BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 2.1.1 Pengertian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pengertian BUMN atau Badan Usaha Milik Negara merupakan badan yang dimiliki oleh negara. Pengertian Badan Usaha Milik Negara Secara umum (BUMN) adalah badan usaha yang seluruhnya atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan (Berdasarkan UU Republik Indonesia No.19 Tahun 2003). BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dalam sistem perekonomian nasional, disamping badan usaha swasta (BUMS) dan koperasi. BUMN berasal dari kontribusi dalam perekonomian indonesia yang berperan menghasilkan berbagai barang dan jasa guna mewujudkan kesejahteraan rakyat. BUMN terdapat dalam berbagai sektor seperti sektor pertanian, perkebunan, kehutanan,
keuangan,
manufaktur,
transportasi,
pertambangan,
listrik,
telekomunikasi dan perdagangan serta kontruksi. 2.1.2 Fungsi BUMN Fungsi Badan Usaha Milik Negara - Badan usaha milik negara memiliki berbagai fungsi dan peranan dalam . Fungsi dan Peranan BUMN adalah sebagai berikut: 1. Sebagai penyedia barang ekonomis dan jasa yang tidak disedikan oleh swasta 2. Merupakan alat pemerintah dalam menata kebijakan perekonomian
6 Universitas Sumatera Utara
7
3. Sebagai pengelola dari cabang-cabang produksi sumber daya alam untuk masyarakat banyak 4. Sebagai penyedia layanan dalam kebutuhan masyarakat 5. Sebagai penghasil barang dan jasa demi pemenuhan orang banyak 6. Sebagai pelopor terhadap sektor-sektor usaha yang belum diminati oleh pihak swasta 7. Pembuka lapangan kerja 8. Penghasil devisa negara 9. Pembantu dalam pengembangan usaha kecil koperasi, 10. Pendorong dalam aktivitas masyarakat terhadap diberbagai lapangan usaha. 2.1.3 Bentuk-Bentuk BUMN BUMN memiliki berbagai macam atau jenis bentuk-bentuk yang berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 19 Tahun 2003 tentang BUMN, Badan Usaha Milik Negara terdiri dari dua bentuk, yaitu badan usaha perseroan (persero) dan badan usaha umum (perum). Penjelasan kedua bentuk BUMN adalah sebagai berikut: 1. Badan Usaha Perseroan (Persero) Badan usaha perseroan (persero) adalah BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51% (lima puluh satu persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan. Maksud dan Tujuan Badan Usaha Perseroan (Persero) yaitu: a. Menyediakan barang dan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya sang kuat
Universitas Sumatera Utara
8
b. Mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai badan usaha. Ciri-Ciri Badan Usaha Perseroan (Persero) a. Dalam pendirian persero diusulkan oleh menteri kepada presiden b. Pelaksanaan pendirian yang dilakukan oleh menteri berdasarkan Perundang - undangan c. Modal berbentuk saham d. Status perseroan terbatas diatur berdasarkan perundang-undangan e. Sebagian atau keseluruhan modal merupakan milik negara dari kekayaan negara yang dipisahkan f. Tidak mendapatkan fasilitas dari Negara. g. Pegawai persero berstatus pegawai negeri h. Pemimpin berupa direksi. i. Organ persero yaitu RUPS, direksi dan komisaris j. Hubungan-hubungan usaha diatur dalam hukum perdata k. Tujuan utamanya adalah mendapatkan keuntungan 2. Badan Usaha Umum (Perum) Badan usaha umum (perum) adalah BUMN yang seluruh modalnya dimiliki oleh negara dan tidak terbagi atas saham. Badan usaha umum memiliki maksud dan tujuan yang didukung menurut persetujuan menteri adalah melakukan penyertaan modal dalam usaha yang lain. Maksud dan Tujuan Badan Usaha Umum (Perum) adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyedia barang dan jasa berkualitas dengan harga yang dapat dijangkau masyarakat menurut prinsip pengelolaan badan usaha yang sehat.
