BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi dasar teori penunjang yang dapat membantu memecahkan permasalahan yang ada antara lain membahas tentang jaringan komputer, protocol TCP IP, SNMP, real time network monitoring, contoh software monitoring jaringan, Borland Delphi dan pemrograman PHP.
2.1
Jaringan Komputer
2.1.1 Definisi Jaringan komputer adalah sekumpulan komputer yang dapat saling berhubungan antara satu dengan lainnya dengan menggunakan media komunikasi, sehingga dapat saling berbagi data, informasi, program, dan perangkat keras (printer, harddisk, webcam, dsb). Gambar 2.1 memperlihatkan ilustrasi jaringan komputer.
Gambar 2.1 Ilustrasi Jaringan Komputer
Pada konsep jaringan komputer, komputer-komputer yang terhubung dalam jaringan komputer tidak harus sejenis. Komputer-komputer tersebut bisa saja memiliki tipe yang berbeda-beda, menggunakan sistem operasi yang berbeda, dan menggunakan program aplikasi yang berbeda pula. Tetapi komputerkomputer yang terhubung dalam jaringan komputer harus memakai aturan komunikasi (protokol) yang sama. Hal ini dimaksudkan agar masing-masing komputer dapat berkomunikasi yang baik dengan komputer lainnya. Protokol
5
6
yang menjadi Standar Internasional adalah Transmission Control Protocol/ Internet Protocol (TCP/IP) . Tanenbaum (1997, p.2) menjelaskan bahwa jaringan komputer menjadi penting bagi manusia dan organisasinya karena jaringan komputer mempunyai tujuan yang menguntungkan bagi mereka. Beberapa keuntungan jaringan komputer antara lain resource sharing/berbagi sesumber, high reliability/ kehandalan tinggi, menghemat uang, scalability/skalabilitas, medium komunikasi, akses informasi luas serta hiburan interaktif.
2.1.2 Tipe Jaringan Komputer Berikut dijelaskan mengenai tipe jaringan komputer yang dibedakan atas beberapa kriteria, yaitu berdasarkan distribusi sumber informasi/data, area jangkauan, fungsi, dan topologi. 1. Berdasarkan distribusi sumber informasi/data dibedakan menjadi : a. Jaringan terpusat Jaringan ini terdiri dari komputer client dan server yang mana komputer client yang berfungsi sebagai perantara untuk mengakses sumber informasi/data yang berasal dari satu komputer server. b. Jaringan terdistribusi Jaringan ini merupakan perpaduan beberapa jaringan terpusat sehingga terdapat beberapa komputer server yang saling berhubungan dengan client membentuk sistem jaringan tertentu. 2. Berdasarkan jangkauan geografis dibedakan menjadi: a. Jaringan Local Area Network (LAN) merupakan jaringan yang menghubungkan 2 komputer atau lebih dalam cakupan seperti laboratorium, kantor, serta dalam 1 warnet. b. Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) merupakan jaringan yang mencakup satu kota besar beserta daerah setempat. Contohnya jaringan telepon lokal, sistem telepon seluler, serta jaringan relay beberapa ISP internet.
7
c. Jaringan Wide Area Network (WAN) merupakan jaringan dengan cakupan seluruh dunia. Contohnya jaringan PT. Telkom, PT. Indosat, serta jaringan GSM Seluler seperti Satelindo, Telkomsel, dan masih banyak lagi. 3. Berdasarkan fungsinya dan hubungan tiap komputer dalam memproses data, jaringan komputer dibedakan menjadi : a. Jaringan peer-to-peer (P2P) atau point-to-point Pada jaringan ini kedudukan setiap komputer yang terhubung dalam jaringan adalah sama, tidak ada komputer client maupun komputer server karena semua komputer dapat melakukan pengiriman maupun penerimaan informasi sehingga semua komputer berfungsi sebagai client sekaligus sebagai server. Sehingga semua komputer dalam jaringan dapat saling berkomunikasi dan berbagi penggunaan perangkat keras dan perangkat lunak. Tipe jaringan ini diperlihatkan pada gambar 2.2.
Gambar 2.2 Sistem Peer To Peer
b. Jaringan client-server Pada jaringan ini terdapat beberapa komputer server dan komputer client. Komputer yang akan menjadi komputer server maupun menjadi komputer client dan diubah-ubah melalui software jaringan pada protokolnya. Jaringan client-server ini diperlihatkan pada gambar 2.3.
8
Gambar 2.3 Jaringan Client-Server
Komputer server berfungsi sebagai penyedia semua fasilitas yang tersedia dalam jaringan komputer, seperti komunikasi, penggunaan bersama perangkat keras dan perangkat lunak serta mengontrol jaringan. Komputer client sebagai perantara untuk dapat mengakses data pada komputer server. Gambar 2.4 menjelaskan model request dan reply jaringan client-server.
Gambar 2.4 Model Request dan Reply Client-Server
4. Berdasarkan media transmisi data a. Jaringan Berkabel (Wired Network) Pada jaringan ini, untuk menghubungkan satu komputer dengan komputer lain diperlukan penghubung berupa kabel jaringan. Kabel jaringan berfungsi dalam mengirim informasi dalam bentuk sinyal listrik antar komputer jaringan. b. Jaringan Nirkabel (Wireless Network) Merupakan jaringan dengan medium berupa gelombang elektromagnetik. Pada jaringan ini tidak diperlukan kabel untuk menghubungkan antar komputer karena menggunakan gelombang elektromagnetik yang akan mengirimkan sinyal informasi antar komputer jaringan.
