6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Sistem Informasi dan Teknologi Informasi 2.1.1
Pengertian Sistem Informasi Pada saat ini sistem merupakan salah satu istilah yang paling sering didengar sehari-hari. Menurut Santo (2012), sistem merupakan komponen yang terdiri dari manusia, teknologi informasi dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan menurut Gelinas dan Dull (2010), “a system is a set of interdependent elements that together accomplish specific objectives”, yang memiliki pengertian bahwa sistem adalah serangkaian elemen terkait yang bersama – sama mencapai tujuan tertentu. Adapun menurut Jogiyanto (2009) sistem diartikan sebagai suatu jaringan kerja dan prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Dari beberapa artian mengenai sistem dapat disimpulkan bahwa sistem memiliki pengertian umum sebagai suatu kumpulan elemen atau rangkaian yang didirikan untuk mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya sistem banyak dihubungkan pula dengan sistem informasi yang pada saat ini hal tersebut sudah sangat umum didengar oleh sebagian orang. Menurut O’Brien (2009) Sistem informasi adalah sistem yang menerima data sebagai masukan atau input dan memproses data tersebut menjadi informasi (produk) sebagai output adapun pengertian lainnya. Adapun menurut Stair (2012) Manajemen Sistem Informasi adalah kumpulan terintegrasi yang terdiri dari orang, prosedur, database, dan perangkat informasi bagi manajer serta pengambil keputusan untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Selain kedua pengertian di atas, adapula pengertian yang disampaikan menurut Jogiyanto (2009), sistem informasi diartikan sebagai suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi, sebagai suatu sistem untuk dapat memahami sistem informasi, juga sebagai sistem penghasil informasi. Dari beberapa pengertian yang disebutkan mengenai sistem informasi dapat ditarik pengertian secara umum bahwa sistem informasi
7 merupakan keterkaitan dari sejumlah elemen, antara lain, perangkat, data, pengguna dan prosedur yang memiliki tujuan untuk menghasilkan informasi.
2.1.2
Komponen Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari komponen-komponen yang saling terintegrasi secara hirarkis, dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Gelinas dan Dull (2010), “a system is a set of interdependent elements that together accomplish specific objectives”, yang memiliki pengertian bahwa sistem adalah serangkaian elemen terkait yang bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian tujuan dari sistem informasi tersebut maka dapat ditarik suatu artian dari suatu sistem informasi tujuannya adalah menghasilkan informasi untuk mencapai tujuan organisasi. Adapun menurut O’Brien (2009), komponen sistem informasi terdiri dari beberapa komponenseperti people, software, hardware, network dan data yang ditunjukkan oleh gambar.
Gambar 2.1 Komponen Sistem Informasi O’Brein, James A.2009. Introduction to Information System. Fiveteenth Edition.McGrawHill
8
a)
People Manusia merupakan salah satu faktor utama dari suksesnya suatu sistem informasi. Terdapat beberapa jenis sumber daya manusia yang dijabarkan oleh O’Brien (2009) yaitu : i.
End User End user atau dapat disebut juga sebagai user atau clients adalah orangorang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi. Mereka adalah pelanggan, penjual, engineer, pegawai, akuntan atau manajer yang dapat ditemukan di semua tingkat organisasi.
ii.
IS Specialist IS
Specialist
adalah
orang-orang
yang
mengembangkan
dan
mengoperasikan sistem informasi, yang termasuk didalamnya adalah sistem analis, pengembang perangkat lunak, operator sistem, manajerial, teknisi, dan personal administrasi sistem informasi. Secara singkat, sistem analis merancang sistem informasi berdasarkan kebutuhan informasi dari end user. Pengembang software membuat aplikasi berdasarkan spesifikasi sistem analis. Operator sistem membantu memantau dan mengoperasikan sistem komputer serta jaringan sistem informasi yang ada. b)
Software Konsep Software mencakup semua set instruksi pemrosesan informasi. Konsep tidak hanya mencakup set instruksi operasi yang disebut program yang langsung dan melakukan kontrol terhadap hardware tetapi juga set instruksi pemrosesan informasi yang disebut prosedur yang diperlukan olehmanusia. Software terdiri dari :
9 i.
