BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Teori 1. Konsep Mobilisasi a. Pengertian Mobilisasi Mobilisasi adalah jalan untuk melatih hampir semua otot tubuh dan meningkatkan fleksibilitas sendi ( Rasjad, 1998 ). Tahap-tahap dalam melakukan mobilisasi adalah latihan ambulasi dilakukan lebih baik setelah 12 - 24 jam pertama dan harus dibawah pengawasan perawat untuk memastikan bahwa latihan tersebut dilakukan dengan tepat dan dengan cara yang aman. Latihan tersebut melalui tahap-tahap yaitu: 1) Setelah 12-24 jam pertama postoperasi pasien berpindah posisi setiap 1-2 jam. Melakukan latihan kaki setiap jam jika pasien terjaga. 2) Jika pasien mampu beradaptasi untuk melakukan miring kiri dan kanan, 6 – 12 jam berikutnya pasien dibantu untuk bergerak secara bertahap dari posisi berbaring ke posisi duduk sampai semua tanda pusing hilang. Posisi ini dapat dicapai dengan menaikan bagian kepala tempat tidur. 3) Apabila pasien dapat duduk di tempat tidur tanpa mengeluh pusing hari ketiga post operasi anjurkan untuk menjuntai kaki di samping
7
7
tempat tidur, jika tanda-tanda vital normal dan pasien tidak mengeluh pusing bantu pasien untuk berdiri disamping tempat tidur dan bantu pasien untuk berjalan perlahan dalam jarak pendek ± 2-3 meter. 4) Hari keempat pasien dibantu untuk berjalan kekamar mandi dan jika luka operasi kering, pemenuhan nutrisi baik, hasil pemeriksaan penunjang baik, tidak ada komplikasi lainnya, perawat dapat memberitahukan kepada dokter agar pasien boleh dipulangkan (Perry dan Poter, 2001 ) Jenis-jenis latihan : a) Kontraksi otot 1. Latihan isotonik 2. Latihan isometrik 3. Latihan isokinetik b) Pergerakan tubuh 1. Latihan aerobik 2. Latihan peregangan 3. Latihan kekuatan dan penahanan 4. Pergerakan dan aktifitas sehari-hari Jenis bantuan untuk mobilisasi : 1) Dengan bantuan satu perawat 2) Dengan bantuan dua perawat
8
3) Dengan bantuan alat lain : a) Walker b) Cane ( tongkat ) c) Brace ( penyangga ) d) Crutch Jenis tindakan range of motion : 1) Range of motion pasif 2) Range of motion aktif 3) Continuos passive motion machine b. Metode nafas dalam dan latihan batuk 1) Tidur pada posisi semi fowler atau fowler, lutut dilipat untuk memekarkan otot dada sepenuhnya. 2) Tempatkan tangan yang ringan diatas perut. 3) Tarik nafas perlahan-lahan melalui hidung, membiarkan dada mekar dan rasakan perut naik menekan tangan. 4) Tahan nafas selama 3 detik. 5) Keluarkan nafas dengan mulut dimoncongkan ( perut dapat berkontraksi ). 6) Tarik nafas dan keluarkan nafas 3 kali lagi. Setelah nafas terakhir batuk dengan mengeluarkan lendir. 7) Istirahat 8) Ulangi langkah 3 sampai ke 7 untuk 2 kali lagi ( Long, 1996 )
9
c. Prosedur latihan kaki pasca bedah adalah : 1) Latihan memompa otot. a) Kontraksikan otot betis dan paha . b) Mengistirahatkan otot kaki . c) Istirahat . d) Ulangi sekurang-kurangnya 10 kali. 2) Latihan quadrisep a). Bengkokkan lutut, rata dengan tempat tidur. b) Luruskan kaki pada tempat tidur . c) Angkat kaki dengan tangan, lipatkan lutut rata pada tempat tidur. d) Ulangi sekurang-kurangnya 5 kali . 3) Latihan mengencangkan gluteal a) Tekan otot pantat dengan tangan . b) Coba menggerakkan kaki ke tepi tempat tidur . c) Istirahat . d) Ulangi sekurang-kurangnya 5 kali . d. Dampak mobilisasi post operasi 1) Peningkatan kecepatan dan kedalaman pernafasan a) Mencegah atelektasis dan pnemonia hipostasis . b) Peningkatan kesasadaran mental dampak dari peningkatan oksigen ke otak .
