11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Komunikasi Massa Komunikasi massa merupakan salah satu konteks komunikasi yang seringkali digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan apabila komunikan merupakan sejumlah khalayak yang besar, tersebar luas dan bersifat heterogen.
2.1.1
Pengertian Komunikasi Massa Komunikasi massa adalah komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar, majalah) atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola oleh suatu lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepeda sejumlah besar orang yang tersebar di banyak tempat, anonym dan heterogen. Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan selintas (khususnya media elektronik).15 Menurut Defleur dan Dennis, komunikasi massa adalah proses dimana komunikator menggunakan media untuk menyebarkan pesan secara luas dan terus-menerus sehingga menciptakan makna-makna yang diharapkan dapat berpengaruh mempengaruhi khalayak yang besar dan berbeda-beda melalui berbagai cara. Penonjolan definisi ini terutama pada sumber informasi (media massa) mengemas dan menyajikan isi pesan
15
Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. OP, Cit, 75
11
12
dengan cara dan gaya tertentu yang dapat menciptakan makna sehingga dapat mempengaruhi khalayak.16 Lasswell, seorang ahli ilmu politik Amerika Serikat pada tahun 1948 mengemukakan suatu ungkapan yang sangat terkenal dalam teori dan penelitian komunikasi massa. Ungkapan yang merupakan cara sederhana untuk memahami proses komunikasi massa adalah dengan menjawab pertanyaan sebagai berikut : “Who says what to whom in what channel whit what effect” Ungkapan dalam bentuk pertanyaan yang dikenal sebagai formula Lasswell17
ini,
meskipun
sangat
sederhana,
telah
membantu
mengorganisasikan dan memberikan struktur pada kajian komunikasi massa. Selain dapat menggambarkan komponen-komponen dalam proses komunikasi
massa,
Lasswell
menggunakan
formula
ini
untuk
membedakan berbagai jenis penelitian komunikasi. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :
Berkata
Melalui
Kepada
Dengan
apa
saluran apa
siapa
efek apa
Komunikator
Pesan
Media
Penerima
Efek
Control
Analisis
Analisis
Analisis
Analisis
studies
pesan
media
audience
efek
Siapa L
16 17
S. Djuarsa Sendjaja. Pengantar Ilmu Komunikasi. OP, Cit, 73 Brent D Ruben. Communication and Human Behavior 3ed. 24
13
Lasswell memfokuskan pada pesan-pesan verbal yang dilakukan oleh komunikator. Disini komunikator adalah pihak yang paling aktif mempengaruhi audiens melalui pesan-pesan yang disampaikan sehingga menimbulkan efek. Formula komunikasi ini hanya berlangsung satu arah.
2.1.2
Karakteristik Komunikasi Massa Karakteristik komunikasi massa yang paling menonjol yaitu mencakup pada tingkat masyarakat luas, dilakukan dengan menggunakan media
massa
dengan
berbagai
tujuan
komunikasi
dan
untuk
menyampaikan informasi kepada khalayak luas dan pesan disampaikan secara serentak dengan efek tertunda. Seperti yang dikatakan oleh Severin dan Tankard Jr. bahwa “komunikasi massa itu adalah keterampilan, seni dan ilmu,” dengan dikaitkan kepada pendapat Devito bahwa “komunikasi massa itu ditujukan kepada massa dengan menggunakan media,” maka dibandingkan dengan jenis-jenis komunikasi lainnya, komunikasi massa mempunyai ciri-ciri tertentu yaitu: 18 1. Sifat pesannya terbuka dengan khalayak yang variatif, baik dari segi usia, agama, suku, pekerjaan, maupun dari segi kebutuhan. 2. Sifat penyebaran pesan melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak, dan luas.
18
Hafied Cangara. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : Raja Grafindo Persada. 1993, 37
14
3. Sumber dan penerima dihubungkan oleh saluran yang telah diproses secara mekanik. 4. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah. 5. Umpan baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. 6. Dari segi ekonomi, biaya komunikasi massa relatif cukup mahal dan memerlukan
dukungan
tenaga
kerja
cukup
banyak
untuk
mengelolanya. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain. Pola penggunaan media terhadap sikap mempunyai pengaruh besar dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media massa membawa pula pesan-pesan berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru mengenai sesuatu hal yang memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya perasaan terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi tersebut apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai sesuatu hal, sehingga terbentuklah dasar konatif yang mengarah pada sikap tertentu. Walaupun pengaruh media massa tidaklah sebesar pengaruh interaksi individual secara langsung, namun dalam proses pembentukkan dan perubahan sikap, peranan media massa tidak kecil artinya.
