Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Umum Museum 2.1.1 Pengertian Museum Museum adalah lembaga yang diperuntukkan bagi masyarakat umum. Museum berfungsi mengumpulkan, merawat, dan menyajikan serta melestarikan warisan budaya masyarakat untuk tujuan studi, penelitian dan kesenangan atau hiburan (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009). Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 1995, museum adalah lembaga, tempat penyimpanan, perawatan, pengamanan dan pemanfaatan bendabenda bukti materiil hasil budaya manusia serta alam dan lingkungannya guna menunjang upaya perlindungan dan pelestarian kekayaan budaya bangsa. Sedangkan menurut Intenasional Council of Museum (ICOM) : dalam Pedoman Museum Indoneisa 2008, Museum adalah sebuah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, memperoleh, merawat, menghubungkan dan memamerkan artefak-artefak perihal jati diri manusia dan lingkungannya untuk tujuan studi, pendidikan dan rekreasi. Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa, museum merupakan suatu tempat untuk memamerkan, menyimpan, merawat dan melindungi, serta mewadahi benda-benda bernilai sejarah manusia dan alam dengan tujuan sebagai sarana pendidikan serta pelestarian kebudayaan.
2.1.2 Fungsi Museum Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1995 : dalam Pedoman Museum
Indoneisa,2008.
museum
memiliki
tugas
menyimpan,
merawat,
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 10
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
mengamankan dan memanfaatkan koleksi museum berupa benda cagar budaya. Dengan demikian museum memiliki dua fungsi besar yaitu : A. Sebagai tempat pelestarian, museum harus melaksanakan
kegiatan
sebagai berikut :
Penyimpanan, yang meliputi pengumpulan benda untuk menjadi koleksi, pencatatan koleksi, sistem penomoran dan penataan koleksi.
Perawatan, yang meliputi kegiatan mencegah dan menanggulangi kerusakan koleksi.
Pengamanan, yang meliputi kegiatan perlindungan untuk menjaga koleksi dari gangguan atau kerusakan oleh faktor alam dan ulah manusia.
B. Sebagai sumber informasi, museum melaksanakan kegiatan pemanfaatan melalui penelitian dan penyajian.
Penelitian dilakukan untuk mengembangkan kebudayaan nasional, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Penyajian harus tetap memperhatikan aspek pelestarian dan pengamanannya.
2.1.3 Jenis-Jenis Museum Museum yang terdapat di Indonesia dapat dibedakan melaui beberapa jenis klasifikasi (Ayo Kita Mengenal Museum ; 2009), yakni sebagai berikut : A. Jenis museum berdasarkan koleksi yang dimiliki, yaitu terdapat dua jenis : 1. Museum Umum 2. Museum Khusus B. Jenis museum berdasarkan kedudukannya, terdapat tiga jenis : 1. Museum Nasional 2. Museum Propinsi 3. Museum Lokal
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 11
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
2.1.4 Persyaratan Museum Menurut J. De Chiara dan J.H. Callendar dalam Time Saver Standards for Building Types (1983), persyaratan untuk sebuah museum harus mempertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut : 1. Pemilihan Tapak Lokasi tapak tidak harus berada di pusat kota dengan pertimbangan sudah tersedianya jaringan dan fasilitas transportasi untuk mencapai suatu lokasi ke lokasi lainnya. 2. Ruang Servis Pertimbangan jumlah luasan ruang yang diperlukan untuk kegiatan servis dan kegiatan penunjang lainnya. Penentuan kebutuhan ruang ini berkaitan dengan tujuan dan fungsi museum, sehingga kegiatan-kegiatan yang ada di dalamnya dapat berlangsung dengan baik. 3. Perencanaan Ruang Luar Sebuah museum yang dibangun di lingkungan yang padat, seperti daerah pusat kota maupun luar kota, penataan ruangnya harus menciptakan suasana yang terlingkupi. 4. Penerangan Alami Penerangan alami dari cahaya matahari memiliki aspek ekonomis yang tinggi, namun juga memiliki efek yang buruk. Karena itu, keberadaan penerangan alami harus ditata sedemikian rupa agar tidak ada lubang cahaya yang mengganggu. 5. Bentuk Ruang Dalam mendesain sebuah museum perlu penataan ruang yang baik dan fleksibel. Hal tersebut disebabkan karena fungsi galeri yang temporer dan berubah tema dan isinya. 6. Pembagian Ruang Pembagian ruang dalam museum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan materi pameran, tentunya berkaitan erat dengan sistem penyinaran dan pemanfaatan penerangan alami. 7. Pintu Masuk
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 12
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Di lokasi, pengunjung sudah diarahkan dan diberi pilihan-pilihan untuk menjelajahi ruang-ruang pamer yang ada. Penempatan pintu ini juga memudahkan pengawasan dan pelayanan terhadap pengunjung.
