BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Tinjauan Umum Investasi
Pengertian Investasi 2.1.1
Investasi merupakan penundaan konsumsi pada saat sekarang untuk
dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu dengan harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang. Ada banyak pengertian tentang investasi. Menurut Frank J. Fabozzi (1994:1) manajemen investasi adalah proses pengelolaan uang. Adapun menurut Abdul Halim (2005:4) investasi pada hakekatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Lebih jauh lagi, ekonom asal Amerika Paul R. Krugman dan Maurice Obstfled (1999:10) mengatakan bahwa bagian output yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan swasta guna menghasilkan output di masa yang akan datang ini bisa disebut investasi. Sedangkan menurut Irham Fahmi (2011 : 7) investasi dalam arti luas sendiri, terdiri dari dua bagian utama, yaitu : 1. Real Investment atau investasi nyata yang secara umum melibatkan asset berwujud, seperti emas, perak, intan, barang-barang seni, tanah, mesinmesin, atau pabrik. 14
15
2. Financial Investment atau investasi keuangan merupakan investasi dalam
bentuk surat-surat berharga atau sekutitas yang biasanya melibatkan kontrak tertulis, seperti saham biasa (common stock) dan obligasi (bond). Investasi tidak langsung
Investasi langsung
Perusahaan Investasi
Investor
Aktiva-aktiva Keuangan
Gambar 2.1 Investasi Langsung dan Investasi Tidak Langsung Sumber : Jogiyanto (2010:7)
Financial investment dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu : 1. Direct Investing (investasi langsung) adalah mereka yang memiliki dana dapat langsung berinvestasi dengan membeli secara langsung suatu aktiva keuangan dari suatu perusahaan yang dapat dilakukan baik melalui perantara atau berbagai cara lainnya. Investasi langsung ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut : a. Investasi langsung yang tidak dapat diperjualbelikan -
Tabungan
-
Deposito
b. Investasi langsung yang dapat diperjualbelikan 1) Investasi langsung di pasar modal
16
a) Surat-surat berharga pendapatan tetap (fixed income
securities)
-
T-bond
-
Federal agency securities
-
Municipal bond
-
Corporate bond
-
Convertible bond
b) Saham-saham (equity securities) -
Saham preferen (preferred stock)
-
Saham biasa (common stock)
2) Investasi langsung di pasar uang -
T-bill
-
Deposito yang dapat dinegosiasikan
3) Investasi langsung di pasar turunan a) Opsi -
Warrant
-
Put option
-
Call option
b) Future Contract 2. Indirect Investing (investasi tidak langsung) adalah mereka yang memiliki kelebihan dana dapat melakukan keputusan investasi dengan tidak terlibat secara langsung atau pembelian aktiva keuangan cukup hanya dengan memegang dalam bentuk saham atau obligasi saja.
17
Mereka yang melakuakan kebijakan investasi tidak langsung
umumnya cenderung tidak terlibat dalam pengambilan keputusan penting pada suatu perusahaan. Contohnya membeli saham dan
obligasi yang dijual di pasar modal, bisa dilakukan melalui perusahaan
investasi atau adanya perantara (agent) yang biasa disebut broker. Proses Investasi 2.1.2
Setiap melakukan keputusan investasi pasti selalu memerlukan proses, yang mana proses tersebut akan memberikan gambaran setiap tahap yang akan ditempuh oleh perusahaan atau investor. Secara umum proses manajemen investasi meliputi lima langkah (Irham Fahmi, 2011 : 3), yaitu sebagai berikut : 1. Menetapkan sasaran investasi Menetapkan sasaran artinya melakukan keputusan yang bersifat fokus atau menempatkan target sasaran terhadap yang akan diinvestasikan. Penempatan sasaran investasi harus disesuaikan dengan apa yang akan ditujukan pada investasi tersebut. Jika sasaran investasi adalah dalam bentuk penyaluran kredit berarti investasi tersebut bisa dalam bentuk perbankan, leasing, bank perkereditan dan sejenisnya yang bertugas untuk menghimpun dana dari unit surplus kepada unit defisit. 2. Membuat kebijakan investasi Pada tahap kedua ini menyangkut bagaimana perusahaan atau investor mengelola dana yang berasal dari stock, bond, dan lainnya untuk kemudian didistribusikan ke tempat-tempat yang dibutuhkan. Perhitungan pendistribusian
18
dana ini harus dilakuakan dengan prinsip kehati-hatian (prudential principle) karena berbagai hal akan bisa timbul pada saat dana tersebut tidak mampu untuk
ditarik kembali. Juga bagi pihak perusahaan memperhitungkan tentang beban
pajak yang akan ditanggung nantinya.
