Bab II Tinjauan Pustaka
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Pasangan Dinding Bata Ringan
Bata ringan adalah Beton ringan yang memiliki berat jenis (density) lebih ringan daripada beton pada umumnya. beton ringan aerasi (Aerated Lightweight Concrete/ALC) atau sering disebut juga (Autoclaved Aerated Concrete/ AAC) yang mempunyai bahan baku utama terdiri dari pasir silika, kapur, semen, air, ditambah dengan suatu bahan pengembang yang kemudian dirawat dengan tekanan uap air. Tidak seperti beton biasa, berat beton ringan dapat diatur sesuai kebutuhan. Pada umumnya berat beton ringan berkisar antara 600 – 1600 kg/m3. Karena itu keunggulan beton ringan utamanya ada pada berat, sehingga apabila digunakan pada proyek bangunan tinggi (high rise building) akan dapat secara signifikan mengurangi berat sendiri bangunan, yang selanjutnya berdampak kepada perhitungan pondasi. Material yang menyerupai beton dan memiliki sifat kuat, tahan air dan api, awet (durable) yang dibuat di pabrik dengan menggunakan mesin. Bata ringan ini cukup ringan, halus dan memiliki tingkat kerataan permukaan yang baik. Bata ringan memiliki ukuran panjang 600 mm, tinggi 200-400 mm dengan ketebalan yang beragam, antara lain 75 mm, 100 mm, 125 mm, 150 mm, 175 mm dan 200 mm.
2.1.1 Sejarah Pasangan Dinding Bata Ringan Pada tahun 1923 di Swedia masyarakat mengenal pasangan dinding tersebut yang dikenal bata ringan sebagai alternatif material bangunan untuk mengurangi penggundulan II - 1
Bab II Tinjauan Pustaka
hutan. Dia memutuskan untuk mengembangkan sistem bangunan yang lebih baik dengan biaya yang lebih ekonomis. Inovasi-inovasi brilian yang dilakukannya, seperti proses pemotongan dengan menggunakan kawat, membuka kemungkinan-kemungkinan baru bagi perkembangan produk ini. Hasilnya, beton ringan aerasi ini dianggap sempurna, termasuk material bangunan yang ramah lingkungan, karena dibuat dari sumber daya alam yang berlimpah. Sifatnya kuat, tahan lama, mudah dibentuk, efisien, dan berdaya guna tinggi.
2.1.2 Perencanaan mutu, bahan material dan spesifikasi pasangan bata ringan. Sebagai salah satu tolak ukur dari sasaran dan tujuan proyek, persiapan mutu biasanya ditetapkan dalam suatu spesifikasi dan kriteria dari suatu perencanaan, oleh karena itu perlunya mengindentifikasi persyaratan produk dan menentukan arah tindakan yang menjamin terpenuhinya persyaratan dengan menyusun program penjamin mutu ( quality assurance ) dan pengendalian mutu ( quality control ). Mutu adalah sifat dan karakteristik produk atau jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai. Hasil akhir dari suatu perencanaan mutu diharapkan adalah perencanaan yang dapat diimplementasikan, cermat, tingkat penyimpangan yang minimal, serta produk akhir yang dapat diterima oleh pelanggan dengan tingkat kepuasan tinggi. Sedapat mungkin, semua bahan dan ketenagaan harus disesuaikan dengan peraturan-peraturan yang berlaku.
II - 2
Bab II Tinjauan Pustaka
Bahan Material Bahan/material yang digunakan dalam pelaksanaan proyek, persyaratan mutunya harus sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Adapun bahan dari pembuatan pasangan dinding bata ringan, antara lain ; -
Agrerat ringan yang terdiri, batu apung (Pumice), Diatomite, Scoria, Volcanic cinders.
-
Dan dicampur dengan bahan baku dari campuran semen, pasir, air, gypsum, CaCO3, dan katalitas aluminium. Dengan adanya katalitas AL selama terjadi reaksi hidrasi semen akan menimbulkan panas sehingga timbul gelembunggelembung gas H2O, CO2, dari reaksi tersebut. Akhirnya gelembung tersebut akan menimbulkan jejak pori dalam hebel yang sudah mengeras, semakin banyak gas yang dhasilkan akan semakin banyak pori yang terbentuk dan bata ringan akan semakin ringan. Dalam konstruksi, bata ringan adalah sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi agregat dan pengikat semen. Bata ringan mengering setelah pencampuran dan peletakkan, semen berhidrasi mengelem komponen lainnya bersama dan akhirnya membentuk material seperti batu. Bata ringan memiliki densitas < 1,8 gr/cm3, begitu juga dengan kekuatannya yang bervariasi dan sesuai dengan penggunaan dan pencampuran bahan bakunya.
