BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori 2.1.1 Analisis Keuangan (Financial Analysis) Sebahagian besar sistem akuntansi dirancang untuk menghasilkan informasi untuk pelaporan internal dan aksternal. Informasi eksternal sifatnya jauh lebih ringkas dibanding yang dilaporkan pada pemakai internal, sebab pelaporan keuangan ekternal diatur oleh lembaga yang dibentuk untuk membuat standar atau prinsip – prinsip yang dirancang untuk mendefenisikan secara seksama informasi apa yang harus diungkapkan oleh perusahaan kepada pihak eksternal. Laporan keuangan pada hakekatnya mampu memberikan informasi keuangan agar pihak eksternal dapat memberikan keputusan yang menyangkut kepentingan entitas ekonomi pada perusahaan, mengenai informasi keuangan Ikatan Akuntansi Indonesia didalam Standar Akuntansi Keuangan (2004;1.3) menjelasakan PSAK 01 tentang penyajian laporan keuangan menjelaskan bahwa komponen – komponen laporan keuangan meliputi (1) Neraca (2) Laporan laba rugi (3) Laporan perubahan ekuitas (4) Laporan arus kas (5) Catatan atas laporan keuangan.
6
Perusahaan berkewajiban untuk memberikan informasi keuangan kepada pemakai pihak eksternal, sebab laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan digunakan oleh pihak eksternal sebagai sumber utama informasi keuangan perusahaan. Pemakai dan kebutuhan informasi laporan keuangan pihak eksternal menurut Standar Akuntansi Keuangan (2004;2) yaitu : 1. Investor. Penanam modal beresiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan investasi yang mereka lakukan . mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, manahan atau menjual investasi mereka. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden. 2. Karyawan, Karyawan dan kelompok – kelompok yang mewakilli mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja. 3. Pemberi Pinjaman. Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. 4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya. Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usaha berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan. 5. Pelanggan. Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan. 6. pemerintah. Pemerintan dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaanya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dank arena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk penyusunan statistika pendapatan nasional dan statistik lainnya.
7
7. Masyarakat. Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestic. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitas.
Dari argumentasi diatas sangat jelas bahwa kegunaan diterbitkannya suatu laporan keuangan perusahaan karena suatu entitas perusahaan memiliki sifat ketergantungan dari pihak eksternal perusahaan, karena perusahaan harus memperoleh sumber – sumber daya yang dimiliki dari pihak ekternal, agar pihak
ekternal
berkeyakinan
bahwa
sumber
daya
yang
dimilikinya
dipergunakan secara maksimal, maka manajemen perusahaan berkewajiban menerbitkan laporan keuangan. Adapun tujuan dari diterbitkannya laporan keuangan adalah sebagai berikur Standar Akuntansi Keuangan (2004;4) menjelaskan bahawa tujuan laporan keuangan sebagai berikut : 1. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebahagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban menajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin
8
menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mencakup, misalnya keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
Dari tujuan diatas menjelaskan diterbitkannya laporan keuangan bertujuan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan dan juga penyedia informasi bagi pemakai yaitu pihak eksternal. Adapun laporan keuangan sebagai penyedia informasi kepada pemakai
bermakna yaitu keputusan yang diambil oleh
pemakai laporan keuangan memerlukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas, dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Kemampuan ini akhirnya menentukan, misalnya, kemampuan pembayaran kepada para karyawan dan para pemasok, kemampuan pembayaran bunga, pembayaran kembali pinjaman dan pembagian penghasilan kepada para pemilik. Para pemakai dapat mengevaluasi kemampuan perusahaan dan mengashilakn setara kas dengan lebih baik kalau mereka mendapat informasi yang difokuskan pada posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan. Untuk melakukan keputusan rasional di dalam perusahaan, pihak manajemen sebagai pelaku yang mengoperasikan perusahaan harus memiliki alat analisis untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan keuntungan perusahaan, alat analisis yang dipergunakan pihak manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan adalah analisis keuangan (financial analisis).