9
5. Berdasarkan Topologi Jaringan Komputer Topologi merupakan diagram yang mewakili cara komputer terhubung dalam jaringan. Bentuk topologi dalam jaringan secara umum terbagi atas empat macam yaitu (Rahman O. & Yugianto G., 2008, p.6) : a. Topologi Bus Seluruh komputer dalam jaringan terhubung dalam sebuah bus atau jalur komunikasi data utama/backbone (berupa kabel). Komputer dalam jaringan berkomunikasi dengan cara mengirim dan mengambil data melalui bus. Topologi ini adalah arsitektur yang linier yaitu dimana transmisi dari suatu peralatan jaringan dipropogasikan ke seluruh media dan diterima oleh seluruh node jaringan. b. Topologi ring Sesuai dengan namanya, ring atau cincin, seluruh komputer dalam jaringan terhubung pada sebuah jalur data yang menghubungkan komputer satu dengan lainnya secara sambung-menyambung sedemikian rupa sehingga menyerupai sebuah cincin. Topologi ini mirip dengan hubungan seri pada rangkaian listrik, dengan kedua ujung dihubungkan kembali, sehingga jika salah satu komputer mengalami gangguan, maka hal itu akan mempengaruhi keseluruhan jaringan. Dalam sistem jaringan ini, data dikirim secara berkeliling sepanjang jaringan (ring). Setiap komputer yang ingin mengirimkan data ke komputer lain harus melalui ring ini. c. Topologi Star Dalam topologi ini masing-masing komputer dalam jaringan dihubungkan ke sebuah konsentrator dengan menggunakan jalur yang berbeda-beda, sehingga jika salah satu komputer mengalami gangguan, jaringan tidak akan terpengaruh. Komunikasi di dalam jaringan diatur oleh konsentrator, berupa hub maupun switch. d. Topologi Tree Topologi ini adalah arsitektur yang hampir sama dengan Topologi Bus, yaitu Topologi Bus yang bercabang-cabang. Gambar topologi jaringan ditunjukkan pada Gambar 2.5.
10
Gambar 2.5 Topologi Jaringan Komputer
2.2
Protokol TCP/IP
2.2.1 Definisi Seperti yang telah dikemukakan pada pengantar sebelumnya bahwa komputer-komputer dalam jaringan bisa saja namun ada aturan komunikasi yang harus terpenuhi yaitu protokol. Salah satu protokol yang utama dalam jaringan komputer adalah model referensi TCP/IP. Menurut Arifin (2003, pp.25-31) model referensi TCP/IP merupakan salah satu arsitektur jaringan yang terdiri dari empat lapisan (layer). Berikut penjelasan masing-masing layer :
Layer Proses / Application Menyediakan komunikasi antar proses atau aplikasi pada host yang berjauhan namun terhubung pada jaringan. Berhubungan dengan aplikasi yang beriterkasi langsung dengan user. Beberapa protokol yang berfungsi pada layer proses adalah Telecommunication Network (TelNet), File Transfer Protokol (FTP), Trivial File Transfer Protokol (TFTP), Line Printer Daemon (LPD), Simple Mail Transfer Protokol (SMTP), Simple Network Management Protokol (SNMP) , Network File System (NFS), dan Domain Name System (DNS).
11
Layer Host to Host / Transport Layer ini memilik fungsi mendefinisikan protokol untuk membentuk koneksi end to end yang dapat diandalkan dan menjamin integritas data. Protokol yang berfungsi pada layer ini adalah Transmission Control Protokol (TCP) dan User Datagram Protokol (UDP).
Layer Internet Layer ini terdiri dari beberapa protokol yang berkaitan dengan pengiriman paket ke seluruh jaringan. Selain menangani msalah pengiriman paket, layer ini bertugas menangani sistem pengalamatan logika (khusus system pengalamatan berbasis IP). Protokol-protokol yang berfungsi pada lapisan ini antara lain: Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP), Reverse ARP (RARP), Internet Control Message Protocol (ICMP),dan Bootstrap Protocol (BootP).
Layer Network Access Layer ini mengelola system pengalamatan hardware dan mendefinisikan protokol-protokol untuk pengiriman data secara fisik.
Untuk lebih jelasnya Gambar 2.6 akan memberikan penjelasan mengenai tiap-tiap layer pada protokol TCP/IP.
Gambar 2.6 Protokol-Protokol TCP/IP
12
2.2.2 Pengalamatan TCP/IP Secara umum pengalamatan pada TCP/IP terdiri atas tiga alamat (addresses), seperti terlihat pada gambar 2.7.
