BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. 1
Pengertian Bank Berdasarkan undang – undang No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan undang-
undang Nomor : 7 / 1992 Tentang Perbankan, yang dimaksud dengan perbankan adalah “segala sesuatu yang menyangkut tentang bank, mencakup kelembagaan,
kegiatan usaha, serta cara proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya”. Dalam undang-undang tersebut juga dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah “badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit ataupun dalam bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Sedangkan yang dimaksud bank umum adalah “bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatanya memberikan jasa dalam lalulintas pembayaran”. Rachmat Firdaus, (2001: 9). Disamping itu terdapat pula pengertian tentang bank sebagai berikut : Dahlan Siamat, (1998: 12), mengatakan : Bank adalah didefinisikan sebagai suatu badan usaha yang kegiatan utamanya menerima simpanan dari masyarakat dan atau pihak lainnya kemudian mengalokasikannya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan badan usaha yang mempunyai fungsi menerima simpanan dari masyarakat dan mengalokasikanya kembali ke untuk mendapatkan keutungan sesuai dengan yang di tentukan oleh lembaga ini.
2.2
Bauran pemasaran Dalam merencanakan dan melaksankan strategi, dalam pemasaran mengenal
bauran pemasaran (marketing mix), berupa 4P : product, price, place, dan promotion.
Sedangkan untuk perbangkan sebagai produsen jasa di lengkapi dengan 3 P yaitu
people, physical evidence dan process (Buchari, 2007: 201). Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisidan dimensi dari bauran pemasaran jasa perbangkan.
2.2.1 Definisi Bauran Pemasaran
Dinamika hampir semua pasar jasa telah berubah, tingkat kompetensi yang rendah telah mengarah kepersaingan yang ketat dan intens, dalam kondisi pasar yang semakin kompetitif, pemasaran telah menjadi kunci pembeda antara kesuksesan dan kegagalan perusahaan. Proses penyelarasan proses strategis dan manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan-kebijakan internal layak bagi kekuatan pasar. Kotler (2000) mendefinisikan bahwa bauran pemasaran adalah kelompok kiat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai sasaran pemasarannya dalam pasar sasaran. Sedangkan definisi lainya bahwa, Bauran pemasaran (marketing mix) merupakan alat bagi pemasar yang terdiri atas berbagai unsur suatu program pemasaran yang perlu di pertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses (Lupiyoadi, 2008: 71). Bauran pemasaran pada produk barang yang kita kenal selama ini berbeda dengan bauran pemasaran untuk produk jasa, hal ini terkait dengan perbedaan karakteristik jasa dan barang. Untuk jasa perbangkan di kenal sebagai produsen jasa dengan demikian menggunakan bauran pemasaran 7P yaitu ; product, price, place, promotion, people, physical evidence dan process (Buchari, 2007: 201).
Product
Price
Physical Evidence
Nasabah Bank People
Promotion
Place
Proccess
Gambar 2.1 Bauran Pemasaran Jasa Perbankan Sumber : Alma, Buchari. 2007. Manajemaen dan Pemasaran Jasa
Berikut ini merupakan definisi atau penjelasan dari dimensi-dimensi bauran
pemasaran. a. Produk Produk merupakan barang fisik, jasa, ataupun kombinasi keduanya, yang ditawarkan kepada sasaran, produk merupakan elemen marketing mix yang pertama kita ketahui, untuk dapat menyusun bauran pemasaran selanjutnya yang sesuai dengan jenis produk tersebut. Produk merupakan jantung dari bauran pemasaran, sehingga produk merupakan sesuatu yang sangat penting untuk diperhatikan oleh pemasar (Kotler dan Amstrong, 2006). Produk merupakan segala sesuatu yang dapat ditawarkan produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan pasar yang bersangkutan (Tjiptono, 2008; Cox & Brittain, 2004; Kotler et. al, 2006). Kotler dalam hal ini memberikan batasan produk adalah suatu yang dianggap memuaskan kebutuhan dan keinginan. produk dapat berupa suatu benda (physical object), jasa (service), kegiatan (events), orang (person), tempat (place), organisasi dan gagasan dimana suatu produk akan mempunyai nilai lebih dimata konsumen, jika memiliki keunggulan dibanding dengan produk lain yang sejenis. Produk merupakan keseluruhan konsep objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen (lupiyoadi, 2008: 82). Sedangkan Simorangkir (1992) mengatakan bahwa produk perbangkan adalah instrumen/perangkat yang di beli dan di jual oleh bank. Produk yang di beli oleh
bank sangat banyak jumlahnya, karena bank menciptakan berbagai jenis produk
sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam menentukan produk yang ditawarkan ke pasar, para eksekutif bank
terlebih dahulu harus melakukan perencanaan produk. Menurut Darmawijaya (2009: 28) Produk bank dapat di bedakan atas dasar penggolongan sebagai berikut
1.
