BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Diabetes Mellitus 1. Pengertian Diabetes Mellitus Diabetes Mellitus adalah penyakit yang disebabkan karena hormon insulin seseorang tidak mencukupi, atau tidak dapat bekerja secara normal, sedangkan hormon insulin tersebut mempunyai peranan utama untuk mengatur kadar gula di dalam darah sekitar 60-110 mg% waktu puasa, dan sekitar 110-140 mg% dua jam sesudah makan. Hormon insulin yang dihasilkan oleh kelenjar pankreas (pankreas ini terletak di lekukan usus dua belas jari) sangat penting untuk menjaga keseimbangan kadar gula (=glukosa) darah antara 60-110 mg% waktu puasa, dan kadar gula dua jam sesudah makan sekitar 110-140 mg%. Apabila terdapat gangguan kerja insulin baik kuantitas maupun kualitas, maka keseimbangan tersebut menjadi kacau, dan kadar gula atau glukosa darah akan cenderung naik. (10) 2. Patologi Diabetes Mellitus Gambaran patologik DM disebabkan oleh gangguan dalam meregulasi kadar glukosa dalam darah dan gangguan pada proses transportasi glukosa dari darah ke dalam sel-sel. Walaupun kadar glukosa meningkat, proses pembakaran lemak dan protein
tetap meninggi yang pada akhirnya
meningkatkan keton dalam darah (aseton) dan sampah metabolisme sehingga terjadi proses toksifikasi zat asam. Hal ini disebabkan oleh produksi insulin yang tidak mencukupi kebutuhan tubuh. Oleh karena itu, diabetes mellitus dapat dikatakan sebagai keadaan dimana kadar gula darah meninggi akibat kekurangan insulin.(11) 3. Jenis Diabetes Mellitus WHO (World Health Organization) membagi DM dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :
a. DM tipe I (DM tergantung Insulin/ DMTI) = Insulin Dependent DM/ IDDM. Diabetes tipe ini muncul ketika pankreas sebagai pabrik insulin tidak dapat atau kurang mampu memproduksi insulin. Akibatnya, insulin tubuh kurang atau tidak ada sama sekali. Glukosa menjadi menumpuk dalam peredaran darah karena tidak dapat diangkut ke dalam sel. Diabetes tipe I biasanya adalah penyakit otoimun, yaitu penyakit yang disebabkan oleh gangguan sistem imun atau kekebalan tubuh si pasien dan mengakibatkan rusaknya sel pankreas.(12) b. DM tipe II (DM tidak tergantung Insulin/ DMTTI) = Non-Insulin Dependent DM/ NIDDM. Pada diabetes tipe II, pankreas masih bisa membuat insulin, tetapi kualitas insulinnya buruk, tidak dapat berfungsi dengan baik sebagai kunci untuk memasukkan glukosa ke dalam sel. Akibatnya, glukosa dalam darah meningkat. Kemungkinan lain terjadinya diabetes tipe II adalah bahwa sel-sel jaringan tubuh dan otot si pasien tidak peka atau sudah resisten terhadap insulin (dinamakan resistensi insulin atau insulin resistance) sehingga glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan akhirnya tertimbun dalam peredaran darah.(12) c. Diabetes yang lain. Ada pula diabetes yang tidak termasuk dalam kelompok diatas, yaitu diabetes sekunder atau akibat dari penyakit lain, yang mengganggu produksi insulin atau mempengaruhi kerja insulin. Penyebab diabetes semacam ini adalah : 1) Radang pankreas (pankraetitis) 2) Gangguan kelenjar adrenal atau hipofisis 3) Penggunaan hormon kortikosteroid 4) Pemakaian beberapa obat antihipertensi atau antikolesterol 5) Malnutrisi 6) Infeksi
d. DM pada Kehamilan = Gestational DM. Diabetes yang muncul hanya pada saat hamil disebut diabetes tipe gestasi atau gestational diabetes. Keadaan ini terjadi karena pembentukan beberapa hormon pada ibu hamil yang menyebabkan resistensi insulin. Diabetes semacam ini terjadi pada 2-5 persen kehamilan. Biasanya baru diketahui setelah kehamilan bulan keempat ke atas, kebanyakan pada trimester ketiga (tiga bulan terakhir kehamilan). Setelah persalinan, pada umumnya glukosa darah akan kembali normal. Meski begitu, terdapat sejumlah kasus yang tidak terkendali sehingga diabetes mellitus dapat berkembang lebih lanjut pascamelahirkan.