Gambar 2.7 Pengalamatan Address pada TCP/IP
Pengalamatan ini adalah sebuah alat pengenal setiap device yang digunakan pada sebuah jaringan komputer dan jaringan internet. Setiap device dapat berhubungan satu sama lain karena seluruh divais memiliki pengalamat. Gambar 2.8 menjelaskan bagaimana metode pengalamatan TCP/IP pada layer (Rachman O. & Yugianti G., 2008, pp.38-39) :
Gambar 2.8 Pengalamatan TCP/IP pada Layer
13
2.2.3 Physical Address Media Access Control (MAC) Address adalah sebuah alamat jaringan yang diimplementasikan pada lapisan data-link layer, yang merepresentasikan sebuah node tertentu dalam jaringan. Dalam sebuah jaringan berbasis Ethernet, MAC address merupakan alamat yang unik yang memiliki panjang 48-bit (6 byte) yang mengidentifikasikan sebuah komputer, interface dalam sebuah router, atau node lainnya dalam jaringan. MAC Address juga sering disebut sebagai Ethernet address, physical address, atau hardware address. MAC address ditulis sebagai 12 digit hexadecimal dengan dipisahkan oleh hypen per 2 byte, contohnya adalah di dalam penulisan suatu pengalamatan : 07-01-02-01-2C-4B (Rachman O. & Yugianti G., 2008, p.39) MAC Address mengizinkan perangkat-perangkat dalam jaringan agar dapat berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh, dalam sebuah jaringan berbasis teknologi Ethernet, setiap header dalam frame Ethernet mengandung informasi mengenai MAC address dari komputer sumber (source) dan MAC address dari komputer tujuan (destination). Beberapa perangkat, seperti halnya bridge dan switch Layer-2 akan melihat pada informasi MAC address dari komputer sumber dari setiap frame yang ia terima dan menggunakan informasi MAC address ini untuk membuat "tabel routing" internal secara dinamis. Perangkat-perangkat tersebut pun kemudian menggunakan tabel yang baru dibuat itu untuk meneruskan frame yang ia terima ke sebuah port atau segmen jaringan tertentu di mana komputer atau node yang memiliki MAC address tujuan berada.
2.2.4 IP Address IP address merupakan bilangan yang digunakan sebagai pengenal bagi tiap-tiap mesin yang berada pada jaringan. IP address ditujukan untuk mengetahui lokasi dari device dalam sebuah jaringan. IP address merupakan logical addressing. IP address didesain agar dapat mengijinkan sebuah host berkomunikasi dengan host lain tanpa mempedulikan jenis teknologi LAN yang dipergunakan (Zaenal Arifin, 2003, pp.32-35).
14
Sebuah alamat IP terdiri dari 32 bit. Dari 32 bit tersebut dibagi menjadi 4 bagian, masing-masing terdiri dari 1 byte (8 bit). Bilangan IP dapat diimplementasikan ke dalam 3 bentuk, yakni
Desimal, contohnya 172. 16.10.1
Biner, contohnya 10101100.00010000.00001010.00000001
Hexadesimal, contohnya contohnya AC 10 0A 01 Bentuk decimal lebih sering digunakan untuk IP address karena user lebih mengenal bilangan decimal dibanding dengan sistem bilangan lainnya. Sebuah IP address yang terdiri dari 32 bit mewakili Network dan Host/Node address:
Network address secara unik menandai kelompok setiap jaringan. Setiap mesin pada jaringan yang sama menggunakan network address yang sama.
Node address dipasang secara unik terhadap setiap mesin yang terdapat dalam sebuah jaringan. Artinya dalam sebuah jaringan tidak boleh terdapat dua atau lebih mesin yang menggunakan alamat yang sama. Banyaknya bit yang digunakan oleh network dan host address diatur oleh nilai subnet mask. Subnet mask terbentuk dari bilangan 0 dan 1.
Bit 1 mewakili bagian dari network address.
Bit 0 mewakili bagian dari host address. Secara administrasi IP address terbagi dalam lima kelas. Kelas A, B dan C memiliki nilai Subnet Mask default, yakni :
Default subnet mask kelas A : 255.0.0.0
Default subnet mask kelas B : 255.255.0.0
Default subnet mask kelas C : 255.255.255.0
Kelas D dan E tidak memiliki subnet mask. Dengan nilai subnet mask default tersebut, pembagian network dan host address secara default akan seperti pada tabel 2.1.
15
Tabel 2.1 Pembagian Network dan Host Address Berdasarkan Subnet Mask Default
Default
Subnet
Class
Format
A
Net.Node.Node.Node
255.0.0.0
B
Net.Net.Node.Node
255.255.0.0
C
Net.Net.Net.Node
255.255.255.0
Mask
Pada tabel 2.1 terlihat kelas A memiliki jumlah alamat host yang lebih banyak dari kelas lainnya, sedangkan kelas C memiliki jumlah alamat host yang lebih sedikit dari kelas lainnya. Untuk menetukan kelas IP Address termasuk kedalam kelas tertentu dapat dilihat pada kelompok pertama. Pembagian tersebut dijelaskan pada gambar 2.9.
Gambar 2.9 Format Pengelompokan IP Address
Pada gambar 2.9 diatas terdapat alamat-alamat IP khusus. Alamat-alamat IP khusus tersebut diperlihatkan pada gambar 2.10.
16
Gambar 2.10 Alamat IP Khusus
Pada penggunaannya alamat IP dibagi ke dalam dua kelas, yakni :
Public IP Address Alamat IP yang biasa digunakan pada jalur publik. Penggunaan alamat IP publik harus melalui proses registrasi kesuatu organisasi yang menangani masalah penggunaan IP agar tidak terdapat host yang memiliki alamat IP yang sama.
