BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Mengenai Bank
2.1.1. Pengertian Bank
Bank adalah sebuah tempat di mana uang disimpan dan dipinjamkan, serta suatu badan usaha yang memiliki wewenang dan fungsi untuk menghimpun dana masyarakat umum untuk disalurkan kepada yang memerlukan dana tersebut. Definisi lain dari bank seperti yang diungkapkan oleh Kasmir, SE., MM (2002,92), bahwa bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa-jasa bank lainnya.
Sedangkan
pengertian
lembaga
keuangan
adalah
setiap
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan dimana kegiatannya apakah hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau keduaduanya. Adapun definisi bank yang dapat diberlakukan di Indonesia adalah sesuai dengan yang ditetapkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan dan
12
13
merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992.
Berdasarkan Undang-Undang tersebut, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-
bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
Dengan demikian, berdasarkan beberapa definisi mengenai bank yang telah dikemukakan di atas, pada dasarnya semua definisi memiliki pengertian yang sama, bahwa bank merupakan sebuah badan yang mempunyai tugas utama untuk melakukan penghimpunan dana dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat.
2.1.2. Fungsi Bank Fungsi-fungsi bank umum yang diuraikan di bawah ini menujukkan
betapa
pentingnya
keberadaan
bank
umum
dalam
perekonomian modern, yaitu : a. Penciptaan uang Uang yang diciptakan bank umum adalah uang giral, yaitu alat pembayaran lewat mekanisme pemindahbukuan (kliring). Kemampuan bank umum menciptakan uang giral menunjukan posisi dan fungsinya dalam pelaksanaan kebijakan moneter. Bank sentral dapat mengurangi atau menambah jumlah uang yang beredar dengan cara mempengaruhi kemampuan bank umum menciptakan uang giral.
14
b. Mendukung Kelancaran Mekanisme Pembayaran
Fungsi lain dari bank umum yang juga sangat penting
adalah mendukung kelancaran mekanisme pembayaran. Hal ini
dimungkinkan karena salah satu jasa yang ditawarkan bank
umum adalah jasa-jasa yang berkaitan dengan mekanisme pembayaran. Beberapa jasa yang amat dikenal adalah kliring, transfer uang, penerimaan setoran-setoran, pemberian fasilitas pembayaran dengan tunai, kredit, fasilitas-fasilitas pembayaran yang mudah dan nyaman, seperti kartu plastik dan sistem pembayaran elektronik. c. Penghimpunan Dana Simpanan Masyarakat Dana yang paling banyak dihimpun oleh bank umum adalah dana simpanan. Di Indonesia dana simpanan terdiri atas giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan atau bentuk
lainnya
yang dapat
dipersamakan dengan
itu.
Kemampuan bank umum menghimpun dana jauh lebih besar dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Dana-dana simpanan yang berhasil dihimpun akan disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, utamanya melalui penyaluran kredit.
15
d. Mendukung Kelancaran Transaksi Internasional
Bank umum juga sangat dibutuhkan untuk memudahkan
dan atau memperlancar transaksi internasional, baik transaksi
barang/jasa maupun transaksi modal. Kesulitan-kesulitan
transaksi antara dua pihak yang berbeda negara selalu muncul karena perbedaan geografis, jarak, budaya dan sistem moneter masing-masing negara. Kehadiran bank umum yang beroperasi dalam skala internasional akan memudahkan penyelesaian transaksi-transaksi tersebut. Dengan adanya bank umum, kepentingan
pihak-pihak
yang
melakukan
transaksi
internasional dapat ditangani dengan lebih mudah, cepat, dan murah. e. Penyimpanan Barang-Barang Berharga Penyimpanan barang-barang berharga adalah satu jasa yang paling awal yang ditawarkan oleh bank umum. Masyarakat dapat menyimpan barang-barang berharga yang dimilikinya seperti perhiasan, uang, dan ijazah dalam kotak-kotak yang sengaja disediakan oleh bank untuk disewa (safety box atau safe deposit box). Perkembangan ekonomi yang semakin pesat menyebabkan
bank
memperluas
jasa
pelayanan
menyimpan sekuritas atau surat-surat berharga.
