BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. PERBANKAN 1. Pengertian Bank Menurut Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Subagio,dkk (1997:44) mendefinisikan bank umum sebagai penerima dana simpanan dari masyarakat atau pihak lain, kemudian mengalokasikan dananya kembali untuk memperoleh keuntungan serta menyediakan jasajasanya dalam lalu lintas pembayaran, karena kegiatan ini adalah tugas utama perbankan. Sedangkan Kasmir (2005:8) mendefinisikan lembaga yang kegiatannya sebagai perantara menghimpun dana dari masyarakat dan atau menyalurkan kembali kepada masyarakat merupakan kegiatan pokok perbankan, serta kegiatan memberikan jasa-jasa bank lainnya merupakan fungsi pendukung kedua. Tujuan perbankan berdasarkan Undang-Undang RI Pasal 3 No. 10 tahun 1998 tentang Perbankan berbunyi “Fungsi utama Perbankan Indonesia adalah sebagai penghimpun dana dan menyalurkan dana masyarakat”.
10
11
2. Fungsi Perbankan a. Agent of Trust Fungsi ini menunjukkan bahwa aktifitas intermediasi yang dilakukan oleh dunia perbankan dilakukan berdasarkan asas kepercayaan. Bank merupakan lembaga yang berlandaskan kepercayaan baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Dalam fungsi ini harus dibangun kepercayaan yang bergerak kedua arah yaitu dari dan ke masyarakat. b. Agent of Development Fungsi ini sangat berkaitan dengan tanggung jawab bank dalam menunjang kelancaran transaksi ekonomi yang dilakukan oleh setiap
pelaku
ekonomi.
Bank
merupakan
lembaga
yang
memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi di suatu negara. Kerugian bank berupa penghimpunan dan penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor rill. c. Agent of Service Bank merupakan lembaga yang memberikan pelayanan jasa perbankan dalam bentuk transaksi keuangan kepada masyarakat seperti pengiirman uang/ transfer, kartu debit, inkaso, transaksi tunai, penagihan surat berharga/ collection,kartu kredit, wisata, e-banking dan lain-lain.
cek
12
B. PERBANKAN SYARIAH 1. Pengertian Bank Syariah Menurut Undang-Undang RI No. 21 tahun 2008 tentang Perbankan syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri dari Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Sedangkan Ascarya dan Yumanita (2005:4) mendefinisikan Bank Syariah sebagai lembaga intermediasi jasa keuangan yang operasionalnya berdasarkan etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bersifat bebas dari bunga (riba), berprinsip keadilan, bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar), bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian (maysir), dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal. Perbankan syariah menjadi alternatif bagi masyarakat umum dalam mengalokasikan dananya dan menjadi pilihan dalam pembiayaan tanpa ada unsur bunga dan dapat dinikmati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. 2. Fungsi Perbankan Syariah Dalam metode akuntansi Islam, bank syariah memiliki fungsi sebagai berikut : a. Investasi Dalam penyaluran dana baik dalam prinsip bagi hasil (mudharabah), prinsip ujroh (ijarah) maupun prinsip jual beli (murabahah,istishna) bank syariah berfungsi sebagai investor
13
sebagai pemilik dana. Karena sebagai pemilik dana, maka dalam menanamkan dana dilakukan dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan dan tidak melanggar syariah, ditanamkan pada sektorsektor produktif dan mempunyai risiko yang sangat minim. BankBank Syariah menginvestasikan dana yang ditempatkan pada dunia usaha (baik dana modal maupun dana rekening investasi) dengan menggunakan alat-alat investasinya yang konsisten dengan syariah. Contohnya antara lain, yaitu bai’ al-istishna’, ijarah, musyarakah, murabahah, bai’ as-salam,dan lain-lain. b. Manajemen Investasi Bank-Bank
Syariah
dapat
melaksanakan
fungsi
ini
berdasarkan kontrak mudharabah atau kontrak perwakilan. Menurut kontrak mudharabah, bank (dalam kepastiannya sebagai mudharib, yaitu pihak yang melaksananakn investasi dana dari pihak lain) menerima presentase keuntungan hanya dalam kasus untung. Dalam hal terjadi kerugian, sepenuhnya menjadi risiko dana (shahibul mal), sedangkan bank tidak ikut menanggungnya. c. Jasa Sosial Dalam konsep perbankan Islam mengharuskan bank Islam melaksanankan jasa sosial, bisa melalui zakat, dana qardh (pinjaman kebajikan), atau dana sosial yang sesuai dengan ajaran Islam.
