BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Tinjauan Umum Mengenai Pasar Modal
2.1.1. Pengertian Pasar Modal
Pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang (Samsul:2006:43). Menurut Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan pasar modal sebagai "kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek". Sementara itu, menurut Dr. Eduardus Tandelilin, (2010:26) Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagai pasar untuk melakukan kegiatan jual-beli sekuritas yang umumnya berkaitan dengan Penwaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek, dan memiliki umur lebih dari satu tahun seperti saham dan obligasi.
Pasar modal berfungsi sebagai lembaga perantara (intermediaries). Fungsi
ini menunjukkan peran penting pasar dalam menunjang perekonomian karena modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak pasar
yang kelebihan dana. Perusahaan yang membutuhkan dana dapat menjual surat
berharganya di pasar modal. Disamping itu, pasar modal dapat mendorong
terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka
pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang
memberikan return yang paling optimal. Instrumen-instrumen
pasar
modal
Indonesia
yang memungkinkan
mobilisasi dana masih relatif terbatas jika dibandingkan dengan bursa-bursa dunia yang sudah mapan. Kendati demikian, dalam usia yang relatif muda, pasar modal Indonesia telah menjadi wahana penting diluar perbankan untuk menyediakan dana yang diperlukan dunia usaha melalui penjualan saham dan obligasi serta derivatifnya 2.1.2. Peranan Pasar Modal Menurut Rusdin dalam Rangga Aditya (2009:15), yang berjudul Pengaruh Rata-rata Harian Harga Saham LQ45 Terhadap IHSG, beberapa peranan pasar modal di Indonesia yaitu: a. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efekefek yang baru ditawarkan ataupun diperdagangkan di pasar modal. Sebaliknya, perusahaan dapat memperoleh dana yang dibutuhkan dengan
menawarkan instrumen keuangan jangka panjang melalui pasar modal tersebut.
b. Pasar modal memudahkan investor untuk melakukan alternatif berinvestasi
dengan memberikan keuntungan dengan sejumlah resiko tertentu. c. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan
berprospek baik.
d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan.
Keikutsertaan masyarakat dalam kepemilikan perusahaan akan mendorong perusahaan menerapkan manajemen secara lebih profesional, efisien dan berorientasi pada keuntungan, sehingga tercipta suatu kondisi "good govermance" serta keuntungan yang lebih baik bagi investor. e. Dengan keberadaan pasar modal, perusahaan-perusahaan akan lebih mudah memperoleh dana, sehingga akan mendorong perekonomian nasional menjadi lebih maju yang selanjutnya akan menciptaakan kesempatan kerja yang luas, serta meningkatkan pajak bagi pemerintah. Menurut Sunaryadi (2004:7-10) dalam buku Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, peranan pasar modal dibagi menjadi dua bagian yaitu peranan pasar modal dalam arti sempit dan dalam arti luas. Peranan pasar modal dalam arti sempit dapat dilihat dari lima segi, yaitu : a. Sebagai fasilitas untuk melakukan interaksi antara pembeli dengan penjual untuk menentukan harga saham atau surat berharga yang diperjualbelikan. b. Pasar Modal memberi kesempatan kepada para pemodal untuk menentukan imbal hasil (return) yang diharapkan.
c. Pasar modal memberi kesempatan kepada investor untuk menjual kembali saham yang dimilikinya atau surat berharga lainnya.
d. Pasar modal menciptakan kesempatan kepada masyarakat untuk berpartisipasi
dalam perkembangan suatu perekonomian. e. Pasar modal mengurangi biaya informasi dan transaksi surat berharga, dimana
biaya informasi dan transaksi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua
yaitu:
1. Biaya informasi (search information), informasi tentang perusahaan (emiten) 2. Biaya informasi termasuk mencari informasi tentang kelebihan atau kelemahan surat berharga. Sedangkan peranan pasar modal dalam arti luas dapat dilihat dari segi perekonomian suatu negara, yaitu : a. Fungsi Tabungan (Saving Finanction) Menabung dapat dilakukan dirumah dengan menabung dicelengan ataupun di bank, tetapi di masa yang akan datang nilai mata uang cenderung akan turun. Bagi penabung, metode yang akan digunakan seperti dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai akibat penurunan nilai mata uang, inflasi, risiko hilang, dan lain-lain. Apabila seseorang ingin mempertahankan nilai sejumlah uang yang dimilikinya, maka dia perlu mempertimbangkan agar kerugian yang akan dideritanya tetap minimal. Dengan melihat gambaran tersebut, para penabung perlu memikirkan alternatif menabung ke wilayah lain yaitu
investasi. Surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal memberi jalur yang begitu murah dan mudah, tanpa risiko untuk menginvestasikan dana.
b. Fungsi Kekayaan (Wealth Function)
Pasar modal adalah suatu cara untuk menyimpan kekayaan dalam jangka
panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat
dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan itu tidak
mengalami depresiasi (penyusutan) seperti aktiva lain.
c. Fungsi Likuiditas (Liquidity Funcition) Kekayaan yang disimpan dalam surat-surat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dengan biaya relatif murah dan lebih cepat. Dengan kata lain, pasar modal adalah ready market untuk melayani pemenuhan likuiditas para pemegang surat berharga. d. Fungsi Pinjaman (Credit Function) Pinjaman merupakan utang kepada masyarakat. Pasar modal bagi suatu perekonomian negara merupakan sumber pembiayaan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Pemerintah lebih mendorong pertumbuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang lebih mudah dan murah. Karena dilihat dari kenyataan bahwa pinjaman dari bank dunia mempunyai rate yang sangat tinggi. Sedangkan, perusahaan-perusahaan juga menjual obligasi di pasar modal untuk mendapatkan dana dengan biaya bunga rendah dibandingkan dengan bunga dari bank. Dana tersebut dapat dipakai untuk ekspansi atau sebagai jaminan dividen terhadap pemegang saham.
2.1.3
Instrumen Pasar Modal Instrumen pasar modal pada umumnya lebih dikenal dengan sebutan
sekuritas. Sekuritas (security) atau juga disebut efek atau surat berharga,
merupakan aset-aset finansial (financial asset) yang menyatakan klaim keluarga.
Undang-undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 mendefinisikan efek adalah surat
berharga, yaitu surat pengakuan hutang, surat berharga komersial, saham,
obligasi, tanda bukti hutang, unit penyertaan investasi kolektif , kontrak berjangka
atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Sekuritas diperdagangkan di pasar finansial (financial market), yang terdiri dari pasar modal dan pasar uang. Menurut Tandelilin (2010:30), Pasar modal (capital market) pada prinsipnya merupakan pasar untuk sekuritas jangka panjang baik berbentuk hutang maupun ekuitas (modal sendiri) serta berbagai produk turunannya. Berbagai sekuritas jangka panjang yang saat ini diperdagangkan di pasar modal Indonesia antara lain adalah saham biasa dan saham preferen, obligasi perusahaan dan obligasi konversi, obligasi negara, bukti right, waran, kontrak opsi, kontrak berjangka, dan reksa dana. 1.
Saham Dari salah satu website, http://www.bapepam.go.id menyatakan bahwa
saham adalah sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
a.
Saham biasa (common stock) Saham biasa adalah jenis efek yang paling sering digunakan oleh emiten untuk memperoleh dana dari masyarakat dan juga merupakan jenis yang
paling populer di pasar modal. Jenis ini memiliki karakteristik seperti:
Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan jikaperusahaan dilikuidasi.