9
Menurut Wild, Subramanyam dan Hasley (2005;16) bahwa analisis keuangan adalah suatu bentuk penggunaan laporan keuangan untuk menganalisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan dimasa yang akan datang. Sama halnya dengan argumentasi yang dikemukakan oleh Kasmir (2008) pengertian analisis laporan keuangan yaitu laporan keuangan disusun berdasarkan data yang relevan, serta dilakukan dengan prosedur akuntansi dari penilaian yang benar, akan terlihat kondisi keuangan perusahaan yang sesungguhnya, kondisi keuangan yang dimaksud adalah diketahuinya berapa jumlah harta (kekayaan), kewajiban (utang) serta modal (ekuitas) dalam neraca yang dimiliki. Kemudian juga akan diketahui juga jumlah pendapatan yang diterima dan jumlah biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Dengan demikian, dapat diketahui bagaimana hasil usaha (laba atau rugi) yang diperoleh selama periode tertentu dari laporan laba rugi yang disajikan. Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak, perlu dilakukan analisis laporan keuangan. Bagi pihak pemilik dan manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini, dengan mengetahui posisi keuangan, setelah dilakukan analisis laporan keuangan secara mendalam, akan terlihat apakah perusahaan dapat mencapai target yang telah direncanakan sebelumnya atau tidak.
10
Hasil analisis laporan keuangan juga akan memberikan informasi tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini, manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut. Kemudian kekuatan yang dimiliki perusahaan harus dipertahankan atau bahkan ditingkatkan. Kekuatan ini dapat dijadikan modal selanjutnya ke depan. Dengan adanya kelemahan dan kekuata yang dimiliki akan tergambar kinerja manajemen selama ini. Pada akhirnya bagi pihak pemilik dan manajemen, dengan mengetahui posisi keuangan dapat merencanakan dan mengambil keputusan yang tepat tentang apa yang harus dilakukan ke depan. Perencanaan ke depan dengan cara menutupi kelemahan yang ada, mempertahankan posisi yang sudah sesuai dengan yang diinginkan dan berupaya untuk meningkatkan lagi kekuatan yang sudah diperolehnya selama ini. Argumentasi yang menjelaskan perbedaan analisis keuangan dari sudut pandang pihak manajemen dan investor dapat diterangkan pada kutipan sebagai berikut : Menurut Samsul (2006;129) Analisis laporan keuangan dapat dilihat dari berbagai sudut kepentingan. Analisis untuk kepentingan pihak manajemen berbeda dengan analisis untuk kepentingan investor. Bahkan investor yang ingin melakukan inevestasi jangka panjang mempunyai tujuan analisis yang berbeda dengan investor yang ingin melakukan investasi jangka pendek. Walaupun sama – sama menggunakan analisis fundamental. Investor jangka panjang akan menganalisis kinerja manajemen dan kinerja perusahaan sedangkan investor jangka pendek akan menganalisis kinerja saham. Tujuan jangka panjang perusahaan adalah memperoleh laba yang terus menerus dan selalu meningkat, laba tersebut sebahagian akan digunakan
11
untuk pengembangan perusahaan. Sebahagian untuk pemegang saham, dan sebahagian lagi untuk kepentingan stakeholder, yaitu pihak yang ada kaitannya dengan kemajuan perusahaan seperti karyawan, pengurus, serta lingkungan di sekitar perusahaan. Laba per saham, nilai buku per saham, deviden tunai, return on equity dan return on assets merupakan bagian dari kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan merupakan hasil akhir dari proses manajemen selama suatu periode ke periode lain. Sementara itu, rasio keuangan yang mencerminkan kinerja manajemen antara lain adalah rasio perputaran, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas.
Ketika pihak manajemen dan investor melakukan analisis keuangan pada laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan, pada umumnya analisis keuangan memiliki tujuan dan manfaat sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah di capai untuk beberapa periode. 2. Untuk mengetahui kelemahan – kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan. 3. Untuk mengetahui kekuatan – kekuatan yang dimiliki. 4. Untuk mengetahui langkah – langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini. 5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal. 6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan – perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai.
12
Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan teknik dan teknik yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, para pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah dalam menginterprestasikannya. Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkah – langkah atau prosedur ini diperlukan agar urutan proses analisis mudah untuk dilakukan. Adapun langkah atau prosedur yang dilakukan dalam analisis keuangan adalah : 1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang diperlukan selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode. 2. Melakukan pengukuran – pengukuran atau perhitungan – perhitungan dengan rumus – rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa dipergunakan secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar – benar tepat. 3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka – angka yang ada dalam laporan keuangan secara cermat. 4. Memberikan interprestasikan terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang telah dibuat. 5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan. 6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil analisis tersebut.