14
d. Jasa Layanan Keuangan Dalam
operasionalnya
Bank
Syariah
tidak
hanya
menawarkan pendanaan dan pembiayaan saja, tetapi masih ada berbagai jasa layanan keuangan lainnya berdasarkan upah (fee based) dalam sebuah kontrak penyewaan. Contohnya L/C, garansi, transfer dan sebagainya. 3. Prinsip Dasar Perbankan Syariah Menurut Ascarya dan Yumanita (2005:4), dalam menjalankan operasionalnya, Bank Syariah mengikuti aturan-aturan dan normanorma Islam, yaitu : a. Bebas dari bunga (riba) b. Hanya membiayai kegiatan usaha yang halal c. Bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar) d. Bebas dari hal-hal yang rusak atau tidak sah (bathil) e. Bebas dari kegiatan spekulatif yang non produktif seperti perjudian ( maysir) 4. Produk Bank Syariah Dalam menjalankan usahanya bank syariah menawarkan berbagai produk-produk perbankan kepada nasabahnya. Perbedaan bank syariah dan bank konvensional yaitu dalam hal penentuan harga, baik terhadap harga jual maupun harga belinya. Produk-produk yang ditawarkan tentu sangat berbeda dengan bank konvensional, termasuk dalam memberikan jasa pelayannan kepada nasabahnya.
15
Menurut Kasmir (2008:168-176) jenis- jenis produk Bank Syariah siantaranya sebagai berikut :
a. Al Wadiah (Titipan) Al Wadiah yaitu akad penitipan barang atau uang antara pihak yang mempunyai barang atau uang dengan pihak yang diberi kepercayaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan, keamanan, serta keutuhan barang atau uang tersebut. b. Pembiayaan Dengan Bagi Hasil Pembiayaan merupakan istilah pinjaman yang digunakan pada Bank Syariah. Macam-macam pembiayaan antara lain : 1) Al Musyaakah Al Musyarakah adalah akad kerja sama antara dua pihak atau lebih untuk melakukan usaha tertentu. Masing-masing pihak memberikan dana atau amal dengan kesepakatan bahwa keuntungan atau resiko akan ditanggung bersama sesuai dengan kesepakatan. 2) Al Mudharabah Al Mudharabah adalah akad kerja sama antara dua pihak antara pihak pemilik modal (shahibul maal) dengan pengelola dana
(mudharib)
keuntungan.