15
2.1.3
Fungsi Komunikasi Massa Komunikasi massa berarti komunikasi melalui media massa. Maka fungsi komunikasi massa juga dapat sekaligus diartikan sama dengan funsi media massa. Komunikasi massa menurut Jay Black dan Federick Cfunsi. Whitney (1998) antara lain: to inform (menginformasikan), to entertaint (memberi hiburan), to persuade (membujuk) dan transmission of the culture (transmisi budaya). Ada pula fungsi komunikasi massa yang dinyatakan oleh Harold D. Lasswell, yakni: 1. Surveillence of the environment Fungsinya sebagai pengamat lingkungan, yang oleh Schramm disebut sebagai decoder yang melaksanakan fungsi the watcher. 2. Correlation of the parts of society in responding to the environment Fungsinya menghubungkan bagian-bagian dari masyarakat agar sesuai dengan lingkungan 3. Transmission of the social heritage from the generation of the next Fungsinya penerusan atau pewarisan social dari satu generasi ke generasi berikutnya. Schramm menamakan fungsi ini sebagai encoder yang melakukan fungsi the teacher. Seorang ahli sosiologi, Charles R. Wright, menambahkan fungsi ke-empat, yaitu entertainment.19
19
Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Grasindo. 2000, 11
16
2.1.3.1 Secara Umum Fungsi Komunikasi Massa secara umum yaitu: a. Memberikan informasi b. Memberikan pendidikan dan membimbing c. Menghibur d. Mempengaruhi khalayak e. Pengembangan mental f. Adaptasi lingkungan g. Manipulasi lingkungan 2.1.3.2 Secara Khusus Fungsi Komunikasi Massa secara khusus yaitu: a. Fungsi meyakinkan termasuk di dalamnya: (1) Mengukuhkan (2) Mengubah (3) Menggerakkan (4) Menawarkan etika atau sistem nilai tertentu b. Fungsi untuk menganugerahkan status c. Fungsi membius d. Fungsi menciptakan rasa kebersamaan e. Fungsi untuk privatisasi20
20
Mediana Handayani, Data Komunikasi Massa
17
2.1.4
Efek Komunikasi Massa
2.1.4.1 Efek Pesan Terhadap Khalayak a. Efek Kognitif => Pengetahuan Berisi pengetahuan individu tentang suatu berita yang menjadi stimulus. Komponen kognitif dalam penelitian ini adalah khalayak memperhatikan, melihat, mempersepsikan, dan memahami pesan yang ada dalam program tayangan. b. Efek Afektif => Perasaan, emosi Berisikan
perasaan
atau
emosi
individu
terhadap
stimulus.
Menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap, seperti rasa benci, suka, jijik, sangat suka, dan lain-lain c. Efek Behavioral atau Konatif => Perilaku Berisi perilaku dalam respon menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada, dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.21 2.1.4.2 Efek Kehadiran Media Massa dalam Benda Fisik : Menurut Steven A. Chafee: a. Efek ekonomis: menyediakan pekerjaan, menggerakkan ekonomi (contoh: dengan adanya industri media massa membuka lowongan pekerjaan)
21
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. OP, Cit, 228
18
b. Efek sosial: menunjukkan status (contoh: seseorang terkadang dinilai dari media massa yang ia baca, seperti surat kabar pos kota memiliki pembaca berbeda dibandingkan dengan pembaca surat kabar. c. Efek penjadwalan kegiatan d. Efek penyaluran/ penghilang perasaan e. Efek perasaan terhadap jenis media22
2.2
Televisi Sebagai Media Massa Televisi saat ini telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Televisi lahir karena perkembangan teknologi dalam mengirim pesan dan gambar. Bermula dengan ditemukannya Electrice Telescope sebagai perwujudan gagasan mahasiswa Berlin, Paul Nipkow, untuk mengirim gambar melalui udara dari satu tempat ke tempat lain Hal ini terjadi antara tahun 1883-1884, prestasi Nipkow ini menjadikan ia diakui sebagai “Bapak Komunikasi.” Sekarang, setelah masa lebih dari 100 tahun media televisi berkembang dengan pesat dan bahkan telah menggeser media massa lainnya dalm hal keunggulannya.23
22
Wikipedia. (2011, 1 Juli). Komunikasi Massa : Efek Komunikasi Massa. Wikipedia. Jakarta, 1 Juli 2011 dari http://www.google.co.id/search?client=firefox-a&rls=org.mozilla%3AenUS%3Aofficial&channel=s&hl=id&q=efek+komunikasi+massa&meta=&btnG=Telusuri+dengan +Google 23 Morissan. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta : Ramdina Prakarsa. 2005, 2
19
2.2.1
Pengertian Televisi Televisi terdiri dari istilah ”tele” yang berarti jauh dan ”visi” (vision) yang berarti penglihatan.” Segi ”jauh”nya diusahakan oleh prinsip radio dan segi ”penglihatan”nya oleh gambar. Tanpa gambar tak mungkin ada apa-apa yang dapat dilihat. Para penonton dapat menikmati siaran TV, kalau pemancar TV tadi memancarkan gambar. Dan gambar-gambar yang dipancarkan itu adalah gambar-gambar yang bergerak (dalam hal tertentu juga gambar diam, still picture).24 Media televisi merupakan media yang menyajikan isi pesan dalam bentuk audio visual gerak dan sinkron. Mengingat salah satu sifat televisi adalah Transitory, yaitu hanya meneruskan isi pesan, yang berarti isi pesan hanya didengar atau dilihat sekilas, maka penyusunan naskah untuk karya jurnalistik harus tepat, ringkas, jelas, sederhana, dan dapat dipercaya.25
2.2.2
Karakteristik Televisi Televisi merupakan sarana komunikasi massa dimana terjadi komunikasi antara komunikator dengan komunikannya. Sebagai media komunikasi massa, televisi memiliki karakteristik sebagai berikut : 1. Bersifat tidak langsung Bersifat tidak langsung artinya harus melewati media teknis. Televisi adalah satu jenis dan bentuk media massa yang paling canggih dilihat dari sisi teknologi yang digunakan dan paling mahal dilihat dari segi
24
Onong Uchjana Effendy. Kamus Kounikasi. Bandung : Mandar Maju. 1989 J.B. Wahyudi. Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. Jakarta : P.T Pustaka Utama Grafiti. 1996, 22 25
20
investasi yang ditanamkan. Televisi sangat bergantung pada kekuatan peralatan elektronik yang sangat rumit, inilah yang disebut media teknis. 2. Bersifat satu arah Televisi bersifat satu arah artinya tidak ada interaksi antara peserta komunikasi. Kita sebagai pemirsa hanya bisa menerima berbagai program acara yang sudah disiapkan oleh pihak pengelola televisi, kita tidak bisa mencela, melakukan interupsi saat itu agar suatu acara disiarkan atau tidak. Ada beberapa acara siaran langsung (live) sehingga penonton bisa menelepon atau berinteraksi tetapi itupun tidak optimal hanya satu–dua penelepon yang bisa diterima dan diudarakan secara langsung saat itu. Secara prinsip umpan balik (feedback) pemirsa televisi tetap bersifat tertunda (delayed). 3. Bersifat terbuka Televisi ditujukan kepada masyarakat secara terbuka ke berbagai tempat yang dapat dujangkau oleh daya pancar siarannya, artinya ketika siaran televisi mengudara tidak ada lagi yang disebut pembatasan letak geografis, usia biologis, bahkan tingkatan akademik khalayak. Disini khalayak bersifat heterogen berarti khalayak terdiri atas berbagai latar belakang, usia, suku, bahasa, agama, budaya, perlaku sosial, jenis kelamin, dan sebagainya sedangkan anonim berarti khalayak tidak saling mengenal satu sama lain.