3. Memilih strategi portofolio Hal ini menyangkut keputusan peranan yang akan diambil oleh investor , apakah bersifat aktif atau pasif. Pada saat investor melakuakn investasi aktif maka akan
kondisi tentang investor akan dengan cepat tergambarkan melalui pasar saham. Investasi aktif akan selalu mencari informasi yang tersedia dan kemudian selanjutnya mencari kombinasi portofolio yang paling tepat untuk dilaksanakan. Sedangkan investasi pasif hanya dapat dilihat pada indeks rata-rata saja, atau dengan kata lain berdasarkan pada reaksi pasar saja tanpa ada sikap atraktif. 4. Memilih asset Disini investor berusaha memilih asset investasi yang nantinya akan memberi return yang paling tinggi. Return disini dilihat sebagai keuntungan yang akan mampu diperoleh. 5. Mengukur dan mengevaluasi kinerja Tahap ini adalah menjadi tahap reevaluasi bagi perusahaan untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan selama ini dan apakah tindakan yang dilakukan selama ini telah betul-betul maksimal atau belum. Jika belum maka sebaiknya segera melakukan perbaikan agar kerugian tidak lagi terulang nantinya. Bagaimanapun investor berharap akan memperoleh keuntungan yangm bersifat suistainably dan bukan hanya keuntungan yang diperoleh sesaat saja (stimulus profit).
19
2.2
Tinjauan Umum Saham
Saham merupakan bukti penyertaan modal dalam kepemilikan suatu
Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Berikut adalah jenis-jenis
saham yang diperdagangkan di pasar modal menurut Jogiyanto (2010 : 111-120) :
1. Saham Preferen (preferred stock), adalah jenis saham yang akan memerima hak terlebih dahulu untuk memerima laba dan memiliki hak laba kumulatif, yaitu hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun
yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami keuntungan, sehingga pemillik saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak instimewa ini diberikan karena investor memasok dana ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan. Akan tetapi pemilik saham preferen tidak memiliki hak suara. Saham preferen memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap seperti bunga obligasi. Persamaan antara saham preferen dengan obligasi diantaranya : a. Ada klaim atas laba dan aktiva sebelumnya b. Selama masa saham berlaku dividen akan tetap c. Memiliki hak tebus dan dapat ditukar dengan saham biasa 2. Saham Biasa (common stock), adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibagikan. Apabila perusahaan bangkrut, maka pemegang saham biasa yang akan menanggung terlebih dahulu. Pemegang saham biasa memiliki resiko yang lebih besar, namun mereka juga dapat memperoleh pengembalian yang lebih tinggi pula dari investasi mereka.
20
Hak-hak dasar tertentu yang dimiliki setiap pemegang saham biasa adalah
sebagai berikut :
a. Memberikan suara dalam pemilihan direksi dan menentukan kebijakan
tertentu suatu perusahaan.
b. Memelihara proporsi kepemilikan saham dalam perusahaan melalui
pembelian saham tambahan jika dan ketika saham tambahan tersebut
diterbitkan. Hak tersebut adalah hak memesan terlebih dahulu.
3. Saham Treasury (Treasury Stock) yaitu saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai treasuri yang nantinya dapat dijual kembali.
2.2.1 Rates of Return Saham Return adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu dan instansi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Adapun menurut R.J. Shook (2002 : 500) return merupakan laba investasi, baik melalui bunga ataupun dividen. Perhitungan rate of return sekuritas tunggal penting untuk mengetahui excpected rate of return portofolio. Adapun perhitungan rate of return dilakukan dengan cara sebagai berikut : ……….