untuk
Apabila
memperoleh
mengalami
pendapatan
kerugian
maka
atau akan
ditanggung pemilik modal selama kerugian bukan akibat
16
kelalaian pengelola, maka pengelola yang akan bertanggung jawab. Al Mudhar abah dalam praktiknya terbagi menjadi dua macam, yaitu : a) Mudharabah muthlaqah Mudharabah muthlaqah merupakan akad kerja sama antara pihak pertama dan pihak lain yang cakupannya lebih luas. Maksudnya tidak dibatasi oleh waktu, spesifikasi usaha dan daerah bisnis. b) Mudharabah muqayyadah Mudharabah
muqayyadah
berbeda
dengan
mudharabah muthlaqah karena dimana pihak lain dibatasi oleh waktu spesifikasi usaha dan daerah bisnis. 3) Al Bai’ Murabahah Al Bai’ Murabahah yaitu akad jual beli antara bank dengan nasabah. Maksutnya kegiatan jual beli pada harga pokok dengan tambahan keuntungan yang disepakati. 4) Al Bai’ As-Salam Al Bai’ As-Salam
yaitu akad jual beli barang pesanan
(muslam fiih) antara pembeli (muslam) dengan penjual. 5) Al Bai’ Al Istishna Al Bai’ Al Istishna yaitu akad jual beli barang antara pemesan dengan penerima pesanan (shani). c. Produk Jasa
17
Ada beberapa produk- produk jasa yang ada di Bank Syariah, antara lain : 1) Hiwalah Hiwalah adalah akad pemindahan piutang nasabah (muhil) kepada bank (muhal’alaih) dari nasabah lain. 2) Qardh Qardh adalah akad pinjaman dari bank (muqridh) kepada pihak tertentu (muqtaridh) yang wajib dikembalikan dengan jumlah yang sama sesuai pinjaman. 3) Rahn Rahn adalah akad penyerahan barang harta (mahrun) dan nasabah (rahin) kepada bank (murtahin) sebagai jaminan sebagian atau seluruh utang. 4) Kafalah Kafalah adalah akad pemberian jaminan (makful alaih) yang diberikan satu pihak kepada pihak lain. Sebagai pemberi jaminan (kafiil) bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu utang yang menjadi hak penerima jamiann (makful). C. PEMASARAN 1. Pengertian Pemasaran Menurut Kotler dan Amstrong (2008:6) mendefinisikan pemasaran adalah suatu proses membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan dan menciptakan nilai bagi pelanggan dengan tujuan untuk
18
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Sedangkan Cravens (1996:5) berpendapat bahwa suatu kegiatan menjaga
dan
menumbuhkan pelanggan yang ada dengan memberikan kepuasan serta menarik pelanggan baru dengan menjanjikan keunggulan nilai, pengertian ini disebut pemasaran. Dari pengertian diatas yang telah dijelaskan dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan hal yang cukup penting bagi perbankan karena sangat berpengaruah terhadap volume penjualan produk atau jasa yang ditawarkan oleh bank. 2. Tujuan Pemasaran Kegiatan pemasaran dalam
suatu perusahaan memiliki tujuan
dalam setiap usahanya. Secara umum tujuan pemasaran bank menurut Kasmir (2005:66), antara lain : a. Memaksimumkan kepuasan pelanggan melalui berbagai pelayanan yang diinginkan nasabah. Nasabah yang merasa puas akan menjadi ujung tombak pemasaran selanjutnya, karena pemasaran ini akan disebarkan kepada nasabah lainnya. b. Memaksimumkan konsumsi atau dengan kata lain memudahkan dan merangsang konsumsi, sehingga menarik nasabah untuk membeli produk yang ditawarkan bank secara berulang-ulang. c. Memaksimumkan mutu hidup dengan memberikan berbagai kemudahan kepada nasabah dan menciptakan iklim yanag efisien.
19
d. Memaksimumkan pilihan (ragam produk) dalam arti bank menyediakan berbagai jenis produk bank sehingga nasabah memiliki beragam pilihan pula. 3. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Menurut Kotler dan Amstrong (2008:62) mendefinisikan Bauran Pemasaran (Marketing Mix) adalah kumpulan alat pemasaran taktis yang terkendali yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkannya di pasar sasaran. Bauran pemasaran terdiri dari semua hal yang dapat dilakukan perusahaan untuk mempengaruhi permintaan produknya. Kegiatan ini dilakukan secara bersamaan diantara variabel-variabel yang ada dalam marketing mix yang disebut “Eampat P (4P)” yaitu product (produk), price (harga), place (Tempat), dan promotion (promosi). Penjelasannya sebagai berikut : a. Product (Produk) Pengertian produk menurut Kasmir (2005:136) adalah sesuatu yang memberikan manfaat baik dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari atau sesuatu yang ingin dimiliki oleh konsumen. Produk yang inginkan konsumen adalah produk yang berkualitas tinggi, artinya produk yang ditawarkan oleh bank kepada calon nasabah harus memiliki nilai yang lebih unggul dibandingkan dengan produk dari bank pesaing. Oleh karena itu, dalam hal ini bank harus dapat mempertahankan kualitas produknya serta memperkuat bentuk produk tersebut seperti desain, fitur, maupun hadiah dari
20
produk tersebut untuk mempertahankan dan meningkatkan kepuasan nasabah.