13
Dalam praktiknya, menurut Kasmir (2008:69), terdapat dua macam metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai, yaitu sebagai berikut : 1. Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos – pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan dari periode ke periode tidak diketahui. 2. Analisis
horinzontal
merupakan
analisis
yang
dilakukan
dengan
membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasi analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu keperiode yang lain. Kemudian, (2008:70) di samping metode yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan, terhadap beberapa jenis – jenis teknik laporan keuangan. Adapun jenis – jenis teknik analisis laporan keuangan yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Analisis perbandingan antara laporan keuangan Analisis trend Analisis persentase per komponen Analisis sumber dan penggunaan dana Analisis sumber dan penggunaan kas Analisis rasio Analisis kredit Analisis laba kotor Analisis titik pulang pokok
14
Pada penelitian ini untuk mengukur kinerja perusahaan menggunakan alat analisis rasio, analisis rasio adalah merupakan analisis yang digunakan untuk mengentahui hubungan pos – pos yang ada dalam satu laporan keuangan atau pso – pos antara laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi.
2.1.2 Kinerja Keuangan Informasi dari laporan keuangan akan dapat mengukur dan menilai kinerja keuangan perusahaan, sehingga memungkinkan pelaku – pelaku yang memiliki kepentingan terhadap perusahaan dapat memberikan keputusan atas alternatif – alternatif yang akan dipilinya dimasa yang akan datang. Kata kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995;503) kinerja adalah sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan dan kemampuan kerja (tentang pelatan). Berdasarkan defenisi tersebut dapat kita pahami bahwa kinerja keuangan adalah suatu prestasi manajemen, dalam hal ini prestasi mengenai keuangan yaitu memaksimalkan laba dan meningkatkan nilai perusahaan. Kinerja keuangan adalah suatu tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama periode tertentu. Untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan pada umumnya terfokus pada laporan keuangan di samping data – data non keuangan lainnya yang bersifat penunjang. Informasi kinerja bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber dana yang ada.
15
Adapun suatu pengkuran kinerja adalah penentuan secara periodik tampilan perusahaan yang berupa kegiatan operasional, struktur organisasi dan karyawan berdasarkan sasaran, standard dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Kinerja perusahaan dapat diukur dari laporan keuangan yang dikeluarkan secara periodik, laporan neraca, rugi laba, arus kas dan perubahan modal yang secara bersama – sama memberikan suatu gambaran tentang posisi keuangan perusahaan. Informasi dalam laporan keuangan digunakan investor untuk memperoleh perkiraan tentang laba dan deviden di masa akan datang dan resiko atas penilaian tersebut. Dengan demikian pengukuran kinerja dari laporan keuangan dapat digunakan sebagai alat prediksi pertumbuhan kekayaan perusahaan. Menurut Wild, Subramanyam dan Hasley (2005;16) bahwa untuk mengukur kinerja perusahaan dengan mengevaluasi tingkat profitabilitas, maka analisis keuangan membagi menjadi tiga pokok tujuan analisis sebagai berikut : (1) Analisis profitabilitas (profitability analysis) merupakan evaluasi atas tingkat pengembalian investasi perusahaan. Analisis ini berfokus pada sumber daya perusahaan dan tingkat profitabilitasnya, dan melibatkan identifikasi dan pengukuran dampak berbagai pemicu profitabilitas. Analisis ini juga mencakup evaluasi atas dua sumber utama profitabilitas yaitu margin (bagian bawah dari penjualan yang tidak tertutupi oleh biaya) dan perputaran (penggunaan modal). Analisis profitabilitas juga berfokus pada penyebab perubahan profitabilitas dan daya tahan laba. (2) Analisis risiko (risk analysis) merupakan evaluasi atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmenya. Analisis resiko melibatkan penilaian atas solvabilitas dan likuiditas perusahaan sejalan dengan variasi laba. (3) Analisis sumber dan penggunaan dana (analysis of sources and use of founds) yaitu merupakan evaluasi bagaimana perusahaan memperoleh dan menggunakan dananya. Analisis ini memberikan padangan tentang implikasi pendanaan perusahaan dimasa akan datang.
