BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kendaraan Bermotor Roda Dua (Sepeda Motor) Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan
mekanik berupa mesin selain kendaraan yang berjalan di atas rel. Salah satu jenis kendaraan bermotor adalah sepeda motor. Sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda dua atau tiga tanpa rumah-rumah, baik dengan atau tanpa kereta samping (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 1993). Kondisi umum sepeda motor adalah: 1. Sepeda motor umumnya memiliki ukuran yang kecil, memiliki fleksibilitas dalam bermanuver dan kemudahan untuk parkir di mana saja. 2. Sepeda motor memiliki kemampuan dan kelincahan untuk melintas dan menerobos daerah kemacetan. 3. Ukuran berat sepeda motor umumnya ringan dan dapat dipindahkan oleh pengendara. 4. Harga sepeda motor murah dan mampu untuk dimiliki oleh banyak penduduk di negara berkembang atau dengan tingkat pendapatan ekonomi rendah. 5. Tingkat
keselamatan
merupakan
salah
satu
kendala
utama
dalam
perkembangan sepeda motor. Sepeda motor dianggap sebagai salah satu model berkendara yang lebih berbahaya.
2.2
Biaya Operasional Kendaraan. Biaya operasional kendaraan adalah semua biaya yang harus dikeluarkan oleh
operator sehubungan kepemilikan dan pengoperasian kendaraan untuk tujuan komersial dan terdiri dari biaya tetap dan tidak tetap. Biaya operasional kendaraan dapat digambarkan dengan grafik hubungan biaya operasional dan pengeluaran yang digunakan untuk mengoperasikan kendaraan. (Morlok,1991).
4
Gambar 2.1 Grafik Hubungan Biaya Operasional Dan Pengeluaran.
2.2.1
Biaya tetap (Fixed cost) Biaya tetap (fixed cost) adalah semua biaya kendaraan yang jumlah
pengeluarannya tidak terpengaruhi oleh jumlah frekuensi operasi kendaraan. Biaya tetap tergantung waktu dan tidak terpengaruh dengan penggunaan kendaraan. Komponen-komponen biaya tetap terdiri dari: a. Biaya penyusutan kendaraan (Despresial) Adalah biaya yang dikeluarkan penyusutan nilai ekonomi kendaraan akibat keausan teknis karena melakukan operasional b. Biaya asuransi Biaya asuransi terdiri dari asuransi kendaraan dan asuransi Jasa Raharja. Dengan membayar asuransi kendaraan maka kendaraan terlepas dari resiko membayar akibat kecelakaan dan kehilangan kendaraan. c. Biaya adminisatrasi Biaya administrasi adalah biaya yang dikeluarkan oleh pemilik atau pengemudi secara periodik. Biaya adaministrasi terdiri dari: - STNK yaitu biaya untuk setiap kendaraan yang dikeluarkan setiap lima tahun sekali tetapi pembayaran pajaknya dilakukan setiap tahun sesuai dengan peraturam yang berlaku.
5
2.2.2
Biaya Tidak Tetap (Standing Cost) Biaya tidak tetap (standing cost) adalah semua biaya operasional kendaraan
yang jumlah pengeluarannnya dipengaruhi oleh jumlah frekuensi kendaraan, misalnya biaya pemakaian bahan bakar. Biaya tidak tetap juga disebut biaya variabel (variable cost), karena biaya ini sangat bervariasi dan tergantung dari hasil produksi, seperti jarak tempuh. Komponen-komponen biaya tidak tetap terdiri dari: a. Biaya pemakaian bahan bakar Biaya pemakaian bahan bakar adalah biaya untuk pembelian bahan bakar yang digunakan untuk pengoperasian kendaraan dan tergantung dari jarak tempuh yang dilakukan untuk setiap liter bahan yang digunakan. Faktorfaktor yang mempengaruhi pemakaian bahan bakar adalah : -
Cuaca dan ketinggian lokasi Cuaca akan mempengaruhi kinerja kendaraan dan ketinggian lokasi akan berpengaruh pada mesin kendaraan.
-
Teknik mengemudi Teknik mengemudi dengan menjalankan kendaraan pada gigi rendah dapat mempengaruhi penggunaan bahan bakar.
-
Kondisi kendaraan Kondisi kendaraan yang usianya semakin tua dan tidak terawat dengan baik akan meningkatkan penggunaan bahan bakar.
