BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengerian Manajemen, Pemasaran, dan Manajemen Pemasaran
2.1.1 Pengertian Pemasaran Pemasaran sering diartikan oleh banyak orang sebagai kegiatan atau aktivitas dalam menjual beli barang di pasaran. Sebenarnya definisi tersebut tidak mengandung arti yang salah, karena pemasaran (marketing) berasal dari kata pasar (Market) yang dapat diartikan sebagai tempat dimana penjual dan pembeli bertemu untuk melakukan tukar menukar barang. Pemasaran pada umumnya sering dihubungkan dengan mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat, hal ini sering dikenal dengan memenuhi kebutuhan dengan cara yang menguntungkan. Namun jika dilihat dari segi konsumen dan pasar secara spesifik, pemasaran itu lebih memiliki arti dan memiliki peranan yang sangat penting bagi kehidupan dan perkembangan suatu organisasi atau perusahaan. Berikut ini beberapa definisi menurut para ahli, yaitu : Menurut Henri Simamora (2007:3), pemasaran merupakan proses manajerial dan sosial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, penawaran, pertukaran produk yang bernilai dengan orang atau kelompok lain. Menurut Fajar Laksana (2008:4), Pemasaran merupakan segala kegiatan dalam bentuk menawarkan suatu produk untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler dan Armstrong (2008:6), Pemasaran merupakan sebuah proses dimana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan untuk tujuan mendapatkan nilai dari pelanggan sebagai imbalannya.
Dari beberapa definisi tersebut, maka pemasaran merupakan salah satu kegiatan sebuah organisasi atau perusahaan yang berorientasi secara langsung kepada konsumen dalam upaya menciptakan loyalitas konsumen yang bertujuan untuk mandapatkan dan memuaskan pelanggan konsumen. 2.1.2 Pengertian Manajemen Pemasaran Setelah uraian dari definisi dari manajemen dan pemasaran, maka selanjutnya akan dibahas mengenai definisi dari manajemen pemasaran. Secara lebih jelas, definisi manajemen pemasaran menurut para ahli adalah sebagai berikut : Suharno dan Sutarso (2009:28), Manajemen Pemasaran merupakan suatu aktivitas yang memanfaatkan fungsi-fungsi dalam manajemen dengan melakukan analisis perencanaan implementasi dan pengendalian. Menurut Sentot Imam Wahjono (2010:2), Manajemen Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan dari bentuk perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi. Dari definisi menurut para ahli, maka akan dibuat kesimpulan bahwa manajemen pemasaran itu merupakan perencanaan, implementasi dan pengendalian dari produk, harga, promosi dan distribusi yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan target pasar demi mencapai tujuan organisasi atau perusahaan.
2.2
Konsep Pemasaran Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa
pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan (Swastha dan Handoko, 2008:6). Konsep ini berdasarkan pemahaman yang ada bahwa keberhasilan
dan
eksistensi perusahaan dalam bisnis bukan bergantung pada apa yang diproduksi
perusahaan dan bukan pula oleh keagresifan penjual dalam memasarkan produkproduk perusahaan. Tetapi, keberhasilan dan eksistensi perusahaan ditentukan oleh seberapa
mampu perusahaan dalam
memahami kebutuhan dan keinginan
pelanggannya sehingga dapat menciptakan nilai yang dapat memberikan kepuasan kepada pelanggannya.