dengan
16
f. Pemberian Jasa-Jasa Lainnya
Di Indonesia pemberian jasa-jasa lainnya oleh bank
umum juga semakin banyak dan luas. Saat ini kita sudah dapat
membayar listrik, telepon membeli pulsa telepon seluler,
mengirim uang melalui atm, membayar gaji pegawai dengan menggunakan jasa-jasa bank. Adapun secara spesifik bank bank dapat berfungsi sebagai agent of trust, agent of develovment dan agen of services. a. Agent Of Trust Yaitu lembaga yang landasannya kepercayaan. Dasar utama kegiatan perbankkan adalah kepercayaan ( trust ), baik dalam penghimpun dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi kepercayaan. Dalam fungsi ini akan di bangun kepercayaan baik dari pihak penyimpan dana maupun dari pihak bank dan kepercayaan ini akan terus berlanjut kepada pihak debitur. Kepercayaan ini penting dibangun karena dalam keadaan ini semua pihak ingin merasa diuntungkan untuk baik dari segi penyimpangan dana, penampung dana maupun penerima penyaluran dana tersebut.
17
b. Agent Of Development
Yaitu
lembaga
yang
memobilisasi
dana
untuk
pembangunan ekonomi. Kegiatan bank berupa penghimpun dan
penyalur dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan
perekonomian
di
sektor
riil.
Kegiatan
bank
tersebut
memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi,
kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi, distribusi dan konsumsi tidak
dapat
dilepaskan
dari
adanya
penggunaan
uang.
Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian
suatu
masyarakat. c. Agent Of Services Yaitu pembangunan
lembaga ekonomi.
yang
memobilisasi
Disamping
dana
melakukan
untuk kegiatan
penghimpun dan penyalur dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakan. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. 2.1.3 Peran Bank Dalam menjalankan kegiatannya bank mempunyai peran penting dalam sistem keuangan, yaitu :
18
a. Pengalihan Aset (Asset transmutation)
Yaitu pengalihan dana atau aset dari unit surplus ke unit
devisit. Dimana sumber dana yang diberikan pada pihak
peminjam berasal pemilik dana yaitu unit surplus yang jangka
waktunya dapat diatur sesuai dengan keinginan pemilik dana.
Dalam hal ini bank berperan sebagai pangalih aset yang likuid
dari unit surplus (lender) kepada unit defisit (borrower). b. Transaksi (transaction) Bank memberikan berbagai kemudahan kepada pelaku ekonomi untuk melakukan transaksi. Dalam ekonomi modern, trnsaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi keuangan. Untuk itu produk-produk yang dikeluarkan oleh bank (giro, tabungan, depsito, saham dan sebagainya) merupakan pengganti uang dan dapat digunakan sebagai alat pembayaran. c. Likuiditas (liquidity) Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk produk-produk berupa giro, tabungan, deposito, dan
sebagainya.
Produk-produk
tersebut
masing-masing
mempunyai tingkat likuiditas yang berbeda-beda. Untuk kepentingn likuiditas para pemilik dana dapat menempatkan dananya sesuai dengan kebutuhan dan kepentingannya. Dengan demikian bank memberikan fasilitas pengelolaan likuiditas kepada
pihak
yang
mengalami
surplus
likuiditas
dan
19
menyalurkannya kepada pihak yang mengalami kekurangan
likuiditas. d. Efisiensi (efficiency) Peranan bank sebagai
peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah produknya.
broker adalah menemukan
Disini bank hanya memperlancar dan mempertemukan pihak-
pihak yang saling membutuhkan. Adanya informasi yang tidak simetris (asymmetric information) antara peminjam dan investor menimbulkan masalah insentif. Peran bank menjadi penting untuk memecahkan masalah insentif tersebut. Untuk itu jelas peran bank dalam hal ini yaitu menjembatani dua pihak yang saling berkepentingan untuk menyamakan informasi yang tidak sempurna, sehingga terjadi efisiensi biaya ekonomi.
2.1.4 Jenis-jenis bank a. Bank Sentral UU No.3 Tahun 2004, Bank Sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara, merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi perbankan serta menjalan fungsi sebagai lender of the last resort. Bank sentral yang dimaksud adalah Bank Indonesia.
20
Bank Indonesia adalah lembaga negara yang independen dalam
melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pemerintah dan atau pihak lain, kecuali untuk hal-hal yang secara tegas diatur dalam undang-undang ini.
