BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1
Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Pembelajaran Menurut Sudjana (2004: 28) Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan. Sedangkan menurut Corey (1986: 195) Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan. Menurut Titus (1964: 05) metode adalah rangkaian cara dan langkah yang tertib dan terpola untuk menegaskan bidang keilmuan. Sedangkan menurut Denzin dan Lincoln (1994:6) metode adalah merupakan suatu upaya untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai fenomena yang sedang diteliti. Menurut Warsita (2008:85) pembelajaran adalah suatu usaha untuk membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. sedangkan menurut Sudjana (2004: 28) “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”.
8
2.1.2 Metode Pembelajaran Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah metode yang dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Ada beberapa macam metode pembelajaran menurut Simamora (2009: 55) diantaranya: 1. Metode Ceramah 2. Metode Diskusi 3. Metode Demonstrasi 4. Metode Ceramah Plus 5. Metode Resitasi 6. Metode Eksperimental 7. Metode Study tour 8. Metode Latihan Keterampilan 9. Metode Pengajaran Beregu 10. Peer Theaching Method 11. Metode Pemecahan Masalah 12. Project Method 13. Taileren Method 14. Metode Global (ganze method) 2.1.3 Metode Pembelajaran Think Pair and Share Metode pembelajaran Think-Pair-Share dikembangkan oleh Lyman dari Universitas Maryland (Slavin, 2008: 257). Metode Pembelajaran ini menempatkan pendidik sebagai fasilitator dan memberikan penekanan pada penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa. Lie (2008: 56) menyatakan bahwa “teknik bertukar pasangan ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang lain. Teknik ini biasa digunakan pada mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik”.
9
Metode Think-Pair-Share menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Struktur ini menghendaki agar siswa kerja sama, saling melengkapi dan saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Metode Think-Pair-Share merupakan salah satu metode dengan memiliki struktur yang bertujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik (Nirhadi, 2005)
Gambar 2.1 Diagram Think Pair Share Dr. Myriam Met. Lie (2008:86) menyatakan kelebihan dan kekurangan metode Think-PairShare (TPS) adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran b. Cocok digunakan untuk tugas yang sederhana. c. Memberikan lebih kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok. d. Interaksi antar pasangan lebih mudah. e. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya 2. Kekurangan a. Lebih banyak kelompok yang akan lapor dan perlu dimonitor. b. Lebih sedikit ide yang muncul. c. Jika ada masalah tidak ada penengah
10
Langkah-langkah dalam model think pair share menurut Arends dalam Trianto (2011: 61) dapat digambarkan sebagai berikut: 1. thingking Pada tahap ini guru memberikan pertanyaan kepada siswa. 2. pairing Guru memberikan perintah kepada siswa untuk membentuk kelompok dengan cara berpasangan dengan temannya. 3. sharing Pada tahap ini guru meminta siswa untuk menyampaikan hasil diskusinya kepada teman-temannya. Menurut Spencer Kagan dalam Maesuri (2002: 37) manfaat Think Pair Share adalah: 1. Para siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan, lebih banyak siswa mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dengan pasangan. Para siswa mungkin mengingat lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik. 2. Para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan Think Pair Share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban siswa, mengamati reaksi siswa dan mengajukan pertanyaan tingkat tinggi. 2.1.4 Software Akuntansi Al Bahra bin Ladjamudin (2006: 3) menjelaskan bahwa perangkat lunak adalah objek tertentu yang dapat dijalankan seperti kode sumber, kode objek atau sebuah program yang lengkap. Jenis-jenis software menurut Wilman Rahman (2014: 15) adalah 1. Software aplikasi 2. Sistem operasi 11