Universitas Sumatera Utara
9
Ciri-Ciri Badan Usaha Umum (Perum): a. Melayani kepentingan masyarakat yang umum b. Pemimpin berupa direksi atau direktur c. Pekerja merupakan pegawai perusahaan dari pihak swasta d. Dapat menghimpun dana dari pihak e. Pengelolaan dari modal pemerintah yang terpisah dari kekayaan negara f. Menambah keuntungan kas negara g. Modal berupa saham atau obligasi bagi perusahaan go public 2.1.4 Manfaat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) BUMN dalam fungsi dan peranannya memiliki berbagai macam manfaatmanfaat yang diberikan kepada negara dan rakyat indonesia. Manfaat Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah sebagai berikut: 1. Memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam memperoleh kebutuhan hidup berupa barang dan jasa 2. Membuka dan memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk angkatan kerja 3. Mencegah monopoli pihak swasta dipasar dalam pemenuhan barang dan jasa 4. Meningkatkan kuantitas dan kualitas dalam komiditi ekspor berupa penambah devisa baik migas maupun non migas. 5. Mengisi kas negara yang bertujuan memajukan dan mengembangkan perekonomian negara. (Sumber: http://www.artikelsiana.com)
Universitas Sumatera Utara
10
2.2 Eksistensi BUMN di Indonesia Eksistensi berasal dari kata eksis yang awal mulanya adalah kata dari bahasa Inggris exist yang berarti ada, berwujud. Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia eksistensi atau pengakuan merupakan suatu keadaan dimana orang lain mengakui dan menghargai diri kita, bukan merupakan wujud abstrak atau materi namun selalu dicari dan dikejar oleh manusia. Negara pada hakikatnya adalah suatu lembaga politik. Dalam kedudukannya yang demikian, negara tunduk pada tatanan hukum publik. Melalui kegiatan berbagai lembaga pemerintah, Negara berkewajiban menyediakan kebutuhan publik dalam rangka memberikan jaminan kesejahteraan kepada rakyat (public welfare provision). Untuk itu, sebagai badan usaha yang sahamnya dimiliki oleh negara, BUMN mempunyai peran penting sebagai salah satu pilar perekonomian nasional, sehingga kinerja BUMN mempunyai dampak signifikan bukan hanya untuk BUMN itu sendiri namun juga untuk sektor ekonomi secara keseluruhan. Peran penting BUMN pada hakikatnya merupakan pengejewantahan amanat konstitusional yang tertuang pada Pasal 33 UUD 1945. Pasal ini merupakan entry point yang diambil para founding fathers dalam merumuskan strategi nasional di bidang ekonomi, yang diarahkan menuju cita-cita luhur yaitu kesejahteraan masyarakat dan keadilan sosial. Makna yang terkandung dalam pasal ini khususnya pada ayat (2) dan ayat (3) menekankan bahwa penguasaan negara atas sumber daya alam dan cabang-cabang produksi yang memiliki nilai strategis mutlak adanya dan dipergunakan sepenuhnya untuk kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Hal ini mengindikasikan secara jelas bahwa negara akan mengambil peran dalam kegiatan ekonomi, yang mana dalam tataran praktiknya
Universitas Sumatera Utara
11
BUMN memiliki tugas tidak semata-mata mengejar keuntungan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Eksistensi BUMN diberbagai negara menunjukkan perbedaan-perbedaan secara konsepsional, termasuk eksistensi BUMN di Indonesia. Meskipun secara umum keberadaan BUMN berkaitan dengan paham kesejahteraan negara (social service state, walfare state), dimana pemerintah memiliki tanggung jawab yang luas dalam berbagai aspek kehidupan warga negaranya guna mewujudkan kesejahteraan rakyat. Salah satu tanggung jawab pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan rakyat itu adalah dalam bidang perekonomian rakyat. Sebagaimana dikemukakan Didik J.Rachbini (1998) bahwa dalam sistem ekonomi yang kompleks, pera pelaku ekonomi tidak hanya terbatas pada swasta, melainkan pemerintah berperan dalam mengatur agar system ekonomi berjalan dengan baik. Pemerintah tampil sebagai pengatur yang baik (regulator), agar sistem ekonomi berkembang harmonis sesuai dengan realita sosial. Namun demikian, ternyata pemerintah tidak meresa cukup hanya sebagai regulator system ekonomi, dimana pemerintah juga terlibat lansung dalam bidang perekonomian. Negara (pemerintah) ikut menjadi pengusaha di samping orang/badan swasta. Implementasi dari pemerintah pengusaha itu diwujudkan dalam bentuk Perusahaan Negara atau yang sekarang lebih populer disebut Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Menurut Robert Fabrikan dalam T.Mulya Lubis dan Richard M. Buxbaum dikutip dari Katon Y Stefanus (2001) BUMN tidak lain dari pada bentuk kebijaksanaan pemerintah dalam mencoba menciptakan atau mempertahankan keseimbangan kasar antara sektor swasta dan sektor pemerintah.
Universitas Sumatera Utara
12
Dalam hal demikian, BUMN diharapkan berperan sebagai faset perekonomian negara dan faset aparatur perekonomian negara. BUMN sebagai salah satu pelaku kegiatan ekonomi dalam perekonomian nasional mempunyai peran penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu UU BUMN ini mengingkan optimalisasi pelaksanaan peran BUMN dalam perekonomian nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Optimalisasi peran BUMN itu dilakukan secara professional. Meskipun menurut Irmadi Lubis, Ketua Pansus Komisi V DPR, bahwa UU itu (UU No.19 Tahun 2003-pen) jauh dari sempurna, jadi terbuka untuk amendemen. Tapi bagi DPR lebih baik melalui 1.000 hari dengan UU yang tidak sempurna daripada satu hari tanpa UU sama sekali. Terlepas dari ketidak sempurnaannya, yang jelas dengan diundangkannya UU BUMN melahirkan sejumlah perubahan mendasar terhadap eksistensi BUMN di Indonesia, antara lain: 1. UU No.19 Tahun 2003 hanya mengenal dua bentuk BUMN, yakni Perusahaan Perseroan (Persero) dan Perusahaan Umum (Perum). Dengan demikian, BUMN dalam bentuk Perusahaan Jawatan (Perjan) akan dibubarkan yang akan ditetapkan Peraturan Pemerintah. Dalam hubungan ini fungsi kemanfaatan (pelayanan) umum yang selama ini menjadi tugas Perjan, akan diberikan penugasan khusus oleh pemerintah kepada Persero atau Perum. Pemberian penugasan khusus fungsi kemanfaatan umum itu kepada Persero maupun Perum harus dengan terlebih dahulu mendapat persetujuan RUPS/Menteri. 2. Jika dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya kedukan dan tugas Perum melayani kepentingan umum dan sekaligus untuk memupuk
