BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Anggaran
Penganggaran (budgeting) menunjukan suatu proses sejak tahap persiapan
yang diperlukan sebelum dimulainya penyusunan rencana, pengumpulan berbagai
data dan informasi yang perlu, pembagian tugas perencanaan, penyusunan
rencananya sendiri, implementasi dari rencana tersebut, sampai pada akhirnya tahap pengawasan dan evaluasi dari hasil rencana itu. Hasil dari kegiatan penganggaran (budgeting) adalah anggaran (budget). 2.1.1
Pengertian Anggaran Anggaran merupakan alat pengawasan dibidang keuangan yang digunakan
oleh perusahaan yang berorientasi pada laba maupun non laba. Bagi suatu perusahaan, penyusunan anggaran merupakan alat yang dipakai untuk membantu aktivitas kegiatannya agar lebih terarah, misalnya untuk alat perencanaan, alat pengendalian dan lain sebagainya. Dengan menggunakan data-data anggaran, maka perkembangan perusahaan akan dapat dipelajari dengan teliti dan berkesinambungan. Keberhasilan suatu kegiatan dalam pencapaian tujuannya yang efektif dan efisien ditentukan oleh adanya perencanaan yang matang, organisasi yang tepat, serta pengolahan yang baik. Sebelum membahas tentang pengertian anggaran secara mendalam, ada beberapa pengertian anggaran dari para ahli, diantaranya :
14
15
Sasongko dan Parulian (2011:2) mengemukakan bahwa “pengertian
anggaran adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam
satu periode yang tertuang secara kuantitatif”. Selain itu, Nafarin (2007:11) dalam
bukunya yang berjudul Pengangguran Perusahaan mengatakan bahwa:
“Anggaran adalah suatu rencana kuantitatif (satuan jumlah) periodik yang disusun berdasarkan program yang telah disahkan. Anggaran (budget) merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan secara kuantitatif dan umumnya dinyatakan dalam satuan uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang atau jasa untuk jangka waktu tertentu. ” Sedangkan menurut Haruman dan Rahayu (2007:3) inti definisi anggaran
adalah: a. Formal; disusun secara resmi dan tertulis. b. Sistematis; disusun berurutan dan berdasarkan fakta. c. Tanggung jawab; merupakan tanggung jawab dalam pengambilan keputusan oleh manajer. d. Perencanaan, koordinasi, dan pengawasan merupakan fungsi manajer. Berdasarkan definisi di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa anggaran mambantu manajemen dalam melakukan koordinasi dan penerapannya dalam upaya memperoleh tujuan yang tertuang di dalam anggaran. Jadi, anggaran bukan tujuan dan tidak dapat menggantikan manajemen. Anggaran memberikan gambaran kepada manajemen tentang sumber daya yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan yang telah ditentukan dalam anggaran. Kemudian, anggaran juga menjelaskan koordinasi antar bagian dalam perusahaan sehingga tujuan bersama perusahaan dapat tercapai.
16
2.1.2
Tujuan Anggaran Pada dasarnya anggaran disusun untuk membantu perusahaan, khususnya
pihak manajemen dalam pengambilan keputusan dalam menentukan suatu
tindakan yang akan diambil guna melangsungkan kegiatan usahanya. Adapun
beberapa tujuan anggaran menurut para ahli, diantaranya :
Menurut Nafarin (2007:19) dalam bukunya yang berjudul Pengangguran
Perusahaan terdapat beberapa tujuan disusunnya anggaran, antara lain:
a. Digunakan sebagai landasan yuridis formal dalam memilih sumber dan penggunaan dana. b. Memberikan batasan atas jumlah dana yang dicari dan digunakan. c. Merinci jenis sumber dana yang dicari maupun jenis investasi dana, sehingga dapat memudahkan pengawasan. d. Merasionalkan sumber dan investasi dana agar dapat mencapai hasil yang maksimal. e. Menyempurnakan rencana yang telah disusun, karena dengan anggaran lebih jelas dan nyata terlihat. f. Menampung dan menganalisa serta memutuskan setiap usulan yang berkaitan dengan keuangan. Sedangkan Haruman dan Rahayu (2007:6) mengemukakan bahwa tujuan penyusunan anggaran adalah: a. Untuk menyatakan harapan/sasaran perusahaan secara jelas dan formal, sehingga bisa menghindari kerancuan dan memberikan arah terhadap apa yang hendak dicapai manajemen. b. Untuk mengkomunikasikan harapan manajemen kepada pihak-pihak terkait sehingga anggaran dimengerti, didukung, dan dilaksanakan. c. Untuk menyediakan rencana rinci mengenai aktivitas dengan maksud mengurangi ketidakpastian dan memberikan pengarahan yang jelas bagi individu dan kelompok dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. d. Untuk mengkoordinasikan cara/metode yang akan ditempuh dalam rangka memaksimalkan sumber daya. e. Untuk menyediakan alat pengukur dan mengendalikan kinerja individu dan kelompok, serta menyediakan informasi yang mendasari perlu tidaknya tindakan koreksi.
17
Adapun menurut Sasongko dan Parulian (2010:2) dijelaskan bahwa tujuan
penyusunan anggaran adalah:
a. Perencanaan Anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan kebijakan perusahaan. b. Koordinasi Anggaran dapat memperoleh koordinasi antarbagian-bagian di dalam perusahaan. c. Motivasi Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target-target tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan. d. Pengendalian Keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan manajemen untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan di dalam perusahaan. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa tujuan dari anggaran
adalah menyediakan informasi kepada pihak manajemen perusahaan untuk digunakan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan, untuk mencari dan memilih sumber dan penggunaan dana, mengurangi ketidakpastian terhadap pendapatan perusahaan di periode yang akan datang, serta memudahkan manajemen dalam pengendalian kegiatan di perusahaan. 2.1.3
Manfaat Anggaran Pada dasarnya anggaran disusun untuk membantu perusahaan, khususnya
pihak manajemen dalam pengambilan keputusan untuk menentukan suatu tindakan yang akan diambil guna melangsungkan kegiatan usahanya. Anggaran dihasilkan dari proses penyusunan anggaran. Dengan penyusunan anggaran secara cermat dan baik maka akan mendatangkan manfaat-manfaat bagi perusahaan. Menurut Gunawan (2008:52) manfaat anggaran adalah sebagai berikut: a. Mendorong setiap individu di dalam perusahaan untuk berfikir kedepan.
