BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Promosi (Promotion)
Pada hakikatnya menurut Alma dalam Hurriyati (2008), promosi adalah suatu bentuk
komunikasi pemasaran yang merupakan aktivitas pemasaran yang merupakan aktivitas
pemasaran yang berusaha menyebarkan informasi, mempengaruhi atau membujuk, dan mengingatkan konsumen agar bersedia membeli produk yang ditawarkan. Sedangkan promosi
menurut Griffin (1999) promosi adalah aspek bauran pemasaran yang berhubungan dengan teknik yang paling efektif untuk menjual suatu barang. Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa promosi adalah suatu kegiatan pemasaran yang bertujuan untuk menginformasikan, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen dengan teknik yang efektif untuk menjual barang. Salah satu dari bauran promosi adalah iklan (Advertising)
2.1.1 Iklan (Advertising) Secara sederhana iklan didefinisikan sebagai pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan kepada masyarakat lewat suatu media (Kasali, 1992). Berdasarkan dari pengertian sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan iklan adalah komunikasi yang digunakan untuk menjelaskan produk atau jasa yang ditawarkan. Selain itu iklan juga memiliki fungsi-fungsi yang bertujuan untuk menarik minat beli konsumen. Fungsi dari iklan Menurut Wells dan Morianty (2006) secara umum iklan memiliki beberapa fungsi, diantaranya: a. Membangun kesadaran akan produk dan merek b. Menciptakan citra merek c. Menyediakan informasi tentang produk dan merek d. Membujuk masyarakat e. Menyediakan insentif untuk mengambil tindakan f. Memperkuat pengalaman pembelian dari merek yang lalu
Sedangkan menurut Shimp (2004), terdapat lima fungsi iklan, yaitu:
1. Informing
Iklan sebagai alat komunikasi pemasaran bertujuan membangun kesadaran konsumen akan merek-merek baru dan meningkatkan kpuncak kesadaran dalam benak konsumen untuk merek-merek yang sudah ada.
2. Persuading
Iklan yang efektif harus mampu membujuk konsumen untuk mencoba produk atau jasa yang diiklankan. Biasanya tahapn ini mempengaruhi dua jenis permintaan yaitu
permintaan primer dan sekunder. Permintaan primer adalah menciptakan permintaan bagi
keseluruhan kategori produk sedangkan permintaan sekunder adalah permintaan bagi
merek perusahaan yang spesifik.
3. Reminding Fungsi ini bertujuan untuk mengingatkan konsumen akan merek perusahaan agar tetap ada dalam ingatannya sehingga jika timbul kebutuhan akan suatu produk hal pertama yang melintas dipikirkan konsumen adalah produk yang terlebih dahulu mereka ingat. Ini akan semakin memperbesar peluang produk dan merek tersebut dan memperkecil peluang produk dan merek lain. 4. Adding Value Menurut Shimp (2004) terdapat tiga cara mendasar dimana perusahaan bisa memberi nilai tambah bagi penawaran-penawaran mereka, yaitu inovasi, penyempurnaan, kualitas atau mengubah persepsi kinsmen. Jadi efektifitas suatu iklan dapat juga diukur dari kemampuannya untuk mempengaruhi persepsi kinsmen. 5. Assisting Shimp (2004) menjelaskan iklan harus mampu membantu perusahaan dalam mengawali proses penjualan produk perusahaan dan memberikan pendahuluan yang bernilai bagi mereka sebelum melakukan penjualan. Maksud dari pendapat tersebut dimana dalam iklan yang dibuat perusahaan harus mampu menggambarkan produk secara jelas, agar membantu wiraniaga dalam menjelaskan produk tersebut.
Berdasarkan sumber tersebut dapat disimpulkan fungsi dari iklan bukan hanya menimbulkan kesadaran akan produk dan merek, tetapi juga harus dapat menginformasikan produk secara
jelas, mengingatkan konsumen, serta membujuk mereka agar membeli. Bukan hanya untuk iklan juga harus dapat membantu dan memperjelas produk agara perusahaan konsumen akhir,
dapat menginformasikan produk tersebut dengan baik kepada konsumen selain itu juga iklan harus dapat memberikan nilai tambah bagi penawaran.