Penggolongan produk berdasarkan pelayananya.
2.
Penggolongan produk berdasarkan jenis konsumen, seperti pedagang besar, pedagang kecil, eksportir, lembaga pemerintahan, lembaga keuangan dan
3.
bank lain, perorangan dan lain-lain. Penggolongan produk berdasarkan pola pembelian misalnya dalam pelayanan simpanan giro, cara pengambilanyabisa secara tunai, cek ataupun giro bilyet.
Buchari (2008) mengatakan secara garis besarnya, produk bank terdiri dari dua kelompok, yaitu : 1. Retail banking adalah produk perbangkan yang melayani nasabah secara individu atau usaha kecil. 2. Corporate banking adalah produk yang melayani nasabah secara institusional atau komersil. Produk bank tersebut secara lebih rinci adalah sebagai berikut : 1.
2.
3.
Menghimpun dana (funding) dalam bentuk :
Rekening Giro
Rekening Tabungan
Rekening Deposito
Menyalurkan dana (lending) dalam bentuk :
Kredit Investasi
Kredit Modal kerja
Kredit Perdagangan
Kredit Konsumtif
Kredit Produktif
Memberikan jasa-jasa bank lainya (service) seperti :
Transfer (Kirim uang)
Inkaso (collection)
Kliring (clearing)
Safe deposit box
Bank card
Bank notes (valas)
Bank garansi
Referensi bank
Bank darf
Letter of credit (L/C)
Cek wisata (travellers cheque)
Jual beli surat berharga
b. Harga Bauran harga berkenaan dcngan kebijakan strategis dan taktis seperti tingkat harga, struktur diskon, syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara berbagai kelompok pelanggan. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen. Suhartanto (2001) mengatakan bahwa harga adalah sejumlah uang yang di bayarkan konsumen untuk memperoleh produk. Sedangkan secara sefesifik mengenai produk jasa Lovelock (2007) mengatakan bahwa harga adalah pengeluaran sejumlah uang tertentu dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa. Harga menggambarkan besarnya rupiah yang harus dikeluarkan seorang konsumen untuk memperoleh satu buah produk dan hendaknya harga akan dapat terjangkau oleh konsumen. Menurut Dendawijaya (2009: 69) penetapan strategi harga bagi produkproduk perbangkan ditentukan antara lain oleh : 1. Cost of loaneble funds yang di perhitungkan serendah mungkin, 2. Tingkat suku bunga SBI serta ketentuan Bank Indonesia yang berlaku,
3. Tingkat harga yang “dipasang” oleh pesaing,
4. Profit margin (spread) yang layak. Sedangkan Buchori (2008) mengatakan, faktor utama yang mempengeruhi
penetapan suku bunga bank, di jelaskan sebagai berikut :
Kebutuhan dana
Apabila bank kekurangan dana (jumlah simpanan sedikit sementara
permohonan pinjaman meningkat), maka yang dilakukan oleh bank untuk
menutupi agar kekurangan dana tersebut cepat terpenuhui dengan meningkatkan suku bunga. Pesaing Dalam memperebutkan dana simpanan, maka di samping factor promosi, yang paling utama pihak perbankkan harus memeperhatikan pesaing. Jika untuk rata-tara bunga simpanan pesaing 16% per tahun, maka jika di butuhkan dana secepatnya sebaiknya bunga simpanan kita naikan di atas bunga pesaing, misalnya 17% pertahun. Sebaliknya untuk bunga pinjaman di bawah bunga pesaing meskipun margin laba kecil. Kebijakan Pemerintah Dalam kondisi tertentu pemerintah dapat menentukan batas bunga maksimal atau minimal suku bunga, baik bunga simpanan maupun bunga pinjaman. Dengan ketentuan itu bunga simpanan atau pinjaman bank tidak boleh melebihi batas yang di tetapkan pemerintah. Target laba yang di inginkan Target laba yang diingingkan merupakan besarnya kekurangan yang di inginkan oleh bank. Jika laba yang di inginkan besar, maka bunga pinjaman ikut besar dan demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu pihak bank harus serius dalam menentukan presentase laba atau keuntungan yang diinginkan. Jangka waktu Semakin panjang waktu pinjaman maka akan semakin tinggi bunga, hal ini disebabkan besarnya kemungkinan resiko dimasa mendatang.
