BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Penyakit Demam Berdarah Dengue Demam berdarah dengue DBD) adalah penyakit yang ditandai dengan demam
tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas berlangsung terus menerus
selama 2-7 hari, Manifestasi perdarahan (petekie, purpura, perdarahan konjungtiva, epistaksis, ekimosis, perdarahan mukosa, perdarahan gusi), DBD pada umumnya menyerang anak-anak , tetapi dalam dekade terkhir ini terlihat adanya kecenderungan kenaikan proporsi pada kelompok umur dewasa, Penyebab DBD adalah virus dengue yang sampai sekarang dikenal 4 serotipe (Dengue -1 sampai Dengue 4) keempat serotipe virus ini telah ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa Dengue -3 sangat berkaitan dengan kasus DBD berat dan merupakan serotipe yang paling luas distribusinya disusul oleh Dengue -2, Dengue -1, Dengue – 4. Masa inkubasi DBD biasanya berkisar antara 4-7 hari, penularan DBD umumnya melalui gigitan Nyamuk Aedes aegypti meskipun dapat juga ditularkan oleh Aedes albopictus yang biasanya hidup di kebun-kebun. Nyamuk penular DBD ini terdapat hampir diseluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat – tempat dengan ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan laut. 2
B. Tanda dan Gejala DBD Penyakit ini didahului oleh demam tinggi yang mendadak terus menerus berlangsung 2-7 hari, panas dapat turun pada hari ke-3 yang kemudian naik lagi, dan pada hari ke-6 atau ke-7 panas mendadak turun, adapun tanda – tanda perdarahan ini terjadi di semua organ. Bentuk perdarahan dapat hanya berupa Uji Tourniquet (Rumple Leede)
positif atau dalam bentuk
satu atau lebih
menifestasi perdarahan (Petekie,Purpura, Ekimosis, perdarahan konjungtiva, Epistaksis, Perdarahan gusi, Hematemesis, Melena dan Hematuri ) 2
C. Kebiasaan Nyamuk Aedes aegypti a. Tempat perindukan diluar rumah : kaleng bekas, ban bekas, botol bekas dan lainlain (tempat yang dapat menampung air pada musim hujan) sedang dalam rumah : kolong tempat tidur, baju yang bergantung dan lain-lain (tempat- tempat yang gelap) b. Mencari mangsa 2 -3 hari sesudah keluar dari pupa, multiple bitter (menggigit berulang – ulang), keyang darah – bertelur perlu 2-5 hari, bertelur pertama kali 60 – 100 butir, aktifitas pagi (08.00 – 11.00), siang (15.00 – 17.00) c. Jarak terbang radius 200 meter dari tempat perindukan. d. Hinggap / beristirahat dalam rumah > 90 % pada benda tergantung , 10 % pada dinding
D. Memberantas Nyamuk Ae aegypti Langkah paling utama untuk memutus mata rantai nyamuk Aedes aegypti dilakukan dengan mengasap (Swing Fog) tiga kali sebulan dan paling baik dilaksanakan pagi dan harus bisa menjangkau setiap sudut ruangan, supaya nyamuk ini tidak sempat bertelur karna begitu nyamuk dewasa langsung dibunuh, tetapi metode ini membutuhkan biaya yang sangat besar, sedang yang paling murah biayanya dan mudah dalam melaksanakan yaitu dengan 3 M plus 8 Hingga saat ini pemberantasan nyamuk Ae aegypti merupakan cara utama yang dilakukan untuk memberantas DBD, karena vaksin untuk mencegah dan obat untuk membasmi virusnya belum tersedia. Cara pemberantasan yang dilakukan adalah terhadap nyamuk dewasa atau jentiknya.