16
Dari argumentasi diatas dapat dijelaskan bahwa informasi kinerja keuangan, terutama profitabilitas, diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa akan datang, informasi fluktuasi kinerja adalah penting dalam hubungan ini, informasi kinerja
bermanfaat
untuk
memprediksi
kapasitas
perusahaan
dalam
menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada. Disamping itu, informasi tersebut juga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya. Pengertian
rasio
keuangan
adalah
merupakan
indeks
yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan terlihat kondisi kesehatan perusahaan tersebut. Jadi rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka – angka yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya. perbandingan dapat dilakukan antara komponen dengan komponen dalam satu laporan keuangan atau antarkomponen yang ada diantara laporan keuangan. Kemudian angka diperbandingkan dapat berupa angka – angka dalam satu periode maupun beberapa periode. Hasil rasio keuangan ini digunakan untuk menilai kinerja manajemen dalam suatu periode apakah mencapai target seperti yang telah ditetapkan.
17
Kemudian juga dapat dinilai kemampuan manajemen dalam memberdayakan sumber daya perusahaan secara efektif. Dari kinerja yang dihasilkan ini juga dapat dijadikan sebagai evaluasi hal – hal yang perlu dilakukan ke depan agar kinerja manajemen dapat ditingkatkan atau dipertahankan sesuai dengan target perusahaan. Atau kebijakan yang harus diambil oleh pemilik perusahaan untuk melakukan perubahan terhadap orang – orang yang duduk dalam manajemen ke depan.
2.1.3 Return on Assets (ROA) Analisis return on Assets dalam analisis keuangan mempunyai arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisis keuangan yang bersifat menyeluruh (komprehensif). Untuk dapat memahami tentang ROA ini akan diberikan pengertian dari beberapa ahli ekonomi yaitu : Menurut Syamsudin (1994;15) return on assets (ROA) adalah merupakan rasio pengukuran kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan, semakin tinggi rasio return on assets , maka semakin baik keadaan dan kinerja suatu perusahaan. Dari defenisi di atas hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama return on Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Sama halnya dengan argumentasi Munawir (1995;10) return on Assets (ROA) adalah suatu bentuk rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk
18
dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan segala keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Maksud dari defenisi diatas menjelaskan bahwa ROA menghubungkan keuntungan yang diperoleh dari operasinya perusahaan (net operating income) dengan jumlah atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut (net operating assets). Disamping itu, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri, semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya, apabila rasio ini semakin tinggi maka semakin baik efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Menurut Kasmir (2008;201) formula untuk mencari rasio return on assets sebagai berikut : Return on Assets (ROA) =
Laba Bersih Setelah Pajak x 1 kali = ....... kali Total Aktiva
Untuk mencari hasil pengembalian investasi selain dengan cara yang sudah dikemukakan di atas, dapat pula kita menggunakan pendekatan du pont, hasil yang diperoleh antara cara seperti formula diatas dengan pendekatan du pont adalah sama. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) =
Perputaran Total Aktiva
Laba Bersih Setelah Pajak x 100% = .....% Total Penjualan
(Total Asset Turnover) =
Total Penjualan x 1 kali = ...... kali Total Aktiva
19
Berikut ini adalah cara mencari hasil pengembalian investasi dengan pendekatan du pont, yaitu : ROA =
Laba Bersih Setelah Pajak Total Penjualan x x 1 kali = ... kali Total Penjualan Total Aktiva
Dengan menggunakan sistem Du Pont ini akan dapat dilihat ROA yang dihasilkan melaui perkalian antara keuntungan dari komponen – komponen penjualan serta efesiensi penggunaan total aktiva (total assets) di dalam menghasilkan keuntungan tersebut. ROA dalam sistem du pont menguraikan komponen – komponen yang mempengaruhi ROA, yaitu marjin laba bersih (net profit margin) dan perputaran total aktiva (total assets turnover). Dari analisis Du Pont menurut Munawir (1995:45) maka kegunaan pengukuraun rasio ROI pada perusahaan sebagai berikut : 1. Sebagai salah satu kegunaannya yang prinsipil ialah sifatnya yang menyeluruh. Dengan menggunakan teknik ROA dapat diukur efesiensi penggunaan modal yang bekerja, efesiensi produksi dan efesiensi penjualan. 2. Apabila perusahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat diperoleh rasio industri, maka dengan menggunakan teknik analsis ROA ini dapat diketahui di mana kelemahannya dan apa keunggulan perusahaan tersebut dibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis. 3. Analisis ROA dapat digunakan untuk mengukur efesiensi tindakan – tindakan yang dilakukan divisi / bagian, yaitu dengan mengalokasikan semua biaya dan modal ke dalam bagian yang bersangkutan. 4. Analisis ROA juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari masing – masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan. 5. ROA selain berguna untuk keperluan kontrol, juga berguna untuk keperluan perencanaan. Misalnya ROA dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan , kalau perusahaan aka mengadakan ekspansi. Misalnya, perusahaan dapat menentukan bahwa ROA sebesar 30% sebagai target yang harus dicapai oleh mesin – mesin baru, dengan memproyeksikan penjualan dan biaya, perusahaan akan
20
dapat mengestimasikan besarnya ROA yang akan dicapai dengan ekspansi yang akan dijalankan.