Demikian juga sebaliknya, jika pinjaman berjangka pendek, maka bunga
relative rendah.
Kualitas jaminan
Semakin liquid jaminan yang di berikan, maka semakin rendah bunga
kredit yang dibebankan dan sebaliknya. Reputasi perusahaan
Reputasi perusahaan atau bonafiditas suatu perusahaan yang akan
mendapatkan kredit juga sangat menentukan tingkat suku bunga yang di
bebankan
nantinya,
Karena
biasanya
perusahaan
yang
bonafid
kemungkinan resiko kredit macet dimasa yang akan dating relative kecil. Produk yang kompotitif Produk yang kompotitif adalah produk yang di biayai kredit laku di pasaran. Untuk produk yang kompotitif, bunga kredit yang di berikan relative rendah jika di bandingkan dengan produk yang kurang kompotitif. Hubungan baik Dalam prakteknya, pihak bank menggolongkan nasabahnya menjadi dua, yaitu nasabah utama (primer) dan nasabah biasa (skunder). Pengolongan ini didasarkan pada keaktifan serta loyalitas nasabah, dengan demikian dalam penentuan suku bunga berbeda.
c. Lokasi Tempat atau lokasi merupakan perencanaan dan pelaksanaan program penyaluran produk melalui lokasi pelayanan yang tepat pada waktu yang tepat dan dengan jumlah yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, agar ketika konsumen membutuhkan akan produk bisa mudah terpenuhi dengan baik. Tjiptono (2004) mengatakan, Lokasi merupakan keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses terhadap jasa bagi para pelanggan. Tempat dimana produk tersedia dalam sejumlah saluran distribusi dan outlet yang memungkinkan konsumen dapat dengan mudah memperoleh suatu produk.
Definisi lain mengatakan bahwa, lokasi dalam bisnis jasa dimaksudkan
sebagai cara penyampaian jasa (delivery system) kepada konsumen dan dimana lokasi yang strategis (lupiyoadi, 2008: 82).
Menurut Dendawijaya (2009: 69), dalam bisnis perbangkan, sebagai salah
satu jenis bisnis yang menawarkan jasa, rangkaian yang ada sedikit berbeda. Jaringan
pelaksanaan perdagangan jasa perbangkan di tentukan berdasarkan pertimbangan
wilayah, serta kewenangan pengambil keputusan. Sehingga dalam bisnis perbangkan dikenal dengan adanya kantor pusat, cabang utama, cabang pembantu, kantor kas dan seterusnya.
