5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Pendapat Harold Spears dalam Suprijono (2013:2) belajar adalah mengamati, membaca, meniru, mencoba sesuatu, mendengar dan mengikuti arah tertentu. Sedangkan Djamarah (2008: 13) belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan
lingkungannya
yang
menyangkut
kognitif,
afektif
dan
psikomotor. Trianto (2013:17) juga berpendapat bahwa belajar diartikan sebagai proses perubahann perilaku tetap dari belum tahu menjadi tahu, dari tidak tahu menjadi paham, dari kurang terampil menjadi lebih terampil, dan dari kebiasaan lama menjadi kebiasaan baru, serta bermanfaat bagi lingkungan maupun individu itu sendiri. Maka belajar adalah suatu perubahan perilaku seseorang yang dilakukan secara sadar dan bersifat permanen sebagai hasil dari pengalaman. Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar menurut Dimyati dan Mudjiono (2010:3). Tindak belajar dilakukan oleh siswa ketika mereka mengalami proses belajar dan tindak mengajar oleh guru ketika melakukan pembelajaran di kelas. 5 Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
6
Sedangkan menurut Sudjana (2010:22) hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Berdasarkan pengertian tersebut disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sebuah kemampuan yang diperoleh setiap individu berdasarkan pengalaman dan aktivitas belajarnya agar terjadi perubahan sikap dan perilaku. Hasil belajar dilakukan untuk mengukur kemampuan seseorang berdasarkan perbuatan, sikap, apresiasi, nilai-nilai serta keterampilan yang telah dialami. 2. Klasifikasi Hasil Belajar Klasifikasi hasil belajar dari Benjamin S. Bloom dalam Sudjana (2010:22) secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotorik. a) Ranah Kognitif 1) Metode hasil belajar pengetahuan (knowledge) Pengetahuan merupakan kemampuan untuk mengenal atau mengehatui sesuatu. Cakupan dalam metode belajar pengetahuan ini meliputi pengetahuan hafalan maupun pengetahuan faktual seperti rumus, batasan, definisi, pasal atau undang-undang, nama tokoh, nama-nam kota. 2) Metode hasil belajar pemahaman (comprehention) Pemahaman merupakan suatu kemampuan untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah apa yang diketahui. Misalnya
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
7
menjelaskan yang telah dibaca atau didengar dengan susunan kalimatnya
sendiri,
memberikan
contoh
lain
dari
yang
dicontohkan. 3) Metode hasil belajar penerapan atau aplikasi (appication) Aplikasi adalah penggunaan ide, teori, atau petunjuk teknis pada situasi kongkrit, situasi khusus dan situasi baru. Suatu situasi akan tetap dilihat sebagi situasi baru bila tetap terjadi proses pemecahan masalah. 4) Metode hasil belajar analisis (analysis) Analisis adalah kemampuan untuk memilah suatu integritas menjadi
unsur-unsur
atau
bagian-bagian
sehingga
jelas
hierarkinya dan atau susunannya. 5) Metode hasil belajar sintesis (Synthesis) Sintesis adalah suatu proses yang memadukan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh. 6) Metode hasil belajar evaluasi (evalution) Evaluasi adalah kesanggupan memberikan keputusan tentang nilai sesuatu berdasarkan judgment yang dimilikinya dan kriteria yang dipakainya. Dalam penelitian tindakan kelas ini, aspek kognitif yang akan diamati
lebih difokuskan pada pemahaman
dan
penerapan.
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
8
Pengamatan terhadap 2 tingkatan tersebut dilakukan berdasarkan materi pelajaran yang dilakukan oleh peneliti. b)Ranah Afektif Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks. 1) Reciving/attending Pada tingkatan ini mengenai kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang dating kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, dan gejala. Mencakup tentang kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, control, dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. 2) Responding atau jawaban Merupakan reaksi yang diberikan seseorang terhadap stimulasi yang datang dari luar. Mencakup tentang raksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. 3) Valuing (penilaian) Metode ini berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. Evaluasi ini termasuk di dalamnya kesiapan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai.
