BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A Penyakit Asam Urat 1. Pengertian Penyakit Asam Urat Penyakit asam urat atau penyakit gout merupakan penyakit karena gangguan metabolik yang termasuk kelompok golongan heteregonous yang berhubungan dengan efek genetik pada metabolisme purin (hiperpusisemia). Asam urat adalah asam yang berbentuk kristal-kristal yang merupakan hasil akhir dari metabolisme purin (bentuk turunan nukleoprotein), yaitu salah satu komponen asam nukleat yang terdapat pada inti sel-sel tubuh (Wibowo, 2008). Asam urat merupakan sampah hasil metabolisme normal dari pencernaan protein (terutama dari daging, hati, ginjal atau dari penguraian senyawa purin yang seharusnya dibuang melalui ginjal, feses atau keringat (Sustrani, 2004). Timbunan asam urat dalam tubuh menyebabkan terjadinya kelebihan kadar asam urat dalam darah. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yaitu kelebihan produksi asam urat dalam tubuh dan penurunan ekskresi asam urat melelui urin. Kurang lebih 75% penderita kelebihan asam urat terjadi akibat peningkatan asam urat dengan pengeluaran yang tidak sempurna. proses pengeluaran yang tidak sempurna disebabkan adanya gangguan ginjal, pengaruh beberapa jenis penyakit dan obat seperti hipertensi dan gangguan kardiovaskuler. Menurut Prince dan Wilson (2005) tanda dan gejala asam urat adalah terjadinya peningkatan asam urat serum, nyeri hebat datang tibatiba, pergerakan kaku, mudah letih dan lesu, ruam kulit, sakit tenggorokan, nafsu makan berkurang, lidah berwarna merah (gusi berdarah). 2. Kadar Asam Urat Kadar asam urat adalah jumlah kadar asam urat dalam darah setelah dihitung dengan menggunakan AU Sure digital asam urat dl
7
8
dinyatakan dalam satuan mg/dl. Dibagi kedalam dua kategori yaitu hiperuricemia (pemeriksaan menunjukan hasil diatas 7,2) dan kategori dalam batasa normal ( pemeriksaan menunjukan hasil 5.0 – 7,2). Kadar asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat normal pada pria berkisar 3,5 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,6 – 6 mg/dl. Untuk mengetahui kadar asam urat dalam darah dengan mengunakan tes asam urat dengan menggunakan AU Sure digital asam urat. Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia. Asam urat cenderung dialami pria karena perempuan mempunyai hormon estrogen yang ikut membantu pembuangan asam urat lewat urine. Sementara pada pria, asam uratnya cenderung lebih tinggi daripada perempuan karena tidak memiliki hormon estrogen tersebut. Selain itu usia juga berpengaruh terhadap kadar asam urat dimana pada orang tua kadar asam urat cenderung sedikit lebih tinggi. Gangguan asam urat terjadi bila kadar tersebut sudah mencapai lebih dari 12 mg/dl (Sustrani, 2004). 3. Tanda – tanda Asam Urat Asam urat yang terjadi dalam tubuh penderita memiliki tandatanda sebagai berikut : a. Nyeri pada satu atau beberapa sendi pada malam hari, makin lama makin memburuk, Pada sendi yang bengkak, kulit kemerahan hingga keunguan, kencang licin dan hangat, b. Demam, menggigil, tidak enak badan, pada beberapa penderita terjadi peningkatan denyut jantung, Bila benjolan kristal disendi pecah, akan keluar massa seperti kapur, kadar asam urat dalam darah tinggi. 4. Gout Gout adalah penyakit di mana terjadi penumpukan asam urat dalam tubuh secara berlebihan akibat produksi yang meningkat, pembuangannya melalui ginjal yang menurun, atau akibat peningkatan asupan makanan kaya purin. Gout adalah penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang dari artritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal monosodium urat, yang terkumpul di dalam sendi
9