Karakteristik bahan, antara lain yaitu ; -
Densitas ; didefinisikan sebagai perbandingan antara massa (m) dengan volume (v) . Setiap zat memiliki densitas yang berbeda. Dan satu zat yang sama berapapun masanya dan volumenya, akan memiliki densitas yang sama pula.
II - 3
Bab II Tinjauan Pustaka
-
Serapan Air ; Pada saat terbentuknya agregat kemungkinan ada terjadinya udara yang terjebak dalam lapisan agregat atau terjadi karena dekomposisi mineral pembentuk akibat perubahan cuaca, maka terbentuklah lubang atau rongga kecil di dalam butiran agregat (pori). Pori dalam agregat mempunyai variasi yang cukup besar dan menyebar di seluruh tubuh butiran. Pori-pori mungkin menjadi reservoir air bebas di dalam agregat. Persentase berat air yang mampu diserap agregat didalam air disebut serapan air.
-
Kekerasan ; didefinisikan sebagai ketahanan bahan terhadap penetrasi pada permukaannya. Cara pengukuran kekerasan dapat ditetapkan dengan deformasi yang berbeda-beda, yaitu kekerasan Brinnel, Rochwell, Vickers, yaitu yang disebut static hardness tests. Dynamic Hardness Tests contohnya Shore Scleroscope, Pendulum Hardness, Cloudburst Test, Equotip Hardness. Alat uji kekerasan yang sering digunakan adalah Brinnel Hardness, Rockwell dan Vickers. Ketiga alat uji ini menggunakan indentor yang bentuknya berupa bola kecil, piramid, atau tirus. Identor berfungsi sebagai pembuat jejak pada logam (sampel) dengan pembebanan tertentu, nilai kekerasan diperoleh setelah diameter jejak diukur.
-
Kuat Tekan ; Nilai kuat tekan sampel didapat melalui tata cara pengujian secara manual dengan memberikan beban tekan bertingkat dengan peningkatan beban tertentu atas benda uji.
-
Kuat Impak ; Kuat Impak didefenisikan suatu kriteria penting untuk mengetahui kegetasan suatu bahan. Kuat Impak juga merupakan nilai impak (pukul) suatu bahan yang dalam keadaan biasa bersifat liat, namun berubah menjadi getas akibat pembebanan tiba-tiba pada suatu kondisi tertentu dengan satuan Newton meter.
II - 4
Bab II Tinjauan Pustaka
Pengujian impak dilakukan untuk mengetahui besar energi yang diserap oleh spesimen per satuan luas. Pengujian impak menggunakan benda uji berbentuk penampang balok.
Spesifikasi dinding bata ringan Panjang
600 mm
Tinggi
200 mm
Tebal
75 mm s/d 200 mm
Berat jenis normal
650 kg/m3
Berat jenis kering
550 kg/m3
Daya tekan
45 kg/m2
Tingkat ketahanan api
2 Jam -/ 120/120
Tabel 2.1. Spesifikasi Dinding Bata Ringan
2.1.3 Perencanaan Peralatan dan Alat Penunjang Lainnya pasangan bata ringan. Peralatan yang digunakan dalam suatu proyek dipengaruhi oleh produktivitas alat terhadap volume pekerjaan yang akan dilakukan, sedangkan jumlah peralatan yang dibutuhkan bergantung pada hal-hal berikut ; durasi kegiatan/waktu yang tersedia, kondisi lapangan, keadaan cuaca, efisiensi alat, kemampuan operator, kapasitas dan jumlah alat. Peralatan yang umum digunakan pada pekerjaan pemasangan dinding bata ringan, terbagi menjadi tiga peralatan berdasarkan fungsi, antara lain ; a) Peralatan Utama II - 5
Bab II Tinjauan Pustaka
Merupakan peralatan yang perlu digunakan oleh tukang dalam melakukan pekerjaannya, agar pekerjaan dapat sesuai dengan prosedure serta ketentuan yang disyaratkan. Peralatan utama pekerjaan dinding bata ringan terbagi atas : 1. Alat untuk pekerjaan pemasangan pondasi atau dinding ; -
Sendok Adukan ; Sendok digunakan untuk meletakkan adukan pada deretan batu yang akan dipasang, dari berbagai jenis yang ada.