System Software Merupakan software yang menjalankan fungsi sebagai sistem operasi dari sebuah komputer yang melakukan kontrol dan support dari sistem komputer.
ii.
Apllication Software Merupakan software yang melakukan proses langsung untuk keperluan pekerjaan dari end user
iii.
Procedures Merupakan instruksi untuk SDM yang akan menggunakan sistem informasi.
c)
Hardware Hardware terdiri dari semua perangkat fisik sistem informasi dan material lainnya dalam megolah suatu informasi. Disebutkan beberapa komponen dari hardware adalah sebagai berikut : i.
Computer System Merupakan bagia dari central processing unit (CPU) yang berisi mikroprosesor
dan
berbagai
perangkat
tambahan
yang
saling
berhubungan seperti printer, scanner, monitor, dan sebagainya. ii.
Computer Peripheral Merupakan perangkat yang terdiri dari keyboard, mouse elektronik, trackball, atau stylus untuk input data dan perintah, layar video atau printer untuk output informasi, magnetik atau optical disk drive untuk penyimpanan data.
10 d)
Network Konsep sumber daya jaringan / network menekankan bahwa teknologi komunikasi dan jaringan merupakan komponen sumber daya dasar dari semua sistem informasi. Sumber daya network yaitu : i.
Communication Media Merupakan media untuk melakukan komunikasi sistem informasi seperti kabel, perangkat wireless dan satelit.
ii.
Network Infrastructure Merupakan perangkat fisik, software dan teknologi data jaringan yang digunakan unutk melakukan komunikasi data.
e.
Data Data merupakan sumber daya dalam perusahaan yang harus dikelola dan diperlihara secara baik serta teratur. Data merupakan sumber utama dari informasi maka dari itu pengolahan serta pemafaatan data merupakan hal yang paling penting dalam sebuah sistem informasi dan akan berakibat kepada keputusan dalam menjalankan bisnis.
2.1.3
Tujuan atau Manfaat Sistem Informasi Setiap hal dibuat untuk suatu manfaat dan tujuan tertentu, termasuk sistem informasi juga dibuat untuk memenuhi tujuan dan manfaat dari sebuat organisasi. Menurut Jogiyanto (2009) Sistem informasi diartikan sebagai suatu sistem yang tujuannya menghasilkan informasi, yang dibutuhkan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan. Tujuan atau manfaat dari adanya sistem informasi dapat beragam tergantung dari apa yang menjadi kebutuhan suatu organisasi, namun ada beberapa pendapat yang menyimpulkan, manfaat dari sistem infomasi itu sendiri diantaranya menurut IRIS (www.irisconsulting.net.au), manfaat dari sistem informasi adalah untuk mendapatkan, mengamankan dan menyediakan akses kepada dokumen elektronik, sedangkan menurut O’Brien (2009). Information technology can help all kinds of businesses improve the efficiency and effectiveness of their business processes, managerial decision making, and
11 workgroup collaboration, which strengthens their competitive positions in rapidly changing marketplaces, yang memiliki arti bahwa Teknologi informasi memiliki manfaat untuk membantu semua jenis usaha, meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka, pengambilan keputusan manajerial, dan kolaborasi grup kerja, yang memperkuat posisi kompetitif mereka di pasar yang berubah dengan cepat. Manfaat dari sebuah sistem informasi menurut O’Brien (2009), Information technology can help all kinds of businesses improve the efficiency and effectiveness of their business processes, managerial decision making, and workgroup collaboration, which strengthens their competitive positions in rapidly changing marketplaces, yang memiliki arti bahwa Teknologi informasi dapat membantu semua jenis usaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka, pengambilan keputusan manajerial, dan kolaborasi grup kerja, yang memperkuat posisi kompetitif mereka di pasar yang berubah dengan cepat. 1. Mendukung fungsi dari
area
bisnis untuk mencapai tujuan yang
mencakup bagian keuangan, akuntansi, operasional, pemasaran, dan sumber daya manusia. 2.