Universitas Sumatera Utara
13
keuntungan dan bergerak dibidang yang oleh pemerintah dianggap vital. Dan disamping menjalankan tugas perusahaan, Perum dapat pula dibebani tugas pemerintahan. Tidak demikian halnya dengan UU BUMN, maksud dan tujuan Perum adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. Dari konsepsi UU BUMN mengenai maksud dan tujuan Perum, maka bidang usaha yang dikelola Perum tidak lagi dibatasi oleh adanya sifat vital terhadap bidang yang menjadi usahanya. Ruang gerak Perum menjadi lebih fleksibel, dengan catatan asal penyedian barang dan jasa yang dilakukan Perum harganya terjangkau oleh masyarakat, tetapi tetap didasarkan pada prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat. 3. Jika dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya Persero melakukan usaha perusahaan yang bisa dilakukan swasta dan bukan semata-mata tugas pemerintah. Barang-barang yang dihasilkan perusahaan bukan merupakan kewajiban negara untuk menghasilkannya. Berdasarkan UU BUMN, maksud dan tujuan BUMN tidak lagi diformulasikan dalam perspektif pemikiran pemerintah dan swasta. Persero dalam perspektif UU BUMN tidak obahnya seperti adanya perusahaan swasta. Persero diproyeksikan harus mampu bersaing dengan perusahaan milik swasta. Persero harus mampu menyediakan barang/jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat. Tujuan ini tentu tidak dapat dipisahkan dari maksud dan tujuan persero mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai
Universitas Sumatera Utara
14
perusahaan sebagaimana adanya perusahaan milik swasta. UU BUMN juga menentukan bahwa segala ketentuan dam prinsip-prinsip yang berlaku bagi perseroan terbatas sebagaimana diatur dalam UU No.1 tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. 4. Jika dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya, Direksi Perum diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul menteri yang bersangkutan, maka
berdasarkan UU
BUMN pengangkatan dan
pemberhentian Direksi Perum ditetapkan oleh Menteri sesuai dengan mekanisme dan peraturan perundang-undangan. Sedangkan bagi Pesero, dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya pengangkatan dan pemberhentian Direktur Utama dan Direktur Persero oleh Menteri Keuangan selaku RUPS berdasarkan usul menteri. Sedangkan menurut UU BUMN pengangkatan pemberhentian Direksi dilakukan oleh RUPS dan dalam hal Menteri bertindak sebagai RUPS pengangkatan dan pemberhentian Direksi ditetapkan oleh Menteri. 5. Berdasarkan
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
sebelumnya
anggota Direksi Perum dan Persero diangkat berdasarkan syarat-syarat kemampuan dan keahlian dalam bidang pengelolaan (manajemen) perusahaan, memenuhi syarat lainnya yang diperlukan untuk menunjang kemajuan perusahaan yang dipimpinnya dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disisi lain dalam hal Menteri berpendapat bahwa calon-calon anggota direksi persero yang diusulkan tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka Menteri Keuangan meminta kepada Menteri Teknis agar diusulkan caloncalon lain. Berbeda
Universitas Sumatera Utara
15
halnya dengan UU BUMN, pengangkatan anggota Direksi Persero dan Perum dilakukan melalui mekanisme uji kelayakan dan kepatutan. Pola pengangkatan direksi serupa ini tidak dijumpai dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya. 6. Calon anggota Direksi yang dinyatakan lulus uji kelayakan dan kepatutan oleh UU. BUMN diwajibkan menandatangani kontrak manajemen sebelum
ditetapkan
pengangkatannya
sebagai
anggota
Direksi.
Mekanisme ini juga tidak dijumpai dalam peraturan perundang-undangan sebelumnya. (sumber: Syamsuddien, 2016:16) 2.3 Inovasi 2.3.1 Pengertian Inovasi Menurut Schumpeter inovasi (Dhewanto et al, 2014:3) adalah sebagai kombinasi baru dari faktor-faktor produksi yang dibuat oleh pengusaha dan pemikiran inovasi adalah kekuatan pendorong yang penting (critical driving force) dalam pertumbuhan ekonomi. Konsep inovasi Schumpeter melibatkan inovasi produk, inovasi proses, inovasi pasar, penggunaan bahan baku baru dan mendapatkan bahan baku tersebut dengan cara-cara dan inovasi pada organisasi. Menurut West & Farr (Ancok, 2012:34) mendefinisikan inovasi sebagai berikut: “the intentional introduction and application within a role, group or organization of ideas, processes, products or procedur, new to the relevant unit of adoption, designed to significantly benefit the individual, the group, organization or wider society”(pengenalan dan penerapan dengan sengaja gagasan, proses,
Universitas Sumatera Utara
16
produk dan prosedur yang baru pada unit yang menerapkannya, yang dirancang untuk memberikan keuntungan bagi individu, kelompok dan masyarakat luas) Menurut Hammel (Ancok, 2012:34) inovasi adalah: “a marked departure from traditional management principles, processes, and practices or departure from costomary organizational forms that significantly alters the way wok of management is performed”(peralihan dari prinsip-prinsip, proses, dan prakik-praktik manajemen tradisional atau pergesearan dari bentuk organisasi yang lama yang member pengaruh yang sangat signifikan terhadap sebuah manajemen dijalankan). Koch (Sangkala, 2013: 26) mengatakan bahwa inovasi adalah persoalan penggunaan hasil pembelajaran yaitu penggunaan kompetisi anda sebagai dasar penemuan cara baru dalam melakukan sesuatu yang memperbaiki kualitas dan efisiensi layanan yang disediakan. Dari definisi yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa inovasi adalah suatu proses memikirkan dan mengimplementasikan pemikiran tersebut, sehingga menghasilkan hal baru berbentuk produk, jasa, proses bisnis, cara baru, kebijakan dan lain sebagainya. 2.3.2 Prinsip Inovasi Prinsip inovasi menurut Drucker (Ancok, 1985:149), yaitu: 1. Keharusan a. Inovasi yang mempunyai tujuan dan sistematis, dimulai dengan menganalisis peluang. b. Inovasi bersifat konseptual dan perseptual. c. Inovasi harus sederhana dan harus difokuskan. d. Inovasi yang efektif dimulai dari yang kecil dan tidak muluk-muluk.
