BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Usia Lanjut 1. Pengertian Usia Lanjut Istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang Orang sering menyebutnya berbeda-beda. Ada yang menyebutnya lanjut (Manula), lanjut usia (Lansia), ada yang menyebutnya (Glamur), usia lanjut (Usila), bahkan kalau di
baku.
manusia
usia
golongan lanjut umur
Inggris orang biasa menyebutnya
8)
dengan istilah warga negara senior.
Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Umur manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal sekitar 6 (enam) kali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 sama dengan 120 tahun. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor terdiri dari 3 fase yaitu fase progesif, fase stabil dan fase regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel menjadi mengakibatkan kemunduran yang kemunduran di dalam sel. Proses ini
biologik yang
regresif. Dalam fase
dimulai dalam sel, komponen
aus karena lama berfungsi sehingga
dominan
pemulihan. Di dalam struktur anatomik proses
tahun
dibandingkan menjadi
tua
terjadinya
terlihat
sebagai
berlangsung secara alamiah, terus-menerus
dan berkesinambungan, yang
selanjutnya
akan
menyebabkan
perubahan
anatomis, fisiologis, biokemis
pada jaringan tubuh, akhirnya akan mempengaruhi
fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan.9) Lanjut usia adalah golongan penduduk yang telah mencapai usia
lanjut.
Para lanjut usia akan nampak berbeda sekali dalam keadaan fisik,
mental
maupun sosial. Bila seorang telah berusia lanjut pada umumnya
ketiga variabel
tadi mengalami suatu penurunan. Walaupun demikian pada
umur
berapa
tersebut akan nampak pada seorang secara individual tidak selalu sama.2) 2. Batasan Umur
hal
Umur kronologis yaitu berapa tahun/ bulan yang telah lalu sejak seseorang
dilahirkan.
Umur
biologis
memberikan
taksiran
dari
posisi
individu saat ini sehubungan potensi jangka hidupnya. Bagaimana kondisi biologis seseorang pada masa dewasa dapat dilihat dari fungsi-fungsi berbagai sistem organnya. Umur psikologis menunjukkan kapasitas adaptif individu. Kemampuan belajar, intelegensi, ingatan, emosi, motivasi dan sebagainya dapat diukur untuk memprediksikan sejauhmana seseorang
mampu
menyesuaikan diri terhadap perubahan. Umur fungsional mengatur
tingkat
kemampuan individu untuk berfungsi di dalam masyarakat, apakah
ia masih hidup
mandiri, apakah ia masih dapat mengikuti pendidikan tertentu pekerjaan-pekerjaan tertentu. Umur sosial dapat berpartisipasi sosial,
atau
melakukan
menunjukkan sejauh mana seseorang
melakukan peran-peran sosial dibandingkan dengan
lainnya pada umur kronologis yang sama.2)
anggota masyarakat Perkembangan
manusia
pada
umumnya
dapat
dibagi
dalam
periode: 0-1 tahun masa bayi, 1-4 tahun masa anak balita, 5-6 tahun masa pra sekolah, 7-21 tahun masa usia sekolah, 10-19 tahun masa remaja, 40- 59 tahun masa setengah umur (masa pra senium) dan ≥ 60 tahun masa usia Sasaran
langsung
pembinaan
kesehatan
lanjut.9) usia
lanjut
meliputi
beberapa kelompok yaitu: kelompok usia Virilitas/ Pra senilis (usia 45-59 tahun), kelompok usia lanjut (usia 60-69 tahun) dan kelompok usia lanjut (usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur ≥60 tahun
dengan
risiko
tinggi masalah
kesehatan).1) 3. Perubahan dan Keluhan karena Proses Lanjut Usia Proses menjadi tua (aging) merupakan suatu perpaduan dari proses biologik, psikologik dan sosial. Proses menua biologik telah dimulai sejak awal kehidupan dengan pertumbuhan dan kematian sel-sel silih berganti.
Dengan
tambahnya usia, kehidupan biologik susut secara perlahan.2) Menjadi tua ditandai oleh: 1) Kemunduran –kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik antara lain: kulit
mengendur
dan pada wajah timbul keriput serta garis-garis yang menetap, rambut mulai beruban
dan menjadi putih, gigi mulai ompong, penglihatan mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan menghilang, terjadi timbunan lemak Kemunduran kemampuan-
dan pendengaran berkurang,
kurang lincah, kerampingan tubuh
terutama di bagian perut dan pinggul; dan 2)
kemampuan kognitif antara lain: suka lupa, ingatan
tidak berfungsi, ingatan kepada hal-hal di masa muda lebih baik dari pada kepada hal-hal
yang baru terjadi, yang pertama dilupakan adalah nama-nama, orientasi
umur dan persepsi terhadap waktu dan ruang/ tempat juga mundur, erat hubungannya dengan daya ingat yang sudah mundur dan juga karena pandangan biasanya sudah menyempit, meskipun telah mempunyai pengalaman namun skor dalam test-test intelegensi menjadi lebih
banyak rendah,
tidak
mudah menerima hal-hal atau ide-ide baru.9) Keluhan umum yang sering menyertai proses lanjut usia adalah:
sering
letih dan merasa lelah, gangguan tidur, gangguan pada saluran
kencing,
gangguan dalam fungsi kalsifikasi tulang, gangguan pada fungsi
indera seperti
fungsi pendengaran mulai terganggu pada usia di atas 60
tahun
dan
kemunduran fungsi penglihatan, keluhan bagian pencernaan
seperti
nafsu
makan mulai berkurang, sembelit, mual-mual dan lain-lain, gigi
geligi
mulai
tanggal, demikian pula fungsi-fungsi tubuh lainnya mulai
berkurang.2)
Dasar pokok perubahan yang mendukung keluhan-keluhan tersebut di atas baik jasmani maupun rohani adalah atrofi/ penyusutan dan degenerasi/ kemunduran, dan perubahan tersebut umumnya bersifat
irreversible.