…...….......(Handono Mardiyanto: 166)
Keterangan: = imbal hasil (return realisasi) saham invidu dalam periode t = harga (price) pada periode t = harga pada 1 periode sebelum t
21
2.2.2 Excpected rate of return Saham Merupakan tingkat keuntungan yang diharapkan akan diperoleh dari suatu saham pada masa yang akan datang. Adapun rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut :
………….………(Handono Mardiyanto: 168)
Keterangan:
= Tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi i = Tingkat keuntungan saham individu = Jumlah periode investasi
2.2.3 Standard Deviation Saham Semakin besar tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi pada suatu sekuritas, semakin besar pula tiingkat risikonya. Untuk mengukur risiko dari realized/actual return dapat menggunakan rumus sebagai berikut : (Handono Mardiyanto: 168)
Keterangan : = tingkat keuntungan yang diharapkan dari investasi i = imbal hasil (return) saham invividu dalam periode t = varians (kuadrat) = deviasi standar (ukuran risiko) = jumlah kondisi
22
2.3 Tinjauan Umum Portofolio Saham Optimal
Wahyudi (2002) berpendapat bahwa jika seorang investor mengininkan
keuntungan yang optimal, investor harus menentukan strategi yang baik, kalangan
fund manager dan analis selalu merujuk nasihat-nasihat lama “Don’t put all egss
in one basket”. Dalam investasipun demikian “Jangan meletakkan uang hanya satu jenis saham” ini adalah yang disebut dengan istilah portofolio. dalam Portofolio keuangan dapat diartikan sebagai investasi dalam berbagai
instrument keuangan yang dapat diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang dengan tujuan menyebarkan sumber perolehan return dan kemungkinan risiko. Portofolio sendiri bisa berupa asset keuangan atau sekuritas maupun asset riil, dalam penelitian ini yang dimaksud adalah portofolio yang merupakan investasi pada asset keuangan (financial asset) yaitu saham. Diversifikasi portofolio saja tidak cukup, perlu diversifikasi waktu dan pola permainan. Diversifikasi waktu berarti jangan habiskan semua dana sekaligus. Lakukan alokasi sebagai antisipasi jika nilai portofolio turun, maka timbulah problem utama yang dihadapi investor yaitu menentukan sekuritas berisiko mana yang harus dibeli, karena satu portofolio merupakan kumpulan sekuritas. Jika investor rasional, maka akan memilih portofolio yang optimal. Kunci dari pemilihan portofolio yang optimal adalah bagaimana kemampuan investor tersebut dalam mengatur tingkat keuntungan dan tingkat risiko yang diterimanya dalam memilih portofolio investasi tersebut. Jika seorang investor ingin membentuk portofolio maka investor harus benar-benar dapat menganalisa pasar yang ada secara tepat.
23
Menurut Wahyudi (2002) diversifikasi pola permainan artinya bila memang
ada waktu maka investor perlu mengalokasikan dana dalam dua pola permainan
sekaligus, short term (hit and run) dan long term (buy and hold) artinya sebagian
dana yang dimainkan dengan gaya buy and hold, sebagian lain hit and run dalam
arus permainan transaksi harian, untuk mencapai keuntungan optimal maka harus dilengkapi kemampuan dan kesediaan melakukan analisis baik fundamental maupun teknikal.
Dalam
konteks
manajemen
investasi,
risiko
merupakan
besarnya
penyimpangan antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dengan
tingkat
pengembalian
aktual
(actual
return).
Semakin
besar
penyimpangan berarti semakin besar tingkat risikonya. Idelanya, suatu investasi dikatakan layak apabila perbandingan antara risiko dan tingkat pengembaliannya adalah 1:3. Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka menurut Halim (2005 : 42-43) tingkat risiko dibedakan menjadi tiga, yaitu : 1. Investor yang menyukai risiko (risk seeker) 2. Investor yang netral terhadap risiko (risk neutral) 3. Investor yang tidak menyukai risiko (risk averter)
24
Return
Risk Averter
Risk Neutral
Risk Seeker
Risiko Gambar 2.2 Preferensi Investor terhadap Risiko Sumber : Abdul Halim (2005:43)
Dalam Gambar 2.2 tersebut tampak bahwa investor yang menyukai risiko mengalami perubahan tingkat pengembalian yang lebih kecil dari perubahan risiko. Sebaliknya bagi investor yang tidak menyukai risiko, perubahan tingkat pengembaliannya lebih besar dari perubahan risiko. Sedangkan bagi investor yang netral, perubahan tingkat pengembaliannya sama dengan perubahan risiko. Dalam membentuk suatu portofolio, sebaiknya investor berusaha mencapai portofolio yang optimal melalui dua cara, yaitu : 1. Investor bisa menerima penghasilan tertentu, dengan bersedia pula menerima risiko minimum.
25
2. Investor bisa menentukan penghasilan yang tinggi (maksimum) dengan
bersedia pula menerima risiko tertentu.
Bila investor
memiliki portofolio yang lebih dari satu, maka portofolio
yang optimal yang akan dipilih. Untuk menaksir keuntungan yang diharapkan dari
suatu portofolio maka perlu menaksir jumlah tingkat keuntungan yang diharapkan sebanyak jumlah saham yang membentuk portofolio tersebut (Husnan, 2001: 102).