Universitas Sumatera Utara
17
e. Inovasi harus mengarah kepada kepemimpinan. 2. Larangan a. Jangan berlagak pintar. Inovasi harus ditangani oleh manusia biasa, dan jika inovasi itu akan mencapai suatu ukuran kepentingan juga. Sesuatu yang terlalu pintar apakah dalam rancangan dan pelaksanaan, hampir pasti akan menemui kegagalan. b. Jangan melakukan diverifikasi, jangan memecah-mecah, jangan coba melakukan terlalu banyak perkerjaan sekaligus.Inovasi yang menyimpang dari intinya akan cendrung gagal, ia akan tetap tinggal gagasan dan tidak akan menjadi inovasi. c. Jangan coba-coba melakukan inovasi bagi masa depan, lakukan inovasi masa sekarang.Sebuah inovasi mungkin mempunyai dampak jangka panjang, inovasi mungkin tidak akan mencapai kematangan hingga dua puluh tahun kemudian. 3. Persyaratan a. Inovasi adalah karya. Inovasi berubah menjadi kerja keras yang terarah dan mempunyai tujuan, yang banyak menuntut ketekunan, keuletan dan komitmen. b. Inovasi harus membina kekuatannya. Inovasi akan lebih penting artinya membina kekuatan seseorang, mengingat resiko dari inovasi dan premi yang dihasilkannya untuk kemampuan dan prestasi. Bisnis tidak akan dapat berjalan baik apabila situasi benar-benar tidak mereka hargai.
Universitas Sumatera Utara
18
c. Inovasi merupakan dampak dalam perekonomian dan masyarakat. 4. Inovator yang konservatif Inovator yang berhasil adalah konservatif yaitu tidak berfokus pada resiko. 2.3.3 Proses Inovasi Proses inovasi Menurut Sherwood (Ancok, 2012:48) proses inovasi ada tiga tahap, yaitu: 1. Memproduksi gagasan Adapun prinsip yang bisa menjadi acuan dalam proses produksi gagasan adalah: a. Gagasan inovasi yang baik muncul dari pemikiran dan perenungan yang mendalam, melalui proses melihat adanya pola baru dari sebuah hal yang sudah ada. Gagasan baru pada dasarnya bukan yang datang tiba-tiba seperti wahyu. Diperlukan usaha dan kemampuan untuk melihat keterkaitan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain. b. Inovasi organisasi akan muncul apabila ada kemauan untuk melihat kombinasi-kombinasi yang mungkin terjadi. Kombinasi ini tidak mudah terlihat kecuali ada pemikiran yang mendalam. Kombinasi baru ini akan lebih banyak muncul bila banyak orang yang terlibat dalam mencari gagasan baru dengan semangat saling membantu. c. Untuk menemui pola baru diperlukan kemampuan untuk meninggalkan pola lama (to unlearn the old pettern). d. Dengan adanya kesediaan untuk meninggalkan pola lama, maka proses inovasi dapat dimulai dengan memilih-milih pola lama untuk menemukan pola baru.
Universitas Sumatera Utara
19
e. Semua gagasan yang muncul dikumpulkan dan dicatat. 2. Mengevaluasi gagasan Tahapan evaluasi pada dasarnya adalah pengambilan keputusan mengenai gagasan mana yang akan diteruskan menjadi sebuah produk inovatif, dan gagasan mana yang akan di tangguhkan implementasinya, atau ditolak. Menurut Sherwood (Ancok, 2012:50) Ada kriteria di dalam menyeleksi sebuah gagasan apakah dilanjutkan atau tidak, yakni: a. Menanyakan seberapa besar keuntungannya bagi organisasi bila gagasan tertentu dilaksanakan. b. Apasaja sumber daya yang diperlukan. c. Seberapa radikalkah gagasan. 3. Mengimplementasi gagasan Implementasi suatu gagasan memerlukan banyak dukungan, mulai dari dukungan pemimpin unit yang bersedia menjadi sponsor sampai ke pihak yang lebih tinggi. Faktor pendukung implementasi bisa dikategorikan sebagai berikut: a. Peran dari menejer senior yang mendukung gagasan. b. Adanya penilaian kerja yang adil dan obyektif dalam menilai sebuah gagasan dan karya inovatif. c. Adanya sistem kompensasi yang mendukung untuk menghargai sebuah inovasi. d. Adanya pelatihan untuk mengimplementasikan seuah gagasan inovatif. e. Adanya suasana yang mendukung inovasi.