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Software development tools Device driver Firmware Open source Freeware Shareware Malware Paul Grady dalam Kusnadi (1994: 4) menyatakan bahwa akuntansi adalah Accounting is the art or recording classifying and summarizing in a significant manner and intern of money ,transaction and events which are in part at least, of a financial character and interpreting the result there of
Sedangkan menurut Kieso dan Weygandt (2007: 4) menyatakan akuntansi ialah suatu sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikakan kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada pihak yang berkepentingan. Zaenudin (2012) mengatakan bahwa software akuntansi adalah perangkat lunak (software) yang dibuat untuk memudahkan aktivitas dan pencatatan akuntansi dengan memanfaatkan konsep modularitas. 2.1.5 Software Accurate ACCURATE Accounting Software diciptakan oleh Putera/Puteri Bangsa Indonesia yang berdiri di bawah bendara PT. Cipta Piranti Sejahtera, lebih dikenal dengan sebutan CPSSoft, yang berlokasi di Jakarta. ACCURATE Accounting Software merupakan software pertama yang dikembangkan oleh CPSSoft. Dalam mengembangkan software, CPSSoft selalu menggunakan pinsip dasar 3 M, yaitu Murah, Massal , dan bermanfaat. Pertama kali di luncurkan untuk kalangan umum pada bulan November 1999, dengan memanfaatkan event pameran komputer terbesar di Indonesia setiap tahun 12
yaitu Indocomtech 1999 yang diselenggarakan JHCC, Jakarta. Versi yang diluncurkan pada waktu itu adalah Versi 1.0, dengan nama Accurate2000 Accounting Software. ACCURATE versi perdana tersebut diluncurkan dengan angka 2000 dibelakang nama ACCURATE karena waktu itu software tersebut dikembangkan sudah Y2K Ready, dan target pasarnya adalah pengusaha kecil-menengah yang terganggu dengan millennium bug tapi belum menemukan solusi yang tepat, karena pada waktu, software yang Y2K Ready harganya cenderung belum terjangkau oleh pengusaha kecil. Year 2 Kilo (Y2K) adalah kesalahan perhitungan oleh komputer yang disebabkan oleh sistem penyimpanan tanggal yang hanya menyediakan dua digit untuk tahun, dengan asumsi bahwa kedua digit pertama adalah "19". Hal ini dilakukan pada tahun 60-an ketika komputer pertama dirancang untuk menghemat media penyimpan, tapi ketika tahun baru 2000 tiba, komputer dapat menunjukkan tanggal yang berubah dari 31 Desember 1999ke 1 Januari 1900. Accurate adalah software yang memindahkan siklus akuntansi menjadi siklus perangkat lunak. Berikut adalah gambar siklus dasar akuntansi menurut Kementrian Keuangan Republik Indonesia:
13
Gambar 2.2 Siklus Akuntansi Kementrian Keuangan (2014: 3)
INPUT
PROSES
OUTPUT
Gambar 2.3 Siklus I-P-O Gambar 2.2 menunjukan siklus akuntansi dan gambar 2.3 adalah siklus I-P-O. Sistem kerja accurate adalah menggabungkan siklus akuntansi dengan siklus I-P-O. Sehingga bila digabungkan akan menjadi,
I P
O‐I
P O‐I
P
O‐I
P
P
O‐I
P
O‐I
P
O‐I
Gambar 2.4 Siklus I-P-O software accurate Gambar 2.4 menunjukan siklus I-P-O dalam software accurate. Secara garis besar, siklus tersebut dimulai dari bukti transaksi sebagai input sampai dengan laporan keuangan sebagai output. Langkah-langkah lainnya menjadi proses transisi
14
atau menjadi output atas proses sebelumnya
dan menjadi input atas proses
berikutnya. 2.2
Kerangka Pemikiran Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menyenangkan yang