b. Price (Harga) Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga (price) adalah Jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa. Dapat diartikan bahwa harga merupakan jumlah semua nilai yang diberikan oleh calon nasabah untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa bank. Harga telah mempengaruhi pilihan para pembeli karena harga sudah menjadi salah satu elemen yang paling penting dalam menentukan pangsa pasar dan keuntungan suatu perbankan. c. Place (Tempat) Kasmir (2005:163) mendefinisikan lokasi bank adalah tempat dimana diperjual belikannya produk perbankan dan pusat pengendalian perbankan. Penentuan lokasi bank harus strategis agar nasabah mudah untuk melakukan transaksi. Maka penentuan lokasi cabang sangat mempengaruhi pada operasionalnya. d. Promotion (Promosi) Menurut Kotler dan Amstrong (2008:63), promosi merupakan aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan membujuk pelanggan belinya. Bank mempunyai tujuan saat mempromosikan produknya yaitu untuk menginformasikan segala jenis produk yang
21
ditawarkan dan berusaha untuk menarik calon nasabah yang baru. Ada empat macam saran promosi yang dapat digunakan oleh setiap bank dalam mempromosikan baik produk atau jasanya, antara lain : 1) Periklanan (Advertising) Iklan adalah suatu sarana promosi yang dapat digunakan oleh
bank
untuk
menginformasikan,
menarik
dan
mempengaruhi calon nasabahnya. Penggunaan promosi dengan iklan dapat dilakukan dengan berbagai media seperti : a) Pencetakan brosur baik disebarkan disetiap cabang atau pusat-pusat perbelanjaan. b) Pemasangan spanduk dilokasi tertentu yang strategis. c) Periklanan melalui media koran, televisi, radio, dan majalah. d) Pemasangan billboard dijalan-jalan yang strategis. 2) Promosi Penjualan (Sales Promotion) Tujuan promosi penjualan adalah untuk meningkatkan penjualan atau untuk meningkatkan jumlah nasabah. Promosi penjualan dilakukan dengan tujuan untuk menarik nasabah untuk segera membeli setiap produk-produk atau jasa-jasa yang ditawarkan bank. Untuk menarik agar nasabah tertarik dengan produk-produk bank maka perlu dibuat promosi penjualan yang semenarik mungkin yaitu dengan melakukan :
22
a) Pemberian cinderamata, hadiah serta kenang-kenangan lainnya kepada nasabah yang loyal. b) Pemberian bunga khusus untuk jumlah dana yang relatif besar. 3) Publisitas (Publicity) Publisitas merupakan kegiatan promosi untuk memancing nasabah melalui kegiatan seperti pameran, kuis, bakti social, cerdas cermat, sponsorship serta kegiatan lainnya. Kegiatan publisitas ini dapat meningkatkan terkenalnya Bank dimata nasabahnya baik secara langsung atau pun secara tidak langsung. Maka dari itu kegiatan publisitas ini banyak-banyak ditingkatkan. 4) Penjualan Pribadi (Personal Selling) Penjualan pribadi atau personal selling di dalam dunia perbankan secara umum dilakukan oleh seluruh pegawai bank. D. ANALISIS SWOT 1. PengertianAnalisis SWOT Rangkuti (2015: 18) mendefinisikan Analisis SWOT adalah identifikasi faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis dari berbagai faktor didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan
(Opportunities)
tetapi
kekuatan secara
(Strengths)
bersamaan
kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats).