-
Palu Pemotong ; Kadang kala, ukuran batu perlu disesuaikan dengan ruang yang tersedia, karena batu perlu dipotong dengan batuan palu.
-
Pahat Batu ; Digunakan untuk membantu membelah batu yang keras atau membersihkan bekas adukan pada dinding.
-
Sikat Adukan ; Bekas adukan yang menempel pada dinding bata terlebih dahulu disikat agar pekerjaan plesteran dapat memperoleh hasil yang baik dan rapih.
-
Trowel ; Jika pasangan bata sudah terpasang rapi, maka alur adukan (nat) diratakan dengan bantuan trowel.
2. Alat untuk pekerjaan plesteran dan pengakhiran ; -
Sendok Adukan ; Seperti halnya dengan pekerjaan pemasangan bata, maka dinding dilapisi dengan adukan dengan menggunakan sendok adukan.
II - 6
Bab II Tinjauan Pustaka
-
Trowel Perata Plesteran ; Selanjutnya untuk meratakan plesteran digunakan trowel yang lebih besar, biasaya terbuat dari kayu.
-
Trowel Finish ; Setelah pekerjaan plesteran selesai, dinding diperhalus dengan acian,
b) Peralatan Bantu Merupakan peralatan yang membantu pekerjaan mencapai mutu yang baik dengan standar kerapihan yang tinggi, yang fungsinya untuk membantu dan memperlancar penyelesaian kerja, sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Berikut beberapa alat bantu yang umum digunakan dalam pekerjaan, diantaranya ; -
Saringan Pasir ; Kadang kala ukuran butiran pasir terlalu kasar atau mengandung batuan, sehingga tidak baik untuk digunakan plesteran. Oleh karenanya, pasir terlebih dahulu harus diayak/disaring.
-
Beton Molen ; Untuk membuat adukan, baik untuk keperluan plesteran, pasir dan semen diaduk sampai merata menurut campuran tertentu dengan menggunakan cangkul atau pengaduk beton.
-
Gerobak Adukan ; Dari tempat pencampuran adukan dibawa ke tempat pekerjaan atau ketempat asukan dengan menggunakan gerobak.
-
Bak Adukan ; Agar adukan yang sudah disiapkan tidak tercecer ke mana-mana, maka ditempatkan dalam kotak adukan, yang dari situ diangkat ke tempat pekerjaan.
II - 7
Bab II Tinjauan Pustaka
-
Ember Adukan ; Dari bak adukan biasanya diangkut ke tempat pekerjaan dengan menggunakan ember yang terbuat dari bahan karet atau plastik.
-
Tempat Adukan ; Untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan adukan yang digunakan diletakkan pada sebuah tempat yang dipegang pada tangan sebelahnya.
c) Peralatan Penunjang Selain peralatan utama dan peralatan bantu kadangkalanya dibutuhkan peralatan lainnya yang disebut peralatan pendukung atau penunjang. Antara lain ; -
Unting - Unting ; Alat tersebut digunakan untuk memastikan dinding lurus.
-
Penyipat dan benang ; Untuk member marka pada tempat di mana mau dipasang dinding, agar pasangan dinding bata ringan dapat lurus dan siku. Selanjutnya dengan bantuan benang, pasangan dinding bata ringan diletakkan lapis demi lapis.
-
Alat Siku ; Alat siku berfungsi untuk memeriksa apakah permukaan-permukaan benda kerja satu sama lain dalam keadaan siku, selain itu juga digunakan untuk menarik garisgaris bersudut siku terhadap suatu sisi pasangan bata yang sudah lurus.
-
Alat Ukur ; Untuk mengukur ketebalan, tebal atau panjang dinding digunakan alat pengukur yang umumnya disebut meteran.
-
Waterpass ;
II - 8
Bab II Tinjauan Pustaka
Waterpass digunakan untuk memastikan bahwa pasangan bata berada pada kondisi lurus atau memenuhi kemiringan tertentu. Alat ini dapat digunakan pada posisi horizontal maupun vertikal.
2.2
Pengertian Dinding Drywall System Drywall system adalah system partisi yang sifatnya non structural dimana pelapis
dinding tersebut berbahan papan gypsum dilapisi kertas tebal yang harus diperkuat oleh kumpulan komponen-komponen termasuk rangka yang saling berhubungan satu sama lain dan bekerja sama secara harmonis sebagai penunjang sesuai dengan fungsi masingmasing. Drywall system merupakan produk dengan teknologi terbaru menggunakan bahan material yang berkualitas dan tenaga ahli yang berpengalaman. Produk tersebut memiliki karakteristik yang beragam dilihat dari beberapa segi, antara lain ; -
Berat ; Papan gypsum yang diproduksi mempunyai berat/bobot bervariasi sesuai dengan jenis dan ketebalannya.