Menurut Buchory (2008), mengatakan tujuan penentuan tempat (lokasi) dan
layout adalah sebagai berikut : 1) Agar bank dapat menetukan lokasi yang tepat untuk lokasi kantor pusat, kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas atau lokasi-lokasi mesin ATM. Tujuanya untuk memudahkan nasabah berhubungan atau melakukan transaksi dengan baik. 2) Agar bank dapat menentukan dan membeli atau menggunakan teknologi yang paling tepat dalam memberikan kecepatan dan keakuratan guna melayani nasabahnya. 3) Agar bank dapat menetukan layout yang sesuai dengan standar keamanan, keindahan dan kenyamanan bagi nasabahnya. 4) Agar bank dapat menetukan metode antrian yang paling optimal, terutama pada hari-hari atau jam-jam sibuk baik di depan teller atau coustomer service. 5) Agar bank dapat menetukan kualitas tenaga kerja yang dibutuhkan sekarang dan di masa yang akan datang.
Menurut Buchory (2008: 79), secara khusus, ada dua faktor yang menjadi
pertimbangan penetuan lokasi suatu bank, yaitu : Faktor utama (primer)
Penentuan faktor primer dalam penetuan bank adalah :
Dekat dengan pasar .
Dekat denga perumahan.
Tersedia tenaga kerja, baik jumlah maupun kualitas yang diinginkan.
Tersedia fasilitas pengankutan, seperti jalan raya atau kereta api,
pelabuhan laut atau pelabuhan udara.
Tersedia sarana prasarana, seperti listrik, telepon dan sarana lainya.
Sikap masyarakat.
Faktor skunder Pertimbangan dalam faktor skunder dalam penentuan lokasi bank adalah :
Biaya untuk investasi di loakasi, seperti biaya pembelian tanah atau pembangunan gedung.
Prosfek perkembangan harga tanah, gedung atau kemajuan di lokasi tersebut.
Kemungkinan untuk perluasan lokasi.
Terdapat fasilitas penunjang lain, seperti pusat perbelanjaan atau perumahan.
Masalah pajak dan peraturan perburuhan di daerah setempat.
d. Promosi Promosi merupakan hal yang penting dalam dunia bisnis, yang menjadi salah satu strategi dalam pemasaran karena merupakan kombinasi dari variable-variabel periklanan, penjualan tatap muka, promosi penjualan, dan publikasi yang dilakukan perusahaan dalam upaya mengkomunikasikan produk dengan para konsumen, dengan harapan konsumen mengetahui, tertarik dan ingin mencoba akan produk.
Promosi adalah suatu komunikasi dari penjual dan pembeli yang berasal dari
informasi yang tepat yang bertujuan untuk merubah sikap dan tingkah laku pembeli, yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap
mengingat produk tersebut (Laksana, 2008: 133). Sedangkan Buchori Alma dalam Hurriyanti (2008), mengatakan bahwa promosi adalah suatu bentuk komunikasi
pemasaran yang merupakan aktifitas pemasaran yang berusaha menyebarkan
informasi, mempengaruhi atau membujuk dan meningkatkan pasar sasaran perusahaan, agar bias menerima, membeli dan loyal terhadap produk yang di tawarkan perusahaan.
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong. (2000), mengatakan bahwa bauran
promosi adalah ramuan khusus dari iklan pribadi, promosi penjualan dan hubungan masyarakat yang dipergunakan perusahaan untuk mencapai tujuan iklan dan pemasarannya. Strategi dalam bisnis perbangkan di kenal berbagai strategi promosi yang pilihannya ditentukan sesuai kondisi (Dendwijaya, 2009: 70). Menurut Lupiyoadi (2008: 74-75), bauran pemasaran terdiri atas :
Iklan (advertising).
Penjualan perorangan (personal selling).
Promosi penjualan (sales promotion).
Hubungan masyrakat (public relation).
Informasi mulut ke mulut (word of mouth).
Surat pemberitahuan langsung (direct mail).
Dalam promosi menggunakan iklan, pihak bank dapat memilih cara dan media yang akan di pergunakan, apakah akan menggunakan media cetak, elektronik atau keduanya. Menurut
Laksana
(2008)
tujuan
utama
dari
promosi
adalah
menginformasikan, mempengaruhi, dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasaranya. Secara rinci, ketiga tujuan promosi tersebut dapat di jelaskan sebagai berikut : 1. Menginformasikan, dapat berupa : Menginformasikan pasar mengenai produk baru.