21
4. Publik tersebar Khalayak televisi tidak berada disuatu daerah tetapi tersebar di berbagai wilayah dalam lingkup lokal, regional, nasional, dan bahkan internasional.26 5. Bersifat selintas Pesan televisi hanya dapat dilihat dan didengar secara sepintas, siarannya tidak dapat dilihat dan didengar ulang oleh pemirsa kecuali dalam hal-hal khusus seperti pada adegan ulang secara lambat (slow motion play back) atau dengan alat khusus seperti perekam video cassette recorder (VCR). Sifatnya yang hanya dapat dilihat sepintas ini, sangat mempengaruhi cara-cara penyampaian pesan selain harus menarik bahasa pesan yang disampaikan televisi harus mudah dimengerti
dan
dicerna
oleh
khalayak
tanpa
menimbulkan
kebosanan.27
2.2.3
Fungsi Televisi 1. Fungsi Penerangan (the information junction) a. Immediacy yaitu langsung dan dekat. Peristiwa yang disiarkan oleh stasiun televisi dapat dilihat dan didengar oleh pemirsa pada saat peristiwa berlangsung. Meskipun mereka berada di luar rumah, mereka dapat menyaksikan dekat.
26
Jalaluddin Rakhmat. Psikologi Komunikasi Edisi Revisi. Bandung : Remaja Rosdakarya. 2001, 189 27 JB. Wahyudi. Dasar-dasar Jurnalistik Radio dan Televisi. OP, Cit, 3-4
22
b. Realism yaitu berdasarkan kenyataan. Stasiun televisi menyiarkan secara audio dan visual dengan perantaraan mikrofon dan kamera sesuai dengan kenyataan. Jadi pemirsa dapat melihat dan mendengar sendiri. Dalam
fungsinya
sebagai
penerangan,
stasiun
televisi
menyiarkan siaran dalam bentuk pandangan mata, ceramah, komentar dan lain-lain yang kesemuanya realistis. 2. Fungsi Pendidikan (the educational function) Sebagai media massa elektronik, televisi merupakan media massa yang paling efektif untuk menyiarkan siaran pendidikan kepada khalayak secara simultan. Sesuai dengan makna pendidikan yaitu meningkatkan pengetahuan dan penalaran masyarakat secara teratur. Selain pendidikan yang dilakukan secara berkesinambungan stasiun televisi juga menyiarkan berbagai acara yang secara implisit mengandung pendidikan. Misalnya sandiwara, fragmen, ceramah, film dan sebagainya. 3. Fungsi Hiburan (the entertainment function) Ada beberapa macam jenis program hiburan di beberapa stasiun televisi yaitu musik, kuis, variety show, talk show, program majalah televisi dan program olah raga. Memang acara-acara televisi yang bersifat edukatif, informatif, maupun kreatif dapat memuaskan pemirsanya, namun disisi lain juga semakin
menguatnya dampak
23
negatif terutama dalam kaitannya dengan kekerasan yang berpengaruh terhadap perilaku anak-anak.28 Darwanto dalam bukunya Manajemen produksi TV menambahkan tiga fungsi lainnya, yaitu: 1. Sebagai media promosi. Televisi dianggap sebagai media paling efektif dalam mempromosikan suatu produk karena televisi memiliki kelebihan dalam tampilan audio dan visual. Masyarakat akan mudah mengerti pesan yang disampaikan apabila hal tersebut dapat dilihat dan didengar. Untuk biro iklan yang ingin berpromosi, ide-ide dapat dituangkan dengan bebas dan kreatifitaspun tidak terbatas. 2. Sebagai media alat komunikasi pemerintah Pemerintah dapat berdialog dengan masyarakat lewat televisi dalam kondisi apapun, pemerintah dapat mengumumkan kebijakan-kebijakan baru dan informasi yang sangat penting untuk masyarakat tanpa harus bertatapan langsung dengan masyarakat. 3. Sebagai media alat komunikasi pembangunan Segala
bentuk
perkembangan
teknologi
dan
pengembangan
pembangunan dari seluruh penjuru dunia dan pelosok daerah dapat diketahui dalam waktu singkat dan dapat dilihat dengan jelas lewat televisi.29
28 29
Onong Uchana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. OP, Cit, 24 Darwanto. Manajemen Produksi Televisi.
