BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Manajemen
2.1.1
Pengertian Manajemen Suatu perusahaan (organisasi) selalu diperlukan pengelolaan dengan suatu
sistem manajemen, agar tujuan perusahaan dapat diwujudkan dengan baik. Adapun tujuan yang ingin dicapai adalah pelayanan dan atau laba (profit). Walaupun manajemen hanya sebuah alat untuk pencapaian tujuan tetapi harus tetap dikelola dengan sebaik-baiknya. Karena jika manajemen dikelola dengan baik akan terwujudnya tujuan perusahaan, terhindari dari pemborosan, dan semua potensi yang ada akan lebih bermanfaat dan terkelola dengan baik. Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur, mengelola, atau mengurus. Pengertian manajemen dapat lebih jelas diketahui dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli. Adapun beberapa pengertian manajemen yang dikemukakan menurut para ahli, sebagai berikut : Pengertian manajemen menurut Sofjan Assauri (2008:18), yaitu : “Manajemen adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan dengan menggunakan atau mengkoordinasi kegiatan-kegiatan orang lain” Pengertian manajemen menurut Ricky W.Griffin (2004:27), yaitu : “Manajemen adalah serangkaian aktivitas (termasuk perencanaan dan pengambilan
keputusan,
pengorganisasian,
kepemimpinan,
dan
pengendalian yang diarahkan pada sumber-sumber daya organisasi
11
12
manusia, financial dan informasi) dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi secara efektif dan efisien.” Pengertian Manajemen menurut Hasibuan (2003:2), yaitu : “Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan tertentu.” Pengertian Manajemen menurut T. Hani Handoko (2000:12), yaitu : “Manajemen
adalah
proses
perencanaan,
pengorganisasian
dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.” Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur aktivitas atau kegiatan untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya dengan menggunakan sumber daya manusia melalui fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian dengan memanfaatkan potensi-potensi sumber daya yang tersedia. Efisiensi yang berarti mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan sumber daya yang minimum, yang artinya penggunaan uang, waktu, material, dan manusia dengan cara yang terbaik. Sementara efektif berarti berusaha mencapai tujuan organisasi yang sudah ditetapkan sebelumnya. 2.1.2
Pengertian Produksi Berdasarkan adanya peningkatan kebutuhan dan keinginan konsumen
terhadap jumlah, variasi, dan tingkat mutu suatu barang dan jasa maka bagi setiap perusahaan timbul sebuah tantangan untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut.
Dengan
meningkatkan
kemampuan
untuk
menyediakan
dan
menghasilkan barang dan jasa tersebut. Kegiatan produksi dan menghasilkan suatu barang dan jasa merupakan kegiatan yang menambah manfaat dari masukan
13
(input) atau keluaran (output). Memproduksi suatu produk baik barang atau jasa merupakan hal penting bagi perusahaan, mencakup sebuah aktivitas yang penuh tanggung jawab dalam penciptaan nilai tambah pada produk atau jasa tersebut yang merupakan output perusahaan. Adapun pengertian produksi menurut beberapa para ahli adalah sebagai berikut : Pengertian produksi menurut Sofjan Assauri (2008:17), yaitu : “Produksi adalah kegiatan yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang menghasilkan barang atau jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau menunjang usaha untuk menghasilkan produk tersebut yang berupa barang-barang atau jasa.” Pengertian produksi menurut Vincent Gasperz (2004;3), yaitu: ”Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggungjawab untuk menciptakan nilai tambah produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri itu.” Berdasarkan pengertian-pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa produksi adalah suatu proses transformasi dari mulai input menjadi sebuah output untuk memberikan manfaat guna menambah nilai tambah dari suatu produk (barang atau jasa) dengan metode-metode yang telah ditentukan. 2.1.3
Pengertian Operasi Pengertian operasi menurut Pangestu (2000:1), yaitu : “Operasi atau operation adalah kegiatan untuk mengubah masukan (yang berupa faktor-faktor produksi / operasi) menjadi keluaran sehingga lebih bermanfaat daripada bentuk aslinya. Dengan kata lain, operasi adalah
14
kegiatan mengubah bentuk untuk menambah manfaat atau menciptakan manfaat baru dari suatu barang atau jasa.” Sedangkan menurut Schroeder (2007:3) menyatakan bahwa : “Operations is responsible for supplying the product or service of the organization, Operation manager make decisions regarding the operations function and its connection with other function.” Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa operasi adalah usaha untuk mengubah input menjadi output dengan lebih bermanfaat dan memiliki nilai tambah dari bentuk aslinya. 2.1.4
Pengertian Manajemen Operasional Manajemen Operasional menurut Barry Render dan Jay Heizer (2001:2)
mengemukakan bahwa manajemen operasional adalah serangkaian kegiatan yang membuat barang dan jasa melalui perubahan dari masukan menjadi keluaran. Definisi Manajemen Operasional menurut Tampubolon (2004:13), yaitu : “Manajemen Operasional adalah manajemen proses konversi, dengan bantuan fasilitas seperti tanah, tenaga kerja, modal dan manajemen masukan (input) yang diubah menjadi keluaran (output) yang diinginkan, berupa barang atau jasa/layanan.” Berdasarkan pendapat-pendapat diatas yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat ditarik simpulan bahwa manajemen operasional adalah proses-proses perubahan dari input atau sumber daya menjadi output yang berupa barang atau jasa secara efektif dan efisien yang memiliki nilai tambah pada barang atau jasa tersebut.