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
9
4) Organisasi Metode ini meliputi pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan suatu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Mencakup konsep tentang nilai dan organisasi sistem nilai. 5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai Meliputi keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Didalamnya termasuk ke seluruhan nilai dan karakteristiknya. Dalam memfokuskan
penelitian pada
ini,
kategori
aspek
afektif
penerimaan,
akan
partisipasi,
lebih dan
organisasi. Kategori tersebut dilakukan berbadaskan pada materi pelajaran. c) Ranah Psikomotorik Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan yakni: 1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) 2) Ketrampilan pada gerakan-gerakan dasar
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
10
3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan audiotif, motoris, dan lain-lain. 4) Keterampilan dalam bidang fisik, misalnnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. 5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks. 6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi nondecursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. Dalam penelitian ini, aspek psikomotor aka difokuskan pada kategori gerakan refleks dan kemampuan perceptual. Pemilihan kategori tersebut disesuaikan dengan materi pelajaran yang dilaksanakan. 3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar Menurut Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 2 jenis yaitu ; a.
Faktor-Faktor Intern Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Dalam faktor intern ini, dibagi menjadi tiga faktor yaitu 1) Faktor jasmaniah 2) Faktor psikologis 3) Faktor kelelahan.
b.
Faktor-faktor Ekstern Faktor ekstern adalah faktor yang ada diluar individu. Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar , dikelompokkan menjadi
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
11
3 faktor yaitu : 1) Faktor keluarga, 2) Faktor sekolah dan 3) Faktor masyarakat. B. Pembelajaran IPA 1. Pengertian IPA Menurut Trianto (2011: 136) IPA merupakan suatu kumpulan teori yang sistematis, penerapannya secara umum terbatas pada gejalagejala alam, lahir dan berkembang melalui metode ilmiah seperti observasi dan elksperimen serta menurut sikap ilmiah seperti rasa ingin tahu, terbuka, jujur dan sebagainya. Sedangkan menurut Aly dan Rahma (2010:18) IPA adalah suatu pengetahuan teoritis yang diperoleh/disusun dengan
cara
yang
eksperimentasi,
khas/khusus,
penyimpulan,
yaitu
penyusunan
melakukan teori,
observasi
eksperimentasi,
observasi dan demikian seterusnya. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa IPA merupakan suatu pengetahuan teoritis dan sistematis yang diperoleh berdasarkan pengamatan dan percobaan serta sikap ilmiah mengenai kenampakan alam . IPA memang mengenai pengetahuan teoritis yang diperoleh berdasarkan
pengamatan
dan
percobaan
tentang
kenampakan-
kenampakan alam.
Hal-hal tentang kenampakan alam diselidiki dan
diujikan
kali
berluang
melalui
eksperimen.
Setelah
melakukan
eksperimen berulang kali diperoleh sebuah fakta-fakta yang ditemukan yang kemudian menghasilkan sebuah keterangan rumusan imliahnya
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
12
(teorinya). Rumusan tersebut dijadikan sebuah penemuan atau teori baru yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pengembangan dan teori tersebut tidak bisa berdiri sendiri. Teori tersebut diperoleh berdasarkan atas hasil pengamatan yang telah dilakukan. 2. Hakikat Pembelajaran IPA Pembelajaran IPA menekankan pada pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu memahami alam sekitar melalui proses “mencari tahu” dan ”berbuat”, hal ini akan membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam. Cakupan yang terdapat dalam IPA meliputi alam semesta keseluruhan, benda-benda yang ada di permukaan bumi, di dalam perut bumi dan di luar angkasa, baik yang dapat diamati maupun yang tidak dapat diamati dengan panca indra. Menurut taksonomi Blomm dalam Trianto (2011: 142) bahwa pembelajaran IPA secara umumdiharapkan dapat memberikan pengetahuan (kognitif), yang merupakan tujuan utama dari pembelajaran. Disamping hal itu, pembelajaran
sains
diharapkan
pula
memberikan
keterampilan
(psikomotorik), kemampuan sikap ilmiah (afektif), pemahaman, kebiasaan dan apresiasi. Proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada pendekatan keterampilan proses, hingga siswa dapat menemukan fakta-fakta, membangun konsep-konsep, teori-teori dan sikap ilmiah siswa itu sendiri yang akhirnya dapat berpengaruh positif terhadap kualitas proses pendidikan maupun produk pendidikan.