24
2.2.4
Kelebihan dan Kekurangan Televisi Televisi memang merupakan sarana komunikasi massa yang maju pesat dibandingkan dengan media massa lainnya. Terlepas dari segi kecanggihan teknologi yang dimiliki televisi juga memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Keunggulan televisi, antara lain:30 1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi sekalipun direkayasa mampu membedakan fakta dan fiksi, realitas, dan tidak terbatas. 2. Memiliki khalayak tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya dan intim. 3. Memiliki tokoh berwatak (riil maupun rekayasa). Dibalik keunggulannya, televisi juga memiliki kekurangan/kelemahan, antara lain: 1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayaknya sebagai obyek yang pasif, sebagai penerima pesan. 2. Mendorong proses alih nilai dan pengetahuan yang cepat. Hal ini terjadi tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat. 3. Perkembangan budaya dan peradaban ada di wilayah jangkauannya. 4. Sifatnya sangat terbuka dan menjadikannya sulit untuk dikontrol dampak negatifnya.
30
Ashadi Siregar. Menyingkap Media Penyiaran Membaca Televisi Melihat Radio. Yogyakarta : LP3Y. 2001, 89
25
5. Pergerakan teknologi penyiaran televisi yang begitu cepat mendahului perkembangan masyarakat budaya khalayak pemirsanya, hal ini pada gilirannya melahirkan pro kontra tentang implikasi structural televisi. 6. Kecenderungan pada pengelola televisi yang memanfaatkan kelebihankelebihan televisi menjadikan perkembangan komersil atau bisnis sehingga mengenyampingkan factor edukasi.
2.3
Program Televisi Keberadaan televisi tentunya tidak akan lengkap tanpa hadirnya program acara. Program acara televisi di Indonesia umumnya di produksi oleh stasiun televisi yang bersangkutan. Namun kini, sudah banyak stasiun televisi yang bekerjasama dengan production house atau rumah produksi. Pihak stasiun televisi membeli suatu produksi acara (dapat berupa sinetron, kuis, reality show, dll) dari rumah produksi untuk ditayangkan sebagai program acaranya. Cara seperti ini dapat menguntungkan kedua belah pihak.
2.3.1
Pengertian Program Televisi Menurut kamus Wjs. Purwodarminto, program adalah acara, sementara kamus Webster Internasional volume dua lebih merinci lagi, yakni : program adalah suatu jadwal atau perencanaan untuk ditindak
26
lanjuti dengan penyusunan “butir” siaran yang berlangsung sepanjang siaran itu berada di udara.31 Program acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara televisi yang akan menjadi landasan kreatifitas dan desain produksi yang akan terbagi dalam berbagai krietaria utamanya yang disesuaikan dengan tujuan dan target pemirsa acara tersebut.32 Menurut P.C S Sutisno adalah bahan yang telah disusun dalam suatu format sajian dengan unsur video yang ditunjang unsur audio yang secara teknis memenuhi persyaratan layak siar serta telah memenuhi standar estetik dan artistik yang berlaku. Pada dasarnya apa saja bisa dijadikan program untuk ditayangkan di televisi selama tidak bertentangan dengan kesusilaan, hukum, dan peraturan yang berlaku.
2.3.2
Karakteristik Program Televisi Karakteristik program mengacu pada hal sebelumnya, program merupakan produk, yaitu output siaran televisi. Maka dari itu kaedah siaran berlaku dimana program mempunyai sifat, diantaranya: 1. Informatif, dimana sebuah program siaran harus menginformasikan sebuah pesan untuk termuat dan ide-ide, gagasan, dan opini.