15
2.2
Mesin
2.2.1
Pengertian Mesin Mesin merupakan suatu fasilitas yang membantu manusia melakukan
suatu hal pekerjaan, mesin tidak selalu di gerakan oleh mesin itu sendiri tetapi dapat juga digerakan oleh manusia apabila dirancang dengan tepat. Selain untuk membantu manusia mengerjakan pekerjaannya, mesin dapat memberikan guna ketepatan waktu, kesamaan bentuk pembentukan barang, menekan kegagalan produk, meningkatkan standar kualitas produk serta dapat lebih efisien dalam penggunaan bahan baku. Pengertian mesin menurut Assauri (2004:79), yaitu : “Mesin adalah suatu peralatan yang digerakan oleh kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk tertentu.”
2.2.2 Jenis-jenis Mesin Menurut Assauri (2004:79) mesin dibagi menjadi dua jenis, yaitu : 1. Mesin yang bersifat serba guna (General purpose machine) Mesin yang serba guna merupakan mesin yang dibuat untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis produk. Contoh dari mesin ini misalnya mesin gergaji pada perusahaan pemotong kayu karena dapat digunakan untuk menggergaji berbagai jenis kayu. Ciri-ciri dari General Purpose Machines ini adalah : a. Mesin ini diproduksi dalam bentuk standard atas dasar pasar (ready stock). b. Mesin ini memproduksi dalam volume yang besar, maka harganya relatif murah sehingga investasi dalam mesin lebih murah.
16
c. Penggunaan mesin sangat fleksibel dan variasinya banyak. d. Dipergunakan kegiatan pengawasan atau inspeksi atas apa yang dikerjakan mesin tersebut. e. Biaya operasi lebih mahal. f. Biaya pemeliharaan lebih murah, karena bentuknya standar. g. Mesin ini tidak mudah ketinggalan jaman. 2. Mesin yang bersifat khusus (Special purpose Machines) Mesin yang bersifat khusus adalah mesin-mesin yang direncanakan dan dibuat untuk mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama, misalnya mesin pembuat gula pasir. Ciri-ciri Special Purpose Machines ini adalah : a. Mesin ini dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah kecil. Oleh karena itu harganya mahal, sehingga investasi menjadi lebih mahal. b. Mesin ini biasanya semi otomatis, sehingga pekerjaan menjadi lebih cepat. c. Biaya pemeliharaan dari mesin lebih mahal karena dibutuhkan tenaga ahli khusus. d. Biaya produksi per unit relatif lebih rendah e. Mesin ini mudah ketinggalan jaman.
2.3
Pengertian Pemeliharaan (Maintenance) Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya merawat,
menjaga dan memelihara. Pemeliharaan secara umum adalah suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Dengan kata lain barang tersebut dapat berupa mesin, mesin harus selalu siap digunakan sehingga kelangsungan proses operasi perusahaan tetap berjalan dengan baik. Berikut definisi tentang pemeliharaan yang dikemukakan oleh para ahli, diantaranya :
17
Pemeliharaan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001:642), yaitu : “All activities involved in keeping a system’s equipment in working order”. Artinya : Pemeliharaan adalah seluruh aktivitas yang didalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar pekerjaan dapat sesuai dengan pesanan. Menurut Sofjan Assauri (2008:134), yaitu : “Maintenance adalah kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian atau pergantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan”. Jadi dapat disimpulkan bahwa pemeliharaan dilaksanakan untuk memberikan perawatan atau memperbaiki peralatan yang menjadi fasilitas perusahaan dalam proses operasi agar tetap pada kondisi yang baik sehingga kegiatan produksi dapat memuaskan dan berjalan lancar.
2.3.1
Tujuan Maintenance Beberapa tujuan umum pemeliharaan (maintenance) dapat didefinisikan
sebagai berikut : 1.
Kemampuan berproduksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
2.
Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.
3.
Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijakan perusahaan mengenai investasi tersebut.
4.
Untuk mencapai tingkat biaya maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya.
18
5.
Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
6.
Memaksimalkan ketersediaan semua peralatan sistem produksi (mengurangi downtime).
7.
Untuk memperpanjang umur/masa pakai dari mesin/peralatan.