-
Suhu & Kelembaban ; Papan gypsum akan mencapai performa yang maksimal apabila ditempatkan dan diaplikasikan pada kondisi “kering” yaitu dengan suhu 5-40 derajat celcius dan kelembaban maksimal 90%. Aplikasi diluar kondisi tersebut harus dilakukan treatment khusus.
-
Daya Hantar Panas ( Thermal Conductivity ) ;
II - 9
Bab II Tinjauan Pustaka
Thermal Conuctivity (I-value) adalah kemampuan sebuah material dalam merambatkan panas. Nilai pada table dibawah berdasarkan data tes dengan acuan ASTM C 117 ( Ref. No. Puskim 45A-B-C/Um/Lm.5/07 ). -
Tinjauan Akustik ; Akustik bangunan adalah ilmu yang mengatur tentang suara di dalam bangunan (tata suara), suara dalam hal ini adalah suara yang tidak di inginkan. (bising/noise). Suara bising (noise) selama ini diartikan sebagai suara yang tidak nyaman untuk didengar, namun hal ini bersifat subyektif dan tergantung pada reaksi setiap individu. Idealnya, tata suara dalam bangunan dilakukan pada tahap perancangan dan disesuaikan dengan standard atau ketentuan yang ada.
Dalam akustik bangunan dua hal yang perlu diperhatikan, yaitu ; 1. Sound Insulation (kedap) Terdapat 2 tipe perambatan suara melalui sebuah media, perambatan suara melalui udara (airborne transfer) dan melalui struktur bangunan (structureborne transfer). Keduanya harus diperhatikan saat proses perancangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
Airborne Transfer Sumber suara seperti televise, peralatan home theatre / music, dan sejenisnya menghasilkan energi yang akan dirambatkan ke ruang di sekitarnya melalui udara. Sound Transmission Class (STC) Adalah nilai tunggal yang merupakan indikasi satuan suara yang dapat II - 10
Bab II Tinjauan Pustaka
ditahan/dikurangi oleh perantara/media (dinding gypsum) dari sumber suara di satu ruang sampai diterima di ruang yang bersebelahan. Nilai STC dihitung pada rentang frekuensi 125 – 4000 Hz. ( Referensi : ASTM E 90 – 09 standard test method for laboratory measurement of airborne sound transmission loss of building partitions and elements ). Nilai STC sangat berperan dalam merencanakan ruangan-ruangan berjarak minimal dengan fungsi /jenis aktivitas yang sangat berbeda dalam hal intensitas suara yang ditimbulkan dan dapat diterima. Nilai ini juga direncanakan untuk ; mengisolasi ruangan dengan sumber suara berintensitas tinggi, mengisolasi ruangan yang membutuhkan ketenangan optimal dari bising di luar ruang. Structureborne Transfer Merupakan nilai yang mengindikasikan perambatan energi suara melalui elemen struktur bangunan (kolom, balok,plat,lantai,dinding dan sejenisnya). Energi suara dalam hal ini adalah suara dari benturan/tumbukan (impact sound), seperti hentakan pintu saat ditutup, penggunaan peralatan dapur, perbaikan plumbing yang tertanam di dalam dinding,langkah kaki,dll ). Performa elemen struktur bangunan dalam mengurangi perambatan energy suara disebut dengan impact insulation class (IIC). (Referensi : ISO 717 : Acoustics – Rating of sound insulation in buildings and of building elements). 2. Sound Absorption Penyerapan suara pada bangunan sangat tergantung pada material yang digunakan. II - 11
Bab II Tinjauan Pustaka
Performa sebuah material dalam menyerap suara dapat diketahui dengan pengujian di lab. dan nilainya disebut dengan noise reduction coefficient (NRC). Suara gema (pantulan) yang terlalu besar (akibat NRC rendah) akan menimbulkan ketidaknyamanan dan ketidakjelasan suara yang diterima penerima. Nilai NRC sebuah material (bersama factor-faktor lain) akan mempengaruhi nilai time of reverberation (TR) yang idendtik dengan jeda waktu suara gema (echo) diterima penerima. Referensi ASTM C423 : Test Method for sound absorption and sound absorption coefficients by the reverberation room