2.1.4 Return on Equity (ROE) Hasil pengembalian ekuitas atau return on equity atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan effesiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi rasio ini, semakin baik artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian sebaliknya. ROE juga merupakan salah satu alat pengukur profitabilitas perusahaan. Periode pemilikan saham sangat bervariasi dari satu investor ke investor yang lain. Ada yang hanya memegang saham selama satu hari, ada yang satu tahun, ada pula yang memegang selamanya atau tidak bermaksud menjualnya. Meskipun demikian, bagi para pemegang saham yang bermaksud untuk menjual kembali sahamnya, mengharapkan kenaikkan harga sahamnya dibandingkan waktu pembelian. Dengan demikian, dapat dipahami menagapa suatu saham yang tidak membagikan suatu deviden, tetap menarik bagi para investor yang ditunjukkan dari harga saham yang cenderung meningkat. Dalam hal ini investor bersedia untuk mengorbankan konsumsinya dimasa kini (yang ditunjukkan dengan kesediaannya untuk tidak memperoleh deviden) dengan pengharapan suatu perusahaan akan membayarkan devidennya dalam jumlah yang lebih besar, atau pada waktu saham tersebut dibeli kembali oleh
21
perusahaan atau investor yang lain, nilainya akan cukup tinggi sebagai ganti deviden setiap tahun. Menurut Syamsudin (1994;16) return on equity (ROE) adalah suatu rasio pengunduran dari penghasilan yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun pemegang preferen) atas modal yang mereka investasikan di dalama perusahaan semakin tinggi ROE, semakin baik kedudukan pemilik perusahaan. Formulasi untuk mencari rasio du pont return on equity, dapat digunakan sebagai berikut : Return on Equity (ROE) =
Margin Laba Bersih x Perputaran Total Aktiva x 1 kali = .. kali 1 - Rasio Hutang
Dari rumus ROE dengan menggunakan sistem du pont yang dimodifikasi tersebut dapat dijelaskan bahwa pembilang dalam formula di atas adalah ROI, penggunaan total utang (debt ratio), yaitu rasio total hutang terhadap total aktiva dengan menghitung total dana yang disediakan oleh para kreditor. Pada formula ROE terdapat rasio margin kontribusi, istilah margin kontribusi sering kali disebut dengan juga sebagai marjin laba atas penjualan. Bila marigin laba kotor menunjukkan apakah perusahaan mencetak laba dengan membuat produk tertentu, maka margin laba laba bersih menunjukkan sejauh mana perusahaan mengelola bisnisnya. Menurut Syamsuddin (1996;32) marjin laba bersih adalah merupakan rasio antara laba bersih yaitu penjualan setelah dikurangi dengan biaya termasuk pajak dibandingkan dengan penjualan, semakin tinggi marjin laba bersih, semakin baik operasi suatu perusahaan.