Menurut A.S . Corder (2000:3), tujuan utama dari maintenance adalah sebagai berikut : 1.
Untuk memperpanjang usia kegunaan asset (yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan seluruh isinya).
2.
Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (barang atau jasa) dan memperoleh laba investasi yang optimal.
3.
Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang dibutuhkan dalam keadaan darurat setiap waktu, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat dan sebagainya.
4.
Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
Menurut JayHeizer dan Barry Render (2001:700), yaitu : “The objective of maintenance and reability is to maintain the capability of the system while controlling cost, a good maintenance system drives out system variability. System must be designed and maintained to reach expected and quality standard”. Artinya : Tujuan pemeliharaan adalah untuk memelihara kemampuan sistem dan pengendalian biaya, dimana sistem harus dirancang dan dipelihara untuk mencapai standar mutu dan kinerja yang diharapkan. Menurut Sofjan Assauri (2008:134), yaitu : 1.
Kemampuan produksi untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.
2.
Menjaga kualitas pada tingkat yang tetap untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri.
3.
Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas.
19
4.
Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhan.
5.
Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.
6.
Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dari total biaya yang terendah. Jadi kesimpulannya dari yang dikemukakan oleh para ahli di atas, bahwa
maintenance adalah untuk memudahkan penggunaan secara optimal peralatan modal melalui kegiatan seperti penggantian, perbaikan, servis dan modifikasi dari komponen atau mesin yang telah ditentukan sampai sejauh mana kegiatan operasi tersebut masih tetap bisa bermanfaat.
2.3.2
Tugas-tugas Pemeliharaan (Maintenance) Maintenance memiliki peranan yang vital pada proses produksi, karena
bertugas untuk menjaga agar mesin tetap bekerja dan untuk menekan seefisien mungkin kegagalan dalam proses memproduksi. Dalam setiap kegiatan apapun tidak akan terlepas dari langkah-langkah untuk menjalankan kegiatan tersebut. Adapun tugas dan kegiatan dari maintenance menurut Sofjan Assauri (2008:140), yaitu : 1.
Inspeksi (Inspection) Kegiatan inspeksi meliputi kegiatan pengecekan atau pemeriksaan secara berkala (routine schedule check) bangunan dan peralatan pabrik sesuai dengan rencana serta kegiatan pengecekan atau pemeriksaan terhadap peralatan yang mengalami kerusakan tersebut. Maksud dari kegiatan inspeksi ini adalah untuk mengetahui apakah perusahaan pabrik selalu mempunyai peralatan atau fasilitas produksi yang baik untuk menjamin kelancaran proses produksi.
20
2.
Kegiatan teknik (Engineering) Kegiatan teknik meliputi kegiatan percobaan atas alat yang baru dibeli, dan kegiatan-kegiatan pengembangan peralatan atau komponen peralatan yang perlu diganti, serta melakukan penelitian-penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut. Dalam kegiatan teknik ini termasuk pula kegiatan penyelidikan sebab-sebab terjadinya kerusakan pada peralatan tertentu dengan cara-cara atau usaha-usaha untuk mengatasi atau memperbaiki yang sangat diperlukan dalam kegiatan produksi.
3.
Kegiatan produksi (Production) Kegiatan produksi ini merupakan kegiatan pemeliharaan sebenarnya, yaitu mereparasi mesin-mesin dan peralatan. Kegiatan produksi ini dimaksudkan agar kegiatan pengolahan di pabrik dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan rencana, dan untuk ini diperlukan usaha-usaha perbaikan segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.
4.
Kegiatan administrasi (Clerical Work) Kegiatan administrasi ini merupakan kegiatan yang berhubungan dengan pencatatan-pencatatan mengenai biaya-biaya yang terjadi dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan dan biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan pemeliharaan, komponen atau sparepart yang dibutuhkan, progress report tentang apa yang dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta lamanya perbaikan tersebut, dan komponen atau sparepart yang tersedia di bagian pemeliharaan.
5.
Pemeliharaan bangunan (Housekeeping) Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin kebersihannya.
2.3.3
Peranann Maintenance dalam Manajemen Operasi Perusahaan memiliki kegiatan usaha, didalam kegiatan usaha tersebut
peranan maintenance sangat penting termasuk dalam perencanaan dan pengendalian operasi, dimana salah satu kegiatan perencanaan dan pengendalian
21
operasi adalah untuk menetapkan kerja mesin-mesin tertentu agar sesuai dengan jalur yang telah ditentukan. Kegiatan maintenance merupakan kegiatan yang cukup rumit, karena keberhasilan proses operasi berkaitan dengannya. Kegagalan melakukan maintenance adalah macetnya salah satu rangkaian proses operasi sehingga dapat menghambat operasi perusahaan selanjutnya. Menurut
Sofjan
Assauri
(2008:145),
dalam
menjaga
kegiatan
maintenance yang dilakukan, maka perlu mengambil langkah-langkah sebagai berikut : 1.