2.1.2 Media Baru (New Media)
“Untuk mencapai audience sasaran, para pengiklan harus menggunakan berbagai media
untuk mempromosikan produk dan jasaranya. Media periklanan merupakan metode komunikasi umum yang membawa pesan periklanan” (Shimp, 2003:504). Media iklan yang biasanya
digunakan berupa media cetak maupun elektronik. Namun dewasa ini media baru yang digunakan untuk beriklan adalah internet. Internet merupakan “new media” atau media baru yang merupakan istilah baru yang dipergunakan untuk semua bentuk media komunikasi yang jauh lebih canggih yang berbasiskan teknologi komunikasi dan informasi. Ini biasanya digunakan untuk media komunikasi elektronik/digital, khususnya internet dan World Wide Web (WWW). “Kehadiran media baru telah mengubah dunia komunikasi manusia hiperkomunikasi
yaitu
media
yang
menjadi
memungkinkan terjadinya komunikasi bukan antara
segelintir orang saat ini, melainkan juga antara satu orang komunikator dengan satu orang komunikan, serta komunikator massa dengan komunikan massa” (Iriantara, 2005: 118). Menurut Abrar (2003) media baru melahirkan dua konsekuensi, khususnya sosial dan kultural. Konsekuensi sosial media baru, menyebabkan terjadinya perubahan hubungan sosial dan transformasi sosial.
Computer Mediated Communication (CMC) membuat orang tidak
berhubungan secara tatap muka melainkan “bertatap muka” secara maya melalui layar komputer. Sedangkan konsekuensi kultural yakni perubahan sistem nilai dan norma, serta penyerahan sebagian otoritas diri kepada teknologi komunikasi. 2.1.3 Media Sosial (Social Media) Media Sosial adalah sebuah media online dimana para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, social network atau jejaring sosial,
wiki, forum dan dunia virtual. Blog, jejaring sosial dan wiki mungkin merupakan bentuk media umum digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia. sosial yang paling
Saat teknologi internet dan mobile phone makin maju maka media sosial pun ikut tumbuh
dengan pesat. Kini untuk mengakses facebook atau twitter misalnya, bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Demikian cepatnya orang bisa
mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara-negara maju, tetapi juga di Indonesia. Karena kecepatannya media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita
berita.
Pesatnya perkembangan media sosial kini dikarenakan semua orang seperti bisa memiliki
media sendiri. Jika untuk memiliki media tradisional seperti televisi, radio, atau koran dibutuhkan modal yang besar dan tenaga kerja yang banyak, maka lain halnya dengan media. Seorang pengguna media sosial bisa mengakses menggunakan social media dengan jaringan internet bahkan yang aksesnya lambat sekalipun, tanpa biaya besar, tanpa alat mahal dan dilakukan sendiri tanpa karyawan. Kita sebagai pengguna media sosial dengan bebas bisa mengubah, menambahkan, memodifikasi baik tulisan, gambar, video, grafis, dan berbagai model content lainnya. Menurut Dalilah (2011:4) Media sosial tidak hanya dimanfaatkan untuk kegiatan mengirim pesan saja namun juga ada fungsi dan manfaatnya: 1. Pencitraan atau memasarkan diri dalam arti positif, dalam hal ini juga dengan prestige dan kemauan untuk update teknologi informasi. 2. Media transaksi dan pemikiran dalam hal perdagangan, politik, budaya, bahkan dimungkinkan juga di bidang pendidikan. 3. Menambah wawasan atau pengetahuan dengan sarana Information Sharing dan Comment. 4. Bila anda memiliki blog, blog meningkatkan Prestice dari perusahaan, apabila anda mempunyai suatu perusahaan yang cukup terkenal dan berkembang, tetapi anda tidak mempunyai situs maupun blog. Maka para costumer akan menilai perusahaan yang anda kelola kurang bonafit, dan tentunya hal ini akan menurunkan daya saing perusahaan anda.
Media sosial online merupakan media yang didesain untuk memudahkan interaksi sosial dengan berbasis teknologi internet yang mengubah pola penyebaran informasi bersifat interaktif
dari sebelumnya bersifat broadcast media monologue (satu ke banyak audiens) ke social media dialogue (banyak audiens ke banyak audiens). Jenis serta komposisi media sosial online di dunia virtual sangat beragam, antara lain jejaring sosial (Facebook, Friendster, Linkedln, dan
sebagainya), microblogging platform (Twitter, Plurk, Koprol, dan lain-lain), jejaring berbagi foto
serta video (Flickr, Youtube, dan sebagainya), Podcast, Chat rooms, Message board, Forum,
Mailing list, serta masih banyak lainnya.