Kelainan-kelainan tersebut dicegah agar jangan sampai
berkelanjutan
jika proses tersebut merupakan proses yang memang sedapat mungkin dihambat agar prosesnya
jangan
sedang
berjalan
sampai
berjalan
tetapi tentunya terlalu
cepat.2) 4. Penyakit pada Usia Lanjut Penyakit-penyakit yang diderita golongan lansia ini kebanyakan
bersifat
endogenik, multipel, kronik, bersifat/ bergejala atipik, tanpa
menyebabkan
imunitas malahan menjadi lebih rentan terhadap penyakit/
komplikasi yang lain
maka diagnosis perlu ditegakkan dengan cermat dan
hati-hati.6)
Keluhan penyakit atau keluhan yang umum diderita adalah penyakit rematik, hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru (bronkitis/
dyspnea),
diabetes mellitus, jatuh, paralisis/ lumpuh separuh badan, TBC
paru,
patah
tulang dan kanker. Lebih banyak wanita
menderita/mengeluhkan
penyakit tersebut daripada kaum pria. Di
pedesaan masalah-masalah kesehatan
ini kurang begitu berpengaruh nyata dengan mereka yang hidup di Hasil
Survei
penyakit-
terhadap aktivitas keseharian dibandingkan
kota.6)
Kesehatan
Rumah
Tangga
(SKRT)
tahun
memperlihatkan angka kesakitan pada usia di atas 45-59 tahun adalah 11, 6% dan angka kesakitan pada usia di atas 60 tahun sebesar 9,2%.
1995 sebesar
Prevalensi
anemia pada usia 54-65 tahun sebesar 51,5% dan pada usia lebih dari 65 tahun adalah 57,9%. Bila dibandingkan hasil SKRT tahun 1972, 1986 dan 1992 terlihat peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok serta kecenderungan menjadi penyebab
kematian utama, bahkan sejak tahun 1993 mulai diduga
sebagai penyebab
kematian nomor satu di Indonesia.10)
Hasil masalah
penelitian
berkurangnya
Boedhi
Darmojo
penglihatan
lebih
tahun banyak
1991,
menyebutkan
dialami
oleh
(81,1%) daripada pria (74,1%). Masalah kesulitan mengunyah makanan oleh 18,8% responden pria dan 22,5% pada wanita. Sebagian besar mempunyai tingkat gizi yang cukup dan baik, walaupun cukup bermakna (17,3% di kota dan 20,6% di desa)
wanita dialami
lanjut
usia
terdapat jumlah yang
mempunyai gizi kurang.6)
B. Karakteristik Usia Lanjut 1. Jenis Kelamin Jumlah penduduk lanjut usia wanita pada umumnya lebih banyak dibanding pria. Hal ini dapat dilihat dari persentase pria dan wanita serta jenis kelamin dari penduduk lanjut usia pria dan wanita. Untuk dilihat dalam Tabel 2.1.
