BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Profitabilitas 1. Pengertian profitabilitas Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba secara efektif dan efisien dari aktivitas operasinya. Profitabilitas perseroan biasanya dilihat dari laporan laba rugi perseroan (income statement)
yang
menunjukkan
laporan hasil
kinerja
perseroan.
Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan.7 Rasio profitabilitas sering juga disebut rasio efisiensi, karena dapat dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal. Semakin tinggi nilai rasio maka semakin baik.8 2. Tujuan profitabilitas a. Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu. b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang. c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu-waktu.
7
Warren Buffet, Bisnis, Manajemen dan Keuangan, Terjemahan oleh Indra Ismawan, (Jakarta : Media Pressindo, 2008),hlm.74 8 Akhmad Sachowi & Mahirun, Manajemen Keuangan, (Pekalongan : FE Unikal, 2011),hlm.66
10
d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri. 3. Manfaat proftabiltas a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode. b. Mengetahui posisi perusahaan tahun ssebelumnya dengan tahun sekarang. c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu. d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. e. Mengetahui produktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal maupun modal sendiri. 4. Jenis-jenis rasio profitabilitas a. Profit Margin, merupakan suatu ukuran presentase dari setiap rupiah penjualan yang menghasilkan laba bersih. Hubungan laba bersih dengan penjualan bersih kerap kali dipakai untuk mengevaluasi efisiensi perusahaan dalam mengendalikan biaya dan beban yang berkaitan dengan penjualan. Yaitu apabila sebuah perusahaan menurunkan beban relatifnya terhadap penjualan untuk kegiatankegiatan usaha lainnya. Kelemahan rasio ini adalah bahwa rasio ini tidak mempertimbangkan investasi (jumlah aset atau ekuitas
11
pemegang saham) yang diperlukan untuk menghasilkan penjualan dan laba. Laba operasi
Rumus : Profit margin =
X 100% Penjualan
b. Return on Assets
(ROA), merupakan suatu ukuran keseluruhan
profitabilitas perusahaan. Rasio ini dipakai unuk mengevaluasi apakah manajemen telah mendapat imbalan yang memadai (reasobable return) dari aset yang dikuasainya. Dalam perhitungan rasio ini hasil biasanya didefinisikan sebagai laba bersih. Rumus : ROA =
Laba bersih
X 100%
Total asset
c. Return on Investment (ROI), merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Rumus : ROI =
Laba bersih
X 100%
Total aktiva
d. Return on Equity (ROE), merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio in juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi utang makin besar maka rasio ini juga akan makin besar. Rumus : ROE =
Laba bersih
X 100%
Ekuitas
12
e. Gross operating income (GOI), dalam rasio ini jika semakin tinggi profitabilitasnya maka semakin baik. Tetapi perlu diperhatikan bahwa rasio ini sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Dalam penelitian yang akan peneliti lakukan ini profitabilitas diproxy dengan gross operating income (GOI). Sales – COGS + (Depreciation+Amortisation)
Gross Operating Income =
X 100% Total Assets – Financial Assets
B. Siklus konversi kas / Cash conversion cycle 1. Pengertian siklus konversi kas / Cash conversion cycle Karena perusahaan berubah-ubah secara luas terhadap kemampuan mereka untukmengelola modal kerja bersih mereka, ada keperluan untuk mengukur semua keefektifannya. Sebuah metode yang semakin populer untuk mengevaluasi manajemen modal kerja perusahaan yang efektif menggunakan pendekatan bahwa sasaran perusahaan dapat meminimalkan modal kerja yang rentan terhadap pembatas bahwa perusahaan memiliki modal kerja yang cukup untuk mendukung operasinya. Modal kerja yang minimum dicapai dengan menagih secara cepat kas dari penjualan, meningkatkan perputaran persediaan, dan menurunkan
13
pengeluaran tunai. Kita dapat menggabungkan semua faktor ini ke dalam ukuran tunggal yang disebut dengan siklus konversi kas.9 Cash conversion cycle atau siklus konversi kas adalah waktu yang dibutuhkan perusahaan mulai dari saat perusahaan mengeluarkan uang untuk membeli bahan baku sampai dengan perusahaan mengumpulkan uang dari penjualan barang jadi. Secara teori, semakin pendek waktu yang diperlukan, semakin baik bagi perusahaan. Sebaliknya, semakin panjang waktu yang diperlukan, semakin banyak modal yang harus ditanamkan.10 Dalam kegiatannya, biasanya perusahaan memulai usahanya dengan membeli bahan baku kemudian diproses menjadi bahan jadi. Pada saat membeli bahan baku tersebut, jika pembayaran dilakukan dengan kas maka ada kas keluar dari perusahaan. Jika dibayar dengan kredit maka perusahaan mempunyai utang dagang. Utang dagang tersebut bisa menunda pembayaran kas. Kemudian barang jadi tersebut dijual dengan kredit, yang berarti perusahaan mempunyai piutang dagang. Pada saat piutang dagang dilunasi, perusahaan akan memperoleh kasnya kembali. Kegiatan seperti itu menggambarkan bagaimana siklus kas terjadi. Apabila pemasukan kas dipercepat dan pengeluaran kas diperlambat, cash availability akan semakin besar. Perusahaan akan mempunyai kesempatan menggunakan kas yang lebih besar lagi. Bagaimana mengukur cash availability? Salah satu caranya adalah dengan melihat siklus konversi
9
Arthur J.keown dkk, “Manajemen Keuangan”,Jilid 2, Edisi kesepuluh, (Jakarta : PT. Indeks, 2010),hlm.245 10 Agus Sartono Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi 4(Yogyakarta : BPFE, 2010), hlm.387
14
kas. Siklus konversi kas yang semakin pedek berarti kas berputar lebih cepat, atau cash availability akan meningkat. Siklus konversi kas merupakan “perjalanan” kas, mulai dari kas dikeluarkan (untuk membeli bahan-bahan) sampai kas kembali lagi (piutang dibayarkan). Gambar dibawah ini akan menjelaskan tentang siklus konversi kas. 11 Gambar 2.1 Siklus Konversi Kas
Kas
Bahan baku
Pembelian
Persediaan
Piutang
Kas
Penjualan dengan kredit
Proses Produksi
Piutang dibayar
2. Komponen siklus konversi kas / Cash conversion cycle Siklus konversi kas meliputi beberapa faktor terkait dengan periode pengumpulan
piutang,
periode
konversi
persediaan,
dan
periode
penangguhan utang. a. Periode konversi persediaan (number of days inventories) Periode
konversi
persediaan
yaitu
rata-rata
waktu
yang
dibutuhkan untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang tersebut. Periode persediaan menunjukkan periode pemprosesan penjualan persediaan perusahaan.