Untuk meningkatkan efesiensi dari
proses produksi, meningkatkan
produktivitas pekerja, memberikan pelayanan dan kepuasan pelanggan. 3. Sebagai sumber utama informasi dan mendukung pengambilan keputusan efektif yang diambil oleh manajer dan profesional bisnis 4. Untuk mengembangkan produk dan jasa yang kompetitif dan sebagai sebuah keuntungan strategik dalam menghadapi persaingan global. 5. Sebagai komponen utama dalam sumber daya
infrastruktur dan
kehandalan jaringan bisnis masa kini. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi memiliki tujuan dan manfaat untuk mengelola data elektronik yang dapat membantu organisasi dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis mereka,
12 pengambilan keputusan manajerial, dan kolaborasi grup kerja sehingga dapat memperkuat posisi kompetitif organisasi.
2.2 Konsep Pengembangan Sistem Informasi Berbasis TIK 2.3.1 Pengertian Pengembangan Sistem Menurut Yulianto et al (2009), pengembangan sistem informasi ialah satu set aktivitas, metode, praktik terbaik, siap dikirimkan, dan peralatan terotomasi yang digunakan oleh stakeholder untuk mengembangkan dan memelihara sistem informasi dan perangkat lunak. Biasanya pengembangan sistem dilakukan apabila sistem yang lama sudah tidak bisa mengimbangi/memadai kebutuhan atau pun perkembangan perusahaan, sehingga terdapat beberapa pendapat tentang definisi pengembangan sistem, antara lain: 1. Menyusun suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada. 2. Suatu proses pengaplikasian teknologi informasi untuk suatu tujuan tertentuatau menyelesaikan suatu masalah. 3. Memilah suatu masalah yang besar dan kompleks menjadi beberapa bagian kecil yang dapat dikelola. Dalam rekayasa perangkat lunak, konsep SDLC mendasari berbagai jenis metodologi membentuk
pengembangan
perangkat
lunak.
Metodologi-metodologi
ini
suatu kerangka kerja untuk perencanaan dan pengendalian
pembuatan sistem informasi, yaitu proses pengembangan perangkat lunak. Terdapat 3 jenis metode siklus hidup sistem yang paling banyak digunakan, yakni: 1.
Siklus hidup sistem tradisional (traditional system life cycle), Berupa definisi masalah, Studi kelayakan, Analisa, Desain, dan Implementasi.
2.
Siklus hidup menggunakan protoyping (life cycle using prototyping) Merupakan salah satu metode siklus hidup sistem yang didasarkan pada konsep model bekerja (working model).
13 3.
Siklus hidup sistem orientasi objek (object-oriented system life cycle).Dasar dari konsep obyek oriented adalah obyek, class, asosiasi dan inheritance menjadi kemudi dalam proses pembuatan dari tahap paling awal dan menyediakan dasar tunggal bagi daur hidup sistem.
1. Traditional Sistem Development Life Cycle (SDLC) Menurut O’Brien (2009) SDLC (System Development Life Cycle) merupakan siklus yang menggambarkan perangkat lunak yang dibangun. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap: 1.
Perencanaan (planning),
2.
Analisis (analysis),
3.
Desain (design),
4.
Implementasi / Koding (implementation),
5.
Uji coba (testing) dan
6.
Pengelolaan (maintenance).