Hak suara proporsional pada pemilihan direksi serta keputusan lain yang
ditetapkan pada Rapat Umum Pemegang Saham.
Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan disetujui di alam Rapat Umum Pemegang Saham.
Hak memesan efek terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat.
b.
Saham preferen (preffered stock) Menurut M. Samsul (2006:45), saham preferen adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak istimewa ini akan diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasok dana ke perusahaan sewaktu
mengalami
kesulitan
keuangan.
dalam
website,
www.bapepam.go.id, saham preferen memiliki karakteristik sebagai berikut:
Hak pembayaran dividen dalam jumlah tetap.
dilikuidasi.
2.
Hak klaim lebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan
dapat dikonversikan menjadi saham biasa. Obligasi (bonds)
Obligasi adalah tanda bukti perusahaan memiliki utang jangka panjang
kepada masyarakat yaitu diatas 3 tahun (Samsul:2006:45). Sedangkan menurut
Eduardus Tandelilin, dalam Portofolio dan Investasi, obligasi merupakan sertifikat atau surat berharga yang berisi kontrak antara investor sebagai pemberi dana dengan penerbitnya peminjamnya. Obligasi dapat dibedakan menurut siapa penerbitnya, sebagai berikut :
Obligasi negara (goverment bond), adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah Republik Indonesia. Obligasi yang diperdagangkan di BEI antara lain meliputi obligasi negara seri fixed rate, seri variable rate, seri zero coupon, obligasi ritel, surat pembendaharaan negara.
Obligasi perusahaan atau obligasi korporasi (corporate bond) adalah obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan baik perusahaan swasta maupun perusahaan negara (BUMN).
3.
Obligasi konversi (convertible bond) Memiliki karakteristik yang sama dengan obligasi biasa yang mempunyai nominal, memberikan kupon, dan mempunyai jatuh tempo, namun perbedaannya dengan obligasi biasa adalah dapat ditukar dengan saham biasa. Obligasi konversi mencantumkan persyaratan untuk melakukan
konversi. Persyaratan konversi ini tidak sama antar obligasi konversi satu
4.
dengan yang lainnya. Bukti right
Menurut Tandelili (2010:37), bukti right atau sering disebut right saja
merupakan sekuritas yang memberikan hak kepada pemegang saham lama
untuk membeli saham baru perusahaan pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu.
5.
Waran Menurut Tandelilin (2010:39), waran adalah hak untuk membeli saham pada waktu dan harga yang sudah ditentukan sebelumnya. Waran biasanya dijual bersamaan dengan sekuritas lainnya seperti obligasi dan saham, dan periode perdagangannya adalah jangka panjang, umumnya antara 3 sampai dengan 5 tahun.
6.
Kontrak opsi (option contract) Menurut Tandelilin (2010:46), kontrak opsi adalah suatu perjanjian yang memberi pemiliknya hak, tetapi bukan kewajiban untuk membeli atau menjual suatu aset tertentu (tergantung pada jenis opsi) pada harga tertentu selama waktu tertentu. Pengertian call dan put adalah penting bagi opsi. Pemilik call option mempunyai hak, tetapi bukan kewajiban untuk membeli aset induk atau aset acuan (underlying asset) pada harga tetap selama waktu tertentu. Sedangkan pemilik put option mempunyai hak, tetapi bukan kewajiban untuk menjual aset induk pada harga tetap selama waktu tertentu.
7.
Kontrak berjangka (future contract)
Menurut Tandelilin (2010:45) kontrak berjangka merupakan suatu
perjanjian yang dibuat hari ini yang mengharuskan adanya transaksi
dimasa yang akan datang. 8.
Reksa Dana
Menurut Tandelilin (2010:48), reksa dana adalah suatu jenis instrumen investasi yang merupakan wadah yang berisi sekumpulan sekuritas yang
dikelola oleh perusahaan investasi dan dibeli oleh investor. Berdasarkan bentuk hukumnya, reksa dana dibedakan menjadi dua, yaitu: 1. Reksa dana berbentuk perseroan Perusahaan yang menerbitkan reksa dana menghimpun dana investor dengan cara menjual saham reksa dana yang selanjutnya diinvestasikan pada berbagai jenis sekuritas di pasar modal maupun pasar uang. Di indonesia, reksa dana ini dikelompokan lagi menjadi dua, yaitu (a) reksa dana terbuka, dan (b) reksa dana tertutup. 2. Reksa dana kontrak investasi kolektif. Reksa dana kontrak investasi kolektif merupakan kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian yang mewakili investor.Kontrak ini memberikan wewenang kepada manajer investasi untuk mengelola portofolio investasi kolektif dan kepada bank kustodian untuk melaksanakan penitipan kolektif. Di Indonesia, tipe reksa dana ini hanya ada dalam bentuk reksa dana terbuka dan mendominasi reksa dana di pasar.
2.2.
Tinjauan Umum Mengenai Investasi
2.2.1. Pengertian Investasi
Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang (Tandelilin:2010:2). Selain itu, ada beberapa definisi tentang investasi menurut beberapa ahli lain, diantaranya :
Menurut Jogiyanto (2010:5), "Investasi adalah penundaaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu yang tertentu.
Menurut Sunariyah, dalam jurnal Bahan Kuliah Manajemen Investasi (2012), " Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang".
Dari beberapa pengertian diatas, investasi dapat diartikan sebagai penanaman sejumlah modal atau dana kedalam bentuk aktiva yang dapat berupa surat berharga, tanah atau emas dalam jangka waktu tertentu dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan dimasa yang akan datang. Kegiatan yang dapat dilakukan dengan berinvestasi antara lain, menginvestasikan sejumlah dana pada aset real (seperti tanah, emas, mesin atau bangunan) maupun aset finansial (seperti deposito, saham ataupun obligasi). Pihak-pihak yang melakukan kegiatan investasi disebut investor. Investor pada umumnya bisa digolongkan menjadi dua, yaitu investor individual (individual /
retail investors) dan investor institusional (institutional investors). Investor individual terdiri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi, sedangkan investor institusional terdiri dari perusahaan-perusahaan asuransi,
lembaga penyimpanan dana (bank dan lembaga simpan pinjam), lembaga dana
pensiun, maupun perusahaan investasi.
2.2.2. Tujuan Investasi
Untuk mencapai suatu efektifitas dan efisiensi dalam keputusan maka diperlukan ketegasan akan tujuan yang diharapkan. Begitu pula halnya dalam bidang investasi perlu menetapkan tujuan yang hendak dicapai yaitu: a.
Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut.
b.
Trciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan (profit actual).
c.
Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham.
d.
Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa. Menurut Tandelilin, (2010:7) Pada dasarnya, tujuan seseorang melakukan
investasi adalah untuk 'menghasilkan sejumlah uang'. Secara khususnya, ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain sebagai berikut :
1.
Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang.
2.
mengurangi tekanan inflasi.
3.
Dorongan untuk menghemat pajak.
Maka dari itu, alasan utama seseorang melakukan kegiatan investasi adalah untuk mendapatkan keuntungan (return).
2.2.3
Bentuk-bentuk Investasi Menurut Irham dan Yovi, (2011:7) dalam Teori Portofolio Dan Analisis
Investasi, dalam aktivasinya investasi pada umumnya dikenal ada dua bentuk
investasi, yaitu:
a.
Real investment Investasi nyata (real investment) secara umum melibatkan asset berwujud, seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik.
b.
Financial investment (financial investment) Investasi keuangan (financial investment) melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond).