31 32
RM. Soenarto. Program Televisi. Jakarta : FFTV-IKJ. 2007, 3-5 Naratama. Menjadi Sutradara Televisi dengan Single dan Multi Kamera. Jakarta : PT.Grasindo. 2004, 63
27
2. Edukasi, suatu program bersifat mendidik dan mengarahkan hal-hal yang positif. Program akan ditonton khalayak luas, maka prinsip program sama halnya dengan fungsi penyiaran yakni mendidik. 3. Persuasif, menghimbau, mengajak, dimana program bukan bersifat memprovokatif namun mengajak khalayak dengan baik untuk memahami suatu hal atau mengajak pemirsa pada hal-hal baik. 4. Akumulatif, menghitungkan. Karena khalayak yang terdiri dari demografi yang berbeda, salah satunya usia. Melihat itu, program diperhitungkan dan melihat segmentasi yang dituju agar tetap pada sasaran yang ingin ditujunya. 5. Komunikatif, program yang berhasil dapat dilihat dari antusias pemirsa yang menyaksikan suatu program. 6. Simulatif, memikat, merangsang, program dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik perhatian dan memikat khalayak untuk menyaksikan tayangan tersebut. Sehingga dapat meningkatkan rating dan sharing.33
2.3.3
Jenis-Jenis Program Televisi Berbagai jenis program itu dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1. Program Informasi (Berita) Program informasi adalah segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengetahuan (informasi) kepada khalayak
33
Dedy Iskandar Muda. Jurnalistik Televisi. Bandung : Remaja Rosda Karya. 2003
28
audiens. Daya tarik program ini adalah informasi, dan informai itulah yang dijual kepada audiens. Program informasi dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu: a. Berita Keras (Hard News) Berita keras adalah segala informasi penting dan menarik yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang segera untuk diketahui oleh khalayak. b. Berita Lunak (Soft News) Berita lunak adalah segala informasi yang penting dan menarik yang disampaikan secara mendalam (indepth) namun tidak bersifat
harus
segera
ditayangkan.
Stasiun
televisi
menggunakan berbagai istilah (nama) untuk jenis berita lunak ini misalnya news magazine, current affair, dan lain-lain. Berita lunak ini dapat berbentuk perbincangan (talk show), ataupun laporan-laporan khusus seperti perkembangan tren atau gaya hidup dalam bentuk feature.34 2. Program Hiburan Program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk menghibur audiens. Program hiburan terbagi dalam beberapa kategori, antara lain:
34
Morissan. Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Tangerang : Ramdina Prakarsa. 2005, 100-101
29
a. Drama Program drama adalah pertunjukan (show) yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter seseorang atau beberapa orang (tokoh), yang diperankan oleh pemain (artis), yang melibatkan konflik atau emosi. Yang termasuk dalam program drama, yaitu sinetron dan FTV . b. Permainan (Game Show) Merupakan suatu bentuk program yang melibatkan sejumlah orang, baik individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing untuk mendapatkan sesuatu dengan menjawab pertanyaan dan atau dengan memenangkan suatu bentuk permainan. Program permainan dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu: (1) Quiz Show, adalah bentuk program permainan yang paling sederahana dimana sejumlah peserta saling bersaing untuk menjawab sejumlah pertanyaan. (2) Ketangkasan, adalah program permainan yang pesertanya harus menunjukkan kemampuan fisik atau ketangakasannya untuk melewati suatu halangan atau atau rintangan melakukan
suatu
permainan
perhitungan dan strategi.
yang
membutuhkan
30
(3) Reality Show, program ini mencoba menyajikan suatu situasi
seperti
konflik,
persaingan
atau
hubungan
berdasarkan realitas. c. Musik, program ini dapat ditampilkan dalam dua format yaitu, videokilp atau konser. Program musik berupa konser dapat dilakukan di lapangan (outdoor) ataupun di dalam studio (indoor). d. Pertunjukan, adalah siaran yang menampilkan satu atau banyak pemain yang berada di atas panggung yang menunjukkan kemampuannya kepada sejumlah orang atau hanya kepada audiens televisi.35
2.4
Program Tayangan Magazine & Dokumenter Program acara Jika Aku Menjadi masuk dalam kategori ini karena merupakan suatu program yang membahas kehidupan seseorang secara mendalam yang berdasarkan fakta yang objektif dan memiliki nilai.
2.4.1
Pengertian Magazine & Documenter Magazine adalah program yang menampilkan informasi ringan namun mendalam.36 Program magazine mirip dengan program feature, namun
program
Magazine
tidak
hanya
menyoroti
satu
pokok
permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan yang 35 36
Ibid, 102-108 Morissan. Manajemen Media Penyiaran. OP, Cit, 69
31
ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan dalam berbagai format. Biasanya program magazine berdurasi antara 30 sampai 50 menit37 Sedangkan Documenter adalah program informasi yang bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.38 Program dokumenter adalah program yang menyajikan suatu kenyataan berdasarkan pada fakta yang objektif yang memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi nyata. Program dokumenter berusaha menyajikan sesuatu sebagaimana adanya.39 Misalnya program dokumenter yang menceritakan tentang suatu tempat, kehidupan, atau sejarah seorang tokoh atau kehidupan atau sejarah suatu masyarakat. Magazine&Documenter adalah suatu program yang membahas satu bidang kehidupan secara mendalam yang berdasarkan fakta yang objektif dan memiliki nilai yang ditampilkan secara menarik.