Nyamuk dewasa Dengan insektisida (Fogging dan ULV )
Jentik
Fisik Kimia Biologi
1. Pemberantasan Nyamuk Dewasa Pemberantasan terhadap nyamuk
dewasa
dilakukan
dengan
cara
penyemprotan ( pengasapan / pengabutan = fogging ) dengan insektisida. mengingat kebiasaan nyamuk senang hinggap pada benda-benda bergantungan, maka
penyemprotan
tidak
dilakukan
di
dinding
rumah
seperti
pada
pemberantasan nyamuk penular malaria. Insektisida yang dapat digunakan antara lain insektisida golongan Organophospate
seperti : malation, Pyretroid
sintetic,misal : lamda sihalotrin, cypermetrin, alfametrin Alat yang digunakan untuk menyemprot adalah mesin Fog atau ULV dan penyemprotan dengan cara pengasapan tidak mempunyai efek residu, untuk membatasi penularan virus dengue penyemprotan dilakukan dua siklus dengan interval satu minggu. Pada penyemprotan siklus pertama, semua nyamuk yang mengandung virus dengue (nyamuk infektif) dan nyamuk-nyamuk lainnya akan mati. Tetapi akan segera muncul nyamuk-nyamuk baru yang di antaranya akan mengisap darah penderita viremia yang masih ada yang dapat menimbulkan terjadinya penularan kembali. Oleh karena itu perlu dilakukan penyemprotan siklus kedua. Penyemprotan yang kedua dilakukan satu minggu sesudah penyemprotan yang pertama agar nyamuk baru yang infektif tersebut akan terbasmi sebelum menularkan pada orang lain.
9
Dalam waktu singkat, tindakan penyemprotan dapat membatasi penularan akan tetapi tindakan ini harus diikuti dengan pemberantasan terhadap jentiknya agar populasi nyamuk penular dapat tetap ditekan serendah-rendahnya. Dengan demikian bila ada penderita DBD atau orang dengan viremia, maka tidak dapat menular kepada orang lain. 2. Pemberantasan Jentik Pemberantasan terhadap jentik Ae aegypti yang
dikenal dengan istilah
Pembersihan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan dengan cara : 1. Fisik : Cara ini dikenal dengan kegiatan “3 M “ yaitu menguras dan menyikat bak mandi, bak WC, dan lain-lain; Menutup tempat penampungan air rumah tangga (tempayan, drum, dll); Serta mengubur, menyingkirkan atau memusnahkan barang-barang bekas (seperti kaleng ,ban ,dll). Pengurasan
tempat-tempat penampungan air (TPA) perlu dilakukan secara
teratur,
sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembang biak ditempat itu. Pada saat ini telah dikenal pula istilah “3 M plus “ yaitu kegiatan PSN yang diperluas. Bila PSN DBD dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka populasi nyamuk Aedes aegypti dapat ditekan serendah – rendahnya, sehingga penularan DBD tidak terjadi lagi. Untuk itu upaya penyuluhan dan motivasi kepada masyarakat harus dilakukan secara terusmenerus dan berkesinambungan, karena keberadaan jentik nyamuk berkaitan erat dengan perilaku masyarakat. 2. Kimia : Cara memberantas jentik Aedes aegypti
dengan menggunakan
insektisida pembasmi jentik (larvasida) ini antara lain dikenal dengan istilah larvasidasi. Larvasida yang biasa digunakan antara lain adalah temephos. Formulasi temephos yang digunakan adalah granules (sand granules). Dosis yang digunakan 1 ppm atau 10 gram (± 1 sendok makan rata) untuk tiap 100 liter air. Larvasida
dengan temephos ini mempunyai efek residu
3 bulan. selain itu dapat pula digunakan golongan insectgrowth regulator. 3. Biologi : Misal memelihara ikan pemakan jentik (ikan kepala timah , ikan gupi ,ikan cupang / tempali dll). Dapat juga
digunakan Bacillus thuringlensis var,
Israeliensis ( Bti ). 9
E. Penegakan Diagnosis Penegakan diagnosis Demam Berdarah Dengue berdasarkan kriteria WHO yaitu : 1. Panas tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung menetap antara 2 – 7 hari . 2. Adanya tanda-tanda perdarahan yang di tandai dengan : •
