BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori 1. Bank a. Pengertian Bank Dalam pembicaraan sehari-hari, bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang membutuhkannya. Disamping itu bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukar uang, memindahkan uang atau menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran seperti pembayaran listrik, telepon, air, pajak, uang kuliah dan pembayaran lainnya. Menurut Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “Badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak”. Menurut Sinangun (1993) Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sedangkan Riyanto (1993) menyatakan Bank adalah lembaga keuangan kredit yang mempunyai tugas utama memberikan kredit disamping memberikan jasa-jasa lain di bidang keuangan. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya
8
kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya (Kasmir, 2003). Dari pengertian diatas, dapat dijelaskan secara lebih luas lagi bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dalam bidang keuangan, sehingga berbicara mengenai bank tidak lepas dari masalah keuangan. b. Tugas dan Fungsi Bank Pada dasarnya tugas pokok bank menurut UU No.19 tahun 1998 adalah membantu pemerintah dalam hal mengatur, menjaga, dan memelihara stabilitas nilai rupiah, mendorong kelancaran produksi dan pembangunan serta memperluas kesempatan kerja guna peningkatan taraf hidup rakyat banyak. Sedangkan fungsi bank pada umumnya (Siamat, 2005) : 1) Menyediakan mekanisme dan alat pembayaran yang lebih efisien dalam kegiatan ekonomi. 2) Menciptakan uang. 3) Menghimpun dana dan menyalurkannya kepada masyarakat. 4) Menawarkan jasa-jasa keuangan lain.
c. Jenis-jenis Bank Adapun jenis perbankan dewasa ini dapat ditinjau dari berbagai segi antara lain (Kasmir, 2002): 1) Dilihat dari segi fungsinya Menurut Undang-Undang Pokok perbankan nomor 14 tahun 1967, jenis perbankan menurut fungsinya terdiri dari: a) Bank Umum
9
b) Bank Pembangunan c) Bank Tabungan d) Bank Pasar e) Bank Desa f) Lumbung Desa g) Bank Pegawai h) Dan bank lainnya Namun setelah keluar UU Pokok Perbankan nomor 7 tahun 1992 dan ditegaskan lagi dengan keluarnya Undang-undang RI nomor 10 tahun 1998 maka jenis perbankan terdiri dari: a) Bank Umum Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.
b) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usahanya secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. 2) Dilihat dari segi kepemilikannya Ditinjau dari segi kepemilikan maksudnya adalah siapa saja yang memiliki bank tersebut. Kepemilikan ini dilihat dari akte pendirian dan penguasaan saham yang dimiliki bank yang bersangkutan. Jenis bank dilihat dari segi kepemilikan tersebut adalah:
10
a) Bank milik pemerintah Dimana baik akte pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank ini dimiliki oleh pemerintah pula. b) Bank milik swasta nasional Bank jenis ini seluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta nasional serta akte pendiriannyapun didirikan oleh swasta, begitu pula pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. c) Bank milik koperasi Kepemilikan saham-saham bank ini dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. d) Bank milik asing Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada diluar negeri, bank milik swasta asing atau pemerintah asing. Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. e) Bank milik campuran Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara mayoritas dipegang oleh Warga Negara Indonesia. 3) Dilihat dari segi status Status bank yang dimaksud adalah: a) Bank devisa Merupakan bank yang dapat melaksanakan transaksi ke luar negeri atau yang berhubungan dengan mata uang asing secara keseluruhan. b) Bank non devisa
11
Merupakan bank yang belum mempunyai izin untuk melaksanakan transaksi sebagai bank devisa, sehingga tidak dapat melaksanakan transaksi seperti bank devisa, dimana transaksi yang dilakukan masih dalam batasbatas Negara.
