BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI SISTEM Kata sistem mengacu dari
bahasa Latin, yaitu systēma dan
terdapat dalam bahasa Yunani, yaitu sustēma yang mempunyai arti sebagai saling berhubungan/berinteraksi. Penggunaan sistem sendiri sudah berlangsung sejak zaman prasejarah. Masyarakat dahulu telah mengenal bagaimana sistem bercocok tanam, mendirikan tempat tinggal, dan berburu meramu. “Sistem adalah rangkaian dari dua atau lebih komponenkomponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan” (Romney and Steinbart:2004:2). Setiap sistem merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan, oleh karena itu sistem sangat berpengaruh dalam kegiatan. Dalam lingkungan pekerjaan, manusia tidak bisa lepas dari sistem. Sistem inilah yang mengatur bagaimana perilaku dan kegiatan berjalan dengan baik. “Sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentun” ( Mulyadi:2001:2). Menurut Mulyadi, definisi ini dapat dirinci lebih lanjut pengertian umum mengenai sistem sebagai berikut:
5
6
a. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur b. Unsur-unsur tersebut merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan c. Unsur sistem tersebut bekerja sama untuk mencapai tujuan sistem d. Suatu sistem merupakan bagian dari sistem lain yang lebih besar. West churman (1968) mengartikan sebuah sistem sebagai serangkaian komponen yang dikoordinasikan untuk mencapai serangkaian tujuan. Sesuai dengan definisi tersebut, sebuah sistem memiliki tiga karakteristik, yaitu: a. Komponen, atau sesuatu yang dapat dilihat, didengar atau dirasakan b. Proses, yaitu kegiatan untuk mengkoordinasikan komponen yang terlibat dalam sebuah sistem c. Tujuan, yaiu sasaran akhir yang ingin dicapai dari kegiatan koordinasi komponen tersebut.
1. JENIS-JENIS SISTEM Menurut (Krismanji:3:2010) sistem memiliki berbagai macam jenis, yaitu: a. Sistem tertutup (Closed System), Yaitu sistem yang secara total terisolasi dari lingkungannya. Tidak ada penghubung eksternal, sehingga sistem ini tidak memiliki pengaruh lingkungan yang berada di luar batas sistem.
7
b. Sistem relatif tertutup (Relatively closed system), yaitu sistem yang berinteraksi dengan lingkungannya secara terkendali. Sistem semacam ini memiliki penghubung yang menghubungkan sistem dengan lingkungannya dan mengendalikan pengaruh lingkungan terhadap proses yang dilakukan oleh sistem. c. Sistem terbuka (Open System), yaitu sistem yang berinteraksi dengan lingkungan secara tidak terkendali. Disamping memperoleh input dari lingkungan, dan memberikan output bagi lingkungan, sistem terbuka juga memperoleh gangguan, atau
input yang tidak terkendali yang
akan mempengaruhi proses dalam sistem. d. Sistem umpan balik (Feedback control system), yaitu sistem yang menggunakan sebagian output menjadi salah satu input untuk proses yang sama di masa berikutnya. Sebuah sistem dirancang untuk memberikan umpan balik guna membantu sistem tersebut mencapai tujuannya.
