BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGERTIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR ASI adalah satu-satunya makanan bayi yang paling baik, karena mengandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan bayi yang sedang dalam tahap percepatan tumbuh kembang (Sanyoto dan
Eveline,2008. ASI
eksklusif atau lebih tepatnya pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim. Bayi sehat umumnya tidak memerlukan tambahan makanan sampai usia 6 bulan. Pada keadaan-keadaan khusus dibenarkan untuk mulai memberi makanan padat setelah bayi berumur 4 bulan tetapi belum mencapai 6 bulan. Misalnya karena terjadi peningkatan berat badan kurang atau didapatkan tanda-tanda lain yang menunjukkan bahwa pemberian ASI eksklusif tidak berjalan dengan baik (Roesli, 2005)
B. MANFAAT PEMBERIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR Menyusui bayi dapat mendatangkan keuntungan bagi bayi, ibu, keluarga, masyarakat, dan negara. Sebagai makanan bayi yang paling sempurna, ASI mudah dicerna dan diserap karena mengandung enzim pencernaan. Beberapa manfaat ASI sebagai berikut: 1. Untuk Bayi Ketika bayi berusia 0-6 bulan, ASI bertindak sebagai makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi, ASI memang
terbaik
untuk bayi manusia sebagaimana susu sapi yang terbaik untuk bayi sapi, ASI merupakan komposisi makananideal untuk bayi, pemberian ASI dapat menguranggi resiko infeksi lambung dan usus, sembelit serta alergi, bayi yang diberi ASI lebih kebal terhadap penyakit dari pada bayi yang tidak mendapat ASI, bayi yang diberi ASI lebih mampu menghadapi efek penyakit kuning, pemberian ASI dapat
semakin mendekatkan hubungan ibu dengan bayinya.
Hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan emosinya di masa depan, apabila bayi sakit, ASI merupakan makanan yang tepat bagi bayi karena mudah
4
dicerna dan dapat mempercepat penyembuhan, pada bayi prematur, ASI dapat menaikkan berat badan secara cepat dan mempercepat pertumbuhan sel otak, tingkat kecerdasan bayi yang diberi ASI lebih tinggi 7 – 9 poin dibandingkan bayi yang tidak diberi ASI (Roesli,2000) 2. Untuk Ibu Isapan bayi dapat membuat rahim menciut, mempercepat kondisi ibu untuk kembali ke masa prakehamilan, serta mengurangi resiko
perdarahan,
lemak
yang ditimbun di sekitar panggul dan paha pada masa kehamilan akan berpindah ke dalam ASI, sehingga ibu lebih cepat terkena kanker rahim dan kanker payudara pada ibu yang menyusui bayi lebih rendah dari pada ibu yang tidak menyusui, menyusui bayi lebih menghambat waktu, karena ibu tidak botol dan
perluh menyiapkan
melestarikannya, ASI lebih praktis lantaran ibu bisa berjalan-jalan
tanpa membawa perlengkapan lain, ASI lebih murah dari pada susu
formula,
ASI selalu steril dan bebas kuman sehingga aman untuk ibu dan bayinya, ibu dapat memperoleh manfaat fisik dan emotional
(Dwi Sunar,2009).
3. Untuk Keluarga Tidak perlu menghabiskan banyak uang untuk membeli susu formula, botol susu, serta peralatan lainnya, jika bayi sehat, berarti keluarga mengeluarkan lebih sedikit biaya guna perawatan kesehatan, penjarangan
kelahiran lantaran efek
kontrasepsi dan ASI eksklusif, jika bayi sehat berarti mengemat waktu keluarga, menghemat tenaga keluarga karena ASI selalu tersedia setiap saat, keluarga tidak perlu repot membawa
berbagai peralatan susu ketika bepergian (Roesli, 2005).
4. Untuk Masyarakat dan Negara Menghemat devisa negara karena tidak perlu mengimpor susu formula dan peralatan lainnya, bayi sehat membuat negara lebih sehat, pengematan pada sektor kesehatan, karena jumlah bayi yang sakit hanya sedikit, memperbaiki kelangsungan hidup anak karena dapat menurunkan angka kematian, ASI merupakan sumber daya yang terus- menerus di produksi (Dwi Sunar, 2009).
