BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Konsep Dasar Wireless Jaringan wireless adalah komunikasi data tanpa menggunakan kabel atau lebih jelasnya yaitu sebuah kumpulan node terinterkoneksi yang saling bertukar informasi dan memakai daya bersama dalam sebuah media transmisi. Wireless (nirkabel) Jaringan tanpa kabel sebenarnya tidak sesulit sistem cable network bahkan lebih mudah. Sistem jaringan WIFI atau Wireless tidak memerlukan penghubung cable network antar komputer . Bila jenis coax atau UTP cable memerlukan kabel sebagai media transfer, dengan Wireless network hanya dibutuhkan ruang atau space dimana jarak jangkau network dibatasi kekuatan pancaran signal radio dari masing masing komputer. Sebelumnya, perlu diketahui bahwa ada 2 cara menghubungkan antar PC dengan sistem Wireless yaitu Ad-hoc dimana 1 PC terhubung dengan 1 PC dengan saling terhubung berdasarkan nama SSID (Service Set IDentifier). SSID sendiri tidak lain nama sebuah komputer yang memiliki card USB atau perangkat wireless dan masing masing perangkat harus diberikan sebuah nama tersendiri sebagai identitas. Kedua jaringan paling umum dan lebih mudah saat ini dengan sistem Access point dengan bentuk PCI card atau sebuah unit hardware yang memiliki fungsi Access point untuk melakukan broadcast ke beberapa komputer client pada jarak radius tertentu. (http://www. obengware.com/tips/ wirelessfordummy.htm, di akses 12 september 2006). (Fatoni;2005:3)
7
8
II.1.1. Jenis Konfigurasi Wireless LAN (WLAN) Secara umum terdapat 2 jenis konfigurasi untuk jaringan berbasis WLAN, yaitu: II.1.1.1. Berbasis Ad-hoc Sistem Ad-hoc adalah sistem peer to peer, dalam arti satu komputer dihubungkan ke 1 komputer dengan saling mengenal SSID (Service Set IDentifier). Bila digambarkan mungkin lebih mudah membayangkan sistem direct connection dari 1 komputer ke 1 komputer lainnya dengan mengunakan Twist pair cable tanpa perangkat HUB. Jadi terdapat 2 komputer dengan perangkat WIFI dapat langsung berhubungan tanpa alat yang disebut access point mode. Pada sistem Ad-hoc tidak lagi mengenal sistem central (yang biasanya difungsikan pada Access Point). Sistem Ad-hoc hanya memerlukan 1 buah komputer yang memiliki nama SSID atau sederhananya nama sebuah network pada sebuah card/komputer . Dapat juga mengunakan MAC address dengan sistem BSSID (Basic Service Set IDentifier - cara ini tidak umum digunakan), untuk mengenal sebuah nama komputer secara langsung. MAC Address umumnya sudah diberikan tanda atau nomor khusus tersendiri dari masing masing card atau perangkat network termasuk network wireless. Sistem Ad-hoc menguntungkan untuk pemakaian sementara misalnya hubungan network antara 2 komputer walaupun disekitarnya terdapat sebuah alat Access Point yang sedang bekerja. (Fatoni;2005:4)
9
Gambar.II.1 Jaringan Berbasis Ad-hoc (M.Rudyanto Arief;2007:2) . Pada Gambar.II.1.1 Jaringan Berbasis Ad-hoc, komunikasi antara satu perangkat komputer satu dengan yang lain dilakukan secara spontan/ langsung tanpa melalui konfigurasi tertentu selama sinyal dari Access Point dapat di terima dengan baik oleh perangkat-perangkat komputer di dalam jaringan ini. II.1.1.2. Berbasis Infrastruktur Sistem infrastruktur membutuhkan sebuah perangkat khusus atau dapat difungsikan sebagai Access point melalui software bila menggunakan jenis Wireless Network dengan perangkat PCI card. Mirip seperti Hub Network yang menyatukan sebuah network tetapi didalam perangkat Access Point menandakan sebuah sebuah central network dengan memberikan signal (melakukan broadcast) radio untuk diterima oleh komputer lain. Untuk mengambarkan koneksi pada infrastruktur dengan Access Point minimal sebuah jaringan wireless network memiliki satu titik pada sebuah tempat dimana komputer lain yang mencari menerima signal untuk masuknya kedalam network agar saling berhubungan. Sistem Access Point (AP) ini paling banyak digunakan karena setiap komputer
10
yang ingin terhubungan kedalam network dapat mendengar transmisi dari Access Point tersebut. Access Point inilah yang memberikan tanda apakah disuatu tempat memiliki jaringan WIFI dan secara terus menerus mentransmisikan namanya Service Set IDentifier (SSID) dan dapat diterima oleh komputer lain untuk dikenal. Bedanya dengan HUB network cable, HUB mengunakan cable tetapi tidak memiliki nama (SSID). Sedangkan Access point tidak mengunakan cable network tetapi harus memiliki sebuah nama yaitu nama untuk SSID. (http://www.obengware.com/tips/ wirelessfor-dummy.htm, di akses 12 september 2006).