Tujuan Bank Indonesia Menurut UU RI No. 3 Tahun
2004 Pasal 7, dijelaskan tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Untuk mencapai tujuan yang dimaksud Bank Indonesia melaksanakan kebijakan moneter secara berkelanjutan, konsisten, transparan, dan harus mempertimbangkan kebijakan umum pemerintah di bidang perekonomian. Tugas Bank IndonesiaBerdasarkan UU No. 3 Tahun 2004, Bank Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut: 1)
menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter dalam rangka menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, Bank Indonesia berwenang: menetapkan sasaran moneter dengan memerhatikan sasaran laju inflasi; melakukan pengendalian moneter dengan menggunakan cara-cara sebagai berikut, diantaranya: - operasi pasar terbuka di pasar uang baik rupiah maupun valuta asing
21
- penetapan tingkat diskonto
- penetapan cadangan wajib minimum
- pengaturan kredit atau pembiayaan
Cara-cara pengendalian moneter dapat dilaksanakan juga
berdasarkan prinsip syariah. Pelaksanaan ketentuan
tersebut ditetapkan Peraturan Bank Indonesia.
2)
mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran dalam rangka mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran, bank Indonesia berwenang melaksanakan dan
memberikan
penyelenggaraan
persetujuan jasa
sistem
dan
izin
atas
pembayaran
dan
mewajibkan penyelenggara jasa sistem pembayaran untuk menyampaikan laporan tentang kegiatannya. Pelaksanaan kewenangan di atas ditetapkan dengan Peraturan Bank Indonesia. 3)
mengatur
dan
mengawasi
bank
dalam
rangka
melaksanakan tugas mengatur dan mengawasi bank, Bank Indonesia
menetapkan
peraturan,
memberikan
dan
mencabut izin atas kelembagaan dan kegiatan usaha tertentu dari bank, melaksanakan pengawasan bank dan
22
mengenakan
terhadap
bank sesuai
dengan
peraturan Bank Indonesia.
sanksi
b. Bank Umum
Pengertian
bank
umum
menurut
Peraturan
Bank
Indonesia No. 9/7/PBI/2007 adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Jasa yang diberikan oleh bank umum bersifat umum, artinya dapat memberikan seluruh jasa perbankan yang ada. Bank umum sering disebut bank komersial (commercial bank). Bank umum mempunyai banyak kegiatan. Adapun kegiatan-kegiatan bank umum yang utama antara lain: 1)
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk giro, deposito, sertifikat deposito, dan tabungan;
2)
memberikan kredit;
3)
menerbitkan surat pengakuan utang;
4)
memindahkan uang, baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk kepentingan bank itu sendiri;
5)
menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan atau dengan pihak ketiga;
23
6)
berharga; dan
menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat
7)
melakukan penempatan dana dari nasabah ke nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di
bursa efek.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan BPR jauh lebih sempit jika dibandingkan dengan
kegiatan
bank
umum.
BPR
dalam
melakukan
kegiatannya tidak sama dengan kegiatan yang dilakukan oleh bank konvensional (bank umum). Ada kegiatan-kegiatan yang tidak boleh dilakukan oleh BPR, yaitu:
1)
menerima simpanan berupa giro,
2)
mengikuti kliring,
3)
melakukan kegiatan valuta asing,
4)
melakukan kegiatan perasuransian.
24
Adapun bentuk kegiatan yang boleh dilakukan oleh BPR
meliputi hal-hal berikut ini.
1)
Menghimpun dana dalam bentuk simpanan tabungan dan simpanan deposito.
2)
Memberikan pinjaman kepada masyarakat.
3)
Menyediakan
pembiayaan
dan
penempatan
dana
berdasarkan prinsip syariah. 2.1.5
Jenis Bank Berdasarkan Kepemilikannya Apabila ditinjau dari segi kepemilikannya, jenis bank terdiri atas bank milik pemerintah, bank milik swasta nasional, dan bank milik swasta asing. a. Bank Milik Pemerintah (Bank Persero) Bank pemerintah (Bank Persero) adalah bank di mana baik akta pendirian maupun modalnya dimiliki oleh pemerintah, sehingga seluruh keuntungan bank dimiliki oleh pemerintah pula. Bank pemerintah yaitu terdiri dari Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Mandiri, Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Tabungan Negara (BTN).
25
b. Bank Milik Asing
Bank jenis ini merupakan cabang dari bank yang ada di
luar negeri, baik milik swasta asing atau pemerintah asing.
Kepemilikannya dimiliki oleh pihak luar negeri. Contohnya
ABN AMRO bank, City Bank, dan lain-lain. c. Bank Milik Swasta Nasional
Merupakan bank yang seluruh atau sebagian besar sahamnya dimiliki oleh swasta nasional. Kemudian akte pendiriannya pun didirikan oleh swasta, begitu pula dengan pembagian keuntungannya untuk keuntungan swasta pula. Contoh bank milik swasta nasional antara lain: Bank Bumi Putera, Bank Central Asia (BCA), Bank Danamon, Bank Internasional Indonesia, Bank LIPPO, Bank Mega, Bank Muamalat, Bank Niaga, Bank Universal. d. Bank Milik Koperasi Merupakan bank yang kepemilikan saham-sahamnya dimiliki oleh perusahaan yang berbadan hukum koperasi. Contoh bank jenis ini adalah Bank Umum Koperasi Indonesia (BUKOPIN).