8. Ruang Pamer Museum dengan dimensi dan bentuk ruang yang sama akan menciptakan kesan monoton. Dengan membuat variasi antara ketinggian plafon dan lebar rung, didukung dengan perbedaan warna dan bahan dari dinding dan lantai akan membuat perhatian spontan dari pengunjung. Kesan monoton terjadi bila banyak ruang yang memiliki dimensi dan bentuk yang sama disusun dalam satu garis. 2.1.4 KEGIATAN DALAM MUSEUM Secara garis besar kegiatan yang ada di museum adalah sebagai berikut : Pengumpulan koleksi, kegiatan ini antara lain operasi lapangan, pemotretan lapangan, pembuatan film dokumenter dan lain-lain. Penyimpanan dan pengelolaan koleksi, kegiatan ini antara lain penampungan, penyimpanan, penelitian dan penggandaan (reproduksi) (Sutaarga, 1989). a. Preservasi Meliputi kegiatan reproduksi, penyimpanan dan regestrasi.
Reproduksi, sebagai cadangan koleksi untuk menyelamatkan koleksi aslinya.
Penyimpanan, untuk penyelamatan koleksi asli dari faktor yang merugikan
Registrasi, merupakan pemberian dan penyusunan keterangan.
b. Observasi Merupakan suatu penyelidikan benda-benda calon koleksi untuk disesuaikan dengan persyaratan kolaksi.
Penelitian baik luar maupun dalam (laboratorium)
Perawatan dan perbaikan untuk melestarikan benda koleksi
c. Apsresiasi
Pendidikan, menunjang fungsi museum sebagai sarana pendidikan bagi masyarakat yang bersifat non normal.
Rekreatif, museum sebagai objek rekreasi yang menyajikan hiburan edukatif.
d. Komunikasi
Pameran, ruang pamer merupakan sarana komunikasi antara masyarakat (pengunjung) dengan materi koleksi, yang dibantu dengan guide. Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 13
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Pertemuan, antara perngelola dengan masyarakat sebagai penunjang kegiatan
2.2
Administrasi
Konsep desain museum
2.2.1 Modern Arsitektur 2.2.2 Sikulasi dalam Museum 1.
Penataan Display berfungsi sebagai tempat perletakan objek dalam daerah pandang pengamat,
pelindung benda pamer, tempat perletakan cahaya buatan dan pembatas ruang display dapat berupa : Dinding, panel, penyangga, almari.
Gambar 1 Standard Jarak dan sudut pandang display (Neufert. Data Arsitek. Jilid 2. 250).
2.
Sirkulasi dan pembagian ruang Sirkulasi yang baik adalah sirkulasi yang dapat dicapai keseluruh bagian ruang
pamer dan dapat "dibaca" oleh pengunjung dengan jelas sirkulasinya. pintu-pintu pada ruang pamer harusnya memang memperhatikan "exit attraction".
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 14
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Gambar 2 Standard Jarak dan sudut pandang display (Neufert. Data Arsitek. Jilid 2. 250).
3. Pencahayaan terdapat 2 macm pencahayaan, yaitu pencahaan alami (matahari) dan pencahayaan buatan (lampu). Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 15
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Aspek pencahayaan: - warna cahaya - iluminasi dan tingkat penerangan - posisi dan arah pencahayaan (tidak menyilaukan pengunjung), posisi pencahayaan tergantung objek yang diberi penerangan up light:memberikan efek megah, posisi lampu dihadapkan ke atas down Light, pencahayaan merata dengan diarakan kebawah back light memberikan efek bentuk benda terlihat jelas, memberikan aksentuasi pada benda. Side Light memberikan efek penekanan pada elemen-elemen benda pada aksen tertentu. Front light memberikan efek natural, pencahayaan dari depan benda - sudut pencahayaan hendaknya memperhatikan benda, agar tidak mengurangi estetis dari benda.
Gambar 3 Standard Jarak dan sudut pandang display (Neufert. Data Arsitek. Jilid 2. 250).