-
Tingkat pengisian Tingkat pengisian bahan bakar akan lebih besar pada saat kecepatan rendah ketika memiliki muatan penuh dibanding dengan keadaan kosong.
-
Kecepatan kendaraan Pemakaian bahan bakar akan berbeda sesuai dengan jenis kendaraan dan kecepatan kendaraan yang digunakan.
-
Permukaan jalan Permukaan jalan yang rusak atau tidak rata akan meningkatkan penggunaan bahan bakar.
6
b. Biaya pemakaian ban Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian ban dalam dan ban luar yang jangka waktu penggunaannya dihitung berdasarkan jarak tempuh kendaraan dalam kilometer, tetapi ada juga yang mengganti bannya secara periodik dalam hitungan bulan. Faktor-faktor yang mempengaruhi umur ban yaitu teknik mengemudi, iklim, kualitas ban, kondisi kendaraan, tingkat pengisian penumpang/muatan, pemukaan jalan, kecepatan kendaraan. c. Biaya perawatan dan pemeliharaan kendaraan Biaya perawatan dan pemeliharaan kendaraan adalah biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan dan perawatan. Besarnya biaya perawatan kendaraan ditentukan berdasarkan jarak dan jangka waktu. Faktor yang mempengaruhi biaya pemeliharaan kendaraan adalah: - Umur dan kondisi kendaraan - Kondisi dan jenis permukaan jalan - Kecepatan kendaraan d. Biaya minyak pelumas Biaya minyak pelumas adalah biaya yang dikeluarkan untuk
pembelian
minyak pelumas.
2.3
Analisis Biaya Operasional Kendaraan Analisis biaya operasional kendaraan pernah dilakukan di Semarang oleh
Warsiti (2003). Alat tranportasi yang diteliti adalah sepeda motor. Penelitian yang dilakukan adalah menganalisis biaya operasional dan memodelkan biaya operasional kendaraan sepeda motor. Metode regresi yang digunakan adalah regersi linier. Pada penelitian ini sepeda motor dibagi berdasarkan jenis, tahun perakitan dan kapasitas sepeda motor. Hasil yang diperoleh pada hasil penelitian tersebut adalah biaya operasional untuk jenis motor 4 tak lebih besar dibanding sepeda motor 2 tak. Untuk pemodelan biaya tidak tetap yang dihasilkan dari penelitian ini adalah:
7
i. Biaya oli mesin 4 tak : Y = 600,5 x 0.9289 2 tak : Y = 686,86 x 0.8433 1) Biaya servis 4 tak : Y = 510,95 x 1.1169 2 tak : Y = 456,32 x 0.8989 2) Biaya pergantian ban luar Y = 394.68 x 0.9991 3) Biaya pergantian ban dalam Y = 314.98 x 0.8103
2.4
Metode Perhitungan Biaya Operasional Kendaraan Ada beberapa metode perhitungan BOK, yaitu : 1. Metode Departemen Perhubungan komponen lengkap dan sesuai dengan pengeluaran pada pengoperasian kendaraan. Metode ini digunakan apabila hanya menganalisis satu jenis kendaraan saja seperti angkutan umum, karena dalam perhitungan ini akan menganalisis semua kendaraan dari kecepatan maka sebaiknya jika hanya menganalisis satu jenis kendaraan menggunakan metode dari PCI (Pasific Consultant International). 2. Metode DLLAJ (Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan) yaitu hampir sama dengan metode Departemen Perhubungan namun ada komponen-komponen biaya yang dimasukkan hanya 50% dari biaya sebenarnya seperti biaya KIR, retribusi terminal dan hal ini sudah tentu akan menyebabkan hasil perhitungan akan lebih kecil dari BOK yang sebenarnya. 3. Metode ITB hampir sama dengan metode Departemen Perhubungan tetapi pada pemeliharaan kendaraan metode ini tidak mencantumkan untuk servis besar atau servis kecil. 4. Metode PCI (Pasific Consultant International) yaitu metode yang menggunakan kecepatan kendaraan dalam perhitungan biaya operasional
8
kendaraan tanpa memperhitungkan faktor- faktor yang lain, yang berpengaruh terhadap hal tersebut. 5. Model HDM III, dimana model ini menggunakan hubungan antara variabel bebas kecepatan perjalanan rata-rata (V) dan indeks kekasaran permukaan jalan (IRI) dan model ini dikembangkan oleh World Bank untuk perencanaan pemeliharaan jalan khusus di negara berkembang. 6. Metode Abelson, ini dipakai di Australia. Metode ini dipakai pada jalan perkotaan di mana kecepatan rata-rata kurang dari 50 km/jam.