26
e. Bank Milik Campuran
Kepemilikan saham bank campuran dimiliki oleh pihak
asing dan pihak swasta nasional. Kepemilikan sahamnya secara
mayoritas dipegang oleh warga negara Indonesia. Contoh bank
campuran antara lain Bank Finconesia, Bank Merincorp, Bank PDFCI, Bank Sakura Swadarma, Ing Bank, Inter Pacifik Bank, Mitsubishi Buana Bank, Paribas BBD Indonesia, Sumitomo Niaga Bank, Sanwa Indonesia Bank.
2.1.6 Jenis Bank Berdasarkan Kegiatan Operasionalnya a. Bank Konvensional Pengertian kata “konvensional” menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”. Sementara itu, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah “berdasarkan kesepakatan umum” seperti adat, kebiasaan, kelaziman. Berdasarkan pengertian itu, bank konvensional adalah bank yang dalam operasionalnya menerapkan metode bunga, karena metode bunga sudah ada terlebih dahulu, menjadi kebiasaan dan telah dipakai secara meluas dibandingkan dengan metode bagi hasil.
Bank
konvensional pada umumnya beroperasi dengan mengeluarkan produk-produk untuk menyerap dana masyarakat antara lain
27
tabungan, simpanan deposito, simpanan giro; menyalurkan dana
yang telah dihimpun dengan cara mengeluarkan kredit antara lain kredit investasi, kredit modal kerja, kredit konsumtif, kredit
jangka pendek; dan pelayanan jasa keuangan antara lain kliring,
inkaso, kiriman uang, Letter of Credit, dan jasa-jasa lainnya
seperti jual beli surat berharga, bank draft, wali amanat,
penjamin emisi, dan perdagangan efek.
Bank konvensional dapat memperoleh dana dari pihak luar, misalnya dari nasabah berupa rekening giro, deposit on call, sertifikat deposito, dana transfer, saham, dan obligasi. Sumber ini merupakan pendapatan bank yang paling besar. Pendapatan bank tersebut, kemudian dialokasikan untuk cadangan primer, cadangan sekunder, penyaluran kredit, dan investasi. Bank konvensional contohnya bank umum dan BPR. Kedua jenis bank tersebut telah kalian pelajari pada subbab sebelumnya. b. Bank Syariah Sekarang ini banyak berkembang bank syariah. Bank syariah muncul di Indonesia pada awal tahun 1990-an. Pemrakarsa pendirian bank syariah di Indonesia dilakukan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada tanggal 18 – 20 Agustus 1990.
28
Bank syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan
prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam,
khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara
Islam.
Falsafah dasar beroperasinya bank syariah yang menjiwai seluruh hubungan transaksinya adalah efesiensi, keadilan, dan kebersamaan. Efisiensi mengacu pada prinsip saling membantu secara sinergis untuk memperoleh keuntungan sebesar mungkin. Keadilan mengacu pada hubungan yang tidak dicurangi, ikhlas, dengan persetujuan yang matang atas proporsi masukan dan keluarannya. Kebersamaan mengacu pada prinsip saling menawarkan bantuan dan nasihat untuk saling meningkatkan produktivitas. Kegiatan bank syariah dalam hal penentuan harga produknya sangat berbeda dengan bank konvensional. Penentuan harga bagi bank syariah didasarkan pada kesepakatan antara bank dengan nasabah penyimpan dana sesuai dengan jenis simpanan dan jangka waktunya, yang akan menentukan besar kecilnya porsi bagi hasil yang akan diterima penyimpan. Berikut ini prinsip-prinsip yang berlaku pada bank syariah.
29
1)
berdasarkan
prinsip
bagi
hasil
(mudharabah).
Pembiayaan
2)
Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal (musharakah).
3)
Prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan (murabahah).
4)
Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni tanpa pilihan (ijarah).