jelasnya dapat
4)
Tabel 2.1 Persenatse Penduduk Lanjut Usia 60+ di Asia Tenggara dan Indonesia pada Tahun 1970, 1995, 2025 dan 2050 Negara/Kawasan
1970
1995
2025
ratio
2050
Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Asia Tenggara 5.7 4.9 7.2 6.0 13.3 10.9 21.7 Indonesia 5.5 4.9 7.2 6.3 13.8 11.6 23.1 Sumber : Hardywinoto, Panduan Gerontologi Tinjauan Berbagai Aspek, Jakarta, 1999
Pria 18.3 20.0
2. Pendidikan Menurut data yang dikumpulkan Departemen Sosial RI. Tahun
1996,
tingkat pendidikan penduduk lanjut usia di Indonesia masih belum baik. Hal ini terlebih-lebih terlihat pada penduduk lanjut usia wanita yang
tidak
bersekolah, seperti dapat dibaca pada tabel berikut. 4) Tabel 2.2 Persentase Pendidikan Penduduk Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin Penduduk Lanjut Usia Bersekolah Tidak Lulus SD Tamat SD Di atas SD Sumber: Depsos RI, 1996
Rendahnya
Persentase
Pria
Wanita
60.0% 23.3% 14.1% <5.0%
40.3% 31.7% 20.8%
72.8% 16.5% 8.1%
tingkat
pendidikan
ini
mengakibatkan
menerima penyuluhan yang diberikan oleh tenaga penyuluh dan
mereka
sulit
menyulitkan
mereka manakala mencari pekerjaan atau bekerja. 4) Golongan usia lanjut di Indonesia pada waktu sekarang ini masih berkualitas rendah, 71,2% belum pernah mengalami pendidikan formal
(tak
pernah
sekolah), terutama kaum wanitanya, terutama lagi di daerah
pedesaan.6)
Kualitas usia lanjut yang rendah ditandai dengan rendahnya tingkat pendidikan, bahkan 60% penduduk usia lanjut tidak pernah memperoleh pendidikan formal.11) 3. Status perkawinan Mengingat umur harapan hidup pada penduduk lanjut usia wanita lebih tinggi daripada pria, jumlah penduduk lanjut usia wanita yang
mempunyai
status
menikah lebih kecil daripada penduduk lanjut usia pria. Menurut Emil Salim (1984), jumlah penduduk lanjut usia wanita yang berstatus menikah hanya 25% dibandingkan dengan penduduk lanjut usia
pria yang besarnya 84%.4)
4. Riwayat pekerjaan Secara mental, usia lanjut seringkali mengalami perasaan tertekan/ depresi akibat fisik yang lemah, kemampuan ekonomi yang menurun bekerja/ pensiun serta perasaan tersisih dari
masyarakat
karena sudah berhenti karena
berkurangnya
kontak sosial.12) 5. Olahraga Olahraga
adalah
suatu
bentuk
latihan
fisik
yang
memberikan
pengaruh baik (positif) terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang, dilakukan secara baik dan benar. Hasil survei pembuatan norma jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen
apabila
kesegaran Kesehatan pada tahun
1992-1993 menemukan sekitar 90% usia lanjut memiliki tingkat kesegaran jasmani yang rendah, terutama pada komponen
daya tahan kardio-respirasi dan kekuatan
9)
otot.
Latihan promotif/
fisik
selain
preventif,
kuratif
bermanfaat dan
bagi
kesehatan
rehabilitatif
juga
sebagai
upaya
bermanfaat
secara
fisiologi, psikologi dan sosial.9) Manfaat fisiologi yang berdampak secara langsung adalah dapat membantu: pengaturan kadar gula darah, merangsang adrenalin dan non adrenalin, berdampak
peningkatan jangka
kardiovaskuler,
kualitas
panjang
kekuatan
dan
dapat
otot
kuantitas
tidur,
meningkatkan:
rangka,
sedangkan
daya
kelenturan,
tahan
yang
aerobik/
keseimbangan
dan
koordinasi fungsi gerak, kelincahan gerak.9) Manfaat psikologi yang berdampak secara langsung adalah dapat membantu: memberi perasaan santai, mengurangi ketegangan dan kecemasan, meningkatkan perasaan senang, sedangkan dampak jangka
panjang
dapat
meningkatkan: kesegaran jasmani dan rohani secara utuh,
kesegaran jiwa, fungsi
kognitif, penampilan dan fungsi motorik, ketrampilan.9) Manfaat
sosial
yang
berdampak
secara
langsung
adalah
membantu: pemberdayaan usia lanjut, peningkatan integritas sosial dan
dapat kultur,
sedangkan dampak jangka panjang dapat meningkatkan:
keterpaduan,
hubungan kesetiakawanan sosial, jaringan kerja sama sosial
budaya,
pertahanan
peran dan membentuk peran baru, kegiatan antar generasi.9) Prinsip dalam melakukan latihan fisik adalah: membantu tubuh tetap bergerak/ berfungsi, menaikkan kemampuan daya tahan tubuh, kontak psikologis dengan sesama, sehingga tidak merasa terjadinya cedera, mengurangi/ menghambat proses
agar
memberi
terasing,
mencegah
penuaan.9)
Latihan fisik harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan, bervariasi dan harus disenangi, sebaiknya bersifat aerobik yaitu berlangsung (berulang-ulang) seperti: berjalan kaki,
lama
dan
ritmis
jogging, bersepeda, berenang, senam.
9)
Sebagian besar golongan lansia tidak melakukan latihan olahraga secara teratur dan biasa hidup sedenter. Keadaan ini selain menurunkan juga meningkatkan risiko mendapatkan berbagai penyakit
fungsi
degeneratif
organ antara
lain: hipertensi, diabetes mellitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan.6) Gerak dan mobilitas usia lanjut menjadi lebih lambat daripada kelompok umur yang lebih muda, begitu juga dengan kekuatannya.12) Kepikunan
dapat
diperlambat
munculnya
dengan
cara
memperbanyak aktivitas yang berhubungan dengan fungsi otak seperti: olahraga, sosialisasi dan berkarya.7) 6. Status gizi Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah satu utama adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan kondisi optimum agar kualitas hidup yang
upaya pada
bersangkutan tetap baik. Perubahan
status gizi pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan. Perubahan ini akan
makin nyata pada kurun usia dekade 70-an. Faktor
lingkungan antara lain
meliputi perubahan kondisi sosial ekonomi yang terjadi
akibat memasuki
masa pensiun dan isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah
pasangannya
meninggal. Faktor kesehatan yang berperan dalam perubahan
status gizi antara lain adalah naiknya insidensi penyakit degenerasi maupun non
degenerasi yang berakibat dengan perubahan dalam asupan makanan, perubahan dalam absorpsi dan utilisasi zat-zat gizi di tingkat jaringan.6) Lansia seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat baik keadaan gizi lebih maupun kekurangan gizi. Lansia di keadaan kurang gizi ada 3,4%, berat badan kurang ideal berjumlah 42,4%, berat badan lebih ada
mengalami
Indonesia yang dalam
sebesar 28,3%, berat badan
6,7% dan obesitas sebanyak 3,4%. 6)
Terjadinya kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab-sebab
yang
bersifat primer maupun sekunder. Sebab-sebab primer meliputi ketidaktahuan, isolasi sosial, hidup seorang diri, baru kehilangan pasangan
hidup,
gangguan
fisik,
gangguan indera, gangguan mental, kemiskinan dan
iatrogenik.