Model pengembangan SDLC dibagi menjadi: a. Model Waterfall Metode perancangan software berdasarkan teori model waterfall menurut Sommerville (2011) adalah tahapan utama yang langsung mencerminkan
dasar
pembangunan
kegiatan,
berikut
ini
adalah
tahapannya:
Requirements analysis and definition, mengumpulkan apa yang dibutuhkan
secara
lengkap
untuk
kemudian
dianalisis
guna
mendefinisiskan kebutuhan yang harus dipenuhi oleh program yang akan dibangun. Fase ini harus dikerjakan dengan lengkap untuk menghasilkan desain yang lengkap.
14
System and software design, setelah apa yang dibutuhkan telah selesai dikumpulkan dan sudah lengkap maka desain kemudian di kerjakan.
Implementation and unit testing, desain program diterjemahkan dalam kode-kode dengan menggunakan bahasa pemerograman yang sudah di tentukan. Program yang dibangun langsung diuji secara unit, apakah sudah bekerja dengan baik.
Integration and system testing, penyatuan unit-unit program untuk kemudian di uji secara keseluruhan (system testing).
Operating and maintenance, mengoperasikan program dilingkungannya dan melakukan pemeliharaan, seperti penyesuaian atau perubahan untuk adaptasi dengan situasi yang sebenarnya.
Gambar 2.2 Gambar Metode Waterfall, Sommerville (2011) Kelebihan dan Kelemahan Waterfall Kelebihan Model Waterfall : 1.
Merupakan model pengembangan paling handal dan paling lama digunakan.
15 2.
Cocok untuk system software berskala besar.
3.
Cocok untuk system software yang bersifat generic.
4.
Pengerjaan project system akan terjadwal dengan baik dan mudah dikontrol.
Kekurangan Model Waterfall : 1.
Persyaratan system harus digambarkan dengan jelas.
2.
Rincian proses harus benar-benar jelas dan tidak boleh berubahubah.
3.
Sulit untuk mengadaptasi jika terjadi perubahan spesifikasi pada suatu tahapan pengembangan.
b. V-Shaped Model Model V-Shaped
life
cycle memiliki pola proses sekuensial.
Setiap phase harus diselesaikan terlebih dulu untuk dapat melanjutkan phase berikutnya. Tahap Testing
lebih ditekankan pada model ini
dibandingkan dengan model Waterfall. Tahap testing diwajibkan selesai dilakukan sebelum tahap pengkodean program atau implementasi. Test plan berfokus pada fungsionalitas sistem sesuai requirements. Tahap highlevel design focus pada arsitektur dan perancangan sistem. Integration test plan bertujuan untuk menguji kemampuan integrasi sistem. Tahap lowlevel design dilakukan unit tests untuk menguji komponen software.
16
Gambar 2.3 V-Shaped Life Cycle Model, Sommerville (2011) c. Incremental Model Model Incremental ini terdiri dari banyak perulangan siklus model Waterfal atau disebut juga“multi-waterfall” cycle.
Gambar 2.4 Incremental Life Cycle Model, Sommervile (2011)
17
d. Prototyping Model Model ini sama dengan waterfall hanya saja pada tahap analisa requirement dan design, terbentuk lah prototype yang digunakan untuk proses development. Setelah prototype dibuat, diserahkan kepada customer atau user untuk dievaluasi. Pada model ini lebih banyak perhatian pada kepuasan user dan developer. e. Spiral Model Prinsip model Spiral sama dengan model Incremental, tetapi lebih menekankan pada analisa resiko.
Model Spiral memiliki empat tahap,
yaitu; Planning, Risk Analysis, Engineering and Evaluation. Projek pengembangan sistem atau software akan berulang-ulang melalui empat tahapan tersebut. Model Spiral dimulai dengan tahap perencanaan, identifikasi requirements dilakukan pada tahap ini. Tahapan alias resiko bertujuan untuk mengidentifikasi resiko dan memberikan alternatif solusi, dan kemudian terbentuklah Prototype system. Pembuatan program software dilakukan pada tahap engineering dan dilakukan testing pada tahap akhir siklus. Pada tahap evaluasi, customer diberikan kesempatan untuk melakukan evaluasi output project sebelum melangkah ketahap selanjutnya. Pada model Spiral, komponen sudut meggambarkan tingkat kemajuan pengembangan sistem, sedangkan radius dari Spiral menggambarkan cost.