8
TERTUTUP
PROSES
LINGKUNGAN
LINGKUNGAN RELATIF INPUT
PROSES
OUTPUT LINGKUNGAN
TERBUKA GANGUAN
PROSES OUTPUT
INPUT LINGKUNGAN PENGENDALIAN UMPAN BALIK
PROSES OUTPUT
INPUT
Gambar 2.1 Jenis-jenis Sistem
2. INFORMASI Menurut (Krismanji:15:2010) menerangkan bahwa Data adalah fakta yang dimasukan kedalam, dismpan, dan diproses oleh sebuah sistem informasi akuntansi. Informasi adalah data yang telah diorganisasi, dan
9
telah memiliki kegunaan dan manfaat. Informasi tersebut dapat disimpulkan bahwa data adalah input bagi sebuah sistem informasi, sedangkan informasi adalah output. Informasi harus memiliki kualitas atau karakteristik sebagai berikut: a. Relevan, yaitu menambah pengetahuan atau nilai bagi para pembuat keputusan,
dengan
kemampuan
untuk
cara
mengurangi
memprediksi,
atau
ketidakpastian,
menaikkan
menegaskan/membenarkan
ekspektasi semula b. Dapat Dipercaya, yaitu bebas dari kesalahan atau bias dan secara akurat menggambarkan kejadian atau aktivitas organisasi c. Lengkap, yaitu tidak menghilangkan data penting yang dibutuhkanoleh para pemakai d. Tepat waktu, disajikan pada saat yang tepat untuk mempengaruhi proses pembuatan
keputusan
e. Mudah dipahami, yaitu disajikan dalam format yang mudah dimengerti f. Dapat Diuji Kebenarannya, yaitu memungkinkan dua orang yang kompeten untuk menghasilkan informasi yang sama secara independen
3. SISTEM AKUNTANSI “Sistem Akuntansi adalah organisasi formulir, catatan, dan laporan yang di koordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna mempermudah
10
pengelolaan perusahaan” (Mulyadi:2000:3). Unsur sistem akuntansi pokok menurut Mulyadi sebagai berikut: a. Formulir Formulir merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Formulir sering disebut dengan istilah dokumen, karena dengan formulir ini peristiwa yang terjadi dalam organisasi direkam ( didokumentasikan ) di atas secarik kertas. b. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi pertama yang digunakan untuk mencatat, mengklarifikasikan, dan meringkas data keuangan dan data lainnya. c. Buku besar Buku besar (general ledger) terdiri dari rekening-rekening yang digunakan untuk meringkas data keuangan yang telah dicatat sebelumnya dalam jurnal. d. Buku pembantu Jika data yang digolongkan dalam buku besar diperlukan rinciannya lebih lanjut, dapat dibentuk buku pembantu (subsidiary ledger). Buku pembantu ini terdiri dari rekening-rekening pembantu yang merinci data keuangan yang tercantum dalam rekening tertentu dalam buku besar
11
e. Laporan Hasil akhir proses akuntansi adalah laporan keuangan yang dapat berupa neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan laba yang ditahan, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya. Laporan berisi informasi yang merupakan keluaran sistem akuntansi. Romney dan Steinbart(2004:6) berpendapat rantai nilai organisasi terdiri dari lima aktivitas utama (primary activities) yang secara langsung memberikan nilai kepada para pelanggarnya, yaitu: a. Inbound logistic terdiri dari penerimaan, penyimpanan, dan distribusi bahan-bahan masukan yang digunakan oleh organisasi untuk menghasilkan produk dan jasa yang dijualnya. b. Operasi (operations) adalah aktivitas-aktivitas yang mengubah bahan mentah menjadi jasa atau produk yang sudah jadi. c. Outbound logistic adalah aktivitas-aktivitas yang melibatkan distribusi produk yang sudah jadi ke pelanggan. d. Pemasaran dan penjualan mengarah pada aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan membantu para pelanggan untuk membeli jasa atau produk yang dihasilkan organisasi. e. Pelayanan (service) memberikan dukungan pelayanan purna jual kepada para pelanggan.
12
Romney dan Steinbart(2004:6) berpendapat organisasi juga melaksanakan berbagai aktivitas pendukung (support activities) yang memungkinkan kelima aktivitas utama tersebut dilaksanakan secara efisien dan efektif dikelompokkan menjadi empat kategori: a.
Infrastruktur perusahaan mengarah pada aktivitas-aktivitas akuntansi, keuangan, hukum, dan administrasi umum yang penting bagi sebuah organisasi untuk beroperasi.
b.
Sumber daya manusia melibatkan aktivitas-aktivitas yang berhubungan dengan perekrutan, pengontrakan, pelatihan, dan pemberian kompensasi dan keuntungan bagi pegawai.
c.
Teknologi merupakan aktivitas yang meningkatkan produk atau jasa.
d.
Pembelian (purchasing) termasuk seluruh aktivitas yang melibatkan perolehan bahan mentah, suplai, mesin, dan bangunan yang digunakan untuk melaksanakan aktivitas-aktivitas utama. Romney dan Steinbart(2004:10) berpendapat Sistem informasi akuntansi yang dirancang dengan baik dapat melakukan hal ini dengan cara:
a. Memperbaiki kualitas dan mengurangi biaya untuk menghasilkan produk atau jasa. b. Memperbaiki efisiensi. c. Memperbaiki pengambilan keputusan d. Berbagi pengetahuan
13
B. DEFINISI KREDIT Asal mula istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang mempunyai makna percaya/kepercayaan. “Kredit adalah kemampuan untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada jangka waktu yang disepakati” (Muldjono:1994:10). Kredit biasanya menjadi opsi jika pihak yang membutuhkan mengalami krisis atau membutuhkan dana dalam mengembangkan usaha/kebutuhan. Seperti halnya dalam ruang lingkup perbankan, perkreditan salah satu produk untuk memberi bantuan untuk masayarakat berupa pinjaman modal. Raymon P. Kent dalam buku karangannya Money and Banking mengatakan bahwa “kredit adalah hak untuk
menerima
pembayaran
atau
kewajiban
untuk
melakukan
pembayaran pada waktu diminta, atau pada waktu yang akan datang”. Perkreditan sendiri akan menghasilkan bunga cicilan dari setiap periode. Pihak pemberi kredit sendiri akan mendapatkan selisih keuntungan dari cicilan tersebut ketika lunas. Menurut Undang-Undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah “ Penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan”.