Media sosial online yang merupakan media komunikasi di internet memiliki 2 faktor, yakni:
1. Bahasa dan tulisan Bahasa membantu manusia dalam bentuk kemampuan untuk mempresentasikan ide-ide, baik secara pikiran maupun ekspresi. Tulisan membantu manusia untuk merekam, menjaga, dan mengirimkan ide-ide lalu menyebarkannya pada orang banyak.
2. Media visual Seperti film dan televisi, internet suatu media yang berorientasi visual. Internet mengijinkan transmisi suatu informasi dari suatu sumber pada orang banyak (Shedletskey, 2004:24). Memahami komunikasi di media sosial online atau internet menempatkan orang-orang untuk tampil pada dunia “nyata” bahwa memahami komunikasi di internet menambah kesadaran kita terhadap dunia. Tidak dipungkiri terdapat bukti bahwa media sosial online menjadi sarana yang cepat dan tepat untuk menyebarkan informasi seperti iklan dan promosi. Sebagai contoh, adanya online shop yang menggunakan media sosial online dengan Twitter sebagai media promosi. Media sosial mempunyai beberapa karakter dan kriteria yang berbeda sesuai dengan fungsi dan kegunaan masing-masing. Perbedaan fungsi dan kegunaan menjadikan tipe media sosial menjadi lebih beragam. Situs media sosial datang dalam berbagai jenis yaitu sebagai berikut :
1. Situs Jaringan Sosial
Bentuk yang paling populer jaringan sosial berputar di sekitar situs web seperti
Facebook, dan MySpace. Situs ini dibangun khusus untuk untuk berhubungan dengan orang lain. Pengguna mulai dengan menciptakan profil pengguna yang dapat mencakup
biografi, kepentingan, foto dan video, catatan, dan bahkan blog. Mereka kemudian dapat
menggunakan situs untuk menemukan kenalan, rekan, teman, dan anggota keluarga, dan
daftar mereka dalam profilnya sebagai teman, kontak, atau kolega. Beberapa jaringan sosial seperti Facebook dan MySpace terfokus pada hubungan teman dan keluarga.
2. Blogging
Sebuah blog yang berasal dari weblog namanya adalah sebuah situs web yang sering diperbarui yang menunjukkan pembaruan dalam urutan kronologis terbalik (yang terbaru di atas). Pembaruan ini bisa mengambil bentuk entri jurnal, artikel, atau link. Beberapa blog dapat memiliki sebanyak puluhan posting per hari, sementara beberapa blog mungkin jarang posting harian atau mingguan. Blog juga biasanya memiliki kategori atau arsip, memungkinkan komentar pengguna, dan menawarkan sindikasi konten melalui RSS. Blog sebelumnya domain individu, atau mungkin sebuah kelompok kecil, namun blog yang sukses seperti TechCrunch, Mashable, dan Lifehacker telah membantu mengubah persepsi blog dan mendorong mereka ke mainstream. TechCrunch, misalnya, mengklaim memiliki lebih dari lima juta subscribers.
3. Microblogging Microblogs memungkinkan untuk mengirim pembaruan pendek, terbatas pada karakter, tentang kehidupan, pekerjaan, atau apa pun. Pembaruan dikirim melalui pesan instan, pesan teks SMS, atau pada situs web untuk orang-orang yang mengikuti pembaruan kita. Layanan microblogging baru-baru ini mereka mengalami adopsi massa yang luas. Twitter adalah layanan microblogging yang paling populer. Banyak yang lebih besar situs web jaringan sosial, seperti Facebook dan LinkedIn, juga menggabungkan fitur update status, yang dapat dilihat sebagai semacam built-in microblog sendiri. Microblogs sering dapat
dimasukkan ke dalam situs web dan blog dengan menunjukkan entri terbaru atau jumlah entri terkini (Elley, 2009:112-117).