2.3
Bauran Pemasaran Bauran pemasaran merupakan kegiatan pemasaran yang terpadu dan saling
menunjang satu sama lain. Keberhasilan perusahaan di bidang pemasaran didukung oleh keberhasilan dalam memilih produk yang tepat, harga yang layak, saluran distribusi yang baik, dan promosi yang efektif. 2.3.1 Pengertian Bauran Pemasaran Bauran pemasaran sangat penting, bagi perusahaan atau pun konsumen. Bagi perusahaan, perusahaan dapat dengan mudah menciptakan produk atau jasa yang akan dijual pada konsumen sesuai dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen dengan harga yang sesuai dan dapat dengan mudah menentukan saluran penjualan dan memilih cara promosi yang tepat. Bagi konsumen, bauran pemasaran berperan dalam memberikan informasi mengenai spesifikasi produk yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen dan informasi mengenai harga dari produk tersebut. Menurut Philip Kotler (2007:23), bauran pemasaran merupakan sebuah perangkat alat pemasaran (produk, harga, tempat, dan promosi) yang digunakan oleh perusahaan untuk mengejar tujuan pemasarannya. 2.3.2 Unsur-unsur Bauran Pemasaran Sehubungan dengan pengertian bauran pemasaran di atas, Philip Kotler (2007:23) pun menggambarkan keputusan-keputusan yang berhubungan dengan marketing mix, yaitu :
Bauran Pemasaran
Produk
Tempat
Keragaman, Produk, Kualitas, Design, Ciri, Nama merk, Kemasan, Ukuran, Pelayanan, Garansi, Imbalan
Saluran distribusi, Cakupan pasar, Pengelompokan, Lokasi, Persediaan, Transportasi
Pasar Sasaran
Harga Daftar Harga, Diskon, Potongan harga khusus,Periode pembayar,Syarat kredit
Promosi Promosi penjualan, Periklanan, Tenaga penjualan, Kebutuhan/Public relation, Pemasaran langsung
Gambar 2.2 Empat Konsep dalam Bauran Pemasaran Sumber : Philip Kotler (2007:23)
a) Produk Produk adalah barang atau jasa yang ditawarkan di pasar untuk mendapatkan perhatian, permintaan, pemakaian, atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Selain itu produk mempunyai pengertian yang lebih luas dari pada sekedar bentuk fisik, tetapi juga produk tersebut dapat berbentuk barang, jasa, pengalaman, kegiatan, orang, tempat, properti, organisasi, informasi dan ide-ide. Produk ini juga meliputi segala variabel yang terdapat didalamnya, seperti : keragaman produk, kualitas, desain, bentuk, merek, kemasan, ukuran, pelayanan, garansi dan imbalan.
b) Harga Harga merupakan sejumlah uang yang harus dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan suatu produk yang didapat lebih besar dibandingkan dengan nilai atas harga produk tersebut. Terdapat beberapa keputusan yang menyangkut harga, yaitu : daftar harga, rabat, diskon, jangka waktu pembayaran dan syarat kredit. c) Tempat Tempat menyangkut berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk membuat produk dapat diperoleh dan tersedia bagi pelanggan. Hal ini berhubungan dengan saluran distribusi (marketing channels). Terdapat enam hal keputusan yang berhubungan dengan distribusi, yaitu : saluran yang dipakai, ruang lingkup distribusi, penyortiran, pemilihan lokasi, persediaan dan pengangkutan. d) Promosi Promosi merupakan bagian dari bauran pemasaran yang sangat besar perannya. Promosi juga dapat dikatakan sebagai proses berlanjut karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan perusahaan yang berkelanjutan. Kegiatan tersebut terdiri dari periklanan, promosi penjualan, tenaga penjualan, hubungan masyarakat dan pemasaran langsung.
2.4
Saluran Distribusi
2.4.1 Pengertian Saluran Distribusi Saluran distribusi memiliki peran penting dalam penyaluran suatu produk dari produsen hingga sampai ke tangan konsumen akhir dalam rangka memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen. Oleh karena itu, secara tidak langsung perusahaan memikirkan bagaimana cara memenuhi
keinginan dan kebutuhan
konsumen dalam waktu, tempat dan jumlah yang tepat serta memikirkan pemilihan saluran distribusi yang tepat. Pengertian saluran distribusi sebenarnya merupakan sekelompok organisasi yang saling tergantung yang saling membantu membuat produk atau jasa yang siap untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis Kotler dan Armstrong, (2008:40). Namun menurut Buchari Alma (2007:49) saluran distribusi merupakan lembaga yang saling terkait untuk menjadikan produk atau jasa yang siap digunakan atau dikonsumsi. Dari hasil kedua pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa saluran saluran distribusi merupakan salah satu elemen pemasaran yang sangat membantu sebuah perusahaan dalam menyampaikan produk atau jasa yang dihasilkan kepada konsumen akhir untuk dapat siap dikonsumsi. 2.4.2 Fungsi-fungsi Saluran Distribusi Saluran distribusi melaksanakan tugas untuk memindahkan barang dari produsen hingga ke tangan konsumen. Hal itu mengatasi kesenjangan waktu, tempat dan kepemilikan yang memisahkan barang dan jasa dari orang-orang yang membutuhkan atau menginginkannya. Oleh karena itu, para anggota saluran pemasaran melaksanakan sejumlah fungsi utama, beberapa fungsi utama menurut Kotler dan Keller (2009:111) : 1. (Fisik, hak milik, promosi) membentuk aliran aktivitas ke depan dari perusahaan kepada pelanggan. 2. (Pemesanan dan pembayaran) membentuk aliran ke belakang dari pelanggan ke prusahaan.