Universitas Sumatera Utara
20
f. Adanya dukungan anggaran untuk merealisasikan sebuah gagasan sehingga gagasan akan menjadi sebuah produk yang siap dipasarkan. 2.3.4 Jenis –Jenis Inovasi Menurut Ancok (2012:36) ada 8 (delapan) jenis-jenis inovasi, yaitu: 1. Inovasi proses Sebuah proses dalam pembuatan produk atau penyampaian sebuah layanan kepada pelanggan akan memakan biaya, waktu, dan tenaga. Baik itu bagi penyedia produk maupun bagi pengguna produk. Dalam kegiatan operasional, sebuah organisasi harus menyederhanakan proses kerja untuk memperoleh efisiensi, atau menemukan proses yang samasekali baru dengan meninggalkan proses operasi yang lama demi mencapai lompatan dalam pencapaian hasil kerja organisasi. Kegiatan demikian merupakan contoh inovasi dalam proses. 2. Inovasi metode Perubahan teknik ataupun cara dari model yang lama menjadi model yang terbarukan akan memudahkan perusahaan ataupun organisasi dalam mencapai targetnya. 3. Inovasi struktur organisasi Inovasi bisa juga dilakukan melalui perubahan struktur. Dalam dunia organisasi, inovasi dapat dilakukan dengan mengubah struktur organisasi. Organisasi model lama cendrung mempunyai sifat yang kaku, hierarkis, dan terkotak-kotak. Inovasi dalam struktur organisasi akan menghemat jumlah tenaga kerja dan membuat pekerjaan menjadi cepat selesai.
Universitas Sumatera Utara
21
4. Inovasi dalam hubungan Hubungan dalam bisnis yang semula mengabaikan peran para pelanggan dan pemasok (vendor) membuat biaya bisnis menjadi sangat tinggi. Akibatnya, kemampuan meningkatkan laba perusahaan akan berkurang. Namun, dengan adanya inovasi dalam hubungan dengan pihak luar, dengan cara melibatkan pihak luar sebagai bagian dari kegiatan bisnis, maka banyak hal yang akan menguntungkan perusahaan. Hubungan kemitraan dengan organisasi lain dalam wujud partnering dan stewardship (membantu pengembangan mitra bisnis) adalah sebuah inovasi dalam hubungan bisnis. 5. Inovasi strategi Proses dari mengontrol pemasaran, pengembangan dari produk-produk, penjualan dan lain sebagainya. 6. Inovasi pola pikir (Mindset) Pola pikir merupakan tindakan apa yang kita ambil dalam menghadapi suatu masalah. Dengan pola perubahan pola pikir maka seseorang akan selalu termotivasi untuk lebih produktif dan melakukan inovasi-inovasi yang berguna untuk kebutuhan orang banyak. 7. Inovasi produk Menurut Dhewanto, et. al,(2014:67) Inovasi produk baru merupakan hasil dari pengembangan produk baru oleh suatu peusahaan atau industri, baik yang sudah ada maupun yang belum. Dari produk lama yang telah mencapai titik jenuh dipasaran, diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk lama tersebut. Penggantian ini dapat berupa produk pengganti yang secara total baru atau dengan pengembanagan produk lama yang lebih modern dan up to
Universitas Sumatera Utara
22
date, sehingga dapat terus meningkatkan keinginan konsumen dalam keputusan pembelian produk tersebut. Menurut Razeghi (Wawan Dhewanto et al2014:68) merilis produk baru yang inovatif dan meningkatkan loyalitas pelanggan. Produk 8. Inovasi pelayanan Pelayanan adalah bagian yang sangat penting dari pemasaran sebuah produk dan jasa. Pelayanan menyangkut emosi. Pelayanan harus di tingkatkan agar pelanggan tidak merasa dikecewakan. Dengan berinovasi di bidang pelayanan maka perusahaan akan terus dapat menjalin hubungan yang harmonis dengan pelanggannya. 2.4. Inovasi Produk 2.4.1Pengertian Produk Menurut Indriyo Gitosudarmo (Sunyoto, 2012:69) produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun organisasi. Suatu perusahaan sering kali menjual atau memasarkan tidak hanya satu produk saja tetapi bermacam produk yang dipasarkannya. Karena dengan memasarkan banyak macam produk maka perusahaan akan memperoleh stabilitas hasil yang lebih tinggi. Menurut Kotler (Sunyoto, 2012:69) produk segala sesuatu yang di tawarkan kepada sebuah pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai atau dikonsumsi sehingga memuasakan keinginan atau kebutuhan. Produk bisa berbentuk benda fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan (ide) jenis produk (product item) adalah unit produk yang bisa dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan atau beberapa atribut lain.