18
Gambar 2.5. Spiral Life Cycle Model, Sommerville (2011) 2. Joint Application Development (JAD) merupakan suatu kerjasama yang terstruktur antara pemakai sistem informasi,manajer dan ahli sistem informasi untuk menentukan dan menjabarkan permintaan pemakai, teknik yang dibutuhkan dan unsur rancangan eksternal.
Proses terstruktur yang melibatkan pengguna, analis, dan manajer. Membutuhkan beberapa hari sesi workgroup intensif.
Tujuan JAD adalah memberi kesempatan kepada user dan manajemen untuk berpartisipasi secara luas dalam siklus pengembangan sistem informasi dan untk menentukan serta meninjau persyaratan sistem.
19 3. Information Engineering (IE) Information
engineering
adalah
Suatu
teknik
yang
menekankan
penggambaran model untuk memvisualisasikan dan menganalisis masalah, mengidentifikasi proses bisnis dan merancang sistem informasi, yang berorientasi data. Tools yang digunakan adalah ERD (Entity Relationship diagrams), normalisasi database. 4. Rapid Application Development (RAD) Model RAD sama prinsipnya dengan model Waterfall hanya saja lebih ditekankan pada evaluasi end-users. Model ini lebih memperhitungan resiko kegagalan user interface dari penilaian end-users. Penggunaan model SDLC dapat disesuaikan dengan organisasi untuk mengakomodasi aspek-aspek khusus dari sebuah proyek selama pendekatan yang dihasilkan
tetap
menghasilkan
konsisten
dengan
tujuan
utama
yaitu
untuk
sistem yang berkualitas. Tahap-tahap dapat saling
melengkapi dan proyek dapat mengikuti suatu strategi pengembangan yang evolusioner.
5. eXtreme Programming (XP) Metode pengembangan incremental, digunakan untuk siklus pendek, terdapat dua orang pemograman, dan pengodean dilakukan beroprasi secara bersama – sama. Adapun keuntungan dari eXtreme Programing ini adalah komunikasi antara pengembang lebih efektif, produktifitas tinggi.
20
2.3 Guideline atau Petunjuk Peningkatan Sistem Beberapa hal yang menjadi petunjuk dalam proses peningkata sistem menurut Michaele. C. Schmidt (2000), yaitu: 1. Research applicable regulation Sebelum memulai proses system improvements sebaiknya dilakukan penelitian mengenai regulasi dan standar kualitas industri bisnis yang sesuai dengan organisasinya. 2. Compile data from previous projects Data yang perlu di-compile,seperti:
Comparisons between planned versus actual Project schedules
Actual Project cost
Test incident report
Problem reports
Software complexity metrics
Exixtence of required document
3. Plan the scope of the process improvement Memperkecil ruang lingkup proses berdasarkan kondisi yang realistis dan didukung dengan suatu standar proses. 4. Obtain management commitment Proses peningkatan sistem atau software tidak akan berjalan sukses jika tidak didukung dengan komitmen manajemen. Setiap proses proyek selalu ada resiko asosiasi
akibat
proses
menanggulanginya.
perubahan
dan
pihak
manajemen
harus
siap
21 5. Build ground-level support Membangun dukungan ground-level untuk memperkuat project team dalam meningkatkan sistem, dengan cara meyakinkan mereka manfaat dan tujuan dari perkembangan sistem, serta kemudahan penggunaan sistem baru. 6. Draft Standard Operating Procedures Draft SOP harus jelas, tepat, pasti, lengkap, konsisten dan dapat diverifikasi. 7. Conducta team review Membuat tim untuk melakukan review dari SOP yang telah dibuat. Tim review merupakan representasi dari semua departemen yang ada. 8. Approve and control the standard operating procedures SOP dikontrol dan di setujui oleh semua representative user. 9. Specify the phase-in of the process improvements Melakukan spesifikasi setiap proses improvements. 10. Train personel in the process improvements Melakukan pelatihan kepada user sistem dan berikan kesempatan mereka untuk melakukan evaluasi. 11. Monitor Use of the process improvements Melakukan monitor penggunaan sistem baru 12. Evaluate the success of the process improvements Untuk membangun suatu process improvement yang efektif perlu dilakukan evaluasi baik dari keberhasilan proyek maupun kegagalan proyek.