(12) 4. Gejala Diabetes Mellitus Gejala klasik diabetes adalah adanya rasa haus yang berlebihan, sering kencing terutama malam hari dan berat badan turun dengan cepat. Disamping itu kadang-kadang ada keluhan lemah, kesemutan pada jari tangan dan kaki, cepat lapar, gatal-gatal, penglihatan kabur, gairah seks menurun, dan luka sukar sembuh.(13) B. Trigliserida 1. Pengertian Trigliserida. Trigliserida merupakan salah satu macam lemak di dalam tubuh yang di dalam cairan darah dikemas dalam bentuk partikel lipropotein. Lipoprotein yang mengandung trigliserida adalah kilomikron. Trigliserida adalah ester gliserol, atau suatu alkohol trihidrat dan asam lemak yang tepatnya disebut triasilgliserol. Bila ketiga asam lemak di dalam trigliserida adalah asam lemak yang sama dinamakan trigliserida sederhana; bila berbeda dinamakan trigliserida campuran. Contoh trigliserida sederhana adalah lemak tristearin. Bila hanya satu asam lemak bergabung dengan gliserol, maka lemak tersebut dinamakan monogliserida dan bila dua, digliserida. Trigliserida atau lemak netral atau lazim juga disebut dengan lipida yang tersusun dari bahan-bahan lemak, diketahui
juga adanya “senyawa lipid lipida” atau compound lipids, yang merupakan ester asam lemak, alkohol, dan lain-lain bahan radikal, serta bahan-bahan yang termasuk “derivat lipida” (derived lipids)”. Rumus kimia trigliserida adalah CH2 COOR-CHCOOR'-CH2COOR", dimana R, R' dan R" masing-masing adalah sebuah rantai alkil yang panjang. Ketiga asam lemak RCOOH, R'COOH dan R"COOH bisa jadi semuanya sama, semuanya berbeda ataupun hanya dua diantaranya yang sama. Panjang rantai asam lemak pada trigliserida yang terdapat secara alami dapat bervariasi, namun panjang yang paling umum adalah 16, 18, atau 20 atom karbon. Asam lemak alami yang ditemukan pada tumbuhan dan hewan biasanya terdiri dari jumlah atom karbon yang genap disebabkan cara asam lemak dibiosintesis dari asetil-KoA. Sekalipun begitu, bakteria memiliki kemampuan untuk menyintesis asam lemak dengan atom karbon ganjil ataupun rantai bercabang. Karena itu, hewan memamah biak biasanya memiliki asam lemak berkarbon ganjil, misalnya 15, karena aksi bakteria di dalam rumennya.(14,15,16)
Gambar 2.1. Struktur Kimia Trigliserida(15) Tabel 2.1. Standart Trigliserida dalam Darah Kadar trigliserida (mg/dl) Kriteria
(16)
> 150 mg/dL
Normal
150-199 mg/dL
Batas normal tertinggi
200-499 mg/dL
Tinggi
≥500 mg/dL
Sangat tinggi
2. Sumber Trigliserida pada Makanan. Kenaikan trigliserida dalam plasma (hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner. Kadar trigliserida plasma banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat dari makanan dan kegemukan.(14) 3. Fungsi Trigliserida. a. Sumber Energi Lemak dan minyak merupakan sumber energi paling padat, yang menghasilkan 9 kilokalori untuk tiap gram, yaitu 21/2 kali lebih besar energi yang dihasilkan oleh karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama.(14) b. Sumber Asam Lemak Esensial Lemak merupakan sumber asam lemak esensial asam linoleat dan linolenat.(14) c. Alat Angkut Vitamin Larut Lemak Lemak mengandung vitamin larut lemak tertentu. Lemak susu dan minyak ikan laut tertentu mengandung vitamin A dan D dalam jumlah berarti. Lemak membantu transportasi dan absorpsi vitamin larut lemak yaitu A, D, E, dan K. d. Menghemat Protein Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesis protein, sehingga protein tidak digunakan sebagai sumber energi. e. Memberi Rasa Kenyang dan Kelezatan Lemak memperlabat sekresi asam lambung dan memperlambat pengosongan lambung, sehingga lemak memberi rasa kenyang lebih lama. Disamping itu lemak memberi tekstur yang disukai dan memberi kelezatan khusus pada makanan. f. Sebagai Pelumas Lemak merupakan pelumas dan membantu pengeluaran sisa pencernaan.