14
1. UNSUR-UNSUR KREDIT Suyatno dkk(2003:14) berpendapat unsur-unsur kredit pengkreditan yaitu: a. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pembeli bahwa prestasi yang diberikan baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu di masa yang akan datang. b. Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrapsepsi yang akan diterima pada masa yang akan datang. c. Degree of risk, yaitu suatu tingkat rasio yang akan dihadapkan sebagai akibat dari adanya jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrapsepsi yang akan diterima kemudian hari. d. Prestasi, atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat bentuk barang/jasa.
2. TUJUAN KREDIT Penggunaan kredit sendiri digunakan sebagai bantuan dari bank berupa dana maupun modal untuk pengembangan usaha dan jasa bagi masyarakat dan pengusaha. Kredit juga berperan penting dalam ruang lingkup jual beli. Pihak peminta kredit lebih mudah dalam memiliki barang yang dibutuhkan dengan ketentuan melengkapi persyaratan kredit yang diajukan. Pemberian kredit harus di tujukan untuk fungsi yang produktif, artinya kredit tersebut dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan perekonomian mereka dan tidak terhenti pada satu titik.
15
Suyatno dkk (1995:14) berpendapat tujuan kredit yang akan diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah yang akan mengembangkan tugas sebagai agent of development adalah untuk: a. Menyukseskan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan. b. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat. c. .Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin, dan dapat memperluas usahanya.
3. FUNGSI KREDIT Suyatno dkk (1995:16) berpendapat pemberian kredit terdiri atas 7 fungsi, yaitu: a. Kredit pada hakikatnya dapat meningkatkan daya guna uang 1) Para pemilik uang atau modal dapat secara langsung meminjam uangnya
kepada
para
pengusaha
yang
memerlukan,
untuk
meningkatkan produksi atau untuk meningkatkan usahanya. 2) Para pemilik uang/modal dapat menyimpan uangnya pada lembagalembaga keuangan. Uang tersebut diberikan sebagai pinjaman kepada perusahaan-perusahaan untuk meningkarkan usahanya. b. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang Kredit uang yang disalurkan melalui rekening giro dapat menciptakan pembayaran baru seperti cek, giro bilyet, dan wesel, sehingga apabila
16
pembayaran dilakukan dengan cara cek, giro bilyet, dan wesel maka akan dapat meningkatkan peredaran uang giral. c. Kredit dapat pula meningkatkan daya guna dan peredaran barang Dengan mendapat kredit, para pengusaha dapat memproses bahan baku menjadi barang jadi, sehingga daya guna barang tersebut menjadi meningkat. d. Kredit sebagai salah satu alat stabilitas ekonomi Dalam keadaan ekonomi yang kurang sehat, kebijakan diarahkan kepada usaha-usaha antara lain: 1) Pengendalian inflasi 2) Peningkatan ekspor 3) Pemenuhan kebutuhan pokok rakyat e. Kredit dapat meningkatkan kegairahan berusaha Bantuan kredit yang diberikan oleh bank akan dapat mengatasi kekurangmampuan para pengusaha di bidang permodalan tersebut, sehingga para pengusaha akan dap;at meningkatkan usahanya. f. Kredit dapat meningkatkan pemerataan pendapatan Dengan bantuan kredit dari bank, para pengusaha dapat memperluas usahanya dan mendirikan proyek-proyek baru. g. Kredit sebagai alat untuk meningkatkan hubungan internasional Bank-bank besar di luar negeri yang mempunyai jaringan usaha, dapat memberikan bantuan dalam bentuk kredit, baik secara langsung maupun tidak langsung kepada perusahaan-perusahaan dalam negeri.