10
2) Peningkatan sirkulasi a) Nutrisi untuk penyembuhan mudah didapat pada daerah luka b) Mencegah trombophlebitis c) Peningkatan kelancaran fungsi ginjal d) Pengurangan rasa nyeri 3) Peningkatan berkemih Mencegah retensi urine 4) Peningkatan metabolisme a) Mencegah berkurangnya tonus otot b) Mengembalikan keseimbangan nitrogen 5) Peningkatan peristaltik a) Memudahkan terjadinya flatus b) Mencegah distensi abdominal dan nyeri akibat gas c) Mencegah konstipasi d) Mencegah illeus paralitik
2. Konsep Perilaku a. Pengertian perilaku Pengertian perilaku dari segi biologis adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan. Perilaku dalam konteks manusia adalah semua kegiatan atau aktifitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Oleh karenanya perilaku manusia dapat
11
diwujudkan dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan psikomotor (Notoatmodjo, 2004) Skinner merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan dari luar ). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori dari Skinner ini dapat disebut teori “S-O-R” atau stimulus-organismerespons. Skiner membedakan adanya dua respon yaitu respondent respons atau reflexive, adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan ( stimulus ) tertentu. Stimulus semacam ini disebut elicting stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap. Adapun respon yang satunya yakni operant respons atau instrumental respons, yakni respon yang timbul dan berkembang, kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer, karena memperkuat respon ( Notoatmodjo, 2004 ) Menurut Benyamin Bloom membagi perilaku dalam 3 domain, yaitu: 1) Kognitif ( pengetahuan ) 2) Afektif ( sikap ) 3) Psikomotor ( tindakan ) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan karena diperlukan beberapa faktor pendukung untuk mencapai suatu tindakan, antara lain :
12
1) Persepsi ( perception ) Mengenal dan memilih sebagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. 2) Respon terpimpin ( guided response ) Artinya bahwa subjek dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar. 3) Mekanisme ( mecanism ) Artinya apabila seeorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis sehingga sesuatu itu menjadi suatu kebiasaan. 4) Adopsi ( adoption ) Merupakan suatu praktek yang sudah berkembang dengan baik, tindakan tersebut sudah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran dari tindakan tersebut ( Notoatmodjo, 2003 ) Lawrence Green ( 1980 ) dalam Notoatmodjo ( 2003 ) mencoba menganalisa perilaku manusia dari tingkat kesehatan. Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi 2 faktor pokok, yakni perilaku ( behavior causes ) dan factor diluar perilaku ( non behavior causes )
13
Perilaku kesehatan ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor : 1) Faktor predisposisi ( predisposing factors ) Faktor yang mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku
seseorang,
antara
lain
:
pengetahuan,
sikap,
kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai tradisi. 2) Faktor pendukung ( enabling factors ) Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas- fasilitas atau sarana kesehatan. 3) Faktor pendorong ( reinforcing factors ) Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas lainnya yang merupakan kelompok referensi dari perilaku pasien. Rogers mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni: 1) Awwarenes ( kesadaran ), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus. 2) Interest ( merasa tertarik ), terhadap stimulasi atau objek tersebut. 3) Evaluation ( evaluasi ), menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini sikap responden sudah lebih baik lagi.
14
4) Trial ( mencoba ), dimana subjek mulai mencoba sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus. 5) Adoption ( adopsi ), dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus ( Notoatmodjo, 2003 )
3. Konsep Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian pengetahuan manusia melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif mrrupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003 ) Pengetahuan adalah pengamatan terhadap keseluruhan benda atau
peristiwa.