4) Dilihat dari segi cara menentukan harga a) Bank yang berdasarkan prinsip konvensional, bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional yang dalam kgiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. b) Bank yang berdasarkan prinsip syariah, aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan pihak lain untuk menyimpan dana atau pembiayaan usaha atau kegiatan perbankan lainnya. 5) Dilihat dari fungsi dan tujuan usahanya a) Bank Central Bank central adalah bank yang bertindak sebagai bankers bank pimpinan penguasa moneter, mendorong dan mengarahkan semua jenis bank yang ada. b) Bank Umum Bank Umum adalah bank milik negara, swasta, maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk giro, deposito, serta tabungan dan dalam usahanya terutama memberikan kredit jangka pendek. c) Bank Tabungan
12
Bank tabungan adalah bank milik negara, swasta maupun koperasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk tabungan sedangkan usahanya terutama memperbanyak dana dengan kertas berharga.
d) Bank Pembangunan Bank Pembangunan adalah bank milik negara, swasta maupun operasi yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito dan mengeluarkan kertas berharga jangka menengah dan panjang. Sedangkan usahanya terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangun. d. Kegiatan Perbankan Dewasa ini kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia terutama kegiatan bank umum adalah sebagai berikut (Kasmir, 2003): 1) Menghimpun dana dari masyarakat (funding), yakni dalam bentuk: a) Simpanan giro (demand deposit), merupakan simpanan pada bank dimana penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau bilyet giro. b) Simpanan tabungan (saving deposit), yaitu simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan sesuai perjanjian antara bank dengan nasabah dan penarikannya dengan menggunakan slip penarikan, buku tabungan, kartu ATM, atau saran penarikan lainnya. c) Simpanan deposito (time deposit), merupakan simpanan pada bank yang penarikannya sesuai jangka waktu (jatuh tempo) dan dapat ditarik dengan bilyet deposito atau sertifikat deposito.
13
2) Menyalurkan dana kepada masyarakat (lending) dalam bentuk kredit seperti : a) Kredit investasi : kredit yang diberikan kepada para investor untuk investasi yang penggunaannya jangka panjang. b) Kredit modal kerja : kredit yang diberikan untuk membiayai kegiatan usaha dan biasanya bersifat jangka pendek guna memperlancar transaksi perdagangan. c) Kredit perdagangan : kredit yang diberikan kepada pedagang baik agen maupun pengecer. d) Kredit konsumtif : kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai untuk keperluan pribadi. e) Kredit produktif : kredit yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. 3) Memberikan jasa-jasa lainnya (services) , diantaranya : a) Menerima setoran seperti pembayaran pajak, pembayaran telepon, pembayaran air, pembayaran listrik, dan pembayaran uang kuliah.
14
b) Melayani pembayaran seperti pembayaran gaji/pensiun/ honorarioum, pembayaran deviden, pembayaran kupon, dan pembayaran bonus/hadiah. c) Didalam pasar modal, perbankan dapat memberikan atau menjadi penjamin emisi, penanggung, wali amanat, perantara perdagangan efek, pedagang efek, perusahaan pengelola dana. d) Transfer (kiriman uang), merupakan jasa kiriman uang antar bank, baik antar bank yang sama ataupun bank yang berbeda. Pengiriman uang dapat dilakukan untuk dalam kota, luar kota maupun luar negeri. e) Inkaso (collection), merupakan jasa penagihan warkat antar bank yang berasal dari luar kota berupa cek, bilyet giro atau surat berharga lainnya baik yang berasal dari warkat bank dalam negeri maupun luar negeri. f) Kliring (clearing) box, merupakan jasa penarikan warkat (cek atau bilyet giro) yang berasal dalam satu kota termasuk transfer dalam kota antar bank. g) Safe deposit box, merupakan jasa penyimpanan dokumen berupa surat-surat berharga. Safe deposit box lebih dikenal dengan sebutan safe loket. h) Bank card, merupakan jasa penerbitan kartu-kartu kredit yang dapat digunakan dalam berbagai transaksi dan penarikan uang tunai di ATM (Anjungan Tunai Mandiri) setiap hari. i) Bank notes (valas) merupakan kegiatan jual beli mata uang asing. j) Bank garansi merupakan jaminan yang diberikan kepada nasabah dalam pembiayaan proyek tertentu. k) Referensi bank merupakan surat referensi yang dikeluarkan oleh bank. l) Bank draf merupakan wesel yang diterbitkan oleh bank.
15
m) Letter of credit (L/C) merupakan jasa yang diberikan dalam rangka mendukung kegiatan atau transaksi ekspor impor. n) Cek wisata (travellers cheque) merupakan cek perjalanan yang bisa digunakan oleh para turis dan dibelanjakan di berbagai tempat wisata. o) Dan jasa lainnya. e. Sumber Dana Bank Adapun sumber dana pada suatu bank, antara lain berasal dari (Iskandar, 2013) : 1) Modal Sendiri Merupakan dana yang berasal dari pemilik bank atau para pemegang saham, baik pemegang saham sendiri maupun para pemegang saham yang ikut dalam usaha bankdi kemudian hari dan cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba bersih setelah pajak. Berdasarkan ketentuan dari Bank Indonesia, yang termasuk modal sendiri bank terdiri atas : a) Modal Inti (Primary Capital), yang termasuk dalam kriteria modal inti adalah : b) Modal disetor, adalah dana yang telah disetor secara efektif oleh para pemegang saham yang terdiri dari saham biasa dan saham preferen. c) Agio saham, adalah selisih jumlah uang yang dibayarkan oleh pemegang saham baru dibandingkan dengan nilai nominal saham. d) Cadangan tujuan, adalah cadangan yang dibentuk dari laba bersih setelah pajak yang tujuan penggunaannya telah ditetapkan. e) Cadangan umum, adalah cadangan yang dibentuk dari laba bersih setelah pajak yang dimaksudkan untuk memperkuat ekuitas.
16
f)
Laba yang ditahan, adalah saldo laba bersih yang tidak dibagikan kepada para pemegang saham.
g) Laba tahun lalu, adalah laba bersih tahun yang lalu yang belum ditetapkan penggunaannya oleh para pemegang saham. h) Saldo laba tahun berjalan, adalah laba yang diperoleh dalam periode tahun berjalan setelah diperhitungkan pajak dan masih harus dibayar. 2) Modal Pelengkap (Secondary Capital) Modal pelengkap adalah cadangan-cadangan yang dibentuk oleh bank, tetapi bukan berasal dari penyisihan laba bersih dan pinjaman yang sifatnya dapat dipersamakan dengan modal. Yang termasuk dalam komponen modal pelengkap adalah : a) Penyisihan penghapusan aset produktif, yakni cadangan yang dibentuk dari penyisihan aset produktif yang dibebankan langsung ke laba rugi tahun berjalan dan besarnya sesuai dengan klasifikasi masing-masing aset produktif yang ada. b) Cadangan revaluasi aktiva tetap, yakni cadangan yang dibentuk dari selisih penilaian kembali aset tetap dan telah mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Pajak. 3) Modal pinjaman a) Pinjaman subordinasi, adalah pinjaman-pinjaman yang harus memenuhi syarat-syarat tertentu seperti telah mendapatkan persetujuan BI, pernjanjian tertulis dengan bank yang memberi pinjaman, minimal berjangka waktu 5 tahun, dan adanya persetujuan dari BI saat akan melakukan pelunasan sebelum jatuh tempo. b) Dana dari Pinjaman
17
Merupakan pinjaman yang diterima dari bank atau pihak lain dalam rupiah maupun mata uang asing yang harus dibayar jika telah jatuh temponya. Yang termasuk dalam sumber dana ini, diantaranya : (1) Interbank call money market (call money), pinjaman dari bank lain dengan jangka waktu yang sangat pendek yaitu dari 1 hari sampai 7 hari. (2) Pinjaman antar bank, pinjaman jangka pendek atau jangka menengah yang berasal dari bank lain dengan tingkat bunga yang relatif lebih rendah. (3) Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI), adalah pinjaman yang diterima
dari
Bank
Indonesia
untuk
membiayai
usaha-usaha
masyarakat yang tergolong berprioritas tinggi seperti kredit untuk golongan ekonomi lemah (KUK). (4) Pinjaman dari luar negeri, pinjaman yang diterima dari bank-bank luar negeri dengan dikenakan suku bunga tertentu yang harus dilunasi setelah jangka waktunya berakhir. 4) Sumber Dana Lainnya Yang termasuk sumber dana ini diantaranya : a) Setoran jaminan, setoran yang berasal dari jasa-jasa bank yang diberikan atas sesuatu fasilitas yang dinikmati oleh nasabah. Yang termasuk dalam setoran jaminan antara lain : (1) Setoran Jaminan Bank Garansi (2) Setoran Fasilitas L/C (3) Setoran Surat Kredit Berdokumenter Dalam Negeri (4) Setoran Safe DepositBox
18
b) Dana pembayaran rekening titipan (payment point), fasilitas pelayanan bank untuk menerima pembayaran dari instansi tertentuseperti pembayaran telepon, listrik, gaji, dan lain-lain. c) Transfer uang, adalah jasa pengiriman uang dari bank untuk memindahkan dana atau uang sejumlah tertentu kepada yang ditunjuk sebagai penerima transfer. d) Setoran pembayaran pajak, seperti pembayaran PBB, Pajak Penghasilan (PPh). 5) Penerbitan Surat-Surat Berharga a) Surat Berharga Pasar Uang (SBPU) adalah surat-suratberharga jangka pendek yang dapat diperjual-belikan secara diskonto dengan Bank Indonesia atau dengan Lembaga Keuangan yang ditunjuk Bank Indonesia. b) Obligasi adalah surat berharga jangka panjang yang dikeluarkan oleh bank dan merupakan sumber dana karena sebagai hutang jangka panjang. c) Travellers Cheques (TC) atau cek wisata adalah warkat berharga atas nama yang diterbitkan oleh bank dalam rupiah atau valuta asing dan pencairannya dapat dilakukan kapan saja oleh orang yang memiliki dan namanya tercantum dalam TC tersebut. 6) Dana dari Deposan Dana dari deposan adalah dana yang bersal dari masyarakat luas yang jumlahnya tidak terbatas, sesuai dengan kemampuan dari bank menyerap sumber dana ini. Adapun yang termasuk sumber dana dari deposan yaitu : a) Simpanan tabungan b) Simpanan giro c) Simpanan deposito
19
d) Simpanan sertifikat deposito
2. Kinerja Perbankan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997) kinerja adalah adalah sesuatu yang harus dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (peralatan). Menurut Ikatan Akuntan Indonesia kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan. Informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan di masa lalu sering kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja di masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai seperti pembayaran deviden, upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo. Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan dimanapun, karena kinerja merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam mematuhi standart prilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, agar membuahkan tindakan dan hasil yang diharapkan. Standar perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran. Pencapaian tujuan dan kinerja bank tidak terlepas dari kinerja manajemen itu sendiri. Untuk mengevaluasi kinerja perbankan, para pemegang saham, kreditor, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya membutuhkan informasi yang berkenaan dengan proses-proses keputusan yang dilakukan oleh manajemen perbankan beserta hasilhasilnya. Oleh karena itu dibutuhkan sarana pertanggungjawaban manajemen berupa laporan keuangan.
20
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. Keadaan kinerja keuangan perbankan sangat penting untuk diketahui sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan manajemen di segala aspek. Dengan adanya kinerja yang baik maka para pihak investor dan pihak lain diluar perbankan tidak akan ragu-ragu untuk menanamkan investasinya kepada bank-bank yang bersangkutan. Kinerja keuangan merupakan suatu tampilan keuangan selama periode tertentu. Kinerja keuangan adalah penentuan secara periodik tampilan keuangan berdasarkan sasaran, standar, dan kinerja yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam mengukur kinerja keuangan digunakan analisis keuangan karena analisis keuangan melibatkan penilaian terhadap keuangan dimasa yang akan datang dan untuk menentukan kekuatan-kekuatan yang handal. Kinerja keuangan bank dapat dinilai dari kinerja untuk tahun yang lalu maupun yang sedang berjalan dengan menganalisis laporan keuangan. Kinerja keuangan perbankan adalah prestasi yang dicapai dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan suatu bank (Kasmir, 2003). Kinerja keuangan suatu bank ini merupakan ukuran keberhasilan bagi manajemen bank tersebut dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu perbankan maka dapat dilihat dari laporan keuangan yang disajikan oleh bank secara periodik. Laporan ini juga menggambarkan kinerja bank selama periode tersebut. Laporan ini sangat berguna terutama bagi pemilik, pemerintah dan masyarakat sebagai nasabah bank guna mengetahui kondisi suatu bank. Kinerja bank ini merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank dalam satu periode serta pedoman
21
hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki selama satu periode tersebut dan bagaimana cara memperbaikinya. Kinerja keuangan suatu bank dapat dinilai menggunakan laporan keuangan yang dipublikasikan oleh bank tersebut. Kinerja keuangan perbankan pada dasarnya dinilai dengan pendekatan kuantitatif yang dilakukan dengan penilaian terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aktiva produktif, manajemen, profitabilitas, dan likuiditas. Dengan menganalisis rasio-rasio tersebut akan dapat diketahui tingkat kesehatan suatu bank.
3. Profitabilitas Profitabilitas sering dipergunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal di dalam perusahaan, maka rentabilitas ekonomis sering pula dimaksudkan sebagai kemampuan perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja di dalamnya untuk menghasilkan laba (Dendawijaya, 2009). Tujuan penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan, maupun bagi pihak luar perusahaan yaitu: a. Untuk menghitung atupun mengukur laba yang diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang, c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu, d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, e. Untuk mengukur produktifitas seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri maupun modal pinjaman, f. Untuk mengukur prodiktifitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik modal sendiri, dan tujuan lainnya Sementara itu, manfaat yang diperoleh adalah untuk:
22
a. Mengetahui besarnya tingkat laba perusahaan dalam satu periode b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang c. Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu, d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri, e. Mengetahui produktifitas dari seluruh dana yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri, serta manfaat lainnya. Ukuran profitabilitas yang digunakan adalah rate of return equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on Asset (ROA) pada industri perbankan. Return on Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan, sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2002). Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai ukuran kinerja perbankan. Alasan dipilihnya Return On Asset (ROA) sebagai ukuran kinerja adalah karena ROA digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Menurut Husnan (1998) ROA merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset, semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 1998).
4. Ukuran Perusahaan (size) Pada dasarnya ukuran perusahaan terbagi dalam 3 kategori yang didasarkan pada total aset perusahaan (Machfoed, 1994 dalam Suwito dan Herawati, 2005) yaitu :
23
a. Perusahaan besar (large firm) b. Perusahaan menengah (medium firm) c. Perusahaan kecil (small firm) Menurut Setiyadi (2007) ukuran perusahaan yang biasa dipakai untuk menentukan tingkatan perusahaan adalah : a. Tenaga kerja, merupakan jumlah pegawai tetap dan honorer yang terdaftar atau bekerja di perusahaan pada suatu saat tertentu. b. Tingkat penjualan, merupakan volume penjualan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. c. Total utang, merupakan jumlah utang perusahaan pada periode tertentu. d. Total asset, merupakan keseluruhan asset yang dimiliki perusahaan pada saat tertentu. Perusahaan yang berukuran besar mempunyai berbagai kelebihan dibanding perusahaan berukuran kecil. Kelebihan tersebut yang pertama adalah ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan memperoleh dana dari pasar modal. Kedua, ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar menawar (bergaining power) dalam kontrak keuangan. Ketiga, ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat perusahaan perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba (Sawir, 2004). Perusahaan dengan ukuran besar memiliki akses lebih besar dan luas untuk mendapat sumber pendanaan dari luar, sehingga untuk memperoleh pinjaman menjadi lebih mudah, karena dikatakan bahwa perusahaan dengan ukuran besar memiliki kesempatan lebih besar untuk memenangkan persaingan atau bertahan dalam industry (Lisa dan Jogi, 2013).
24
Perusahaan besar yang sudah well-established akan lebih mudah memperoleh modal di pasar modal dibanding dengan perusahaan kecil. Kemudahan akses tersebut berarti perusahaan besar memiliki fleksibilitas yang lebih besar pula (Sartono, 2010). Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih hati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, dan pada akhirnya akan berdampak pada perusahaan tersebut untuk melaporkan kondisinya yang lebih akurat. Nasution dan Setiawan (2007) menunjukkan adanya hubungan yang negatif antara ukuran perusahaan dan manajemen laba di Inggris.
5. Capital Adequady Ratio (CAR) Pengertian Capital Adequacy Ratio menurut Dendawijaya (2009) adalah rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri bank, disamping memperoleh dana-dana dari sumbersumber diluar bank. Sedangkan menurut Kuncoro dan Suhardjono (2011) pengertian Capital Adequacy Ratio adalah adalah kecukupan modal yang menunjukan kemampuan bank dalam mempertahankan modal yang mencukupi dan kemampuan manajemen bank dalam mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengontrol risiko-risiko yang timbul yang dapat berpengaruh terhadap besarnya modal bank” CAR dalam pengukuran kinerja perbankan termasuk dalam rasio solvabilitas, yaitu analisis yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jika terjasi likuidasi bank. Beberapa rasio yang termasuk dalam rasio solvabilitas adalah Capital Adequacy Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Long Term Debt to Total Asset (Dendawijaya, 2009).
25
Menurut Kasmir (2011), aspek permodalan yang dimiliki oleh bank didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian tersebut didasarkan kepada CAR yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Menurut Dendawijaya (2009) modal merupakan faktor yang sangat penting dalam rangka pengembangan usaha dan untuk menampung risiko kerugiannya. Modal juga berfungsi untuk membiayai operasi, sebagai instrument untuk mengantisipasi rasio, dan sebagai alat untuk ekspansi usaha. Penelitian aspek permodalan suatu bank lebih dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana atau apakah modal bank tersebut telah memadai untuk menunjang kebutuhan. Artinya, permodalan yang dimiliki oleh bank yang didasarkan kepada kewajiban penyediaan modal minimum bank. Penilaian terhadap faktor permodalan meliputi penilaian terhadap komponenkomponen sebagai berikut: a. Kecukupan, Komposisi dan proyeksi (trend kedepan) permodalan bank dalam mengcover asset bermasalah. b. Kemampuan bank memelihara kebutuhan penambahan modal yang berasal dari keuntungan rencana permodalan Bank untuk mendukung permodalan usaha, akses kepada sumber permodalan dan kinerja keuangan pemegang saham untuk meningkatkan permodalan bank. CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko. Disamping itu, ketentuan BI juga mengatur cara perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko, yang terdiri atas jumlah antara ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada neraca bank dikalikan dengan bobot risikonya masingmasing dan ATMR yang dihitung berdasarkan nilai masing-masing pos aktiva pada rekening administratif bank dikalikan dengan bobot risikonya masing-masing. Jika nilai
26
CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan operasional dan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi profitabilitas. Usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan atau memperbaiki posisi Modal Minimum Bank (CAR) adalah dengan: a. Memperkecil komitmen pinjaman yang tidak dipergunakan. b. Pinjaman yang diberikan lebih dibatasi dan diseleksi sehingga resiko semakin berkurang. c. Fasilitas Bank guarantee yang hanya memperoleh hasil pendapatan berupa posisi yang relatif kecil namun dengan resiko yang sama besarnya dengan pinjaman yang ada baiknya dibatasi. d. Komitmen Letter of credit (L/C) bagi bank Devisa yang belum benar-benar memperoleh kepastian dan penaggungannya atau tidak dapat dimanfaatkan secara efisien sebaiknya juga dibatasi. e. Penyertaan yang mempunyai risiko 100% perlu ditinjau kembali apakah bermanfaat atau tidak. f. Posisi aktiva-aktiva dan inventaris diusahakan agar tidak berlebihan dan jangan hanya sekedar memenuhi kelayakan. g. Menambah dan memperbaiki posisi modal dengan cara setoran tunai, go public, dan pinjaman subordinasi jangka panjang dari pemegang saham. Perbandingan rasio CAR adalah rasio modal terhadap aktiva tertimbang menurut resiko (AMTR). Sesuai ketentuan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, maka CAR perbankan untuk tahun 2002 minimal harus 8 persen. Bagi bank yang memiliki CAR di bawah 8 persen harus segera memperoleh perhatian dan penanganan serius untuk segera diperbaiki. Penambahan CAR sampai pada titik yang ditentukan memerlukan waktu, sehingga pemerintahpun memberikan waktu sesuai dengan
27
ketentuan. Apabila sampai waktu yang telah ditentukan target CAR belum tercapai, maka bank yang bersangkutan akan dikenakan sanksi.
6. Loan to Deposit Ratio (LDR) LDR adalah rasio antara seluruh jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. LDR tersebut menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit sebagai sumber likuiditasnya. Batasan aman dari LDR antara 80%-110% (Dendawijaya, 2009). Kredit yang diberikan merupakan total kredit yang diberikan tidak termasuk kredit kepada bank lain sedangkan dana pihak ketiga adalah giro, tabungan, simpanan berjangka, sertifikat deposito (tidak termasuk antar bank). LDR menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya (Dendawijaya, 2009). Rasio ini untuk mengetahui kemapuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah menanamkan dana dengan kredikredit yang telah diberikan kepada para debiturnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi bahwa semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan (Dendawijaya, 2009). Hal ini disebabkan karena jumlah dana diperlukan untuk membiayai kredit menjadi semakin besar. Loan to Deposit Ratio (LDR) merupakan faktor penting dalam kelancaran usaha suatu perusahaan utamanya pada perusahaan perbankan. Perusahaan perbankan sangat memperhatikan masalah likuiditas karena merupakan dasar kepercayaan masyarakat terhadap kekayaan dan kelancaran serta kemampuan usaha bank, antara lain terletak pada kelancaran lalu lintas pembayaran dalam melayani masyarakat.
28
B. Penelitian Sebelumnya Damayanti (2012) melakukan penelitian tentang Analisis Pengaruh Ukuran (Size), Capital Adequacy Ratio (CAR), Pertumbuhan Deposit, Loan To Deposit Rasio (LDR), Terhadap Profitabilitas Perbankan Go Public di Indonesiatahun 2005 – 2009 (Studi Empiris Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI). Hasil penelitian menunjukkan ukuran (size) dan Capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas, sedangkan pertumbuhan deposito dan loan to deposit ratio (LDR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Astohar (2009) melakukan penelitian tentang Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas Perbankan di Indonesia (Studi pada Bank Domestik, Bank Campuran dan Bank Asing). Hasil penelitian menunjukkan ukuran (size), capital adequacy ratio (CAR), pertumbuhan deposito, loan to deposit ratio (LDR) dan listed (kepemilikan bank oleh publik) mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan, sedangkan kepemilikan saham oleh perusahaan (institusi) dan kurs Rupiah pada Dollar tidak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan.
C. Penurunan Hipotesis 1. Pengaruh ukuran perusahaan terhadap profitabilitas Firm Size (ukuran perusahaan) adalah suatu ukuran yang menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan memiliki total aktiva yang besar, hal ini menandakan perusahaan tersebut mampu dalam menyalurkan kredit yang besar pula sehingga akan menghasilkan laba yang besar pula.
29
Penelitian yang dilakukan Astohar (2009) dan Damayanti (2012) menunjukkan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan ukuran perbankan (size) terhadap profitabilitas. 2. Pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap profitabilitas Capital Adequacy Ratio (CAR) menunjukkan sejauhmana penurunan asset bank yang masih dapat ditutup oleh equity bank yang tersedia, semakin tinggi CAR maka semakin baik kondisi bank. Peningkatan modal (CAR) dapat meningkatkan keamanan nasabah yang secara tidak langsung akan meningkatkan kepercayaan nasabah terhadap bank sehingga berdampak positif terhadap peningkatan profitabilitas bank. Penelitian yang dilakukan Astohar (2009) dan Damayanti (2012) menunjukkan capital adequacy ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H2 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan capital adequacy ratio (CAR) terhadap profitabilitas. 3. Pengaruh Loan to Deposit Ratio terhadap profitabilitas Semakin tinggi nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) menunjukkan semakin rendahnya kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah akan semakin besar. Sebaliknya semakin rendah rasio Loan Deposit Ratio (LDR) menunjukkan kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit sehingga hilangnya kesempatan bank untuk memperoleh laba. Jika rasio berada pada standar yang ditetapkan bank Indonesia, maka laba akan meningkat (dengan asumsi bank tersebut menyalurkan kreditnya dengan efektif). LDR yang tinggi dalam hal ini tidak melebihi batas yang ditentukan, maka akan menaikkan profitabilitas
30
yang berasal dari pendapatan bunga kredit sehingga dapat dirumuskan hipotesis bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan Astohar (2009) menunjukkan loan to deposit ratio (LDR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas perbankan. Namun penelitian Damayanti (2012) menyimpulkan loan to deposit ratio (LDR) tidak berpengaruh terhadap profitabilitas perbankan. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : H3 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan loan to deposit ratio (LDR) terhadap profitabilitas.
D. Model Penelitian Model penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut: Ukuran perusahaan (SIZE)
+
Capital Adquacy Ratio (CAR)
+
Prifitabilitas (ROA)
+ Loan to Deposit Ratio (LDR)
Gambar 2.1. Model Penelitian
31