18
Menurut Nafarin (2007:19) dalam bukunya yang berjudul Pengangguran
Perusahaan anggaran mempunyai banyak manfaat, antara lain:
b. Mendorong terjadinya kerja sama antara masing-masing bagian, karena masing-masing menyadari bahwa mereka tidak dapat berdiri sendiri. c. Mendorong adanya pelaksanaan asas partisipasi karena setiap bagian terlibat untuk ikut serta memikirkan rencana kerjanya.
a. Semua kegiatan dapat terarah pada pencapaian tujuan bersama. b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan karyawan. c. Dapat memotivasi karyawan. d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan. e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu. f. Sumber daya (seperti: tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat dimanfaatkan seefisien mungkin. g. Alat pendidikan bagi para manajer. Sedangkan Haruman dan Rahayu (2007:7) menyimpulkan beberapa
manfaat bila menerapkan penyusunan anggaran yang baik, antara lain: a. Hasil yang diharapkan dari suatu rencana tertentu diproyeksikan sebelum rencana tersebut dilaksanakan. Bagi manajemen, hasil proyeksi ini menciptakan peluang untuk memilih rencana yang paling menguntungkan untuk dilaksanakan. b. Dalam menyusun anggaran, diperlukan analisis yang sangat teliti terhadap setiap tindakan yang akan dilakukan. Analisis ini sangat bermanfaat bagi manajemen sekalipun ada pilihan untuk tidak melanjutkan keputusan tersebut. c. Anggaran merupakan penelitian untuk kerja sehingga dapat dijadikan patokan untuk menilai baik buruknya suatu hasil yang diperoleh. d. Anggaran memerlukan adanya dukungan organisasi yang baik sehingga setiap manajer mengetahui kekuasaan, kewenangan, dan kewajibannya. Anggaran sekaligus berfungsi sebagai alat pengendalian pola kerja karyawan dalam melakukan suatu kegiatan. e. Mengingat setiap manajer dan atau penyelia dilibatkan dalam penyusunan anggaran, maka memungkinkan terciptanya perasaan ikut berperan serta (sense of participation). Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan manfaat anggaran adalah untuk memotivasi pegawai agar lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan
19
tugasnya masing-masing dan dapat bermanfaat mendorong kerja sama dengan bagian lainnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan oleh perusahaan. Selain
itu, segala kegiatan dalam perusahaan akan lebih terarah.
2.1.4
Kelemahan Anggaran Meskipun banyak manfaat yang dapat diperoleh dari penyusunan
anggaran, tetapi masih terdapat beberapa kelemahan yang membatasi anggaran. Menurut Haruman dan Rahayu (2007:8) terdapat beberapa kelemahan dari
anggaran antara lain: a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (permintaan efektif, kapasitas produksi dan lain-lain.) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut. b. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru berhasil apabila dilaksanakan secara sungguh-sungguh. c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bukan menggantikannya. d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, sebab itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes. Menurut Nafarin (2007:20) anggaran disamping mempunyai banyak manfaat, namun juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain: a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan, sehingga mengandung unsur ketidakpastian. b. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan tenaga yang tidak sedikit, sehingga tidak semua perusahaan mampu menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat. c. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat mengakibatkan mereka mengerutu dan menentang, sehingga anggaran tidak akan efektif.
20
Sedangkan menurut Gunawan (2008:53) kelemahan-kelemahan dari
anggaran antara lain:
a. Karena anggaran disusun berdasarkan estimasi (potensi penjualan, kapasitas produksi, dan lain-lain) maka terlaksananya dengan baik kegiatan-kegiatan tergantung pada ketepatan estimasi tersebut. b. Anggaran hanya merupakan rencana, dan rencana tersebut baru akan berhasil apabila dilaksanakan dengan sungguh-sungguh. c. Anggaran hanya merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk membantu manajer dalam melaksanakan tugasnya, bukan menggantikannya. d. Kondisi yang terjadi tidak selalu seratus persen sama dengan yang diramalkan sebelumnya, karena itu anggaran perlu memiliki sifat yang luwes. Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa anggaran berdasarkan
perencanaan dan anggapan mengandung unsur ketidakpastian dan tidak bisa bekerja secara otomatis. oleh karena itu, rencana tersebut harus dilaksanakan dengan efektif dan efisien agar rencana tersebut dapat berhasil sesuai yang direncanakan. 2.1.5
Fungsi Anggaran Anggaran memiliki fungsi yang sama dengan manajemen yang meliputi
fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan. Hal ini disebabkan anggaran mempunyai fungsi sebagai alat manajemen dalam melaksanakan fungsinya. Berikut adalah beberapa fungsi menurut para ahli : Menurut Haruman dan Rahayu (2007:5) ada beberapa fungsi anggaran dalam proses manajemen, diantaranya: a. Di bidang Planning b. Di bidang Coordinating c. Di bidang Controlling
21
Berikut ini penjelasan mengenai fungsi anggaran dalam proses
manajemen:
a. Di bidang Planning
1) Membantu manajemen meneliti dan mempelajari segala masalah yang berkaitan dengan aktivitas yang akan dilaksanakan.