Gambar II.2 Jaringan berbasis WLAN Infrastruktur (M.Rudyanto Arief;2007:2)
II.1.2 Client/Server dan Access Point Jaringan Client/Server menggunakan access point sebagai pengaturan alokasi waktu transmisi untuk semua perangkat jaringan dan mengizinkan perangkat mobile melakukan proses roaming dari sel ke sel. Access point
11
digunakan untuk menangani lalu lintas dari radio mobile ke perangkat yang menggunakan kabel maupun pada jaringan wireless. Access point, digunakan untuk melakukan pengaturan lalu lintas jaringan mobile radio ke jaringan kabel ke backbone jaringan wireless client/server. Pengaturan ini diigunakan untuk melakukan pengaturan koordinasi dari semua node jaringan dalam mempergunakan layanan dasar jaringan serta memastikan penanganan lalu lintas data dapat berjalan dengan sempurna. Access point akan merutekan aliran data antara pusat jaringan dengan jaringan wireless yang lain. Dalam sebuah WLAN, pengaturan jaringan akan dilakukan oleh access point pusat yang mempunyai performa thoughput yang lebih baik. (Edi S. Mulyanta;2005:54)
II.1.3 Standarisasi Wireless Beberapa standar yang dikenal dan diterapkan pada produk-produk wireless LAN saat ini 802.11a, 802.11b dan 802.11g. Dalam sejarah dan perkembangannya, standarisasi wireless LAN dimulai dengan standar 802.11. standar ini dicetuskan pada tahun 1997 oleh IEEE (institute of Electrical and Electronics Engineers). Kecepatan transfer data pada standar 802.11 adalah sekitar 2 Mbps. Perbedaan antara standar 802.11a dan 802.11b terletak pada frekuensi radio tempat standar ini bekerja dan pada kecepatan transfer datanya. 802.11a bekerja pada frekuensi radio 5.15 dan 5.875 Ghz. Kecepatan transfer data pada 802.11a mencapai 54 Mbps. Namun pemanfaatan standar ini tidak terlalu menggembirakan, karena sedikitnya produk yang mengadopsi teknologi dengan
12
standar ini, berbeda dengan standar 802.11b, justru lebih banyak dipakai. 802.11b bekerja pada frekuensi radio 2.4 Ghz, namun sayangnya kecepatan transfer data pada 802.11b hanya 11 Mbps. Jauh dibawah standar 802.11a. II.1.3.1 Standar 802.11a Standar 802.11a digunakan untuk mendefiniskan jaringan wireless yang menggunakan frekuensi 5 GHz Unlicensed National Information Infrastrusture (UNII). Kecepatan jaringan ini lebih cepat dari standar 802.11 dan standar 802.11b pada kecepatan transfer sampai 54 Mbps. Kecepatan ini dapat lebih cepat lagi jika menggunakan teknologi yang tepat. Untuk menggunakan standar 802.11a, perangkat-perangkat komputer (devices) hanya memerlukan dukungan kecepatan komunikasi 6 Mbps, 12 Mbps, dan 24 Mbps. Standar 802.11a juga mengoperasikan channel saluran 4 (empat) kali lebih banyak dari yang dapat dilakukan oleh standar 802.11 dan 802.11b. Walaupun standar 802.11a memiliki kesamaan dengan standar 802.11b pada lapisan Media Access Control (MAC), ternyata tetap tidak kompatibel dengan standar 802.11 atau 802.11b karena pada standar 802.11a menggunakan frekuensi radio 5 GHz sementara pada standar 802.11b menggunakan frekuensi 2,4 GHz. Kelebihan dari standar 802.11a adalah karena beroperasi pada frekuensi radio 5 GHz sehingga tidak perlu bersaing dengan perangkat komunikasi tanpa kabel (cordless) lainnya seperti telepon tanpa kabel (cordless phone) yang umumnya menggunakan frekuensi 2,4 GHz. Perbedaan utama yang lain antara standar 802.11a dengan standar 802.11 dan 802.11b adalah bahwa pada standar 802.11a menggunakan jenis modulasi
13