2.2.4
Tipe-tipe Investasi Pihak yang memiliki kelebihan dana dan ingin berinvestasi maka ia dapat
memilih dan memutuskan tipe aktiva keuangan yang investor inginkan. Dalam hal ini ada dua tipe investasi yang dapat dipilih, yaitu: a.
Investasi langsung (Direct investment) Investasi langsung adalah mereka yang memiliki dana dapat langsung berinvestasi dengan membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui para perantara atau berbagai cara lainnya. Ada beberapa macam investasi langsung, yaitu: 1.
Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan Tabungan
Deposito
2.
Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan
A. Investasi langsung di pasar uang
T-bill
Deposito yang dapat dinegosiasikan
B. Investasi langsung di pasar modal
a. Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed income securities)
T-bond
Federal agency securities
Municipal bond
Corporate bond
Convertible bond
b. Saham-saham (equity securities)
3.
Saham preferen (preffered stock)
Saham biasa (common stock)
Investasi langsung di pasar turunan a. Opsi
Waran (warrant)
Opsi put (put option)
Opsi call (call option)
b. Future contract
b.
Investasi tidak langsug (Indirect investment) Investasi tidak langsung adalah mereka yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi dengan tidak terlibat secara langsung atau
pembelian aktiva keuangan cukup dengan memegang dalam bentuk saham
atau obligasi saja. Mereka yang melakukan kebijakan indirect investment
umumnya cenderung tidak terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu perusahaan. Menurut Jogiyanto (2010:10) investasi tidak
langsung merupakan pembelian saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Investasi ini dilakukan dengan membeli surat-surat berrharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana yang diperoleh untuk diinvestasikan ke dalam portofolionya. 2.2.5
Proses Investiasi Menurut Irham dan Yovi (2011:9), dalam Teori Portofolio dan Analisis
Investasi secara umum proses manajemen investasi meliputi 5 (lima) langkah, yaitu: a. Menetapkan Sasaran Investasi Penetapan sasaran artinya melakukan keputusan yang bersifat fokus atau menetapkan target sasaran terhadap yang akan di investasikan. Penetapan sasaran investasi adalah sangat disesuaikan dengan apa yang akan ditujukan pada investasi tersebut. Jika sasaran investasi adalah dalam bentuk penyaluran
kredit maka berarti investasi tersebut dalam bentuk lembaga perbankan, leasing, bank perkreditan dan sejenisnya yang bertugas untuk menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kepada publik yang mengalami
kekurangan dana. b. Membuat Kebijakan Investasi
Paada tahap proses yang kedua ini menyangkut dengan bagaimana perusahaan
mengelola dana yang berasal dari stock, bond dan lainnya uuntuk kemudian di
distribusikan ke tempat-tempat yang dibutuhkan. Perhitungan pendistribusian dana ini haruslah dilakukan dengan prinsip kehati-hatian (prudential principle) karena berbagai hal akan bisa timbul pada saat dana tersebut tidak mampu untuk ditarik kembali. Juga perlu bagi pihak perusahaan memperhitungkan tentang beban pajak (tax) yang akan ditanggung nantinya. c. Memilih Strategi Portofolio Ini menyangkut keputusan peranan yang akan diambil oleh pihak perusahaan, yaitu apakah bersifat aktif atau pasif saja. Pada saat perusahaan melakukan investasi aktif maka semua kondisi tentang perusahaan akan dengan cepat tergambarkan di pasar saham. Investasi aktif akan selalu mencari informasi yang tersedia dan kemudian selanjutnya mencari kombinasi portofolio yang paling tepat untuk dilaksanakan. Sedangkan cara pasif hanya dapat dilihat pada indeks rata-rata saja, atau dengan kata lain berdasarkan pada reaksi pasar saja tanpa asa sikap aktraktif.
d. Memilih Aset Disini pihak perusahaan berusaha memilih asset investasi yang nantinya akan memberi return yang tertinggi (maximal return). Return disini dilihat sebagai
keuntungan yang akan mampu diperoleh. e. Mengukur dan Mengevaluasi Kinerja
Tahap ini adalah menjasi tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk melihat
kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang telah
dilakukan selama ini telah betul-betul maksimal atau belum. Jika belum maka sebaiknya segera melakukan perbaikan agar kerugian tidak akan terjadi kedepan nantinya. Bagaimanapun perusahaan berharap akan memperoleh keuntungan yang bersifat suistainability dan bukan hanya keuntungan yang diperoleh sesaat saja (stimulus profit). 2.3.
Tinjauan Umum Mengenai Saham
2.3.1. Pengertian Saham Saham atau ekuitas adalah surat berharga yang sudah dikenal masyarakat. Saham sering didefinisikan juga sebagai tanda penyertaan modal atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan atau perusahaan terbatas. Sedangkan menurut M. Samsul (2006:45), saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (Stockholder). Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Wujud saham berupa selembar kertas yang menerangkan siapa pemiliknya. Akan tetapi, sekarang ini sistem tanpa warkat sudah dilakukan di
pasar modal dimana bentuk kepemilikan tidak lagi berupa lembaran saham yang nama pemiliknya tapi sudah berupa account atas nama pemilik atau saham diberi warkat. tanpa
2.3.2. Jenis-jenis Saham
Saham dibagi menjadi dua jenis yaitu:
1.
Saham Biasa Saham biasa merupakan saham yang menempatkan pemiliknya paling junior atau akhir terhadap pembagian dividen dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikuidasi. Sebagai pemilik, pemegang saham biasa suatu perusahaan mempunyai hak suara proporsional pada berbagai keputusan penting perusahaan antara lain pada persetujuan keputusan dalam rapat umum pemegang saham (RPUS). Selain itu, pemegang saham biasa bisa memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan. Saham biasa ini memiliki beberapa jenis, yaitu: -
Blue Chip-Stock (Saham Unggulan) Saham unggulan adalah saham dari perusahaan yang dikenal secara nasional dan memiliki sejarah laba, pertumbuhan, dan manajemen yang berkualitas. Saham-saham IBM dan Du Pont merupakan contoh blue chip.
-
Growth Stock
Growth stock adalah saham-saham yang diharapkan memberikan
pertumbuhan laba yang lebih tinggi dari rata-rata saham-saham lain,
dan karenanya mempunyai PER yang tinggi.
Defensive Stock (saham-saham defensif) Saham-saham defensif adalah saham yang cenderung lebih stabil
dalam masa resesi atau perekonomian yang tidak menentu berkaitan
dengan dividen, pendapatan, dan kinerja pasar. -
Cyclical Stock Cyclical stock adalah sekuritas yang cenderung naik nilainya secara cepat saat ekonomi semarak dan jatuh juga secara cepat saat ekonomi lesu.
-
Seasonal Stock Seasonal stock adalah perusahaan yang penjualannya bervariasi karena dampak musiman, misalnya karena cuaca dan liburan.
-
Speculative Stock Speculative stock adalah saham yang kondisinya memiliki tingkat spekulasi yang tinggi, yang kemungkinan tingkat pengembalian hasilnya adalah rendah atau negatif. Biasanya dipakai untuk memberi saham pada perusahaan pengeboran minyak.
2.