2) Membantu mengarahkan seluruh sumber daya yang ada diperusahaan
dalam menentukan arah atau aktivitas yang paling menguntungkan.
3) Membantu arah atau menunjang kebijaksanaan perusahaan. 4) Membantu manajemen memilih tujuan perusahaan. 5) Membantu menstabilkan kesempatan kerja yang tersedia. 6) Mambantu pemakaian alat-alat fisik secara lebih efektif. b. Di bidang Coordinating 1) Membantu
mengkoordinir
faktor
sumber
daya
manusia
dengan
perusahaan. 2) Membantu menilai kesesuaian antara rencana aktivitas perusahaan dengan keadaan lingkungan usaha yang dihadapi. 3) Membantu menempatkan pemakaian modal pada saluran-saluran yang menguntungkan sesuai dan seimbang dengan program perusahaan. 4) Membantu mengetahui kelemahan dalam organisasi. c. Di bidang Controlling 1) Membantu mengawasi kegiatan dan pengeluaran. 2) Membantu mencegah pemborosan. 3) Membantu menetapkan standar baru.
22
Sedangkan
Nafarin
(2007:28)
dalam
bukunya
yang
berjudul
Pengangguran Perusahaan mengatakan bahwa fungsi anggaran terdiri dari:
a. Fungsi Perencanaan Anggaran merupakan alat perencanaan tertulis menurut pemikiran yang teliti yang akan memberikan gambaran yang lebih jelas dalam unit dan uang. b. Fungsi Pelaksanaan Anggaran sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan, sehingga anggaran bertujuan agar pekerjaan dapat dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan (laba). c. Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengawasan (controlling). Pengawasan berarti mengevaluasi (menilai) terhadap pelaksanaan pekerjaan, dengan cara: 1) Membandingkan realisasi dengan rencana (anggaran). 2) Melakukan tindakan perbaikan apabila dipandang perlu (apabila terdapat penyimpangan yang merugikan). Sedangkan Munandar (2001:12) menjelaskan ada tiga fungsi anggaran,
yaitu: a. Sebagai pedoman kerja. b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja. c. Sebagai alat pengawasan kerja. Penjelasan mengenai fungsi anggaran dapat diuraikan sebagai berikut: a. Sebagai pedoman kerja. Budget berfungsi sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai oleh kegiatan-kegiatan perusahaan diwaktu yang akan datang. b. Sebagai alat pengkoordinasian kerja. Budget berfungsi sebagai alat untuk pengkoordinasian kerja agar semua bagian-bagian yang terdapat di dalam perusuhaan dapat saling menunjang, saling bekerja sama dengan baik, untuk menuju kesasaran yang telah
23
ditetapkan. Dengan demikian kelancaran jalannya perusahaan akan lebih terjamin.
c. Sebagai alat pengawasan kerja.
Budget berfungsi sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai
(evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. Dengan membandingkan antara apa yang tertuang di dalam budget dengan apa yang dicapai oleh realisasi kerja perusahaan, dapatlah dinilai apakah perusahaan telah sukses bekerja
ataukah kurang sukses bekerja. Dari perbandingan tersebut dapat pula diketahui sebab-sebab penyimpangan antara budget dengan realisasinya, sehingga dapat pula diketahui kelemahan-kelemahan dan kekuatan-kekuatan yang dimiliki perusahaan. Hal ini akan dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan yang sangat berguna untuk menyusun rencana-rencana (budget) selanjutnya secara lebih matang dan lebih akurat. Dari uraian diatas, penulis menyimpulkan bahwa anggaran berfungsi sebagai: (1) alat perencanaan sebagai pedoman kerja dan memberikan arah serta sekaligus memberikan target-target yang harus dicapai, (2) alat pelaksanaan sebagai pedoman dalam melaksanakan pekerjaan, dan (3) alat pengawasan sebagai tolak ukur, sebagai alat pembanding untuk menilai (evaluasi) realisasi kegiatan perusahaan nanti. 2.1.6
Jenis-jenis Anggaran Mengelompokan anggaran sangatlah penting dalam menyusun anggaran.
Dengan mengelompokan anggaran maka akan lebih mudah dalam menyusun jenis
24
anggaran yang diinginkan sesuai dengan keperluan. Menurut Nafarin (2007:31) anggaran dapat dikelompokkan dari beberapa segi, antara lain:
a. b. c. d. e. f. g.
Penjelasan mengenai jenis-jenis anggaran dapat diuraikan sebagai berikut:
Segi dasar penyusunan. Segi cara penyusunan. Segi jangka waktu. Segi bidangnya. Segi kemampuan menyusun. Segi fungsi. Segi metode penentuan harga pokok produk.
a. Segi dasar penyusunan, anggaran terdiri dari ; 1) Anggaran variabel (variable budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktivitas) tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang dapat disesuaikan pada tingkat aktivitas (kegiatan) yang berbeda. 2) Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu. b. Segi cara penyusunan, anggaran terdiri dari : 1) Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. 2) Anggaran kontinu (continous budget) adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang telah dibuat. Misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.
25
c. Segi jangka waktu, anggaran terdiri dari : 1) Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran yang
dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
2) Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu lebih dari satu tahun. d. Segi bidangnya, anggaran terdiri dari anggaran operasional dan anggaran keuangan. Kedua anggaran ini bila dipadukan disebut “anggaran induk
(master budget)”. Anggaran induk yang mengonsolidasikan rencana keseluruhan perusahaan untuk jangka pendek, biasanya disusun atas dasar tahunan. Anggaran tahunan dipecah lagi menjadi anggaran triwulan dan anggaran triwulan dipecah lagi menjadi anggaran bulanan. 1) Anggaran operasioanal (operational budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran laba rugi. Anggaran operasional antara lain terdiri dari : a) Anggaran penjualan. b) Anggaran biaya pabrik. c) Anggaran biaya bahan baku. d) Anggaran biaya tenaga kerja langsung. e) Anggaran biaya overhead pabrik. f) Anggaran beban usaha. 2) Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk menyusun anggaran neraca. Anggaran keuangan, antara lain terdiri dari : a) Anggran kas.