sebagai akibat dari tingginya kadar asam urat di dalam darah atau hiperurisemia. Gout dapat besifat primer maupun sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan akibat penurunan ekskresi asam urat. Sedangkan gout sekunder disebabkan pembentukan asam urat berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau obat-obatan tertentu. Sebesar 90% penderita gout primer adalah laki-laki yang umumnya berusia lebih dari 30 tahun, sementara gout pada wanita umumnya terjadi setelah menopause yaitu umur 50 tahun keatas (Krisnatuti, 2006). 5. Tahapan Penyakit Gout Tahapan penyakit gout menurut Sustrani (2004) meliputi empat tahap yaitu : a. Asymptomatic (tanpa gejala) Pada tahap ini penderita tidak menunjukan gejala selaian dari peningkatan asam urat serum. Hanya 20% pasien hiperurisemia asimptomatik yang berlanjut menjadi serangan gout akut. b. Akut Pembengkakan yang terjadi mendadak dan nyeri yang luar biasa, biasanya terjadi pada sendi ibu jari kaki dan sendi metatarsofalangeal. Terdapat demam akibat peningkatan jumlah leukosit. Rasa sakit dapat berkurang dalam beberapa hari tapi dapat muncul kembali pada interval yang tidak tentu. c. Interkritikal Penderita asam urat tidak mengalami gejala yang dapat berlangsung dari beberapa bulan atau tahun. Tetapi kadang-kadang serangan muncul dalam waktu yang tidak tertentu. d. Kronis Peradangan
kronik
akibat
kristal-kristal
asam
urat
mengakibatkan perasaan nyeri, sakit dan kaku juga pembesaran dan penonjolan sendi yang bengkak. pada tahap ini tophi menumpuk diberbagai jaringan lunak tubuh penderita seperti bursa olekranon,
10
tendod achiles, permukaan ekstensor lengan bawah, bursa infrapatelar dan heliks telinga (Sustrani, 2004). 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi asam urat Faktor risiko yang menyebabkan orang terserang penyakit asam urat yaitu : a. Genetik /riwayat keluarga Asam urat dapat menjadi penyakit keturunan, dimana penderita mesti berhati-hati terutama dalam pola makan dan gaya hidup. b. Stress Penderita yang menerima stress dapat menyebabkan kadar asam urat dalam serum meningkat. c. Asupan senyawa purin berlebihan Bahan pangan yang tinggi kandungan purinnya dapat meningkatkan kadar urat dalam darah antara 0,5 – 0,75 g/ml purin yang dikonsumsi. Konsumsi lemak atau minyak tinggi seperti makanan yang digoreng, santan, margarin atau mentega dan buah-buahan yang mengandung lemak tinggi seperti durian dan alpukat juga berpengaruh terhadap pengeluaran asam urat (Krisnatuti, 2007). d. Konsumsi alkohol berlebih Minum alkohol dapat menimbulkan serangan gout karena alkohol meningkatkan produksi asam urat. Kadar laktat darah meningkat akibat produk sampingan dari metabolisme normal alkohol. Asam laktat menghambat ekskresi asam urat oleh ginjal sehingga terjadi peningkatan kadarnya dalam serum (Carter, 2002). e. Kegemukan (obesitas) Seseorang dinyatakan obesitas jika indeks massa tubuh (IMT) lebih dari 30. Obesitas merupakan salah satu faktor gaya hidup yang berkontribusi terhadap kenaikan asam urat selain diet tinggi purin dan konsumsi alkohol (Lyuet, 2003).
11
f. Hipertensi dan penyakit jantung Asam urat merupakan faktor risiko untuk penyakit jantung koroner. Diduga kristal asam urat akan merusak endotel (lapisan bagian dalam pembuluh darah koroner). g. Obat-obatan tertentu (terutama diuretika) Obat anti hipertensi, terutama thiazide diduga secara tidak langsung mempengaruhi metabolisme lemak yang pada akhirnya mengurangi pengeluaran asam lemak. Kemudian obat-obatan diuretik, aspirin
dosis
rendah,
levodopa,
diazoksid,
asam
nikotinat,
asetazolamid, dan etambutol. h. Gangguan fungsi ginjal Sebagian besar atau hampir dua pertiga bagian asam urat dibuang oleh ginjal melalui urin, karena itu gangguan fungsi ginjal merupakan penyebab utama hambatan pembuangan asam urat. i. Aktivitas fisik Salah satu penyebab yang mempengaruhi kadar asam urat adalah olah raga atau aktivitas fisik. Olah raga atau gerakan fisik akan menyebabkan peningkatan kadar asam laktat. Asam laktat terbentuk dari proses glikolisis yang terjadi di otot. Jika otot berkontraksi didalam media anaerob, yaitu media yang tidak memiliki oksigen maka glikogen yang menjadi produk akhir glikolisis akan menghilang dan muncul laktat sebagai produksi akhir utama (Mayers, 2003). Peningkatan asan laktat dalam darah akan menyebabkan penurunan pengeluaran asam urat oleh ginjal. j. Umur Proses
penuaan
akan
mengakibatkan
gangguan
dalam
pembentukan enzim urikinase yang mengoksidasi asam urat menjadi alotonin yang mudah dibuang. Jika pembentukan enzim ini terganggu maka kadar asam urat darah menjadi naik. Penyakit asam urat lebih sering menyerang pria di atas 30 tahun. Hal ini disebabkan pria