dapat
dan
peluang
meminimalkan
23
Analisis
SWOT
merupakan
salah
satu
metode
untuk
menggambarkan kondisi dan mengevaluasi suatu masalah, proyek atau konsep bisnis yang berdasarkan faktor internal (dalam) dan faktor eksternal (luar) yaitu strengths, weakness, opportunities, dan threats. Metode ini paling sering digunakan dalam metode evaluasi bisnis untuk mencari strategi yang akan dilakukan. Analisis SWOT menggambarkan situasi yang terjadi bukan sebagai pemecah masalah. Teknik analisis SWOT menurut Kotler (2008:88) yang digunakan adalah sebgai berikut : a. Analisis Internal 1) Analisis Kekuatan (Strengths) Yaitu suatu perusahaan,
keahlian dan kelebihan yang dimiliki oleh
kekuatan yang dianalisis merupakan faktor
kekuatan dari suatu organisasi atau perusahaan pada saat ini. 2) Analisis Kelemahan (Weakness) Yaitu merupakan kondisi keadaan perusahaan dalam menghadapi pesaing mempunyai keterbatasan dan kekuranagn serta kemampuan menguasai pasar, sumber daya serta keahlian. b. Analisis Eksternal 1) Analisis Peluang (Opportunities) Yaitu kondisi peluang berkembang di masa datang yang terjadi. Kondisi yang terjadi merupakan karena peluang dari luar organisasi.
24
2) Analisis Ancaman (Threats) Yaitu cara menganalisis tantangan atau ancaman dari luar yang harus dihadapi oleh suatu perusahaan atau organisasi terhadap faktor-faktor lingkungan yang tidak menguntungkan dalam suatu bisnis. Sedangkan menurut Rangkuti
(2015:20-21), analisis
SWOT
digunakan untuk membandingkan faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal terdiri dari peluang dan ancaman, sedangkan faktor internal terdiri dari kekuatan dan kelemahan. Dapat dilihar diagram dibawah ini :
BERBAGAI PELUANG 3. Mendukung strategi turnaround
1. Mendukung strategi agresif
KELEMAHAN INTERNAL
KEKUATAN INTERNAL
4. Mendukung strategi defensif
2. Mendukung strategi diverifikasi
BERBAGAI ANCAMAN
Gambar 2.1 : Diagram SWOT Sumber : Rangkuti 2015
25
Kuadran I :
Ini merupakan situasi yang menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif.
Kuadran II :
Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi(produk/pasar).
Kuadran III :
Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut pasar yang lebih baik (turn around).
Kuadran IV :
Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Fokus strategi yaitu melakukan tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar (defensive).
26
Dalam analisis SWOT, dilakukan perbandingan antara faktorfaktor strategis internal maupun eksternal untuk memperoleh strategi terhadap masing-masing faktor tersebut, kemudian dilakukan skoring. Berdasarkan
hasil
yang diperoleh
kemudian
ditentukan
fokus
rekomendasi strategi.
2. Matrik SWOT Alat yang digunakan dalam menyusun faktor-faktor strategis perusahaan adalah Matriks SWOT. Matriks ini menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman ekternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan internal yang dimiliki. Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis, seperti pada gambar 2.2. berikut : STRENGTH (S) (Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal)
WEAKNESSES (W) (Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal)
OPPORTUNITIES (O) (Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal)
Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang
Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang
THREATS (T) (Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal)
Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman
Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman
Faktor Internal Faktor Eksternal
Gambar 2.2 Diagram Matrik SWOT Sumber : Rangkuti, 2015
27
Berdasarkan Matriks SWOT diatas maka didapatkan 4 langkah strategi yaitu sebagai berikut :
a.