method. Ketahanan Api ; Setiap sistem diklarifikasi sesuai dengan ketahanannya terhadap api. Ketahanan api sebuah system dapat dicapai berdasarkan pengujian laboraturium yang dilakukan dengan penerapan metode pengujian sesuai standard internasional termasuk skala dimensi system yang sebenarnya. Suatu system akan memiliki tingkat ketahanan api (Fire rating level-FRL) tertentu apabila di dalam pengujian laboratorium performa system tersebut dapat bertahan atau tidak mencapai „batas gagal‟ (failure) selama waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Berdasarkan SNI 03-1741-2000 dan AS 1530 Part-4, tingkat ketahanan api (Fire rating level – FRL) diukur dengan tiga criteria, yaitu : a. Kelayakan stuktur ( structural adequacy ) Kekuatan structural sebuah sistem untuk menahan berat sendiri, sampai sistem tersebut mencapai “batas gagal” (failure) dimana terjadi keruntuhan struktur sistem (collapse).I b. Integritas ( Integrity ) II - 12
Bab II Tinjauan Pustaka
Keutuhan komponen-komponen pembentuk sistem secara keseluruhan sampai sistem tersebut mencapai “batas gagal” (failure) di mana timbul retak/rusak atau terdapat bagian terbuka yang bisa dilalui oleh nyala api atau uap panas. c. Insulasi ( Insulation ) Ketahanan sebuah sistem sampai tingkat insulasi yang dimilikinya mencapai “batas gagal” (failure). Dimana pada seluruh permukaan sistem tidak terkena api (unexposed face) terjadi kenaikan suhu rata-rata yang mencapai 140o C atau lebih dari temperature awal, atau terjadi kenaikan suhu pada salah satu/beberapa titik pada permukaan sistem tersebut yang mencapai 180oC atau lebih dari temperatur awal. Temperatur awal permukaan yang tidak terkena api (unexposed face) biasanya ditentukan sesuai dengan suhu ruangan laboratorium pengujian.
2.2.1 Sejarah Pasangan Drywall System Pada tahun 1894 oleh Agustinus Sackett, pria umumnya dianggap kakek dari pembuatan papan gypsum industry. Sebelum tahun 1894, gypsum telah digunakan sebagai bahan bangunan dan sebagai unsure detail arsitektur. Penggunaan pertama gypsum di gedung konstruksi. Sebelum masehi ketika orng mesir digunakan gypsum blok dan plester diaplikasikan diatas anyaman jerami dalam membangun piramida cheops sebagai kesaksian terhadap kekuatan dan daya tahan gypsum, beberapa konstruksi ini masih utuh. Abad pertengahan pada akhir 1700 an kimiawan perancis Lavoisier dianalisis kimia make-up dari gypsum nya kerja dan selanjutnya penelitian oleh sekelompok kimiawan ditambah dengan penemuan dan penambangan cadangan besar gypsum dekat
II - 13
Bab II Tinjauan Pustaka
Paris, menyebabkan grosir penggunaan “ Plaster Paris “ sebagai sebuah bangunan material. Plaster Paris adalah gypsum mentah yang secara kimiawi diubah oleh panas untuk menghapus banyak air yang terkandung di dalam gypsum molekul dan kemudian terhidrasi untuk membuatnya bisa digunakan sebagai bahan plesteran. Awal dari pembuatan drywall system tersebut adalah dari material yang digunakan berbahan utama gypsum. Kata ”’gypsum”’ berasal dari kata kerja dalam bahasa Yunani μαγειρεύω, yang artinya memasak. Disebut memasak karena di daerah Montmartre, Paris, pada beberapa abad yang lalu orang-orangnya membakar gypsum untuk berbagai keperluan, dan material tersebut kemudian disebut dengan plaster dari Paris. Orang-orang di daerah ini juga menggunakan gypsum sebagai krim untuk kaki, sampo, dan sebagai produk perawatan rambut lainnya. Karena gypsum merupakan mineral yang tidak larut dalam air dalam waktu yang lama, sehingga gipsum jarang ditemui dalam bentuk butiran atau pasir. Tetapi ada suatu kejadian unik di White Sands National Monument, di negara bagian New Mexico, Amerika Serikat, terdapat 710 km² pasir gipsum putih yang cukup sebagai bahan baku untuk industri drywall selama 1000 tahun. Kristal gypsum terbesar dengan panjang lebih dari 10 meter pernah ditemukan di Naica, Chihuihua, Mexico. Gypsum banyak ditemukan di berbagai daerah di dunia, yaitu Jamaika, Iran, Thailand, Spanyol (penghasil gypsum terbesar di Eropa), Jerman, Italia, Inggris, Irlandia, Monitoba, Ontario, Canada, New York, Michigan, Indiana, Texas, Iowa, Kansas, Oklahoma, Arizona, New Mexico, Colorado, Utah, Nevada, Paris, California, New South Wales, Kalimantan dan Jawa Barat. Gypsum adalah salah satu contoh mineral dengan kadar kalsium yang dominan pada mineralnya. Gypsum yang paling umum ditemukan adalah jenis hidrat kalsium sulfat dengan rumus kimia CaSO<sub>4.2H<sub>2O. Gypsum adalah salah satu
II - 14
Bab II Tinjauan Pustaka
dari beberapa mineral yang teruapkan. Contoh lain dari mineral-mineral tersebut adalah karbonat, borat, nitrat, dan sulfat. Mineral-mineral ini diendapkan di laut, danau, gua dan di lapian garam karena konsentrasi ion-ion oleh penguapan. Ketika air panas atau air memiliki
kadar
garam
yang
tinggi,
gypsum
berubah
menjadi
basanit
(CaSO<sub>4.H<sub>2O)atau juga menjadi anhidrit (CaSO<sub>4). Dalam keadaan seimbang, gypsum yang berada di atas suhu 108 °F atau 42 °C dalam air murni akan berubah menjadi anhidrit. Saat ini gipsum sebagai bahan bangunan digunakan untuk membuat papan gypsum dan propil pengganti triplek dari kayu. Papan gypsum adalah nama generic untuk kelurga produk panel-jenis yang terdiri dari inti noncombustible, terutama dari gypsum, dengan 100 persen permukaan kertas daur ulang. Drywall system sendiri bukanlah produk jadi melainkan produk yang dirakit oleh perusahaan tertentu dengan menggunakan bahan-bahan import yang berkualitas berdasarkan persyaratan yang berlaku. Dengan menggambungkan komponen-komponen yang menjadi satu kesatuan baik dari sisi berat, suara, ketahanan api dan estetika keindahan yang dimilikinya. 2.2.2 Perencanaan mutu, bahan material dan spesifikasi drywall system. Berbeda dengan partisi dinding lainnya, drywall system ini menggunakan bahan material produk import yang berkualitas dikarenakan partisi harus berselang jangka waktu panjang dan mutu yang harus baik. Bahan yang digunakan di dalam partisi drywall system tersebut antara lain ; -
Papan gypsum ;
II - 15
Bab II Tinjauan Pustaka
terdiri dari inti dari bahan gypsum yang dibungkus dengan kertas penguat di sekelilingnya. Kekuatan utama gypsum terletak pada kertas pembungkusnya. Untuk papan gypsum standar kertas pembungkus biasanya berwarna gading cenderung kecoklatan, dengan bahan sepintas mirip dengan kertas zak pembungkus semen. Saat ini produsen gypsum memproduksi beberapa jenis gypsum untuk beberapa aplikasi. Ketebalan gypsum bervariasi, rata-rata di pasaran adalah 9mm, 12mm dan 15 mm untuk type gypsum standar (plasterboard). -
Rangka Metal Stud ; berfungsi sebagai struktur penompang/penyangga dalam pemasangan partisi Drywall System. Material Metal Stud terbuat dari baja lapis dan memiliki kandungan dari logam campuran, zinc dan serta aluminium yang merupakan salah satu pencegah dari binatang yang memakan bahan bangunan seperti, rayap dan sejenisnya. Fungsi lain dari Metal Stud adalah yang sangat efisien dan simple serta flexible, karena material Metal Stud sangat sederhana dan mudah dipasang untuk posisi vertical sesuai dengan kebutuhan partisi tersebut. Selain itu juga sangat mudah untuk pekerjaan bongkar/pasang jika menginginkan perubahan baik bentuk dan fungsi partisi yang berbeda dari sebelumnya.
-
Rangka Metal Track ; Material dan kandungan Rangka Metal Track adalah sama dengan Rangka Metal Stud, yang berbeda hanya fungsinya saja yaitu sebagai struktur penahan pada posisi horizontal sisi atas dalam pemasangan partisi Drywall System.