12
mempunyai kandungan asam urat dalam darah lebih tinggi dibanding wanita yang baru meningkat setelah menopause (Sustrani L, 2004). k. Berat badan berlebih Kondisi berat badan yang berlebih dapat menyebabkan asam urat. Hal ini disebabkan lemak yang banyak terdapat pada tubuh orang gemuk menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. l. Gangguan fungsi ginjal Asam urat dikeluarkan bersama urin melalui ginjal. Jika terjadi gangguan pada ginjal, pengeluaran asam urat juga terganggu. m. Penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes mellitus) Asam urat merupakan penyakit pokok dan menjadi penyerta dari penyakit degeneratif. Jika kadar asam urat tinggi, perlu dicurigai adanya penyakit degeneratif. n. Kurang minum Kurang
minum
memicu
pengendapan
asam
urat
dan
menghambat pengeluaran asam urat. 7. Faktor –Faktor Perilaku Perilaku seseorang atau subyek dipengaruhi atau ditentukan oleh faktor-faktor baik dari dalam maupun dari luar subyek. Menurut Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan terbagi tiga teori penyebab masalah kesehatan yang meliputi : a. Faktor–faktor predisposisi (presdisposing factors), meliputi : 1) Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu yang berasal dari proses pengindraan manusia terhadap obyek tertentu. Pengetahuan atau kognitif
merupakan
domain
yang
sangat
penting
untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan tentang penyakit asam urat pada penderita asam urat dilihat dari cara pengaturan makanan yang sangat perlu dilakukan oleh gout (Krisnatuti, 2006). Mengurangi konsumsi
13
makanan
dengan
kandungan
nukleotida
purin
tinggi
dan
memperbanyak konsumsi makanan dengan kandungan nukleotida purin rendah akan dapat menguangi resiko hiperurisemia atau gout. 2) Sikap Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulasi atau obyek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup (Notoatmodjo, 2003). Jadi sikap penderita sangat berpengaruh dalam mengikuti program diet yang sudah ditetapkan. 1) Kepercayaan Kepercayaan merupakan dimensi spiritual yang dapat menjalani kehidupan. Kepercayaan diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Penderita yang berpegang teguh terhadap agamanya akan memiliki jiwa yang tabah dan tidak mudah putus asa serta dapat menerima keadaanya. Demikian cara perilaku akan lebih baik kemauan untuk melakukan kontrol penyakitnya dapat dipengaruhi oleh kepercayaan dan keyakinan penderita., dimana penderita memiliki kepercayaan dan keyakinan yang kuat akan lebih taat terhadap anjuran dan larangan kalau tahu akibatnya, (Notoatmodjo, 2003). 2) Nilai - nilai Dalam suatu masyarakat terdapat suatu nilai yang dijadikan sebagai pedoman dalam mengatur pola-pola perilaku yang dilakukan dalam hidup bermasyarakat. Berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap masyarakat dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat. Misalnya gotong royong adalah suatu nilai yang selalu hidup dilingkungan masyarakat.
14
b. Faktor–faktor pendukung (Enabling factors) Lingkungan fisik meliputi tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya: Puskesmas, obat-obatan,
alat-alat
kontrasepsi,
jamban
dan
sebagainya.
Ketersediannya sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat., misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, ketersediaan makanan yang bergizi dan sebagainya. Termasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, poyandu, pos obat desa, dokter atau bidan paraktek swasta. c. Faktor-faktor pendorong (Renforcing factors) Sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Sikap dan perilaku petugas atau dukungan dari petugas sangatlah besar artinya bagi penderita, sebab petuigas adalah pengelolaan penderita yang paling sering berinteraksi sehingga pemahaman terhadap kondisi fisik maupun psikis lebih baik, dengan sering berinteraksi sangat mempengaruhi rasa percaya dan menerima kehadiran petugas kesehatan dapat ditumbuhkan dalam diri penderita maka anjuran dukungan yang diberikan petugas sangat besar artinya terhadap kepatuhan pasien untuk melakukan kontrol yang diderita.