Strategi SO Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. Strategi SO menggunakan kekuatan
internal
perusahaan
untuk
memanfaatkan
peluang
eksternal. b. Strategi ST Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ST menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk menghindari atau mengurangi dampak ancaman eksternal. c. Strategi WO Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Strategi WO bertujuan
untuk
memperbaiki
kelemahan
internal
dengan
memanfaatkan peluang eksternal. d. Strategi WT Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan serta menghindari ancaman. Strategi WT bertujuan untuk mengurangi kelemahan internal dengan menghindari ancaman eksternal.
28
Matrik SWOT merupakan alat pencocokan yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi: Strategi SO (Strengths-Opportunities),
Strategi
WO
(Weaknesses-Opportunities),
Strategi ST (Strengths-Threats), dan Strategi WT (Weaknesses-Threats).
Terdapat 8 langkah dalam menyusun matrik SWOT, yaitu:
a. Tuliskan kekuatan internal perusahaan yang menentukan. b. Tuliskan kelemahan internal perusahaan yang menentukan. c. Tuliskan peluang eksternal perusahaan yang menentukan. d. Tuliskan ancaman eksternal perusahaan yang menentukan. e. Mencocokan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi SO dalam sel yang tepat. f. Mencocokan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat resultan strategi WO dalam sel yang tepat. g. Mencocokan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi ST dalam sel yang tepat. h. Mencocokan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat resultan strategi WT dalam sel yang tepat. 3. Tujuan Dan Manfaat Analisis SWOT a. Tujuan analisis SWOT Tujuan
menggunakan analisis SWOT untuk memberikan
gambaran hasil analisis keunggulan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan secara menyeluruh yang digunakan sebagai
29
dasar atau landasan penyusunan objective dan strategi perusahaan dalam corporate planning. Metode ini menolong para perencana di suatu perusahaan apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Rangkuti (2011:44) mendefinikasikan tujuan analisis SWOT yaitu pernyataan tentang apa yang akan diwujudkan sebagai penjabaran visi dan misi organisasi. Tujuan strategis menunjukan bagaimana tindakan-tindakan yang harus dilakukan untuk melaksanakan strategis. Karena tujuan strategis merupakan gambaran kegiatan yang harus dilakukan suatu organisasi untuk mencapai hasil yang diinginkan. Tujuan strategis harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, berorientasi pada hasil, serta memiliki batas waktu pencapaian. b. Manfaat Analisis SWOT Manfaat dari analisis SWOT yaitu : 1) Memberikan tantangan untuk ide-ide yang baru bagi pihak manajemen perusahaan. Karena didalam elemen-elemen yang ada pada analisis SWOT mempunyai permasalahan seperti kelemahan dan ancaman di imbagi dengan kekuatan yang ada serta ancaman dari pihak luar akan mendorong bagian dari manajemen perusahaan untuk menemukan berbagai ide-ide baru yang lebih bagus dengan keunikannya dan akan lebih efektif menjadi solusi atas berbgai permasalahan yang ada.
30
2) Sebagai panduan untuk perusahan dalam menyusun berbagai kebijakan strategis terkait dengan rencana dan pelaksanaan dimasa yang akan datang. Dengan analisa ini, maka diharapkan perusahaan akan mampu memilih kebijakan dan rencana yang terbaik untuk perkembangan bisnis dimasa yang akan datang. 3) Memberikan informasi mengenai kondisi produk, dengan melalui informasi yang ada tersebut dapat menjadi pemicu perusahaaan atau perencana untuk melakukan berbagai solusi atas berbagai masalah yang ditemukan. 4) Dengan analisa SWOT dapat menjadi bahan evaluasi kebijakan strategis dan sistem perencanaan dalam sebuah perusahaan. Analisa SWOT akan membantu perusahaan dalam memikirkan berbagai upaya evaluasi kebijakan yang dirasa merugikan dan mana yang akan menguntungkan perusahaan. Selanjutnya menetapkan berbagai rencana terbaru sebagai solusi dari berbagai masalah yang ditemukan melalui evaluasi analisa SWOT tersebut.