22 2.4 Pengertian Testing Pengujian software Menurut IEEE (1990), proses sistem operasi atau komponen menurut kondisi tertentu, pengamatan atau pencatatan hasil dan mengevaluasi beberapa aspek sistem atau komponen. Proses analisis item perangkat lunak untuk mendeteksi perbedaan antara kondisi yang ada dengan yang diinginkan dan mengevaluasi fitur item perangkat lunak. Tahapan pengujian sistem informasi 1. Unit testing-testing per unit yaitu mencoba alur yang spesifik pada struktur modul kontrol untuk memastikan pelengkapan secara penuh dan pendeteksian error secara maksimum. 2. Integration testing – testing per penggabungan unit yaitu pengalamatan dari isu-isu yang diasosiasikan dengan masalah ganda pada verifikasi dan konstruksi program. 3. High-order test (system testing) yaitu terjadi ketika software telah selesai diintegrasikan atau dibangun menjadi satu –tidak terpisah-pisah. 4. Validation test yaitu menyediakan jaminan akhir bahwa software memenuhi semua kebutuhan fungsional, kepribadian dan performa. Tom Gilb menyatakan bahwa prosedur berikut harus digunakan jika ingin mengimplementasikan software testing strategy yang sukses 1. Menetapkan seluruh kebutuhan produk software dalam perhitungan sebelum memulai testing. 2. Status obyek testing harus jelas. 3. Memahami pengguna software dan mengembangkan sebuah profil untuk setiap kategori user. 4. Mengembangkan rencana testing yang menekankan pada “rapid cycle testing”. 5. Membangun software yang sempurna yang didesain untuk mengetes dirinya sendiri. 6. Menggunakan tinjauan ulang yang formal sebagai filter sebelum pengujian. 7. Melakukan tinjauan ulang secara formal untuk menilai strategi tes dan kasus tes itu sendiri. 8. Mengembangkan pendekatan peningkatan yang berkelanjutan untuk proses testing.
23 Uji sistem: Sistem software diuji keseluruhan. Ini memverifikasi semua elemen secara langsung untuk memastikan bahwa semua fungsi dan performance sistem diterima dalam lingkungan target. Terbagi menjadi 5 bagian yaitu :
Recovery Testing : sistem tes yang menekan software untuk gagal dengan cara yang bervariasi dan memverifikasi perbaikan sendiri dengan baik
Security Testing : usaha untuk memverifikasi mekanisme perlindungan yang dibuat dalam sistem apakah akan melindunginya dengan semestinya.
Stress Testing : didesain untuk menghadapi program dengan situasi abnormal.
Performance Testing : didesain untuk menguji performa software ketika bekerja dalam konteks pengintegraian sistem.
Pengujian instalasi : didesain untuk menguji prosedur instalasi dan software pendukungnya.
24
2.5 Standar Internasional Evaluasi Process Life Cycle (ISO/IEC 12207 SDLC)
ISO life cycle merupakan standar internasional untuk evaluasi pengembangan software sistem yang berkaitan dengan proses, aktifitas, dan tugas, disesuaikan dengan scope manajemen dan kondisi organisasi. Dengan ISO Software Life Cycle Process, aktifitas proses dapat dibandingkan dengan procedural, responsibility dan kewajiban.