g. Memelihara Suhu Tubuh Lapisan lemak di bawah kulit mengisolasi tubuh dan mencegah kehilangan panas tubuh secara cepat, dengan demikian lemak berfungi juga dalam memelihara suhu tubuh. h. Pelindung Organ Tubuh Lapisan lemak yang menyelubungi organ-organ tubuh, seperti jantung, hati, dan ginjal membantu menahan organ-organ tersebut tetap di tempatnya dan melindunginya terhadap benturan dan bahaya lain.(14) 4. Dampak Tingginya Kadar Trigliserida Trigliserida dan lemak lain dalam tubuh bergerak melalui pembawa khusus yang disebut dengan lipoprotein. Kadar trigliserida yang tinggi dapat membahayakan kesehatan karena beberapa lipoprotein yang tinggi kandungan trigliseridanya juga mengandung kolesterol. Kondisi ini menyebabkan terjadinya aterosklerosis (penyempitan dinding arteri) pada orang yang mempunyai kadar trigliserida tinggi. Yang termasuk dalam bahan makanan sumber karbohidrat selain nasi adalah mi, bihun, roti, ubi, singkong, kentang dan oatmeal. Asam lemak yang membentuk trigliserida dimanfaatkan sebagai sumber energi yang diperlukan oleh otot-otot tubuh untuk bekerja atau disimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk lemak. Sama dengan yang terjadi dengan kelebihan kolesterol atau gula darah, kadar trigliserida yang berlebihan dalam darah dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Trigliserida ditranspor menuju sel oleh dua partikel utama, yaitu VLDL (very low density lipoprotein) yang dibentuk di hati dan kilomikron yang dibuat di usus dari lemak yang baru saja diserap. Ketika kadar trigliserida menjadi terlalu tinggi, darah seseorang dapat menyerupai susu, karena kehadiran kilomikron. Kadar trigliserida yang lebih tinggi dari 1.000 mg/dL dapat meninggikan risiko pankreatitis, suatu radang pankreas yang menimbulkan nyeri dan dapat menimbulkan kematian. Naiknya trigliserida darah berisiko meningkatnya penyakit jantung koroner,
khususnya pada penderita Diabetes Mellitus. Kadar HDL yang rendah sering muncul bersamaan dengan kenaikan trigliserida. Makan berlebihan dan tidak aktif melakukan aktivitas fisik (berolahraga), yang dapat menimbulkan kegemukan akan memicu meningkatnya kadar trigliserida. Trigliserida termasuk “si jahat” yang juga perlu diwaspadai. Seperti kolesterol LDL, kadar trigliserida yang tinggi juga dikaitkan dengan peningkatan risiko penyakit jantung dan penyakit vaskular lainnya. Orang dengan kadar trigliserida tinggi (saat ini batasannya di atas 1,7 mmol/L), seringkali memiliki kadar kolesterol total tinggi, kolesterol LDL tinggi, dan kolesterol HDL rendah. Hal tersebut seperti tiga serangkai. Walaupun kadar trigliserida yang tinggi membawa risiko tersendiri, namun risiko itu semakin bertambah bila disertai kadar kolesterol HDL yang rendah, keadaan yang sering terjadi pada penyandang diabetes atau prediabetes. Peningkatan kadar trigliserida juga membuat kolesterol LDL semakin merusak dan bersifat toksik pada dinding arteri (semakin mejadi ‘jahat’) dan mengurangi efek menguntungkan kolesterol HDL yang baik.(17, 18) C. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kadar Trigliserida 1. Umur Umur merupakan salah satu faktor alami. Faktor umur jelas berpengaruh terhadap kondisi kesehatan seseorang. Hal itu terjadi karena semakin tua, kemampuan mekanisme kerja bagian-bagian organ tubuh seseorang menurun. Dengan semakin bertambahnya umur, aktivitas fisik seseorang cenderung berkurang dan laju metabolisme juga secara alami akan berjalan semakin lambat. Beberapa ahli berpendapat bahwa kenaikan Trigliserida dan kolesterol total pada usia lanjut ini dengan faktor kegemukan atau obesitas yang meningkatkan persentase lemak tubuh. (19,20) 2. Jenis Kelamin. Dalam keadaan normal, pria memiliki Kadar Trigliserida yang lebih tinggi. Kadar kolesterol HDL wanita cenderung lebih tinggi daripada laki-
laki. Wanita yang telah memasuki masa menopouse, kadar kolesterol total LDL dan trigliserida cenderung mengalami peningkatan.
