BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.
Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian tubuh yang memerlukan. b. Kompres hangat dengan suhu 45-50,5
o
C dapat dilakukan dengan
menempelkan kantung karet yang diisi air hangat ke daerah tubuh yang nyeri. b. Tujuan dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan rasa nyeri, dan mempelancar pasokan aliran darah dan memberikan ketenangan pada klien (Azril Kimin, 2009). 2. Terapi Kompres Hangat Merupakan tindakan dengan memberikan kompres hangat untuk memenuhi kebutuhan rasa nyaman, mengurangi atau membebaskan nyeri, mengurangi atau mencegah terjadinya spasme otot, dan memberikan rasa hangat. a. Persiapan Alat dan Bahan
:
(a).
Botol berisi air hangat dengan suhu 45-50,5 oC
(b).
Kain pembungkus
5
Universitas Sumatera Utara
b. Cara Kerja
:
(a).
Cuci tangan
(b).
Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan
(c).
Isi kantung karet dengan air hangat dengan suhu 45-50,5 oC
(d).
Tutup kantung karet yang telah diisi air hangat kemudian dikeringkan
(e).
Masukkan kantung karet kedalam kain.
(f).
Tempatkan kantung karet pada daerah pinggang dengan posisi ibu miring kanan atau miring kiri.
(g).
Angkat kantung karet tersebut setelah 20 menit, kemudian isi lagi kantung karet dengan air hangat lakukan kompres ulang jika ibu menginginkan
(h).
Catat perubahan yang terjadi selama kompres dilakukan pada menit ke 15-20 OC
(i).
Cuci tangan
(Hidayat, Musrifatul, 2008)
Kompres hangat yang digunakan berfungsi untuk melebarkan pembuluh darah, menstimulasi sirkulasi darah, dan mengurangi kekakuan. Selain itu, kompres hangat juga berfungsi menghilangkan sensasi rasa sakit. Untuk mendapatkan hasil yang terbaik, terapi kompres hangat dilakukan selama 20 menit dengan 1 kali pemberian dan pengukuran intensitas nyeri dilakukan dari menit ke 15-20 selama tindakan (Yuni Kusmiati, 2009)
Universitas Sumatera Utara
Bagian tubuh yang sering didera keluhan nyeri saat bersalin adalah perut, pinggang Selain obat dan terapi, untuk pertolongan pertama bisa dilakukan kompres. Dari jenisnya, kompres dibagi menjadi dua, yakni hangat, yang memiliki manfaat berikut: Kompres hangat dapat dilakukan dengan menempelkan kantung karet yang diisi air hangat atau handuk yang telah direndam di dalam air hangat, ke bagian tubuh yang nyeri. Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa, membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa nyeri, dan memperlancar pasokan aliran darah (Aisyah, 2006)
B.
Nyeri Persalinan 1.
Nyeri Persalinan adalah nyeri merupakan sensasi yang rumit, unik, universal, dan bersifat individual. Dikatakan individual karena respon individu terhadap sensasi nyeri beragam dan tidak bisa disamakan satu dengan lainnya. Nyeri persalianan merupakan rasa sakit yang ditimbulkan saat persalinan mulai berlangsung yang dimulai dari kala I persalinan, rasa sakit terjadi karena adanya aktifitas besar di dalam tubuh ibu guna mengeluarkan bayi, semua ini terasa menyakitkan bagi ibu. Rasa sakit kontraksi dimulai dari bagian bawah perut, mungkin juga menyebar ke kaki, rasa sakit dimulai seperti sedikit tertusuk, lalu mencapai puncak. Sebahagian ibu merasakannya seperti kram haid yang parah. Ada juga yang merasakannya seperti gangguan saluran pencernaan atau mulas diare. Kejadian itu terjadi ketika
Universitas Sumatera Utara
otot-otot rahim berkontraksi untuk mendorong bayi keluar dari dalam rahim ibu ( Danuatmaja, 2004). Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus, dilatasi dan penipisan serviks, serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologis terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasan, keringat, diameter pupil, dan tegangan otot. (Arifin, 2008) Persalinan kala I ditetapkan sebagai tahap yang berlangsung sejak rahim kontraksi teratur sampai dilatasi serviks lengkap. Pada umumnya kaitan persalinan sulit ditentukan, tahap pertama biasanya berlangsung jauh dari pada waktu yang diperlukan untuk tahap kedua dan ketiga. Tahap pertama persalinan dibagi menjadi tiga bagian yaitu fase laten, fase aktif, dan fase transisi. Fase laten dimulai saat kontraksi yang teratur dan ditunjukkan dengan pembukaan serviks yang sangat lambat sampai mencapai ukuran diameter 3 sampai 4 cm, dangan lamanya pada primipara 4 sampai 6 jam tetapi tidak lebih 20 jam, sedangkan untuk multipara sekitar 4 jam tapi tidak lebih 14 jam. Kontraksi rahim terjadi selama fase laten dengan peningkatan frekuensi, durasi dan intensitas kontraksi. Kontraksi pada rahim berlangsung dari kontraksi ringan dengan lamanya 15 sampai 30 detik, dan berkembang menjadi nyeri sedang dengan lama kontraksi 30 sampai 40 detik dan frekuensi setiap 5 sampai 7 menit. Rasa nyeri pada persalinan kala I disebabkan oleh munculnya kontraksi otot-otot uterus, hipoksia dari otot-otot yang mengalami kontraksi, peregangan serviks pada waktu membuka, iskemia
Universitas Sumatera Utara
korpus uteri, dan peregangan segmen bawah rahim. Selama kala I, kontraksi uterus yang menimbulkan dilatasi serviks dan iskemia uteri. Impuls nyeri selama kala I ditranmisikan oleh segmen saraf spinal dan asesoris thorasic bawah simpatis lumbaris. Nervus ini berasal dari uterus dan serviks. Ketidaknyamanan dari perubahan servika dan iskemia uterus adalah nyeri visceral yang berlokasi dibawah abdomen menyebar kedaerah lumbal belakang dan paha bagian dalam. Biasanya wanita merasakan nyeri pada saat kontraksi saja dan bebas dari nyeri selama relaksasi. Nyeri bersifat lokal seperti sensasi kram, sensasi sobek, dan sensasi panas yang disebabkan karena distensi dan laserasi servik, vagina dan jaringan perineum. Selama fase aktif, seviks berdilatasi (Bobak, 2004). 2.