Private IP Address Alamat
IP
yang
biasa
digunakan
pada
jaringan
lokal.
Penggunaannya tidak memerlukan proses registrasi. Alamatalamat IP yang tergolong ke dalam IP privat diantaranya :
Gambar 2.11 IP Private Address
17
2.3
Simple Network Management Protocol (SNMP) Simple Network Management Protocol (SNMP) adalah sebuah Internet
Protocol Suite yang digunakan untuk melakukan pengkoleksian data yang nantinya akan diakses oleh Sistem Monitoring Jaringan. 2.3.1 Pendahuluan Mengenai Simple Network Management SNMP pada awalnya hanya dikhususkan pada manajemen jaringan TCP/IP, yaitu untuk melakukan manajemen informasi yang berkaitan dengan IP dan TCP, seperti pengubahan dari IP address ke suatu alamat fisik, jumlah data incoming dan outgoing IP datagram, atau tabel informasi mengenai koneksi TCP yang mungkin terjadi. Namun, selanjutnya berkembang dengan memberikan dukungan informasi pada berbagai protokol jaringan, seperti DECnet, AppleTalk, dan NetWare IPX/SPX. Dukungan SNMP juga sampai pada berbagai fungsi yang terdapat di dalam sebuah multiprotocol routers. Sampai saat ini, SNMP juga telah memberikan dukungan untuk melakukan manajemen pada suatu host, seperti memory, CPU, manajemen disk dan manajemen application services. Model manajemen yang baku pada jaringan internet didesain agar dapat memberikan kebebasan suatu manajer jaringan (network manager) untuk dapat melakukan analisis data dari suatu peralatan jaringan. Manajer jaringan juga dapat melakukan perubahan konfigurasi dari suatu peralatan jaringan yang ada. Sebuah software agent perlu di-install pada masing-masing peralatan jaringan. Agent tersebut menerima pesan dari manajer jaringan. Pesan tersebut umumnya berupa permintaan (request) untuk membaca data dari peralatan jaringan atau menulis data ke peralatan jaringan. Selanjutnya si agent mengurus request tersebut dan memberikan respons balik ke manajer jaringan. Sebuah agent tidak harus selalu menunggu suatu request dari manajer jaringan akan suatu informasi. Ketika terjadi masalah yang serius (significant event), agent dapat mengirimkan pesan notifikasi yang disebut dengan trap ke satu atau lebih manajer jaringan. Protokol yang sesuai untuk semua pesan antara agent dan manajer jaringan adalah User Datagram Protocol (UDP), namun semua protocol pembawa pesan yang lain masih tetap dimungkinkan dan dapat diterapkan.
18
Gambaran secara lengkap mengenai sistem manajemen jaringan dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.12 Interaksi antara manajer jaringan dan agent
2.3.2 Struktur dan Identifikasi dari Management Information Dokumen RFC 1155, Structure and Identification of Management Information for TCP/IP-based Internets menjelaskan cara bagaimana kita dapat mendefinisikan dan mendeskripsikan suatu variabel Management Information Base (MIB), dapat membedakan satu variabel dengan variabel yang lain, dapat mengidentifikasi bahwa suatu variabel tersebut readable atau writeable, dan bahkan bagaimana merepresentasikan variabel-variabel tersebut. Dokumen tersebut mengikuti standar International Organization for Standardization (ISO) dan International Telegraph and Telephone Consultative Committee (CCITT) dan membahas mengenai: -
Suatu variabel MIB didefinisikan dan dideskripsikan dengan menggunakan bahasa pemrograman untuk mendefinisikan suatu tipe data (datatype definition language) yang dikenal dengan Abstract Syntax Notation (ASN.1). ASN.1 memberikan dukungan di dalam pembentukan sebuah struktur data sesuai dengan yang kita butuhkan. ASN.1 memberikan dukungan secara mendasar sama seperti dengan bahasa pemrogramman pada umumnya.
19
-
Informasi yang tersimpan di dalam sebuah manajemen jaringan di atur dalam sebuah tree yang besar dan dikoordinir oleh ISO dan CCITT. Struktur tree akan membantu di dalam memvisualisasikan hubungan yang terdapat diantara variabel-variabel yang ada.
-
Suatu object identifier di dalam manejemen jaringan diturunkan dari tree tersebut. Masing-masing node di dalam tree mengandung sebuah angka. Nama untuk sebuah parameter yang terkait adalah merupakan rangkaian dari angkaangka tersebut dan diselingi dengan titik diantaranya, sepanjang jalur (path) dari node root sampai ke node dari parameter tersebut.
-
Terdapat proses pengubahan format dengan menggunakan Basic Encoding Rules (BER) terhadap nilai yang terkandung di dalam suatu variabel ASN.1 ketika nilai tersebut ditransmisikan antara agent dan manajer jaringan. Agent dan manajer jaringan berperan di dalam pengubahan format antara format yang standar sesuai dengan ASN.1 dan format yang sesuai dengan format BER.