B Pengetahuan Diit Asam Urat 1. Pengertian Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut Roger (1974) bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut, terjadi proses yang berurutan : a) Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek). b) Interest (merasa tertarik), dimana orang mulai tertarik pada stimulasi.
15
c) Evaluation (menilai), dimana seseorang mulai menimbang-nimbang terhadap baik tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. d) Trial (mencoba), dimana orang telah mulai mencoba berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikap terhadap stimulus (Notoatmodjo, 2003). 2. Tingkat Pengetahuan Pengetahuan dalam aspek kognitif menurut Bloom dalam Notoatmodjo (2003), menjadi enam tingkatan yaitu : a. Tahu (know) Tahu diartikan mengingat semua materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain: menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan. b. Memahami (comprehention) Memahami
diartikan
sebagai
suatu
kemampuan
untuk
menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh dan menyimpulkan. c. Aplikasi (aplication) Aplikasi merupakan kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah
dipelajari
pada
situasi
atau
kondisi
sebenarnya
menggunakan metode, prinsip dan rumus dalam situasi yang lain. d. Analisis (analysis) Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja:
16
dapat
menggambarkan,
membedakan,
memisahkan
dan
mengelompokkan. e. Sintesis (syintetic) Sintesis merupakan suatu kemampuan menghubungkan bagianbagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang benar serta kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi yang ada. Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada. f. Evaluasi (evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek berdasarkan pada kriteria yang ada. 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan Pengetahuan dapat memberikan motivasi kepada seseorang yang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah agama dan usia, faktor eksternal adalah sosial, ekonomi, pekerjaan dan pendidikan. Seseorang yang pendidikannya lebih tinggi akan mudah (Notoatmodjo, 2003). Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan masyarakat dipengaruhi beberapa faktor antara lain : a. Sosial ekonomi Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang, sedangkan ekonomi, ekonomi baik tingkat pendidikan tinggi, pengetahuan akan tinggi juga. b. Kultur (budaya dan agama) Budaya dan agama sangat berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan seseorang karena informasi yang baru akan disaring kirakira sesuai tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut. c. Pendidikan Semakin tinggi pendidikan maka ia akan mudah menerima halhal baru dan mudah menyesuaikan dengan hal baru tersebut.
17
d. Pengalaman Pengalaman disini berkaitan dengan umur dan pendidikan luas, dan
semakin
tua
umur
seseorang
akan
semakin
banyak
pengalamannya. 4. Penatalaksanaan Diit Asam Urat Menurut David dan Anderson dalam Krisntuti (2007) diit penyakit asam urat harus memiliki syarat-syarat sebagai berikut: a. Pembatasan makanan tinggi purin Penderita asam urat berlebih seharusnya bebas dari makan berpurin tapi hal itu mustahil karena hampir semua makanan mengandug purin. Pembatasan diit purin bagi penderita kira-kira 100150 mg purin perhari. Makanan sumber purin yaitu jeroan seperti hati, ginjal, limpa, babat, usus, otak, paru dan jantung. Ekstrak daging terutama daging berwarna merah, ikan sarden, salmon, angsa, kerang, remis dan udang kecil. Penderita harus membatasi makanan yang digoreng dan bersantan serta menghindari penggunaan margarin (berasal dari produk nabati) atau mentega (berasal dari produk hewan). b. Kalori sesuai dengan kebutuhan Untuk penderita gout yang gemuk asupan kalori yang dibutuhkan hanya 10-15% dari total konsumsi kalori kalori yang normal setiap harinya. c. Tinggi karbohidrat Konsumsi karbohidrat komplek seperti nasi, singkong, roti dan ubi dapat meningkatkan pengeluaran asam lemak dalam urin. untuk itu disarankan dikonsumsi tidak kurang dari 100 mg/hari. Tapi penderita asam urat harus mengurangi konsumsi karbohidrat sederhana sejenis fruktosa seperti gula, premen, arum manis dan sirup karena dapat meningkatkan kadar asam urat serum (Choiet, 2006).