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
13
C.
Materi Proses Daur Air dan Kegiatan manusia yang dapat Mempengaruhinya Materi yang diajarkan dalam penelitian tindakan kelas ini mengacu pada yang sedang berlaku yaitu Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan (KTSP). Materi yang digunakan peneliti ini terdapat pada mata pelajaran IPA kelas V semester II dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar pada tabel berikut ini : Tabel 2.1 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Standar Kompetensi 7
Kompetensi Dasar
Memahami perubahan yang 7.4 Mendeskripsikan proses daur terjadi di alam dan air dan kegiatan manusia yang hubungannya dengan dapat mempengaruhinya. penggunaan sumber daya alam. 7.5 Mendeskripsikan perlunya penghematan air Materi pokok daur air dan kegiatan manusia yang dapat
mempengaruhinya dan perlunya penghematran air terdiri dari 3 sub pokok materi yaitu : 1. Kegunaan air Manusia dan makhluk hidup lain tidak dapat lepas dari air. Air merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi seluruh makhluk hidup. Tanpa adanya air makhluk hidup akan mati. Tumbuhan membutuhkan air untuk proses fotosintesis, sedangkan hewan membutuhkan air untuk minum dan sebagai tempat habitat bagi hewan yang hidup di air.
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
14
Selain untuk kebutuhan hidup air juga memiliki manfaat yang sangat banyak bagi manusia. Sulistyanto (2008:161) salah satu manfaat air adalah untuk sarana transportasi. Kapal merupakan alat transportasi air yang digunakan oleh manusia untuk berpergian. Air memang diperlukan bagi kehidupan kita. Kegunaan air antara lain untuk keperluan rumah tangga, pertanian, industri, dan tidak terkecuali untuk pembangkit listrik dalam Azmiyawati (2008:146). 2. Proses daur air Daur air merupakan sirkulasi (perputaran) air secara terusmenerus dari bumi ke atmosfer dan kembali ke bumi. Daur air ini terjadi
melalui
proses
evaporasi
(penguapan),
presipitasi
(pengendapan), dan kondensasi (pengembunan). Perhatikan skema proses daur air di bawah ini !
Gambar 2.1 Siklus Air
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
15
Sinar matahari akan menguapkan air yang ada di dalam laut, sungai dan danau. Demikian juga dari tanah dan tumbuhan yang berada di darat. Air tersebut akan menjadi uap air dan naik ke angkasa menjadi awan. Hal itu disebut penguapan. Di angkasa, awan yang mengandung uap air mengalami pembekuan sehingga membentuk butiran-butiran air. Hal itu terjadi, karena semakin tinggi tempat permukaan bumi, maka semakin rendah suhu udaranya.Mengingat butiran air lebih berat daripada udara, butiran air tersebut akan jatuh ke permukaan bumi sebagai hujan. Air yang jatuh, sebagian akan diserap oleh tanah, sebagian mennggenang di permukaan bumi berupa danau atau kolam. Proses ini disebut dengan daur air dalam Rositawaty dan Aris ( 2008:130-131). 3. Kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi daur air Hutan yang gundul menyebabkan daur air menjadi terganggu. Hal ini disebabkan karena cadangan air yang berada di dalam tanah semakin berkurang, sehingga air yang berada di sungai dan danau menjadi lebih sedikit. Berikut ini beberapa kegiatan manusia yang dapat mengakibatkan terganggunya daur air diantaranya: a) Membiarkan lahan kosong tidak ditanami dengan tumbuhan, b) menggunakan air secara berlebihan untuk kegiatan sehari-hari, dan c) mengubah daerah resapan airmenjadi bangunan-bangunan lain, dalam Sulistyanto dan Edy (2008:164-165).