Gambar 2.13 Struktur tree objek identifier (OID)
20
2.3.3 Management Information Base (MIB) Konfigurasi, status, dan informasi statistik suatu peralatan secara lebih mudah
dianalogikan
sebagai
sebuah
database.
Pada
kenyataannya,
informasiinformasi tersebut tersimpan di dalam peralatan jaringan sebagai kombinasi dari switch settings, hardware counters, in-memory variables, inmemory tables, atau files. Di SNMP yang standard, database secara logika dari informasi manajemen jaringan dikenal dengan Management Information Base (MIB). Secara logika, MIB merupakan sebuah database informasi yang terdapat pada masing-masing peralatan jaringan. Suatu variabel di dalam MIB memiliki bentuk yang sederhana, yaitu sebagai variabel yang tunggal (elementary standalone quantities), seperti integers, octect strings atau objek identifier. Terkadang membentuk sekumpulan variabel MIB yang terorganisasi ke dalam sebuah tabel. Sebuah peralatan jaringan sering memiliki bentuk yang kecil dan lemah. Oleh karena itu adalah penting untuk tetap menjaga bahwa informasi yang tersimpan di dalam sebuah variabel MIB merupakan sejumlah informasi mendasar yang penting dan minimal. Komputasi yang mungkin saja terjadi di dalam mendefinisikan suatu MIB sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam definisi suatu MIB dan sebaliknya dialihkan ke manajemen aplikasi nantinya. Variabelvariabel dalam MIB didefinisikan ke dalam group-group. Hal tersebut untuk memudahkan di dalam pengaturan. Masing-masing group selalu memiliki identifier dan akan muncul di dalam penamaan tree, dan suatu objek akan ada di dalam identifier tersebut. Sehingga semua variabel yang berkaitan akan berada di dalam sebuah group dengan nama yang sama. Di dalam dokumen MIB-II terdapat sebelas group yang mengelompokkan beberapa MIB yang memiliki karakteristik yang sama, yaitu: system, interfaces, at, ip, icmp, tcp, udp, egp, transmission, snmp dan ifExtension. Contoh sebuah definisi formal suatu MIB untuk objek sysLocation seperti yang ada pada dokumen RFC1213 [9] adalah sebagai berikut: sysLocation OBJECTTYPE SYNTAX DisplayString(SIZE(0..255)) ACCESS readwrite STATUS mandatory
21
DESCRIPTION “The physical location of this node (e.g, 'telephone closet.3rd floor').” ::= {system 6}
Definisi di atas menjelaskan bahwa objek tersebut dinamakan dengan sysLocation.
Pada baris terakhir dari definisi tersebut menyatakan assign suatu
OBJECT IDENTIFIER ke sysLocation. Secara khusus, ::= {system 6}
berarti bahwa objek ini akan berada di bawah node system dan memiliki nomor 6. Objek ini merupakan satu-satu objek yang berada di bawah node system dengan nomor 6 sehingga untuk pemerolehan nilai atau pengubahan nilai yang terdapat pada variabel tersebut harus ditambahkan angka 0. OBJECT IDENTIFIER untuk variabel sysLocation adalah: 1.3.6.1.2.1.1.6.0
2.3.4 Simple Network Management Protocol (SNMP) SNMP merupakan sebuah protocol sebagai sarana antara manajer jaringan dan agent untuk dapat saling berkomunikasi. SNMP dapat mengidentifikasi halhal sebagai berikut: tipe pesan yang dikirim antara manajer jaringan dengan agent, format pesan yang dikirimkan, dan protocol yang digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi. Gambar 2.14 mengilustrasikan tipe-tipe pesan yang terdapat di dalam SNMP versi 1. Penjelasan masing-masing pesan adalah sebagai berikut: -
get request, dipergunakan untuk memperoleh suatu nilai dari satu atau lebih variabel MIB
-
get-next-request, dipergunakan untuk membaca suatu nilai dari suatu variable MIB secara berurutan. Sering dipergunakan untuk membaca MIB yang berbentuk tabel.
-
set-request, dipergunakan untuk mengubah nilai suatu variabel MIB
-
get-response, dipergunakan untuk menjawab pesan get-request, getnextrequest,atau trap oleh agent SNMP ke manajer jaringan.
-
trap, dipergunakan untuk memberikan informasi adanya suatu kejadian tertentu tanpa perlu adanya request dari manajer jaringan secara spontan, seperti cold restart, warm restart, atau link down.
22
Protocol UDP sebagai pilihan dan direkomendasikan sebagai protocol transport untuk SNMP. Kedua protocol, baik TCP dan UDP dapat dipergunakan sebagai protocol transport. Namun, UDP lebih dianjurkan karena TCP merupakan protocol yang cukup rumit dan selalu membutuhkan sejumlah memory dan sumber daya CPU. Sebaliknya, UDP sangat mudah diimplementasikan dan dijalankan. Suatu vendor dapat membuat IP yang sederhana dan memasukkan UDP ke dalam peralatan jaringan mereka, seperti repeater dan modem. Jumlah total software transport yang diperlukan kecil dan mudah dipaketkan ke dalam read-only memory (ROM).