11
Mamduh. M Hanafi, Manajemen Keuangan, Edisi 1, (Yogyakarta : BPFE, 2014),hlm.526
15
Periode konversi persediaan yang terlalu tinggi dapat berarti bahwa terlalu banyak modal perusahaan
yang terikat di dalam
persediaan dan bisa menyebabkan barang-barang persediaan mengalami penurunan nilai harganya. Disamping itu, periode konversi persediaan yang terlalu rendah juga bisa mengindikasikan bahwa perusahaan kekurangan dalam persediaan sehingga bisa berefek pada penurunan penjualan. b. Periode pengumpulan piutang (number of days accounts receivable) Periode pengumpulan piutang yaitu rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi piutang perusahaan menjadi kas, yaitu untuk menerima kas setelah
menjadi
penjualan. Semakin rendah
periode pengumpulan piutang, maka profitabilitas perusahaan semakin tinggi c. Periode penangguhan utang (number of days accounts payable) Periode penangguhan utang adalah periode waktu lamanya penundaan pembayaran utang lancar. Jika periode penangguhan utang meningkat maka periode konversi kas akan mengecil, oleh karena periode konversi kas menurun maka profitabilitas meningkat. Di sisi lain, keterlambatan pembayaran tagihan dapat menjadi sangat mahal apabila perusahaan mendapatkan tawaran diskon untuk
16
awal pembayaran. Tentunya akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan.12 Misalkan suatu perusahaan mempunyai rata-rata periode konversi persediaan 30 hari, periode pengumpulan piutang 20 hari dan periode penangguhan utang 20 hari, maka gambar dibawah ini akan menjelaskan ketiga periode tersebut. Gambar 2.2 Periode dalam Siklus Konversi Kas
Periode persediaan (30 hari)
Periode pengumpulan piutang (20 hari)
Periode utang (20 hari)
Bahan Mentah
Kas dibayarkan
Barang terjual
Kas diterima
Untuk menyederhanakan ilustrasi, gambar di atas menganggap bahwa periode persediaan mencakup persediaan barang mentah dan barang jadi. Dalam contoh di atas, periode persediaan adalah 30 hari, yang berarti barang tersimpan dalam gudang perusahaan sebelum laku terjual selama rata-rata 30 hari. Karena penjualan dilakukan secara kredit, perusahaan tidak langsung menerima kas. Dalam contoh di atas, periode pengumpulan piutang adalah 20 hari, yang berarti rata-rata piutang mempunyai jangka aktu 20 hari sebelum akhirnya dilunasi oleh pelanggan. Dengan 12
Brigham, Eugene F., and Joel F. Houston, Manajemen Keuangan, Edisi Kesebelas, Buku 2, (Jakarta : Salemba Empat, 2011), hlm.260
17
menambahkan kedua periode tersebut diperoleh total periode 50 hari. Dengan kata lain, kas perusahaan tertanam selama 50 hari, sebelum akhirnya kas tersebut kembali ke perusahaan (dan bisa digunakan untuk investasi modal kerja lagi). Jika perusahaan menggunakan utang untuk membeli bahan mentah, perusahaan bisa menunda pembayran, yang berarti kas keluar bisa ditunda. Misalkan periode utang adalah 20 hari, yang berarti rata-rata perusahaan baru mengeluarkan kas 20 hari setelah bahan mentah datang, kas yang tertanam berkurang menjadi 30 hari (50 hari - 20 hari). 3. Menghitung siklus konversi kas / Cash conversion cycle Siklus konversi kas dapat dipersingkat dengan cara: a. Mengurangi periode konversi persediaan dengan memproses dan menjual barang secara lebih cepat. b. Mengurangi
periode
penerimaan piutang dengan
mempercepat
penagihan. c. Memperpanjang periode penangguhan utang dengan memperlambat pembayaran yang dilakukan..13 Rumus untuk menghitung siklus konversi kas adalah sebagai berikut :
CCC = Number Of Days Accounts Receivable + Number Of Days Inventories – Number Of Days Accounts Payable Masing-masing komponen dari siklus konversi kas adalah sebagai berikut :
13
Ibid, hlm.259
18
Periode pengumpulan piutang (number of days accounts receivable) adalah periode waktu lamanya pembayaran piutang pembeli. Semakin rendah periode pengumpulan profitabilitas
perusahaan
semakin
tinggi.