tambahan yang disebut Orthogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM) pada lapisan fisik di model OSI. Walaupun standar 802.11a tidak kompatibel dengan standar 802.11b, beberapa vendor/perusahaan
pembuat perangkat
Access Point berupaya
menyiasati ini dengan membuat semacam jembatan (bridge) yang dapat menghubungkan antara standar 802.11a dan 802.11b pada perangkat access point buatan mereka. Access point tersebut di buat sedemikian rupa sehingga dapat di gunakan pada 2 (dua) jenis standar yaitu pada standar 802.11a dan standar 802.11b tanpa saling mempengaruhi satu sama lain. Standar 802.11a merupakan pilihan yang amat mahal ketika di implementasikan. Hal ini disebabkan karena standar ini memerlukan lebih banyak Access point untuk mencapai kecepatan komunikasi yang tertinggi. Penyebabnya adalah karena pada kenyataannya bahwa gelombang frekuensi 5 GHz memiliki kelemahan pada jangkauan. (M.Rudyanto Arief;2007:4)
II.1.3.2. Standar 802.11b Standar 802.11b merupakan standar yang paling banyak digunakan di kelas standar 802.11. Standar ini merupakan pengembangan dari standar 802.11 untuk lapisan fisik dengan kecepatan tinggi. 802.11b digunakan untuk mendefinisikan jaringan wireless direct-sequence spread spectrum (DSSS) yang menggunakan gelombang frekuensi indusrial, scientific, medicine (ISM) 2,4 GHz dan berkomunikasi pada kecepatan hingga 11 Mbps. Ini lebih cepat daripada kecepatan 1 Mbos atau 2 Mbps yang ditawarkan oleh standar 802.11a. Standar
14
802.11b juga kompatibel dengan semua perangkat DSSS yang beroperasi pada standar 802.11. Standar 802.11b hanya berkonsentrasi hanya pada lapisan fisik dan Media Access Control (MAC). Standar ini hanya menggunakan satu jenis frame yang memiliki lebar maksimum 2.346 byte. Namun, dapat dibagi lagi menjadi 1.518 byte jik di hubungkan secara silang (cross) dengan perangkat access point sehingga dapat juga berkomunikasi dengan jaringan berbasis ethernet (berbasis kabel). Standar 802.11b hanya menekankan pada pengoperasian perangkatperangkat DSSS saja. Standar ini menyediakan metode untuk perangkat-perangkat tersebut untuk mencari (discover), asosiasi, dan autentikasi satu sama lain. Standari ini juga menyediakan metode untuk menangani tabrakan (collision) dan fragmentasi dan memungkinkan metode enkripsi melalui protokol WEP (wired equivalent protocol). (M.Rudyanto Arief;2007:5) II.1.3.3. Standar 802.11g Standar 802.11g pada dasarnya mirip dengan standar 802.11a yaitu menyediakan jalur komunikasi kecepatan tinggi hingga 54 Mbps. Namun, frekuensi yang digunakan pada standar ini sama dengan frekuensi yang digunakan standar 802.11b yaitu frekuensi gelombang 2,4 GHz dan juga dapat kompatibel dengan standar 802.11b. Hal ini tidak dimiliki oleh standar 802.11a. Seperti standar 802.11.a, perangkat-perangkat pada standar 802.11g menggunakan modulasi OFDM untuk memperoleh kecepatan transfer data berkecepatan tinggi. Tidak seperti perangkatperangkat pada standar 802.11a,
15
perangkat-perangkat pada standar 802.11g dapat secara otomatis berganti ke quadrature
phase
shift
keying
(QPSK)
untuk
berkomunikasi
dengan
perangkatperangkat pada jaringan wireless yang menggunakan standar 802.11b. Dibandingkan dengan 802.11a, ternyata 802.11g memiliki kelebihan dalam hal kompatibilitas dengan jaringan standar 802.11b. Namun masalah yang mungkin muncul ketika perangkatperangkat standar 802.11g yang mencoba berpindah ke jaringan 802.11b atau bahkan sebaliknya adalah masalah interferensi yang di akibatkan oleh penggunaan frekuensi 2,4 GHz. Karena seperti dijelaskan di awal bahwa frekuensi 2,4 GHz merupakan frekuensi yang paling banyak digunakan oleh perangkat-perangkat berbasis wireless lainnya. (M.Rudyanto Arief;2007:6)