Saham Preferen Saham preferen (prefered stock) adalah saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan yang tetap, tetapi juga bisa tidak mendatangkan
hasil seperti yang dikehendaki investor. Namun tidak sepopuler saham
biasa dan obligasi. Menurut Jogiyanto Hartono, (2010:112) terdapat
beberapa karakteristik pada saham preferen yaitu :
a. Preferen terhadap Dividen Saham preferen mempunyai hak menerima dividen terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa. Saham preferen juga umumnya memberikan hak dividen kumulatif, yaitu memberikan hak kepada
pemegangnya
untuk
menerima
dividen
tahun-tahun
sebelumnya yang belum dibayarkan. sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya. b. Preferen pada Waktu Likuidasi Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai nominal saham preferennya termasuk semua dividen yang belum dibayar jika bersifat kumulatif. Karena karakterisstik ini, investor umumnya menganggap saham preferen lebih kecil risikonya dibandingkan dengan saham biasa. Akan tetapi jika dibandingkan dengan bond, saham preferen dianggap lebih berisiko, karena klaim dari pemegang saham preferen dibawah klaim dari pmegang bond.
Ada beberapa macam dari saham preferen ini diantaranya adalah :
Untuk menarik minat investor yang menyukai saham biasa, beberapa saham preferen menambah bnetuk didalamnya yang memungkinkan
1. Convertible Preffered Stock
pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan. Pertukaran dari saham preferen ke saham biasa tidak menimbulkan keuntungan (gain) atau kerugian (loss) di perusahaan emiten. Di perusahaan emiten, nilai yang dicatat untuk saham-saham ini adalah sebesar nilai nominalnya dicatat sebagai rekening Agio Saham (Paid-in Capital in Excess of Par Value). Selain itu dalam catatan perusahaan emiten, nilai pasar saat penukaran tidak diperhitungkan karena alasannya adalah pertukaran saham tersebut dilakukan langsung dengan perusahaan. 2. Callable Preffered Stock Bentuk lain dari saham preferen adalah memberikan hak kepada perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini dari pemegang saham pada tanggal tertentu dimasa yang akan datang dengan nilai yang tertentu. Harga tebusan ini biasanya lebih tinggi dari nilai nominal sahamnya. 3. Floating atau Adjustable-rate Preffered Stock (ARP) Saham prferen ini merupakan saham inovasi baru di Amerika Serikat yang dikenalkan pada tahun 1982. Saham preferen ini tidak membayar dividen secara tetap, tetapi tingkat dividen yang dibayar tergantung
dari tingkat return dari sekuritas t-bill (treasury bill). Saham preferen
tipe baru ini cukup populer sebagai investasi jangka pendek untuk
investor yang mempunyai kelebihan kas.
3. Saham Treasuri
Menurut Jogiyanto (2010:120), saham treasuri adalah saham milik
perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang
nantinya dapat dijual kembali. Perusahaan emiten membeli kembali saham yang beredar sebagai saham treasuri dengan alasan-alasan sebagai berikut: 1.
Akan digunakan dan diberikan kepada manajer-manajer atau karyawan-karyawan di dalam perusahaan sebagai bonus dan kompensasi dalam bentuk saham .
2.
Meningkatkan volume perdagangan di pasar modal dengan harapan meningkatkan nilai pasarnya.
3.
Menambahkan jumlah lembar saham yang tersedia untuk digunakan menguasai perusahaan lain.
4.
Mengurangi jumlah lembar saham yang beredar untukmenaikkan laba per lembarnya.
5.
Alasan khusus lainyya yaitu dengan mengurangi jumlah saham yang beredar sehingga dapat mengurangi kemungkinan parusahaan lain untuk menguasai jumlah saham secara mayoritas dalam rangka pengambilan alih tidak bersahabat (hostile takeover).
2.3.3. Harga Saham
Saham merupakan pilihan investasi yang cepat mengalami perubahan dan
terhadap berbagai suatu informasi yang berkembang. Menurut Sawidji rentan
Widoatmojo dalam www.jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/saham-definisi-jenis-
dan-faktor-yang.html, harga saham dapat dibedakan menjadi 3 (tiga), yaitu: a.
Harga Nominal Harga nominal yaitu harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang
ditetapkan oleh emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya harga nominal memberikan arti penting saham karena deviden minimal biasanya ditetapkan berdasarkan nilai nominal. b.
Harga Perdana Harga ini menerapkan pada waktu harga tersebut dicatatat di buersa efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh penjamin emisi (underwriter) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.
c.
Harga Pasar Jika harga perdana menerapkan harga jual dari perjanjian emisi kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang satu dengan investor yang lain. Hal ini terjadi seetelah saham tersebut dicatat di bursa. Transaksi disini tidak lagi melibatkan emiten dari penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder dan harga inilah yang benarbenar mewakili harga perusahaan penerbitnya, karena pada transaksi di
pasar sekunder, kecil sekali terjadi negosiasi harga investor dengan
perusahaan penerbit. Harga yang setiap hari diumumkan si surat kabar atau media lain adalah harga pasar.
2.4.
Tinjauan Umum Tentang Indeks Harga Saham
2.4.1. Pengertian Indeks Harga Saham
Indeks harga saham adalah indikator atau cerminan pergerakan harga
saham. Indeks harga saham merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal, khususnya saham. (www.idx.co.id) Menurut Sunariyah, dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Rata-rata Harian Harga Saham LQ45 Terhadap IHSG (2009), mengatakan bahwa indeks harga ssaham merupakan catatan terhadap perubahan-perubahan maupun pergerakan harga saham sejak mulai pertama kali beredar sampai pada suatu saat tertentu. 2.4.2. Jenis-Jenis Indeks Harga Saham Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa juga meningkat. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham. Sekarang ini Bursa Efek Indonesia memiliki 11 macam indeks harga saham yang secara terus-menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik, sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar
modal. Kesebelas indeks harga saham tersebut adalah sebagai berikut: (www.idx.co.id)
1. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Indeks ini menggunakan semua emiten yang tercatat sebagai komponen
perhitungan indeks. Indeks ini diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1
April 1983 dengan hari dasar perhitungan indeks adalah tanggal 10 Agustus
1982 dengan nilai 100 dan jumlah emiten yang tercatat pada waktu itu adalah
sebanyak 13 emiten. Indeks harga saham gabungan seluruh saham adalah suatu nilai yang digunakan untuk mengukur kinerja gabungan seluruh saham yang tercatat di suatu bursa efek. Artinya, untuk mengukur kinerja saham yang dimasukkan dalam perhitungan seluruh saham yang tercatat di bursa tersebut. Ada dua metode untuk menghitung Indeks Harga Saham Gabungan adalah sebagai berikut: a. Metode rata-rata (Average Method) Pada metode ini, harga pasar saham-saham yang dimasukkan dalam perhitungan indeks tersebut dijumlahkan kemudian dibagi dengan suatu faktor pembagi tertentu. Rumus indeks harga saham gabungan dengan metode rata-rata adalah :
Keterangan : IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan
P base
= Harga Dasar Saham
Ps
= Harga Pasar Saham
b. Metode rata-rata tertimbang (Weight Average Method)
Pada metode ini, dalam perhitungan indeks menambahkan pembobotan
disamping harga dasar saham. Ada dua ahli yang mengemukakan metode
ini, yaitu: 1. Metode Paasche
Keterangan : IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan Ps