18
d. Rendah protein Protein hewani seperti hati, ginjal, otak, paru dan limfa dapat meningkatkan asam urat. Penderita asam urat dapat diberikan protein sebesar 50-70 mg/hari atau 0,8-1,0 g/kg bb dari protein nabati dan protein yang berasal dari susu, keju dan telur. e. Rendah lemak Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin, oleh karena itu penderita asam urat diberi diit rendah lemak, batasi makanan yang digoreng, bersantan, margarine dan mentega, konsumsi lemak sebaiknya 15% dari total kalori. f. Tinggi cairan Kosumsi cairan yang tinggi dapat membantu pengeluaran asam urat melalui urin, selain itu buah-buahan segar yang banyak mengandung air sangat baik untuk penderita asam urat seklain alpukat dan durian karena banyak mengandung lemak. Sebaiknya konsumsi air sebanyak 2,5 liter atau sekitar 10 gelas perhari. g. Tanpa alkohol Alkohol dapat meningkatkan kadar asam laktat plasma yang menghambat pengeluaran asam urat melalui urin. Hindari makan yang mengandung alkohol seperti tape dan brem. e. Perilaku kesehatan Perilaku seseorang sangat berpengaruh terhadap kehidupan, jika perilaku seseorang buruk, maka akan berpengaruh buruk pula pada kesehatannya. 5. Pengaturan Diit asam urat Sumber makanan berupa jeroan, makanan kaya protein dan lemak merupakan sumber purin. Padahal walau tinggi kolesterol dan purin, makanan tersebut sangat berguna bagi tubuh, terutama bagi anak-anak pada usia pertumbuhan. Kolesterol penting bagi prekusor vitamin D, bahan pembentuk otak, jaringan saraf, hormon steroid, garam-garaman empendu dan membran sel. Bagi yang telah menderita gangguan asam urat,
19
sebaiknya membatasi diri terhadap hal-hal yang bisa memperburuk keadaan yaitu membatasi makanan tinggi purin. Makanan yang dihindari adalah makanan mengandung purin tinggi. Penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin meliputi (1) golongan A berupa makanan yang mengandung purin tinggi (150-800 mg/100 gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain-lain jeroan, udang, remis, kerang, sardin, (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan dalam kaleng, (2) golongan B yaitu makanan yang mengandung purin sedang (50-150 mg/100 gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A, daging sapi, kerang-kerangan, kacangkacangan kering, kembang kol, bayam, asparagus, buncis, jamur, daun singkong, daun pepaya, kangkung, (3) golongan C yaitu makanan yang mengandung purin lebih ringan (0-50 mg/100 gram makanan) adalah keju, susu, telur, sayuran, buah-buahan (Suti, 2010).
20
C Kerangka Teori Faktor Pengetahuan 1. Sosial ekonomi 2. Kultur (budaya dan agama) 3. Pendidikan 4. Pengalaman Faktor Prediposisi 1. Tingkat Pengetahuan 2. Sikap 3. Keyakinan 4. Kepercayaan 5. Nilai 6. Motivasi
Faktor Aam Uat a. Genetik b. Stress c. Asupan purin berlebihan d. Konsumsi alkohol berlebih e. Kegemukan (obesitas) f. Hipertensi dan penyakit jantung g. Obat-obatan tertentu h. Gangguan fungsi ginjal i. Aktivitas fisik j. Umur k. Berat badan berlebih l. Gangguan fungsi ginjal m. Penyakit degeneratif (hipertensi, jantung, diabetes mellitus) n. Kurang minum
Faktor Pemungkin 1.Fasilitas Fisik : kesehatan: puskesmas, rumah sakit 2.Fasilitas umum: media massa (koran, TV, Radio)
Kadar Asam Urat
Faktor Penguat Sikap dan perilaku Petugas kesehatan
Gambar .1. Kerangka Teori (Sumber: Lawrence Green (1988) yang dimodifikasi : Notoatmodjo, 2003)
21
D Kerangka Konsep
Variabel Independent
Variabel Dependent
Pengetahuan Diit Asam Urat Pengetahuan penyakit Asam Urat
Kadar Asam Urat
Gambar 2. Kerangka Konsep
E Variebel Penelitian 1. Varibel Independent (Bebas)
: Pengetahuan diit dan penyakit asam urat
2. Variabel Dependent (Terikat) : Kadar asam urat
F Hipotesis Penelitian Ha : Ada hubungan antara pengetahuan tentang diit dengan kadar asam urat pada penderita gout di Desa Tirto Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan. Ha : Ada hubungan antara pengetahuan tentang penyakit dengan kadar asam urat pada penderita gout di Desa Tirto Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan.