pada jenis makanan seperti ikan, telur, susu, dan keju. sel kulit akan memproduksi
Vitamin
ini
disaat
terkena
cahaya
matahari.Manfaat dan fungsi Vitamin D adalah mempengaruhi pertumbuhan tulang, membantu metabolisme kalsium dan mineral penting untuk tulang. Kekurangan Vitamin D bisa menyebabkan pertumbuhan tubuh dan kaki yang tidak normal, seperti betis kaki akan membentuk
44 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
huruf O dan X. selain itu kurangnya vitamin D menyebabkan gigi mudah mengalami kerusakan, dan hilangnya unsur kalsium dan fosfor secara berlebihan di dalam tulang yang berakibat rapuhnya kekuatan tulang. e) Fungsi Vitamin E berperan sebagai anti oksidan alami dan untuk menjaga kesehatan berbagai jaringan di dalam tubuh, mulai dari mata, sel darah merah, hati dan jaringan kulit,. karena itu Vitamin
E
bisa menghambat
dan
mencegah
penuaan
dini.Sumber Vitamin E banyak terdapat pada ikan, ayam, kuning telur, ragi, dan minyak tumbuh-tumbuhan. Kekurangan vitamin E menyebabkan gangguan kesehatan yang fatal bagi tubuh seperti kemandulan dan keguguran, Konsumsi vitamin E sangat penting untuk tubuh baik bagi pria maupun wanita dan vitamin ini mempengaruhi kehamilan. f) Salah satu Vitamin yang larut dalam Lemak, Fungsi Vitamin K yaitu berperan dalam pembekuan darah dan berpengaruh terhadap penutupan luka. Makanan Sumber Vitamin K seperti Sayur-sayuran hijau, brokoli, kol, hati, kacang polong dan buncis.Kekurangan Vitamin K akan berakibat pada kesulitan pembekuan darah saat terjadi luka atau pendarahan. 7. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Balita Faktor penentu kualitas tumbuh kembang anak adalah potensi genetikheredo konstituinal (intrinsik) dan peran lingkungan (ekstrinsik). Gangguan tumbuh kembang terjadi bila ada faktor genetik dan atau karena faktor lingkungan yang tidak mampu mencukupi kebutuhan dasar tumbuh
45 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
kembang anak. Peran lingkungan sangat penting untuk mencukupi kebutuhan dasar tumbuh kembang anak yaitu kebutuhan bio-psikosial terdiri dari kebutuhan biomedis/asuh (nutrisi, imunisasi, higiene, pengobatan, pakaian, tempat tinggal, sanitasi lingkungan, dsb) dan kebutuhan psikososial/asih dan asah (kasih sayang, penghargaan, komunikasi, stimulasi bicara, gerak, sosial, moral, intelegensi dan lain-lain) sejak masa konsepsi sampai akhir remaja.
46 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
E. Kerangka Teori Menurut Notoatmodjo (2003)
pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi.Dalam penelitian saya hanya meneliti tahu dan memahami. Tahu yaitu mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, sedangkan memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi dengan benar. Menurut Zulkarnaen,dkk (2000) faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemberian makan pada balita antara lain pengetahuan ibu tentang gizi balita, pendidikan dan pendapatan keluarga. Pengetahuan ibu tentang gizi balita sangat penting karena berpengaruh terhadap jenis pangan yang dikonsumsi. Pendidikan juga modal utama dalam menunjang perekonomian rumah tangga dan berperan dalam pola penyusunan makanan untuk rumah tangga. Selain itu pendapatan juga berpengaruh terhadap pola pemberian makan balita, karena jika tingkat pendapatan naik, jumlah makanan cenderung membaik juga. Adapun faktor lain yaitu besar keluarga dan kebiasaan makan, semakin besar jumlah anggota keluarga, maka konsumsi pangan akan semakin tidak merata jika tidak diimbangi dengan kenaikan pendapatan. Dan kebiasaan makan juga sangat berpengaruh, karena dengan kebiasaan makan bersama akan membiasakan balita untuk makan dengan benar.Sehingga untuk mencapai status gizi balita yang baik perlu adanya kesinambungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan faktor-faktor pola pemberian makan pada balita.
47 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
Pengetahuan : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Tahu Memahami Aplikasi Analisis Sintesis Evaluasi Status Gizi Balita
Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemberian makan: 1. 2. 3. 4. 5.
Pengetahuan ibu Pendidikan Pendapatan keluarga Besar keluarga Kebiasaan makan
Gambar 2.3. Kerangka Teori menurut Notoatmodjo (2003), Zulkarnaen, dkk (2000)
48 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016
F. Kerangka Konsep Variabel Dependen
Variabel Independent
Pengetahuan Ibu
Pola Pemberian Makan Balita
Status Gizi Balita
Pendapatan Rumah Tangga
Gambar 2.4. Kerangka Konsep Penelitian
G. Hipotesis Hipotesis pada penelitian ini adalah : “Ada Hubungan Antara Pengetahuan Ibu, Pola Pemberian Makan, Pendapatan Keluarga dengan Status Gizi Pada Balita”
49 Hubungan Pengetahuan Ibu..., FITRIA RAHMAWATI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016