dikemas dalam belajar berkelompok. Dalam penelitian ini diterapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Arends (2008: 15) menyatakan TPS merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Semua diskusi yang terjadi membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan. Pembelajaran TPS salah satu model pembelajaran kooperatif yang memiliki prosedur yang diterapkan secara eksplisit. Siswa diberikan cukup banyak waktu untuk berfikir, merespon dan saling membantu satu sama lain. Dalam pembelajaran ini guru hanya berperan sebagai fasilitator, sehingga kesempatan guru untuk memberikan suatu materi dalam waktu pembahasan relatif singkat. Setelah itu dilanjutkan oleh siswa untuk memikirkan secara mendalam. Menurut Herman (2011) Pembelajaran dengan menggunakan metode Think-Pair-Share merupakan salah satu dari model kooperatif yang menggunkan struktur kelompok berpasangan. Meskipun termasuk dalam model kooperatif, struktur ini memberikan kesempatan mengembangkan kemampuan berpikir individu. Selain itu model pembelajaran Think-Pair-Share juga memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, berpasangan, dan berbagi sehingga kemampuan siswa baik secara individu maupun kelompok dapat berkembang. Metode pembelajaran kooperatif TPS yang menitik beratkan pada proses personal dan komunikasi diyakini dapat membantu proses pembelajaran software
15
accurate ditingkat universitas. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hubungan antara metode pembelajaran TPS dengan efektifitas pengoperasian software accurate dapat digambarkan sebagai berikut: Variable Independent
Variable Dependent
Metode
Efektifitas pengoperasian
pembelajaran
software
think pair and share
accurate
pada
mahasiswa akuntansi Gambar 2.5 Penelitian mengenai efektifitas metode pembelajaran Think Pair Share telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang digunakan oleh penulis sebagai rujukan atau acuan untuk melakukan penelitian ini, ringkasan penelitian terdahulu terdiri dari sebagai berikut: Qisthiani Nasikhah dan Mujiyem Sapti (2011) dalam eksperimentasi model pembelajaran TPS (think pair share) terhadap prestasi belajar matematika ditinjau dari kemampuan komunikasi matematika siswa kelas vii smp se-kecamatan Purworejo melakukan penelitian mengenai pembelajaran menggunakan model pembelajaran tipe TPS (Think Pair Share) menghasilkan prestasi belajar matematika yang lebih baik. Winarti dalam implementasi pembelajaran kooperatif tipe think pair share (tps) untuk meningkatan keaktifan belajar siswa pada pembelajaran akuntansi kelas x akt 1 smk negeri 1 pengasih tahun ajaran 2011/2012 memukan selama proses
16
pembelajaran yaitu kurang optimalnya keaktifan belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa implementasi Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa. Aditi Kothiyal, Rwitajit Majumdar, Sahana Murthy, dan Sridhar Iyer (2013) dalam penelitian effect of think-pair-share in a large cs1 class: 83% sustained engagement mengatakan bahwa dengan metode pembelajaran Think Pair and Share mempengaruhi tingkat aktifitas belajar siswa. Metode pembelajaran Think Pair and Share direkomendasikan karena bermanfaat bagi siswa untuk mengekspresikan pendapat merekadan memberikan umpan balik atas pembelajaran yang telah diberikan. I M Utama, Permadi, Marhaeni, A.A.I.N. Putra, I Nyoman Adi Jaya (2013) dalam penelitian berjudul the effect of think pair share teaching strategy to students’ self-confidence and speaking competency of the second grade students of smpn 6 singaraja mengatakan bahwa metode pembelajaran Think Pair and Share mempengaruhi kompentensi siswa. Dengan menggunakan metode pembelajaran Think Pair and Share, tingkat kompentensi siswa jauh melebihi kompentensi siswa yang belajar menggunakan metode pembelajaran konvensional. 2.3
Hipotesis Menurut Sugiono (2009:96) hipotesis atau hipotesa adalah jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan.
17
Metode pembelajaran think pair and share sangat penting di lakukan agar proses belajar mengajar tersebut nampak menyenangkan dan tidak membuat para siswa tersebut bosan dan juga para siswa tersebut dapat menangkap ilmu dari tenaga pendidik tersebut dengan mudah. Dari argumen tersebut, maka hipotesis yang dapat dikembangkan sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran think pair and share sudah ditetapkan dengan baik. 2. Mahasiswa sudah mengoperasikan software accurate dengan efektif. 3. Metode pembelajaran think pair and share berpengaruh terhadap efektivitas pengoperasian software accurate.
18