3. (Informasi, negosiasi, keuangan, dan risiko) terjadi dalam dua arah.
2.4.3 Bentuk-bentuk Saluran Distribusi Produsen harus memiliki tiga alternatif pemilihan untuk menentukan saluran distribusi yang cocok untuk digunakan secara tepat. Ketiga bentuk saluran distribusi menurut Kotler dan Keller (2009:116), adalah : a.
Distribusi Ekslusif, bentuk distribusi ini berarti sangat membatasi jumlah perantara. Distribusi ini tepat ketika produsen ingin mempertahankan kendali atas tingkat jasa dan output yang ditawarkan oleh penjual perantara, dan distribusi ini sering memasukan pengaturan kesepakatan eksklusif.
b.
Distribusi Selektif, distribusi ini bergantung pada beberapa perantara, namun tidak semuanya bersedia menjual produk tertetu.
c.
Distribusi Insentif, bentuk distribusi ini adalah produsen menempatkan barang atau jasa di sebanyak mungkin gerai. Strategi ini biasanya digunakan untuk barang-barang seperti makanan ringan, minuman ringan, surat kabar, permen dan permen karet, produk yang sering dibeli konsumen atau dalam berbagai lokasi.
2.4.4 Tingkat Saluran Distribusi Tingkat saluran distribusi merupakan lapisan perantara yang melakukan sejumlah kegiatan dalam menyalurkan produk dari perusahaan hingga ke tangan konsumen akhir kondisi produk yang baik. Proses penyaluran produk hingga ke tangan konsumen akhir dapat panjang atau pendek tingkatannya, tergantung dengan masing-masing kebijakan saluran distribusi yang telah ditetapkan oleh masingmasing perusahaan. Tingkat saluran distribusi tersebut akan menjadi panjang jika sebelum jatuh ke tangan konsumen akhir, produk yang dihasilkan harus melalui berbagai macam perantara. Sebaliknya, tingkat saluran distribusi dapat menjadi
pendek jika produsen secara langsung menghubungi konsumen akhir untuk menawarkan produk mereka. Perantara-perantara yang tercipta di masing-masing lapisan memiliki perbedaan diantara tugas dan fungsi dalam kegiatan penyaluran produk yang digunakan oleh suatu perusahaan. Dengan tujuan untuk menyediakan berbagai produk bagi pelanggan, maka untuk menyesuaikannya suatu perusahaan sebaiknya mampu menemukan cara yang lebih efisien dalam menggabungkan dan memisahkan fungsi-fungsi ekonomi sebagai bentuk pencerminan adanya perubahan saluran institusi. Tingkat saluran distribusi ini terbagi menjadi dua kelompok, yaitu saluran distribusi konsumen dan saluran distribusi industri.