Standar
Internasional
mengelompokkan
aktifitas
selama
proses
pengembangan sistem menjadi tiga kelompok, yaitu: Primary Process, Supporting Process dan Organizational Process
Gambar 2.6 Aktifitas pengembangan berdasarkan ISO 12207, ISO/IEC 12207
25
2.5.1 Primary Life Cycle Process Pada primary process, terdiri dari beberapa proses, meliputi: 1. Acquisition Process 2. Supply Process 3. Development Process 4. Operation Process 5. Maintenance Process
1. Acquisition Process Proses ini mencakup semua kegiatan yang terdapat pada suatu proyek. Fase acquisition dapat dibagi menjadi kegiatan – kegiatan yang berbeda yaitu: a. Initiation b. Request Proposal c. Prepare Contract d. Negotiate Change e. Update Contract f. Supplier Monitoring g. Acceptance and Completion 2. Supply process Proses ini meliputi semua aktifitas supplier, dari mengidentifikasi keinginan Acquirer,
menyiapkan proposal, menentukan prosedur dan
sumber daya yang diperlukan, proses pengembangan, eksekusi, hingga deliverable system, seperti: a. Initiation b. Preparation of response c. Contract d. Planning
26 e. Execution and control f. Review and evaluation g. Delivery and completion
3. Development process Proses ini mencakup analisa kebutuhan, perancangan, pengkodean, pengintegrasian, pengujian, instalasi dan product acceptance. Aktifitas pada proses sini, yaitu:
a) Perolehan requirements Tujuan dari proses ini adalah untuk mengumpulkan informasi tentang requirement stakeholders. b) Analisa requirement sistem Tujuan dari proses ini yaitu untuk transformasi requirements stakeholder kedalam kebutuhan teknis sistem yang akan menjadi panduan perancangan system c) Perancangan arsitektur sistem Tujuan dari proses ini adalah untuk mengidentifikasi requirement yang harus dialokasikan ke dalam sistem. d) Analisa requirement software Proses ini bertujuan untuk menghasilkan software yang sesuai dengan requirement e) Perancangan software Proses ini bertujuan untuk menyediakan rancangan software yang akan diimplementasika dan disesuaikan dengan requirements. f) Pembuatan software (Code and Unit Test) Proses ini bertujuan untuk menghasilkan unit-unit software yang merefleksikan software design. g) Integrasi Software Proses ini bertujuan untuk mengkombinasikan unit software, membuat item-item software yang terintegrasi, konsistensi dengan
27 rancangan software, mendemostrasikan requirement fungsional dan non-fungsional software
apakah
sudah
memenuhi
platform
operasional. h) Pengujian software Proses ini bertujuan untuk menguji integrated software telah memenuhi requirement i) Integrasi sistem Proses ini bertujuan untuk mengintegrasikan elemen-elemen sistem termasuk software items, hardware items, manua loperasional dan system lain yang harus diintegrasikan. j) Pengujian sistem Tujuan dari proses ini adalah untuk menjamin bahwa implementasi dari setiap requirement system telah diujikan dan disiapkan untuk didistribusikan k) Instalasi software Merencanakan proses intalasi dari software, hardware, komunikasi data dan jaringan. l) Software acceptance support Software telah disetujui semua representative user 4. Operation process Proses operasional meliputi semua aktifitas yang dilakukan Operator, baik dari cara pengoperasian produksi sistem dan software dan faktor pendukung proses operasional kepada user. Aktifitas proses meliputi: a) Process Implementation b) Operational testing c) System operation d) User support 5. Maitenance process Proses perawatan dilakukan oleh maintainer. Proses ini berguna untuk melakukan penjaminan sistem dan software berjalan dengan baik, melakukan modifikasi, dan memperbaiki permasalahan yang dihadapi
28 pada saat proses operasional. Proses ini berhenti pada tahap retirement. Aktifitas proses perawatan sebagai berikut: a) Process implementation b) Problem and modification analysis c) Modification implementation d) Maintenance review/acceptance e) Migration f) Software retirement 2.5.2 Supporting Life Cycle Process Proses Supporting Life Cycle terdiri dari delapan proses yang akan mendukung kesuksesan proyek dan kualitas software, yaitu: 1. Documentation process Proses membuat dokumentasi atau perekaman informasi yang dihasilkan setiap proses life cycle. Proses ini terdiri dari tahapan:
Proses implementasi Proses merencanakan dan mengidentifikasi pendokumentasian dari setiap phase SDLC. Format dasar dokumentasi harus mencakup judul atau nama proses, tujuan proses, siapa saja yang terlibat dalam proses, prosedur dan responsibilities dan schedule versi terakhir.