Uji tourniquet positif
•
Petikie (bintik-bintik perdarahan), mimisan , muntah darah , berak darah
3. Pembesaran hati .
4. Syock yang ditandai dengan nadi cepat dan lemah , hipotensi , kaki tangan dingin, kulit sembab , anak tampak gelisah atau ada penurunan kesadaran. Ditambah dengan hasil pemeriksaan laboratorium : a. Jumlah trombosit < 100.000 b. Hemokonsentrasi/darah kental ditandai dengan peningkatan hematokrit > 20 %. Grade / derajat Demam Berdarah Dengue : Grade -1 : Demam disertai gejala yang tidak khas dan satu-satunya manifestasi perdarahan adalah uji tourniquet yang positif Grade -2: Seperti derajat -1, disertai perdarahan spontan di
kulit dan atau
perdarahan lain. Grade -3: Didapatkan kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat
dan lemah, tekanan
nadi menurun, bibir pucat, kaki tangan dingin dan lembab dan penderita tampak gelisah Grade -4: Syock berat, nadi tidak teraba, tekanan darah tidak terukur . 2
F. Vektor Vektor penyakit DBD adalah nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopicus. Nyamuk ini mengalami metamorfosis sempurna. Mulai dari telur – larva – pupa – nyamuk dewasa. Stadium telur, larva dan pupa hidup didalam air. Telur akan menetas menjadi larva dalam jangka waktu 5-7 hari. Larva menjadi pupa 1-2 hari , pupa menjadi nyamuk dewasa butuh waktu 5-7 hari.
Jadi
dari
telur
sampai
menjadi nyamuk dewasa membutuhkan waktu antara 10–14 hari. Umur nyamuk dewasa dapat mencapai 2-3 bulan. Jarak terbang nyamuk ini adalah 100 meter. 10 Nyamuk Aedes aegypti mempunyai ciri-ciri berwarna hitam belang-belang putih pada seluruh tubuhnya. Berkemabng biak di tempat penampungan air yang bersih. Nyamuk Aedes aegypti tidak dapat berkembang biak di selokan, got atau kolam yang airnya langsung berhubungan dengan tanah. Biasanya menggigit pada pagi hari jam 08.00 – 11 dan sore antara jam 15.00 – 17.00 Jentik Nyamuk Aedes aegypi ukurannya 0,5 – 1 cm dan selalu bergerak aktif terutama saat ada cahaya lampu senter, pada saat disorot senter gerakannya aktif naik
turun berulang – ulang., adapun tempat perindukannya dibedakan: Sementara : terdiri dari berbagai macam tempat penampungan air (TPA) termasuk kaleng bekas, ban bekas, pecahan botol, talang air, vas bunga dan tempat yang dapat menampung genangan air bersih, Permanen : TPA untuk keperluan rumah tangga seperti bak penampungan air, reservoir air, bak mandi, gentong air dan bak cuci tangan di kamar mandi, Alamiah : genangan air pada pohon seperti pohon pisang , pohon kelapa , pohon aren, potongan bambu, dan lubang pohon.
11
Adapun faktor yang ikut mempengaruhi kejadian DBD antara lain : 1. Pemakaian Repellent : Pemakaian repellent yang kurang tepat dimungkinkan juga dapat mempengaruhi kejadian DBD karna umumnya masyarakat terbiasa memakai repellent kalau mau beranjak tidur malam padahal nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor DBD bekerjanya / menggigit pada pagi dan sore hari. 2. Sanitasi : Kepadatan dan mobilitas penduduk juga dapat menyebabkan suatu daerah menjadi lingkungan kumuh yang berdampak pada sanitasi kesehatan dalam keluarga menjadi buruk hal ini merupakan faktor pendukung penyebaran penyakit DBD. 3. Pemakaian Obat Nyamuk Kebanyakan masyarakat beranggapan bahwa fogging atau pengasapan merupakan cara untuk menghentikan kasus demam berdarah, anggapan tersebut sangatlah keliru karma dengan fogging hanya nyamuk dewasa saja yang terbunuh disamping biayanya mahal hal ini kurang tepat, keberhasilan pencegahan penyakit DBD sangat bergantung pada pengendalian vektornya, yaitu nyamuk Aedes aegypti / Aedes albopictus. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode, seperti metode lingkungan, biologis dan kimiawi
metode
lingkungan
mencakup
pemberantasan
sarang
nyamuk,pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembang biakan nyamuk, hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah cara lain yang dianggap efektif adalah dengan kombinasi “ 3 M Plus “ yaitu menutup, menguras, menimbun serta melakukan beberapa tindakan plus seperti memelihar ikan pemakan jentik,menabur larvasida, menggunakan kelambu pada waktu
tidur,memasang kasa menyemprot dengan insektisida,menggunakan repellent memasang obat nyamuk dan memeriksa jentik secara berkala. 12 4. Keberadaan Jentik Kualitas PSN mempengaruhi keberadan jentik baik cara pengurasan maupun keteraturan dalam melaksanakan PSN, tempat penampungan air yang sulit untuk dikuras dan juga kebersihan lingkungan seperti sampah yang dapat menampung air pada waktu hujan tidak dibuang secara benar dapat dijadikan tempat perindukan nyamuk penular DBD 5.