5)
Pilihan pemindahan kepemilikan atas barang yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina). Dalam rangka menjalankan kegiatannya, bank syariah
harus berlandaskan pada Alquran dan hadis. Bank syariah mengharamkan penggunaan harga produknya dengan bunga tertentu. Bagi bank syariah, bunga bank adalah riba. 2.1.7 Kegiatan Usaha Bank Dalam praktiknya kegiatan bank dibedakan sesuai dengan jenis bank tersebut. Setiap jenis bank memiliki ciri dan tugas tersendiri dalam melakukan kegiatannya, misalnya dilihat dari segi fungsi bank yaitu antara kegiatan bank umum dengan kegiatan bank perkreditan rakyat, jelas memiliki tugas atau kegiatan yang berbeda.
30
Kegiatan bank umum lebih luas dari bank perkreditan rakyat.
Artinya produk yang ditawarkan oleh bank umum lebih beragam, hal ini disebabkan bank umum mempunyai kebebasan untuk menentukan produk
dan
jasanya.
Sedangkan
Bank
Perkreditan
Rakyat
mempunyai
keterbatasan tertentu, sehingga kegiatannya lebih sempit. Untuk lebih
jelasnya berikut ini akan dijelaskan kegiatan masing-masing jenis bank
dilihat dari segi fungsinya.
a. Kegiatan Bank Umum Bank umum atau yang lebih dikenal dengan nama bank komersil merupakan bank yang paling banyak beredar di Indonesia. Bank umum juga memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan BPR, baik dalam bidang ragam pelayanan maupun jangkauan wilayah operasinya. Artinya bank umum memiliki kegiatan pemberian jasa yang paling lengkap dan dapat beroperasi diseluruh wilayah Indonesia. Dalam praktiknya ragam produk tergantung dari status bank yang bersangkutan. Menurut status bank umum dibagi kedalam dua jenis, yaitu bank umum devisa dan bank umum non devisa. Masing-masing status memberikan pelayanan yang berbeda. Bank umum devisa misalnya memiliki jumlah layanan jasa yang paling lengkap seperti dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan jasa luar negeri. Sedangkan bank umum non devisa sebaliknya tidak dapat melayani jasa yang
31
berhubungan dengan luar negeri. Kegiatan bank umum secara
lengkap meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Menghimpun Dana (Funding)
Kegiatan menghimpun dana merupakan kegiatan membeli
dana dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal juga dengan
kegiatan funding. Kegiatan membeli dana dapat dilakukan
dengan
cara
menawarkan
berbagai
jenis
simpanan.
Simpanan sering disebut dengan nama rekening atau account. Jenis-jenis simpanan yang ada dewasa ini adalah:
a) Simpanan Giro (Demand Deposit) Simpanan giro merupakan simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan dengan menggunakan cek atau bilyet giro. Kepada setiap pemegang rekening giro akan diberikan bunga yang dikenal dengan nama jasa giro. Besarnya jasa giro tergantung dari bank yang bersangkutan. Rekening giro biasa digunakan oleh para usahawan,
baik
untuk
perorangan
maupun
perusahaannya. Bagi bank jasa giro merupakan dana murah karena bunga yang diberikan kepada nasabah relatif lebih rendah dari bunga simpanan lainnya. b) Simpanan Tabungan (Saving Deposit),
32
Merupakan simpanan pada bank yang penarikan sesuai
dengan
persyaratan
yang
ditetapkan
oleh
bank.
Penarikan tabungan dilakukan menggunakan buku
tabungan, slip penarikan, kuitansi atau kartu Anjungan
Tunai Mandiri (ATM). Kepada pemegang rekening
tabungan akan diberikan bunga tabungan yang meru-
pakan jasa atas tabungannya. Sama seperti halnya dengan rekening giro, besarnya tergantung dari
bunga
tabungan
bank yang bersangkutan. Dalam
praktiknya bunga tabungan lebih besar dari jasa giro. c) Simpanan Deposito (Time Deposit), Deposito merupakan simpanan yang memiliki jangka waktu
tertentu
(jatuh
tempo).
Penarikannyapun
dilakukan sesuai jangka waktu tersebut. Namun saat ini sudah ada bank yang memberikan fasilitas deposito yang penarikannya
dapat
dilakukan
setiap
saat.
jenis
depositopun beragam sesuai dengan keinginan nasabah. Dalam praktiknya jenis deposito terdiri dari deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call. 2) Menyalurkan Dana (Lending) Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun dari masyarakat. Kegiatan ini dikenal dengan nama kegiatan Lending. Penyaluran dana yang
33
dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman
yang dalam masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit. Kredit yang diberikan oleh bank terdiri dari beragam jenis,
tergantung dari kemampuan bank yang menyalurkannya.
Demikian pula dengan jumlah serta tingkat suku bunga yang
ditawarkan. Sebelum kredit dikucurkan bank terlebih dulu
menilai kelayakan kredit yang diajukan oleh nasabah. Kelayakan ini meliputi berbagai aspek penilaian. Penerima kredit akan dikenakan bunga kredit yang besarnya tergantung dari bank yang menyalurkannya. Besar kecilnya bunga kredit sangat mempengaruhi keuntungan bank, mengingat keuntungan utama bank adalah dari selisih bunga kredit dengan bunga simpanan. 3) Memberikan jasa- jasa Bank Lainnya (Services) Jasa-jasa bank lainnya merupakan kegiatan penunjang untuk mendukung
kelancaran
kegiatan
menghimpun
dan
menyalurkan dana. Sekalipun sebagai kegiatan penunjang, kegiatan ini sangat banyak memberikan keuntungan bagi bank dan nasabah, bahkan dewasa ini kegiatan ini memberikan kontribusi keuntungan yang tidak sedikit bagi keuntungan bank, apalagi keuntungan dari spread based semakin mengecil, bahkan cenderung negatif spread (bunga simpanan lebih besar dari bunga kredit). Semakin lengkap
34
jasa-jasa bank yang dapat dilayani oleh suatu bank maka
akan semakin baik. Kelengkapan ini
ditentukan dari
permodalan bank serta kesiapan bank dalam menyediakan
SDM yang handal. Disamping itu ,juga perlu didukung oleh
kecanggihan teknologi yang dimilikinya. Dalam praktiknya
jasa-jasa bank yang ditawarkan meliputi : Kiriman Uang
(Transfer), Kliring (Clearing), Inkaso (Collection), Safe
Deposit Box, Bank Card (Kartu kredit), Bank Notes, Bank Garansi, Bank Draft, Letter of Credit (L/C), Cek Wisata (Travellers Cheque), Menerima setoran-setoran, Melayani pembayaran-pembayaran, Bermain di dalam pasar modal. b. Kegiatan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) Kegiatan BPR pada dasarnya sama dengan kegiatan Bank umum, hanya yang menjadi perbedaan adalah jumlah jasa bank yang dilakukan BPR jauh lebih sempit. BPR dibatasi oleh berbagai persyaratan, sehingga tidak dapat berbuat seleluasa bank umum. Keterbatasan kegiatan BPR juga dikaitkan dengan misi pendirian BPR itu sendiri. Dalam praktiknya kegiatan BPR adalah sebagai berikut : 1)
Menghimpun dana hanya dalam bentuk : - Simpanan Tabungan - Simpanan Deposito
2)
Menyalurkan dana dalam bentuk :
35
- Kredit Investasi
- Kredit Modal Kerja
- Kredit Perdagangan
Karena keterbatasan yang dimiliki oleh BPR, maka
ada beberapa larangan yang tidak boleh dilakukan BPR.
Larangan ini meliputi hal-hal sebagai berikut :
-
Menerima Simpanan Giro
-
Mengikuti Miring
-
Melakukan Kegiatan Valuta Asing
-
Melakukan kegiatan Perasuransian
c. Kegiatan Bank Campuran dan Bank Asing Bank-bank asing dan bank campuran yang bergerak di Indonesia adalah jelas bank umum. Kegiatan bank asing dan bank campuran, memiliki tugasnya sama dengan bank umum lainnya. Yang membedakan kegiatannya dengan bank umum milik Indonesia adalah mereka lebih dikhususkan dalam bidangbidang tertentu dan ada larangan tertentu pula dalam melakukan kegiatannya. Adapun kegiatan bank asing dan bank campuran di Indonesia dewasa ini adalah : 1)
Dalam mencari dana bank asing dan bank campuran juga membuka simpanan. Giro dan simpanan deposito namun dilarang menerima simpanan dalam bentuk tabungan.