2.4.1 Metode Dinas Perhubungan Pada metode ini komponen-komponennya lengkap sesuai dengan pengeluaran yang dibutuhkan dalam pengoperasian kendaraan. 1. Biaya tetap (fixed cost) Biaya tetap adalah biaya yang tidak berubah-ubah atau tidak terpengaruh karena pengoperasian kendaraan. Biaya tetap terdiri dari empat komponen yaitu: -
Penyusutan kendaraan Penyusutan kendaraan angkutan umum dihitung dengan menggunakan metode garis lurus. Untuk kendaraan baru, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga kendaraan baru, termasuk BBM dan ongkos angkut, sedangkan untuk kendaraan lama, harga kendaraan dinilai berdasarkan harga perolehan. Penyusutan Kendaraan =
............... (2.1)
Nilai residu adalah 20% dari harga kendaraan -
Bunga Modal Bunga modal dihitung dengan rumus: Bunga Modal/Thn =
................. (2.2)
Dimana: n = masa pengembalian
9
Bila pembelian kendaraan dilakukan secara kredit, maka komponen bunga modal ini tidak diperhitungkan lagi. -
Pajak Iuran Kendaraan Kendaraan yang dioperasikan untuk pelayanan umum biasanya diharuskan untuk membayar pajak. Pajak kendaraan biasanya dibayarkan untuk jangka waktu satu tahun sekali yang besarnya sudah ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan ukuran dan tahun kendaraan. Pajak Kendaraan =
-
............................................. (2.3)
Pendapatan Awak Kendaraan Penghasilan awak kendaraan sangat tergantung dengan output produksi pelayanan yang dihasilkannya, di mana cara kerja sangat berpengaruh di samping itu waktu aktivitas masyarakat juga berpengaruh. Pada saat jam sibuk tentunya akan banyak penumpang yang naik-turun, demikian juga untuk hari-hari libur dan hari-hari tertentu yang menjadi hari pasar di daerah-daerah tertentu. Pendapatan Awak Kendaraan =
..... (2.4)
2. Biaya berubah (variable cost) Berbeda dengan biaya tetap, biaya berubah (variable cost) besarnya bergantung pada pengoperasian kendaraan. Biaya berubah ini terdiri dari: -
Bahan bakar minyak (BBM) Besarnya penggunaan bahan bakar kendaraan ini sangat tergantung dengan kondisi kendaraan, kondisi jalan yang dilalui serta cara pengemudi menjalankan kendaraannya. Untuk kondisi kendaraan yang masih baik dan dengan kondisi jalan yang relatif lurus dan datar, pengalaman serta cara pengemudi yang lebih pengalaman akan lebih irit pemakaian bahan bakarnya. Tetapi dengan kondisi sebaliknya tentu akan menghabiskan bahan bakar yang lebih banyak. Biaya BBM =
...................................................... (2.5)
10
-
Ban Secara umum, fungsi dari ban untuk semua jenis kendaraan, baik roda dua, roda empat atau lebih, truk bahkan sepeda sekalipun tetap sama yaitu untuk menahan beban, meredam guncangan, meneruskan fungsi pengereman dan traksi ke permukaan jalan, dan mengendalikan arah gerak kendaraan. Biaya Ban =
-
............................ (2.6)
Servis kecil Servis kecil dilakukan dengan patokan km-tempuh antar-servis yang baiknya dilakukan setelah 4.000 km-tempuh disertai penggantian oli mesin, gemuk, oli rem serta upah servis. BSk = BOm + Bg +BOr + Us ............................................................. (2.7) Dimana: BSk
: Biaya servis kecil
BOm : Biaya pengisian oli mesin (jumlah pemakaian oli x harga/l) BOr
: Biaya pengisian oli rem (jumlah pemakaian oli x harga/l)
Bg
: Biaya gemuk
Us
: Upah servis
Jadi servis kecil = -
..................................................... (2.8)
Servis besar Servis besar dilakukan setelah beberapa kali servis kecil atau dengan patokan km-tempuh yaitu 12.000 yaitu penggantian oli mesin, oli gardan, oli tranmisi, oli rem, gemuk, filter udara, filter oli, upah servis dan lain-lain. BSb= BOm + BOg + BOr + BOt + BFu + BFo + Bg+ Us ................ (2.9) Dimana: BSb : Biaya servis besar Bog : Biaya pengisian oli gardan (jumlah pemakaian oli x harga/l) BOm : Biaya pengisian oli mesin (jumlah pemakaian oli x harga/l) BOr : Biaya pengisian oli rem (jumlah pemakaian oli x harga/l) BOt : Biaya pengisian oli transmisi (jumlah pemakaian oli x harga/l)