Level 0 Produsen
Level 1
Level 2
Produsen
Produsen
Produsen
Pedagang Grosir
Pedagang Grosir
Pengecer
Pedagang besar
Pengecer
Level 3
Pengecer Konsumen
Konsumen
Konsumen
Konsumen
PERAGA 15.3 Saluran Pemasaran Konsumen dan Industri Sumber : Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:113)
Saluran 0, saluran nol ini sering juga disebut sebagai saluran distribusi langsung karena tidak adanya perantara, jadi disini pihak perusahaan manufaktur langsung melakukan penjualan produk kepada konsumen akhir. Saluran 1, saluran satu ini merupakan saluran distribusi tidak langsung karena mengandung satu perantara, yaitu pihak pengecer. Jadi disini perusahaan manufaktur menjual produknya melalui pengecer agar produk sampai ke tangan konsumen akhir. Saluran 2, saluran ini sering kali disebut sebagai saluran dua tingkat karena terdapat dua perantara, yaitu pedagang besar dan pengecer. Jadi perusahaan manufaktur yang berperan sebagai produsen menjual produknya melalui pedagang besar dan pengecer terlebih dahulu, baru akan sampai ke tangan konsumen akhir. Saluran 3, saluran ini memiliki tiga perantara, yaitu pedagang besar, pemborong dan pengecer, jadi perusahaan manufaktur disini akan menjual produknya melalui ketiga perantara tersebut, baru produk akan sampai ke tangan konsumen akhir. Saluran ini sering disebut sebagai saluran tiga tingkat. Berdasarkan gambar 15.3, suatu perusahaan dalam menyalurkan produknya kepada konsumen tidak selalu berurusan langsung dengan konsumen akhir, tetapi dalam menyalurkan produknya bisa melalui perantara yang disebut pengecer, menurut Kotler dan Keller (2009:140), pengecer adalah semua badan usaha yang volume penjualannya terutama datang dari penjualan eceran. Berdasarkan uraian dan gambar di atas, maka saluran distribusi konsumen akhir tanpa adanya pengolahan ulang produk dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Sebenarnya semakin banyak tingkat saluran distribusi, maka semakin sedikit kendali distribusi dan semakin banyaknya kompleksitas saluran. Kompleksitas sebuah saluran secara lebih jauh lagi disebabkan karena semua institusi dalam saluran terhubung dengan beberapa jenis aliran, seperti aliran fisik produk, aliran kepemilikan, aliran pembayaran, aliran informasi dan aliran promosi. 2. Saluran Distribusi Industri Didalam saluran distribusi terdapat perantara yang disebut dengan pedagang grosir (disebut juga distributor), menurut Kotler dan Keller (2009:158), pedagang
grosir adalah semua kegiatan dalam penjualan barang atau jasa kepada mereka yang membeli atau menjual kembali untuk keperluan bisnis.
Level 0
Level 1
Level 2
Level 3
Produsen
Produsen
Produsen
Produsen
Perwakilan Produsen
Perwakilan Produsen
Pelanggan Industri
Pelanggan Industri
Distributor Industri
Pelanggan Industri
Pelanggan Industri
PERAGA 15.3 Saluran Pemasaran Konsumen dan Industri Sumber : Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009:113) a) Saluran 0, saluran distribusi industri ini sering disebut sebagai saluran distribusi langsung karena produsen menjual produknya tanpa menggunakan perantara agar sampai ke tangan konsumen industri akhir.
b) Saluran 1, disini produsen atau perusahaan manufaktur menjual produknya agar sampai ke tangan konsumen industri akhir dengan
menggunakan
perantara distributor industri. c) Saluran 2, saluran distribusi ini mengguakan dua perantara, yaitu perwakilan perusahaan manufaktur dan distributor industri agar produk dari produsen sampai ke tangan konsumen industri akhir. d) Saluran 3, saluran distribusi ini menggunakan perantara seperti saluran dua tingkat, namun produsen menjual produk terlebih dahulu menggunakan perantara cabang penjualan perusahaan manufaktur baru menggunakan perantara seperti saluran dua tingkat dan produk sampai ke tangan konsumen industri akhir. Berdasarkan uraian dan gambar yang telah diuraikan di atas, maka saluran distribusi industri adalah sistem penyaluran barang yang ditujukan untuk pelanggan bisnis yang memiliki tujuan untuk menjual atau mengolah kembali produk yang telah didapat dalam usaha mendapatkan keuntungan. 2.4.5 Sarana Penunjang Kegiatan Saluran Distribusi Untuk dapat membantu kelancaran kegiatan penyaluran distribusi suatu produk dari tangan produsen kepada konsumen akhir, biasanya dibutuhkan beberapa tenaga penjual yang dapat membuat proses arus barang untuk sampai ke tangan konsumen akhir secara baik. Berikut ini terdapat beberapa macam perantara pemasaran menurut Kotler dan Keller (2009:159), yaitu: a) Agen, yaitu mewakili pembeli dan penjual dengan basis yang lebih permanen. b) Pialang, menyatukan pembeli dan penjualdan membantu negosiasi; dibayar oleh pihak yang mempekerjakan mereka. c) Pedagang, komisi memiliki produk secara fisik dan menegosiasikan penjualan. d) Pedagang, yaitu perusahaan dagang yang melakukan kegiatan pembelian kemudian menjual kembali barang dagangannya baik secara tingkat grosir maupun tingkat pengecer.
e) Pedagang grosir, semua kegiatan dalam penjualan barang atau jasa kepada mereka yang membeli atau menjual kembali untuk keperluan bisnis. f) Penyalur atau Distributor, dalam penggunaan umum istilah ini sinonim dengan istilah grosir. g) Agen Produsen, merupakan bisnis kecil dengan beberapa wiraniaga terlatih. h) Pengecer, adalah semua badan usaha yang volume penjualannya terutama datang dari penjualan eceran. i) Agen Penjual mempunyai kewenangan kontraktual untuk menjual seluruh output produsen.
2.5
Faktor-faktor yang Menjadi Pertimbangan Pemilihan Saluran Distribusi Beberapa faktor berikut ini merupakan pertimbangan yang sering digunakan
oleh perusahaan dalam memilih saluran distribusi yang tepat untuk penyaluran produknya hingga ke tangan konsumen, diantaranya adalah : a) Pasar, di dalam hal ini perusahaan harus mampu mempertimbangkan jenis pasar yang akan dilayani, apakah itu pasar konsumen atau pasar industri. Selain itu juga perusahaan harus menentukan jumlah pembeli potensial dan jumlah produk yang dipesan serta kebiasaan konsumen dalam melakukan pembelian. b) Produk, dalam hal ini perusahaan harus memiliki kemampuan untuk mempertimbangkan besarnya nilai atau harga suatu produk, besar dan berat produk, mudah rusaknya barang, serta banyaknya jenis barang yang akan dijual perusahaan. c) Perusahaan, dana yang dimiliki, pengalaman dan kemampuan perusahaan dalam menyalurkan barang hingga ke tangan konsumen akhir menjadi bahan pertimbangan yang harus dipikirkan secara matang oleh perusahaan sebelum mengambil langkah menyalurkan produk hingga ke tangan konsumen akhir.
d) Perantara, dalam hal ini perusahaan harus mempertimbangkan jenis dan kualitas pelayanan yang diberikan oleh perantara, sikap perantara terhadap kebijaksanaan produsen, kegunaan perantara, biaya dan volume penjualan.
2.6
Hambatan-Hambatan di dalam Pelaksanaan saluran Distribusi Saluran distribusi yang dilakukan oleh sebuah perusahaan tidak menutupi
kemungkinan timbulnya hambatan-hambatan di dalam pelaksanaanya guna menyampaikan hasil produknya ke tangan konsumen akhir. Namun, perlu diketahui bahwa hambatan-hambatan pelaksanaan saluran distribusi ini dapat terjadi dan muncul secara berbeda-beda kriterianya, tergantung dari aktivitas perusahaan dan produk yang dihasilkan oleh perusahaan masing-masing. Berikut ini akan dijelaskan berbagai hambatan-hambatan yang sering terjadi di dalam pelaksanaan saluran distribusi menurut Suwigno, Patdono. 2008. Perancangan dan pengelolaan Sistem Distribusi
yang
Handal,
Jurnal
Manajemen
Distribusi.