Sebab-sebab
sekunder meliputi gangguan nafsu makan/ selera,
gangguan
mengunyah,
malabsorpsi, obat-obatan, peningkatan kebutuhan
zat gizi serta alkoholisme.6)
Masalah gizi pada usia lanjut merupakan rangkaian proses masalah gizi sejak usia muda yang manifestasinya timbul setelah tua.9) Hasil survei IMT yang dilakukan Direktorat Bina Gizi Masyarakat di kota besar di Indonesia pada tahun 1997, ternyata 15,6% laki-laki dan mengalami kegemukan. Terlihat bahwa wanita cenderung laki-laki. Untuk menentukan apakah seseorang
26,1% wanita
lebih gemuk daripada
mengalami kegemukan atau obesitas
berikut:9)
dapat dipakai rumus sebagai
Berat badan (kg) Indeks Masa tubuh (IMT) = Tinggi Badan x Tinggi Badan (m) Keterangan: Bila IMT = 17,0 - 18,5 artinya Kurus Bila IMT = 18,5 - 25,0 artinya Normal Bila IMT = 25,0 - 27,0 artinya Gemuk Dalam
kondisi
tertentu,
pengukuran
berat
badan
yang
mungkin tidak dapat dilakukan. Sebagai contoh, pasien yang tidak dapat
aktual duduk
atau berdiri sehingga terus berada dalam posisi berbaring sementara
timbangan tempat tidur (bed scale) tidak tersedia. Contoh lain, pasien edema atau asites sehingga tidak dapat ditentukan berapa berat
dengan
badan
sebenarnya. Pada keadaan seperti tersebut, rumus dalam tabel berikut ini dapat digunakan untuk memperkirakan berat badan ideal berdasarkan panjang badan pasien.13) TABEL 2.3 MEMPERKIRAKAN BERAT BADAN BERDASARKAN PANJANG BADAN BAGIAN TUBUH LAKI-LAKI WANITA SEDANG 48 kg untuk 152 cm yang 45,5 kg untuk 152 cm yang pertama, selanjutnya pertama, selanjutnya tambahkan 2,7 kg untuk setiap tambahkan 2,3 kg untuk setiap 2,5 cm tambahan 2,5 cm tambahan KECIL Kurangi 10% Kurangi 10% BESAR Tambahkan 10% Tambahkan 10% Sumber: Andry Hartono, Asuhan Nutrisi Rumah Sakit, Jakarta, 2000.
Pada saat mengukur tinggi badan seseorang berusia lanjut, perlu
diingat
bahwa dalam perjalanan usianya dapat terjadi pengurangan tinggi
badan.
Pengurangan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal antara
lain:
berkurangnya komponen cairan tubuh sehingga discus
intervertebralis relatif kurang
mengandung air sehingga menjadi lebih pipih,
makin
tua
kecenderungan semakin kifosis sehingga tinggi
tegak
lurusnya
osteoporosis yang acapkali terjadi pada
usia
wanita
mengakibatkan fraktur vertebra sehingga
lanjut
seseorang akan
ada
berkurang, mudah
tinggi badan berkurang. Penurunan
tinggi badan tersebut akan mempengaruhi hasil penghitungan indeks massa tubuh, oleh sebab itu
dianjurkan menggunakan tinggi lutut (knee height) untuk
menentukan
secara pasti tinggi badan seseorang. Tinggi lutut tidak akan
berkurang kecuali jika terdapat fraktur tungkai bawah. Berdasarkan tinggi lutut dapat dihitung tinggi badan sesungguhnya dengan rumus:14) Tinggi Badan Pria
= 59,01 + (2,08 x TL)
Tinggi Badan Wanita = 75,00 + (1,91 x TL) – (0,17 x U) Catatan: TL = Tinggi Lutut (cm) U = Umur (tahun)
Pengenalan faktor risiko serta pengukuran IMT secara berkala merupakan tindakan yang sangat diperlukan.9) Makanan bergizi serta menghindari makanan yang menyebabkan aterosklerosis dan mempercepat kerusakan sel-sel syaraf dapat
menghambat
dementia, yaitu kemunduran dalam fungsi berpikir.9) Beberapa
gangguan
kesehatan
pada
orang
usia
lanjut
ternyata
berkaitan erat dengan masalah gizi. Misalnya gangguan kesadaran, penyebab tersering adalah kekurangan zat yang terdapat dalam garam dipengaruhi oleh kekurangan zat putih telur (protein
dapur,
juga
dapat
makanan). Penurunan tingkat
kecerdasaan orang usia lanjut juga dapat diakibatkan oleh kurang vitamin B6 dan B9.15)
C. Fungsi Kognitif Usia Lanjut 1. Kecerdasan pada Usia Lanjut Perubahan yang terjadi di otak lanjut usia adalah: 1) Otak menjadi atrofis, beratnya berkurang 5-10%, ukurannya mengecil, terutama di frontal dan parietal; 2) Jumlah neuron berkurang dan Terjadi pengurangan neurotransmitter; 4) otak dan terakumulasi pikmen organik-
bagian
parasagital,
tak dapat diganti baru; 3)
Terbentuknya struktur abnormal di mineral seperti lipofuscin, amyloid, plak dan