11
BFu : Biaya penggantian filter udara (frekuensi ganti x harga) BFo : Biaya penggantian filter oli (frekuensi ganti x harga) Bg
: Biaya gemuk (frekuensi ganti x harga)
Us
: Upah servis
Jadi servis besar = -
.............................................. (2.10)
General overhaul Overhaul (turun mesin) dilakukan pada kendaraan yang usianya sudah mencapai lebih dari 5 (lima) tahun dikarenakan keadaan kondisi mesin kendaraan yang sudah mulai aus karena pemakaian yang terlalu lama. Agar kendaraan dapat berfungsi dengan baik, overhaul angkutan umum penumpang sebaiknya dilakukan setelah 150.000 km. Biaya overhaul/Thn =
-
............... (2.11)
Penambahan oli mesin Penambahan oli mesin dilakukan setelah km-tempuh, pada km tertentu. Namun pada kenyataannya kendaraan umum di lapangan, selalu diadakan penambahan oli. Hal ini dikarenakan kondisi kendaraan yang sudah beroperasi beberapa lama sehingga terjadi kebocoran oli pelumas ke dalam pembakaran.
............ (2.12)
Penambahan oli = -
Cuci kendaraan Kendaraan umum sebaiknya dicuci setiap hari dengan tujuan agar penumpang merasa nyaman ketika menggunakan jasa angkutan umum tersebut. Cuci kendaraan =
-
....................................... (2.13)
Asuransi Biaya asuransi terdiri dari asuransi kendaraan dan asuransi Jasa Raharja. Dengan membayar asuransi kendaraan maka kendaraan terlepas dari resiko membayar akibat kecelakaan dan kehilangan kendaraan.
12
Asuransi =
.................................................. (2.14)
2.4.2 Metode PCI ( Pasific Consultant International ) Secara teoritis biaya operasional kendaraan dipengaruhi oleh sejumlah faktor termasuk kondisi dan jenis kendaraan, lingkungan dan kebiasaan pengemudi serta kondisi jalan. Dalam praktik, biaya tersebut diestimasi untuk jenis-jenis kendaraan yang mewakili golongannya dan dinyatakan dalam satuan bervariasi tergantung waktu dan tempat. Perkembangan teknologi juga dapat membuat model estimasi yang pernah ada menjadi tidak relevan dan tidak memberikan hasil prediksi yang teliti lagi pada saat ini. Di Indonesia terdapat beberapa model perhitungan BOK, khususnya yang dikembangkan untuk keperluan sistem pengelolaan pemeliharaan jalan ataupun model-model BOK untuk keperluan studi kelayakan jalan. Berikut adalah modelnya
13
Tabel 2.1 Pemodelan Biaya Operasional kendaraan Menurut PCI ( Pasific Consultant International ) Bentuk Model Biaya Operasional kendaraan Jenis Kendaraan Kendaraan ringan
Y = 0,05693S² - 6,42593S + Y = 0,00037S² - 0,04070S + Y = 0,0008848S 269, 18576 2,20403 0,0045333
Pemeliharaan Suku cadang – Y = 0,0000064S 0,0005567
Kendaraan berat bus
Y = 0,21692S² - 24,15490S+ Y = 0,00209S² - 0,24413S + Y = 0,0012356S 954, 78624 13,29445 0,00064667
– Y = 0,0000332S 0,0005567
+
Kendaraan berat truk
Y = 0,21557S² - 24,17699S + Y = 0,00186S² - 0,22035S + Y = 0,0015553S 947, 8086 12,06436 0,0059333
– Y = 0,0000191S 0,0015400
+
Bahan Bakar
Minyak Pelumas
Ban
Bentuk Model Biaya Operasional kendaraan Jenis Kendaraan
Pemeliharaan Montir
Kendaraan ringan
Y = 0,00362S + 0,36267
Kendaraan berat bus
Y = 0,02311S + 1,97733
Kendaraan berat truk
Y = 0,01511S + 1,21200
Penyusutan
Asuransi
Sumber : Tamin,2003
Y = Pemakaian biaya operasional kendaraan per 1000 km S = Kecepatan rata-rata (Km/jam)
14
+
2.4.3
Metode DLLAJ ( Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan ) Dalam perhitungan biaya operasional kendaraan ini, dipergunakan dua buah