(16,20) (21)
Tabel 2.2. Ambang batas kadar Trigliserida bagi laki-laki dan perempuan Trigliserida (mg/dL) Risiko rendah Umur
L
P
Risiko sedang
Risiko Tinggi
L
L
P
Risiko amat tinggi
P
L
P
20 -39
71-39
58-77
94-133
78-106
134-195
107-146
>195
>146
40 -59
89-121
73-98
122-170
99-140
171-231
141-190
>231
>190
60+
83-110
82-110
111-154
111-154
155-206
147-206
>206
>206
3. Status Gizi. Status gizi optimal menurut Dorice M. (1992) adalah keseimbangan antara asupan zat gizi dengan kebutuhan zat gizi. Dengan demikian asupan zat gizi mempengaruhi status gizi seseorang. (22 ) Salah satu cara untuk memantau status gizi orang dewasa adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) dengan menggunakan indeks berat badan menurut tingggi badan. Rumus perhitungan IMT adalah sebagai berikut :
(23)
IMT =
berat badan (kg) Tinggi badan (m) X Tinggi Badan (m) Atau
Berat badan (dalam kilogram) dibagi kuadrat tinggi badan (dalam meter) Tabel 2.3. Kategori IMT untuk Indonesia(18) Kriteria Kurus Normal Gemuk
Kategori Kekurangan berat badan tingkat berat Kekurangan berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat berat
IMT < 17, 0 17,0 – 18,5 > 18,5 – 25,0 > 25,0 – 27,0 > 27,0
Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan yang menunjukkan adanya kelebihan lemak dalam tubuh secara abnormal. Obesitas merupakan salah satu faktor risiko penyakit jantung koroner. Selain itu, obesitas juga
mendorong timbulnya faktor risiko lain, seperti diabetes, dan hipertensi yang pada taraf selanjutnya meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Kelebihan berat badan meningkatkan risiko aterosklerosis (penyempitan dinding arteri). Orang dengan berat badan berlebih cenderung mempunyai kadar kolesterol dan lemak yang lebih tinggi dalam darah serta jumlah HDL yang rendah. Demikian juga dalam hal tekanan darah. Orang berbadan gemuk cenderung bertekanan darah yang tinggi. Peningkatan berat badan pada usia separuh baya, terutama pria, akan sangat berbahaya. Mereka yang tidak bisa mempertahankan kerampingan tubuhnya sejak berumur 20-30 tahun dan membiarkan berat badannya bertambah, cenderung mempunyai kadar kolesterol dan tekanan darah yang tinggi. Kaum pria dengan perut buncit dan pinggang sempit menghadapi risiko lebih besar dibandingkan dengan mereka yang mempunyai bokong dan paha besar. (24,25) 4. Karbohidrat Makanan a. Pengertian Karbohidrat Karbohidrat merupakan sumber kalori utama bagi hampir seluruh penduduk di dunia khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang walaupun jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 kalori (kal) bila dibandingkan lemak.(26) Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO2) berasal dari udara dan air (H2O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana atau glukosa. Disamping itu dihasilkan oksigen (O2) yang dilepas di udara. (14) sinar matahari
6 CO2 + 6H2O
6 C 6H12O6 + 6 O2 klorofil
karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah selain itu beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang sangat bermanfaat sebagai diet (dietary fiber) yang berguna bagi pencernaan dan kesehatan manusia. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Dalam tubuh, karbohidrat berguna untuk mencegah pemecahan protein tubuh yang berlebihan yang berakibat kepada penurunan fungsi protein sebagai enzim dan fungsi antibodi, timbulnya ketosis, kehilangan mineral, dan berguna untuk membantu metabolisme lemak dan protein. Pengolahan bahan makanan dimulai dari mulut kemudian kelambung dan selanjutnya ke usus. Di dalam saluran pencernaan, makanan yang terdiri dari karbohidrat dipecah menjadi glukosa, protein dipecah menjadi asam amino, dan lemak dipecah menjadi asam lemak. Ketiga zat makanan itu diedarkan keseluruh tubuh untuk dipergunakan oleh organ-organ dalam tubuh sebagai bahan bakar. Supaya berfungsi sebagai bahan bakar zat yang menghasilkan
energi
disebut
metabolisme.