2.4.2
Karakteristik Magazine & Documenter Program magazine & documenter memiliki karakteristik sebagai berikut: 1. Penyajian program berdasarkan pada fakta. 2. Memiliki nilai esensial dan eksistensial, artinya menyangkut kehidupan, lingkungan hidup, dan situasi nyata.
37
Fred Wibowo. Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta : Pinus. 2007, 196 Morissan. Manajemen Media Penyiaran. OP, Cit 39 Fred Wibowo. Teknik Produksi Program Televisi. OP, Cit, 146 38
32
3. Informasi yang diberikan merupakan informasi ringan namun mendalam. 4. Bertujuan untuk pembelajaran dan pendidikan namun disajikan dengan menarik.
2.5
Efek Televisi
2.5.1
Pengertian Efek Efek adalah perubahan yang terjadi akibat pesan yang diberikan oleh komunikator terhadap kehidupan khalayak, baik itu berupa opini, nilai, ataupun perilaku. Dalam hal media massa khususnya televisi, pesan yang diberikan tersebut berupa tayangan. Salah satu fungsi media massa secara umum adalah mempengaruhi khalayak. Dari fungsi tersebut akan menghasilkan efek terhadap khalayak yang secara sadar atau tidak telah merubah pola kehidupan khalayak. Pengetahun tentang efek komunikasi massa menurut shramm berkisar pada interaksi antara pesan, situasi, kepribadian, dan kelompok. Karena ada kombinasi yang berbeda-beda antara pesan, situasi, kepribadian, dan kelompok di antara anggota-anggota suatu mass audience dalam penerimaan pesan, maka efek yang mungkin timbul akan berbedabeda pula.40
40
Wiryanto. Teori Komunikasi Massa. OP, Cit
33
2.5.2
Teori S – O – R Kaitan antara teori dengan penelitian penulis mengenai efek tayangan Jika Aku Menjadi di Trans TV terhadap khalayak adalah pada proses tersebut akan terjadi dimana ada Aksi (tayangannya) dan Reaksi (khalayaknya). Dalam tayangan terdapat kata – kata, gambar – gambar, dan tindakan – tindakan tertentu yang akan merangsang khalayaknya untuk merespon dengan cara tertentu. Teori S – O – R sebagai singkatan Stimulus – Oganisme – Response ini semula bersala dari Psikologi. Kalau kemudian menjadi teori komunikasi tidak mengherankan, karena objek material dari Psikologi dan Ilmu Komunikasi adalah sama, yaitu manusia juga jiwanya meliputi komponen – komponen : sikap, opini, perilaku, kognitif, afektif, dan konasi. Prinsip teori ini adalah efek merupakan reaksi tertentu dari Stimulus (rangsangan) tertentu, sehingga orang dapat menduga atau memperkirakan adanya hubungan erat antara isi pertanyaan media dengan reaksi khalayak.41 Unsur – unsur model S – O – R, adalah: 1. Stimulus (S) : rangsangan : message : isi pertanyaan Pada penelitian ini adalah isi tayangan Jika Aku Menjadi di Trans TV
41
A.M. Hoeta Soehoet. Teori Komunikasi 2. Jakarta : Yayasan Kampus Tercinta IISIP. 2002, 26
34
2. Organisme (O) : komunikan : receiver : khalayak Pada penelitian ini adalah mahasiswa Broadcasting angakatan 2010 Universitas Mercu Buana, Meruya, Jakarta Barat. 3. Response (R) : respon : efek : pengaruh Efek kogitif, afektif, dan konatif yang terjadi pada mahasiswa Broadcasting angakatan 2010 Universitas Mercu Buana, Meruya, Jakarta Barat Hubungan di atas dapat digambarkan : S ---------- O ---------- R Model merupakan dasar dari jarum Hipodermik, teori klasik mengenai terjadinya efek media massa yang sangat berpengaruh, teori ini menganggap isi media dipandang sebagai obat yang disuntikan ke dalam pembuluh darah audience, yang kemudian diasumsikan akan bereaksi seperti yang diharapkan.