Memperkenalkan cara pemakaian yang baru dari suatu produk. Menyampaikan perunbahan harga kepada pasar.
Menjelaskan cara kerja produk.
Menginformasikan jasa-jasa yang disediakan.
Meluruskan kesan yang salah.
Mengurangi ketakutan atau kekhawatiran pembeli.
Membangun citra perusahaan. 2. Membujuk pelanggan sasaran untuk :
Membentuk pilihan merek. Mengalihkan pilihan kemerek lain. Mengubah persepsi pelanggan terhadap atribut produk. Mendorong pembeli untuk belanja saat itu juga. Mendorong pembeli untuk menrima kunjungan salesman.
3. Mengingatkan, dapat beruapa : Mengingatkan
pembeli
bahwa
produk
yang
bersangkutan
dibutuhkan dalam waktu dekat. Mengingatkan pembeli akan tempat-tempat yang menjual produk perusahaan. Membuat pembeli tetap ingat walaupun tidak ada kampanye iklan. Menjaga agar ingatan pertama pembeli jatuh pada produk perusahaan. Lopiyadi (2008) mengatakan bahwa ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam promosi, yaitu : 1. Identifikasi dahulu audiens targetnya: hal ini berhubungan dengan segementasi pasar. 2. Tentukan
tujuan
promosi:
apakah
untuk
menginformasikan,
mempengaruhi, atau mengingatkan. 3. Kembangkan pesan yang disampaikan: hal ini berhub ungan dengan isi pesan (apa yang harus disampaikan), stuktur pesan (bagaimana pesan
(siapa yang menyampaikanya).
4. Pilih bauran komunikasi: apakah itu komunikasi personal (personal
secara logis), gaya pesan (ciptakan bahasa yang kuat), sumber pesan
communication)
atau
komunikasi
nonpersonal
(nonpersonal
communication)
e. Orang (People) Sumber daya manusia adalah merupakan orang-orang yang terlibat langsung
dalam menjalankan segala aktivitas perusahaan dan merupakan faktor yang memegang peranan penting bagi semua organisasi. Dalam perusahaan jasa, unsur
people ini bukan hanya memainkan peranan penting dalam bidang produksi atau operasional saja, tetapi juga dalam melakukan hubungan kontak langsung dengan konsumen. Perilaku orang-orang yang terlibat langsung ini sangat penting dalam mempengaruhi mutu jasa yang ditawarkan dan image perusahaan jasa yang bersangkutan. Menurut Lovelock (2007), orang adalah karyawan yang terlibat langsung dengan konsumen. Sedangkan secara sefesifik di dunia perbankan People adalah orang-orang atau semua pegawai yang terlibat dengan nasabah bank. (Buchory, 2008: 111). Buchory (2008), mengatakan keterkaitan pegawai dengan nasabah dilakukan dengan cara sebagai berikut : Mengetahui apa yang dibutuhkan nasabah. Mengetahui, memahami, dan memenuhi apa yang di inginkan nasabah (dalam arti positif). Selalu berusaha memuaskan nasabah. Selalu memelihara hubungan baik dengan nasabah. Pentingnya peranan sumber daya manusia dalam pemasaran jasa telah mulai diperhatikan, hal tersebut berkaitan dengan penyeleksian, pelatihan, pemotivasian dan pengaturan terhadap sumber daya manusia, dimana sumber daya manusia harus mempunyai kemampuan akan pengetahuan yang cukup mengenai suatu produk yang ditawarkan, selain itu menurut Lupiyoadi (2008), pentingnya orang dalam pemasaran
jasa berkaitan erat dengan pemasaran internal. Pemasaran internal adalah interaksi
atau hubungan antara setiap karyawan dan departemen dalam suatu perusahaan yang dalam hal ini dapat di posisikan sebagai konsumen internal dan pemasok internal,
tujuanya untuk mendorong orang dalam kinerja memberikan kepuasan kepada konsumen. Untuk memberikan kepuasan yang prima dan loyalitas nasabah, di
butuhkan orang-orang (pegawai) yang berkualitas, terampil, ramah serta mempunyai
rasa tanggung jawab moral. Oleh karena itu, perlu dibuat program-program yang terjadwal seperti traning, program pengembangan karir, kompensasi, mutasi jabatan dan lain-lain.