dari
piutang, maka Formula
untuk
menghitung periode pengumpulan piutang adalah sebagai berikut :
Account Receivable X 365 Number Of Days Accounts Receivable :
Sales Periode konversi persediaan (number of days inventories) adalah periode waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi bahan baku menjadi barang jadi dan kemudian menjual barang tersebut. Semakin rendah periode konversi persediaan semakin tinggi profitabilitas perusahaan. Formula untuk menghitung periode konversi persediaan adalah sebagai berikut : Inventory X 365 Number Of Days Inventories :
Cost of Goods Sold
Periode penangguhan utang (number of days accounts payable) adalah periode waktu lamanya penundaan pembayaran utang lancar. Jika periode penangguhan utang meningkat maka periode konversi kas akan mengecil, oleh karena periode konversi kas menurun maka profitabilitas meningkat. Di sisi lain, keterlambatan pembayaran
tagihan
dapat
menjadi
sangat
mahal
apabila
perusahaan mendapatkan tawaran diskon untuk awal pembayaran. Tentunya akan menurunkan tingkat profitabilitas perusahaan.
19
Formula untuk menghitung periode penangguhan utang adalah sebagai berikut :
Account Payable X 365 Number Of Days Accounts Payable : Purchase
Untuk penelitian yang akan peneliti lakukan ini, periode penangguhan utang diperoleh dengan rumus : Number Of Days Accounts Payable :
Account Payable X 365 Cost of Goods Sold
Hal ini dilakukan karena jumlah pembelian (purchase) tidak disebutkan secara eksplisit sehingga digunakan harga pokok penjualan (cost of goods sold) dimana akun tersebut disebutkan langsung pada laporan laba rugi perusahaan.14
C. Leverage 1. Pengertian leverage Rasio ini merupakan rasio antara total utang (total debts) baik utang jangka pendek (current liability) dan utang jangka panjang (long term debt) terhadap total aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets) maupun aktiva tetap (fixed assets) dan aktiva lainnya.15 Rasio ini menunjukkan besarnya utang yang digunakan untuk membiayai aktiva yang digunakan oleh perusahaan dalam rangka 14 15
Iva Indarnika Cahaya Martha & Indira Januarti, Op.Cit, hlm.3 Mamduh. M Hanafi, Op.Cit
20
menjalankan aktivitas operasionalnya. Semakin besar rasio debt to total asset menunjukkan semakin besar tingkat
ketergantungan
perusahaan
terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya utang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan semakin meningkatnya rasio debt to total asset (dimana beban utang juga semakin besar) maka hal tersebut berdampak terhadap profitablitas yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar bunga
pinjaman. Dengan biaya
bunga
yang
semakin
besar, maka
profitabilitas (earnings after tax) semakin berkurang (karena sebagian digunakan untuk membayar bunga).16 2. Macam-macam leverage a. Operating leverage (Leverage operasi) Leverage operasi (operating leverage) timbul sebagai suatu akibat dari adanya beban-beban tetap yang ditanggung dalam operasional perusahaan. Beban-beban tetap oper asional tersebut misalnya biaya depresiasi / penyusutan atas aktiva tetap yang dimilikinya. Keown, Seall, Martin, dan William Patty (2000) mengemukakan pengertian leverage operasi ( operating leverage ) adalah “ company defrayal remain in the current of company earning ”, artinya pembiayaan tetap perusahaan di dalam arus pendapatan perusahaan. Sedangkan Sartono (2001) menyebutkan leverage operasi timbul karena perusahaan memiliki biaya operasi tetap.
16
Danang Rosyid, Op.Cit, hlm.26
21
Leverage
operasi adalah pengaruh
biaya tetap operasional
terhadap kemampuan perusahaan un tuk menutup biaya tersebut. Dengan kata lain pengaruh perubahan volume penjualan (Q) terhadap laba sebelum bunga dan pajak (EBIT). Analisis
leverage
operasi dimaksudkan untuk mengetahui
seberapa peka laba operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimal yang harus diperole h agar perusahaan tidak menderita kerugian. b. Financial leverage (Leverage finansial) Pengertian financial leverage ( leverage keuangan) menurut Keown, Seall, Martin, dan Patty adalah : “Pembiayaan sebagian dari aset perusahan dengan surat berharga yang mempunyai tingkat bunga yang tetap (terbatas) dengan menghar apkan peningkatan yang luar biasa pada pendanaan bagi pemegang saham”.17 Dilihat dari pengertian di atas leverage
keuangan dimiliki
perusahaan karena adanya penggunaan modal/dana yang memiliki beban tetap dalam pembiayaan perusahaan. Besar kecilnya
leverage
finansial dihitung dengan DFL
( Degree of financial leverage ). DFL menunjukkan seberapa jauh perubahan EPS karena perubahan tertentu dari EB IT. Makin besar DFL nya, maka makin besar risiko finansial perusahaan tersebut.