= Harga Pasar Saham
Ss
= Jumlah saham yang dikeluarkan (outstanding shares)
P base
= Harga Dasar Saham
Dalam rumus diatas, (Ps x Ss) adalah jumlah nilai kapitalisasi pasar seluruh saham yang tergabung dalam indeks yang bersangkutan. Sedangkan (Pbase x Ss) merupakan jumlah seluruh nilai dasar dari saham-saham yang bergabung dalam indeks yang bersangkutan. Jadi, metode ini membandingkan kapitalisasi pasar seluruh saham dengan nilai dasar seluruh saham yang tergantung dalam suatu indeks. Maka dari itu, makin besar kapitalisasi suatu saham, maka akan memberikan
pengaruh yang sangat besar jika terjadi perubahan harga pada saham
yang bersangkutan
2. Metode Laspeyres
Keterangan :
IHSG = Indeks Harga Saham Gabungan Ps
= Harga Pasar Saham
S0
= Jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar
P base
= Harga Dasar Saham
Pada metode Laspeyres diatas, jumlah saham yang dikeluarkan pada hari dasar dan tidak bisa berubah selamanya walaupun ada pengeluaran saham baru. Sedangkan Paasche menggunakan jumlah saham yang berubah jika ada pengeluaran saham baru. 2. Indeks Sektoral Indeks sektoral BEI adalah sub indeks dari IHSG. Semua emiten yang tercatat di BEI diklasifikasikan ke dalam sembilan sektor menurut klasifikasi industri yang telah ditetapkan BEI, yang diberi nama JASICA (Jakarta Industrial Clasification). Kesembilan sektor tersebut adalah: A. Sektor-sektor Primer (Ekstratif)
Sektor 1
: Pertanian
Sektor 2
: Pertambangan
B. Sektor-sektor Sekunder (Industri Pengolahan / Manufaktur)
Sektor 3
: Industri Dasar dan Kimia
Sektor 4
: Aneka Industri
Sektor 5
: Industri Barang Konsumsi
C. Sektor-sektor Tersier (Industri Jasa / Non-manufaktur)
Sektor 6
: Properti dan Real Estate
Sektor 7
: Transportasi dan infrastruktur
Sektor 8
: Keuangan
Sektor 9
: Perdagangan, Jasa dan Investasi
Selain sembilan sektor tersebut diatas, BEI juga menghitung Indeks Industri Manufaktur (Industri Pengolahan) yang merupakan gabungan dari emitenemiten yang terklasifikasikan dalam sektor 3, sektor 4, dan sektor 5. Indeks sektoral diperkenalkan pada tanggal 2 januari 1996 dengan nilai awal indeks adalah 100 untuk setiap sektor dan menggunakan hari dasar tanggal 28 Desember 1995. 3. Indeks LQ45 Indeks LQ45 terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas (liquid) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Selain penilaian atas likuiditas, seleksi atas emiten-emiten tersebut juga mempertimbangkan kapitalisasi pasar.
Kriteria Pemilihan Saham Indeks LQ45 Sejak diluncurkan pada bulan Februari 1997 ukuran utama likuditaas tansaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sesuai dengan perkembangan pasar dan untuk lebih mempertajam kriteria likuiditas,
maka sejak bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi
transaksi dimasukkan sebagai ukuran likuiditas. Sehingga kriteria suatu
emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45 adalah
mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
2. Aktivitas transaksi di pasar reguler, yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi.
3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler. 4. Kapitalisasi pasar pada periode tertentu. 5. Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut diatas, akan dilihat juga keadaan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut.
Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham
Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau perkembangan kinerja emitenemiten yang masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Setiap tiga bulan sekali dilakukan evaluasi atas pergerakan urutan saham-saham tersebut. Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus.
Komisi Penasehat
Untuk menjamin kewajaran (fairness) pemilihan saham, BEI juga dapat meminta pendapat kepada komisi penasehat yang terdiri dari para ahli dari Bapepam-LK, Universitas dan profesional di bidang pasar modal yang independen.
Hari Dasar Indeks LQ45
Indeks LQ45 diluncurkan pada bulan Februari 1997. Untuk mendapatkan
data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang digunakan adalah
tanggal 13 juli 1994, dengan nilai indeks sebesar 100. 4. Jakarta Islamic Indeks (JII)
Pada tanggal 3 Juli 2000, PT. Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan PT.
Danareksa Investment Management (DIM) meluncurkan indeks saham yang
dibuat berdasarkan syariah Islam yaitu Jakarta Islamic Index (JII). Indeks ini diharapkan menjadi tolak ukur kinerja saham-saham yang berbasis syariah serta uuntuk lebih mengembangkan pasar modal syariah. Jakarta Islam Index (JII) terdiri dari 30 saham yang dipilih dari saham-saham yang sesuai dengan syariah Islam. Pada awal peluncurannya, pemilihan saham yang masuk dalam kriteria syariah melibatkan pihak Dewan Pengawas Syariah PT. Danareks Investment Management. Akan tetapi seiring perkembangan pasar, tugaas pemilihan saham-saham tersebut dilakukan oleh Bapepam-LK, bekerjasama dengan Dewan Syariah Nasional. Hal ini tertuang dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor II.K.1 tentang Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.
Kriteria Pemilihan Saham yang Memenuhi Prinsip-prinsip Syariah Dari sekian banyak emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia, terdapat beberapa emiten yang kegiatan usahanya belum sesuai dengan syariah, sehingga saham-saham tersebut secara otomatis belum dapat dimasukkan dalam perhitungan Jakarta Islamic Index. Berdasarkan arahan Dewan
Syariah Nasional dan Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang
Penerbitan Efek Syariah, jenis kegiatan utama suatu badan usaha yang
dinilai tidak memenuhi syariah Islam adalah:
1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan
yang dilarang.
2. Menyelenggarakan jasa keuangan yang menerapkan konsep ribawi, jual beli risiko yang mengandung gharar dan maysir.
3. Memproduksi,
mendistribusikan,
memperdagangkan,
dan
atau
menyediakan : a. Barang dan atau jasa yang diharamkan karena zatnya (haram lidzatihi) b. Barang dan atau jasa yang haram bukan karena zatnya (haram lighairihi) yang ditetapkan oleh DSN-MUI, dan atau c. Barang dan atau jasa yang merusak moral dan bersifat mudarat. 4. Melakukan investasi pada perusahaan yang pada saat transaksi tingkat (nisbah) hutang perusahaan kepada lembaga keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya, kecuali investasi tersebut dinyatakan kesyariahannya oleh DSN-MUI. Sedangkan kriteria saham yang masuk dalam kategori syariah adalah : 1. Tidak melakukan kegiatan usaha sebagaimana yang diuraikan diatas. 2. Tidak Melakukan perdagangan yang tidak disertai dengan penyerahan barang/jasa ddan perdagangan dengan penawaran dan permintaan palsu.
3. Tidak melebihi rasio keuangan sebagai berikut:
a. Total hutang yang berbasis bunga dibandingkan dengan ekuitas
tidak lebih dari 82% (hutang yang berbasis bunga dibandingkan
dengan total ekuitas tidak lebih dari 45% : 55%)
b. Total pendapatan bunga dan pendapatan
tidak halal lainnya
dibandingkan dengan total pendapatan (revenue) tidak lebih dari 10%.
Kriteria Pemilihan Saham Jakarta Islamic Index Untuk menetapkan saham-saham yang masuk dalam perhitungan Jakarta Islamic Indeks dilakukan proses seleksi sebagai berikut: 1. Saham-saham yang akan dipilih berdasarkan Daftar Efek Syariah (DES) yang dikeluarkan oleh Bapepam-LK. 2. Memilih 60 saham dari Daftar Efek Syariah tersebut berdasarkan urutan kapitalisasi pasar tersebar selama 1 tahun terakhir. 3. Dari 60 saham tersebut, dipilih 30 saham berdasarkan tingkat likuiditas yaitu nilai transaksi di pasar reguler selama 1 tahun terakhir.
Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham Jakarta Islamic Index akan direview setiap 6 bulan, yaitu setiap bulan Januari dan Juli atau berdasarkan periode yang ditetapkan oleh BapepamLK yaitu pada saat diterbitkannya Daftar Efek Syariah. Sedangkan perubahan jenis usaha emiten akan dimonitor secara terus-menerus berdasarkan daata publik yang tersedia.
Hari Dasar Jakarta Islamic Index
Jakarta Islamic Index diluncurkan pada tanggal 3 juli 2000. Akan tetapi
untuk mendapatkan data historikal yang cukup panjang, hari dasar yang
digunakan adalah tanggal 2 Januari 1995, dengan nilai indeks sebesar 100. 5. Indeks Kompas100
Pada perayaan HUT PT. Bursa Efek Jakarta ke-15 tanggal 13 Juli 2007 dan
bertepatan dengan ulang tahun pasar modal ke 30, BEJ meluncurkan indeks
Kompas100. Indeks ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi para investor, pengelola portofolio serta fund manager sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam menciptakan kreatifitas (inovasi) pengelolaan dana yang berbasis saham. Proses pemilihan 100 saham yang masuk dalam penghitungan indeks Kompas100 ini mempertimbangkan faktor likuiditas, kapitalisasi pasar dan kinerja fundamental dari saham-saham tersebut.
Kriteria Pemilihan Saham Indeks Kompas100 Kriteria pemilihan saham adalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut: 1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan. 2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi. 3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler. 4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu. 5. Sebagai
saringan
terakhir,
BEI
juga
mengevaluasi
dan
mempertimbangkan faktor-faktor fundamental dan pola perdagangan.
6. BEI memiliki tanggung jawab penuh dalam pelaksanaan pemilihan
saham-saham yang termasuk dalam daftar indeks ini, dimana semua
keputusan akan diambil dengan mempertimbangkan kepentingan
investor maupun stakeholders lainnya.
Hari Dasar dan Evaluasi Indeks Untuk mendapatkan data historikal yang lebih lengkap, BEI menggunakan hari dasar perhitungan indeks pada tanggal 2 Januari 2002 dengan nilai
indeks pada saat itu sebesar 100. Sedangkan pergantian saham dan evaluasi akan dilakukan setiap 6 bulan sekali yaitu bulan Februari dan Agustus. 6. Indeks BISNIS-27 PT. Bursa Efek Indonesia bekerja sama dengan harian Bisnis Indonesia meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks BISNIS-27. Sebagai pihak yang independen dan fleksibel, dimana pemilihan konstituen indeks berdasarkan kinerja emiten dengan kriteria seleksi secara fundamental, historikal data transaksi (teknikal) dan akuntabilitas. Indeks ini diharapkan dapat menjadi salah satu indikator bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal Indonesia.
Kriteria Pemilihan Saham Indeks BISNIS-27 Indeks BISNIS-27 terdiri dari 27 saham yang dipilih berdasarkan kriteria fundamental, likuiditas transaksi dan akuntabilitas. Kriteria pemilihan saham tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kriteria Fundamental
Kriteria fundamental yang dipertimbangkan dalam pemilihan saham-
saham yang masuk dalam perhitungan Indeks BISNIS-27 adalah Laba
Usaha, Laba Bersih, Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE)
dan DER. Khusus untuk emitmen di sektor Perbankan, akan
dipertimbangkan juga faktor LDR dan CAR.
2. Kriteria Teknikal atau Likuiditas Transaksi Kriteria teknikal yang dipertimbangkan dalam pemilihan saham-saham
yang masuk dalam perhitungan Indeks BISNIS-27 adalah nilai, volume dan frekuens transaksi serta jumlah hari transaksi dan kapitalisasi pasar. 3. Akuntabilitas dan Tata Kelola Perusahaan Untuk meningkatkan kualitas pemilihan saham-saham yang masuk dalam indeks BISNIS27, dibentuk suatu komite indeks yang anggotanya terdiri dari para pakar di bidang pasar modal maupun dari akademisi. Anggota komite indeks tersebut memberikan opini dari sisi akuntabilitas, tata kelola perusahaan yang baik maupun kinerja saham.
Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham Bursa Efek Indonesia dan harian Bisnis Inndonesia secara rutin akan memantau komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks. Review dan pergantian saham yang masuk perhitungan indeks BISNIS-27 dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Mei dan November.
Hari Dasar
Indeks BISNIS-27 diluncurkan pada tanggal 27 Januari 2009, akan tetapi
untuk mendapatkan data historikal, hari yang digunakan untuk perhitungan
indeks adalah tanggal 28 Desember 2004 dengan nilai indeks adalah 100. 7. Indeks PEFINDO25
PT. Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan lembaga rating PEFINDO,
meluncurkan indeks harga saham yang diberi nama Indeks PEFINDO25.
Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan tambahan pedoman investasi bagi pemodal yaitu dengan membuat suatu benchmark indeks baru yang secara khusus membuat kinerja saham emiten kecil dan menengah (Small Medium Enterprises / SME) melalui kriteria dan metodologi yang konsisten.
Kriteria Pemilihan Saham Indeks PEFINDO25 Indeks PEEFINDO25 terdiri dari 25saham yang dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: Seleksi Awal Seleksi awal dilakukan untuk memilih saham yang berpotensi menjadi anggota indeks, yaitu dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1. Total Aset Total aset mempersentasikan size dari emiten SME, yaitu emitenemiten yang membili total aset di bawah Rp.1 triliun berdasarkan laporan tahunan auditan. 2. Tingkat pengembalian atas modal (Return on Equity / ROE)
ROE emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah emiten yang
memiliki ROE sama atau lebih besar dari rata-rata ROE emiten di
Bursa Efek Indonesia.
3. Opini akuntan publik atas laporan keuangan Auditan adalah Wajar
Tanpa Pengecualian (WTP)
4. Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sekurang-kurangnya 6 bulan.
Pemeringkatan Dari seleksi awal tersebut diperoleh daftar nama emiten yang berpotensi masuk dalam anggota indek PEFINDO25. Selanjutnya untuk memilih 25 saham yang terbaik, dilakukan pemerinkatan lebih lanjut dengan mempertimbangkan aspek likuiditas dan jumlah saham yang dimiliki oleh publik (free float).
Hari Dasar dan Evakuasi Indeks PEFINDO25 diluncurkan pada tanggal 18 Mei 2009. Untuk mendapatkan data historikal yang lebih lengkap Indeks PEFINDO25 menggunakan hari dasar tanggal 29 Desember 2005 dengan nilai awal indeks adalah 100. Review dan pergantian saham yang masuk perhitungan Indeks PEFINDO25 dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus.
8. Indeks SRI-KEHATI PT. Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (Yayasan KEHATI), meluncurkan indeks harga saham yang
diberi nama Indeks SRI-KEHATI. SRI adalah kependekan dari Sustainable
and Responsible Investment. Indeks ini dimaksudkan untuk memberikan
tambahan pedoman investasi bagi pemodal yaitu dengan membuat suatu
benchmark inideks baru yang secara khusus memuat emiten yang memiliki
kinerja yang sangat baik dalam mendorong usaha-usaha berkelanjutan, serta memiliki kesadaran terhadap lingkungan hidup, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik.