C. NILAI GIZI ASI Seperti halnya gizi pada umumnya, ASI mengandung komponen mikro dan makro nutrien. Yang termasuk makronutrien adalah
5
karbohidrat, protein,
lemak. Sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral. ASI hmpir 90% nya terdiri dari air. Volume dan komposisi gizi ASI berbeda untuk setiap ibu bergantung dari kebutuhan bayi. Perbedaan volume dan komposisi di atas juga terlihat pada masa menyusui (colostrum, ASI transisi, ASI matang, dan ASI pada saat
penyapihan). Kandungan zat gizi ASI awal dan akhir pada setiap ibu yang
menyusui juga berbeda. Colostruom yang diproduksi antara 1-5 menyusui kaya akan zat gizi terutama protein. ASI transisi mengandung banyak lemak dan gula susu(laktosa). ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi kurang bulan mengandung tinggi lemak dan protein, serta rendah laktosa dibanding ASI yang berasal dari ibu yang melahirkan bayi cukup bulan. Pada saat penyapihan kadar lemak dan protein meningkat seiring bertambah banyaknya protein, laktosa dan nutrien yang
kelenjar payudara. Walaupun kadar
larut dalam air sama pada setiap kali periode
menyusui, tetapi kadar lemak meningkat. Jumlah total produksi ASI dan asupan ke bayi bervariasi untuk setiap waktu menyusui, dengan jumlah berkisar antara 450 – 1200 ml dengan
berkisar
antara 750 – 850 ml per hari. Banyaknya ASI yang berasal dari ibu yang mempunyai status gizi buruk dapat menurun
sampai jumlah 100 – 200 ml per
hari. (Hendarto da Pringgadini, 2008). Komposisi ASI antara lain: (1). Karbohidrat (2).Protein (3).Lemak (4).Kranitin (5).Vitamin K (6). Vitamin D (7).Vitamin E (8).Vitamin A (9). Vitamin yang larut dalam air (10). Mineral (Walker,2006).
D. JANGKA WAKTU PEMBERIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR Pemberian asi Eksklusif ini dianjurkan untuk jangka waktu setidaknya selama 4 bulan, tetapi bila mungkin terjadi sampai 6 bulan. Setelah bayi berumur 6 bulan, ia harus mulai diperkenalkan dengan makanan padat, sedangkan ASI dapat diberikan sampai bayi berusia 2 tahun atau bahkan lebih dari 2 tahun (Roesli,2000). Seiring dengan perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan baru terkait dengan pemberian ASI
6
eksklusif. Jasngka waktu 6 bulan pertama yang kemudian dilanjutkan sampai 2 tahun dengan pemberian MP-ASI
setelah 6 bulan.(Depkes RI, 2005).
E. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN ASI PADA BAYI BARU LAHIR Faktor – faktor yang mempengaruhi seorang ibu dalam
memberikan
ASI pada bayi baru lahir antara lain: 1. Kemudahan – kemudahan yang didapat sebagai hasil kemajuan teknologi pembuatan makanan bayi seperti pembuatan tepung makanan bayi, susu buatan bayi, mendorong ibu untuk mengganti ASI dengan makanan
olahan
lain. 2. Iklan yang menyesatkan dari produksi makanan bayi menyebabkan ibu beranggapan bahwa makanan- makanan itu lebih baik dari ASI 3. Para ibu sering keluar rumah baik karena bekerja maupun karena tugas – tugas sosial, maka susu sapi adalah satu – satunya jalan keluar dalam pemberian makanan bagi bayi yang ditinggalkan drumah. 4. Adanya anggapan bahwa memberikan susu botol kepada anak sebagai salah satu simbol bagi kehidupan tingkat sosial yang lebih terdidik dan mengikuti perkembangan zaman. 5. Ibu takut bentuk payudara rusak apabila menyusui dan kecantikan akan hilang. 6. Pengaruh melahirkan dirumah sakit atau bersalin. Belum semua petugasd paramedis diberi pesan dan diberi cukup informasi agar menganjurkan setiap ibu untuk menyusui bayi mereka, serta praktek yang keliru dengan memberikan susu botol kepada bayi yang baru lahir.(Arifin, 2004).