Universitas Sumatera Utara
23
Menurut William J. Stanton (Sunyoto, 2012:69) ada dua arti mengenai produk, yaitu : 1. Dalam arti sempit: sebuah produk adalah sekelompok atribut fisik nyata yang terkait dalam sebuah bentuk yang dapat di identifikasikan, 2. Dalam arti luas: sebuah produk adalah sekelompok atribut nyata dan tidak nyata, didalamnya termasuk kemasan, warna, harga, mutu dan merek ditambah dengan pelayanan dan reputasi penjual. 2.4.2 Klasifikasi Produk Dari produk yang biasa dibeli konsumen, dapat dilakukan pengggolongan atau klasifikasi mengenai produk. Menurut Sunyoto (2012:73) klasifikasi produk menurut daya tahannya diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu: 1. Barang yang tahan lama Barang yang tahan lama (durable goods) adalah merupakan barang nyata yang biasanya melayani banyak kegunaan. 2. Barang yang tidak tahan lama Barang yang tidak tahan lama (nondurable) adalah merupakan barang nyata yang biasa dikonsumsi untuk satu atau beberapa kegunaan. 3. Jasa Jasa adalah merupakan kegiatan, manfaat, atau kegunaan yang ditawarkan untuk dijual. 2.4.3 Tingkatan Produk Menurut William J. Stanton (Sunyoto, 2012:70), tingkatan produk ada lima meliputi :
Universitas Sumatera Utara
24
1. Manfaat inti (core benefit), yaitu jasa atau manfaat inti yang sesungguhnya dibeli atau diperoleh oleh konsumen. 2. Manfaat dasar tambahan (generic product) artinya pada inti produk tersebut mendapat manfaat tambahan. 3. Harapan dari produk (expected product) artinya serangkaian kondisi yang diharapkan dan disenangi yang dimiliki atribut tersebut. 4. Kelebihan yang dimiliki produk (augmented product) artinya salah satu manfaat yang dapat memedakan produk tersebut dengan produk para pesaing. 5. Masa depan potensi produk (potensial product) artinya bagaimana harapan masa depan produk tersebut jika terjadi perubahan dan perkembangan teknologi dan selera konsumen. Menurut Theodere Levitt (Sunyoto, 2012:71) produk ditawarkan dapat terdiri dari empat unsur, yaitu : 1. Produk inti atau generik (core of generik product). 2. Produk yang diharapkan, terdiri atas produk inti berikut pertimbangan keputusan pembelian minimal yang harus dipenuhi (expected product). 3. Produk tambahan (augmented produk). 4. Produk potensial (potensial product), dimana tampilan dan tambahan yang berguna bagi konsumen atau mungkin menambah kepuasan konsumen. 2.4.4 Pengertian Inovasi Produk Menurut Dhewanto et al (2014:67) inovasi produk adalah hasil pengembangan produk baru oleh suatu perusahaan atau industri, baik yang sudah ada atau belum, dari produk lama yang telah mencapai titik jenuh di pasaran, diperlukan sebuah inovasi untuk mengganti produk lama tersebut. Penggantian ini
Universitas Sumatera Utara
25
dapat berupa poduk pengganti yang secara total baru atau dengan perkembangan produk lama yang lebih modern dan up to date, sehingga dapat terus meningkatkan keinginan konsumen dalam keputusan pembelian produk tersebut. Definisi mengenai pengertian inovasi produk menurut Myers dan Marquis (Kotler, 2007:36) menyatakan bahwa inovasi produk adalah gabungan dari berbagai macam proses yang saling mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain. Jadi inovasi bukanlah konsep dari suatu ide baru, penemuan baru atau juga bukan merupakan suatu perkembangan dari suatu pasar yang baru saja, tetapi inovasi merupakan gambaran dari semua proses-proses tersebut. Hurley and Hult (Kusumo, 2006:22) mendefinisikan inovasi produk sebagai sebuah mekanisme perusahaan untuk beradaptasi dalam lingkungan yang dinamis, oleh karena itu perusahaan dituntut untuk mampu menciptakan pemikiran-pemikiran baru, gagasan-gagasan baru dan menawarkan produk yang inovatif serta peningkatan pelayanan yang memuaskan pelanggan. Berdasarkan pada definisi inovasi produk yang dipaparkan di atas maka penulis menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan inovasi produk adalah suatu
kegiatan
usaha
bisnis
untuk
menciptakan
produk
baru
dalam
mempertahankan loyalitas pelanggan, memperluas pasar, meningkatkan minat dari konsumen dan meningkatkan keeksistensian perusahaan. Inovasi produk bertujuan
untuk
meningkatkan
daya
saing
dalam
pelayanan,
menjaga
kelangsungan hidup dari perusahaan, memenuhi perubahan selera dan kebutuhan konsumen.
Universitas Sumatera Utara
26
2.4.5 Kategori Inovasi Produk Menurut Lukas dan Ferrel (2000:240) Inovasi produk ini dapat dibedakan menjadi tiga kategori : 1. Perluasan Lini Produk (Line Product Extention) Adalah produk-produk relatif baru bagi pasar namun tidak baru bagi perusahaan. 2. “me too” products Adalah produk-produk relatif baru bagi perusahaan namun pasar telah mengenalnya terlebih dulu. 3. “new to the world” products Merupakan produk yang benar-benar baru baik bagi pasar maupun perusahaan. 2.4.6 Pengembangan Inovasi Produk Menurut William J. Stanton (Sunyoto, 2012:91) langkah pengembangan produk baru antara lain: 1. Mewujudkan gagasan produk baru (generation of new product ideas) Pengembangan produk baru dimulai dengan sebuah ide atau gagasan, yang penting pengembangan suatu sistem perusahaan untuk merangsang gagasangagasan baru dan kemudian mengakui dan meninjaunya dengan tepat. 2. Menyaring dan menilai gagasan-gagasan (screening and evaluation of ideas) Gagasan-gagasan baru itu dievaluasi yang dapat dijadikan jaminan yang berharga untuk dikembangkan. 3. Analisis bisnis (business analysis)
Universitas Sumatera Utara
27
Analisis bisnis adalah tingkatan pengembangan konsep menjadi suatu usaha bisnis yang konkret. Kewajiban perusahaan dalam tahap ini antara lain; mengindentifikasi
ciri-ciri
produk,
memperkirakan
permintaan
pasar,
menyusun sebuah program untuk pengembangan produk, tanggung jawab untuk studi lebih lanjut kemungkinan pelaksanaan pembuatan produk. 4. Pengembangan produk (product development) Pengembangan produk adalah mewujudkan gagasan ke dalam produk yang konkret. 5. Uji pemasaran (test marketing) Produk tersebut selanjutnya dilakukan uji coba dilaksanakan di daerah geografis yang terbatas, sehingga manajemen dapat mengambil suatu keputusan yang menguntungkan. 6. Komersialisasi (commerzialitation) Komersialisasi adalah tahap peluncuran produk ke pasar dengan program pemasaran
dalam
skala
penuh.