Tabel II.1 Perbandingan standar 802.11, 802.11a, 802.11b, 802.11g
802.11 Standards Standard
Transmission Speed Band
Signal
820.11
1 Mbps or 2 Mbps
2.4 GHz
DSS or FHSS
820.11a
Up to 54 Mbps
5 GHz
OFDM
802.11b
Up to 11 Mbps
2.4 GHz
DSSS
802.11g
Up to 54 Mbps
2.4 GHz
OFDM
(M.Rudyanto Arief;2007:8) II.2. Visual Basic 2008 Visual Basic merupakan salah satu bahasa pemograman yang andal dan banyak digunakan oleh pengembang untuk membangun berbagai macam aplikasi Windows. Visual Basic 2008 atau Visual Basic 2009 adalah versi terbaru yang
16
telah diluncurkan oleh Microsoft bersama C#, Visual C++, dan Visual Web Developer dalam satu paket Visual Studio 2008. Visual Basic 2008 merupakan aplikasi pemograman yang menggunakan teknologi .NET Framework. Teknologi .NET Framework merupakan komponen Windows yang terintegrasi serta mendukung pembuatan, penggunaan aplikasi, dan halaman web. Teknologi .NET Framework mempunyai 2 komponen utama, yaitu CLR (Common Language Runtime) dan Class Library. CLR digunakan untuk menjalankan apliksi berbasis .NET, sedangkan Library adalah kelas pustaka atau perintah yang digunakan untuk membangun aplikasi. (Wahana Komputer;2010:2)
II.3. MySQL Database MySQL merupakan sistem manajemen basis data SQL yang sangat terkenal dan berbasis open sorce. MySQL dibangun, didistribusikan dan didukung oleh MySQL AB. MySQL AB merupakan perusahaan komersial yang dibiayai oleh pengembang MySQL. (Wahana Komputer;2006:1) Sebenarnya software MySQL mempunyai dua macam lisensi. Lisensi pertama bersifat open source dengan menggunakan GNU (General Public License) dan lisensi kedua berupa Standart Commercial License yang dapat dibeli dari MySQL AB. 1. MySQL merupakan sistem manajemen database. Database merupakan struktur dari penyimpanan data. Untuk menambah dan mengakses, dan memperoses data yang disimpan dalam sebuah
17
database computer maka diperlukan sistem manajemen database MySQL Server. 2. MySQL merupakan sistem manajemen database terhubung (relational database manajemen system). Database terhubung menyimpan data pada table-tabel terpisah. Hal tersebut akan menambah kecepatan dan fleksibelitasnya. Kata SQL pada MySQL merupakan singkatan dari Structured Query Language. SQL merupakan bahasa standar yang digunakan untuk mengakses database dan ditetapkan oleh ANSI/ISO SQL Standard. 3. MySQL merupakan software open sorce. Open sorce berarti semua orang diijinkan untuk menggunakan dan memodifikasinya. Semua orang dapat mendownload software MySQL dari internet dan menggunakan tanpa harus membayar. Anda dapat mempelajari source code dan menggunakannya sesuai kebutuhan. 4. MySQL database server mempunyai kecepatan akses yang tinggi, mudah digunakan serta handal. MySQL dikembangkan untuk menangani database besar secara cepat dan telah sukses digunakan selama bertahun-tahun. Karena konektivitas, kecepatan, dan keamanannya, MySQL server cocok untuk mengakses database di internet. 5. MySQL Server bekerja di client/server atau sistem embedded. Software database merupakan sistem client/server yang terdiri dari multithread SQL Server yang mendukung klien dan library yang
18
berbeda,
administrative
tools,
dan
sejumlah
Applicaton