36
2)
Dalam hal pemberian kredit yang diberikan lebih diarahkan ke bidang-bidang tertentu saja seperti dalam
bidang :
- Perdagangan Internasional
- Bidang Industri dan Produksi
- Penanaman Modal Asing/Campuran
- Kredit yang tidak dapat dipenuhi oleh bank swasta
nasional. 3)
Sedangkan khusus untuk jasa-jasa bank lainnya juga dapat dilakukan oleh bank umum campuran dan asing sebagaimana layaknya bank umum yang ada di Indonesia seperti berikut ini : - Jasa TransferJasa Miring - Jasa Inkaso - Jasa Jual Beli Valuta Asing - Jasa Bank Card (kartu kredit) - Jasa Bank Draft - Jasa Safe Deposit Box - Jasa Pembukaan dan Pembayaran L/C - Jasa Bank Garansi - Jasa Bank Notes - Jasa Jual Beli Travellers Cheque - dan jasa bank umum lainnya
37
2.2 Tinjauan Umum Mengenai Kredit Pengertian Kredit 2.2.1
Menurut Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainya, hal 92
Secara etimologis istilah kredit berasal dari bahasa latin, “Credere”, yang
berarti
kepercayaan,
maksudnya
adalah
bahwa
seseorang
yang
memperoleh kredit berarti orang tersebut memperoleh kepercayaan, sedangkan bagi pemberi kredit berarti telah memberikan kepercayaan kepada seseorang dan yakin bahwa uangnya, pasti akan kembali sesuai dengan perjanjian. Menurut Undang-Undang perbankan nomor 10 tahun 1998, kerdit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Kredit menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain (Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, hal 57).
38
2.2.2 Unsur-Unsur Kredit
a. Adanya orang atau badan yang memiliki uang, barang atau jasa
yang bersedia untuk meminjamkan kepada pihak lain. Orang
atau badan demikian lazim disebut kreditur.
b. Adanya pihak yang membutuhkan atau meminjam uang, barang atau jasa. Pihak ini lazim disebut debitur. c. Adanya kepercayaan dari kreditur terhadap debitur. d. Adanya janji dan kesanggupan membayar dari debitur kepada keditur. e. Adanya
perbedaan
waktu
yaitu
perbedaan
antara
saat
penyerahan uang, barang atau jasa oleh kreditur dengan pada saat pembayaran kembali dari debitur. f. Adanya risiko yaitu sbagai akibat dari adanya unsure perbedaan waktu. g. Adanya bunga yang harus dibayar oleh debitur kepada kreditur (walaupun ada kredit yang tidak berbunga). 2.2.3
Fungsi Kedit a. Kredit dapat memajukan arus tukar menukar barang-barang atau jasa-jasa b. Kredit dapat mengaktifkan alat pembayaran yang idle.
39
c. Kredit dapat menciptakan alat pembayaran yang baru.
d. Kredit sebagai alat pengendalian harga.
e. Kredit dapat mengaktifkan dan meningkatkan manfaat/kegunaan
potens-potensi ekonomi yang ada.
2.2.4 Tujuan Kredit
Adapun tujuan utama dalam pemberian kredit untuk suatu bank adalah sebagai berikut : a. Mencari keuntungan Yaitu bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut. Hasil tersebut terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada pihak peminjam dalam hal ini pihak nasabah. b. Membantu usaha nasabah Tujuan lainnya adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja, dengan dana tersebut maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya. c. Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan maka akan semakin baik, mengingat
40
semakin
banyak
kredit
berarti
adanya
peningkatan
pembangunan diberbagai sektor.
Prinsip–Prinsip Kredit 2.2.5
Menurut H. Rachmat Firdaus, Drs., M.Si. dan Maya Ariyanti, S.E.,
M.M. (2009:83-89), dalam pemberian kredit terdapat prinsip-prinsip
pemberian kredit bank secara sehat yaitu sebagai berikut: a. Prinsip-Prinsip 6C 1) Character (Watak/Kepribadian) Character atau watak dari para calon peminjam merupakan salah satu pertimbangan yang terpenting dalam memutuskan pemberian kredit. Bank sebagai pemberi kredit harus yakin bahwa calon peminjam termasuk orang yang bertingkah laku baik, dalam arti selalu memegang teguh janjinya, selalu berusaha dan bersedia melunasi utang-utangnya pada waktu yang telah ditetapkan. 2) Capacity (Kemampuan) Pihak bank harus mengetahui dengan pasti sampai dimana kemampuan
menjalankan
usaha
calon
peminjam,
kemampuan ini sangat penting artinya mengingat bahwa kemampuan inilah yang menentukan besar kecilnya pendapatan atau penghasilan suatu perusahaan di masa yang akan datang.
41
3) Capital (Modal)
Azas capital atau modal ini menyangkut berapa banyak dan
bagaimana struktur modal yang telah dimiliki oleh calon
peminjam.
4) Condition of economy (Kondisi perekonomian)
Bank harus mengetahui keadaan ekonomi pada saat tersebut
yang berpengaruh dan berkaitan langsung dengan usaha
calon debitur dan bagaimana prospeknya dimasa mendatang. 5) Collateral (Jaminan atau Agunan) Jaminan atau agunan yaitu harta benda milik debitur atau pihak ketiga yang diikat sebagai agunan andaikata terjadi ketidak mampuan debitur tersebut untuk menyelesaikan utangnya sesuai dengan perjanjian kredit.