22
Dari defenisi diatas maka formulasi marjin laba bersih adalah sebagai berikut : Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) =
Laba Bersih Setelah Pajak x 100% = .... % Total Penjualan
Kemudian, didalam rasio return on equity, terdapat rasio perputaran total aktiva, yang memiliki tujuan untuk mengukur tingk efesiensi penggunaan keseluruhan aktiva perusahaan didalam menghasilkan volume penjualan tertentu, semakin tinggi rasio perputaran total aktiva berarti semakin efesien penggunaan keseluruahan aktiva dalam menghasilkan penjualan. Dari defenisi diatas maka formulasi rasio perputaran total aktiva adalah sebagai berikut : Perputaran Total Aktiva
(Total Asset Turnover) =
Total Penjualan x 1 kali = ... kali Total Aktiva
Dengan demikian, dapat diambil suatu kesimpulan, bahwa perputaran total aktiva merupakan rasio aktivitas yang terakhir mengukur perputaran semua aktiva perusahaan, yang dihitung dengan membagi penjualan dengan total aktiva. Jadi, rasio ini merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan dalam kegiatan perusahaan. Perputaran total aktiva yang tinggi tidak hanya menunjukkan manajemen yang efektif, tetapi dapat juga perputaran total aktiva yang tinggi disebabkan aktiva perusahaan yang sudah tua dan habis disusutkan. Perputaran total aktiva harus dihubungkan dengan majin labanya sehingga diperoleh retun on investment.
23
Rasio hutang adalah rasio yang mengukur beberapa besar aktiva perusahaan aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditor, semakin tinggi rasio hutang semakin besar jumlah modal pinjaman yang digunakan di dalam menghasilkan keuntungan perusahaan. Rasio Hutang =
Total Kewajiban x 100 % = .... % Total Aktiva
Dari rumus ini dapat diketahui bahwa setiap utang dijamin dengan sejumlah aktiva. Dari defenisi para ahli tentang rasio utang dapat diambil suatu kesimpulan bahwa rasio utang ini adalah termasuk rasio solvabilitas, solvabilitas suatu perusahaan dapat diukur dengan membandingkan jumlah utang di satu pihak ( baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang ) dengan aktiva perusahaan. Menurut Munawir (1995;20) hal-hal yang menguntungkan dalam jangka pendek dengan mudah dapat digoyahkan dengan pos – pos jangka panjang yaitu, antara lain : 1. Adanya under stated ( dicatat terlalu kecil ) terhadap depresiasi mengakibatkan keuntungan perusahaan dalam tahun-tahun pertama kelihatan baik karena biaya depresiasi yang kecil. Namun, dalam jangka panjang akhirnya perusahaan tidak dapat memperoleh kembali aktiva tetapnya, hingga ini menurunkan kapasitas yang sangat membahayakan kelangsungan usaha. 2. Jatuh tempo dari utang jangka panjang yang tidak diperkirakan dengan baik, sehingga pada saat jatuh temponya peusahaan mengalami kesulitan keuangan. 3. Struktur modal yang tidak baik, misalnya jumlah utang lebih besar dari pada modal sendiri. 4. Pada waktu terjadi inflasi dan perusahaan menggunakan perhitungan harga pokok histories dengan menggunakan metode FIFO sehingga harga pokok kelihatan sangat rendah, padahal harga jual meningkat sehingga mengakibatkan Marjin Laba kelihatan tinggi. Hal ini menyebabkan aktiva lancar terutama persediaan semakin turun karena dengan jumlah uang yang
24
sama tidak dapat memperoleh jumlah kuantitas persediaan yang sama seperti jumlah sebelumnya.