Kualitas PSN Pembersihan sarang nyamuk (PSN) merupakan langkah tepat dan jitu yang dapat kita lakukan dalam rangka penanggulangan Demam Berdarah. Banyak masyarakat awam mempunyai anggapan yang salah yaitu yang paling utama dalam melakukan penanggulangan penyakit DBD ini adalah fogging, pendapat ini salah karena fogging hanya akan membunuh nyamuk dewasa saja. Jadi jentik – jentiknya tidak akan ikut terbasmi dengan cara tersebut, penggunaan abate juga hanya terbatas untuk tempat– tempat penampungan air yang besar dan sulit untuk dikuras, sebenarnya PSN ini harus dilakukan pada saat jumlah kasus DBD ada pada titik terendah , jadi bukan dilakukan pada saat banyak terjadi kasus DBD. 13 Tujuannya supaya tercipta lingkungan yang sehat bebas jentik nyamuk, langkah PSN yaitu : Menguras : tempat – tempat penampungan air seperti bak mandi, WC, tong, tempayan, drum, tempat minum binatang, vas bunga dll minimal seminggu sekali. Jangan lupa apabila kita menguras bak mandi kita juga menyikat dinding bak tersebut, Menutup: Menutup rapat– rapat tempat penampungan air agar nyamuk tidak dapat masuk dan berkembang biak, Mengubur: Mengubur atau menyingkirkan barang– barang bekas yang dapat menampung air terutama saat hujan seperti kaleng bekas,botol – botol bekas, plastik bekas , bekas minuman gelas plastik, ban bekas dan lain-lain. Langkah PSN ini harus di imbangi dengan perilaku hidup sehat. Hindari menggantung pakaian, bersihkan kamar – kamar yang gelap dan lembab, lipatan korden atau tirai karena lingkungan yang gelap dan lembab sangat di sukai oleh nyamuk Ae aegypti. 13
Disamping memaksimalkan kegiatan 3M, fogging (pengasapan) dan pemberian obat nyamuk sebetulnya salah satu cara yang paling ramah lingkungan dan sangat mungkin dilakukan adalah memanfaatkan tanaman anti
nyamuk
(bioinsektisida hidup pengusir nyamuk) artinya jenis tanaman ini dalam kondisi hidup mampu menghalau nyamuk tanpa perlu diolah terlebih dulu diantaranya Suren (Tonne sureni Merr), Zodia (Evodia suaveolens Scheff), Lavender (Lavandula latifolia Chaix), Geranium (Geranium homeanum Terez), dan Salasih (Ocimum spp) tanaman ini mengandung zat ekstraktif yang menghasilkan aroma yang tidak disukai serangga termasuk nyamuk.
14
G. Kerangka Teori Infeksi Sekunder
Keberadaan Jentik
Musim
Kualitas PSN
Kejadian DBD
Pemakaian Repellent
Suhu
Pemakaian Obat Nyamuk
Imunitas
H. Kerangka Konsep
Variabel bebas
Variabel terikat
Pemakaian Repellent
Pemakaian Obat Nyamuk Kejadian DBD Kualitas PSN
Keberadaan Jentik
I. Hipotesis
-
Ada hubungan antara Pemakaian repellent dengan kejadian DBD
-
Ada hubungan antara Pemakaian obat nyamuk dengan kejadian DBD
-
Ada hubungan antara Kualitas PSN dengan kejadian DBD
-
Ada hubungan antara Keberadaan jentik dengan kejadian DBD