Pengetahuan
adalah
hasil
suatu
proses
berpikir,pengetahuan adalah gambaran subyektif tentang apa yang ada dalam alam yang sesungguhnya ( Achmad, 1994 ) Pengetahuan pada hakekatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk didalamnya adalah ilmu. Jadi ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang diketahui
15
oleh manusia disamping berbagai pengetahuan lainnya (Suriasumantri, 1994) b. Tingkat pengetahuan Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat ( Winkel, 1991 ) yaitu: 1) Tahu ( Know ) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali ( recall ) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, “tahu” adalah merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan sebagainya. 2) Memahami ( Comprehension ) Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari. 3) Aplikasi ( Application ) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi riil. Aplikasi
16
di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. 4) Analisis ( Analysis ) Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari dari penggunaan kata-kata kerja: dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan,
memisahkan,
mengelompokkan
dan
sebagainya. 5) Sintesis ( Synthesis ) Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasiformulasi
yang
ada.
Misalnya:
dapat
menyusun,
dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. 6) Evaluasi ( Evaluation ) Evaluasi adalah berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-
17
penilaian terhadap suatu materi yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ( Notoatmodjo, 2003 ) adalah: 1) Tingkat pendidikan Pendidikan adalah upaya yang memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku yang meningkat. 2) Informasi Seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan memberikan pengetahuan yang lebih jelas. 3) Budaya Tingkah laku manusia atau kelompok dalam memenuhi kebutuhan yang memiliki sikap dan kepercayaan. 4) Pengalaman Sesuatu yang dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat non formal. 5) Sosial ekonomi Tingkat kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup. 4. Konsep Operasi a. Pengertian Bedah atau operasi adalah cara pengobatan dengan memotong, mengiris dan sebagainya bagian tubuh yang sakit Suddarth, 2001 ) .
(Brunner and
18
b. Jenis Pembedahan 1) Reduksi terbuka : Melakukan reduksi dan membuat kesejajaran tulang yang patah setelah terlebih dahulu dilakukan diseksi dan pemajanan tulang yang patah. 2) Fiksasi interna
: Stabilisasi tulang patah yang telah direduksi
dengan sekrup, plat, paku dan pin logam. 3) Graft tulang
: Penggantian jaringan tulang untuk memperbaiki
penyembuhan, mengganti tulang yang berpenyakit 4) Amputasi
: Penghilangan bagian tubuh
5) Artroplasti
: Memperbaiki masalah sendi dengan artroskop
6) Menisektomi
: Eksisi fibrokartilago sendi yang rusak
7) Transfer tendo : Pemindahan insersi tendo 8) Fasiotomi
: Pemotongan fasia otot
c. Fase-fase dalam operasi 1) Pre operasi Fase pra operasi dimulai ketika keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim kemeja operasi. 2) Intra operasi Fase intra operasi dimulai sejak pasien dipindahkan ke meja bedah dan berakhir bila pasien dipindahkan ke ruang pemulihan. 3) Pasca operasi Fase pasca operasi dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai evaluasi.
19
B. Kerangka Teori
Faktor Predisposisi: - Pengetahuan - Sikap - Keyakinan - Kepercayaan - Nilai-nilai tradisi
Faktor Penguat: Dukungan petugas kesehatan
Kemauan / praktik pasien untuk melakukan mobilisasi
Faktor Pendukung : Sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan
Gambar 1.1 Kerangka Teori Sumber : Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2003)
C. Kerangka Konsep Variabel Independen
Variabel Dependen
Pengetahuan tentang mobilisasi
Gambar 1.2 Kerangka Konsep
Praktik mobilisasi post operasi ortopedi
20
D. Variabel Penelitian Variablel-variabel yang diteliti meliputi: Variabel Independen
: Pengetahuan tentang mobilisasi
Variabel Dependen
: Mobilisasi post operasi orthopedi
E. Hipotesis Ha : Ada hubungan antara pengetahuan mobilisasi dengan mobilisasi pasien post operasi orthopedi (ekstremitas bawah) di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang . Ho : Tidak ada hubungan antara pengetahuan mobilisasi dengan mobilisasi pasien post operasi orthopedi (ekstremitas bawah) di Ruang Anggrek RSUD Tugurejo Semarang .