metode yaitu model PCI ( Pasific Consultant International ) untuk biaya operasional kendaraan ringan dan kendaraan berat tetapi untuk perhitungan BOK sepeda motor mengacu pada metode yang digunakan oleh DLLAJ Provinsi Bali - Konsultan PTS 1999. Sepeda motor adalah kendaraan yang banyak digunakan di Bali dan berpengaruh sangat signifikan terhadap karakteristik transportasi di Bali. Perhitungan BOK yang telah diteliti DLLAJ Provinsi Bali,Konsultan PTS 1999 adalah berdasarkan rumus sebagai berikut : VOC = a + b / V + cV² .........................................................(2.15) Dimana : VOC = biaya operasi kendaraan ( per km )
2.5
V
= kecepatan rata – rata ( km / jam )
a
= konstanta, nilainya 24
b,c
= koefisien, dengan nilai b = 596 dan c = 0,00370
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian menarik kesimpulan. Populasi dalam setiap penelitian harus disebutkan secara jelas yaitu besarnya anggota populasi serta wilayah penelitian yang dicangkup. Tujuan diadakan populasi adalah agar dilakukan penentuan besarnya anggota sampel yang diambil dari anggota populasi dan membatasi berlakunya daerah generalisasi. (Sugiyono,2010)
2.6
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
yang diambil dengan menggunakan teknik tertentu. Beberapa kriteria yang diperlukan dalam menentukan sampel adalah (Usman,1995):
15
1. Menentukan daerah generalisasi. 2. Memberi batas-batas yang tegas tentang sifat-sifat populasi. 3. Menentukan sumber-sumber informasi tentang populasi. 4. Memilih teknik sampling dan menghitung besaran anggota sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. 5. Merumuskan persoalan yang telah diteliti 6. Menentukan keterangan mengenai populasi yang diteliti 7. Mendefinisikan unit-unit dan istilah yang diperlukan 8. Menentukan unit sampling yang akan ditentukan 9. Menentukan skala pengukuran yang akan digunakan 10. Mencari keterangan yang terkait dengan pemasalahan yang akan dibahas 11. Menentukan ukuran sampel yang akan dianalisis 12. Menentukan prosedur sampel yang akan digunakan 13. Menentukan teknik pengumpulan data yang akan digunakan 14. Menentukan metode analisis yang akan digunakan
2.7
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menentukan sampel yang akan
digunakan dalam sebuah penelitian. Fungsinya adalah mereduksi anggota populasi sehingga kesimpulannya dapat dipertanggungjawabkan, meningkatkan ketelitian dalam menghitung data serta menghemat waktu, tenaga dan biaya. (Sugiyono,2010). Teknik pengambilan sampel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu : 1. Teknik sampel random (probability random) Teknik sampel random adalah pengambilan contoh secara acak (random) yang dilakukan secara undian, ordinal atau tabel bilangan random atau dengan komputer. Teknik ini terdiri dari empat macam yaitu : a.
Teknik sampling random sederhana (simple random sampling) Ciri utama sampling ini adalah setiap unsur dari keseluruhan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih. Caranya dengan menggunakan undian, ordinal, tabel bilangan random atau dengan
16
komputer. Keuntungannya adalah anggota sampel lebih mudah dan cepat
diperoleh.
Kelemahannya
adalah
kadang-kadang
tidak
mendapatkan data yang lengkap dari populasi. b.
Teknik sampling random bertingkat (stratified random sampling) Teknik sampel ini juga disebut dengan istilah teknik sampling berlapis, berjenjang dan petala. Teknik ini digunakan apabila populasinya heterogen atau terdiri dari kelompok-kelompok yang bertingkat. Penentuan tingkat berdasarkan karakteristik tertentu. Misalnya menurut usia, pendidikan, golongan/pangkat, pendapatan dan sebagainya. Teknik ini akan semakin baik apabila dilengkapi dengan menggunakan proporsional sehingga setiap tingkat diwakili oleh jumlah yang sebanding. Keuntungan menggunakan cara ini adalah
anggota
sampel
yang
diambil
lebih
representatif.