Menurut Buchory (2008: 111), program yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pegawai diantaranya : 1. Learning centre adalah sarana penunjang untuk memberikan kesempatan bagi pegawai memperdalam keahlianya di bidang ekonomi dan informasi. 2. Program Insentif Prestasi adalah program pemberian insentif kepada pegawai yang telah berprstasi dalam melaksanakan tugasnya, agar pegawai tersebut bekerja lebih produktif dan efektif lagi. Insentif bias berupa uang, pengembangan karir atau kenaikan jabatan. 3. Employe of the year award adalah program pemberian hadiah tahunan, biasanya setiap tahun para pegawai diajak darmawisata ke suatu tempat wisata apakah dalam negeri atau luar negeri. 4. Service reward yaitu program selama masa pegawai yang sudah cukup lama, misalnya 5 tahun, 10 tahun atau 15 tahun. Misalnya, pembelian kendaraan murah tanpa bunga cicilan, kendaraan ini dapat dibeli pegawai sesuai dengan kemampuan (potongan gaji) setiap bulan tanpa dikenakan bunga. Buchory (2008) mengatakan bahwa ada empat pengaruh people yang mempengaruhi nasabah, yaitu : 1. Contractors, karyawan (people) berinteraksi langsung dengan nasabah (berulang-ulang) sehingga mampu mempengaruhi nasabah.
2. Modifier, secara tidak langsung karyawan berhubungan dengan nasabah,
tetapi tidak untuk mempengaruhi.
3. Influencers, karyawan mempengaruhi keputusan membeli nasabah, tetapi
tidak secara langsung.
4. Isolateds, karyawan tidak secara langsung ikut dalam marketing mix dan tidak sering bertemu dengan nasabah.
f. Proses (Process) Proses
merupakan suatu upaya perusahaan dalam menjalankan dan
melaksanakan aktifitasnya untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumennya
secara cepat dan tepat. Untuk perusahaan jasa kerjasama antara marketing dan operasional sangat penting dalam elemen proses ini, dimana ini memegang peranan penting untuk kepuasan konsumen, karena pada hakekatnya konsumen ingin dilayani baik dan cepat. Proses adalah metode pengoprasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkah-langkahyang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan (Lovelock, 2007: 19). Sedangkan Lupiayoadi (2008) mengatakan bahwa, proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri atas prosedur, jadwal pekerjaan, dan halhal rutin, dimana jasa dihasilkan kepada konsumen. Menurut Lupioyadi (2008: 76), proses dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu :
Kompleksitas (complexity), berhubungan dengan langkah-langkah dan tahapan proses.
Keragaman (divergence), berhubungan dengan adanya perubahan dalam langkah-langkah atau tahapan proses.
Sehubungan dengan dua cara tersebut, terdapat empat alternatif mengubah proses yang dapat dipilih oleh pemasar, yaitu : 1. Mengurangi
keragaman,
berarti
mengurangi
produkyivitas dan kemudahan distribusi.
biaya,
peningkatan
2. Menambah
keragaman,
berarati
memperbanyak
kustomisasi
dan
fleksibilitas dalam produksi yang dapat mengakibatkan naiknya harga. 3. Mengurangi kompleksitas, berarti cenderung lebih terspesialisasi.
4. Menambah komplesitas, berarti lebih cenderung ke penetrasi pasar dengan
cara menambah jasa yang di berikan.
g. Bukti Fisik (Physical evidence) Bukti fisik merupakan suatu hal yang secara nyata ikut mempengaruhi
keputusan konsumen untuk membeli dan menggunakan produk jasa yang ditawarkan.