6)
Constraint (Hambatan) yaitu faktor faktor-faktor yang akan menjadi hambatan dalam menjalankan usahanya.
b. Prinsip-Prinsip 5P 1) Party (Golongan) Yaitu mencoba menggolongkan calon peminjam ke dalam kelompok
tertentu
menurut
character,
capacity
capitalnya dengan jalan penilaian atas ke 3C tersebut.
dan
42
2) Purpose (Tujuan)
Yaitu tujuan penggunanaan kredit yang diajukan, apa tujuan yang sebenarnya (real purpose) dari kredit tersebut, apakah
mempunyai aspek-aspek sosial yang positif dan luas atau
tidak.
3) Paymment (Sumber pembayaran) Setelah mengetahui real purpose dari kredit tersebut maka hendaknya
diperkirakan
kemungkinan
besarnya
dan
dihitung
pendapatan
kemungkinanyang
akan
dicapai/dihasilkan. Dengan demikian bank dapat pula menghitung kemampuan dan kekuatan debitur untuk membayar
kembali
kreditnya,
sekaligus
juga
dapat
ditentukan cara pembayaran dan jangka waktu pengembalian kreditnya. 4) Profitability (Kemampuan untuk mendapatkan keuntungan) Yang dimaksud profitability disini bukanlah keuntungan yang dicapai oleh debitur semata-mata, melainkan pula dinilai dan dihitung keuntungan-keuntungan yang mungkin akan dicapai oleh bank. 5) Protection ( Perlindungan) Proteksi dimaksudkan untuk berjaga-jaga terhadap hal-hal yang tidak diduga sebelumnya, maka bank perlu untuk melindungi kredit yang diberikannya antara lain dengan
43
jalan meminta jaminan/agunan dari debiturnya bahkan
mungkin
pula
baik
jaminannya/agunannya
maupun
kreditnya diasuransikan. c. Prinsip-Prinsip 3R
1) Return (Hasil yang dicapai)
Yaitu penilaian atas hasil yang akan dicapai oleh perusahaan debitur setelah dibantu dengan kredit oleh bank. 2) Repayment (Pembayaran kembali) Dalam hal ini bank harus menilai berapa lama perusahaan memohon kredit dapat membayar kembali pinjamannya sesuai dengan kemampuan membayar kembali (payment capacity), dan apakah kredit harus diangsur atau dilunasi sekaligus diakhir periode.
3) Risk bearing ability (Kemampuan untuk menanggung risiko) Dalam hal ini bank harus mengetahui dan menilai sampai sejauh
mana
perusahaan
pemohon
kredit
mampu
menanggung risiko kegagalan andaikata terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
2.3
Rentabilitas/Profitabilitas Analisis
Rasio
Rentabilitas
bank
merupakan
alat
untuk
menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang
44
dicapai oleh bank yang bersangkutan. Di samping itu, rasio-rasio dalam
kategori ini dapat juga digunakan untuk mengukur tingkat kesehatan bank. Analisis Rasio Rentabilitas ini antara lain mencakup Return on Assets
(ROA), Return on Equity (ROE), rasio biaya operasional (OCR), dan Net
Profit Margin (NPM).
Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2002:73) Rasio ROA
atau sering diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai rentabilitas ekonomi yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan suatu bank dalam menghasilkan laba dari operasi bank. Karena hasil operasi yang ingin diukur, maka dipergunakan laba sebelum bunga dan pajak/EBIT (Earning Before Interest and Tax). Aktiva yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan memperoleh laba operasi adalah aktiva produktif. Semakin besar ROA yang dimiliki, maka berarti semakin besar laba yang diperoleh, dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.
𝑅𝑂𝐴 =
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡
Hubungan antara kredit dengan laba yaitu besarnya kredit yang diberikan kepada nasabah dapat dipengaruhi oleh jumlah laba yang diperoleh oleh Bank. Hal ini sesuai dengan pernyataan menurut Kasmir (2002:13), menyatakan bahwa: ”Keuntungan atau laba utama yang diperoleh dari bisnis perbankan dapat diperoleh dari jumlah kredit yang
45
diberikan kepada masyarakat.” Dengan demikian perolehan laba yang
akan diterima oleh suatu bank akan dipengaruhi oleh jumlah pemberian kredit yang diberikan kepada masyarakat.