17
Arthur J.keown dkk, Op.Cit, hlm.169
22
Dan perusahaan yang mempunyai DFL yang tinggi adalah perusahaan yang mempunyai utang dalam proporsi yang lebih besar. 18 Risiko finansial adalah tambahan risiko yang dibebankan kepada para pemegang saham biasa sebagai hasil dari keputusan untuk mendapatkan pendanaan melalui utang. Pemegang saham akan menghadapi risiko bisnis yaitu ketidakpastian yang inheren pada proyeksi laba operasi masa depan. Jika perusahaan menggunakan utang, maka hal ini akan mengonsentrasikan risiko bisnis pada pemegang saham biasa. Konsentrasi risiko bisnis ini terjadi karena para pemegang saham yang menerima pembayaran bunga secara tetap, sama sekali tidak menanggung risiko bisnis. Pada penelitian terdahulu telah dibuktikan bahwa penggunaan utang ternyata menjadi bermanfaat karena dapat mengurangi besarnya pajak yang harus dibayarkan oleh perusahaan. Penggunaan utang tidak selamanya merugikan perusahaan maupun pemegang saham selama proporsinya tidak melebi hi batas tertentu. 3. Tujuan leverage a. Untuk mengetahui posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada pihak lainnya (kreditor), b. Untuk
menilai
kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajiaban yang bersifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga).
18
Agus sartono, Op.Cit, hlm.117
23
c. Untuk menilai keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal. d. Untuk menilai seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang. e. Untuk menilai seberapa besar pengaruh utang perusahaan terhadap penggelolaan aktiva.19 4. Manfaat leverage a. Untuk
menganalisis
kemampuan
posisi
perusahaan
terhadap
kewajiban kepada pihak lainnya. b. Untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang besifat tetap (seperti angsuran pinjaman termasuk bunga). c. Untuk menganalisis keseimbangan antara nilai aktiva khususnya aktiva tetap dengan modal. d. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan dibiayai oleh utang. e. Untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.20 5. Jenis-jenis rasio solvabilitas/leverage Adapun uraian dari jenis-jenis rasio leverage adalah sebagai berikut: a. Debt To Assets Ratio (debt ratio), merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total aktiva. 19
Kasmir, S.E, M.M, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta : Rajagrafindo persada,2009),
hlm.153 20
Ibid, hlm.154
24
Rumus: Total Debt
Total Debt to Total Asset Ratio =
X 100%
Total Asset b. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER), merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara utang jangka panjang dengan total modal sendiri. Rumus: LTDtER =
Long Term Debt
X 100%
Equity c. Times Interest
Earned Ratio, merupakan
rasio
antara laba
sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rumus: EBIT
Times Interest Earned =
Biaya bunga d. Debt to Equity Ratio, merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara total utang dengan total modal. Sedangkan menurut James C.Van Horne dan Jhon M. Wachowicz Jr debt to equity ratio adalah: “Rasio utang dengan ekuitas menunjukan sejauh mana pendanaan dari utang digunakan jika dibandingkan dengan pendanaan equitas.”
21
Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin sedikit dibandingkan dengan utangnya. Bagi perusahaan sebaiknya besar utang tidak boleh melebihi modal sendiri.
21
Van Horne, JC dan JM Wachowicz, Op.Cit, hlm.169
25
Rumus : Total Debt to equity Ratio =
Total Debt
X 100%
Total Equity Total utang yang dimaksudkan dalam rumus perhitungan diatas adalah seluruh total utang perusahaan baik utang jangka pendek maupun utang jangka panjang dalam satu periode akuntansi. Semakin tinggi debt to equity ratio (DER) ini menunjukan perusahaan semakin berisiko. Semakian berisiko, kreditor atau investor meminta imbalan semakin tinggi. Jadi, 45% dari aktiva perusahaan didanai oleh utang (dari berbagai jenis), sementara sisanya 55% pendanaan berasal dari equitas pemegang saham biasa. Secara teoritis jika perusahaan dilikuidasi sekarang, aktiva yang dijual dengan nilai bersih minimal 45% sebelum kreditor menghadapi kerugian. Sekali lagi, hal ini menunjukan bahwa semakin besar persentase pendanaan yang disediakan oleh ekuitas pemegang saham, semakin besar jaminan perlindungan yang didapat oleh investor atau kreditor perusahaan. Singkatnya semikin tinggi debt to equity ratio (DER) semakin besar pula risiko keuangannya, ataupun sebaliknya semakin rendah rasio ini akan semakin rendah risiko keuangannya.