2.1.4 Pemasaran Media Sosial (Social Media Marketing) “Social media marketing adalah strategi pemasaran yang merupakan bisnis cerdas dengan
memanfaatkan jaringan online untuk berbagi, bersosialisasi dan memberikan nasihat yang memungkinkan percakapan, koneksi dan rasa komunitas diantara para anggotanya” (Williams, 2009:40). Disisi lain, Evans dan Mckee (2010:139) menyatakan bahwa “social media marketing
merupakan suatu tempat yang melibatkan konsumen dalam lokasi sosial online, dimana secara
natural mereka menghabiskan waktu dengan konsep sosial – sharing, rating, reviewing,
connecting dan collaborating”. Maka dari itu media sosial juga dianggap sebagai cara untuk mendapatkan engagement dengan konsumen. Oleh karena itu, social media marketing merupakan istilah untuk menggambarkan penggunaan jaringan sosial, komunitas online, blog, wiki dan gabungan media online lainnya yang bertujuan untuk pemasaran, penjualan dan hubungan atau layanan masyarakat (Smith, 2010). Tujuan dari social media marketing sebagaimana disebutkan oleh Weinberg (2009) adalah menyediakan kemampuan untuk berkomunikasi dan promosi produk baru kepada pelanggan potensial, untuk meningkatkan lalu lintas web ke situs web utama perusahaan, dan membangun hubungan dengan konsumen. Untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan harus mendedikasikan sumber daya khusus untuk media sosial agar perusahaan bisa tetap mengontrol pesan – pesan pemasaran yang disampaikan kepada konsumen. Weinberg juga menjelaskan bahwa aturan komunitas baru adalah pemasaran menggunakan media sosial, perusahaan perlu berpartisipasi dalam kelompok komunitas online dan perlu mendengarkan percakapan yang dilakukan oleh konsumennya. Kelompok komunitas online tersebut diidentifikasi sebagai alat media sosial yang paling berharga (AMA, 2009). Sedangkan Blackshaw & Nazzaro (2006) menyatakan bahwa media sosial terkadang juga disebut customer generated media (CGM), menggambarkan variasi baru dan munculnya sumber - sumber informasi online yang dibuat, dimulai, diedarkan dan digunakan oleh keinginan konsumen tentang produk, merek, layanan, kepribadian dan isu – isu. Social media merupakan istilah umum untuk berbagai jenis saluran komunikasi online, Kaplan dan Haelin (2010) membaginya menjadi: Collaborative project seperti Wikipedia, Blogging seperti blogspot atau tumblr, Content Communities seperti youtube, social networking
sites seperti facebook dan Twitter, virtual game worlds seperti Ragnarok Online atau Heroes of itu Mayfield (2008) menyatakan bahwa kecepatan informasi yang dapat Newearth. Selain
diakses dalam hitungan detik menyebabkan media sosial berkembang dengan pesat. Santana (2005:137) menyebutkan, terdapat lima perbedaan utama antara media massa online
dan media massa tradisional yang sekaligus menjadi karakteristik media massa online yaitu:
a. Kemampuan internet untuk mengkombinasikan sejumlah media b. Kurangnya tirani penulis atas pembaca c. Tidak seorangpun dapat mengendalikan perhatian khalayak
d. Internet dapat membuat proses komunikasi berlangsung sinambung e. Interaktifitas web f. Kecepatannya secara keseluruhan, yang menarik sekaligus menakutkan Adapun perbedaan antara “old” media seperti media cetak, televisi dan radio dengan “new” media online adalah sebagai berikut: a. Digital media are available 24 hours, seven days per week (unlike live-to-air broadcast platforms). b. Platforms and applications are constantly evolving. c. New technologies are being developed every day. d. Time offers no bounds. e. Geographical reach and storage capacity are unlimited. f. The public can access with ease. g. Updating of material is possible at any time and as often as desired. h. Aggregation of material is easy and possible by anyone, not just “news” organizations (Hutchins, 2010: 698) Maksudnya, media digital tersedia dalam 24 jam, tujuh hari per minggu, senantiasa berkembang, waktu tidak terbatas, jangkauan geografis dan kapasitas penyimpanan tidak terbatas, materi yang disajikan selalu baru dan dapat diakses siapa saja. Dalam fungsi yang ada, fungsi utama media online adalah fungsi Surveillance, yaitu memberikan informasi kepada khalayaknya. Tetapi bukan itu saja, media online juga mencakup
semua fungsi komunikasi massa yang lain. “Khalayak memiliki sifat-sifat sebagaimana yang ada pada konsep massa. Jadi khalayak media massa mempunyai sifat dan karakteristik, yaitu
khalayak massa terdiri dari jumlah yang besar, ada di berbagai tempat, tidak interaktif kecuali dengan bantuan komunikasi telepon, terdiri dari lapisan masyarakat yang sangat heterogen, tidak terorganisir dan bergerak sendiri” (Bungin, 2006:75).
Terakhir Kartajaya (2010:261) menyebutkan “selain menghubungkan komunitas teman, media sosial juga mulai tampak menggantikan peranan media massa konvensional dalam menyebarkan berita dari luar komunitas tersebut. Ini sangat membantu namun kemudahan
mendapatkan informasi justru menjadikan pengguna internet mengalami fenomena information overload.”