2.1.5 Return Investor dapat melakukan investasi baik sektor riil maupun sektor keuangan, apa yang dimaksud dengan sektor riil adalah sektor yang pendiriannya bersifat nyata dalam bentuk fisik seperti bidang manufaktur, property dan perbankan, perkebunan, peternakan, pertambangan dan lain sebagainya. Investasi dalam sektor keuangan adalah investasi dalam bentuk instrumen keuangan seperti saham, obligasi dan Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) yang diterbitkan oleh perusahaan maupun Negara. Pada umunya ketika investor melakukan inevstasi pada sektor keuangan melakukan seleksi sekuritas (securities selection) yaitu tindakan memilih saham yang akan diinvestasikan dari beberapa jenis saham yang ada dalam suatu sektor, cara yang sangat mudah dalam hal memilih investasi yaitu melakukan analisis setiap saham yang memiliki kinerja yang baik, untuk mengetahui kinerja saham dapat diukur dengan berbagai metode, salah satunya yaitu perbandingan return dan resiko saham. Menurut Samsul (2006) return saham adalah perndapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pendapatan investasi dalam saham ini meliputi keuntungan jual beli saham, dimana jika untung disebut dengan capital gain dan juga rugi disebut dengan capital loss. Di samping capital gain, investor juga akan menerima dividen tunai setiap tahunnya. Emiten akan
25
membagikan dividen tunai dua kali setahun, dimana yang pertama disebut dengan dividen interim yang dibayarkan selama tahun berjalan, sedangkan yang kedua disebut dengan dividen final yang dibagikan setelah tutup tahun buku. Formulasi perhitungan return saham dapat dilakukan sebagai berikut : R=
(Pt - Pi-1 ) Pt -1
Dimana : R Pt Pt - 1
: Return saham (hari, bulan, tahun) : Price, yaitu harga pada waktu t. : Price, yaitu harga pada waktu sebelumnya. Untuk memperoleh total return saham, dengan cara menjumlahkan
seluruh hasil dari return tersebut. Untuk mengetahui cara kerja dalam menghitung total return saham, dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 2.1 Total Return Saham Pada Perusahaan HMSP Bulan Des’02 Jan Feb Mar Apr Mei Jun
Harga Saham 3.700 2.975 2.950 2.950 3.575 3.850 4.150
Return Bulan - 0.196 - 0.008 0.000 0.212 0.077 0.078
Bulan Juli Aug Sep Okt Nov Des
Harga Saham 4.100 4.050 4.525 4.350 4.250 4.475 Total
Return Bulan - 0.012 - 0.012 0.117 - 0.039 - 0.023 0.053 0.247
Berdasarkan tabel 2.1 return bulan Januari 2003 pada perusahaan HMSP dapat dihitung sebagai berikut : R=
(Pt - Pi-1 ) 2.975 - 3.700 = = - 0.196 Pt -1 3.700
26
Apabila kita analisis lebih lanjut tentang return saham memiliki keterkaitan dan hubungan dengan kinerja keuangan emiten yang dituangkan didalam laporan keuangan, return saham di peroleh dari persentase keuntungan investasi yang diperoleh oleh investor, return saham tercermin dari permintan pasar saham emiten yang semakin lama semakin meningkat, publisitas permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan naiknya harga saham, investor akan mengalami keuntungan (capital gain) karena saham dibeli pada waktu awal lebih murah dibanding harga jual pada saat sekarang. Penyebab naiknya harga saham dari waktu ke waktu, salah satu indikatornya adalah penyerapan informasi kinerja emiten oleh investor, yang tercermin didalam laporan keuangan, investor berkeyakinan bahwa apabila setiap emiten dapat mengoptimalkan laba secara terus menerus maka dapat dikatakan emiten tersebut memiliki kinerja yang baik, salah satu alat ukur investor untuk menilai perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik adalah melakukan analisis rasio profitabilitas. Dapat disimpulkan rasio profitabilitas memiliki asosiasi positif terhadap return saham, apabila rasio profitabilitas naik maka return saham juga akan naik.
2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu Sebagai pembanding perlu dikemukakan hasi penelitian sebelumnya yang mengkaji topik permasalahan yang hampir sama dengan penelitian ini. Beberapa penelitian yang menyangkut analisis sistem Du Pont dalam mengukur kinerja
27
perusahaan antara lain penelitian Penelitian Akroman (2009) yang berjudul pengaruh rasio keuangan ROA, ROE dan EVA terhadap harga saham pada perusahaan yang terdapat di JII pada periode 2004 – 2006, hasil penelitian mengungkapkan ROA dan ROE berpengaruh terhadap harga saham, dan sebaliknya EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham. Penelitian yang dilakukan Pribawanti (2007) yang berjudul analisis pengaruh rasio keuangan terhadap total return saham pada perusahaan industri manufatur yang membagikan deviden di BEJ, sampel pada penelitian sebanyak 30 perusahaan, hasil pada penelitian ini adalah Secara simultan variabel Quick Asset to Inventory (QAI), Net Profit Margin (NPM), Return on Asset (ROA), Debt to Total Asset (DTA), Debt to Equity Ratio (DER), dan Earning per Share (EPS) terhadap Total Return saham. Secara parsial variabel QAI tidak signifikan berpengaruh terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial 0,46% secara parsial variabel NPM berpengaruh secara signifikan terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 4,05%, secara parsial variabel ROA berpengaruh secara signifikan terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 4,5%, secara parsial variabel DTA berpengaruh secara signifikan terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 9,7 %, secara parsial variabel DER berpengaruh secara signifikan terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 6,8%, secara parsial variabel EPS berpengaruh secara signifikan terhadap Total Return saham dengan koefisien determinasi parsial sebesar 12,4%.