Tingkat keuntungan yang diharapkan (expected return) dan tingkat risiko portofolio saham dapat ditentukan dengan tiga model, yaitu :
1. Model Markowitz
Melalui konsep diversifikasi, investor dapat memaksimalkan keuntungan yang diharapkan dari investasi dengan tingkat risiko tertentu atau berusaha meminimalkan risiko untuk sasaran tingkat keuntungan tertentu. Di tahun 1952, Markowitz mengembangkan suatu bentuk diversifikasi yang efisien. Ukuran yang dipakai dalam portofolio Markowitz adalah koefisien korelasi. Koefisien korelasi positif menunjukkan bahwa kedua asset bergerak searah, sedang koefisien korelasi negatif menunjukkan bahwa kedua asset bergerak berlawanan. Menurut Markowitz, portofolio yang maksimal adalah dengan mengkombinasikan beberapa aset yang koefisien korelasi-nya kurang dari positif, disamping itu, apabila ada dua surat berharga yang return-nya sama tetapi resikonya berbeda, maka dipilih yang risiko rendah (Agus : 2005). Kumpulan portofolio efisien Markowitz terletak pada garis batas (efficient frontier) serangkaian portofolio
26
yang memiliki pengembalian maksimal untuk tingkat pengembalian tertentu. Inti dari efficient frontier Markowitz adalah bagaimana mengalokasikan dana ke
masing-masing saham dalam portofolio untuk mencari titik maksimal portofolio.
2. Single Index Model (Model Indeks Tunggal)
Single Index Model dikembangkan oleh Willian Sharpe pada tahun 1963.
Model ini memberikan sebuah alternatif analisis varian yang lebih mudah jika
dibandingkan dengan analisis model Markowitz, lewat SIM, kita dapat menentukan portofolio dengan perhitungan yang lebih mudah, karena SIM menyederhanakan jumlah dan jenis input (data), serta prosedur analisis untuk menentukan fortfolio yang optimal. SIM mengasumsikan bahwa korelasi return masing-masing sekuritas terjadi karena adanya respon sekuritas tersebut terhadap perubahan indeks tertentu (Jogiyanto : 2010), dalam penelitian ini indeks yang digunakan adalah Indeks SRI-KEHATI.
3.
Capital Asset Pricing Model (CAPM) / Model Penentuan Harga Aset Modal Capital Asset Pricing Model yang dikembangkan pertama kali secara
terpisah oleh Sharpe (1964), Lintner (1965) dan Mossin (1969), merupakan suatu model keseimbangan yang bisa menggambarkan atau memprediksi realitas di pasar yang bersifat kompleks, sehinga dapat membantu kita melihat hubungan return dan resiko di dunia nyata yang terkadang sangat kompleks. Selain itu CAPM juga dapat dipergunakan untuk menentukan harga suatu aktiva modal (capital assets), dengan mengingat segala karakteristik aktiva tersebut. Yang dimaksud karakteristik aktiva tersebut adalah risikonya. Dengan model ini kita
27
mencoba menentukan berapa harga yang seharusnya bersedia dibayar oleh para investor terhadap suatu aktiva modal.
2.4 Tinjauan Umum Model Indeks Tunggal Model Indeks
Tunggal (Single Index Model) dikembangkan oleh Wiliam
Sharpe pada tahun 1963. Model ini dapat digunakan untuk menyederhanakan perhitungan di model Markowitz dengan menyediakan parameter-parameter input
yang dibutuhkan di dalam perhitungan Markowitz (Jogiyanto, 2010 : 339). Model Indeks Tunggal bertujuan untuk mengurangi jumlah variabel yang perlu ditaksir karena untuk portofolio model indeks tunggal mempunyai karakteristik alpha dan beta portofolio, dimana alpha portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari alpha saham-saham pembentuk portofolio tersebut sedangkan beta portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari beta saham-saham pembentuk portofolio tersebut. Rumus-rumus yang digunakan dalam model indeks tunggal adalah sebagai berikut : 1. Untuk Efek Individual a.
Abdul Halim (2005 : 83) Keterangan : tingkat pengembalian yang diharapkan (ER) atas efek i = bagian dari tingkat pengembalian efek i yang tidak terpengaruh oleh
perubahan pasar (konstanta)
28
=kepekaan tingkat
pengembalian efek i terhadap tingkat
pengembalian indeks pasar
= tingkat pengembalian indeks pasar
= faktor penggangu yang tidak dimasukkan ke dalam model
b.