Menambah jumlah peralatan-peralatan dan perbaikan para pekerja bagian maintenance, sehingga dapat diharapkan rata-rata waktu kerusakan dari mesin dapat dikurangi.
2.
Menggunakan preventive maintenance, karena dengan cara ini dapat mengganti alat-alat yang sudah lama dalam keadaan kritis sebelum rusak.
3.
Mengadakan cadangan di dalam sistem produksi yang merupakan critical unit.
4.
Mengadakan suatu desain khusus yang dapat memperbaharui dan memperpanjang waktu hidup dari mesin yang digunakan.
5.
Mengadakan persediaan cadangan pada tiap tingkatan produksi, sehingga terdapat keadaan yang tidak tergantung antara tiap angkatan. Dengan demikian, peranan
maintenance dalam kegiatan operasi
perusahaan adalah untuk menjaga agar mesin-mesin tidak terjadi kemacetankemacetan atau adanya kerusakan pada mesin atau fasilitas lainnya yang dapat mengganggu jalannya proses kegiatan operasi. Sehingga proses operasi dapat bekerja secara efektif dan efisien.
2.3.4
Jenis-jenis Maintenance Menurut Sofjan Assauri (2004:96), mengklasifikasikan jenis-jenis
maintenance yang dilakukan perusahaan manufaktur ke dalam dua jenis, yaitu: preventive maintenance dan corrective maintenance / breakdown maintenance.
22
a.
Preventive Maintenance
Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001:646) mengemukakan bahwa : “Preventive maintenance involved performing routine inspections and servicing and keeping facilities in good repair. These activities are intended to build a system that will find potential falure and make changes or repairs that will prevent failure”. Artinya : Pemeliharaan pencegahan melibatkan pelaksanaan pemeriksaan rutin dan servis yang menjaga fasilitas-fasilitas dalam kondisi baik. Pemeliharaan pencegahan bertujuan untuk membangun sistem yang mengetahui kerusakan potensial dan membuat penggantian atau perbaikan yang akan mencegah kerusakan. Menurut Sofjan Assauri (2008:135) mengemukakan pendapat tentang preventive maintenance yaitu : “Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan dalam proses produksi.” Dari penjelasakan di atas dapat diketahui bahwa preventive maintenance dilakukan untuk mencegah kerusakan mesin dan alat-alat. Preventive maintenance sangat penting karena kegunaannya yang sangat efektif dalam menghadapi fasilitas-fasilitas produksi yang termasuk dalam golongan “critical unit”. Menurut Sofjan Assauri (2008:135) ciri-ciri mesin yang “critical unit” adalah sebagai berikut : 1.
Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut akan membahayakan kesehatan dan keselematan para pekerja.
2.
Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi kualitas dari produk yang dihasilkan.
3.
Kerusakan fasilitas tersebut akan menyebabkan kemacetan seluruh proses produksi.
23
4.
Modal yang ditanamkan pada fasilitas tersebut atau harga dari fasilitas ini adalah cukup besar atau mahal. Sofjan Assauri (2008:135), membedakan preventive maintenance dengan
routine maintenance dan periodic maintenance. 1.
Routine Maintenance Adalah kegiatan pemelihaaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin misalnya setiap hari. Sebagai contoh dari kegiatan routine maintenance adalah pembersihan peralatan, pelumasan, atau pengecekan oli, serta pengecekan isi bahan bakarnya dan termasuk pemanasan dari mesin-mesin selama beberapa menit sebelum dipakai produksi sepanjang hari.
2.
Periodic Maintenance Adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara periodic atau dalam jangka waktu tertentu. Contoh setiap minggu sekali, lalu meningkat menjadi sebulan sekali, dan setiap setahun sekali dan seterusnya. Sebagai contoh dari kegiatan periodic maintenance adalah pembongkaran mesin dibagian aliran bahan bakar, penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan silinder mesin dan pembongkaran mesin tersebut. Berikut ini merupakan tujuan preventive maintenance menurut Suyadi
Prawirosentono (2001:305) agar terjamin hal-hal sebagai berikut : 1.
Keamanan mesin dan operator/tenaga pemeliharaan Untuk setiap mesin yang terdapat di dalam pabrik sudah ada ketentuan mengenai karakteristik mesin tersebut, misalnya temperatur, air, angin dan oli tidak boleh melebihi standar yang telah ditentukan. Sedangkan untuk operator harus memperhatikan alat-alat pengaman yang terdapat di dalam mesin.
2.
Kelancaran mesin Pemberian minyak pelumas secara teratur dan pemeriksaan mesin serta peralatannya secara berkala, bertujuan agar dapat menjaga kelancaran mesin, sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancer.
3.