Kelemahannya adalah lebih banyak memerlukan usaha pengenalan terhadap karakteriktik populasi. c.
Teknik sampling kluster (cluster sampling) Teknik sampling ini disebut juga sebagai teknik sampling daerah, (conditional sampling). Teknik ini digunakan apabila populasi tersebar dalam beberapa daerah.
d.
Teknik sampling sistematis (systematical sampling) Teknik ini sebenarnya adalah teknik random sampling sederhana yang dilakukan secara ordinal. Artinya anggota sampel dipilih berdasarkan urutan tertentu.
e.
Teknik sampling proporsional (proporsional sampling) Teknik sampling proporsional yaitu sampel yang dihitung berdasarkan perbandingan.
2. Teknik sampling non random (nonpropability sampling) Teknik sampling non random disebut juga incidential sampling yaitu pengambilan contoh tidak secara acak. Adapun macam-macam teknik sampling non random yaitu:
17
a. Teknik sampling kebetulan (accidential sampling) Teknik sampling ini dilakukan apabila pemilihan anggota sampel dilakukan terhadap orang atau benda yang kebetulan ada atau dijumpai. b. Teknik sampling bertujuan Teknik ini digunakaan apabila anggota sampel dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian. c. Teknik sampling kuota Teknik sampling ini digunakan apabila sampel pada suatu tingkat dipilih dengan jumlah tertentu dengan ciri-ciri tertentu. Teknik sampling kuota sering dikacaukan dengan teknik sampling bertujuan.
2.8
Penentuan Jumlah Sampel Dalam penelitian ini digunakan metode pengambilan sampel dengan teknik
sampling random bertingkat (stratified random sampling). Adapun langkah-langkah menentukan jumlah sampel yang representatif adalah : 1. Melakukan survai pendahuluan untuk memeriksa apakah metode yang digunakan sesuai dengan data yang dibutuhkan. 2. Berdasarkan besaran tersebut maka dapat dihitung dengan rumus : Rata-rata (mean) Sampel .................................................................. (2.16) Dimana : = Nilai rata-rata = Nilai data sampel = Jumlah sampel Standar Deviasi ..................................................... (2.17)
18
Spesifikasi tingkat ketelitian yang diinginkan sebesar 95% yang berarti besarnya tingkat kesalahan sampling yang ditoleransi tidak lebih dari 5%, dengan kondisi seperti ini maka besarnya standart error yang dapat diterima yang ditunjukkan dalam tabel distribusi normal adalah 1,96 dari acceptable sampling error. Pada tingkat ketelitian 95% maka besarnya acceptable sampling error (Se) adalah sebesar 5% dari sampel mean sehingga ................................ (2.18) Dengan demikiam besarnya acceptable sampling error adalah ............................................................... (2.18) Secara sistematis besarnya jumlah sampel dari populasi dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Untuk populasi yang besarnya tak terhingga ................................................... (2.20) 2. Untuk jumlah populasi yang hingga ........................................................ (2.21) 2.9
Pengujian Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian.
Pengujian hipotesis akan membawa pada kesimpulan menolak atau menerima hipotesis. Dalam statistik dan penelitian terdapat dua macam hipotesis yaitu hipotesis nol dan hipotesis alternatif. Hipotesis nol diartikan sebagai tidak adanya perbedaan antara parameter dan statistik atau tidak adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. Sedangkan hipotesis alternatif adalah adanya perbedaan antara ukuran populasi dan ukuran sampel. (Sugiyono,2010) Pengujian statistik dapat dibagi menjadi tiga (3) macam yaitu : a.
Hipotesis deskriptif
19
Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan. Pengujian hipotesis deskriptif pada dasarnya merupakan pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu. b.
Hipotesis komparatif Hipotesis komparatif adalah pernyataan yang menunjukan dugaan nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda. Pengujian komparatif berarti menguji parameter populasi berbentuk perbandingan melalui ukuran sampel yang juga berbentuk ukuran sampel.
c.
Hipotesis asosiatif Hipotesis asosiatif adalah suatu pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau lebih dalam populasi yang akan diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil dalam populasi. Langkah awal pembuktiannya dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi antar variabel dalam sampel baru kemudaian koefisien tersebut diuji signifikansinya.
Dalam penelitian ini pengujian yang dipilih adalah pengujian hipotesis asosiatif karena akan dilakukan pengujian variabel yang mempengaruhi biaya operasional kendaraan.