26
b) Anggaran piutang.
d) Anggaran utang. e) Anggaran neraca.
c) Anggaran sediaan.
e. Segi kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah rangkaian dari
berbagai jenis anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap.
2) Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. f. Segi fungsi, anggaran terdiri dari: 1) Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. 2) Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang disusun berdasarkan
fungsi
kegiatan
yang
dilakukan
dalam
organisasi
(perusahaan). g. Segi metode penentuan harga pokok produk, anggaran terdiri dari 1) Anggaran tradisional (traditional budget) atau anggaran konvensional (conventional budget) terdiri atas: a) Anggaran berdasar fungsional (functional based budget) adalah anggaran
yang
dibuat
dengan
menggunakan
metode
27
penghargapokokan penuh (full costing) dan berfungsi untuk menyusun
anggaran induk atau anggaran tetap. b) Anggaran berdasar sifat (characteristicbased budget) adalah anggaran
yang dibuat dengan metode penghargapokokan variabel (variable
costing) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel. 2) Anggaran berdasar kegiatan (activity based budget) adalah anggaran yang
dibuat dengan menggunakan metode penghargapokokan berdasar kegiatan (activity based budget) dan berfungsi untuk menyusun anggaran variabel dan induk. Shim dan Siegel (2001:54) mengklasifikasikan anggaran menjadi dua
kategori, dimana setiap kategori dibagi lagi ke dalam sub-sub kategori yaitu sebagai berikut: a. Anggaran operasi yang terdiri dari: 1) Anggaran penjualan 2) Anggaran produksi 3) Anggaran bahan langsung 4) Anggaran tenaga kerja langsung 5) Anggaran overhead pabrik 6) Anggaran biaya penjualan dan administrasi 7) Anggaran laba rugi proforma b. Anggaran keuangan yang terdiri dari: 1) Anggaran kas 2) Anggaran proforma Sedangkan menurut Haruman dan Rahayu (2007:6) terdapat beberapa jenis-jenis anggaran, antara lain: a. Berdasarkan ruang lingkup. b. Berdasarkan fleksibilitasnya. c. Berdasarkan jangka waktu. Penjelasan mengenai jenis-jenis anggaran dapat diuraikan sebagai berikut:
28
a. Berdasarkan ruang lingkup 1) Anggaran Komprehensif, yaitu anggaran perusahaan yang disusun dengan
perusahaan
ruang lingkup yang menyeluruh yang mencakup seluruh aktivitas
2) Anggaran parsial yaitu anggaran perusahaan yang disusun dengan ruang
lingkup yang terbatas yang hanya mencakup sebagian dari kegiatan
perusahaan.
b. Berdasarkan fleksibilitasnya 1) Anggaran fixed (fixed budget) yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu dimana volumenya sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut direncanakan revenue, cost, dan expenses, serta tidak diadakan revisi secara periodik. 2) Anggaran kontinyu (continues budget) yaitu anggaran yang disusun untuk periode waktu tertentu di mana volumenya sudah tertentu dan berdasarkan volume tersebut direncanakan revenue, cost, dan expenses, tetapi diadakan revisi secara periodik dan ditambahkan anggaran untuk satu triwulan pada periode anggaran berikutnya. c. Berdasarkan jangka waktu 1) Anggaran jangka pendek, yaitu anggaran operasional yang menunjukan rencana operasi atau kegiatan untuk satu periode akuntansi (biasanya 1 tahun) yang akan datang. Anggaran ini terdiri dari anggaran penjualan, anggaran produksi, anggaran pemakaian bahan langsung, anggaran pembelian bahan baku, anggaran upah langsung, anggaran biaya overhead,
29
anggaran persediaan bahan baku dan barang jadi, anggaran biaya
penjualan dan promosi, anggaran biaya administrasi, anggaran harga pokok barang yang dijual, anggaran rugi/laba yang diproyeksikan,
anggaran sisa laba diproyeksikan, anggaran pendapatan dan pengeluaran
lain-lain, anggaran tambahan modal, anggaran kas, piutang dan daftar
neraca yang diproyeksikan.
2) Anggaran jangka panjang, yaitu anggaran yang menunjukan rencana
investasi dalam tahun anggaran dengan waktu lebih dari satu tahun. Dari semua jenis anggaran yang telah diuraikan diatas, penulis mencoba untuk membatasi ruang lingkup teori. Penulis hanya menggunakan pada jenis anggaran yang dipandang dari sudut bidangnya, yang dalam hal ini adalah anggaran operasional yang penulis fokuskan pada anggaran penjualan saja yang nantinya akan penulis uraikan. 2.1.7
Penyusunan Anggaran Setiap aktivitas pencapaian suatu hasil akan dan pasti membutuhkan suatu
proses yang baik agar nantinya mendapatkan hasil yang diinginkan. Sama halnya dengan penyusunan anggaran, proses yang baik atas pembuatan sampai ke implementasi anggaran sangat diperlukan guna menjamin kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri, karena anggaran merupakan suatu yang cukup vital dalam menunjang suatu unit usaha. Menurut Haruman dan Rahayu (2007:10) prosedur penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: a. Menganalisis informasi masa lalu, lingkungan luar yang diantisipasi, dan SWOT.
30
b. c. d. e. f. g.
Menyusun perencanaan strategi dan program. Mengkomunikasikan tujuan, strategi pokok, dan program. Memilih taktik, mengkoordinasi, dan mengawasi operasi. Menyusun usulan anggaran. Menyerahkan revisi usulan anggaran. Menyetujui revisi usulan anggaran dan merakit menjadi anggaran perusahaan. h. Revisi dan penetapan final anggaran perusahaan untuk diajukan kepada pimpinan perusahaan, dan pengerasan biasanya dilakukan oleh pemilik perusahaan atau dalam PT pada RUPS.