neurofibrilliary tangle; 5) Perubahan biologis lainnya yang mempengaruhi otak seperti gangguan thyroid
indera telinga, mata, gangguan kardiovaskular, gangguan kelenjar
dan kortikosteroid.4) Berat otak menurun dengan melanjutnya usia. Berat otak pada usia
90 tahun berkurang 10% dari waktu masih muda. Jumlah sel syaraf berkurang sebanyak kira-kira 100.000 sel sehari. Pada usia dasawarsa ke delapan, 30-50% sel-sel syaraf sudah hilang pada bagian tertentu dari otak, namun ada daerah lain yang hilangnya berbeda, misalnya batang otak biasanya tetap utuh.2) Bila dibandingkan dengan usia 25 tahun, usia 75 tahun
menunjukkan
kemunduran sebesar 20-40% dalam kecepatan menulis tangan, memasang kancing dan memotong dengan pisau.2)
Umumnya
usia
lanjut
mempunyai
energi
yang
menurun
dan
inisiatifnya berkurang. Mereka cenderung bersikap lebih hati-hati, biasanya mereka mengalami kesulitan bila menyelesaikan masalah baru yang kompleks.
rumit
dan
2)
Perubahan intelek, memori dan variabel psikologi lainnya sudah diteliti pada usia lanjut yang normal. Berbagai penelitian yang telah didapatkan beberapa hal: 1) Kinerja intelektual
banyak dilakukan
sebagaimana yang diukur dengan tes
kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosa kata), informasi dan komprehensi mencapai puncaknya hidup, setidakpenyakit;
pada usia 20-30 tahun dan kemudian menetap sepanjang
tidaknya sampai usia pertengahan 80-an tahun, bila tidak ada
dan 2) Kemampuan melaksanakan tugas yang diberi batas waktu, yang
terkait waktu, yang membutuhkan kecepatan, misalnya kecepatan mengolah informasi, mencapai puncaknya pada usia sekitar 20 tahun, lambat laun sepanjang hidup. Walaupun sebagian dari
kemudian
penurunan
menurun
kecepatan
ini
diakibatkan oleh perubahan dalam bidang
motorik dan kemampuan persepsi,
didapat bukti bahwa kecepatan
pemrosesan
di
meningkatnya usia. Perubahan
ini dialami oleh hampir semua orang yang mencapai
usia 70-an. Namun 70 tahun
pusat
saraf
menurun
dengan
didapatkan juga penyimpangan, yaitu beberapa orang usia
melaksanakannya lebih baik daripada yang berusia 20 tahun.2) Bertambahnya atau melanjutnya usia terjadi kelambanan dalam
segi. Perlambatan terjadi pada tugas motorik yang sederhana mengetuk jari, pada persepsi sensorik, pada tugas
seperti:
banyak lari
dan
kompleks
yang
membutuhkan pemrosesan sentral, kecepatan menyalin kata-kata,
kecepatan
menambah hitungan. Namun, pada beberapa tes terlihat bahwa usia lanjut bersikap lebih hati-hati dan membuat lebih sedikit kesalahan.2) 2. Daya Ingat Usia Lanjut Pelupa merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh usia
lanjut.
Keluhan ini dianggap lumrah dan biasa oleh masyarakat sekitarnya.2) Daya ingatan atau memori dari segi waktu dibedakan menjadi: memori seketika jangka pendek, baru dan jangka panjang. Pada memori
seketika (immediate) subyek memanggil kembali stimulus yang diberikan padanya beberapa menit sebelumnya. Memori jangka pendek (short term) mencakup kejadian selama 30
menit terakhir. Memori baru (recent)
mencakup kejadian antara 30 menit sebelumnya sampai beberapa minggu. Memori jangka panjang (remote) mencakup kejadian yang lebih lama dari beberapa minggu lalu.2) Kemampuan memori seketika dan jangka pendek dapat dites menyuruh penderita mengingat sesuatu (misalnya: kata, nomor atau
dengan nama)
dan
menyuruh mengemukakannya kembali setelah beberapa saat (misalnya setelah 1-5 menit, setelah 10-30 menit). Memori baru dapat dites
dengan
menanyakan
pertanyaan: dimana anda tinggal?, telah berapa lama anda disini?, apa yang anda makan waktu sarapan? Memori jangka
panjang dapat dites melalui pertanyaan:
dimana anda sekolah SD, SLTP, SLTA? Siapa nama kepala sekolah waktu itu? Siapa nama majikan anda
yang pertama?.2)
Kuesioner Status Mental (Mental Status Questionare/ MSQ) terdiri dari 10 pertanyaan yang mencakup orientasi waktu, tempat, orang, memori baru dan jangka panjang. Tes ini diskor atas jawaban yang salah. jumlah kesalahan merupakan indikator terhadap tingkat gangguan Berikut ini tabel Kuesioner dan Skor Status
Banyaknya otak
organik.