Kriteria Pemilihan Saham Indeks SRI-KEHATI Indeks SRI-KEHATI terdiri dari 25 saham yang dipilih berdasarkan kriteria sebagai berikut: Seleksi Awal 1. Total Aset 2. Price Earning Ration (PER) PER emiten yang termasuk dalam kriteria ini adalah yang memiliki PER positif. 3. Free Float Ratio Free float atau kepemilikan saham publik harus lebih besar dari 10%. Fundamental Dari seleksi awal tersebut diperoleh daftar nama emiten yang berpotensi masuk dalam anggota indeks SRI-KEHATI. Selanjutnya untuk memilih 25
saham yang terbaik, dilakukan peningkatan lebih lanjut dengan
mempertimbangkan aspek fundamental yaitu dengan mempertimbangkan
6 faktor utama sebagai berikut:
1. Environmental
2. Community
3. Corporate Governance 4. Human Rights
5. Business Behaviour 6. Labour Practices & Decent Work Dalam menentukan dan memilih saham-saham yang masuk dalam kriteria fundamental. Yayasan KEHATI menjalin kerjasama dengan independent data provider yaitu OWW-Consulting.
Evaluasi Indeks dan Penggantian Saham Bursa Efek Indonesia dan Yayasan KEHATI secara rutin akan memantau komponen saham yang masuk dalam perhitungan indeks. Review dan pergantian saham yang masuk perhitungan indeks SRI-KEHATI dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Mei dan November.
Hari Dasar Indeks SRI-KEHATI diluncurkan pada tanggal 8njuni 2009, akan tetapi untuk mendapatkan data historikal, hari dasar yang digunakan untuk perhitungan indeks adalah tanggal 28 Desember 2006 dengan nilai indeks adalah 100.
9. Indeks Papan Utama Emiten-emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia dibagi atas 2 Papan Utama dan Papan Pengembangan dimana penempatan dari emiten dan calon
emiten yang di setujui pencatatanya didasarkan pada persayaratan pencatatan
pada masing-masing papan pencatatan.
Papan Utama ditujukan untuk emiten yang mempunyai ukuran (size) besar dan
mempunyai track record yang baik. Sementara Papan Pengembangan
dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum dapat memenuhi persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang mempunyai prospektif bagus namun belum menghasilkan keuntungan dan merupakan sarana bagi perusahaan yang sedang dalam penyehatan.
Kriteria Pencatatan Kriteria Pencatatan di Papan Utama Calon emiten akan dicatatkan di Papan Utama apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan. 2. Sampai dengan diajukanya permohonan pencatatan, telah melakukan kegiatan operasional dalam usaha utama (core business) yang sama minimal 36 bulan berturt-turut. 3. Laporan keuangan telah diaudit 3 tahun buku terakhir,dengan ketentuan laporan keuangan
Auditan 2 tahun buku terakhir dan
Laporan Keuangan Auditan Interm terakhir (jika ada) memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
4. Berdasarkan Laporan Keuangan Auditan terakhir memiliki aktiva
Berwujud Bersih (Net Tangible Asset) minimal Rp100 miliar. 5. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang
bukan
merupakan Pemegang Saham Pengendali (minority shareholders)
setelah Penawaran Umum atau Perusahaan yang sudah tercatat di
Bursa Efek yang lain atau bagi Perusahaan Publik yang belum tercatat di Bursa Efek lain dalam periode 5 hari bursa sebelum permohonan
pencatatan, sekurang-kurangnya 100 juta saham atau 35% dari modal disetor (mana yang lebih kecil). 6. Jumlah pemegang saham paling sedikit 1.000 (seribu) pemegang saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek dengan ketentuan: Bagi calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran umum, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah pemegang saham setelah penawaran umum perdana. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari perusahaan publik, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah jumlah saham terakhir selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum mengajukan permohonan pencatatan. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain, maka
jumlah
pemegang
saham
tersebut
adalah
dihitung
berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan terakhir.
10. Indeks Papan Pengembangan Calon emiten akan dicatatkan di Papan Pengembangan apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Telah memenuhi persyaratan umum pencatatan saham.
2. Sampai diajukan permohonan pencatatan, telah melakukan kegiatan
operasional dalam usaha utama (core business) yang sama minimal 12 bulan berturut-turut.
3. Laporan Keuangan Auditan tahun buku terakhir yang mencakup minimal 12 bulan dan Laporan Keuangan Auditan Interm
terakhir (jika ada)
memperoleh pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). 4. Memiliki Aktiva Berwujud Bersih (Net tangible asset) minimal Rp5 miliar. 5. Jika calon emiten mengalami rugi usaha atau belum membukukan keuntungan atau beroperasi kurang dari 2 tahun, wajib: Selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-2 sejak tercatat sudah memperoleh laba usaha dan laba bersih berdasarkan proyeksi keuangan yang akan diumumkan di Bursa. Khusus bagi calon emiten yang bergerak dalam bidang yang sesuai dengan sifatnya usahanya memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencapai titik impas (seperti: infrastruktur, perkebunan tanaman keras, konsesi Hak Pengelolaan Hutan (HPH) atau Hutan Tanaman Industri (HTI) atau bidang usaha lain yang berkaitan dengan pelayanan umum, maka berdasarkan proyeksi keuangan calon perusahaan tercatat
tersebut selambat-lambatnya pada akhir tahun buku ke-6 sejak tercatat
sudah memperoleh laba usaha dan laba bersih.
6. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham yang merupakan
Pemegang Saham Pengendali (minority shareholders) setelah penawaran
umum atau perusahaan yang sudah tercatat di Bursa Efek lain atau bagi
Perusahaan Publik yang belum tercatat di Bursa Efek lain dalam periode 5 (lima) hari bursa sebelum pemohonan pencatatan, sekurang-kurangnya 50
juta saham atau 35% dari modal disetor (mana yang lebih kecil). 7. Jumlah pemegang saham paling sedikit 5000 (lima ratus) pemegang saham yang memiliki rekening Efek di Anggota Bursa Efek, dengan ketentuan: Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang melakukan penawaran umum, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah pemegang saham setelah penawaran umum perdana. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang berasal dari Perusahaan Publik, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah jumlah pemegang saham
terakhir
selambat-lambatnya
1
(satu)
bulan
sebelum
mengajukan permohonan pencatatan. Bagi Calon Perusahaan Tercatat yang tercatat di Bursa Efek lain, maka jumlah pemegang saham tersebut adalah dihitung berdasarkan rata-rata per bulan selama 6 (enam) bulan terakhir. 8. Khusus calon emiten yang ingin melakukan IPO, perjanjian penjaminan emisinya
harus
commitment).
menggunakan
prinsip
kesanggupan
penuh
(full
Per Desember 2009, dari 398 emitmen yang tercatat di Bursa Efek
Indonesia, 177 emitmen masuk dalam Papan Utama sedangkan sisanya sebanyak 221 emitmen masuk dalam Papan Pengembangan. Indeks Papan
Utama dan Indeks Papan Pengembangan adalah Indeks harga saham yang
diharapkan dapat menggambarkan pergerakan indeks di masing-masing papan
tersebut. jumlah saham yang digunakan untuk penghitungan indeks adalah
seluruh saham yang tercatat di masing-masing papan (kecuali beberapa saham
yang berdasarkan pertimbangan tertentu tidak masuk dalam penghitungan seluruh indeks yang ada). Indeks Papan Utama dan Indeks Papan Pengembangan diluncurkan pada tanggal 8 april 2002, dengan menggunakan nilai dasar tanggal 28 Desember 2001 dengan nilai indeks 100. pada saat itu, jumlah emitmen yang tercatat di Papan Utama adalah 34 emitmen dan di Papan Pengembangan adalh 287 emitmen serta porsi kapitalisasi pasar untuk masing-masing papan adalah 62% dan 38%. 11. Indeks Individual Indeks Harga Saham Individual (IHSI) pertama kali diperkenalkan pada tanggal 15 April 1983 dan mulai dicantumkan dalam Daftar Kurs Efek harian sejak tanggal 18 April 1983. Indeks ini merupakan indikator perubahan harga suatu saham dibandingkan dengan harga perdananya. Pada saat suatu saham pertama kali dicatatkan, indeks individualnya adalah 100. Berikut ini adalah rumus perhitungan IHSI.