Menurut Shim dan Siegel (2001:7) langkah-langkah dalam penyusunan
anggaran adalah sebagai berikut: a. Melakukan penetapan tujuan. b. Melakukan pengevaluasian terhadap sumber-sumber daya yang tersedia. c. Melaksanakan negosiasi antara pihak-pihak yang terlibat mengenai angka-angka anggaran. d. Setelah itu melakukan pengkoordinasian dan penjualan komponen. e. Persetujuan akhir. f. Pendistribusian anggaran yang disetujui. Sedangkan menurut Nafarin (2007:9) tahap penyusunan anggaran terbagi menjadi empat tahap, yaitu: a. Penentuan Pedoman Anggaran Anggaran yang akan dibuat untuk tahun mendatang hendaknya disiapkan beberapa bulan sebelum tahun anggan berikutnya dimulai. b. Persiapan Anggaran Manajer pemasaran sebelum menyusun anggaran penjualan (sales budget) hendaknya terlebih dahulu menyusun ramalan penjualan (sales forecast). c. Penentuan Anggaran Pada tahap penentuan anggaran diadakan rapat dengan semua manajer beserta Direksi (Direktur) yang meliputi kegiatan : 1) Perundingan untuk menyesuaikan rencana akhir setiap komponen anggaran. 2) Mengkoordinasikan dan menelaah komponen anggaran. 3) Pengesahaan dan pendistribusian anggaran. d. Pelaksanaan Anggaran Untuk kepentingan pengawasan setiap manajer wajib membuat laporan realisasi anggaran. Setelah dinamis kemudian laporan realisasi anggaran disampaikan kepada direksi.
31
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa yang berwenang dan
bertanggung jawab atas penyusunan anggaran adalah pimpinan tertinggi
perusahaan dan proses penyusunan anggaran memerlukan prosedur serta tahapan
tahapan yang cukup banyak mulai dari penetapan sasaran, pengajuan anggaran,
review sampai dengan anggaran tersebut disetujui yang kesemuanya itu dilakukan
untuk pengoptimalan hasil dan kinerja perusahaan yang memuaskan melalui
penyusunan anggaran yang komprehensif dalam pencapaian tujuan perusahaan.
2.2
Penjualan Penjualan adalah tindak lanjut dari pemasaran dan merupakan kegiatan
yang sangat penting bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Melalui aktivitas penjualan ini perusahaan berhubungan dengan pihak lain, dimana terjadi transaksi penyerahan barang dan perolehan kas yang senilai dengan barang tersebut. 2.2.1
Pengertian Penjualan Aktivitas penjualan merupakan pendapatan utama perusahaan karena jika
aktivitas penjualan produk maupun jasa tidak dikelola dengan baik maka secara langsung dapat merugikan perusahaan. Hal ini dapat disebabkan karena sasaran penjualan yang diharapkan tidak tercapai dan pendapatan pun akan berkurang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari pengertian penjualan menurut para ahli, diantaranya: Menurut Kotler (2006:457) dikemukakan bahwa pengertian penjualan merupakan “sebuah proses dimana kebutuhan pembeli dan kebutuhan penjual dipenuhi, melalui antar pertukaran informasi dan kepentingan”.
32
Sedangkan Pengertian penjualan menurut Chairul Marom (2002:28)
dinyatakan bahwa “Penjualan artinya penjualan barang dagangan sebagai usaha
pokok perusahaan yang biasanya dilakukan secara teratur”.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penjualan
adalah persetujuan kedua belah pihak antara penjual dan pembeli, dimana penjual menawarkan suatu produk dengan harapan pembeli dapat menyerahkan sejumlah sebagai alat ukur produk tersebut sebesar harga jual yang telah disepakati. uang
2.2.2
Tujuan Penjualan Dalam suatu perusahaan kegiatan penjualan adalah kegiatan yang penting,
karena dengan adanya kegiatan penjualan tersebut maka akan terbentuk laba yang dapat menjamin kelangsungan hidup perusahaan. Tujuan umum penjualan yang dimiliki oleh perusahaan menurut Soemarso (2005:44) yaitu: a. Mencapai volume penjualan tertentu. b. Mendapat laba tertentu. c. Menunjang pertumbuhan perusahaan. Begitu pula Swastha dan irawan (1999:80) menyatakan bahwa tujuan umum penjualan adalah: a. Berusaha mencapai volume penjualan tertentu. b. Berusaha mencapai laba/profit akhir melebihi biaya yang dikeluarkan. c. Menunjang pertumbuhan perusahaan.
33
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan umum perusahaan
adalah untuk mencapai volume penjualan tertentu, untuk mendapat laba tertentu,
dan untuk menunjang pertumbuhan perusahaan.
2.3
Anggaran Penjualan
Anggaran penjualan merupakan dasar penyusunan anggaran lainnya dan
umumnya disusun terlebih dahulu sebelum menyusun anggaran lainnya. Oleh
karena itu anggaran penjualan sering disebut anggaran kunci. 2.3.1
Pengertian Anggaran Penjualan Anggaran penjualan memegang peranan yang sangat penting dalam semua
aktivitas operasional perusahaan. Pengertian anggaran penjualan menurut Haruman dan Rahayu (2007:45) ialah : “budget yang direncanakan secara lebih terperinci penjualan perusahaan selama periode yang akan datang yang di dalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas) barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas), harga barang, waktu penjualan serta tempat/daerah penjualannya.” Nafarin (2007:166) mengatakan bahwa “anggaran penjualan merupakan rencana tertulis yang dinyatakan dalam angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode tertentu”. Sedangkan menurut Munandar (2001:51) anggaran penjualan (sales budget) adalah: “anggaran yang merencanakan secara lebih terperinci tentang penjualan perusahaan selama periode yang akan datang, yang didalamnya meliputi rencana tentang jenis (kualitas barang yang akan dijual, jumlah (kuantitas) barang yang akan dijual, harga barang yang akan dijual, waktu penjualan, serta tempat (daerah penjualan).”