17
C. BANK PERKREDITAN RAKYAT Bank Perkreditan Rakyat atau di singkat BPR merupakan bank yang berfungsi memberikan kredit/modal untuk usaha/jasa. Masyarakat sekarang mulai merasakan pentingnya keberadaan Bank Perkreditan Rakyat. Perkembangan usaha kecil dan menengah di masyarakat mulai di perhatikan oleh pemerintah guna meningkatkan perekonomian negara. Pengaruh dari persaingan perdagangan bebas negara antar kawasan juga merupakan salah satu faktor perlu diperhatikan perkembangan usaha kecil menengah untuk menghasilkan produk-produk unggulan. Sejarah bank perkreditan rakyat di Indonesia tidak lepas dari masa kolonialisme belanda tahun 1895. R. Bei Aria Wirjaatmadja seorang patih di Purwokerto prihatin banyaknya masyarakat pada masa itu banyak terjerat utang oleh rentenir. Untuk membebaskan masyarakat yang terjerat utang tersebut, R. Bei Aria Wirjaatmadja rela membayar sejumlah utang kepada rentenir tersebut. Dengan persetujuan atasannya, mempergunakan uang kas masjid yang dipercayakan kepadanya untuk pengurusannya. Setelah usaha untuk membantu masyarakat tersebut berhasil maka usaha ini dikembangkan meliputi pula para petani dan pengrajin serta pengusaha kecil. Kesulitan kemudian muncul karena ada perintah bahwa uang kas masjid itu tidak boleh digunakan untuk keperluan lain selain keperluan masjid. Patih R. Bei Aria Wirjaatmadja diharuskan untuk mengembalikan
18
uang yang digunakan tersebut dengan waktu singkat. Patih R. Bei Aria Wirjaatmadja kesulitan dalam mengembalikan dana tersebut. Masyarakat Purwokerto yang percaya akan niat baik dari Patih R. Wiraatmadja berusaha membantu mengumpulkan dana untuk mengembalikan dana kas masjid tersebut. Pada tanggal 16 Desember 1895 didirikanlah Bank Perkreditan Rakyat yang pertama di Indonesia dengan nama “Hulp En Spaarbank Der Inlandsche Bestuurs Amtenaren” atas terkumpulnya dana sumbangan dari masyarakat dan beberapa cendekiawan pada saat itu. Bank-bank rakyat mulai berkembang diberbagai daerah pada tahun 1990 dan mempunyai struktur organisasi tersendiri. Anggaran dasar dari Bank Kredit Rakyat tersebut diubah tahun 1928 dan dirancang oelh sebuah komisi yang dibentuk pada tahun 1926, yaitu komisi Penasihat Tentang Reorganisasi Bank Kredit Rakyat Pengawasan bank kredit rakyat mulai di lakukan pada tahun 1905 oleh “Inspecteur voor het volkscrediet wezen”, dan pada tahun 1912 oleh pemerintah dibentuk “Dienst voor het volks crediet wezwn” berdasarkan koninklijk besluit tanggal 10 Mei 1912, nomor 118 juncto ordonantie staatsblad 1927-22, tanggal 20 Februari 1929,. Centrale kas ini berada di bawah Departemen Pemerintahan Dalam Negeri. Tugas dari Centrale kas tersebut adalah memenuhi kebutuhan perusahaan dari Bank Kredit Rakyat dan menerima simpanan dari bank-bank tersebut, serta memberi nasihat dan bantuan dalam pengelolaan keuangan.
19
Krisis yang melanda ekonomi dunia pada tahun 1929-1932, menyebabkan macetnya beberapa bank perkreditan rakyat. Pemerintah akhirnya membentuk “Algemeene Vilkscrediet Bank” yang sekarang kita kenal sebagai Bank Rakyat Indonesia berdasarkan Staastblad 2934-82 tanggal 19 Februari 1934. Centrale kas akhirnya dihapuskan pada tanggal 15 April 1934. Bank kredit rakyat pada waktu itu dikenal sebagai Afdeelings-banken dijadikan kantor-kantor cabang dari Algemeene Volkscrediet di daerah-daerah pada waktu itu. 1. TANTANGAN BPR Hadinoto(2005:126) berpendapat untuk menuju BPR yang sehat dan berkelanjutan masih banyak tantangan yang dihadapi, diantaranya: a.
Identifikasi tantangan yang dihadapi secara internal yang menentukan keberhasilan dalam pengelolaan BPR.
b. SDM yang berkualitas dan profesional terbatas. c.
Diperlukan regulasi dari pemerintah yang kondusif.
d. Mengingat masih banyak terjadi froud yang dilakukan oleh oknum yang menyeleweng dan perlu pengawasan yang efektif. e.
Permodalan yang memadai sesuai ketentuan Bank Indonesia.