26
D. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelusuran, peneliti mendapatkan beberapa penelitian terdahulu, baik yang membahas permasalahan manajemen modal kerja, cash conversion cycle dan profitabilitas. Hal itu dilakukan agar penelitian yang sedang diteliti tidak memiliki kesamaan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya Kalaupun ada persamaan, bukan yang bersifat mutlak. Penelitianpenelitian tersebut antara lain : R.rr Ken Berlian Kautsari melakukan penelitian tentang pengaruh manajemen modal kerja terhadap
profitabilitas perusahaan pada perusahaan
rokok yang terdaftar di bursa efek Indonesia dengan analisis regresi bahwa berdasarkan hasil pengujian terhadap hipotesis yang telah diuraikan diperoleh kesimpulan periode persediaan memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan, periode piutang memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan, periode utang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return on asset & siklus konversi kas memiliki pengaruh negatif terhadap profitabilitas perusahaan.22 Adriana Monika Maria Kaparang dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh siklus konversi kas terhadap likuiditas & rentabilitas pada PT Ultrajaya milk industry & trading company, tbk periode 2006-2011. Hasil penelitiannya yaitu bahwa pengaruh cash conversion cycle (ccc) dengan rasio likuiditas tidak
22
R.rr Ken Berlian Kautsari, “Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Perusahaan pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, FE&Bisnis Universitas Brawijaya,2011
27
signifikan. Selanjutnya, cash conversion cycle (ccc) memiliki hubungan yang signifikan dengan rasio rentabilitas yaitu ROS, ROI dan ROE.23 Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Aini mengenai pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas (studi pada perusahaan food and beverages yang listing di bei periode 2007-2011). Diperoleh kesimpulan periode persediaan memiliki pengaruh negatif atau berbanding terbalik terhadap profitabilitas perusahaan, periode piutang tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ROA, periode utang memiliki pengaruh negatif atau berbanding terbalik terhadap profitabilitas perusahaan, siklus konversi kas memiliki pengaruh negatif atau berbanding terbalik terhadap profitabilitas perusahaan.24 Werner R. Murhadi dengan penelitiannya tentang manajemen modal kerja dan profitabilitas di bursa efek Indonesia. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil yang menunjukkan
bahwa siklus konversi kas tidak memiliki
pengaruh
signifikan terhadap profitabilitas. Komponen dari siklus konversi kas
yakni
lamanya rata-rata pengumpulan piutang juga tidak mempengaruhi profitabilitas, sedangkan komponen dari siklus konversi kas lainnya yaitu rata-rata lamanya pembayaran utang dan konversi inventory berpengaruh positif signifikan.25 Nimas Ayu.L dalam penelitiannya pengaruh manajemen modal kerja terhadap profitabilitas perusahaan (studi pada perusahaan food and beverages yang listing di bursa efek Indonesia tahun 2010-2012). Dengan hasil bahwa
23
Adriana Monika Maria Kaparang, Op.Cit Nurul Aini,“Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas (Studi pada Perusahaan Food and beverages yang Listing di BEI periode 2007-2011)”,FE&Bisnis Universitas Brawijaya,2011 25 Werner R. Murhadi, “Manajemen Modal Kerja Dan Profitabilitas Di Bursa Efek Indonesia”,2011 24
28
variabel periode persediaan, periode piutang,periode utang usaha dan siklus konversi kas berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap net profit margin perusahaan. Sedangkan dari keempat variabel independen tersebut yang berpengaruh dominan terhadap net profit margin perusahaan food and beverages adalah variabel periode utang usaha.26 Penelitian yang dilakukan oleh Beny Benardi & Minarnita Y. Verawati Bakara tentang mengukur cash conversion cycle perusahaan terbuka operator telekomunikasi seluler di Indonesia dalam keterkaitannya dengan kinerja pengelolaan modal kerja yang menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan terbuka operator teleomunikasi yang sangat agresif didalam mengelola modal kerjanya terdapat korelasi positif kuat antara Cash Conversion Cycle (CCC), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE).27 Danang Rosyid dalam peneltiannya berjudul analisis pengaruh periode konversi persediaan, periode pengumpulan piutang, periode penangguhan utang, rasio utang terhadap profitabilitas (studi pada perusahaan manufaktur yang tercatat di bursa efek indonesia periode tahun 2008 – 2010) dimana hasil dari penelitiannya menunjukkan
bahwa
terdapat
tiga
variabel
yaitu periode
konversi persediaan, periode pengumpulan piutang dan rasio utang yang memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel yang lain, periode penangguhan utang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini menunjukkan bahwa hanya variabel periode konversi persediaan, periode
26
Nimas Ayu.L,”Pengaruh Manajemen Modal Kerja Terhadap profitabilitasperusahaan (Studi Pada Perusahaan Food and beverages Yang Listing Di Bursa efekIndonesia Tahun 20102012)”,FE&Bisnis Universitas Brawijaya,2012 27 Beny Benardi dan Minarnita Y. Verawati Bakara, Op.Cit
29
pengumpulan piutang
dan
rasio
utang saja
yang
dapat
mempengaruhi
profitabilitas sedangkan variabel periode penangguhan utang tidak memiliki pengaruh
yang
besar dalam
pencapaian
keuntungan
pada
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010.28 Dan juga penelitian oleh Iva Indarnika Cahaya Martha & Indira Januarti dengan judul mengukur cash conversion cycle perusahaan terbuka operator telekomunikasi seluler di Indonesia dalam keterkaitannya dengan kinerja pengelolaan modal kerja dimana hasilnya adalah dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa siklus konversi kas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan. Siklus konversi kas yang lebih lama pada perusahaan cenderung memberikan profitabilitas yang lebih rendah.29 Penelitian yang akan peneliti lakukan ini memiliki kesamaan dengan penelitian sebelum-sebelumnya. Ada kesamaan terhadap variabel-variabel yang digunakan sebagai variable penelitian, yaitu cash conversion cycle, dan leverage. Selain itu kesamaan juga terjadi pada alat analisis yang digunakan dalam penelitian-penelitian sebelumnya, yaitu menggunakan alat analisis regresi berganda
untuk
menganalisis
mengenai
variabel-variabel
independent
berpengaruh terhadap variabel dependent. Perbedaan penelitian yang akan peneliti lakukan ini dengan penelitian sebelumnya adalah dalam penelitian yang akan peneliti lakukan ini profitabilitas di proxykan dengan menggunakan gross operating incom. Sedangkan penelitian terdahulu sabagian besar menggunakan ROA dan ROI. Selain itu obyek 28 29
Danang Rosyid, Op.Cit, hlm.74 Iva Indarnika Cahaya Martha & Indira Januarti, Op.Cit
30
penelitiannya yaitu di Jakarta Islamic Index tahun 2011 sampai 2014 yang obyeknya tergolong baru dan belum pernah ada yang meneliti serupa dengan penelitian peneliti.