34
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa anggaran penjualan
merupakan langkah awal untuk merencanakan anggaran secara terperinci dan juga
sebagai anggaran dasar yang digunakan dalam penyusunan anggaran lain yang
dinyatakan dalam angka dari produk yang akan dijual perusahaan pada periode
tertentu. 2.3.2
Manfaat Anggaran Penjualan Anggaran penjualan memiliki beberapa kegunaan bagi manajemen dalam
melaksanakan fungsinya. Secara umum menurut Nafarin (2007:168) anggaran penjualan memiliki dua manfaat utama, yaitu “(a) anggaran penjualan sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya dan (b) anggaran penjualan sebagai ujung tombak dalam mencapai tujuan perusahaan memperoleh laba”. Adapun pernyataan Haruman dan Rahayu (2007:46) yang mengatakan bahwa “kegunaan anggaran penjualan sebagai pedoman kerja, alat koordinasi dan pengawasan kerja, serta sebagai dasar bagi penyusunan budget-budget yang lainnya”. Dari pengertian tersebut, penulis menyimpulkan bahwa manfaat anggaran penjualan yaitu sebagai pedoman, pengkoordinasian dan pengawasan kerja serta sebagai dasar penyusunan anggaran lainnya. 2.3.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Anggaran Penjualan Suatu anggaran dapat berfungsi dengan baik apabila taksiran-taksiran di
dalamnya cukup akurat. Untuk melakukan penaksira yang akurat, diperlukan berbagai data, informasi dan pengalaman yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penyusunan anggaran penjualan. Menurut Haruman
35
dan Rahayu (2007:46) faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran penjualan, yaitu:
a. Faktor-faktor internal 1) Penjualan tahun-tahun yang lalu. 2) Kebijakan perusahaan yang berhubungan dengan masalah penjualan. 3) Kapasitas produksi yang dimiliki serta kemungkinan perluasannya. 4) Tenaga kerja yang tersedia baik jumlah maupun keahliannya. 5) Modal kerja yang dimiliki perusahaan. 6) Fasilitas lain yang menunjang. b. Faktor-faktor eksternal 1) Keadaan persaingan di pasar. 2) Posisi perusahaan dalam persaingan. 3) Tingkat pertumbuhan penduduk. 4) Elastisitas permintaan terhadap harga barang yang dihasilkan. 5) Kebijaksanaan-kebijaksanaan pemerintah yang berpengaruh. Menurut Munandar (2001:52) faktor-faktor yang harus dipertimbangkan
didalam penyusunan anggaran penjualan secara garis besar dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu: a. Faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat dalam perusahaan sendiri. b. Faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap anggaran penjualan perusahaan. Berikut
adalah
penjelasan
mengenai
faktor-faktor
yang
harus
dipertimbangkan didalam penyusunan anggaran penjualan yang dikemukakan oleh Munandar: a. Faktor intern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat dalam perusahaan sendiri. Faktor-faktor tersebut berupa: 1) Penjualan tahun-tahun lalu meliputi kualitas, kuantitas, harga, waktu, maupun tempat (daerah) penjualan.
36
2) Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan masalah-
pemilihan media promosi dan cara penetapan harga jual. 3) Kapasitas produksi yang dimiliki perusahaan, serta memungkinkan
perluasannya diwaktu yang akan datang.
masalah penjualan, seperti tentang pemilihan saluran distribusi,
4) Modal kerja yang dimiliki perusahaan, serta kemungkinan penambahannya diwaktu yang akan datang. 5) Fasilitas-fasilitas lain yang dimiliki oleh perusahaan, serta kemungkinan perluasannya diwaktu yang akan datang. b. Faktor ekstern, yaitu data, informasi dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi mempunyai pengaruh terhadap anggaran penjualan perusahaan. Faktor-faktor tersebut dapat berupa: 1) Keadaan persaingan di pasar. 2) Tingkat perusahaan dalam persaingan. 3) Tingkat pertumbuhan penduduk. 4) Tingkat penghasilan masyarakat. 5) Elastisitas permintaan terhadap barang yang dihasilkan perusahaan, terutama akan mempengaruhi dalam merencanakan harga jual untuk anggaran penjualan yang akan disusun. 6) Agama, adat-istiadat, dan kebiasaan masyarakat pada umumnya. 7) Berbagai kebijaksanaan pemerintah, baik dalam bidang politik, sosial, ekonomi, budaya maupun keamanan. 8) Keadaan perekonomian nasional maupun internasional.
37
9) Kemajuan teknologi, barang subsidi selera konsumen dan
kemungkinan perubahan lainnya.
Sedangkan menurut Nafarin (2007:168) faktor-faktor yang harus
dipertimbangkan sebelum menyusun anggaran penjualan antara lain sebagai
berikut:
a. b. c. d. e. f. g. h.
Faktor pemasaran. Faktor keuangan (modal kerja). Faktor ekonomis. Faktor teknis. Faktor kebijakan perusahaan. Faktor perkembangan penduduk. Faktor kondisi Negara. Faktor lainnya.