28
Tabel 2.2 Tinjauan Peneliti Terdahulu No
Nama Peneliti (tahun penelitian)
Judul Penelitian
Variabel Penelitian
Hasil Penelitian
1
Akroman (2009)
ROA, ROE dan EVA dan Harga Saham
ROA dan ROE berpengaruh terhadap harga saham, dan sebaliknya EVA tidak berpengaruh terhadap harga saham
2
Tika Maya Pribawanti (2007)
analisis pengaruh rasio keuangan terhadap total return saham pada perusahaan industri manufatur yang membagikan deviden di BEJ analisis pengaruh rasio keuangan terhadap total return saham pada perusahaan industri manufatur yang membagikan deviden di BEJ
QAI, PM, ROA, DTA, DER dan EPS total retrun saham
QAI tidak signifikan berpengaruh terhadap total retrun saham secara parsial, NPM, ROA, DTA, DER dan EPS berpengaruh signifikan terhadap total retrun saham secara parsial. QAI, PM, ROA, DTA, DER dan EPS berpengaruh signifikan terhadap total retrun saham secara simultan.
29
2.3 Kerangka Konseptual
H1 ROA H3 Return Saham H2 ROE
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Sistem Du Pont Dalam Mengukur Kinerja Perusahaan
Laporan keuangan pada hakekatnya dapat memberikan informasi kepada para pemakai yaitu pihak eksternal, sebab informasi tersebut dapat memberikan alternatif pengambilan keputusan tentang entitas ekonomi bagi para pemakai. Pengambilan keputusan tentang entitas ekonomi dapat dilakukan jika para pemakai laporan keuangan dapat melakukan analisis pada laporan keuangan yang diterbitkan manajemen perusahaan untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja perusahaan. Pada umumnya untuk mengukur kinerja perusahaan menggunakan alat ukur kuantitatif yaitu indeks atau rasio, dan rasio yang digunakan dalam mengukur kinerja yaitu return on investasi (ROI) dan rasio on equity (ROE). ROI suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Dengan
30
demikian, hasil pengembalian investasi menunjukkan produktivitas dari seluruh dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri, semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya, apabila rasio ini semakin tinggi maka semakin baik efektifitas manajemen dalam mengelola investasinya. Dan ROE merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri (equity). Rasio ini menunjukkan effesiensi penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi rasio ini, semakin baik artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat, demikian sebaliknya. Return saham memiliki keterkaitan dan hubungan dengan kinerja keuangan emiten yang dituangkan didalam laporan keuangan, return saham tercermin dari permintan pasar saham emiten yang semakin lama semakin meningkat, publisitas permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan naiknya harga saham sehingga investor akan mengalami keuntungan (capital gain). Penyebab naiknya harga saham dari waktu ke waktu, salah satu indikatornya adalah penyerapan informasi kinerja emiten oleh investor, yang tercermin didalam laporan keuangan, salah satu alat ukur investor untuk menilai perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik adalah melakukan analisis rasio profitabilitas. Sehingga rasio profitabilitas memiliki asosiasi positif terhadap return saham, apabila rasio profitabilitas naik maka return saham juga akan naik.
31
2.4 Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konsep dan teori, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu : 1. H1 : ROA berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan consumer goods di BEI pada tahun 2008 – 2011 secara parsial. 2. H2 : ROE berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan consumer goods di BEI pada tahun 2008 – 2011 secara parsial. 3. H3 : ROA dan ROE berpengaruh terhadap return saham pada perusahaan consumer goods di BEI pada tahun 2008 – 2011 secara simultan.
32