Mutu produk Menjaga mutu produk bertujuan untuk selalu dapat memenuhi standar mutu utama dengan menekan tingkat kerusakan produk serendah mungkin. Hal ini
24
dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat produktivitas kerja dan memenuhi spesifikasi kerja yang telah ditentukan serta ketelitian dan kecermatan yang didukung oleh tekad dan kemauan kerja yang tinggi. Untuk mencapai mutu produksi tersebut, maka bagian pemeliharaan akan menjaga agar pabrik tetap dapat beroperasi secara efisien dengan menghindari (mengurangi) hambatan sekecil mungkin sehingga produk dapat diserahkan kepada pelanggan tepat pada waktunya. 4.
Kebersihan mesin dan lingkungan sekitarnya Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak yang berlebihan pada waktu melaksanakan pelumasan serta bebas dari sampah yang berserakan. Hal ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan bagi para pekerja (operator), serta menciptakan kenyamanan pada saat bekerja. Sedangkan kebersihan mesin dijaga dengan membesihkan mesin tersebut serta diadakan pengecetan kembali. Adapun prosedur-prosedur pelaksanaan preventive maintenance menurut
Suyadi Prawirosentono (2001:306), yaitu FITCAL yang terdiri atas : 1.
Feel (perasaan) Biasanya yang lebih berpengalaman dan jelas merasakan adanya kelainan pada mesin yang sedang berjalan adalah operator maintenance. Apabila gejala kerusakan timbul, maka bagian pemeliharaan mempunyai keawajiban untuk mengambil tindakan pencegahan. Selain dengan merasakan, gejalagejala kerusakan dapat juga diketahui dengan jalan melihat, mendengarkan, meraba dan mencium. Maintenance man yang mendengarkan kelainan pada bunyi salah satu mesin, sering kali dapat menentukan pada bagian mana di dalam mesin tersebut yang mengandung kerusakan.
2.
Inspection (inspeksi) Inspeksi dilakukan untuk mengetahui apakah semua bagian pekerjaan dapat diselesaikan sebagaimana mestinya. Tindakan itu dapat dilakukan secara visual atau
menggunakan alat-alat ukur. Keberhasilan preventive
maintenance juga tergantung pada inspeksi ini, karena kelengahan sedikit
25
saja dalam pelaksanaan inspeksi, kemungkinan bisa berakibat fatal sehingga mengakibatkan terhentinya proses produksi. Misalnya suatu gejala yang masuk dalam taraf kerusakan ringan, apabila dibiarkan dapat berpengaruh pada keseluruhan unit mesin sehingga akan terjadi kerusakan besar. Jadi seluruh kegiatan inspeksi perlu disusun dalam suatu program, lengkap dengan penjadwalan kerjanya, sebagai alat untuk melaksanakannya diadakan pencatatan yang dilakukan melalui kartu pemeriksaan (inspection order), yaitu kartu yang berisi alat atau bagian-bagian yang harus diperiksa sesuai dengan waktu pemeriksaan yang ditentukan. Pemeriksaan harus memberikan penilaian, misalnya baik, sedang, buruk dan beberapa keterangan lain yang dianggap perlu. 3.
Tight (pengencangan) Pengencangan dilakukan terhadap bagian yang longgar, sebagai akibat adanya getaran, gesekan pada waktu mesin sedang berjalan, jadi semua bautbaut longgar, ikatan-ikatan dan lain-lain harus dikencangkan. Kelonggarankelonggaran tersebut dapat memperlambat gerakan-gerakan roda yang lebih berat lagi dan juga dapat memacetkan mesin disamping dapat menimbulkan kecelakaan bagi operator.
4.
Clean (membersihkan) Pekerjaan membersihkan tidak dapat dikesampingkan begitu saja dalam pelaksanaan pemeliharaan karena pekerjaan membersihkan mesin yang berputar dari pengotoran dapat menghindarkan timbulnya kemacetan. Aktivitas lain juga tergolong dalam pekerjaan membersihkan adalah pengecetan pada bagian tertentu dari suatu mesin dapat mencegah timbulnya karat.
5.
Adjustment (penyetelan) Penyetelan dilakukan terhadap bagian-bagian yang cara kerjanya dapat berubah-ubah. Biasanya hal ini terjadi setelah dilakukan pemasangan salah satu bagian yang baru diperbaiki, bagian ini harus dihubungkan dengan bagian lain yang sesuai dengan konstruksi mesin. Apabila mesin dijalankan kedua bagian tersebut harus distel atau disesuaikan cara kerjanya, selain itu
26
adanya getaran-getaran yang terus menerus dan proses berlangsungnya waktu, dapat pula mengakibatkan labilnya hubungan antara bagian yang bekerja secara sinkron. Sekiranya kerja penyetelan kurang memuaskan, maka harus segera diadakan perbaikan kembali atau penggantian sebelum terjadi kerusakan yang lebih parah. 6.