-
Rangka Deflection Track ;
II - 16
Bab II Tinjauan Pustaka
Sedangkan rangka deflection track disusun dengan posisi horizontal sisi bawah, tetapi material dan kandungannya tidak berbeda dengan rangka metal stud dan rangka metal track. -
Jointing Tape ; Jointing Tape adalah salah satu material penting dalam pemasangan partisi Drywall System, dimana berfungsi sebagai bahan penutup celah sambungan antara partisi dan penutup pengaku partisi / skrup, guna mendapatkan hasil dan performa yang terbaik. Material Jointing tape adalah sejenis lembaran bahan sintestis khusus untuk sambungan dinding gypsum dengan ukuran lebar yang bervariasi sesuai kebutuhan yang diinginkan. Bentuk material Jointing Tape adalah memanjang dalam roll persis seperti “Solatip” kertas yang biasa kita lihat.
-
Kompon ; Kompon adalah juga merupakan material penting dalam pemasangan partisi Drywall System, dimana berfungsi sebagai bahan finishing akhir pentup celah sambungan antara partisi dan penutup pengaku partisi / skrup, yang dikerjakan setelah pemasangan/penutup Jointing Tape, guna mendapatkan hasil yang Flat & Halus dan siap untuk difinish akhir “cat atau wallpaper”. Material Kompon adalah serbuk halus instant khusus, dan produk tersebut biasanya bisa didapatkan pada semua supplier gypsum.
II - 17
Bab II Tinjauan Pustaka
Spesifikasi Drywall System Tebal papan gypsum
9 mm s/d 12 mm
Berat gypsum
5,5 kg/m2
Tinggi maksimal
6100 mm
Berat system
54 kg/m2
Sound transmission class (STC)
56
Tingkat ketahanan api
2 Jam -/ 120/120
Tebal Insulasi rockwool
50mm
Density
80 kg/m3
Tabel 2.2. Spesifikasi Drywall System
2.2.3 Perencanaan Peralatan dan Alat Penunjang Lainnya Drywall System. Peralatan yang umum digunakan pada pekerjaan pemasangan Drywall System, terbagi menjadi tiga peralatan berdasarkan fungsi, antara lain ; a) Peralatan Utama Merupakan peralatan yang perlu digunakan oleh tukang dalam melakukan pekerjaannya, agar pekerjaan dapat sesuai dengan prosedure serta ketentuan yang disyaratkan. Peralatan utama pekerjaan Drywall System terbagi atas : Alat untuk pekerjaan pemasangan Partisi Drywall ; -
Mesin Bor & driver/obeng kembang ; Mesin Bor digunakan untuk menyambung tiap strukur rangka partisi dan memasang papan gypsum saat paku skrup direkatkan ke rangka partisi. II - 18
Bab II Tinjauan Pustaka
-
Gergaji besi / gunting seng ; Digunakan untuk memotong rangka partisi.
-
Scraf ; Digunakan untuk mengaplikasikan compound.
b) Peralatan Bantu Merupakan peralatan yang membantu pekerjaan mencapai mutu yang baik dengan standar kerapihan yang tinggi, yang fungsinya untuk membantu dan memperlancar penyelesaian kerja, sehingga produktivitas kerja dapat meningkat. Berikut beberapa alat bantu yang umum digunakan dalam pekerjaan, diantaranya ; -
Bak Adukan ; Agar adukan compound yang sudah disiapkan tidak tercecer ke mana-mana, maka ditempatkan dalam kotak adukan, yang dari situ diangkat ke tempat pekerjaan.
-
Tempat Adukan ; Untuk mempermudah pelaksanaan pekerjaan adukan yang digunakan diletakkan pada sebuah tempat yang dipegang pada tangan sebelahnya.
-
Steger / tangga temporari ; Digunakan saat memasang rangka partisi, Dinding Gypsum dan saat pengerjaan finishing “pemasangan Jointing Tape + Compund” untuk area yang cukup tinggi.
c) Peralatan Penunjang Selain peralatan utama dan peralatan bantu kadangkalanya dibutuhkan peralatan lainnya yang disebut peralatan pendukung atau penunjang. Antara lain ; -
Unting - Unting ; Alat tersebut digunakan untuk memastikan dinding lurus.
-
Penyipat dan benang ;
II - 19
Bab II Tinjauan Pustaka
Untuk member marka pada tempat di mana mau dipasang partisi dinding, agar pasangan partisi dapat lurus dan siku. -
Alat Siku ; Alat siku berfungsi untuk memeriksa apakah permukaan-permukaan benda kerja satu sama lain dalam keadaan siku, selain itu juga digunakan untuk menarik garisgaris bersudut siku terhadap suatu sisi pasangan bata yang sudah lurus.