Dalam
proses
metabolisme insulin memegang peranan penting yaitu memasukkan glukosa ke dalam sel yang digunakan sebagai bahan bakar. Insulin adalah suatu zat atau hormon yangdihasilkan oleh sel beta di pankreas, bila insulin tidak ada maka glukosa tidak dapat masuk sel dengan akibat glukosa akan tetap berada dipembuluh darah artinya kadar glukosa di dalam darah meningkat.(14,26,27) b. Fungsi Karbohidrat 1) Sebagai Sumber Energi Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh. Karbohidrat merupakan sumber utama energi bagi pendudk seluruh dunia, karena banyak di dapat di alam dan harganya relatif murah.(14) 2) Sebagai Pemberi Rasa Manis Karbohidrat memberi rasa manis pada makanan, khususnya mono dan disakarida.(13,14)
3) Sebagai Penghemat Protein. Bila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun.(14) 4) Sebagai Pengatur Metabolisme Lemak Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga mengahsilkan bahan-bahan keton berupa asam asetoaserat, aseton, dan asam beta-hidroksi-butirat.(14) 5) Membantu Pengeluaran Feses Karbohidrat membantu pengeluaran feses dengan cara mengatur peristaltik usus dan memberi bentuk pada feses. Selulosa dalam serat makanan mengatur peristaltik usus, sedangkan hemiselulosa dan pektin mampu menyerap banyak air dalam usus besar sehingga memberi bentuk pada sisa makanan yang akan dikeluarkan.(14) c. Sumber Karbohidrat Sumber karbohidrat ialah padi-padian atau serelia, umbi-umbian, kacang-kacang kering, dan gula. Hasil olahan bahan-bahan ini adalah bihun, mie, roti, tepung-tepungan, selai, sirup, dan sebagainya. Sebagian besar sayur dan buah tidak banyak mengandung karbohidrat. Sayur umbi-umbian, seperti wortel dan bit serta sayur kacang-kacangan relatif lebih banyak mengandung karbohidrat daripada sayur daun-daunan. Bahan makanan hewani seperti daging, ayam, ikan, telur, dan susu sedikit sekali mengandung karbohidrat. Sumber karbohidrat yang banyak dimakan sebagai makanan pokok di Indonesia adalah beras, jagung, ubi, singkong, talas, dan sagu. Kelebihan karbohidrat di dalam tubuh diubah menjadi lemak. Perubahan ini terjadi di dalam hati. Lemak ini kemudian dibawa sel-sel lemak yang dapat menyimpan lemak dalam jumlah tidak terbatas. Kandungan karbohidrat beberapa bahan makanan dapat dilihat pada Tabel 2.4
Tabel 2.4. Nilai Karbohidrat (KH) berbagai bahan makanan(28)
Bahan Makanan
Nilai
Bahan Makanan
KH
Nilai KH
Emping Beras
85,3
Abon sapi
59,3
Kue jahe
84,6
Abon sapi asli
38,6
Sagu singkong kering
86,9
kepiting
14,1
Tepung kentang
85,6
abon ikan
36,1
Tepung singkong/tapioka
88,2
bandeng presto
11,3
Bagea KW2
87,2
bekicot/dendeng
15,8
Kacang Hijau
70,7
dendeng kerang
25,6
Kacang panjang biji
68,6
dendeng mujahir
37,2
Tepung Hunkwe
83,5
kerang asap
29,4
Kue Koa
79,3
rebung laut
63,3
Jamur kuping kering
64,6
tepung ikan
22,4
Tekokak kering
72,6
putri hijau
37,2
Keripik bayam
50,2
es krim
20,6
Dodol nanas
80,3
susu kental manis
55
Ledre pisang
84,9
lemak ikan
14,4
Sale kesemek
71,4
madu
79,5
Sale pisang
66,9
selai
64,5
Asam masak pohon
62,5
coklat manis batang
62,7
Cabai merah kering
61,8
gula aren
92
Cengkeh kering
57,4
gula putih
94
Ketumbar
54,2
gula kelapa
76
Merica
64,4
teh melati daun
59
Petis udang kering
59,3
kering sirup
55