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 16
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
2.2.3 Lighting dalam Museum
Gambar 4 Pencahayaan Boot Pameran
Gambar 5 Pencahayaan interior Ruang Pamer
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 17
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Gambar 6 Pencahayaan langsung direct lamp
2.3
Studi kasus
2.3.1. Museum Ulen Sentalu Yogyakarta Inilah Ullen Sentalu, museum terbaik di Indonesia berdasarkan pilihan situs terkemuka Trip Advisor.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 18
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Gambar 7 Museum Ulen sentalu ( sumber Goodnew)
Gunung Merapi tak hanya menyimpan lava dan pemandangan alam yang indah. Di lerengnya, terdapat sebuah museum mungil yang cantik. Beralamatkan di Jalan Boyong, Kaliurang, Museum Ullen Sentalu siap menyambut pengunjung yang memiliki ketertarikan pada budaya Jawa. Ullen Sentalu adalah museum yang memiliki berbagai koleksi peninggalan Kerajaan Mataram. Di sini Anda bisa melihat lukisan, alat music tradisional, kumpulan foto, arsip surat, kain-kain batik, dan sebagainya. Semuanya disimpan dengan hati-hati dalam sejumlah ruang yang ditata dengan apik. Hawa di museum ini cukup sejuk karena lokasinya yang berada pada lereng Gunung Merapi. Bangunan ini pun menarik karena dibangun mengikuti kontur tanah yang tidak rata. Pepohonan yang rimbun juga menambah asri museum ini sehingga menimbulkan suasana nyaman nan menenangkan. Setiap pengunjung museum dapat melihat seluruh koleksi dengan ditemani oleh pemandu yang sudah berpengalaman. Mereka akan mengajak pengunjung berkeliling dalam kelompok kecil yang dibatasi jumlahnya agar Anda bisa menikmati setiap sisi museum sampai puas. Usai menikmati koleksi museum yang menawan, pengunjung yang lapar bisa mengunjungi restoran Beukenhof. Di sini Anda dapat menikmati sajian makanan
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 19
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Eropa dalam rumah makan beraksitektur menarik. Itulah sekilas tentang Ullen sentalu, museum terbaik di Indonesia. Jika Anda penasaran dengan isinya, datangi sendiri dan buktikan keindahannya. (sumber : Lila Nathania/Sumber: Intisari-online.com)
Table 1 Buble diagram Museum Ullen sentalu (dokumentasi pribadi)
Yoshio Taniguchi, arsitektur MoMA (Museum of Modern Art) membuktikan bahwa arsitektur sebagai karya seni tertinggi tidak tampil sebagai rancangan sendiri yang terpisah, tapi menyatu
dengan koleksi museum yang berada didalamnya dalam
sebuah habitat. Itulah yang dilakukan museum Ullen Sentalu yang dirancang mulai dari ruang tata pamer, struktur ruangan dan lay out bermacam bangunan, bukan untuk tampil sendiri-sendiri tidak terintegrasi tapi menyatu dengan koleksi didalamnya sehingga dapat mengingatkan kembali (mnemonic) memori kolektif sebuah peradaban yang sudah berlangsung ribuan tahun. Mataram Kuno yang diwakili dengan bermacam bangunan candi terbuat dari batu andesit yang tersebar di ‘bhumi mataram’ Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 20
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
ditampilkan dalam tata ruang pameran tetap: Guwo Selo Giri (Gua Batu Gunung) yang terletak tiga meter dibawah permukaan tanah menyerupai gua masa silam atau bunker bangunan modern dengan struktur seluruhnya mirip bangunan candi, yaitu terdiri dari batu andesit yang dibiarkan terbelah tanpa polesan.
Unsur arsitektur vernacular yang menyatu dengan alam sekitarnya muncul secara penuh dengan penggunaan batu andesit yang ditambang dari area sekitar lokasi museum, kemudian dibangun dengan tehnologi lokal dan dikerjakan oleh pekerja dari desa Kaliurang yang ahli dalam membelah batu dan menyusunnya menjadi bangunan. Kesan menyatu dengan alam disekitarnya dan kenangan (mnemonic) akan kebesaran mahakarya arsitektur Hindu-Budha milik dinasti Mataram Kuno dikembangkan lebih jauh menjadi bangunan yang akan mengingatkan siapapun yang pernah berkunjung ke permandian Tamansari akan lorong Sumur Gumuling menuju masjid bawah tanah di Taman Sari yang dibangun oleh dinasti Mataram Kini. Keluar dari lorong Guwo Selo Giri terhampar tangga ‘stairway to heaven’ menuju Taman Kaswargan (Heavenly Hills) dengan struktur punden berundak yang akan mengingatkan kebudayaan megalitikum yang pernah ada ratusan ribu tahun silam atau mengingatkan tangga Hastonorenggo di bukit Imogiri, menuju ke persemayaman raja-raja Mataram Kini.