-
Alat Ukur meteran ; Untuk mengukur ketebalan, tebal atau panjang dinding digunakan alat pengukur yang umumnya disebut meteran.
-
Water pass ; Digunakan untuk memastikan kerataan dinding saat pemasangan partisi, digunakan pada posisi horizontal maupun vertikal.
-
Amplas ; Digunakan untuk menghaluskan hasil akhir setelah aplikasi compound.
2.3
Keuntungan dan Kerugian Pasangan dinding pada bata ringan dan drywall system. Keuntungan Pasangan dinding bata ringan dengan drywall system, antara lain ; Bata Ringan ; -
Kedap air sehingga sangat kecil kemungkinan terjadinya rembesan air.
-
ukuran dan kualitas yang seragam sehingga dapat dengan mudah menghasilkan pasangan dinding yang rapi.
-
Pemasangan lebih cepat dan rapi.
-
Ringan, tahan api dan mempunyai kekedapan suara yang baik (tahan bising).
-
Mempunyai ketahanan yang baik terhadap gempa bumi.
II - 20
Bab II Tinjauan Pustaka
-
Tidak diperlukan plesteran yang tebal, umumnya ditentukan hanya 1 cm saja.
-
Mudah didapat dan diperoleh dalam jumlah yang besar..
-
Karena ukurannya yang lebih besar dari bata biasa maka pelaksanannya lebih cepat daripada pemakaian bata biasa. Lebih ringan dari pada bata biasa sehingga memperkecil beban struktur. Selain itu karena ringan, pengangkutannya dapat lebih mudah dilakukan.
Drywall System ; -
Pengerjaannya yang praktis dan efisien membuat kita tidak perlu lagi menggunakan peralatan atau bahan pendukung lainnya. Selain itu waktu pengerjaannya lebih cepat.
-
Ketahanan terhadap api, bahan papan kalsium rata-rata tidak mudah terbakar dan tidak juga menyebarkan nyala api.
-
Anti karat, karena material yang dipakai memiliki kualitas yang terbaik.
-
Tidak perlu diplester dan di aci.
-
Ringan dan praktis dalam pemasangan, karena selain bisa di pasang dan dibongkar denga cepat, dinding partisi tidak membebani struktur, sehingga tidak diperlukan perhitungan beban tambahan.
-
Konstruksi kering dan bersih, dikarenakan bahan material yang digunakan adalah material siap pasang, tanpa membutuhkan semen atau air.
-
Flexiblelitas untuk design. Gypsum yang ringan ini memungkinkan fleksibilitas dalam hal design. Dinding dengan gypsum juga dengan mudah direnovasi (dipindahkan) dan dapat dibuat melengkung.
-
Meredam suara, bermacam-macam tersedia untuk memenuhi kebutuhan peredam suara.
II - 21
Bab II Tinjauan Pustaka
-
Jika ada kerusakan cukup bagian tertentu saja yang diperbaiki, tidak perlu keseluruhan. Karena menggunakan sistem dempul yang mirip body mobil jadi mudah jika menangani kerusakan. Kerugian Pasangan dinding pada bata ringan dan drywall system, sbb ;
Bata Ringan ; -
Diperlukan keahlian yang khusus untuk memasangnya karena jika tidak dampaknya akan sangat keliatan.
-
Jika terkena air, maka untuk benar-benar menjadi kering membutuhkan waktu yang lama
-
Agak susah mendapatkan bata ringan dikarenakan hanya took terbesar yang menjual barang tersebut.
-
Karena ukurannya yang besar, untuk ukuran tanggung membuang sisa cukup banyak.
-
Perekatnya khusus. Umumnya adalah semen instan.
-
Penjualannya pun dalam volume (m3) yang besar.
Drywall System ; -
Tidak tahan terhadap air, karena kekuatan papan gypsum yang terletak pada kertas pembungkusnya, kertas akan mengelupas dan inti gypsum akan terurai.
-
Pemasangan papan gypsum di ruang yang biasa dilalui banyak orang cenderung mudah rusak dan gupil terutama di bagian sudut dinding (misal sebagai pelapis kolom). Selain itu bila dinding tergores dan terbentur dengan sesuatu yang tajam atau keras maka dipastikan kertas akan mudah terkelupas oleh tangan usil, namun perbaikan untuk hal ini cukup mudah.
II - 22