Mental.2)
Tabel 2.4 Kuesioner Status Mental (Mental Status Questionnare / MSQ) 1. Dimana kita sekarang Orientasi tempat 2. Dimana tempat ini berada Orientasi tempat 3. Tanggal berapa sekarang Orientasi waktu 4. Bulan apa sekarang Orientasi waktu 5. Tahun berapa sekarang Orientasi waktu 6. Berapa umur anda Memori, baru dan lama 7. Kapan hari ulang tahun anda Memori, baru dan lama 8. Tahun berapaanda dilahirkan Memori, baru dan lama 9. Siapa Presiden Republik Indonesia Pengetahuan ,umum, memori 10 Siapa Presiden sebelum beliau Pengetahuan ,umum, memori Sumber: Kris Pranarka, Masalah Kesehatan Serta Pola Penyakit Pada Lanjut Usia, Semarang, 2005 Tabel 2.5 Skor Kuesioner Status Mental
Jumlah Kesalahan
Sindrom Otak Organik
0 - 2 Tidak ada atau Ringan 3 - 5 Ringan - Sedang 6 - 8 Sedang - Berat 9 - 10 Berat Sumber: Kris Pranarka, Masalah Kesehatan Serta Pola Penyakit Pada Lanjut Usia, Semarang, 2005
Berdasarkan penelitian diketahui bahwa hidup maksimal yang dicapai manusia ialah 116 – 120 tahun. Tiap kemunduran intelektual
dapat
sebelum
usia
50 tahun adalah abnormal.2) Dalam kurun waktu usia 65 – 75 tahun didapatkan kemunduran beberapa kemampuan dengan perbedaan antara individu yang luas.
pada
Di atas usia
80-an tahun didapat kemunduran pada cukup banyak jenis
kemampuan
kemampuan intelektual baru mulai menurun pada usia 80
tahun.2)
Penemuan
dari
pemeriksaan
kecerdasan
adalah:
1)
Didapatkan
korelasi yang kuat antara tingkat performans intelektual dengan survival lanjut; 2) Fungsi kognitif menunjukkan sedikit atau tidak ada
penurunan
usia sangat lanjut; 3) Penyakit dan bukan proses menua yang mengurangi fungsi kognitif. Kemampuan intelektual
dan
dan
lebih sampai
normal,
yang
harapan
hidup
menunjukkan korelasi yang positif.2) Hasil penelitian diketahui bahwa ada fungsi otak yang sedikit saja mengalami perubahan atau tidak mengalami perubahan dengan
melanjutnya
usia, misalnya dalam menyimpan (storage) informasi. Namun dengan usia didapatkan penurunan yang kontinu daripada memproses informasi baru dan kecepatan atau kompleks. Penurunan ini yang hampir tidak ada. membatasi atau Untuk
melanjutnya
kecepatan belajar, kecepatan
bereaksi terhadap stimulus sederhana
berbeda-beda antar individu, ada yang banyak, ada
Adanya
penyakit
yang
biasanya
mengurangi
atau
2)
menimbulkan ketidakmampuan pada usia lanjut. keperluan
penapisan,
pemeriksaan
psikometrik
sederhana,
misalnya dengan menggunakan pemeriksaan mini (tentang) status mental (PMSM = MMSE = Mini Mental State Examination) akan membantu
menentukan gangguan kognitif yang harus ditindaklanjuti dengan pemeriksaan lain. Berikut Tabel MMSE dari Folstein and Folstein, 1990:6) Tabel 2.6 Pemeriksaan Portabel untuk Status Mental (PPSM = MMSE = Mini Mental State Examination) Daftar Pertanyaan Penilaian 1. Tanggal berapakah hari ini? (bulan, 0 - 2 kesalahan = baik tahun) 3 - 4 kesalahan = gangguan intelek ringan 2. Hari apakah hari ini? 3. Apakah nama tempat ini? 4. Berapa nomor telepon Bapak/Ibu? 5 - 7 kesalahan = gangguan intelek sedang (bila tidak ada telpon, dijalan apakah 8 - 10 kesalahan = gangguan intelek berat rumah Bapak/Ibu?) 5. Berapa umur Bapak/Ibu? 6. Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal, Bila penderita tak pernah sekolah, nilai bulan, tahun) 7. Siapakah nama gubernur kita? kesalahan diperbolehkan +1 dari nilai di atas. (walikota/ lurah/ camat) 8. Siapakah nama gubernur sebelum Bila penderita sekolah lebih dari SMA, ini? (walikota/ lurah/ camat) kesalahan yang diperbolehkan -1 dari atas 9. Siapakah nama gadis Ibu anda? 10. Hitung mundur 33, mulai dari 20! Dari: Folstein and Folstein, 1990
Penilaian fungsi kognitif merupakan penilaian kemampuan usia dalam menerima dan menyampaikan informasi serta menyesuaikan lingkungannya (Informasi/ Orientasi = I/O dan penilaian KM). Penilaian ini dilakukan dengan memberi skor
lanjut
dengan
kemampuan mental = terhadap jawaban usia lanjut
yang benar sesuai dengan daftar pertanyaan
yang ada. Pertanyaan ini dapat
disesuaikan dengan situasi dan kondisi usia
lanjut. Untuk penilaian kemampuan
mental, bila usia lanjut yang diperiksa
buta huruf, penilaian ini dapat ditiadakan,
sehingga TFK = I/O. Penilaian
masing-masing
komponen
dapat
dikategorikan
“berat, sedang, ringan atau
normal” sesuai dengan daftar yang ada.16)
Deteksi dini keadaan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala dilakukan setiap bulan melalui kelompok usia lanjut ( Posyandu/ dll) atau di Puskesmas dengan instrumen KMS Usia Lanjut
Karang Lansia
sebagai alat pencatat
yang merupakan teknologi tepat guna.12) 3. Penyebab Gangguan Kesadaran dan Kognitif pada Usia Lanjut
Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi kognitif kesadaran
yang dan
ditandai
oleh
kewaspadaan
memburuknya dan
secara
terganggunya
mendadak
proses
derajat
berfikir
yang
6)
berakibat terjadinya disorientasi.