Design dan development Merancang dokumen sesuai design proses yang sedang dilakukan
Production Proses
memproduksi
dokumen
setiap
saat
dibutuhkan
Maintenance 2. Configuration management process Proses mengkonfigurasikan detail spesifikasi software,
proses ini
dilakukan agar mudah pengidentifikasian software. Aktifitas yang dilakukan yaitu ; prosesimplementasi, identifikasi konfigurasi, kontrol
29 konfigurasi, status pelaporan konfigurasi, evaluasi konfigurasi dan mendokumentasikan konfigurasi software yang direlease. 3. Quality assurance process Proses yang bertujuan untuk menjamin produk software dan prosesnya sesuai dengan spesifikasi requirements yang direncanakan. Aktfitas yang dilakukan pada proses ini, yaitu; proses implementasi, product assurance, process assurance dan assurance of quality system 4. Verification process Aktifitas (Acquirer, Supplier
atau Independent party) untuk verifikasi
produk software. Aktifitas verifikasi yang dilakukan pada prosesSDLC, yaitu;contract verification, process verification, requirement verification, design
verification,
code
verification,
integration
verification,
pendokumentasian hasil dan proses verifikasi. 5. Validation process Aktifitas (Acquirer, Supplier atau Independent party) untuk validasi produk software, dengan mendokumentasikan item subject yang divalidasi, bentuk cara melakukan validasi, sumber daya dan schedule melakukan validai yang disertai tanggung jawab, menbuat prosedur laporan validasi untuk diberikan kepada acquirer dan bagian tim projek yang lain. 6. Join review process Aktifitas untuk mengevaluasi kondisi produk software oleh stakeholder yang terkait meliputi project management review dan technical review. 7. Audit process Aktifitas audit setiap proses dan deliverable dari sistem. 8. Problem resolution management process Aktifitas analisa masalah dan memberikan solusi selama proses pengembangan, operasional, perawatan dan proses lain. 9. Usability process Proses ini bertujuan untuk melihat kebergunaan sistem dan produk yang dihasilkan sistem terhadap user dan stakeholders. 10. Product evaluation process Proses ini bertujuan untuk melakukan pemeriksaan dan pengukuran apakah
30 produk yang dihasilkan sistem telah memenuhi kebutuhan user dan stakeholders. 11. Change request management process Proses ini bertujuan untuk menjamin dan manage permintaan perubahan pada sistem ataupun software. 2.5.3 Organizational Life Cycle Process 1. Management process Tujuan dari management process adalah untuk mengatur, memonitor dan mengontrol proses inisilisasi dan performa proses pengembangan sistem untuk mencapai business goals dari organisasi. Proses ini meliputi: Organizational alignment Organizational management Project management Quality management Risk management, Measurement activity and tasks 2. Infrastructure process Proses infrastruktur meliputi aktifitas proses implementasi atau kordinasi, pembangunan infrastruktur dan pemeliharaan infrastruktur. 3. Improvement process Proses
improvement
meliput
iaktifitas
pembangunan,
penilaian,
pengembangan, dan kontrol. 4. Human Resources Process Proses ini bertujuan untuk menentukan dan menempatkan human resources yang tepat dan maintanance kompetensi, konsistensi dengan kebutuhan bisnis. Proses ini meliputi; human resources management, training dan knowledge management.