31
Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Nama Peneliti &
Variabel
Metode
Judul Penelitian
Penelitian
Penelitian
Perbedaan dengan penelitian yang
No
1
Hasil Penelitian akan diteliti
R.rr Ken Berlian Kautsari
Dependent :
Jenis Penelitian :
Berdasarkan hasil pengujian terhadap
(2011)
Profitabilitas
Sensus
hipotesis
Independent :
Uji
“Pengaruh Manajemen Modal Manajemen Modal Kerja Terhadap Perusahaan
pada
Profitabilitas Kerja Perusahaan
Regresi
yang
Analisis diperoleh persediaan negatif
telah
penelitian
ini,
profitabilitas
diuraikan
diproxykan dengan menggunakan ROA
kesimpulan 1) Periode
sedangkan penelitian yang akan diteliti
memiliki terhadap
perusahaan
Pada
pengaruh profitabilitas
Penelitian
ini
melakukan
penelitian
piutang
terhadap seluruh elemen populasi atau
Rokok yang Terdaftar di Bursa
memiliki pengaruh negatif terhadap
disebut dengan sensus sehingga tidak
Efek Indonesia”
profitabilitas perusahaan 3) Periode
dilakukan pengambilan sampel sedangkan
utang tidak memiliki pengaruh yang
penelitian yang akan diteliti menggunakan
signifikan terhadap return on asset 4)
teknik purposive sampling.
Siklus
2)Periode
menggunakan GOI.
Konversi
pengaruh
Kas
negatif
profitabilitas perusahaan
memiliki
Periode penelitian ini yaitu 2005-2011
terhadap
sedangkan penelitian yang akan diteliti menggunakan periode 2011-2014 32
Adriana Monika Maria
2
Dependent :
Kaparang (2011)
Likuiditas
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pengaruh
Likuiditas
Sampel
Rentabilitas
Uji
“Pengaruh Siklus Konversi Kas Independent : Siklus Terhadap
Jenis Penelitian :
Cash
Conversion
Cycle
Analisis (CCC) dengan rasio likuiditas tidak
Regresi
signifikan.
& Konversi Kas
Selanjutnya,
Conversion Cycle
Cash
(CCC) memiliki
Pada penelitian ini, rasio rentabilitas/ profitabilitas
diproxykan
dengan
menggunakan ROS,ROI & ROE sedangkan penelitian yang akan diteliti menggunakan GOI.
Rentabilitas Pada Pt Ultrajaya
hubungan
signifikan dengan
Periode penelitian ini yaitu 2006-2011
Milk
rasio rentabilitas yaitu ROS, ROI dan
sedangkan penelitian yang akan diteliti
ROE.
menggunakan periode 2011-2014.
Industry
&
Trading
Company, Tbk Periode 2006-
yang
2011” Nurul Aini (2011)
3
Dependent :
Jenis Penelitian :
Berdasarkan
Profitablitas
Sampel
analisis terhadap hipotesis yang telah
“Pengaruh Manajemen Modal Independent :
Uji
Kerja
Regresi
Terhadap
Profitabilitas Manajemen Modal
hasil
pengujian
Analisis diuraikan diperoleh Periode
dan
kesimpulan 1)
persediaan
memiliki
Pada
penelitian
ini,
profitabilitas
diproxykan dengan menggunakan ROA sedangkan penelitian yang akan diteliti menggunakan GOI Penelitian ini termasuk jenis penelitian
(Studi pada Perusahaan Food Kerja
pengaruh negatif
and beverages yang Listing di
terbalik
BEI periode 2007-2011)”
perusahaan 2) Periode piutang tidak
sedangkan penelitian yang akan diteliti
memiliki pengaruh yang signifikan
menggunakan
atau berbanding
terhadap
profitabilitas
kuantitatif
deskriptif
penelitian
eksplanatori
kuantitatif
33
terhadap
ROA 3) Periode
memiliki
pengaruh
berbanding
utang
negatif atau
Periode penelitian ini yaitu 2007-2011
terhadap
sedangkan penelitian yang akan diteliti
terbalik
profitabilitas perusahaan 4) Siklus
Konversi
pengaruh negatif terbalik
deskriptif.
menggunakan periode 2011-2014.