Lubrication (pelumasan) Pelumasan diadakan untuk mencegah terjadinya laju keausan dan laju kerusakan yang terlalu cepat serta kerugian daya dan tenaga yang terlalu besar. Umumnya yang dilumasi adalah bagian-bagian mesin dan alat-alat yang selalu bergesekan satu sama lain. Pelumasan berfungsi sebagai pendingin. Pendingin memang sangat diperlukan untuk bagian-bagian yang saling bergesekan, karena bagian-bagian tersebut cepat sekali menjadi panas, kenyataannya menunjukan bahwa daya kekuatan material akan menurun dengan naiknya temperatur. Kemacetan bisa terjadi, jika material tersebut kehabisan daya, selain itu naiknya temperature dalam banyak hal merupakan sumber kecelakaan dan kebakaran. Oleh karena itu, maka pelumas harus dilaksanakan dengan tekstur dan teliti melalui perencanaan dan pengontrolan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan pelumasan yaitu : a.
Kadar dan jenis bahan pelumas yang dipakai.
b.
Jumlah atau takaran minyak pelumas yang dibutuhkan.
c.
Bagian-bagian yang harus dilumasi.
d.
Sistem pelumasan yang biasanya berdasarkan normal.
Dengan demikian FITCAL yang dilakukan pada preventive maintenance merupakan salah satu usaha untuk mempertahankan efisiensi dan efektivitas pendayagunaan mesin. b.
Breakdown Maintenance
Menurut Sofjan Assauri (2008:136), mengatakan bahwa : “Perbaikan yang dilakukan disebabkan karena adanya kerusakan yang terjadi akibat tidak dilakukannya preventive maintenance, ataupun
27
dilakukan preventive maintenance tetapi tetap sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas atau peralatan tersebut tetap rusak.” Menurut Manahan P. Tampubolon (2004:251), mengemukakan pendapat mengenai breakdown maintenance sebagai berikut : “Pemeliharaan korektif (breakdown maintenance) merupakan kegiatan pemeliharaan yang dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau terjadi kelainan pada fasilitas dan peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.” Sedangkan menurut Jay Heizer dan Barry Render (2001:646), yaitu : “Breakdown maintenance occurs when equipment fails and must be repaires on an emergency or priority basis.” Artinya : Pemeliharaan kerusakan yang terjadi ketika peralatan rusak dan kemudian harus diperbaiki atas dasar prioritas atau emerjensi. Jadi breakdown maintenance ini sifatnya hanya menunggu bila terjadinya kerusakan, barulah kemudian diadakan perbaikan. Dimaksudkan dalam kegiatan ini yaitu peralatan atau fasilitas dapat digunakan pada kondisi seperti yang baru kembali.
2.3.5 Fungsi Maintenance dan Keuntungan Maintenance 2.3.5.1 Fungsi Maintenance Menurut Agus Ahyari (2002:351), fungsi perawatan : “Fungsi perawatan adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap pakai untuk pelaksanaaan proses produksi.” Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kegiatan perawatan mutlak harus dilakukan agar seluruh kegiatan operasi produksi dapat berjalan sesuai
rencana
yang
sudah
ditetapkan
sebelumnya.
Dengan
adanya
pemeliharan/perawatan pada peralatan atau fasilitas yang baik maka akan
28
mengurangi waktu yang telah terbuang sebagai akibat dari kerusakan mesin yang menghambat jalannya proses produksi.
2.3.5.2 Keuntungan Maintenance Kegiatan perawatan pada peralatan atau fasilitas pengoperasian adalah sebagai alat kontrol dan pengendali dalam menjaga proses penggunaan mesin, baik kondisi, jumlah, waktu, dalam keadaan tetap baik dan menghindari terjadinya kemacetan-kemacetan yang timbul akibat kerusakan, sehingga peralatan operasi dapat berjalan sesuai rencana dan efektif. Adapun menurut Ahyari (2002:349), keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh bila adanya pemeliharaan terhadap peralatan mesin yang ada dalam perusahaan, sebagai berikut : 1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan yang bersangkutan akan dipergunakan dalam jangka waktu panjang. 2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang bersangkutan berjalan dengan lancar. 3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses produksi berjalan. 4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan baik maka pengendalian proses dan pengendalian kualitas proses harus dapat dilaksanakan dengan baik pula. 5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin dan peralatan produksi yang digunakan. 6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik, maka penyerapan bahan baku akan berjalan normal. 7. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi, maka tujuan dari pemeliharaan telah tercapai.