Gambaran klasik penderita berupa kesadaran berkabut disertai derajat kewaspadaan berfluktuasi. Gangguan pada memori jangka mungkin disertai dengan gangguan mengingat memori jangka
dengan
pendek
panjang
dan
halusinasi, termasuk adanya penurunan mendadak dari kemampuan
untuk
mempertahankan perhatian terhadap rangsangan luar
(antara lain pertanyaan harus
diulang karena perhatiannya mengembara)
atau
perhatian
teralihkan oleh rangsangan luar yang baru
(jawaban penderita atas pertanyaan
terdahulu tidak sesuai atau bercabang
penderita
mudah
terhadap kejadian lain) .6)
Metabolisme otak terutama tergantung pada jumlah glukosa dan oksigen yang mencapai otak, dan berbeda dengan organ lain, tidak mempunyai tempat penyimpan yang cukup dan oleh karenanya tergantung pasokan dari sirkulasi darah. Penurunan mendadak dari pasokan tersebut metabolik otak dan menyebabkan terjadinya
akan
mengganggu
jalur
konfusio.6)
Tiga kelompok penyebab bisa dikatakan sebagai penyebab utama konfusio akut, yaitu keadaan patologik intraserebral, keadaan patologik ekstraserebral dan penyebab iatrogenik. Kehilangan/ gangguan sensorik dan depresi juga dapat memicu terjadinya konfusio akut.6) Konfusio yang disebabkan oleh intraserebral terdiri atas: hipertensi, Oedema serebral, Hydrosefalus, Defisiensi
vitamin
Ensefalopati
B12,
Meningitis,
serangan iskemik otak sepintas dan yang disebabkan akibat penurunan pasokan nutrisi serebral adalah: penyebab kardiovaskular (seperti: Infark miokard, Iskemik koroner akut, Gagal
jantung, Endokarditis), penyebab respiratorik (seperti: Infeksi paru,
Emboli paru, penyakit obstruktif paru) dan Iatrogenik serta sebab lain
seperti:
perdarahan dan anemia, Hipoglisemia, keracunan.6) Konfusio yang disebabkan oleh ekstraserebral terdiri atas: penyebab toksik (seperti : Infeksi misalnya infeksi paru, endokarditis toksemia, alkoholisme), kegagalan mekanisme
bakterialis
subakut,
homeostatik (seperti: DM, Gagal
hati, Hipotermia, Dehidrasi, Gangguan Depresi, Ileus paralitik, Nyeri
elektrolit), sebab lain seperti: Insomnia,
hebat, Retensi urin, obat-obatan6)
Konfusio yang disebabkan oleh Iatrogenik terdiri atas: obat-obat dihubungkan dengan konfusio akut (seperti: Amantadin, Anti
depresan,
histamin, Anti hipertensif, Anti parkinsonisme, Atropin, Analgesik Kortikosteroid, Sedatif, Anti kolinergik, Anti
konvulsan,
Penenang/transqiulizer) dan obat-obat
dihubungkan
yang
yang Anti
kerja
Figoksin,
sentral,
Opiat
dengan
dan
gangguan
memori (seperti: Anti kolinergik, Anti konvulsan tertentu,, Anti hipertensi tertentu, Benzo-diazepin,
Kortikosteroid, Fenotiazin, obat psikotropik dan sedatif).6)
4. Upaya – upaya Mempertahankan Fungsi Kognitif Kemampuan mental menurun dengan melanjutnya usia, misalnya jangka pendek dan kecepatan melakukan tugas-tugas tertentu. Usia lanjut masih dapat melakukan lebih banyak kegiatan daripada yang
biasanya
dari mereka. Bila mereka ingin memelihara
kemampuannya,
harus selalu digunakan. Sering tugas
dilakukan
kemampuannya secara optimal. Menua secara normal
yang
umumnya diharapkan
kemampuan
belum
ini
menggunakan
Latihan-latihan dapat membantu keadaan ini.
bukanlah berarti terjadinya degenerasi kepribadian. Namun,
inaktivitas dan menganggur terus menerus mengandung bahaya yang dapat mengakibatkan
desintegrasi
kepribadian.