Gambar 2.14 Pesan-pesan antar manajer jaringan dan agent
Walaupun
demikian,
SNMP
dapat
dipergunakan
sebagai
sarana
komunikasi yang berjalan di atas protocol-protocol yang lain. Sebagai contoh pada
dokumen
RFC1298
menjelaskan
bagaimana
pesan
SNMP
dapat
diimplementasikan di atas protocol IPX dan ada beberapa produk yang didesain
23
khusus untuk lingkungan NetWare dimana SNMP berjalan di atas protocol NetWare's IPX.
2.3.5 Macam-Macam SNMP SNMP merupakan spesifikasi komunikasi yang menjelaskan bagaimana informasi manajemen dipertukarkan antara aplikasi manajemen jaringan dengan agen manajemen. Terdapat beberapa versi SNMP yaitu SNMPv1, SNMPv2 dan SNMPv3, tetapi yang terpopuler adalah SNMPv1 dan SNMPv2.
2.3.5.1 SNMPv1 dan SNMPv2 Berikut ini adalah arsitektur manajemen jaringan SNMPv1 dan SNMPv2 yang terdiri dari :
Network Management Station (NMS)–Workstation dimana aplikasi manajemen jaringan berada
Aplikasi manajemen jaringan SNMPv1–Meminta informasi pada agen manajemen dan memberi informasi kontrol pada agen.
Management Information Base (MIB)–Memuat informasi yang dapat diambil dan dikontrol oleh aplikasi manajemen.
Agen manajemen SNMPv1–Memberi informasi yang dimuat dalam MIB pada aplikasi manajemen dan dapat menerima informasi kontrol.
Berikut ini adalah kelebihan dari SNMPv1 dan SNMPv2 :
komunikasi antar NMS yang meningkatkan fleksibilitas dan skalabilitas dari suatu jaringan yang dikelola
peningkatan keamanan dengan adanya: 1. enkripsi (berdasar pada Data Encryption Standard (DES)) 2. autentikasi 3. otorisasi
peningkatan efisiensi dan performa dengan adanya bulk transfer yang menyebabkan manajemen jaringan dapat dijalankan pada jaringan WAN dengan bandwidth kecil.
24
mendukung protokol jaringan selain UDP/IP, seperti OSI, NetWare IPX/SPX, dan Appletalk. SNMP membantu administrator jaringan untuk segera mengetahui adanya
permasalahan yang terjadi pada jaringan. Kemudian, administrator dapat segera melakukan tindak lanjut seperti mengisolasi permasalahan atau bahkan langsung mengatasi permasalahan. Kondisi tersebut membutuhkan sistem monitor jaringan yang aktual (real-time). Cara termudah untuk mencapainya adalah dengan menurunkan interval polling yang dilakukan oleh NMS. Semakin kecil interval polling, semakin baik pula resolusi dari data yang dihasilkan. Dengan kata lain, data terbaru yang dihasilkan dapat dianggap kondisi jaringan pada saat tersebut. Akan tetapi, frekuensi polling yang tinggi dapat menyebabkan overhead jaringan yang tinggi pula.
2.3.5.2 SNMPv3 SNMPv3 adalah peningkatan keamanan dari SNMPv2. Terdapat dua pendekatan yang muncul yang saling bersaing satu dengan lainnya yaitu SNMPv2u dan SNMPv2* yang mana keduanya menjadi masukan bagi IETF SNMPv3 yang baru. Hal yang sangat penting untuk diketahui, bahwa SNMPv3 bukan pengganti dari SNMPv1 dan atau SNMPv2. SNMPv3 mendefinisikan kemampuan keamanan yang dapat digunakan bersama dengan SNMPv2 atau SNMPv1.
2.4
Sistem Real Time Network Monitoring
2.4.1 Definisi Sistem monitoring adalah sebuah kegiatan yang dilakukan terus menerus untuk mengumpulkan data pada aktifitas program dan keluaran program tersebut atau kegiatan peninjauan aktifitas program yang dirancang untuk menyediakan feedback apakah program telah memenuhi fungsinya-fungsinya dan menghasilkan layanan-layanan yang diharapkan.
25
Sistem real time monitoring adalah suatu sistem pemantau yang memberikan informasi suatu keadaan dimana informasi yang ditampilkan pada sisi penerima sesuai dengan sisi yang diamati baik dalam waktu maupun keadaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa real time network monitoring adalah sebuah sistem yang menyediakan tinjauan mengenai konektifitas dan aktivitas masing-masing host pada jaringan komputer. Tujuan dari sistem monitoring jaringan adalah 1. Memudahkan proses monitoring jaringan beserta sistem keamanannya. 2. Mempercepat proses pemulihan ketika terjadi masalah pada jaringan. Secara garis besar tahapan dalam sebuah sistem monitoring terbagi ke dalam tiga proses besar, yaitu: 1. proses di dalam pengumpulan data monitoring, 2. proses di dalam analisis data monitoring, dan 3. proses di dalam menampilkan data hasil montoring. Keseluruhan proses dapat dilihat pada gambar 2.15. Sumber data dapat berupa network traffic, informasi mengenai hardware, atau sumber-sumber lain yang ingin diperoleh informasi mengenai dirinya. Proses dalam analisis data dapat berupa pemilihan data dari sejumlah data telah telah terkumpul atau bisa juga berupa manipulasi data sehingga diperoleh informasi yang diharapkan. Sedangkan tahap menampilkan data hasil monitoring menjadi informasi yang berguna di dalam pengambilan keputusan atau kebijakan terhadap sistem yang sedang berjalan dapat berupa sebuah tabel, gambar, gambar kurva, atau dapat juga berupa gambar animasi.