29
2.4
Hubungan Kegiatan Pemeliharaan dengan Biaya. Tujuan utama dalam manajemen produksi adalah untuk mengelola sumber
daya berupa faktor produksi yang tersedia, baik berupa bahan baku, tenaga kerja, mesin dan fasilitas produksi agar berjalan dengan efektif. Suatu kegiatan pemeliharaan mesin juga dapat menunjang kelancaran proses produksi. Tidak sedikit biaya pemeliharaan yang dikeluarkan perusahaan untuk tetap menjaga agar mesin-mesin dapat terus berjalan menjalankan pekerjaannya. Kegiatan pemeliharaan semakin intensif dilakukan maka semakin besar pula biayanya. Demikian pula makin besar skala/volume produksi semakin banyak tenaga perawat mesin, karena banyak pula tahap kegiatan produksi yang perlu dimonitor. Jadi, biaya pemeliharaan berbanding lurus dengan frekuensi pemeliharaan dan skala usaha. 2.5
Economic of Maintenance Dalam suatu perusahaan dalam melaksanakan maintenance dihadapkan
pada dua persoalan yaitu persoalan teknis dan persoalan ekonomis. Persoalan teknis yaitu persoalan mengenai usaha-usaha kegiatan maintenance dapat dihindari dan menghilangkan timbulnya kerusakan atau kemacetan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor pemicu terjadinya kemacetan atau kerusakan tersebut. Menurut Sofjan Assauri (2008;137), yang perlu diperhatikan dalam persoalan teknis ini dalah : 1. Tindakan apa yang harus dilakukan dalam memelihara peralatan yang ada untuk mereparasi mesin yang rusak. 2. Alat atau komponen apa yang dibutuhkan dan harus disediakan agar tindakan apakah bagian pertama yang dapat dilakukan. Jadi dalam persolan teknis ini semua mesin atau peralatan yang rusak harus diperbaiki. Untuk perbaikan tersebut semua tindakan atau usaha harus dilakukan yang secara teknis tidak dapat dihindarkan.
30
Persoalan ekonomis adalah bagaimana usaha yang harus dilakukan agar kegiatan pemeliharaan secara teknis dapat dilakukan seefisien mungkin, dengan memperhatikan besar biaya yang terjadi. Di dalam persoalan ekonomis perlu diadakan analisa perbandingan biaya masing-masing alternatif tindakan yang diambil dan yang dipilih untuk dilaksanakan adalah yang dapat menguntungkan, perbandingan dari biaya yang perlu dilakukan adalah : 1. Membandingkan antara pengguna biaya pada preventive maintenance dan breakdown maintenance. 2. Menggunakan jasa tenaga kerja pemeliharaan dari dalam atau luar perusahaan. 3. Menentukan apakah peralatan yang rusak dapat diganti atau diperbaiki. Maka, dengan memperhatikan hal tersebut diatas, kita dapat menentukan manakah yang terbaik secara ekonomis, apakah preventive maintenance atau breakdown maintenance yang paling baik untuk digunakan. Untuk menentukan kebijakan mana yang digunakan, kita harus mengetahui biaya pemeliharaan preventive (C1), biaya reparasi kerusakan (C2), dan probabilitas terjadinya kerusakan setelah penyetelan atau reparasi yang rusak setiap periodenya dibagi jumlah seluruh mesin sebagai fungsi waktu sejak reparasi. Menurut Handoko (2000;162) menghitung biaya dari maintenance dengan rumus : 1. Untuk menghitung preventive maintenance yaitu dengan rumus : (
∑ (
)
(
)
Keterangan : Bn = ekspektasi jumlah kerusakan dalam bulan
)
(
)
31
N = jumlah mesin Pn = probabilitas mesin rusak dalam periode n
2. Sedangkan untuk menghitung rata-rata umur mesin sebelum rusak atau rata-rata kehidupan mesin dengan cara : Rata-rata kehidupan mesin : ∑ (bulan sampai terjadinya kerusakan setelah perbaikan/pemeliharaan X probabilitas terjadinya kerusakan).
3. Untuk menghitung breakdown maintenance dengan rumus :
Keterangan : TCr
= biaya bulanan total kebijakan korektif
NCr
= biaya perbaikan semua mesin = jumlah bulan yang diperkirakan antara kerusakan-
kerusakan 4. Kemudian membuat tabel perhitungan biaya bulanan
total untuk
setiap sub kebijakan preventive maintenance. Dari rumus-rumus diatas, barulah kita dapat mengetahui perbandinganperbandingan biaya dari preventive maintenance dengan breakdown maintenance mana yang lebih ekonomis bagi perusahaan.