Penyakit kegemukan (obesitas) disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlalu berlebihan dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi didalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak ditimbun di beberapa tempat tertentu, diantaranya didalam jaringan subkutan dan di dalam jaringan tirai usus (omentum). Jaringan lemak subkutan di daerah dinding perut bagian depan mudah terlihat menebal pada seseorang yang menderita
obesitas. Ada beberapa penyakit yang meningkat prevalensinya pada orang yang menderita obesitas sepertin penyakit-penyakit kardiovaskular termasuk hipertensi dan diabetes mellitus dan beberapa lainnya.(14) Survei konsumsi gizi digunakan untuk mengetahui jenis, frekuensi dan jumlah makanan yang dikonsumsi, lebih lanjut metode survei konsumsi zat gizi meliputi : 1) Metode Recall Konsumsi Gizi 2) Metode Frekuensi Pangan (Food Frequency Questionnaire) Pada konsumsi makanan tinggi karbohidrat menggunakan metode frekuensi pangan (FFQ) dimana didalam kuesioner terdapat beberapa pertanyaan yang meliputi seputar bahan makanan yang dikonsumsi dengan pertanyaan frekuensi makanan (x/hari, x/minggu, x/bulan, x/tahun) tinggi karbohidrat yang telah disusun dalam tabel. Cara pemberian skor berdasarkan kategori nilai yang biasa dipakai menurut Suhardjo yang dimodifikasi adalah : A (sering sekali dikonsumsi) = lebih dari 1 kali sehari (tiap kali makan), skor 50. B (sering dikonsumsi) = 1 kali sehari (4-6 kali seminggu), skor 25. C (biasa dikonsumsi) = tiga kali perminggu, skor = 15. D (kadang-kadang dikonsumsi) = kurang dari tiga kali perminggu (1-2 kali perminggu), skor = 10.
E (jarang
dikonsumsi) = kurang dari 1 kali perminggu, skor = 1. F (tidak pernah dikonsumsi = 0, skor 0).(29) d. Hubungan Trigliserida, Karbohidrat, dan Diabetes Mellitus Kadar trigliserida dalam darah seringkali dikelompokkan bersama kadar kolesterol. Trigliserida merupakan lemak yang terdapat pada daging, produk susu, dan minyak goreng, serta merupakan sumber energi utama bagi tubuh. Trigliserida juga ditemukan dalam simpanan lemak tubuh dan berasal dari pecahan lemak di hati. Seperti kolesterol, trigliserida merupakan lemak yang bersirkulasi dalam darah. Kolesterol LDL, HDL, dan trigliserida disebut lipid darah. Orang dengan kadar trigliserida tinggi (saat ini batasannya di atas 1,7 mmol/L), seringkali memiliki kadar kolesterol total tinggi, kolesterol LDL tinggi, dan
kolesterol HDL rendah. Hal tersebut seperti tiga serangkai. Walaupun kadar trigliserida yang tinggi membawa risiko tersendiri, namun risiko itu semakin bertambah bila disertai kadar kolesterol HDL yang rendah, keadaan yang sering terjadi pada penyandang diabetes atau prediabetes. Peningkatan kadar trigliserida juga membuat kolesterol LDL semakin merusak dan bersifat toksik pada dinding arteri (semakin mejadi ‘jahat’) dan mengurangi efek menguntungkan kolesterol HDL yang baik. Kenaikan trigliserida dalam plasma (hipertrigliseridemia) juga dikaitkan dengan terjadinya penyakit jantung koroner. Kadar trigliserida plasma banyak dipengaruhi oleh kandungan karbohidrat dari makanan dan kegemukan. Bertambahnya sekresi insulin atau meningkatnya sensitivitas insulin di jaringan perifer pada diet tinggi karbohidrat merupakan sebab mengapa