Gambar 2.15 Proses di dalam sistem monitoring
26
Aksi yang terjadi di antara proses-proses yang ada di dalam sebuah sistem monitoring adalah berbentuk service, yaitu suatu proses yang terus-menerus berjalan pada interval waktu tertentu. Proses yang dijalankan dapat berupa pengumpulan data dari objek yang di-monitor, atau melakukan analisis data yang telah diperoleh dan menampilkannya. Proses yang terjadi tersebut bisa saja memiliki interval waktu yang berbeda. Contoh interval waktu di dalam pengumpulan data dapat terjadi tiap lima menit sekali. Namun pada proses analisis data terjadi tiap satu jam sekali karena untuk menghasilkan informasi yang diharapkan membutuhkan lebih dari satu sampel data, misal untuk nilai rataan data (AVERAGE) dengan sebanyak 60 sampel data.
2.4.2 Pengantar Real Time System Real time sistem disebut juga dengan sistem waktu nyata. Sistem yang harus menghasilkan respon yang tepat dalam batas waktu yang telah ditentukan. Jika respon komputer melewati batas waktu tersebut, maka terjadi degradasi, performansi atau kegagalan sistem. Sebuah real time sistem adalah sistem yang kebenarannya secara logis didasarkan pada kebenaran hasil-hasil keluaran sistem dan ketepatan waktu hasil-hasil tersebut dikeluarkan. Aplikasi penggunaan sistem seperti ini adalah untuk memantau dan mengontrol peralatan seperti motor, assembly line, teleskop, atau instrumen lainnya. Peralatan telekomunikasi dan jaringan komputer biasanya juga membutuhkan pengendalian secara real time . Sistem real time dibagi menjadi tiga waktu: a. Sistem Berdasarkan Waktu Pada sistem ini, komputer yang digunakan untuk monitoring dan mengendalikan suatu sistem harus dapat melingkupi seluruh operasi yang diperlukan, pengukuran kendali dan pergerakan dalam setiap interval sampel. Berdasarkan batasan waktu yang dimilikinya, real time sistem ini dibagi atas: 1. Hard real time 2. Soft real time 3. Firm real time
27
b. Sistem Berdasarkan Kejadian Aksi-aksi yang dilakukan pada sistem ini ditampilkan pada suatu keadaan tertentu, bukan pada waktu atau interval waktu tertentu. Spesifikasi sistem yang berdasarkan kejadian biasanya mensyaratkan bahwa sistem harus memberi respon dalam maksimum waktu yang diizinkan pada kejadian tertentu.
c. Sistem Interaktif Persyaratan real time
pada sistem interaktif biasanya dinyatakan
bahwa rata-rata waktu respon tidak boleh melebihi waktu tertentu. Sistem ini memiliki petunjuk waktu yang memungkinkan untuk tetap berada dalam waktu yang tepat. Tes untuk mengenali sistem interaktif dilakukan dengan mengetahui apakah sistem berdasarkan waktu dan apakah sistem tersebut dapat secara tepat disinkronkan dengan proses eksternal atau lingkungan fisiknya.
2.5
Perangkat Lunak Sistem Monitoring Jaringan Berikut ini adalah beberapa contoh software yang digunakan untuk
melakukan monitoring jaringan maupun sumber daya dari host yang terhubung ke dalam jaringan. 2.5.1 Look@Lan Look@LAN merupakan
salah satu perangkat lunak (software) yang dapat
digunakan untuk melihat komputer (host) pada suatu jaringan komputer lokal atau sering disebut dengan local area network (LAN), sehingga kita dapat melihat active
services
atau
fasilitas-fasilitas
yang
disediakannya.
Look@LAN
menyediakan beberapa fasilitas untuk melihat IP Address, status, distance, operating system yang digunakan, hostname, netBIOS name, netBIOS user, SNMP status dan Trap. Informasi host yang sedang online/offline, operating system yang digunakan, NetBIOS dan SNMP yang ditampilkan dalam bentuk grafik. Berdasarkan hasil yang pernah penulis lakukan, Look@LAN hanya dapat
28
digunakan untuk melihat komputer yang terhubung pada jaringan lokal, sehingga tidak dapat digunakan untuk jaringan yang lebih luas.
2.5.2 Network View NetworkView merupakan salah satu perangkat lunak (software) yang dapat digunakan untuk melihat komputer pada suatu jaringan komputer, sehingga kita dapat melihat komputer mana saja yang sedang terkoneksi dalam suatu jaringan. NetworkView menyediakan beberapa fasilitas untuk melihat host yang aktif dalam suatu jaringan dan menampilkannya dalam bentuk gambar host beserta koneksi antar host tersebut. NetworkView menyediakan beberapa fasilitas untuk melihat host yang aktif dalam suatu jaringan dan dilengkapi tampilan berupa gambar host beserta jaringannya, juga fasilitas lain seperti View info, Modify, Edit note, MIB Browser, Port Scanner, Ping, Ftp, Telnet dan NetMeeting.