32
Menurut Sofjan Assauri (2004:97), untuk memudahkan perhitungan maka dibuat tabel sebagai berikut : Tabel 2.1 Perhitungan Biaya Pemeliharaan Total Preventive
Jumlah
Jumlah
Biaya kerusakan
Biaya
Biaya sub
maintenance
kerusakan yang
kerusakan
yang
preventive
kebijaksanaan
setiap n bulan
diperkirakan
rata-rata
diperkirakan per
maintenance
maintenance
dalam n bulan
per bulan
bulan
yang
bulanan total
diperkirakan
yang
per bulan
diperkirakan
(e)
(f)
(a)
(b)
(c)
(d)
Sumber : Assauri Setelah dilakukan perhitungan pada tabel diatas dapat disimpulkan dengan melihat kolom (f) pada baris titik biaya yang paling mudah yaitu dapat dipilih sub kebijaksanaan pelaksanaan pemeliharaan yang paling baik setiap n bulan. Dari rumus-rumus diatas, barulah kita dapat mengetahui perbandingan biaya preventive maintenance dengan breakdown maintenance, sehingga dapat ditentukan mana yang lebih ekonomis untuk perusahaan tersebut.
2.6
Penelitian Terdahulu (Jurnal)
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu Nama Ardyarini, (2002)
Judul Penelitian
Variabel
Kesimpulan
Pelaksanaan
Pemeliharaan
Total biaya preventive
Pemeliharaan
(Maintenance)
sebesar Rp 2.464.333
Preventive
Untuk
lebih
kecil
Mencari
Biaya
dibandingkan
jika dengan
33
Pemeliharaan Mesin
total biaya breakdown
Yang Minimal Pada
yaitu
Perusahaan Daerah
17.281.250.
Air
begitu
(PDAM)
Minum Tirta
sebesar
Rp
Dengan kebijakan
preventive maintenance
Kertaraharja
lebih
baik
karena
Kabupaten
perusahaan
dapat
Tangerang
menghemat
biaya
sebesar Rp 14.816.916. Jadi
sebaiknya
perusahaan menerapkan kebijakan
preventive
maintenance. Zulaihah, Lilik, Fajriah. Nur (2009)
Program
Pemeliharaan
Perencanaan
(Maintenance)
1. Dengan menggunakan
Kebijakan
kebijakan
Penjadwalan
pemeliharaan
Preventive
preventive perusahaan
Maintenance Mesin Las
Unit
dapat biaya
menghemat sebesar
1.699.582
Rp untuk
mesin las Transmig dan untuk mesin las Trans
ARC
perusahaan
dapat
menghemat
sebesar
Rp 1.607.743. 2. Pemeliharaan preventive lebih baik dilakukan pemeliharaan
daripada
34
breakdown
atau
menunggu
adanya
kerusakan. Study Pemeliharaan Pemeliharaan Alfiansi Hamsi (2010)
Turbin
Air
Pada (Maintenance)
1. Dengan menggunakan sistem
Pembangkit Listrik
preventive
Tenaga Air Dengan
maintenance
Kapasitas 73,2 MW
diperoleh
di
biaya
PT.
Power Paritohan
Inalum Plant
akan alternatif
yang
paling
murah sehingga tidak terjadi
pemborosan
biaya
dalam
pemeliharaan. 2. Dengan menggunakan sistem preventive maintenance
akan
diperoleh
selang
waktu
paling
yang
tepat
untuk
melakukan pemeliharaan harus
tanpa
menunggu
kerusakan
yang
parah. 3. Dari
sistem
preventive maintenance
dapat
diperkirakan
umur
dari sebuah mesin. 4. Umur sebuah mesin
35
dengan
preventive
maintenance
lebih
panjang dibandingkan dengan
sistem
breakdown maintenance. Analisis Fahrudin (2013)
Pemeliharaan
1. Subsistem kebijakan
Pemeliharaan Main (Maintenance)
pemeliharaan
Booster
preventive
Pump
setelah
Dalam
diolah dengan metode
Meningkatkan
probabilitas
Pemompaan
BBM
pelaksanaan
Di Terminal BBM
pemeliharaan tersebut
Balongan
dengan minimum cost dilaksanakan
pada
bulan ke 6. 2. Persentase biaya
selisih antara
pemeliharaan preventive
dan
pemeliharaan breakdown
adalah
16% (Rp 20.235.096) untuk
biaya
preventive sebesar Rp 3.751.796 sedangkan biaya
pemeliharaan
breakdown Rp 23.986.982
sebesar
36
Pelaksanaan Novita (2012)
Pemeliharaan
1. Pelaksanaan
Pemeliharaan Mesin (Maintenance)
maintenance
Dalam
dilakukan oleh PT.X
Upaya
Menunjang Kelancaran
yang
khususnya Proses
mesin
pada
potong
dan
Produksi Pada PT.
mesin tiup meliputi
X
pemeliharaan preventif
dan
pemeliharaan preventif
dan
pemeliharaan korektif. 2. Perusahaan sebaiknya melaksanakan kebijakan pemeliharaan korektif,
karena
berdasarkan
analisa
dan
pembahasan
mengenai
biaya
pemeliharaan
yang
paling
ekonomis
,
diperoleh total biaya pemeliharaan korektif lebih
rendah
dibandingkan dengan total
pemeliharaan
pencegahan.