Upaya
–
upaya
yang
dapat
dilakukan untuk menetralisir keadaan ini dan meningkatkan kemampuan memori melalui latihan, misalnya: 1) Konsentrasi; 2) Mencari kata-kata (misalnya yang mulai dengan huruf “k”, kata yang mulai dengan huruf “l” memuat 4 huruf dan sebagainya); 3) Melatih memori jangka pendek; 4) Mereproduksi; 5) Memformulasi; 6) Asosiasi; 7) Mengenal; 8) Mengisi teki silang; 9) Mengikuti kuis yang ditayangkan di televisi; dan 10)
teka-
Menyediakan
2)
waktu untuk melakukan latihan-latihan otak lainnya.
D. Panti Wredha Pada saat ini Departemen Sosial sudah membangun 46 model panti wredha tersebar di seluruh negara pada 20 dari 27 propinsi yang ada. Selain panti wredha
(rumah perawatan orang-orang lanjut usia) yang diselenggarakan oleh Departemen Sosial, ternyata sekarang banyak panti-panti yang dikelola oleh badan-badan sosial swasta. Namun berapa banyakpun panti wredha tersebut, tentu tidak cukup untuk menampung orang-orang lanjut usia yang memerlukannya. 6) Panti wredha (sasana tresna wredha) dan karang wredha (day-care centers) yang non-panti mulai bermunculan di kota-kota besar di Indonesia. Pemberian paketpaket perkakas-pertukangan pernah diberikan/ dibagikan oleh Departemen Sosial untuk menaikkan pendapatan dan ketrampilan orang lanjut usia serta peningkatan gizi lansia. Pelayanan bantuan untuk mengurus tempat tinggal, mmbersihkan, mencuci, memasak dan sebagainya dapat dijalankan oleh LSM atau relawan-relawan di sekeliling rumah lansia tersebut.6) Sudah sewajarnya sejak sekarang ini pemerintah mulai mengatur perundangundangan dan peraturan-peraturan yang mengatur hal-ikhwal penanganan masalah sosial orang lanjut usia dan yang paling penting ialah pelaksanaan peraturan-peraturan tersebut dengan baik dan tertib. Peraturan-peraturan yang dimaksud disini ialah pengaturan bantuan-bantuan baik dari luar maupun dari dalam negeri, besarnya subsidi dari pemerintah, siapa yang berhak tinggal di panti,kewajiban keluarga orang lanjut usia yang menempati panti dan sebagainya. Sebetulnya pada tahun 1965 telah dikeluarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan Penghidupan Orang Jompo. Peraturan pelaksanaan dari undang-undang inilah yang perlu dilengkapkan.6)
E. Kerangka Teori Usia Lanjut
Fungsi Kognitif
Permasalahan pada Usia Lanjut: * Proses Menua Alamiah (Biologik, Psikologik, Sosial) menyebabkan : - Kemunduran Fungsi Biologi - Penurunan Fungsi Psikologik - Penurunan Fungsi Sosial * Penyakit Degeneratif * Jumlah Usila Meningkat * UHH Meningkat
Karakteristik Usia Lanjut: Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Status Perkawinan, Riwayat Pekerjaan, Olahraga, Aktivitas Sosial, Kegiatan Berkarya, Aktivitas Otak, Riwayat Penyakit dan Status Gizi Sumber: Rachmi Untoro (2001); Kris Pranarka (2005); Hardywinoto dan Tony Setiabudhi (1999); Boedhi Darmojo dan Hadi Martono (2000); MartinaWiwie S Nasrun(2000); Rachmi Untoro (1998); Mahmud Fauzi (2003);Czeresna Heriawan Soejono (2000); Dep.Kes.R.I. (1995).
F. Kerangka Konsep VARIABEL BEBAS Umur Jenis Kelamin Pendidikan Status Perkawinan
Fungsi Kognitif
Riwayat Pekerjaan Olahraga Aktivitas Sosial Kegiatan Berkarya
VARIABEL TERIKAT
Aktivitas Otak Riwayat Penyakit
G. Hipotesis Status Gizi 1.
Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan umur golongan usia lanjut di Panti
Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006. 2.
Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan jenis kelamin golongan usia
lanjut
di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006. 3.
Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan pendidikan golongan usia
di Panti
Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.
lanjut
4.
Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan status perkawinan golongan
usia
lanjut di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006. 5.
Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan riwayat pekerjaan golongan
usia
lanjut di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006. 6.
Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan olahraga golongan usia
lanjut
di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006. 7.
Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan aktivitas sosial golongan
usia
lanjut di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006. 8.
Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan kegiatan berkarya golongan
usia
lanjut di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006. 9.
Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan aktivitas otak golongan usia
lanjut
di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006. 10. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan riwayat penyakit golongan usia lanjut di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006. 11. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan status gizi golongan usia lanjut di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.