Catatan : Untuk saham yang baru pertama kali dicatatkan, Harga Dasar = Harga
Perdana.
2.5.
Tinjauan Umum Mengenai Return
2.5.1. Pengertian Return Return merupakan hasil yang diharapkan akan diperoleh di masa mendatang dari investasi dan untuk mendapatkannya biasanya akan disertai dengan berbagai macam risiko. Dalam buku yang berjudul Teori Portofolio dan Analisis Investasi, Irham Fahmi dan Yovi berpendapat bahwa, return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Return dapat berupa return realisasian yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi dimasa mendatang. Return realisasian (realized return) merupakan return yang terjadi. Sedangkan, return ekspektasian (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return realisasian yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasian sifatnya belum terjadi.
2.5.2. Jenis-jenis Return
Ada dua jenis return :
1. Return realisasi
Beberapa pengukuran return realisasian yang banyak digunakan
adalah :
a. Return total Return keseluruhan dari suatu investasi dalam periode. Terdiri dari
Capital gain (loss) dan yield. Return = capital gain (loss) + yield Capital gain (loss) : selisih harga investasi sekarang relatif dengan harga periode lalu.
Yield : persentase penerimaan kas periodic terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Misal: yield saham : % dividen terhadap harga saham periode sebelumnya. Yield obligasi : % bunga pinjaman yang diperoleh terhadap harga obligasi periode sebelumnya.
Untuk saham biasa yang membayar dividen periodik sebesar Dt
rupiah per lembarnya maka yield= Dt/Pt-1, sehingga return total
adalah :
Keterangan : Return = Keuntungan Pt
= Harga saham pada periode sekarang
Pt-1
= Harga saham pada periode sebelumnya
Dt
= Dividen
b. relatif return (return relative) Return total yang bernilai positif untuk kebutuhan perhitungan rata-rata geometrik.
Keterangan : Return = Keuntungan
Pt
= Harga saham pada periode sekarang
Pt-1
= Harga saham pada periode sebelumnya
Dt
= Dividen
c. Kumulatif return
Untuk mengukur total kemakmuran yang dimiliki, berbeda dengan
return total yang hanya mengukur perubahan pada saat waktu
tertentu saja.
Untuk
mengetahui
total
kemakmuran,
digunakan
indeks
kemakmuran cumulative (IKK) yang mengukur akumulasi semua return mulai dari kemakmuran awal (KKo).
Rumusnya: IKK = KKo ( 1 + R1) ( 1+ R2)….(1+Rn) Keterangan : IKK
= indeks kemakmuran relative , mulai dari periode pertama sampai ke n
KKo
= kekayaan awal, biasanya digunakan nilai Rp.1
Rt
= return periode ke t, mulai dari awal periode (t1) sampai ke akhir periode (t=n).
Atau dapat pula dihitung dari perkalian nilai-nilai komponennya, sebagai berikut:
IKK = PHK x YK
Keterangan : IKK = indeks kemakmuran relatif
PHK = perubahan harga kumulatif
YK = yield kumulatif d. Return disesuaikan (adjusted return) Return yang disesuaikan dengan inflasi (inflation adjusted return)
Keterangan : RIA
= return disesuaikan dengan tingkat inflasi
R
= return nominal
IF
= tingkat inflasi
2. Return Ekspektasi Merupakan return yang digunakan untuk pengambilan keputusan investasi. Return ini penting untuk dibandingkan dengan return historis karena merupakan return yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan. Metode penghitungannya ada 3 cara: 1. Berdasarkan nilai ekspektasi masa depan Karena adanya ketidakpastian return di masa datang, return ini dihitung dengan metode nilai ekspektasi (expected value method) yaitu, mengalikan masing-masing hasil masa depan (outcome) dengan probabilitas kejadiannya dan menjumlah semua produk perkalian tersebut.
Rumusnya :
∑
E(Ri) = return ekspektasi suatu aktiva atau sekuritas ke –i
Rij
= hasil masa depan ke-j untuk sekuritas ke-i
Pj
= probabilitas hasil masa depan ke-j (untuk sekuritas ke –i)
n
= jumlah dari hasil masa depan
2. Berdasarkan nilai return historis Digunakan karena adanya ketidakakuratan menghitung hasil masa depan dan probabilitasnya. Ada tiga metode untuk menghitung return ekspektasi dengan menggunakan nilai historis sebagai berikut: a. Metode rata-rata (mean method) Mengasumsikan bahwa return ekspektasi dapat dianggap sama dengan rata-rata nilai historisnya. b. Metode tren (trend method) Memperhitungkan pertumbuhan dari return-returnnya. c. Metode jalan acak (random walk method) Menganggap bahwa distribusi data return bersifat acak sehingga sulit
digunakan
untuk
memprediksi
sehingga
diperkirakan return terakhir akan terulang di masa depan.
Memprediksi bahwa return ekspektasi akan sama dengan return
terakhir yang terjadi.
Metode mana yang terbaik tergantung dari distribusi data
returnnya. Jika distribusi data return mempunyai pola trend
maka metode tren lebih baik digunakan. Bila distribusi data
returnnya tidak punya pola atau acak, maka metode rata-rata
atau random walk akan menghasilkan return ekspektasi lebih
tepat. 3. Berdasarkan model return ekspektasi yang ada Model yang tersedia yang popular dan banyak digunakan adalah Single Index Model dan model CAPM 2.5.3. Perhitungan Return Indeks Untuk mendapatkan return yang optimal, investor harus mampu menilai kinerja suatu perusahaan. Selain itu, kinerja suatu perusahaan juga harus dibandingkan dengan kinerja pasar, untuk melihat penyebab terjadinya pergerakan-pergerakan saham yang ada. Penilaian kinerja pasar dapat diperoleh dengan menghitung tingkat return pasar (IHSG dan LQ45).
IHSG IHSG atau Indeks Harga Saham Gabungan sebagai indikator pergerakan harga saham di BEI. Indeks ini mencakup pergerakan harga seluruh saham biasa dan saham preferen yang tercatat di BEI. IHSG ini sering dijadikan acuan untuk melihat pergerakan saham secara keseluruhan.
Keterangan :
Rm = Tingkat keuntungan rata-rata pasar
IHSGt
= Nilai IHSG pada periode t
IHSGt-1
= Nilai IHSG periode t-1
LQ45 LQ45 adalah nilai kapitalisasi pasar dari 45 saham yang paling likuid dan memiliki nilai kapitalisasi yang tinggi hal itu merupakan indikator likuidasi. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang terpilih berdasarkan Likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan. Dalam LQ45, 45 saham yang diperdagangkan mewakili setiap industri yang ada. Tujuan indeks LQ 45 adalah sebagai pelengkap IHSG dan khususnya untuk menyediakan sarana yang obyektif dan terpercaya dalam memonitor pergerakan harga dari saham-saham yang aktif diperdagangkan.
Keterangan : Rm = Tingkat keuntungan rata-rata pasar
IHSGt
= Nilai IHSG pada periode t
IHSGt-1
= Nilai IHSG periode t-1