Sementara itu Kampung Kambang yang terletak diatas air (mengambang) dibangun menyerupai kampung rumah orang Kalang yang tinggal di ibukota kuno Mataram Kini atau Mataram Islam periode Pertama (Mataram Islam periode Kedua adalah kurun waktu setelah perjanjian Giyanti) di Kotagede dengan jalanan sempit menyerupai gang dan dibuat berkelak-kelok menyerupai struktur labirin Minoan. Pengunjung yang tidak ditemani oleh educator tour akan mudah tersesat, karena sesuai namanya labirin yang berfungsi untuk menyesatkan orang tapi dalam rancangan museum dimaksudkan untuk menumbuhkan rasa keingin-tahuan (curiousity) yang ditumbuh-kembangkan, setelah curiousity rangkaian tour pertama atas Guwo Selo Giri dibawah permukaan tanah. Konon menurut legenda yang masih hidup hingga saat ini, labirin adalah ruang bawah tanah istana Minoan yang didalamnya dipelihara monster Minotaur berujud kepala banteng dengan tubuh manusia. Setiap tahunnya, monster itu menuntut korban
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 21
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
7 gadis dan 7 perjaka dari Yunani, sebelum akhirnya ditumpas oleh pangeran Theseus putra raja Aegean dari Yunani. Bentuk labirin di Kampung Kambang, selain membuat pengunjung curious, dimaksudkan untuk mengingatkan (mnemonic) akan kampung warga Kalang di Kotagede. Dimana diantara jalanan di kampung sempit itu terdapat rumah saudagar yang menyimpan bermacam benda berharga mirip koleksi dalam sebuah museum.
Guwo Selo Giri (Gua Batu Gunung) adalah ruang pamer untuk koleksi tetap (Exhibition Hall for Permanent Collection) yang terdiri dari lobby dan hall utama. Pada bagian lobby terdapat beragam foto lukisan cat minyak dari berbagai ukuran dengan tema Tari dan Musik Tradisional Jawa. Tata pamer (lay out display) dengan menempatkan semua lukisan pada dinding dimaksudkan untuk memberi jarak pandang dan ruang gerak (prosemic) bagi pengunjung yang ingin melihatmya secara perspektif dan bukan close up. Di ruangan juga terdapat seperangkat alat musik gamelan yang merupakan simbol kebesaran (masterpiece) kebudayaan Jawa, khususnya dari Kraton. Karena setiap raja Jawa yang bertahta memiliki mandat agung untuk menciptakan koreografi, setidaknya satu jenis tarian, sebagai simbol hanggabeni ikut melestarikan warisan budaya leluhur. Sedangkan di sudut ruangan yang merupakan centerpoint dimana setiap pengunjung setelah melewati pintu masuk akan langsung melihatnya, ditempatkan lukisan berjudul Tari Topeng. Seperangkat musik Gamelan yang sebagian besar tersebut juga membuktikan kebesaran kebudayaan Jawa karena jenis musik perkusi (diketuk/ dipukul) adalah jenis musik paling kuno milik hampir seluruh peradaban umat manusia dimuka bumi dan sementara bangsa lain masih berbentuk sederhana, pada Kebudayaan Jawa telah berkembang sangat lengkap dan rinci. Pada bagian hall utama terdapat deretan foto dokumenter dan lukisan milik Kraton dan Pura milik dinasti Mataram Kini yang terdiri dari foto dan lukisan para raja, ratu dan putri bangsawan dari Kraton Surakarta Hadiningrat dan Pura Mangkunegara dari Solo dan Kration Ngayogyakarta Hadiningrat dan Pura Paku Alam dari Jogja. Pada ujung Guwo Selo Giri terhampar tangga menuju Kampung Kambang dan Taman Kaswargan. (sumber : website ullen sentalu, 2015)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 22
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