Kas
memiliki
.
atau berbanding
terhadap
profitabilitas
perusahaan
4
Werner R. Murhadi (2011)
Dependent :
Jenis Penelitian :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Profitablitas
Sampel
siklus konversi kas tidak memiliki
“Manajemen Modal Kerja Dan Independent :
Uji
Profitabilitas Di Bursa Efek Manajemen Modal
Regresi
Indonesia”
Kerja
Analisis pengaruh
signifikan
terhadap
profitabilitas. Komponen dari siklus konversi kas yakni lamanya rata rata pengumpulan
piutang juga
mempengaruhi sedangkan
komponen
tidak
profitabilitas, dari
Pada
penelitian
ini,
profitabilitas
diproxykan dengan menggunakan ROA & ROI sedangkan penelitian yang akan diteliti menggunakan GOI Periode penelitian ini yaitu 2009-2011 sedangkan penelitian yang akan diteliti menggunakan periode 2011-2014.
siklus
konversi kas lainnya yaitu rata-rata
34
lamanya
pembayaran
konversi
inventory
utang
dan
berpengaruh
positif signifikan Nimas Ayu L (2012)
5
Jenis Penelitian :
Dari hasil hipotesis diketahui bahwa
Profitablitas
Sampel
variabel periode persediaan, periode
“Pengaruh Manajemen Modal Independent :
Uji
Kerja
Regresi
Terhadap
Profitabilitas Manajemen Modal
Analisis piutang,periode
utang
siklus
kas
konversi
usaha
dan
berpengaruh
Pada
penelitian
ini,
profitabilitas
diproxykan dengan menggunakan NPM sedangkan penelitian yang akan diteliti menggunakan GOI
signifikan baik secara parsial maupun
Penelitian ini termasuk jenis penelitian
Perusahaan Food and beverages
simultan terhadap net profit margin
eksplanatori sedangkan penelitian yang
Yang Listing Di Bursa Efek
perusahaan. Sedangkan dari keempat
akan
Indonesia Tahun 2010-2012)”
variabel
kuantitatif deskriptif.
Perusahaan
6
Dependent :
(Studi
Pada Kerja
Beny Benardi & Minarnita Y. Verawati Bakara (2012)
independen
tersebut
yang
penelitian
Periode penelitian ini yaitu 2010-2012
margin perusahaan food and beverages
sedangkan penelitian yang akan diteliti
adalah variabel periode utang usaha
menggunakan periode 2011-2014.
Jenis Penelitian :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pengelolaan Modal
Sampel
perusahaan-perusahaan terbuka operator
Uji
menggunakan
berpengaruh dominan terhadap net profit
Dependent :
“Mengukur Cash Conversion Kerja
diteliti
Korelasi teleomunikasi
yang
sangat
agresif
Pada
penelitian
ini,
profitabilitas
diproxykan dengan menggunakan ROA & ROE sedangkan penelitian yang akan
35
Cycle
Perusahaan
Operator
7
Terbuka Independent :Cash
Pearson
didalam mengelola modal kerjanya
Telekomunikasi Conversion Cycle
terdapat korelasi positif kuat antara
diteliti menggunakan GOI Pada penelitian ini menggunkan metode
Seluler Di Indonesia Dalam
Cash Conversion Cycle
(CCC),
analisis uji korelasi pearson sedangkan
Keterkaitannya Dengan Kinerja
Return On Asset (ROA) dan Return
penelitian yang akan diteliti menggunakan
Pengelolaan Modal Kerja”
On Equity (ROE).
uji analisis regresi.
Iva Indarnika Cahaya Martha &
Dependent :
Jenis Penelitian :
Dari
Indira Januarti (2013)
Profitabilitas
Sampel
disimpulkan
Independent : Siklus
Uji
“Pengaruh Siklus Konversi Kas Konversi Kas Terhadap Perusahaan
Profitabilitas Manufaktur
Di
Regresi
Analisis kas
hasil
analisis bahwa
memiliki
signifikan
dapat
Periode penelitian ini yaitu 2008-2011
siklus konversi
sedangkan penelitian yang akan diteliti
data
pengaruh
terhadap
yang
menggunakan periode 2011-2014.