F. KENDALA PEMBERIAN ASI Beberapa kendala yang menyebabkan seorang ibu tidak dapat melakukan pemberian ASI pada bayi baru lahir: 1. Produksi ASI kurang 2. Ibu kurang memahami tata laksana laktasi yang benar 3. Ibu ingin menyusui kembali setelah bayi diberi formula (relaktasi)
7
4. Bayi terlanjur mendapat prelacteal feeding (pemberian air gula/dekstrosa, susu formula pada hari –hari pertama lahiran) 5. Kehamilan yang terjadi pada ibu (putting ibu lecet, putting ibu luka, payudara bengkak, engorgement, mastitis dan abses) 6. Kelainan yang terjadi pada bayi (bayi sakit dan abnormalitas bayi) (Nyoman dan Jeanne, 2008)
G. PENGETAHUAN 1. Pengertian Pengetahuan Pengetahuan dibagi menjadi 2 yaitu pengetahuan yang didapat dari pengalman dan pengetahuan yang didapat dari keterangan. Pengetahuan yang didapat
dari
pengalaman
disebut
pengetahuan
pengalaman.
Sedangkan
pengetahuan yang didapat dengan jalan keterangan disebut ilmu pengetahuan (Warijan,2000). Pengetahuan ibu mengenai keunggulan ASI dan awal pemberian ASI yang benar akan menunjang untuk keberhasilan menyusui. Suatu
penelitian yang dilakukan
di kendal menunjukkan bahwa wanita dari semua tingkat pengetahuan tingkat ekonomi pengetahuan yang baik tentang kegunaan ASI, tetapi dalam prakteknya tidak selalu sejalan dengan pengetahuan mereka (Almatsier,2001).
2. Mengukur Pengetahuan Pengukuran
pengtahuan
dapat
dilakukan
dengan
menggunakan
instrument berbentuk pertanyaan pilihan test objektif yang paling sering digunakan. Di dalam menyusun instrument ini diperlukan jawaban, kemudian responden hanya memilih jawaban yang benar saja (Khomsan, 2000). Pengetahuan ini dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan formal. Tingkat pendidikan formal merupakan faktor yang menentukan mudah tidaknya memyerap dan memahami informasi tentang gizi khususnya tentang ASI (Handayani,1994). Kategori pengetahuan bisa dibagi 3 kelompok, yaitu baik, sedang, dan kurang. Cara pengkategorian dilakukan dengan menetapkan cut of poin dari skor yang
8
telah dijadikan persen.Kategori pengetahuan yaitu: Baik skor > 80%, Sedang skor 60-80%, Kurang skor < 60%. Sumber : Khomsan, 2000 Peabilitas
yang
diharapkan
adalah
konsistensi
antar
butir
soal
pengetahuan, bila soal tersebut mengukur dampak pembelajaran yang sama. Validitas ialah kesesuaian antara skor yang diperoleh dalam suatu test dengan maksud atau tujuan dari test tersebut.
H. TINGKAT PENDIDIKAN Latar
belakang pendidikan
orang tua
baik suami
maupun
istri
merupakan salah satu unsur penting yang ikut menentukan keadaan gizi anak. Hasil penelitian diketahui adanya korelasi positif antara keadaan gizi anak dengan pendidikan orang tua (Atmarita dan Jalal,1991). Menurut sayogya, (1995) bahwa masyarakat dengan pendidikan cukup tinggi maka prevalensi gizi kurang umumnya rendah. Sebaiknya bila tingkat pendidikan orang tua rendah prevalensi gizi kurang umumnya tinggi. Ada dua sisi kemungkinan hubungan tingkat pendidikan orang tua dengan keadaan ekonomi rumah tangga. Pendidikan istri disamping merupakan modal utama dalam menunjang perekonomian rumah tangga maupun pola pengasuhan anak. Kurangnya pendidikan gizi seringkali merupakan rintangan
terpenting
dalam jalur perjalanan pangan. Penting untuk selalu diingat bahwa jalur perjalanan pangan berhubungan dengan banyak hal. Misalnya cara – cara bertani yang kurang baik, rencana pembelanjaan keluarga yang kurang serasi, distribusi makanan diantaranya anggota keluarga kurang merata, seimbang dan kebiasaan menyusui serta
memberi makanan tambahan pada bayi yang salah. Dengan
demikian banyak segi yang dihadapi dalam bidang pendidikan perbaikan gizi.
9
I. KERANGKA TEORI Pendukung -Lingkungan -Fasilitas
Pendorong -Keluarga -Petugas kesehatan
Pemberian ASI pada bayi baru lahir
Pendorong -Keluarga -Petugas kesehatan
Sumber : (Modifikasi Notoadmodjo, 2003) J. KERANGKA KONSEP Variabel Independen
Variabel dependen
Pengetahuan ibu tentang ASI
Awal Pemberian ASI Pada Bayi Baru lahir
K. HIPOTESIS Ada hubungan pengetahuan ibu tentang ASI dengan awal pemberian ASI pada bayi baru lahir
10