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
16
4. Tindakan Penghematan Air Tindakan penghematan air dalam Azmiyawati (2008: 150). dapat dilakukan dengan cara-cara berikut : a) Menutup kran setelah menggunakannnya. b) Memanfaatkan air bekas cucian atau sayuran untuk menyiram tanaman. c) Tidak mencuci kendaraan setiap hari. Membersihkan kendaraan bisa dengan mengelapnya saja. d) Menggunakan air seperlunya, artinya tidak berlebih-lebihan untuk keperluan apa pun. D. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Numbered Head Together (NHT) 1.
Model Pembelajaran Kooperatif Menurut Suprijono (2013:54) pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebh luas meluputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Pada pembelajaran kooperatif guru memiiliki peranan untuk menetapkan tugas dan pertanyaan serta menyediakan bahan dan informasi
untuk
membantu
siswa
menyelesaikan
masalah.
Pembelajaran kooperatif dilakukan untuk meningkatkan partisipasi siswa, pembentukan sikap dan membuat keputusan dalam kelompok, serta melatih berinteraksi dengan siswa yang berbeda karakternya. Slavin (2005:4)berpendapat bahwa dalam kelas kooperatif, peran siswa
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
17
diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumentasi, untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing. Menurut Trianto, (2013:66), terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif sebagai berikut : a.
Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa; pelajaran dimulai dengan guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar.
b.
Menyajikan informasi; guru menyajikan informasi kepada siswa dengan jalan demonstrasi atau lewat bahan bacaan.
c.
Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok kooperatif; guru menjelaskan kepada siswa bagaimana caranya membentuyk kelompok belajar dan membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
d.
Membimbing kelompok bekerja dan belajar; guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.
e.
Evaluasi; guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau masing-masing kelompok mempresentasikan hasil karyanya.
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
18
f.
Memberikan
penghargaan;
guru
mencari
cara-cara
untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok. Pembelajaran kooperatif memiliki kelebihan yang sangat besar seperti yang telah dikemukakan Slavin (2005: 5) yaitu untuk mengembangkan hubungan antara siswa dari latar belakang etnik yang berbeda dan antara siswa-siswa pendidikan khusus terbelakang secara akademik dengan teman sekelas mereka, ini jelas lebih melengkapi alasan pentingnya menggunakan pembelajaran kooperatif dalam kelaskelas yang berbeda. 2. Model Pembelajaran Kooperatif
tipe
Numbered Head Together
(NHT) Numbered Head Together (NHT) pertama kali dikembangkan oleh Spenser Kagen dalam Trianto (2013:82) untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Menurut Purwanti (2013:3) Numbered Heads Together
(NHT) adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang lebih mengedepankan kepada aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan
informasi
dari
berbagai
sumber
yang
akhirnya
dipresentasikan di depan kelas sehinggga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Menurut
Trianto
(2013:82-83)
dalam
mengajukan
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
19
pertanyaan kepada seluruh kelas, guru menggunakan struktur empat fase sebagai sintaks NHT ; a) Fase 1 : Penomoran Dalam fase ini, guru membagi siswa ke dalam kelompok 3-5 orang dan kepada setiap kelompok diberi nomor anatara 1-5. b) Fase 2 : Mengajukan pertanyaan Guru mengajukan sebuah pertanyaan kepada siswa. Pertanyaan dapat bervariasi. Pertanyaan dapat amat spesifik dan dalam bentuk kalimat tanya. Misalnya, “Coba sebutkan 3 sumber air yang ada di lingkunganmu ? ” c) Fase 3 : Berfikir bersama Siswa menyatukan pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan tiap anggota dalam timnya mengetahui jawaban tim d) Fase 4 : Menjawab Guru memanggil suatu nomor tertentu, kemudian siswa yang nomornya sesuai mengacungkan tangannya dan mencoba untuk menjawab pertanyaan untuk seluruh kelas. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together
(NHT)
menurutWahyono
(2013)
dalamhttp://www.pendidikanekonomi.comyaitu : 1) Setiap siswa menjadi siap semua untuk menjawab 2) Dapat melakukan diskusi dengan sungguh sungguh