Kewajiban
manajemen
pada
tahap
komersialisasi antara lain; kapan kita mulai memasarkan produk (when), ke daerah mana kita memasarkan produk (where), ke pada siapa kita memasarkn produk (to whom), dan bagaimana kita memasarkan produk (how). 2.4.7 Faktor Pendorong Inovasi Produk Setiap dorongan inovasi produk dapat datang dari dua hal yang berbeda, Menurut Boehme dan Bullinger (Dhewanto et al, 2014:75): 1. Market Pull/Demand Pull Inovasi yang datang melalui sumber ini dimulai dari ketidakpuasan costumer akan suatu produk dipasar, yang kemudian menciptakan pemecahan masalah
Universitas Sumatera Utara
28
atas permintaan customer ini (sebuah produk untuk kebutuhan tertentu). Dorongan ini datang dari seseorang atau sekelompok orang yang mau mengekspresikan kebutuhan pasar menjadi produk nyata yang dapat digunakan oleh banyak orang yang membutuhkannya. 2. Tecnology push Inovasi yang datang dari sumber ini dimulai dari ketidakpuasan peneliti (internal atau eksternal) akan produk yang sudah ada, kemudian tujuan utama adalah mengkomersialisasikan produk baru yang belum dimengerti oleh masyarakat. Dorongan ini datang dari kompetensi teknologi yang teraplikasi, dorongan seperti ini tidak melihat pasar apakah penciptaan produk ini dibutuhkan sebelumnya oleh pasar atau tidak. 2.4.8 Faktor Penghambat Inovasi Produk Menurut Kotler (Sunyoto, 2012:92): Beberapa sebab yang dapat mengakibatkan makin sulitnya keberhasilan pengembangan produk baru di masa yang akan datang, yaitu: 1. Kekurangan ide pokok baru yang penting dalam bidang –bidang tertentu: Mungkin hanya sedikit cara yang dapat meningkatkan beberapa produk dasar seperti baja, sabun cuci, dan sebagainya 2. Pasar yang terpecah-pecah Persaingan yang tajam menyebabkan pasar yang terpecah-pecah. Perusahaan terpaksa mengarahkan produk barunya pada segmen pasar yang lebih sempit, bukan pasar dan ini berarti penjualan dan keuntungan yang lebih kecil dari masing-masing barang.
Universitas Sumatera Utara
29
3. Kendala sosial dan pemerintah Produk baru harus memenuhi persyaratan umum seperti keselamatan konsumen dan tidak mencemarkan lingkungan. 4. Mahalnya proses pengembangan produk baru Untuk menghasilkan satu atau dua gagasan yang baik perusahaan harus mulai dengan banyak gagasan tentang produk baru. Biaya pengembangan untuk peluncuran untuk masing-masing produk akan meningkatkan tinggi terutama pada tingkat inflasi saat ini nyata pada biaya-biaya produksi, periklanan dan distribusi. 5. Kurangnya Modal Kebanyakan perusahaan tidak mampu mengumpulkan dana yang diperlukan bagi penelitian untuk inovasi yang sesungguhnya. Akhirnya mereka hanya menekankan pada modifikasi dan peniruan produk. 6. Waktu pengembangan yang lebih cepat: Para pesaing mungkin cepat memperoleh ide yang sama pada waktu yang sama, dan kemenangan akan di raih yang paling cepat. 7. Pendeknya tahap pertumbuhan pada barang-barang yang berhasil. Bila suatu barang berhasil di pasar, pesaing-pesaing cepat sekali menirunya. Inilah yang memperpendek tahap pertumbuhan suatu produk baru. 2.5 Penelitian Terdahulu 1. Putri Ismie Mayangsari, M. Saleh Soeaidy, Wima Yudho Prasetyo (Universitas Brawijaya Malang) Penelitian ini berjudul “Inovasi Pt. Pos Indonesia Dalam Menjaga Eksistensi Dan Daya Saing Pelayanan Publik”. Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini adalah 1) bentuk-bentuk
Universitas Sumatera Utara
30
inovasi
PT.