Penjelasan mengenai faktor-faktor yang harus dipertimbangkan sebelum menyusun anggaran penjualan adalah sebagai berikut: a. Faktor pemasaran Faktor pemasaran yang perlu dipertimbangkan seperti : 1) Luas pasar, apakah bersifat local, regional, nasional atau internasional. 2) Keadaan persaingan, apakah bersifat monopoli, ologopoli atau bebas. 3) Keadaan konsumen, bagaimana selera konsumen, tingkat daya beli konsumen, apakah konsumen akhir atau konsumen industri. b. Faktor keuangan (modal kerja) Faktor keuangan (modal kerja) yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain mengenai kemampuan modal kerja mendukung mencapai target penjualan yang dianggarkan. Seperti untuk membeli bahan baku, membayar upah, biaya promosi produk dan lain-lain.
38
c. Faktor ekonomis Faktor ekonomis yang perlu diperhatikan perusahaan antara lain dengan
meningkatnya penjualan berarti meningkatkan laba (rentabilitas), atau
sebaliknya. d. Faktor teknis Faktor teknis yang perlu diperhatikan antara lain : 1) Kapasitas terpasang, seperti apakah mesin dan alat mampu memenuhi
target penjualan yang dianggarkan. 2) Apakah bahan baku dan tenaga kerja mudah dan murah. e. Faktor kebijakan perusahaan Faktor kebijakan perusahaan seperti kebijakan membuat produk dengan kualitas nomor satu, sehingga kesempatan untuk menjual produk nomor dua dan nomor tiga menjadi tertutup. f. Faktor perkembangan penduduk Faktor perkembangan penduduk juga mempengaruhi anggaran, misalnya peningkatan kelahiran dapat meningkatkan konsumsi susu, pakaian, mainan dan lain-lain. g. Faktor kondisi Negara Faktor kondisi politik, sosial, budaya, pertahanan, dan keamanan juga mempengaruhi penjualan.
39
h. Faktor lainnya Faktor lainnya yang perlu diperhatikan seperti apakah pada musim tertentu
anggaran ditambah atau sampai berapa lama anggaran yang disusun dapat
dipertahankan.
2.4
Peramalan Penjualan Ramalan merupakan dugaan atau perkiraan mengenai terjadinya kejadian
atau peristiwa dari waktu yang akan datang. Peramalan penjualan merupakan perkiraan penjualan sebagai proyeksi dari permintaan kosumen di masa yang akan datang. Peramalan penjualan dibuat berdasarkan data historis atau pengalaman di masa lalu dan atau mungkin akan terjadi. Meskipun demikian, hasil peramalan penjualan yang diperoleh mungkin saja tidak sama dengan penjualan yang direncanakan. 2.4.1
Pengertian Peramalan Penjualan Sebelum penyusunan anggaran penjualan, umumnya perusahaan membuat
peramalan terlebih dahulu. Peramalan penjualan dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk mengembangkan suatu rencana penjualan. Menurut Nafarin (2007:96) dikemukakan bahwa “Peramalan penjualan (sales forcasting) merupakan proses aktivitas memperkirakan produk yang akan dijual di masa mendatang dalam keadaan tertentu dan dibuat berdasarkan data yang pernah terjadi dan/atau mungkin akan terjadi.” Adapun Haruman dan Rahayu (2007:35) mengatakan bahwa “peramalan penjualan adalah suatu teknik proyeksi tentang tingkat permintaan konsumen
40
potensial pada suatu periode tertentu dengan menggunakan berbagai asumsi tertentu juga, yakni sesuatunya berjalan seperti masa lalu”.
Dari pengertian-pengertian di atas, dapat penulis simpulkan bahwa
peramalan atau forecast penjualan adalah perkiraan mengenai penjualan
perusahaan pada masa yang akan datang. Dalam hal ini hasil dari suatu peramalan merupakan pernyataan atau penilaian yang dikuantifisir terhadap kondisi lebih depan mengenai subjek tertentu. Sehingga, hasil peramalan yang diperoleh masa
mungkin saja tidak sama dengan kenyataannya karena terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi penjualan sehingga tidak sesuai dengan yang diramalkan. 2.4.2
Metode Peramalan Penjualan Untuk menyusun anggaran penjualan diperlukan peramalan terlebih
dahulu. Hasil dari peramalan penjualan akan digunakan sebagai rencana penjualan yang akan disusun dalam bentuk anggaran penjualan. peramalan penjualan merupakan proses perkiraan produk yang akan dijual pada periode yang akan datang dan dibuat berdasarkan data-data periode sebelumnya. Menurut Haruman dan Rahayu (2007:36) metode peramalan penjualan dapat dikelompokan sebagai berikut: a. Judgmental Method atau Non Statistical Method, yakni metode memproyeksikan penjualan yang berdasar pada pendapat salesman, sales manager, para ahli, dan survey konsumen. b. Statistical Method, meliputi: 1) Analisa Trend, yang terdiri dari: a) Penerapan garis trend secara bebas. b) Penerapan garis trend dengan metode setengah rata-rata. c) Penerapan garis trend secara matematis, yang terbagi menjadi: (1) Metode Moment. (2) Metode Kuadrat terkecil (Least Square). (3) Metode Kuadrat (garis lengkung). 2) Analisa Korelasi
41
c. Specific Purpose Method, meliputi: 1) Analisa Industri. 2) Analisa Product Line. 3) Analisa Penggunaan Akhir. Menurut Shim dan Siegel (2001:182) terdapat dua metode peramalan
anggaran penjualan, diataranya:
a. Pendekatan Kualitatif, yaitu peramalan yang didasarkan atas pertimbangan dan opini: 1) Pendapatan Manajer. 2) Metode Delphi (pendapatan para pakar). 3) Jajak pendapat dikalangan tenaga penjualan. 4) Survey dikalangan pelanggan. b. Pendekatan Kuantitatif, yaitu: 1) Peramalan berdasarkan data historis: a) Metode sederhana. b) Metode rata-rata bergerak. c) Metode Eksponesial. d) Metode analisis kecenderungan (trend). e) Metode dekomposisi deret berkala. 2) Peramalan mengenai hubungan (sebab-akibat) a) Metode regresi sederhana. b) Metode regresi berganda. c) Penyusunan model ekonometri. Sedangkan menurut Nafarin (2007:96) teknik membuat ramalan penjualan
dapat dilakukan sebagai berikut: a. Secara kualitatif Ramalan penjualan secara kualitatif terdapat beberapa metode, antara lain: 1) Metode pendapat para tenaga penjualan. 2) Metode pendapat para manajer divisi penjualan. 3) Metode pendapat para pakar. 4) Metode pendapat dari survei konsumen. b. Secara kualitatif Ramalan penjualan secara kuantitatif, antara lain: 1) Analisis lini produk. 2) Metode distribusi probabilitas. 3) Analisis tren. Analisis tren merupakan salah satu metode statistik yang mudah digunakan dalam meramalkan (jualan). Analisis tren terdiri dari: a) Tren garis lurus (linear) yang terdiri atas metode:
42
(1) Metode kuadrat terkecil (least square) (2) Metode momen b) Tren bukan garis lurus yang terdiri atas metode: (1) Metode parabola kuadrat (2) Tren eksponensial (logaritma) 4) Analisis regresi yang terdiri atas: a) Regresi tunggal. b) Regresi berganda.