kadar glukosa darah menjadi terkendali. Tetapi pada pasien yang kadar glukosa darahnya sangat tinggi tidaklah demikian. Pada keadaan demikian diet tinggi karbohidrat ternyata meningkatkan kadar glukosa darah lebih tinggi dibandingkan dengan yang mendapat karbohidrat rendah. Disamping itu ternyata kadar trigliserida meningkat pada pasien yang diberikan diet tinggi karbohidrat, rendah lemak dan rendah serat. Pada diabetes, risiko itu berkembang melalui suatu mekanisme yang disebut sindrom X atau sindrom resistensi insulin, yang terdiri dari resistensi insulin, hipertrigliseridemia, rendahnya kolesterol HDL dan hipertensi.(13,14,30) 5. Aktivitas Fisik. Olah raga secara teratur dapat meningkatkan pembakaran lemak dan kolesterol. Berolahraga keras bisa meningkatkan jumlah HDL sampai 20%30%. Namun, jika seseorang berhenti berolahraga, kadar HDL dan kolesterol juga biasanya akan cepat kembali ke kadar semula. Oleh karena itu, perlu dilakukan latihan secara teratur bila hendak memperbaiki kadar kolesterol dalam tubuh. Kurang berolah raga berpotensi meningkatkan kadar trigliserida, Olahraga memang tidak bisa membakar kolesterol seperti membakar
jaringan lemak. Tetapi olahraga bisa mengurangi kadar trigliserida dan menstimulasi sistem enzim metabolisme di otot dan hati untuk mengubah beberapa kolesterol menjadi kolesterol baik HDL. Olahraga akan mengurangi
jumlah
kolesterol,
mengurangi
LDL-C,
HDL-C,
dan
mengurangi trigliserida dalam darah, yang berarti mengurangi risiko untuk penyakit jantung kardiovascular. Aktifitas fisik yang cocok bagi penderita Diabetes Mellitus adalah olah raga aerobik. Yaitu olahraga yang berirama teratur. Aerobik (aerobics) berarti oksigen. Olahraga aerobik diantaranya adalah jalan, jogging, bersepeda, senam, dan renang. Olahraga bagi penderita diabetes tidak perlu berjam-jam. Cukup dilakukan secara rutin dalam 30 menit sehari selama 5-7 hari seminggu. Mulailah dengan 10 menit per hari, kemudian tiap minggu ditingkatkan 5 menit sampai akhirnya mencapai 30 menit. Jangan sampai anjuran olah raga ini mengganggu rutinitas pekerjaan. (12,16) Menurut Kuntaraf, aktifitas fisik dikategori baik (≥30 menit dengan frekuensi ≥3 kali per minggu), cukup (≥30 menit dengan frekuensi < 3 kali per minggu), kurang (< 30 menit dengan frekuensi < 3 kali per minggu). 6. Merokok. Merokok dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar zat tertentu yang diperiksa. Perubahan dapat terjadi dengan cepat hanya dalam 1 jam dengan merokok 1 – 5 batang dan akibat yang ditimbulkan adalah peningkatan kadar asam lemak, epinefrin, gliserol bebas, aldosteron dan kortisol. Perubahan lambat terjadi pada hitung lekosit, lipoprotein, aktifitas beberapa enzim, hormon, vitamin, petanda tumor dan logam berat. Perokok membuka dirinya terhadap risiko serius arterosklerosis dan penyakit jantung. Orang yang menghisap rokok 20 batang atau lebih dalam sehari berisiko dua kali lipat lebih tinggi untuk terserang penyakit jantung dibandingkan yang tidak merokok. Diperlukan waktu hingga satu tahun bagi perokok untuk mengurangi risiko tersebut. Risiko yang disebabkan merokok jauh lebih besar dibandingkan dengan kelebihan berat badan. Keadaan jantung dan paru-paru perokok tidak akan dapat bekerja secara efisien.