Programing Interface. (APIs). 6. MySQL tersedia dalam beberapa macam bahasa. Fitur utama dari MySQL adalah: 1. Ditulis dalam bahsa C dan C++. 2. Bekerja dalam berbagai platform misalnya Mac Os X, Solaris, Sun OS, Unix, Novel Netware, Windows dan lain-lain. 3. Menyediakan mesin penyimpanan (engine storage) transaksi dan non transaksi. 4. Server tersedia sebagai program yang terpisah untuk digunakan pada lingkungan jaringan client/server. 5. MySQL mempunyai library yang dapat ditempel pada aplikasi yang berdiri sendiri (standalone application) sehingga komputer dapat digunakan pada komputer yang tidak dalam jaringan. 6. Mempunyai sistem password yang fleksibel dan aman. 7. Dapat menguasai basis data dalam skala besar. Basis data dalam MySQL Server dapat berisi 50 juta record. 8. Klien dapat terkoneksi ke MySQL server menggunakan socket TCP/IP pada platform manapun. 9. Server dapat mengirim pesan error keklien dalam berbagai bahasa. MySQL termasuk jenis RDBMS (Relational Database Manajement System). Pada MySQL, sebuah database terdiri dari tabel-tabel. Sebuah table terdiri dari baris dan kolom. (Wahana Komputer;2006:3)
19
II.4. UML (Unified Modelling Language) Unified
Modelling
Language
(UML)
adalah
suatu
alat
untuk
memvisualisasikan dan mendokumentasikan hasil analisa dan desain yang berisi sintak dalam memodelkan sistem secara visual (Braun, et. al. 2001). Juga merupakan satu kumpulan konvensi pemodelan yang digunakan untuk menentukan atau menggambarkan sebuah sistem software yang terkait dengan objek (Whitten, et. al. 2004). (Mulawarman;2011:1) Sejarah UML sendiri terbagi dalam dua fase; sebelum dan sesudah munculnya UML. Dalam fase sebelum, UML sebenarnya sudah mulai diperkenalkan sejak tahun 1990an namun notasi yang dikembangkan oleh para ahli analisis dan desain berbeda-beda, sehingga dapat dikatakan belum memiliki standarisasi. Fase kedua, dilandasi dengan pemikiran untuk mempersatukan metode tersebut dan dimotori oleh Object Management Group (OMG) maka pengembangan UML dimulai pada akhir tahun 1994 ketika Grady Booch dengan metode OOD (Object-Oriented Design), Jim Rumbaugh dengan metode OMT (Object Modelling Technique) mereka ini bekerja pada Rasional Software Corporation dan Ivar Jacobson dengan metode OOSE (Object-Oriented Software Engineering) yang bekerja pada perusahaan Objectory Rasional. Sebagai pencetus metode-metode tersebut mereka bertiga berinisiatif untuk menciptakan bahasa pemodelan terpadu sehingga pada tahun 1996 mereka berhasil merilis UML versi 0.9 dan 0.91 melalui Request for Proposal (RFP) yang dikeluarkan oleh OMG (Braun, et.al. 2001).
20
Kemudian pada Januari 1997 IBM, ObjecTime, Platinum Technology, Ptech, Taskon, Reich Technologies dan Softeam juga menanggapi Request for Proposal (RFP) yang dikeluarkan oleh OMG tersebut dan menyatakan kesediaan untuk bergabung. Perusahaan-perusahaan ini menyumbangkan ide-ide mereka, dan bersama para mitra menghasilkan UML revisi 1.1. Fokus dari UML versi rilis 1.1 ini adalah untuk meningkatkan kejelasan UML Semantik versi rilis 1.0. Hingga saat ini UML versi terbaru adalah versi 2.0 (http://www.uml.org/). Saat ini sebagian besar para perancang sistem informasi dalam menggambarkan informasi dengan memanfaatkan UML diagram dengan tujuan utama untuk membantu tim proyek berkomunikasi, mengeksplorasi potensi desain, dan memvalidasi desain arsitektur perangkat lunak atau pembuat program. Secara filosofi UML diilhami oleh konsep yang telah ada yaitu konsep permodelan Object Oriented karena konsep ini menganalogikan sistem seperti kehidupan nyata yang didominasi oleh obyek dan digambarkan atau dinotasikan dalam simbol-simbol yang cukup spesifik. Berikut gambar dari diagram UML yaitu :
21
Gambar II.3. Diagram UML (Mulawarman;2011:2)