Unsur-unsur yang termasuk dalam physical evidence antara lain lingkungan fisik, dalam hal ini bangunan fisik, peraalatan, perlengkapan, logo, warna dan barangbarang yang disatukan dengan service yang diberikan seperti tiket, sampul, label dan sebagainya. Bukti fisik adalah petunjuk visual atau berwujud lainya yang memberi bukti atas kualitas jasa (Lovelock, 2007: 20). Sedangkan Lupiayoadi (2008) mengatakan bahwa bukti pisik (Physical evidence) merupakan lingkungan fisik tempat jasa diciptakan dan langsung berinteraksi dengan konsumen. Menurut Lupiyoadi (2008: 71), ada dua jenis bukti fisik :
Bukti penting (essential evidence): merupakan keputusan-keputusan yang dibuat oleh pemberi jasa mengenai desain dan tata letak (layout) dari gedung, ruang, dan lain-lain.
Bukti pendukung (peripheral evidence): merupakan nilai tambah yang bila berdiri sendiri tidak akan berarti apa-apa. Jadi, hanya berfungsi sebagai pelengkap saja, sekalipun demikian perananya sangat penting dalam proses produksi jasa. Contoh : tiket pesawat. Bukti fisik membantu pemasar untuk memosisikan peusahaannya dipasar dan memberikan dukungan nyata apabila yang berhubungan dengan lokasi.
2.3
Minat Beli
Konsumen memegang peran penting akan menetukan produk yang diminati, dipilih atau ditentukan oleh konsumen untuk dikonsumsi, karena konsumen sebagai
mahluk ekonomi yang memiliki hasrat untuk memenuhi setiap keinginan dan kebutuhannya, dengan banyaknya pemasar yang memberikan penawaran kepada
konsumen, sehingga berbanding lurus dengan semakin banyaknya alternatif-alternatif
pilihan bagi konsumen untuk memilih dan sampai berminat akan suatu produk. Menurut sondang P. Siagian (2002: 92), manusia sebagai pembeli produk
pasti menggunakan berbagai pertimbangan dalam membeli atau tidak membeli suatu
produk tertentu. Misalnya manfaat barang atau jasa yang dibeli, jangka waktu manfaat tersebut, pemuasan kebutuhan mana yang ingin dipuaskan, apakah yang bersifat primer, sekunder atau bahkan tersier. Untuk penjelasan minat beli konsumen, Assael (2002) mengatakan bahwa minat beli konsumen (intention to buy) adalah Intention to buy, once brends are evaluatet the consumer intends to durchase brends achiving the highhast level of expected satisfaction. Pengertian minat beli konsumen di atas mengkondisikan bahwa minat beli konsumen timbul dan terbentuk setelah konsumen melakukan evaluasi terlebih dahulu terhadap sesuatu merek dan akan melakukan pembelian terhadap merek yang dapat memberikan tingkat paling tinggi dari kepuasan yang diharapkan. Kotler (1994) mengatakan bahwa titik tolak untuk memahami prilaku pembelian konsumen adalah melaui modal stimulasi AIDA yang berusaha menggambarkan tahap-tahap suatu rangsangan tertentu yang diberikan oleh para pemsar, yaitu sebagai berikut : -
Attention, yautu Timbulnya perhatian konsumen terhadap suatu usaha
pemasaran yang diberikan oleh pemasar. -
Interest, yaitu Munculnya minat beli karena tertarik terhadap objek
yang dikenakan usaha pemasaran tersebut -
Desire, yaitu setelah merasa tertarik, timbul hasrat atau keinginan
untuk memiliki objek tersebut.
-
Action, yaitu Tindakan yang muncul setelah tiga tahapan di atas yaitu
melakukan pembelian.
Minat beli konsumen merupakan masalah yang sangat kompleks namun harus
tetap menjadi perhatian pemasar, minat konsumen untuk membeli dapat muncul sebagai akibat dari adanya stimulus (rangsangan) yang ditawarkan oleh perusahaan
masing-masing stimulus tersebut dirancang untuk menghasilkan tindakan pembelian
dari konsumen. Menurut Asseal (2002: 72) factor-faktor yang mempengaruhi minat beli
konsumen diantaranya :
a.
Lingkungan Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi minat beli konsumen dalam
pemilihan suatu produk tertentu. b.