Dari beberapa metode yang telah dikemukakan oleh para ahli diatas,
penulis
hanya
menggunakan
dua
metode
yang
akan
dipakai
untuk
membandingkannya dengan metode peramalan dari perusahaan. Dua metode yang penulis pakai adalah metode trend garis lurus dan metode trend garis lengkung. Berikut ini rumus dari kedua metode tersebut: a. Metode Trend Garis Lurus Untuk metode trend garis lurus, penulis akan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Haruman dan Rahayu (2007:40) sebagai berikut: Rumus: Dimana: ∑
∑ ∑ Keterangan : Y = variabel terikat X = variabel bebas a = nilai konstanta b = koefisian regresi n = jumlah data Dalam metode ini penulis juga menggunakan tabel untuk memudahkan
dalam mencari nilai a dan b, sabagai berikut:
43
Tabel 2.1
Mencari Nilai a dan b untuk Persamaan dalam Metode Trend Garis Lurus Tahun Penjualan (Y)
X
X²
XY
Total
b. Metode Trend Garis Lengkung
Untuk metode trend garis lurus, penulis juga akan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Haruman dan Rahayu (2007:41) sebagai berikut: Rumus: Dimana:
0 Syarat ∑ Keterangan : Y = variabel terikat X = variabel bebas a = nilai konstanta b = koefisien regresi n = jumlah data Dalam metode ini penulis juga menggunakan tabel untuk memudahkan dalam mencari nilai a, b dan c, sabagai berikut:
44
Tabel 2.2
Mencari Nilai a, b dan c untuk Persamaan dalam Metode Trend Garis Lengkung
Tahun Penjualan (Y)
X
X²
XY
X²Y
X⁴
2.4.3
Total
Standar Kesalahan Peramalan Dalam analisis trend ada dua metode yang dapat digunakan dalam ramalan
penjualan, yaitu metode trend garis lurus dan metode trend garis lengkung. Untuk menentukan metode mana yang paling sesuai dari kedua metode tersebut, maka digunakan standar kesalahan peramalan (SKP). Nilai SKP yang terkecil akan menunjukkan bahwa peramalan yang disusun tersebut mendekati kesesuaian. Adapun rumus standar kesalahan peramalan (SKP) menurut Nafarin (2007:109) adalah sebagai berikut : Rumus:
∑ x n
y 2
Keterangan : x = Penjualan nyata y = Ramalan penjualan n = Jumlah data yang dianalisis -2 = Dua derajat kebebasan hilang karena dua parameter populasi sedang diramalkan dengan nilai sampel data (a dan b). Sedangkan menurut Haruman dan Rahyu (2007:42) rumus standar kesalahan peramalan (SKP) adalah sebagai berikut:
45
Rumus:
x
y
n
Keterangan : x = Penjualan nyata y = Ramalan penjualan n = Jumlah data yang dianalisis
Dari kedua rumus diatas, penulis akan menggunakan rumus standar
kesalahan peramalan (SKP) menurut Nafarin. Dan untuk membantu perhitungan standar kesalahan peramalan (SKP) maka penulis menggunakan tabel sebagai
berikut: Tabel 2.3 Perhitungan Efektivitas dan Standar Kesalahan Peramalan Tahun
Anggaran X
Realisasi Y
(Y-X)
(Y-X)²
Total
2.5
Efektivitas Kamaruddin (1994:269) mengemukakan bahwa “efektifitas adalah suatu
keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan (atau kegagalan) kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang ditetapkan lebih dahulu”. Sedangkan Hidayat (1986) mengemukakan bahwa “Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas, kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar persentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya”. Sedangkan Menurut Kosasih (1990:33) dijelaskan bahwa “efektivitas adalah
46
ukuran keberhasilan suatu kegiatan atau program yang dikaitkan dengan tujuan yang ditetapkan”. Dalam hal penjualan, efektivitas merupakan pencapaian tujuan
penjualan dibandingkan dengan yang diharapkan, sehingga penjualan dapat
dikatakan efektif jika penjualan yang terjadi dapat mencapai target yang
dianggarkan.
Untuk
menghitung
efektivitas
anggaran
penjualan
yaitu
dengan
membandingkan realisasi penjualan dengan anggaran penjualan pada periode
yang sama dalam bentuk persentase, dengan rumus: !"! #
$
%!# #! ' 100% && $
Keterangan:
•
Efektif jika hasilnya lebih dari 100%
•
Berimbang jika hasilnya 100%
•
Tidak efektif jika hasinya kurang dari 100%