2.2 Minat Beli (Buying Intention) Minat beli merupakan bagian dari komponen perilaku dalam sikap mengkonsumsi. Menurut Kinnear dan Taylor (1995: 306) “minat beli adalah tahap kecenderungan responden untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar – benar dilakukan”. Suatu produk dikatakan telah dikonsumsi oleh konsumen apabila produk tersebut telah diputuskan untuk dibeli oleh konsumen. Keputusan membeli dipengaruhi oleh nilai produk yang dievaluasi. Bila manfaat yang dirasakan lebih besar disbanding pengorbanan untuk mendapatkannya, maka dorongan untuk membelinya semakin tinggi. Sebaliknya bila manfaatnya lebih kecil dibanding pengorbanannya maka biasanya pembeli akan menolak untuk membeli dan umumnya beralih mengevaluasi produk lain yang sejenis. Pada kebanyakan orang, perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun lingkungan sekitarnya. Rangsangan tersebut kemudian diproses dalam diri sesuai dengan karakteristik pribadinya, sebelum akhirnya diambil keputusan pembelian. Karakteristik pribadi konsumen yang digunakan untuk memproses rangsangan tersebut sangat kompleks dan salah satunya adalah motivasi konsumen untuk membeli.
Menurut Keller (1998) minat konsumen adalah seberapa besar kemungkinan konsumen
membeli suatu merek atau seberapa besar kemungkinan konsumen untuk berpindah dari satu merek ke merek lainnya. Sedangkan menurut Simamora (2002:131) “minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan dengan sikap, individu yang beminat terhadap suatu objek akan mempunyai kekuatan atau dorongan untuk melakukan serangkaian tingkah laku untuk mendekati
atau mendapatkan objek tersebut”.
Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:25) menjelaskan bahwa “pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat
menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran dan
faktor sosial budaya”. Sedangkan pendapat lain mengatakan “minat beli didefinisikan sebagai
pernyataan yang berkaitan dengan batin yang mencerminkan rencana dari pembeli untuk membeli suatu merek tertentu dalam suatu periode tertentu” (Howard, 1989:35). Sedangkan Bearmen (2001) mengatakan bahwa tumbuhnya minat beli seseorang diakibatkan oleh unsur – unsur yang terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: a.
Rangsangan, merupakan suatu syarat untuk ditujukan untuk mendorong atau menyebabkan seseorang bertindak.
b.
Kesadaran, merupakan seseuatu yang memasuki pemikiran seseorang dan dipengaruhi oleh produk dan jasa itu sendiri.
c.
Pencarian informasi - Informasi internal, bersumber dari pribadu konsumen itu sendiri dalam memilih produk ataupun jasa yang dapat memuaskan dirinya. - Informasi eksternal, diperoleh dari luar konsumen itu, misalnya melalui iklan ataupun sumber sosial (teman, keluarga, dan kolega) - Memastikan sifat
yang khas dari pemilihan yang adam yaitu konsumen
membandingkan beberapa produk yang sejenis kemudian memilih salah satu produk yang dianggap mampu memuaskannya. d.
Pemilihan alternatif, tahap ini dilakukan jika konsumen menghadapi pilihan yang sulit terhadap produk ataupun jasa yang telah ada.
e.
Pembelian, merupakan tahap dimana konsumen benar- benar bertindak untuk melakukan pembelian atas barang atau jasa yang telah dipilihnya.
Menurut Ferdinand (2002:129), “minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator – indikator
sebagai berikut:
a.
Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.
b.
Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain
c. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki
preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi hanya ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.
d.
Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari
informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung
sifat – sifat positif dari produk tersebut”.
Sedangkan Gill et all (2007) mengukur indikator sebagai berikut: 1.
Effort to purchase Ketika seseorang mempunyai keinginan untuk membeli dia akan berusaha untuk membeli produk atau brand sesuai dengan yang diinginkan.
2.
Search product Setelah konsumen mendapatkan produk yang sesuai dengan keinginannya, dia akan mencari produk tersebut ketika melakukan pembelian selanjutnya
3.
Consider to purchase Ketika adanya minat dari diri konsumen, dia akan mempertimbangkan untuk membeli produk atau brand dalam waktu dekat.
4.
Definitely to purchase Konsumen pasti akan membeli produk jika sudah adanya keinginan atau minat dalam mendapatkan produk yang diinginkannya.
5.
Encourage the others to purchase Konsumen akan mendorong teman – teman dan kerabat terdekat untuk membeli produk atau brand yang sesuai keinginannya.
6.