Pos
Indonesia
Sidoarjo
untuk
menghadapi
tantangan
organisasional adalah inovasi produk danproses.2)PT. Pos Indonesia telah berhasil dalam melakukan inovasi karena inovasi layanan yang ada, seperti layanan pos express, pos payment, wesel pos prima dan instan, perangko prisma, dan lain sebagainya, memiliki sifat baru yang lebih efektif dan efisien dengan memanfaatkan teknologi jaringan online sehingga dapat diterima oleh masyarakat pengguna layanan.3) akan tetapi, inovasi-inovasi yang ada masih belum menjawab semua tantangan organisasional yang dihadapi PT. Pos Indonesia Sidoarjo karena inovasi produk dan proses belum mampu mengatasi masalah organisasional yang dihadapi terkait dengan kualitas dan kuantitas SDM. 4) Di lingkungan internal PT. Pos Indonesia Sidoarjo faktor yang mendorong pengembangan inovasi adalah terkait dengan SDM serta visi dan misi, faktor penghambat yang ada di lingkungan eksternal adalah sarana dan prasarana serta biaya operasional. Sedangkan faktor yang mendorong pengembangan
inovasi
dari
lingkungan
eksternal
adalah
kebijakan
pemerintah, kemajuan teknologi, dan munculnya jasa pengiriman swasta. Sedangkan faktor penghambatnya adalah pelanggan atau pengguna jasa layanan. 2. Riandar Fata Hudaya (Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta) Penelitian ini berjudul“Strategi Inovasi Produk PT.Bank Panin Syariah Dalam Meningkatkan Daya Saing Antar Sesame Bank Syariah Dan Bank Konfensional”. Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian bank panin syariah telah melakukan strategi mirroring pada produk-produk perbangkan atau melihat produk yang ada
Universitas Sumatera Utara
31
didalam bank panin konfensional mungkin bisa di duplikat ke bank panin syariah. Bank panin syariah tidak berfokus pada imenciptakan produk-produk terlalu banyak, tetapi lebih menekankan men-delivered produk-produknya ke masyarakat. 3. Nurlaili (Universitas Jember) Penelitian ini berjudul “ Strategi Inovasi Produk Olahan Hasil Laut Pada UKM Trisna Mandiri, Denna, dan Jaya Utama 2 Probolinggo”. Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil Penelitian ini menunjukkan analisa data yang telah dilakukan diperoleh hasil gambaran mengenai strategi inovasi produk yang dilakukan oleh UKM Trisna Mandiri, Denna, dan Jaya Utama 2. Ketiga UKM ini dalam menjalankan usahanya mengalami naik turun dalam penjualan produk yang diproduksi. Hal ini karena banyaknya muncul UKM-UKM baru, dan UKM tersebut memproduksi produk yang hampir sama. Sehingga UKM dengan produk yang tidak inovatif akan mengalami kerugian. Untuk mengatasi hal ini, pemilik UKM selalu berupaya memproduksi dengan inovasi vii produk yang berbeda dengan UKM lain. Upaya yang dilakukan pemilik UKM tersebut yaitu dengan strategi inovasi produk yang meliputi inovasi teknologi, proses pembuatan, kemasan, dan adanya produk baru yang mereka produksi. Dengan strategi inovasi produk yang dilakukan pemilik UKM, pemilik UKM berupaya agar setiap produk yang dikeluarkan dapat diminati oleh konsumen. Upaya tersebut dilakukan dengan selalu peka terhadap perubahan selera konsumen. Dengan melakukan inovasi-inovasi, pemilik UKM mampu memenuhi selera konsumen yang selalu berubah-ubah. Hal ini membuat produk yang
Universitas Sumatera Utara
32
diproduksi UKM selalu laku dipasaran dan menambah jumlah konsumen terhadap produk yang diproduksi. 4. Ravestian Oki Maulidy (Universitas Jember) Penelitian ini Berjudul“Inovasi Produk Garmen Pada Cv. Erna Jaya Bali”. Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil Penelitian ini menunjukkan Bahwa Perusahaan juga mengacu pada pendekatanpendekatan mengenai pengembangan produk yang didasarkan pada asumsi pasar yang merupakan bagian dari inovasi-inovasi yang terdiri dari inovasi berbasis ukuran, inovasi berbasis design, inovasi berbasis bahan komplementar dan inovasi berbasis pada pengurangan upaya yang diterapkan perusahaan dalam melakukan kegiatan
produksi
untuk
dapat
mempertahankan
perusahaan
dan
mengembangkanya. 5. Galuh Rahmadani Purwoko, 2014 (Universitas Jember) Penelitian ini berjudul “Strategi Inovasi Motif Produk Batik Sanggar Batik Sayu Wiwit Banyuwangi Dalam Memperluas Pasar”. Penelitian ini menggunakan deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana strategi inovasi motif produk batik pada Sanggar Batik Sayu Wiwit Banyuwangi. Penelitian yang dilakukan yaitu menggunakan metode diskriptif paradigma kualitatif melalui beberapa tahapan yaitu observasi pendahuluan, wawancara, dan dokumentasi yang berkaitan dengan strategi inovasi motif produk batik Berdasarkan hasil dari pembahasan yang telah di uraikan sebelumnya, bahwa Sanggar Batik Sayu Wiwit dalam menerapkan stratregi inovasi motif produk batik yaitu terlebih dahulu menganalisis faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internalnya yaitu dalam
Universitas Sumatera Utara
33
berinovasi motif pembuatanya lebih banyak muncul dari pemilik sendiri yang dipengaruhi oleh pengalaman sendiri. Faktor eksternal yaitu di pengaruhi oleh kejenuhan pasar dan juga berasal dari permintaan seorang konsumen yang memesan. 2.6 Kerangka Pemikiran Gambar 2.1 Kerangka Berfikir PT. POS Indonesia
Inovasi
Produk
Jenis Inovasi
Jenis Inovasi Produk Eksistensi dan Daya Saing Pelayanan Konsumen
Universitas Sumatera Utara