Abdul Halim (2005 : 83)
Varians Rm :
Risiko Pasar : c. Kovarians (i,j) :
Abdul Halim (2005 : 83)
d. Koefisien Korelasi (i,j) Abdul Halim (2005 : 83)
2. Untuk Portofolio a.
Abdul Halim (2005 : 83) Keterangan :
b.
Abdul Halim (2005 : 83)
Keterangan :
29
Jika terdapat N efek dan investor menginvestasikan sejumlah dana yang
besarnya sama pada masing-masing efek, maka varians portofolio dapat dihitung sebagai berikut :
Abdul Halim (2005 : 84)
2.5 Tinjauan Umum Pasar Modal
Sejak awal tahun 1989, Pasar Modal Indonesia mulai bangkit dari tidurnya dan bergerak cepat seiring dengan kebangkitan era globalisasi yang diawali oleh perubahan drastis dari sistem ekonomi komunis ke sistem ekonomi pasar di negara-negara eks komunis. Hal ini disebabkan karena pasar modal menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melaksanakan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender ke borrower. Fungsi ini juga dilakukan oleh intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan tetapi dalam pasar modal diperdagangkan dan jangka panjang. Dalam melaksanakan fungsi keuangannya, pasar modal menyediakan dana tanpa harus terlibat langsung dalam kepemilikan aktiva riil yang diperlukan untuk investasi tersebut.
2.5.1 Pengertian Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai
30
“Kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. (Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, pasal 1)”
Menurut Joel G. Siegel dan Jae K. Shim (1999 : 68) pasar modal adalah
pusat perdagangan utang jangka panjang dan saham perusahaan. Sedangkan
menurut R.J. Shoock (2002 : 71) pasar modal merupakan sebuah pasar tempat
dana-dana modal, seperti ekuitas dan hutang, diperdagangkan.
2.5.2 Pelaku Pasar Modal Dalam mekanisme pasar modal, berbagai lembaga dan profesi sangat diperlukan agar kegiatan pasar modal dapat berjalan baik. Adapun beberapa lembaga dan profesi tersebut adalah sebagai berikut : 1.
Pemerintah, yaitu BPPM dan BAPEPAM a.
BPPM (Badan Pembina Pasar Modal) bertugas untuk memberikan pertimbangan
kebijaksanaan
pada
Menteri
Keuangan
dalam
melaksanakan wewenangnya di bidang pasar modal. b. BAPEPAM (Badan Pengawas Pasar Modal) bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan dan berfungsi sebagai lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal. Adapun tugas BAPEPAM , yaitu : 1) Melakukan pembinaan, pengaturan dan pengawasan sehari-sehari kegiatan pasar modal 2) Mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, dan efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat
31
2. Perusahaan Emiten (perusahaan yang sudah go public) adalah pihak yang
melakukan emisi (penerbitan) atau pihak yang membutuhkan dana untuk
belanja operasional maupun rancangan investasi.
3. Bursa Efek adalah lembaga yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem
dan atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek antar anggota bursa tersebut. Bentuk usaha bursa efek harus bentuk Perseroan.
4. Lembaga Kliring dan Penjamin (KPEI) adalah pihak
yang
yang
menyelenggarakan jasa kliring dan penjamin penyelesaian transaksi bursa. Adapun tugas dari KPEI adalah sebagai berikut: a. Melaksanakan kliring dan penjaminan transaksi bursa yang teratur, wajar dan efisien. b. Menjamin penyerahan secara fisik, baik saham maupun uang. 5. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (KSEI) adalah pihak yang yang menyelenggarakan kegiatan kustodian
sentral
bagi
bank
kustodian,
perusahaan efek dan pihak lainnya. Adapun tugas dari KSEI adalah sebagai berikut : a. Menyediakan jasa kustodian sentral dan penyelesaian transaksi yang teratur, wajar dan efisien. b. Mengamankan pemindahtanganan efek. c. Menyelesaikan settlement. 6. Perusahaan Efek adalah perusahaan yang telah memperoleh ijin usaha dari BAPEPAM untuk mengadakan usaha sebagai penjamin emisi efek atau
32
underwriter (pihak yang mempertemukan emiten dengan para pemodal),
perantara perdagangan efek (pialang atau broker) dan manajer investasi.
7. Reksa Dana
“Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari
masyarakat investor untuk selanjutnya dipresentasikan dlm portofolio efek oleh manajer investasi” (Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995). Di Indonesia, reksa dana dapat berbentuk Perseroan (yang telah
memperoleh izin usaha dari BAPEPAM) atau Kontrak Investasi Kolektif (yang dilakukan oleh Manajer Investasi). 8. Investor (pemodal) adalah pihak-pihak, baik perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal.