Perokok mempunyai risiko tinggi untuk terserang jantung koroner, stroke, bronkitis dan kanker.(16,32) Jumlah rokok yang dihisap dalam satuan batang, bungkus atau pak per hari. Dari sini jenis perokok dapat dibagi atas perokok ringan sampai berat. Perokok ringan jika merokok kurang dari 10 batang per hari, perokok sedang menghisap 10-20 batang, dan perokok berat jika lebih dari 20 batang.(33) 7. Konsumsi Alkohol Konsumsi alkohol juga dapat menyebabkan perubahan cepat dan lambat pada kadar analit (sesuatu yang dapat diukur). Perubahan cepat dapat terjadi dalam waktu 2–4 jam setelah konsumsi alkohol dan akibat yang terjadi adalah peningkatan kadar glukosa, laktat, asam urat dan terjadinya asidosis metabolik. Perubahan lambat berupa peningkatan aktifitas gamma glutamyl transferase (gamma-GT), Aspartat aminotransferase (GOT), Glutamic Pyruvic Transaminase (GPT), trigliserida, kortisol, dan Mean Corpuscolar Volume (MCV). Kebiasaan minum alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida. Alkohol juga menyebabkan jantung dan hati tidak dapat bekerja secara optimal.(16,26) Alkohol hanya mengandung energi tanpa mengandung zat gizi lain, kebiasaan minum alkohol dapat mengakibatkan kurang gizi, penyakit gangguan
hati,
kerusakan
saraf
otak
dan
jaringnan
serta
dapat
mengakibatkan hipertensi apabila konsumsi terlalu banyak. Wasir (1996) menyatakan bahwa mengkonsumsi alkohol (> 2 gelas bir/wine/whiskey perhari) merupakan faktor risiko hipertensi. 8. Riwayat Keluarga. Belum bisa dipastikan secara mutlak seberapa kuat faktor keturunan berhubungan denga PJK yang sudah berkembang. Biasanya dapat dikatakan bahwa sepertiga perbedaan dalam faktor risiko disebabkan oleh faktor keturunan dan dua pertiganya disebabkan oleh faktor-faktor lain. Penelitian mengatakan bahwa faktor keturunan disebabkan oleh kecenderungan bawaan tehadap kolesterol tinggi dalam darah sebagai akibat memakan
makanan
yang mengandung
lebih
banyak
lemak dan
kolesterol.
Kecenderungan menuju penyakit jantung bawaan juga bisa tercermin dari faktor risiko, seperti diabetes, hipertensi, dan obesitas bawaan.(16)
D. KERANGKA KONSEPTUAL DAN TEORITIS 1. Kerangka Teori Asupan Karbohidrat meningkat Penyimpanan glikogen meningkat
Penyimpanan lemak meningkat Pemasukan kalori meningkat
Riwayat keluarga
Glukosa meningkat
Sel lemak gluteal meningkat Lipolisis basal meningkat
Trigliserida meningkat
Insulin meningkat
Pertukaran asam lemak meningkat
Diabetes Mellitus Kolesterol LDL Gaya Hidup 1. 2. 3.
Merokok Konsumsi alkohol Aktifitas fisik
Karakteristik 4. Umur 5. Jenis Kelamin 6. Status Gizi
Gambar 2.2 Kerangka Teori Sumber Pustaka : (1,10,11,14,15,16,20,24,31)
Penyakit Jantung Koroner meningkat
2. Kerangka Konsep Variabel bebas
Variabel terikat
Umur Jenis kelamin Status gizi Konsumsi makanan tinggi karbohidrat
Kadar Trigliserida darah
Aktivitas fisik Riwayat keluarga Gambar 2.3. Kerangka Konsep E. HIPOTESIS 1. Ada hubungan antara umur dengan kadar trigliserida pada penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. 2. Ada hubungan antara jenis kelamin dengan kadar trigliserida pada penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. 3. Ada hubungan antara status gizi dengan kadar trigliserida pada penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang . 4. Ada hubungan antara kebiasaan konsumsi makanan tinggi karbohidrat dengan kadar trigliserida pada penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang. 5. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kadar trigliserida pada penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang . 6. Ada hubungan antara riwayat keluarga dengan kadar trigliserida pada penderita Diabetes Mellitus di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang.