BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pakan Ayam Pakan merupakan bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, hewan,ataupun bahan lain yang diberikan kepada ternak. Pakan tersebut diberikan kepada ayam dalam bentuk ransum. Ransum dibuat dari beberapa bahan baku makanan dari berbagai sumber yang disusun dengan cara-cara tertentu, kandungan nutrisinya
disesuaikan
dengan
kebutuhan
ayam.
Kandungan
nutrisinya
disesuaikan dengan kebutuhan ayam. Kandungan nutrisi ayam stater misalnya, berbeda dengan kandungan nutrisi ransum ayam remaja, demikian pularansum ayam remaja berbeda dengn ransum ayam dewasa yang tengah berproduksi (Sudarmono, 2003) 2.1.1. Pengendalian Bahan Baku Pakan Ransume bagi ayam starter, remaja, dewasa, kesemuanya harus memenuhi dua persyaratan sebagai berikut: 1. Teknis Secara teknis, ransume yang harus memenuhi persyratan sebagai berikut. a. Mengandung semua nutrisi yang diperlukan ayam dalam imbangan yang serasi, lebih-lebih kandungan protein dan energinya.
Universitas Sumatera Utara
b. Sebagian besar bahan dalam rasum mudah dicerna. c. Bahan baku yang dipakai di dalam ransum tidak cacat, tidak tengik, tidak berjamur, tidak lembab, tidak begumpal, tidak berbau, dan tidak dipalsukan dengan bahan-bahan lain. 2. Ekonomis Secara ekonomis atau dari segi harga, ransume tersebut tidak terlampau mahal, sehingga peternak masih dapat menikmati keuntungan. Semua nutrisi yang terkandung di dalam ransum, dapat dipakai oleh tubuh ternak ayam untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok, perwataan tubuh, dan berproduksi. Sementara sisanya yang tidak tercerna dikeluarkan atau dilepas sebagai kotoran. Dengan demikian setelah kebtuhan hidup pokok terpenuhi barulah kelebihannya digunakan untuk keperluan produksi (Sudarmono, 2003).
2.2. Bahan Baku Pakan Bahan baku pakan ayam ras yang biasanya digunakan untuk membentuk ransume, dibedakan dalam berbagai kelompok: 1. Berdasarkan kegunaannya Menurut kegunaannya bahan baku pakan ayam dibedakan menjadi bahan pangan sebagai sumber protein, sumber energi, sumber vitamin, sumber mineral, dan pelengkap. a). Sumber protein Bahan baku pakan sumber protein minimal mengandung protein kasar sebesar 18%. Adapun bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok
Universitas Sumatera Utara
ini adalah tepung ikan. Bungkil kacang kedelai, bungkil kacang tanah, bungkil kelapa, dedak, jagung, sorgum dan lain-lain. b). Sumber energi Bahan baku pakan sumber energi ini mengandung protein kurang dari 18%,akan tetapi memberikan energi yang cukup tinggi. Bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok bahan baku ini adalah jagung kuning, dengan energi 3360kcal/kg, sorghum, 3040kcal/kg, bungkil kacang kedelai 2850kcal/kg.
c). Sumber vitamin Bahan baku pakan sumber vitamin ini, umumnya memiliki kandungan protein yang kurang, tetapi memiliki kandungan vitamin yang tinggi. Sebagai contoh ialah jagung kuning dan hijauan, karena kedua bahan pakan tersebut mengandung karoten provitamin A yang cukup tinggi. d). Sumber mineral Bahan baku sumber mineral ini, memiliki kandungan protein energi yang memang rendah, akan tetapi kadar mineralnya cukup tinggi, terutama Ca dan P. Bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok ini adalah tepung tulang, tepung kerang, dan grit e). Pelengkap Ransum ras ayam petelur pada umumnya selalu ditambahkan dengan bahan baku pelengkap yang dibuat oleh pabrik, dengan maksud untuk melengkapi unsur-unsur makanan tertentu yang terkandung di dalam ransum. Bahan baku pakan yang termaksud dalam kelompok ini adalah: feed supplement
Universitas Sumatera Utara
vitamin atau multivitamin, feed supplement mineral,dan lain sebagainya (Sudarmono, 2003)
2.3. Pemberian Pakan Jadi Umur 2-14 hari sebanyak
: 10-20 gram makanan tepung
Umur 15-45 hari sebanyak
: 20-30 gram makanan tepung
Umur 1,5-3 bulan sebanyak
: 30 gram makanan tepung + 20 gram
butiran Umur 3-4 bulan sebanyak
: 20 gram makanan tepung + 20 gram
butiran Umur 4-6 bulan sebanyak
:10 gram makanan tepung + 60 gram butiran
Umur 5-6 bulan ke atas sebanyak 100gram butiran (Sarwono,1997)
2.3.1. Bahan Makanan Sumber Protein Bahan makanan di kategorikan sebagai sumber protein karena protein dan asam amino yang dikandungnya. Bahan makanan macam ini cukup banyak digunakan dan umumnya dari kelompok kacang-kacangan dan limbahnya. Bahan makanan ini memiliki kandungan energi yang tinggi karena bahan dasar minyak kacang.kandungan protein ini sangat baik karena kelompok kacang-kacangan inilah yang mampu berkadar protein yang baik. 2.3.2. Kadar protein pakan ayam Bungkil kelapa
18-26%
Universitas Sumatera Utara
Dedak
13,50%
Jagung kuning
8-11%
Sorghum
10%
Bungkil kacang kedelai
40-50%
Bungkil kacang tanah
40-55%
Bungkil kacang kuning
37,2%
Bungkil kacang hijau
23%
Ikan kering tawar
53,3%
Tepung darah
80,1%
(Rasyaf,1997)
Protein sering dikaitkan dengan harga ransu, semakin tinggi kadar protein ransum, semakin tinggi pula harga ransum karena pemakaian tepung ikan dan bungkil kacang kedelai juga semakin tinggi. Namun, menilai manfaat ransum tidak layak hanya dari harga ransum. Meskipun harga ransum yang tinggi, jika produksi telurnya baik, akan memberikan manfaat yang tinggi. Protein, asam amino, energi, vitamin, dan mineral yang berada di dalam bahan makanan terpilih akan dijadikan ransum. Dari ransum yang dimakan itulah ayam memperoleh semua kebutuhan nutrisi atau zat-zat makananya. Bahan-bahan makanan yang biasa digunakan untuk menyusun ransum di indonesia adalah sebagai berikut: 1. Berasal dari tumbuh-tumbuhan jagung kuning, jagung putih, kedelai, rumput muda, daun turi muda, dan ubi kayu. Tidak banyak bahan makanan dari tumbuhan yang langsung digunakan. 2. Sisa proses produksi pertanian: bungkil kelapa, dedak, bekatul, bungkil kacang tanah, bungkil kacang kedelai, gaplek, bungkil inti sawit, ampas tahu
Universitas Sumatera Utara
3. Berasal dari hewan: tepung ikan, tepung darah, sisa-sisa dari rumah potong, tepung tulang, tepung katak. 4. Bahan makanan nonkonvensional: protein, peragian ubi kayu, tepung daun kacang tanah 5.
Bahan makanan asal tumbuhan
Pakan
Bahan makanan asal hewan
Dikombinasikan untuk memenuhi kebutuhan ayam
Ransum sudah sesuai dengan kebutuhan ayam
Gambar 39. Posisi bahan pakan makanan ransum (Rasyaf.M,1996) 2.4. Protein Kata protein berasal dari protos atau protein yang berarti pertama dan utama. Protein merupakan komponen utama sel hewan atau manusia. Oleh karena sel itu merupakan pembentukan tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukan dan pertumbuhan tubuh. Komposisi rata-rata unsur kimia yang terdapat dalam protein ialah sebagai berikut: karbon 50%, hidrogen 7%, oksigen 23%, nitrogen 16%, belerang 0-3%,
Universitas Sumatera Utara
dan fosfor 0-3%. Dengan berpedoman pada kadar nitrogen sebesar 16%, dapat dilakukan penentuan kadar protein dalam suatu bahan makanan, misalnya dengan cara Kjeldahl, yaitu dengan cara destruksi dengan asam pekat. Berat protein yang ditentukan ialah 6,25 kali berat unsur nitrogen (Poedjiadi,1994)
2.4.1. Manfaat Protein Protein dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan,mengganti jaringan tubuh yang rusak, dan untuk berproduksi. Telur mengandung protein yang tinggi, banyak faktor yang mempengaruhi konsumsi makanan dan kebutuhan protein pada ayam calon bibit dan ayam untuk menghasilkan telur. Selain itu, kebutuhan protein dipengaruhi pula oleh berbagai faktor lainya antara lain: jenis ayam, suhu daerah, saat pertumbuhan ayam, dan sebagainya. Sumber protein pada ayam organik adalah bungkil kedelai, bungkil kacang tanah, kacang ijo, daun lamtoro, tepung ikan tanpa garam, cacing tanah, rayap, insek yang terbang, belalang dan sebagainnya. (Sitepoe. M,2008) Nutrisi berupa protein yang dibentuk dari berbagai asam amino, sangat diperlukan dalam berberapa proses seperti : a. Pembentukan dan pembangunan jaringan tubuh b. Pembentukan berbagai enzim yang berperan dalam proses pencernaan c. Produksi Dengan demikian kebutuhan protein bagi setiap kelompok ayam berbedabeda sesuai dengan tingkatan umumnya yaitu sebagai berikut : a. Masa awal, starter
: 20%-21%
b. Masa remaja
: 16%
Universitas Sumatera Utara
c. Masa dewasa, masa berproduksi : 17%-18%
(Sudarmono,2003)
Protein berguna bagi pertumbuhan tulang, otot, dan daging. Selain itu digunakan untuk membentuk atau mengganti jaringan yang rusak,menumbuhkabn bulu, dan meningkatkan produksi telur. Protein terdiri atas asam amino penting yang berguna bagi proses perkembangan tubuh(metabolisme). Bahan pakan sumber protein antara lain: tepung ikan, tepung daging, tepung kedelai, kacang hijau, bungkil kacang tanah, dan jagung. (Darmana w,2003) 2.4.2 Tiga tahap analisa protein cara kjeldahl 1. Tahap destruksi Pada tahapan ini sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya. Elemen karbon,hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan nitrogen nya (N) akan berubah menjadi (NH4)2SO4. Asam sulfat yang dipergunakan untuk destruksi diperhitungkan adanya bahan protein lemak dan karbohidrat. Untuk mendestruksi 1 gram protein diperlukan 9 gram asam sulfat, untuk 1 gram lemak perlu 17,8 gram, sedangkan 1 gram karbohidrat perlu asam sulfat sebanyak 7,3 gram. Karena lemak memerlukan waktu destruksi dilakukan. Asam sulfat yang digunakan minimal 10 ml (18,4 gram). Sampel yang dianalisa sebanyak 0,4-3,5 gram mengandung nitrogen sebanyak 0.02-0,04 gram. Untuk cara mikro kjeldahl bahan tersebut lebih sedikit lagi yaitu b10-30mg.
2. Tahap destilasi Pada tahap destilasi, ammonium sulfat dipecah menjadi ammonia (NH3) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan agar supaya selama
Universitas Sumatera Utara
destilasi tidak terjadi superheating ataupun pemercikan cairan atau timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam Zink (Zn). Ammonia yang yang dibebaskan selanjutnya akan ditangkap oleh larutan asam standart. Asam standart yang berlebihan supaya kontak antar asam dan ammonia lebih baik maka di usahakan ujung tabung destilasi tercelup sedalam mungkin dalam asam. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka deberi indikator misalnya BCG + MR atau PP. Destilasi diakhiri bila sudah semua ammonia terdestilasi sempurna dengan ditandai destilasi tidak bereaksi basis.
3. Tahap titrasi Apabila penampung destilat digunakan asam klorida maka sisa asam klorida yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP. Selisih jumlah titrasi blanko dan sampel merupakan jumlah ekuivalen nitrogen. %N =
ππ ππππ» (ππππππβπ πππππ) πππππ‘ π πππππ (π)π₯ 1000
x N.NaOH x 14,008x100%
Apabila penampung destilasi digunakan asam borat maka banyaknya asam borat y6ang bereaksi dengan ammonia dapat diketahui dengan titrasi menggunakan asam klorida 0,1 N dengan indikator (BCG + MR). Akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah muda. Jumlah titrasi sampel dan blanko merupakan ekuivalen nitrogen.
%N =
ππ π»πΆπΏ(ππππππβπ πππππ) πππππ‘ π πππππ (π)π₯ 1000
x N.HCL x 14,008x100%
Universitas Sumatera Utara
Setelah diperoleh%N, Selanjutnya dihitung kadar proteinnya dengan mengalikan suatu faktor. Besarnya faktor perkalian N menjadi protein ini tergantung pada presentase N yang menyusun protein dalam suatu bahan. (Sudarmadji. S,1987)
Universitas Sumatera Utara