2.3.2. Museum Batik Yogyakarta Museum Batik Yogyakarta adalah museum non pemerintah yang berdiri atas inisiatif Hadi Nugroho dan istrinya, Dewi Sukaningsih, didukung oleh para sahabat dan keluarga besar mereka. Hadi Nugroho gelisah melihat perubahan batik, pada tahun 1960an, terutama setelah gempuran teknik printing dalam industri tekstil yang memangkas banyak kaidah dalam seni membatik. Setelah diresmikan oleh Dinas P dan K pada tahun 1979, Museum Batik Yogyakarta resmi mendapatkan nomer induk museum, 09/I.13.XVI/II.2/77/01 pada tahun 2001. Akte Museum Batik Yogyakarta tercatat nomer 22 yang dikeluarkan pada tahun 1977 dan diperbaharui pada tahun 2014. Museum Batik Yogyakarta, sejak diberdirikannya, mempunyai visi dan misi untuk melestarikan teknik dan pengetahuan tentang batik, serta mendokumentasikan motif-motif batik yang ada. Museum Batik Yogyakarta dibuka untuk umum sebagai pengabdian masyarakat dan sebagai tempat informasi dan konsultasi mengenai batik. Museum Batik Yogyakarta terbuka pada kesempatan kerja sama dan itikad baik untuk memajukan dan melestarikan batik. Dengan ditetapkannya batik sebagai warisan kultural dunia oleh UNESCO pada 2001 dan diangkatnya kota Yogyakarta sebagai Kota Batik oleh WCC tahun 2014, Museum Batik Yogyakarta mendukung upaya-upaya preservasi batik yang otentik. (website museum batik yogyakarta, 2015) Tentang Batik Selain berkonsentrasi pada koleksi, Museum Batik Yogyakarta juga mengembangkan klinik perawatan dan konservasi batik yang merekam jejak langkah proses batik dan ragam motifnya. Ragam motif yang dimiliki oleh Museum Batik Yogyakarta adalah Jawa Tengahan (Yogyakarta dan Solo), pasisiran (Semarang, Demak, Pekalongan dan Kedungwuni, Cirebon dan Lasem), Madura, mBayat-Klaten, Kebumen, Kulon Progo, Imogiri, dan beberapa daerah lainnya. Sejarah batik, kurang lebih seperti yang dilansir oleh Wikipedia [link], menjelaskan bagaimana rentang waktu dapat membuat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 23
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
corak dan motif batik menjadi berkembang. Batik selalu lekat dengan filosofi yang reflektif dalam dimensi keseharian manusia. Oleh karenanya, secanggih apapun teknologi tekstil saat ini, budaya batik tetap menjadi tak tergantikan. Selain dibutuhkan ketrampilan dan ketekunan, pewarnaan alami menciptakan warna-warna yang unik dan khas pada tiap lembarnya, karena pada setiap proses pencelupan warna, komposisi warna dapat berubah seiring proses oksidasi dan kimia yang alamiah. Setiap pengrajin batik pun pada akhirnya akan mempunyai otentitasnya yang tidak dapat ditiru. (website museum batik yogyakarta, 2015)
Table 2 diagram Museum Batik Yogyakarta (dokumentasi pribadi)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 24
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Gambar 8Display museum batik yogyakarta (sumber website museum batik yogyakarta)
Gambar 9 Display museum batik yogyakarta (sumber website museum batik yogyakarta)
2.3.3. Museum Textil Jakarta Museum Tekstil menempati gedung tua di Jalan K.S. Tubun / Petamburan No. 4 Tanah Abang, Jakarta Barat
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 25
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Gedungnya sendiri pada mulanya adalah rumah pribadi seorang warga negara Perancis yang dibangun pada abad ke-19. Kemudian dibeli oleh konsul Turki bernama Abdul Azis Almussawi Al Katiri yang menetap di Indonesia. Selanjutnya tahun 1942 dijual kepada Dr. Karel Christian Cruq. Pada masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, gedung ini menjadi markas Barisan Keamanan Rakyat (BKR) dan tahun 1947 didiami oleh Lie Sion Pin. Pada tahun 1952 dibeli oleh Departemen Sosial dan pada tanggal 25 Oktober 1975 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta yang untuk kemudian pada tanggal 28 Juni 1976 diresmikan penggunaannya oleh Ibu Tien Soeharto sebagai Museum Tekstil.
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 26
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Table 3 diagram Museum Textil Jakarta (dokumentasi pribadi)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 27
Proposal Perancangan Arsitektur Akhir Museum Batik Taman Mini Indonesia Indah
Gambar 10 Foto museum textile jakarta(sumber: website museum textile)
Gambar 11 Display view Museum textile jakarta (sumber: website museum textile)
Program Studi Arsitektur - Universitas Mercu Buana
http://digilib.mercubuana.ac.id/
| 28