2.10 Analisis Regresi Linier Berganda Analisa regresi adalah suatu hubungan yang diperoleh dan biasanya dinyatakan dalam persamaan matematik yang menggambarkan hubungan fungsional antara variabel-variabel. Regresi linier berganda adalah suatu model pengamatan terhadap sampel atau data di mana pengamatan dipengaruhi lebih dari satu variabel independen dan variabel dependen. Fungsi dari regresi linier adalah untuk mendapatkan pengaruh dua variabel dan mencari hubungan fungsional variabel. Bentuk umum dari model regresi linier berganda adalah : ................................................
(2.22)
Dimana : 20
y = Peubah tidak bebas n = jumlah data a0,a1,a2,an = konstanta regresi x1,x2,xn
= peubah bebas
Analisis regresi linier berganda adalah suatu metoda statistik. Untuk penggunaannya terdapat beberapa asumsi yang diperlukan yaitu : 1. Nilai peubah khususnya peubah bebas mempunyai nilai tertentu atau merupakan nilai yang didapat dari hasil survai. 2. Peubah tidak bebas (Y) harus mempunyai hubungan korelasi linier dengan peubah bebas (X). jika hubungan tersebut tidak linier, transformasi linier harus dilakukan, meskipun batasan ini akan mempunyai implikasi lain dalam analisis residual. 3. Efek peubah bebas pada peubah tidak bebas merupakan penjumlahan dan harus ada korelasi yang kuat antara sesama peubah bebas. 4. Variasi peubah tidak bebas terhadap garis regresi harus sama untuk semua nilai peubah bebas. 5. Nilai peubah bebas sebaiknya merupakan besaran yang relatif mudah diproyeksikan 6. Nilai peubah tidak bebas harus tersebar normal atau minimal mendekati normal. Berikut adalah langkah-langkah dalam analisis regresi linier berganda : 1.
Mencari koefiesien a0, a1 a2 an Dalam menentukan nilai koefisien dapat dipermudah dengan membuat tabel penolong untuk tabel regresi linier berganda yaitu
Tabel 2.2 Tabel Penolong Regresi Linier Berganda No
1 2
21
n
Sumber : Usman,2005
Dari tabel tersebut maka dapat dihitung
2.
Masukan nilai-nilai di atas ke dalam persamaan :
22
2.11 Analisis Kolerasi Analisis korelasi adalah isitilah dalam statistik yang menyatakan derajat hubungan linier antara dua variabel atau lebih. Hubungan antara variabel yang ada bukanlah hubungan sebab akibat melainkan hanya hubungan searah saja. Korelasi berguna untuk mencari hubungan antara peubah tidak bebas dan peubah bebas. Berikut ini adalah langkah-langkah dalam menghitung koefisien korelasi ganda (r) : 1.
Menghitung nilai korelasi ganda (r) dengan rumusan ............................................................... (2.23)
2.
Menentukan batasan nilai r Nilai r tersebar antara +1 dan -1 sehingga dapat ditulis -1≤ r ≥ +1. Untuk r = +1 disebut hubungan positif sempurna dengan hubungan sangat tinggi. Sebaliknya r = -1 disebut hubungan negatif sempurna dengan hubungannya tidak langsung sangat tinggi. Interpretasi dari nilai r dapat diuraikan dalam tabel 2.3 Tabel 2.3 Interpretasi nilai r Nilai r 0 0.01 – 0.20 0.21 – 0.40 0.41 – 0.60 0.61 – 0.80 0.81 – 0.99 1
Interpretasi Tidak ada korelasi Sangat rendah Rendah Agak rendah Cukup Tinggi Sangat tinggi
Sumber : Usman,2005
3.
Menentukan koefisien determinasi (
4.
Menentukan kriteria pengujian signifikansi R dengan taraf signifikansi sebesar 5% yang terdiri dari a. Ha
: Signifikan atau terdapat hubungan linier
b. H0
: Tidak Signifikan atau tidak terdapat hubungan linier
c. Ha
:R ≠0
23
d. H0
: R= 0
Pengujian signifikan dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
................................................................. (2.24) Selanjutannya nilai F hitung dapat dibandingkan dengan F yang terdapat pada tabel dengan dk pembilang adalah k dan dk penyebut adalah n-k-1. Jika F hitung ≥ F table Ha dapat diterima atau signifikan. 5.
Membuat kesimpulan.
24