Say positive things about product Konsumen akan mengatakan hal – hal yang baik mengenai produk atau brand tertentu kepada orang lain.
Berbeda dengan pendapat yang dikemukakan oleh Kotler (2004) bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi minat beli didasari pengaruh secara pribadi, psikologis atau kejiwaan. Faktor faktor tersebut adalah: 1. Kebutuhan dan keinginan
Manusia dalam kehidupannya mempunyai kebutuhan (needs). Kotler dan Amstrong
(2004:8) mengatakan bahwa “kebutuhan adalah pernyataan dari rasa kehilangan. Kebutuhan
dapat memotivasi seseorang untuk melakukan sesuatu”. “Keinginan (Want) adalah kebutuhan manusia yang dihasilkan oleh kepribadian individu” (Kotler dan Amstrong, 2004).
2. Persepsi “Konsumen dalam melakukan keputusan pembelian tidak meninggalkan persepsi terhadap produk yang akan mereka beli. Persepsi dapat timbul karena adanya informasi yang masuk ke dalam diri konsumen melalui pengelihatan, perasaan, pendengaran, penciuman, dan sentuhan” (Kotler, 2006:165)
3. Sikap dan Keyakinan Sikap yang ada pada seseorangan akan banyak mempengaruhi keyakinan seseorang terhadap suatu produk (Kotler, 2001). Sikap dan keyakinan dapat diubah dengan adanya sebuah komunikasi dengan konsumen sehingga dapat merubah sikap dan keyakinan mereka.
2.3 Hubungan Iklan pada Media Sosial Twitter terhadap Minat Beli Social Media Marketing memiliki kesempatan yang lebih besar untuk menjangkau lebih banyak pelanggan dan meningkatkan kemungkinan mereka melakukan pembelian (Dei Worldwide dan OTX, 2008). Survei yang dilakukan oleh OTX (Online Pengujian eXchange) menjelaskan bahwa 70% konsumen telah mengunjugni media sosial untuk mendapatkan informasi dan 49% konsumen membuat keputusan pembelian berdasarkan informasi yang mereka kumpulkan. Media sosial tidak hanya untuk perusahaan besar saja, tiap perusahaan dapat menikmati keuntungan dari wadah dan alat media sosial seperti blog, facebook, likeldn dan Twitter (Mayar
dan Ramsey, 2011). Dengan menggunakan media sosial, konsumen dapat berinteraksi dengan konsumen lainnya dan meminta nasihat mengenai produk yang akan mereka gunakan. Oleh
karena itu, facebook, Twitter dan media sosial lainnya menjadi sangat penting dalam proses keputusan konsumen dalam membeli suatu produk (Pitta, 2011).
Sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa mereka yang menjadi penggemar(fans) atau pengikut (follower) dari sebuah merek di Facebook atau Twitter, masing-masing, secara
signifikan lebih besar kemungkinannya untuk membeli produk dan jasa atau merekomendasikan merek kepada teman atau follower. Pengaruh besar social media terhadap keputusan pembelian ini dibuktikan oleh sebuah studi yang dilakukan oleh Chadwick Martin Bailey dan iModerate
Research Technologies menemukan bahwa 67% konsumen lebih cenderung membeli dari merek
yang mereka ikuti pada Twitter, dan 51% lebih mungkin membeli dari sebuah merek yang mereka ikuti di Facebook (Facebook.com). Selain itu, mereka 79% lebih mungkin untuk merekomendasikan kepada teman (follower) dalam Twitter, dan 60% lebih mungkin untuk melakukan hal yang sama di Facebook. Diagram 2.1 Persentase minat beli konsumen
Sumber: Chadwick Martin Bailey and iModerate Research Technologies
Dari ketiga penelitian yang dilakukan oleh Dei World Wide dan OTX (2008), Pitta (2011) dan Chandwick Martin Bailey and iModerate Research Technologies (2010) dapat disimpulkan bahwa penggunaan mempengaruhi minat keputusan pembelian konsumen. Namun dalam hal ini, Kotler dan Keller (2009) menyatakan adanya minat beli terlebih dahulu sebelum konsumen benar – benar melakukan keputusan pembelian, minat beli ini muncul ketika proses sesudah evaluasi alternative dan sebelum keputusan pembelian. Seperti halnya yang dikatakan oleh Bond (2010) bahwa peran sosial media, konsumsi sosial media dan keterlibatan dalam sosial media
memberikan hasil perilaku yang positif untuk kesadaran merek, minat beli, word of mouth dan media sosial kepuasan dengan