profitabilitas
perusahaan. Siklus konversi kas yang lebih lama pada perusahaan cenderung
Bursa Efek Indonesia Tahun
memberikan profitabilitas yang
2008-2011”
rendah
lebih
Sumber : Data diolah 2015
36
E. Pengaruh Cash Conversion Cycle terhadap Profitabilitas Perusahaan yang memiliki siklus konversi kas yang lama dapat mengalami penurunan keuntungan yaitu apabila biaya yang timbul akibat investasi pada modal kerja tersebut meningkat lebih cepat dibandingkan keuntungan yang didapat dari memiliki persediaan lebih banyak dan atau memberikan kredit kepada pelanggan.24 Baik margin laba bersih maupun rasio perputaran aktiva tidak dapat memberikan pengukuran yang memadai atas efektifitas keseluruhan perusahaan. Margin laba bersih tidak memperhitungkan penggunaan aktiva, sementara rasio perputaran total aktiva tidak memperhitungkan profitabilitas dalam penjualan. Rasio pengembalian atas investasi, atau daya untuk menghasilkan laba perusahaan akan terjadi jika terdapat peningkatan dalam perputaran aktiva, peningkatan dalam margin laba bersih, atau keduanya. Dua perusahaan dengan margin laba bersih dan perputaran total aktiva yang berbeda dapat saja memiliki daya untuk menghasilkan laba yang sama.25 Perusahaan manufaktur umumnya mengikuti sebuah siklus dimana perusahaan membeli bahan baku persediaan, menjual barang dagangan secara kredit dan kemudian menagih piutangnya. Siklus ini disebut siklus konversi kas. Untuk dapat meningkatkan laba, perusahaan harus mempersingkat siklus konversi kas tanpa mengganggu operasi perusahaan. Karena semakin cepat siklus konversi
24 25
Ibid, hlm.1 Van Horne, JC dan JM. Wachowicz, Op.Cit, hlm.165
37
kas maka semakin efektif dan efisien perusahaan dalam mengelola operasional perusahaan.26 Adriana Monika Maria Kaparang dalam penelitiannya yang berjudul pengaruh siklus konversi kas terhadap likuiditas & rentabilitas pada PT Ultrajaya milk industry & trading company, tbk periode 2006-2011. Hasil penelitiannya yaitu bahwa pengaruh cash conversion cycle (ccc) dengan rasio likuiditas tidak signifikan. Selanjutnya, cash conversion cycle (ccc) memiliki hubungan yang signifikan dengan rasio rentabilitas yaitu ROS, ROI dan ROE.27
F. Pengaruh Leverage terhadap Profitabilitas Tingkat utang yang merupakan unsur pasiva bagi perusahaan juga menjadi hal yang penting yang harus diperhatikan dalam pembiayaan dan pengelolaan modal kerja. Penggunaan utang akan menentukan tingkat leverage perusahaan. Dengan menggunakan lebih banyak utang dibandingkan dengan modal sendiri, maka beban bunga yang akan ditanggung perusahaan tinggi, yang pada akhirnya dapat menyebabkan profitabilitas menurun. Kepemilikan aktiva lancar dibutuhkan untuk digunakan sebagai sarana penunjang dalam melaksanakan operasional perusahaan, dan semakin besar kepemilikan atas aktiva lancar, semakin kecil perusahaan menghadapi bahaya kekurangan aktiva tersebut, sehingga semakin rendah risiko operasinya. Bagi
26
Iva Indarnika Cahaya Martha & Indira Januarti, Op.Cit, hlm.2 Adriana Monika Maria Kaparang, ,”Pengaruh Siklus Konversi Kas Terhadap Likuiditas & Rentabilitas Pada Pt Ultrajaya Milk Industry & Trading Company, Tbk Periode 20062011”,Universitas Bakrie,2011 27
38
perusahaan manufaktur jumlah aktiva lancar lebih dari setengah jumlah investasinya tertanam di dalam perusahaan.28 Rasio leverage ini merupakan rasio antara total utang (total debts) baik utang jangka pendek (current liability) dan utang jangka panjang (long term debt) terhadap total aktiva (total assets) baik aktiva lancar (current assets) maupun aktiva tetap (fixed assets) dan aktiva lainnya. 29 Penelitian yang akan peneliti lakukan ini menggunakan Total Debt to Total Asset Ratio untung menghitung leverage yaitu dengan rumus total hutang dikurang total aktiva. Danang Rosyid dalam peneltiannya berjudul analisis pengaruh periode konversi persediaan, periode pengumpulan piutang, periode penangguhan utang, rasio utang terhadap profitabilitas (studi pada perusahaan manufaktur yang tercatat di bursa efek indonesia periode tahun 2008 – 2010) dimana hasil dari penelitiannya menunjukkan
bahwa
terdapat
tiga
variabel
yaitu periode
konversi persediaan, periode pengumpulan piutang dan rasio utang yang memiliki pengaruh signifikan terhadap ROA. Sedangkan variabel yang lain, periode penangguhan utang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Hal ini menunjukkan bahwa hanya variabel periode konversi persediaan, periode pengumpulan piutang
dan
rasio
utang saja
yang
dapat
mempengaruhi
profitabilitas sedangkan variabel periode penangguhan utang tidak memiliki pengaruh
yang
besar dalam
pencapaian
keuntungan
pada
perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008-2010.30
28
Danang Rosyid, Op.Cit, hlm.6 Mamduh. M Hanafi, Op.Cit, hlm.37 30 Danang Rosyid, Op.Cit, hlm.74 29
39
G. Kerangka Pemikiran Gambar di bawah ini akan mengemukakan bagaimana kerangka pemikiran penelitian yang akan peneliti lakukan ini : Gambar 2.3
Cash Conversion Cycle
(X1)
H1
Profitabilitas (Y) Leverage
H2
(X2)
H3
Variabel Independent
Variabel Dependent
Sumber : Diolah oleh penulis
40
H. Perumusan Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian yang akan peneliti lakukan ini adalah : H01
: Cash conversion cycle tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index 2011-2014. Ha1
: Cash conversion cycle berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index 2011-2014. H02
: Leverage tidak berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index 2011-2014. Ha2
: Leverage berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index 2011-2014. H03
: Cash conversion cycle dan leverage tidak berpengaruh signifikan
terhadap
profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta
Islamic Index 2011-2014. Ha3
: Cash conversion cycle dan leverage berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Jakarta Islamic Index 2011-2014.
41