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
20
3) Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai 4) Mengembangkan rasa ingin tahu siswa 5) Tidak ada siswa yang mendominasi dalam kelompok, karena adanya nomor yang membatasi Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together (NHT) menurut Wahyono (2013) yaitu: 1) Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah. 2) Proses diskusi dapat berjalan lancar jika ada siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai. 3) Pengelompokan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda-beda serta membutuhkan waktu khusus. E. Hasil Penelitian yang Relevan Hasil penelitian yang dilakuakan Rizky Praismi Triyuka (2012) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Pokok Bahasan Perubahan Sifat Benda Melalui Model Pembelajaran Kooperatif MetodeNumbered Heads Together di Kelas V SD N 1 Tinggarwangi”. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah adanya peningkatan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 1 Tinggarwangi pada pelajaran IPA kompetensi dasar perubahan sifat benda. Ketuntasan pada siklus I yaitu 78, 12%, siklus II
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
21
ketuntasan belajar mencapai 90, 62% termasuk pada kriteria sangat baik. Pada aspek siklus mencapai 85,9%. Pada aspek psikomotor siklus I yaitu 73,44% dan siklus II ketuntassan belajarnya mencapai 85,07%. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Mustofa (2012) hasil belajar yang diperoleh siswa pada siklus I sebesar 80,22 dengan persentase ketuntasan 77,5% meningkat menjadi 85,17 dengan persentase 100% pada siklus II. Aktivitas guru juga meningkat dari persentase 76% pada siklus I, menjadi 86% pada siklus II. Begitu pula aktivitas siswa yang meningkat dari persentase 78% pada siklus I, kemudian meningkat sebesar 88% pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif model Number Head Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi kenampakan alam pada siswa kelas IV MI Roudlotul Mustashlihin Sukodono. F. Kerangka Berpikir Penerapan model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu wujud aplikasi model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran. Melalui model pembelajaran metodeNumbered Heads Together (NHT) siswa akan berpartisipasi dan berinteraksi secara langsung dalam proses pembelajaran. Sehingga hasil belajar yang meliputi aspek kognitif, afektif dan psikomotor dapat diperoleh secara maksimal. Model pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang melibatkan lebih banyak siswa dalam kelompok-kelompok kecil untuk
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
22
bekerja sama dan saling membantu. Adanya model pembelajaran ini siswa dapat berperan aktif dalam menerima, mencari informasi dan bekerjasama dalam kelompok untuk menyelesaikan pertanyaan dari guru, dalam pembelajaran ini peran guru hanya sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran. Melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) maka siswa dapat mengembangkan potensi dirinya dari berbagai kegiatan dalam proses pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, seperti yang tergambar pada skema sebagai berikut :
Kondisi Awal
Siklus I Refleksi Siklus II
Kondisi Akhir
Belum Menggunakan Model
Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif metodeNumbered Heads Together
Rendahnya hasil belajar Siswa
Tindakan
Melalui Model Pembelajaran kooperatif metodeNumbered Heads Together dapat meningkatkann hasil belajar IPA kelas V
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015
23
Skema kerangka berpikir di atas dapat dideskripsikan sebagai berikut: pada
kondisi
awal
peneliti
belum
menggunakan
model
pembelajarankooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) dan hasil belajar IPA rendah. Pada siklus I dan Siklus II peneliti melakukan tindakan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipeNumbered Heads Together maka hasil belajar IPA kelas V menjadi meningkat. G. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian yang relevandirumuskan hipotesis tindakan “Melalui model pembelajaran kooperatiftipe Numbered Heads Together (NHT) dapat meningkatkan hasil belajar IPA di SD Negeri 1 Karangjati Kecamatan Kemranjen Kabupaten Banyumas”
Meningkatkan Hasil Belajar..., Agnes Prihandini, PGSD UMP,2015