2.5.3 Instrumen Pasar Modal Bentuk instrument pasar modal disebut efek atau surat berharga. Secara umum, bentuk instrument di pasar modal adalah sebagai berikut (Mohammad Samsul, 2006 : 45) : 1. Instrumen penyertaan (saham) merupakan bukti penyertaan modal dalam kepemilikan suatu Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. 2. Instrumen hutang (obligasi), adalah bukti perusahaan memiliki hutang jangka panjang kepada masyarakat, yaitu di atas 3 tahun. Pihak yang membeli obligasi disebut pemegang obligasi (bondholder) dan pemegang obligasi akan memeproleh kupon sebagai pendapatan dari obligasi yang dibayarkan setiap 3
33
bulan atau 6 bulan sekali. Pada saat pelunasan obligasi oleh perusahaan,
pemegang obligasi akan menerima kupon atau pokok obligasi.
3. Instrument derivatif, yaitu instrumen keuangan jangka panjang selain
instrument hutang (obligasi) dan instrumen penyertaan (saham), seperti :
a. Right / klaim adalah hak memesan saham terlebih dahulu pada harga yang
telah ditetapkan selama periode tertentu. Right diterbitkan pada
penawaran terbatas (right issue) dimana saham baru ditawarkan pertama kali kepada pemegang saham lama. Bukti right dapat diperdagangkan di pasar sekunder selama periode tertentu, apabila bukti right tidak ditukarkan maka akan terjadi ilusi kepemilikan atau jumlah saham yang dimiliki akan berkurang. b. Option adalah efek yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual efek pada harga, jumlah, jangka waktu yang telah disepakati. Ada 2 (dua) tipe opsi, yaitu : 1) Call Option, terjadi apabila pembeli opsi (option buyer) diberikan hak untuk membeli sejumlah saham tertentu dari perusahaan pada harga tertentu, dalam periode tertentu. 2) Put Option, terjadi apabila pembeli opsi (option buyer) menerima hak untuk menjual sejumlah saham tertentu dari suatu perusahaan tertentu dengan periode tertentu. c. Warran merupakan efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegangnya untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga tertentu untuk enam bulan atau lebih.
34
d. Obligasi konvertibel (convertible bond) adalah obligasi yang setelah
jangka waktu tertentu selama periode tertentu pula dengan perbandingan dan / atau harga tertentu, dapat ditukarkan menjadi saham dari perusahaan emiten.
e. Saham dividen, maksudnya perusahaan tidak membagikan dividen tunai
melainkan memberikan saham baru bagi pemegang saham. Tujuannya
adalah perusahaan menahan laba yang digunakan untuk modal kerja. f. Saham bonus, perausahaan menerbitkan saham bonus yang dibagikan kepada pemegang saham lama dengan tujuan untuk memperkecil harga saham yang bersangkutan agar pasar lebih luas dan lebih terjangkau oleh investor. g. Sertifikat dana, yaitu efek yang diterbitkan oleh PT Dana Reksa. h. Sertifikat / ADR (American Depository Receipts) / CDR (Continental Depository Receipts) merupakan suatu tanda terima yang memberi bukti bahwa saham perusahaan asing disimpan sebagai titipan atau berada di bawah penguasaan suatu bank Amerika yang dipergunakan untuk mempermudah transaksi dan mempercepat pengalihan manfaat dari suatu efek asing di Amerika.
2.6
Tinjauan Umum Indeks SRI KEHATI Terobosan terbaru sepanjang perjalanan konsep GCG (Good Coorporate
Governance) dan CSR (Coorporate Social Responsibility) di Indonesia adalah
35
diluncurkannya sebuah Indeks SRI-KEHATI. Bursa Efek Indonesia bekerjasama dengan Yayasan Keanekaragaman Hayati (KEHATI) pada tanggal 8 Juni 2009
meluncurkan sebuah indeks saham baru yang dinamakan Indeks SRI-KEHATI
yang berisikan saham-saham perusahaan setelah memenuhi kriteria dan tahapan
seleksi dan dinyatakan peduli terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan. Indeks SRI-KEHATI diciptakan sebagai barometer dimana investor menginvestasikan dananya kepada perusahaan yang memiliki kesadaran dapat
terhadap lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan yang baik Kehati Indonesia’s Profile).
(Yayasan