Stimuli pemasaran. Pemasaran berupaya menstimulus konsumen sehingga dapat menarik minat
beli, diantaranya dengan iklan yang menarik. Minat beli dibentuk oleh pengaruh, sikap konsumen terhadap suatu produk dan keyakinan mereka atas kualitas, dalam hal ini pemasar harus mengerti keinginan konsumen. Minat beli konsumen yaitu sikap, minat dan tindakan yang dailakukan konsumen dalam proses pengambilan keputusan dan merencanakan pembelian terhadap sejumlah merek. Minat konsumen sangat dipengaruhi oleh kateristik produk pemilihan terhadap manfaat dari suatu produk dan harga yang ditentukan oleh pemasar. Dapat disimpulkan dengan adanya minat pada seseorang akan menunjukkan kecenderungan untuk memusatkan pada suatu objek yang menariknya pada dasarnya minat seseorang timbul karena pengaruh dari dalam dan luar dirinya yaitu lingkungan dimana individu berada. Jadi dapat dikatakan bahwa minat beli adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar pada seseorang untuk membeli
suatu produk, dimana faktor-faktor yang mempengaruhinya berasal dari dalam dan
luar dirinya yaitu dimana individu berada. 2.4
Hubungan Bauran pemasaran dengan Minat Beli
Dinamika hampir semua pasar jasa telah berubah, tingkat kompetensi yang
rendah telah mengarah kepersaingan yang ketat dan intens, dalam kondisi pasar yang
semakin kompetitif, pemasaran telah menjadi kunci pembeda antara kesuksesan dan
kegagalan perusahaan. Proses penyelarasan proses strategis dan manajerial untuk memastikan bahwa bauran pemasaran dan kebijakan-kebijakan internal layak bagi kekuatan pasar.
Persaingan sangat ketat dalam penyelenggaraan jasa, membuat masingmasing
produsen berkompetisi untuk menjadi yang terbaik dan saling mengungguli, untuk menyampaikan nilai kepada konsumen semaksimal mungkin atau lebih dari yang diberikan perusahaan pesaing. Dalam menjalankan aktivitas pemasaran perusahaan dituntut memiliki konsep pemasaran, konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa keinginan dari konsumen adalah kebenaran sosial dan ekonomi disebuah perusahaan. Dalam konsep pemasaran, perusahaan harus berorientasi pada konsumen dan menentukan strategi yang paling baik dan menyusun kegiatan pemasaran secara intergral (Tjiptono: 2005). Aktivitas bauran pemasaran merupakan bagian dari strategi yang sering digunakan sebagai strategi bersaing. Perusahaan dapat menggunakan bauran pemasaran dengan menciptakan produk atau jasa yang berkualitas sehingga memberikan jaminan pada konsumen, penetapan harga dengan kualitas produk, sesuai dengan daya beli konsumen, promosi sebagai bujukan yang menentukan prilaku konsumen dan lokasi strategis agar konsumen mudah menjangkau tempat. Terciptanya bauran pemasaran yang baik dapat membentuk beberapa mamfaat diantaranya hubungan antara perusahaan dan pelanggan menjadi harmonis, menjadikan dasar yang baik bagi pembelian, terciptanya loyalitas pelangga dan membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan bagi perusahaan (Kotler: 2002).
Dalam menghadapi persaingan perusahaan harus mampu menyusun strategi
dalam bersaing. Sarjono (2009) mengatakan bahwa, bauran pemasaran penting bagi konsep pemasaran karena merupakan bagian dari strategi yang dirancang dalam
menjalankan aktivitas pemsaran, karena semakin baik bauran pemasaran maka semakin besar minat beli.
Sedangkan Margareta (2011) mengatakan bahwa, mengupayakan strategi
bauran pemasaran (marketing mix) yang merupakan sebagai salah satu faktor dalam mempengaruhi minat beli (intense to buy). Maka dapat disimpulkan bahwa semakin baik bauran pemasaran perusahaan,
maka berbanding lurus dengan semakin meningkat minat beli konsumen untuk menggunakan suatu produk atau jasa.