2.5.3 PHPSysInfo PHPSysInfo adalah tools monitoring system yang berbasis open source. PHPSysInfo menggunakan web interface, sehingga dapat diakses secara mudah. Salah satu keunggulan PHPSysInfo adalah kemudahan dalam penggunaanya. Selain memonitor network service (HTTP, FTP, dsb), PHPSysInfo juga dapat memonitor host resource (penggunaan disk, penggunaan memory, os hardware, mounted file system, dsb).
2.6
PHP (Hyperytext Prepocessor) PHP dikenal sebagi sebuah bahasa scripting yang menyatu dengan tag-tag
HTML, dieksekusi di server, dan digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis seperti halnya Active Server Pages (ASP) atau Java Server Pages (JSP). 2.6.1 Konsep kerja PHP Metode kerja PHP diawali dengan permintaan suatu halaman web oleh browser, berdasarkan URL (Uniform Resource Locator) atau dikenal dengan sebutan alamat Internet. Browser mendapatkan alamat dari web server,
29
mengidentifikasi halaman yang dikehendaki, dan menyampaikan segala informasi yang dibutuhkan oleh web server. Selanjutnya web server akan mencarikan berkas PHP yang diminta dan setelah didapatkan, isinya akan segera dikirimkan ke mesin PHP dan mesin inilah yang memproses dan memberikan hasilnya berupa kode HTML ke web server. Lalu web server akan menyampaikan isi halaman web tersebut kepada client melalui browser. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 2.16 Konsep Kerja PHP
2.6.2 Koneksi Database SQL dengan PHP MySQL merupakan database yang paling sering dipasangkan dengan PHP. Berikut ini adalah perintah dasar yang digunakan untuk menghubungkan database SQL dengan PHP. Kode Program 2.1 Koneksi Database SQL dengan PHP
30
Setiap
operasi
PHP
yang
berhubungan
dengan
MySQL
akan
membutuhkan perintah di atas dan untuk mempermudah pengaturan koneksi antara PHP dan MySQL, perintah tersebut sebaiknya disimpan dulu dalam bentuk file PHP. Jika perintah tersebut dibutuhkan lagi, maka hanya perlu melakukan include
terhadap file PHP tersebut. Berikut ini adalah perintah untuk
menampilkan data dari tabel yang terdapat dalam database. ”; echo “Nama Depan: $row[namadpn]
”; echo “Nama Belakang: $row[namablkg]
”; echo “Negara: $row[negara]“; } ?> Kode Program 2.2 Menampilkan Data Dari Tabel Yang Terdapat Dalam Database
2.7
Borland Delphi 7.0 Delphi adalah versi visual dari Pascal. Berbagai kemudahan ditawarkan
oleh Delphi, mulai dari perancangan aplikasi berbasis form, kemudahan pemberian komponen visual, rekayasa property dan event yang tergabung melalui object inspector, sampai code insight (ada pada Delphi 3 ke atas). Selain itu, dukungan penuh diberikan kepada struktur bahasa pemrograman yang digunakan, dengan memberikan migrasi dari Bahasa Pascal menjadi Bahasa Pascal Objek (Object Pascal Language). Dengan demikian, cara pemrograman sudah lain bila dibandingkan dengan Pascal yang lama. Migrasi struktur bahasa pemrograman tersebut dimaksudkan untuk lebih mendekatkan kepada konsep pemrograman berorientasi objek, yang telah lama dimiliki oleh Bahasa Pemrograman C++. Namun ciri khas bahasa Pascal yang mudah dipahami terutama oleh pemula tetap merupakan kelebihan Pascal yang utama. Paduan ini membuat Delphi lebih mudah dipelajari (dari segi struktur bahasanya) daripada kompiler-kompiler lainnya. Salah satu lagi kelebihan Delphi adalah kemampuan database- nya yang mendukung hampir semua jenis database,
31
mulai dari yang bersifat local hingga client/server. Ditambah lagi dengan kelengkapan koneksi ADO (ActiveX Data Object) yang merupakan standar dari Microsoft, menambah integrasi aplikasi yang dikembangkan
2.7.1 Koneksi MySQL Menggunakan Delphi Dengan Zeos Database Object Zeos adalah komponen alternatif pengganti koneksi ADO yang dapat dengan mudah digunakan untuk mengakses database MySQL, PostGre, Interbase/Firebird.ZeosDBO versi 6.6.6 stable dapat digunakan di Delphi mulai dari Delphi 5 ke atas, sedangkan ZeosDBO versi 7.0.0 alpha hanya untuk Delphi 2009, 2010 dan 2011. Berikut ini adalah skema koneksi antara zeos dengan database MySQL.
Gambar 2.17 Skema Koneksi Antara Zeos dengan Database MySQL
Gambar di atas adalah skema koneksi antara Zeos dengan MySQL. untuk mengimplementasikannya, kita akan mengkoneksikan zeos dengan database bawaan MySQL yaitu bernama “mysql” untuk itu tempelkan komponen TZConnection ke dalam form baru dan set propertinya sebagai berikut :
User
: root
Protocol
: mysql
Port
: 3306
HostName : Localhost
Database : mysql
Connected : True