Klasifikasi Nyeri Nyeri dapat diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan berdasarkan pada tempat, sifat, berat ringannya nyeri, dan waktu lamanya serangan. a. Nyeri berdasarkan tempatnya : (a). Pheriperal pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh misalnya pada kulit. (b). Deep pain, yaitu nyeri yang terasa pada permukaan tubuh yang lebih dalam atau pada organ-organ tubuh (c). Refered pain,nyaitu nyeri dalam yang disebabkan karena penyakit organ/struktur dalam tubuh yang ditransmisikan ke bagian tubuh di daerah yang berbeda, bukan daera asal nyeri.
Universitas Sumatera Utara
(d). Central pain, yaitu nyeri yang terjadi karena perangsangan pada sistem saraf pusat, batang otak talamus, dan lain-lain. b. Nyeri berdasarkan sifatnya : (a). Incidental pain, yaitu nyeri yang timbul sewaktu-waktu lalu menghilang. (b). Steady pain, yaitu nyeri yang timbul dan menetap serta dirasakan dalam waktu yang lama. (c). Paroxymal pain, yaitu nyeri yang dirasakan berintensitas tinggi dan kuat sekali.nyeri tersebut biasanya menetap lebih kurang 1015 menit, lalu menghilang, kemudian timbul lagi. c. Nyeri berdasarkan berat ringannya : (a). Nyeri ringan, yaitu nyeri dengan intensitas rendah. (b). Nyeri sedang, yaitu nyeri yang menimbulkan reaksi. (c). Nyeri berat, yaitu nyeri dengan intensitas yang tinggi. 3.
Mekanisme Nyeri Nyeri merupakan suatu fenomena yang penuh rahasia. Ada beberapa teori yang menjelaskan mekanisme transmisi nyeri. Teori tersebut adalah a. The Specificity Theory (teori spesifik) Otak menerima informasi mengenai objek eksternal dan struktur tubuh melalui saraf sensoris. Saraf sensoris untuk setiap indra perasa bersifat spesifik. Artinya, saraf sensori dingin hanya dapat dirangsang oleh sensasi dingin bukan oleh panas. Begitu pula dengan saraf sensoris lainnya.
Universitas Sumatera Utara
b. The Intensity Theory (teori Intensita) Nyeri adalah hasil rangsangan yang berlebihan pada reseptor. Setiap rangsangan sensori punya potensi untuk menimbulkan nyeri jika intensitasnya cukup kuat. c. The Gate Control Theory (teori kontrol pintu) Kegiatanya bergatung pada aktivitas serat saraf aferen di substansi gelatinosa. Aktivitas serat yang berdiameter besar menghambat transmisi yang artinya “pintu ditutup”, sedangkan serat saraf yang berdimeter kecil mempermudah transmisi yang artinya “pintu dibuka”. (Asmadi, 2008).
4.
Pengukuran Intensitas Nyeri a. Gambaran Sederhana Skala Intensitas Nyeri
No Worst Pain
Moderate Pain
Mild Possible Pain
Severe
Very
Pain
Pain
b. 0-10 angka Skala Intensitas Nyeri
0 No Pain Pain
1
2
3
4
5
Moderate Pain
6
7
8
9
10
Worst Possible
Universitas Sumatera Utara
c. Skala Analog Visual (VAS)
No Pain as it Possible
Pain as bad could
Nyeri yang ditanyakan pada skala tersebut adalah intensitas nyeri sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Cara mengkaji nyeri yang digunakan adalah 0-10 angka skala intensitas nyeri. Intensitas nyeri dibedakan menjadi lima dengan menggunakan skala numerik yaitu :
C.
a. 0
: Tidak nyeri
b. 1-2
: Nyeri ringan
c. 3-5
: Sedang
d. 6-7
: Berat
e. 8-10
: Sangat berat. (Wong, 2006)
Kala I Ibu sudah dalam persalinan kala I jika pembukaan serviks 1 cm sampai lengkap dan kontroksi terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit selama 40 detik. Kala I terbagi dalam dua fase yaitu : (a).
Fase Laten Adalah stadium saat tubuh ibu mulai menuju persalinan. Kontraksi biasanya ringan sampai sedang, semakin tidak nyaman, pembukaan 1-3
Universitas Sumatera Utara
cm dan kadang menyakitkan. Kontraksi menjadi teratur dan lebih rapat ketika persalinan semakin maju. (b).
Fase Aktif Adalah fase aktif biasanya dimulai sejak ibu mengalami kontraksi teratur dan maju dari pembukaan 4-10 cm. Kontraksi cenderung menjadi teratur, nyerinya berat, dan kontraksi biasanya terjadi sekali tiap 2-5 menit, dan berlangsung 45 detik sampai 60 detik. Ketika persalian menjadi semakin kuat, serviks akan terus membuka dan kontraksi akan semakin kuat dan semakin nyeri (Chapman Vicky, 2006).
Universitas Sumatera Utara