Volume
13,
No.1(September).,yaitu : a) Fasilitas, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi dari segi fasilitas ini adalah lebih menyangkut dengan hasil keputusan lokasi dan berapa jumlah gudang serta pabrik yang harus dibangun. b) Persediaan, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi dari segi persediaan ini terjadi karena adanya jumlah barang yang dapat diproduksi secara ekonomis oleh perusahaan berbeda dengan kuantitas normal yang diinginkan konsumen. c) Transportasi, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi dari segi transportasi ini sering terjadi akibat terjadinya bencana alam baik dalam kondisi laut, udara dan darat yang tidak dapat dihindari dan menimbulkan dampak negatif seperti keterlambatan pengiriman barang. d) Komunikasi, bentuk hambatan pelaksanaan saluran distribusi dari segi komunikasi adalah terjadinya kesenjangan antara pihak produsen dan
konsumen seperti informasi yang dimiliki oleh masing-masing pihak tersebut, misalnya seperti konsumen tidak tabu dimana pembeli potensial berada. e) Unitisasi, bentuk hambatan yang sering terjadi dalam pelaksanaan saluran distribusi dari segi unitisasi adalah kesenjangan dalam penentuan dan pembentukan produk yang dihasilkan oleh suatu perusahaan ke dalam satu unit. f) Pesaing, bentuk hambatan saluran distribusi dari segi pesaing adalah adanya beberapa perusahaan pesaing yang bergerak dalam bidang usaha yang sejenis, baik perusahaan di dalam negeri atau pun di luar negeri.
2.7
Solusi dalam mengatasi hambatan yang ada pada Pelaksanaan Saluran
Distribusi Jika sebuah perusahaan berkeinginan untuk menyelesaikan permasalahan atau hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan saluran distribusinya, maka perusahaan tersebut dituntut untuk menemukan solusi yang terbaik tergantung dari permasalahan atau hambatan yang muncul dari masing-masing perusahaan. Solusi-solusi menurut Suwigno Patdono, 2008, Perencanaan dan Pengelolaan Sistem Distribusi yang Handal, Jurnal Manajemen Distribusi. Volume 13, No.1 (September), diantaranya adalah : a) Fasilitas, solusi untuk hambatan dari segi fasilitas adalah perusahaan harus mempertimbangkan pengambilan keputusan seperti : ketersediaan ruang pabrik dan gudang beserta dengan layoutnya, kemudahan akses transportasi, calon konsumen, potensi pertumbuhan penjualan dan lokasi perusahaan asing. b) Persediaan, solusi untuk hambatan dari persediaan dapat dicapai dengan cara mempertimbangkan keputusan seperti : jumlah persediaan yang harus disimpan di masing-masing gudang, dimana barang akan disimpan dan berasal dari pabrik mana barang akan diambil serta berapa jumlah persediaan untuk setiap kali pemesanan.
c) Transportasi, solusi untuk hambatan dari segi transportasi adalah dengan cara perusahaan harus mampu membuat rencana pengiriman barang kepada konsumen, seperti penentuan rute pengiriman yang sudah dianalisis dapat mengurangi terjadinya keterlambatan pengiriman barang. d) Komunikasi, solusi dari hambatan komunikasi ini adalah dengan cara perusahaan harus memiliki dan mengumpulkan informasi sebanyakbanyaknya mengenai konsumen, seperti keinginan dan kebutuhan konsumen serta informasi mengenai pasar sasaran yag akan dituju. e) Unitisasi, solusi dari hambatan ini adalah perusahaan harus mampu menentukan jumlah barang yang diinginkan oleh konsumen, menentukan bentuk dan besarnya kemasan yang dibutuhkan dalam pengiriman barang secara ekonomis serta alat pengangkut yang akan digunakan dalam hal unitisasi. f) Pesaing, solusi dari hambatan ini adalah perusahaan harus mampu mengembangkan produk yang dihasilkan, dengan kata lain perusahaan melakukan inovasi agar dapat mebedakan antara produk yang dihasilkan dengan produk perusahaan pesaing. Selain itu juga perusahaan harus mampu mencari pluang-peluang pasar secara lebih agresif dibandingkan dengan perusahaan pesaing.