BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. PENELITIAN TERDAHULU Sebelumnya penelitian ini di kembangkan oleh mustofa, dkk. (2010). Penelitian terdahulu dilakukan untuk mencoba membuat alat komunikasi bawah air dengan metode alat pemancar mengirimkan pesan berupa bit – bit data yang nantinya akan ditangkap atau diterima oleh alat penerima (receiver) yang kemudian akan di tandai dengan nyala lampu yang berkedipkedip. Alat komunikasi pemancar dan penerima di dalam air tersebut dirancang dan dibuat berbasis gelombang ultrasonik. Alat pemancar dan penerima di dalam air berbasis gelombang ultrasonik tersebut dibuat dengan tujuan untuk mendapatkan sebuah alat yang bermanfaat untuk dunia perairan khususnya pada alat pemantau atau alat pencari yang dirancang agar mudah digunakan. Manfaat secara umum dari adanya alat ini adalah untuk memanfaatkan
teknologi
jaringan
sebagai
alat
pembantu
menemukan sinyal sehingga alat ini dapat difungsikan untuk mendeteksi keberadaan suatu benda di dalam air. Dengan adanya penelitian tersebut maka dilakukan penelitian untuk merancang dan membuat sebuah alat pengirim suara berbasis radio frekuensi di dalam air. Alat pengirim suara berbasis radio frekuensi di dalam air ini terdiri dari rangkaian
4
5
pemancar (transmitter) dan rangakaian penerima (receiver). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan sebuah alat pengirim suara yang mampu bekerja di dalam air, cara kerja alat tersebut adalah dengan cara alat pemancar (transmitter) mendapat sebuah inputan data, data tersebut tidak hanya berupa bit – bit melainkan
berupa
inputan
suara.
Rangkaian
pemancar
mengirimkan sebuah data berupa informasi suara yang nantinya akan dipancarkan dan ditangkap oleh alat penerima yang berada di darat maupun di dalam air.
2.2. LANDASAN TEORI 2.2.1. Modulasi Modulasi adalah proses perubahan gelombang periodik yang membuat suatu sinyal dapat membawa informasi. Modulasi adalah proses penggabungan dua sinyal menjadi satu sinyal. Sinyal yang dicampur adalah sinyal berfrekuensi tinggi dan sinyal berfrekuensi rendah. Dengan memanfaatkan karakteristik masingmasing
sinyal,
maka
modulasi
dapat
digunakan
untuk
mentransmisikan sinyal informasi pada daerah yang luas atau jauh. Sebagai contoh Sinyal informasi (suara, gambar, data), agar dapat dikirim ke tempat lain, sinyal tersebut harus ditumpangkan pada sinyal lain. Dalam konteks radio siaran, sinyal yang menumpang adalah sinyal suara, sedangkan yang ditumpangi adalah sinyal radio yang disebut sinyal pembawa (carrier).
6
Modulasi mempunyai dua macam jenis, yaitu modulasi sinyal analog dan modulasi sinyal digital. Contoh dari sinyal analog adalah Frequency Modulation (FM) dan Amplitude Modulation (AM). Sementara itu modulasi sinyal digital antara lain adalah Amplitude Shift Keying (ASK), Phase Shift Keying (PSK), dan Frequency Shift Keying (FSK) [1].
2.2.2. Radio Frekuensi Frekuensi radio (RF) adalah frekuensi yang digunakan sebagai carrier atau pembawa pada komunikasi radio (tepatnya komunikasi non-fisis). Sebagai carrier maka sinyal RF ini dipancarkan oleh antena Transmitter dan ditangkap kembali oleh antena Receiver untuk selanjutnya diolah guna memperoleh informasi yang dibawanya [2]. RF atau yang sering disebut Radio Frekuensi mengarahkan kepada gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang yang biasa digunakan oleh radio communication. Gelombang radio dikelompokan menurut frekuensinya, yang diukur dalam satuan Kilo Hertz, Mega Hertz, atau Giga Hertz. Radio Frekuency atau (RF) berkisar dari Very Low Frequency (VLF), yang besarnya kurang lebih 10 sampai 30 KHz, hingga Extremely High Frequency (EHF), yang besarnya kurang lebih 30 sampai 300 GHz. Gelombang radio merambat pada frekuensi 100,000 Hz sampai 100,000,000,000 Hz, dilain itu gelombang audio merambat pada frekuensi 20 Hz sampai 20,000 Hz. Pada
7
siaran radio, gelombang audio tidak ditransmisikan secara langsung melainkan lewatkan pada gelombang radio yang akan merambat melalui ruang angkasa. Ada dua metode transmisi gelombang audio, yaitu melalui modulasi amplitudo (AM) dan modulasi frekuensi (FM) [3].
2.2.3. Gelombang Pembawa Gelombang Pembawa atau yang sering disebut dengan carier wave adalah gelombang electromagnet yang berfungsi sebagai pembawa informasi berupa suara dalam transmisi radio. Cara membawa informasi pada gelombang pembawa ini disebut modulasi. Dalam stasiun pemancar, suara diperkuat dengan alat penguat dan osilator berfrekuensi tinggi. Gelombang ini dipakai untuk membawa getaran – getaran frekuensi audio yang berasal dari suara manusia, musik, pita kaset dan lain – lain. Gelombang radio berpadu dengan gelombang audio ini disebut modulasi audio. Gelombang ini dapat dipantulkan oleh lapisan ionosfer sehingga dapat mencapai tempat yg jauh dari pemancar. Cara pemancaran ini sering disebut dengan modulasi amplitude (AM), sedangkan pada frekuensi lebih dari 108 hertz, gelombang ini dapat menembus lapisan ionosfer sehingga informasi yang dibawa tidak terganggu oleh desau akibat peristiwa kelistrikan di udara. Informasi yang dibawa dalam bentuk modulasi frekuensi (FM). Oleh karena itu gelombang radio FM lebih jernih suaranya
8
dibandingkan dengan gelombang radio AM, karena gelombang radio FM dipantulkan dengan bantuan satelit [4].
2.2.4. Modulasi Frekuensi (FM) Frequency Modulation (FM) adalah salah satu cara merubah atau memodifikasi sinyal sehingga memungkinkan untuk membawa dan mentransmisikan informasi ketempat tujuan. Frekuensi sinyal pembawa berubah – ubah menurut besarnya amplitude dari sinyal informasi, Modulasi Frekuensi ini lebih tahan gangguan dibanding dengan Modulasi Amplitude. Hal ini berbeda dengan system Modulasi Amplitudo (AM) dimana system AM dari gelombang pembawa yang bervariasi sedangkan frekuensi tetap konstan [5].
Gambar 2.1 Modulasi Frekuensi & Modulasi Amplitudo [6]
9
2.2.5. Modulasi Amplitudo (AM) Modulasi Amplitudo adalah jenis modulasi yang terbilang sederhana. Modulasi Amplitudo adalah modulasi dimana amplitude dari gelombang pembawa berubah karakteristiknya sesuai dengan amplitude signal informasi. Linear Modulation adalah sebutan dari modulasi ini, karena pergeseran frekuensinya bersifat linier mengikuti sinyal informasi yang akan dikirimkan. Bila suatu gelombang pembawa dimodulasi amplitude, maka amplitudo bentuk gelombang pembawa dibuat berubah sebanding dengan tegangan yang memodulasi. Pada modulasi amplitudo dikenal adanya indeks modulasi, dimana perbandingan antara amplitudo informasi dengan gelombang pembawa [7].