2.5.3
Proses Terjadinya Efek Umumnya apa yang disajikan media massa secara langsung atau kuat memberi rangsangan atau berdampak kuat pada diri audience. Audience, anggota dari masyarakat dianggap mempunyai ciri khusus yang seragam dan dimotivasi oleh faktor biologis dan lingkungan serta mempunyai sedikit kontrol. Tidak ada campur tangan di antara pesan dan penerima. Artinya, pesan yang sangat jelas dan sederhana akan jelas dan sederhana pula direspons. Jadi, antara penerima dengan pesan yang
35
disebarkan oleh pengirim tidak ada perantara atau langsung diterimanya. Dalam literatur komunikasi massa, ini sering disebut dengan istilah teori Jarum Hipodermik (Hipodermic Needle theory) atau teori peluru. Alasannya, isi senapan (dalam hal ini diibaratkan pesan) langsung mengenai sasaran tanpa perantara. Hal ini artinya, pesan yang dikirimkan akan langsung mengenai sasarannya yakni penerima pesan. Berbagai perilaku yang diperlihatkan televisi dalam adegan filmnya memberi rangsangan masyarakat untuk menirunya. Padahal semua orang tahu bahwa apa yang disajikan itu semua bukanlah yang terjadi sebenarnya. Akan tetapi, karena begitu kuatnya pengaruh televisi, penonton tidak kuasa untuk melepaskan diri dari kepengaruhan itu. Jika dibandingkan dengan media massa lain, televisi sering dituduh sebagai agen yang bisa mempengaruhi lebih banyak sikap dan perilaku masyarakatnya.42 Dalam proses komunikasi pada media massa, akibat dari pesan yang disampaikan oleh komunikator (tayangan yang disiarkan oleh stasiun televisi) akan terjadi suatu perubahan pada apa yang diketahui, difahami, atau dipersepsi khalayak dalam dirinya. Perubahan ini merupakan tahap pengenalan atau transmisi pengetahuan, keterampilan, kepercayaan atau informasi yang disebut efek kognitif. Setelah pengetahuan khalayak berubah akibat suatu pesan (tayangan), maka akan timbul perubahan pada apa yang dirasakan,
42
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. OP, Cit, 165-166
36
disenangi, atau dibenci khalayak, lalu akan terbentuklah citra baru akan tayangan tersebut. Perubahan ini ada hubungannya dengan emosi, sikap, atau nilai khalayak terhadap suatu tayangan. Perubahan ini biasa disebut efek afektif. Tahap berikutnya, setelah khalayak memiliki emosi atau menilai suatu tayangan, maka secara tidak sadar akan terjadi perubahan perilaku khalayak yang dapat diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan atau kebiasaan berperilaku dalam kehidupannya. Perubahan ini disebut dengan efek konatif atau behavioral.
2.5.4
Jenis-Jenis Efek Efek media massa terbagi menjadi tiga bagian, antara lain:43 1. Efek Kognitif => Pengetahuan Berisi pengetahuan individu tentang suatu berita yang menjadi stimulus. Komponen kognitif dalam penelitian ini adalah khalayak memperhatikan, melihat, mempersepsikan, dan memahami pesan yang ada dalam program tayangan. 2. Efek Afektif => Perasaan, emosi Berisikan
perasaan
atau
emosi
individu
terhadap
stimulus.
Menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek sikap, seperti rasa benci, suka, jijik, sangat suka, dan lain-lain
43
Nurudin. Pengantar Komunikasi Massa. OP, Cit, 228
37
3. Efek Konatif atau Behavioral => Perilaku Berisi perilaku dalam respon menunjukan bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada, dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya.
2.6
Khalayak Khalayak (audiens) yang dimaksud dalam komunikasi massa sangat beragam. Masing-masing audiens berbeda satu sama lain di antaranya dalam hal berpikir, menanggapi pesan yang diterimanya, pengalaman, dan orientasi hidupnya. Akan tetapi, masing-masing individu bisa saling mereaksi pesan yang diterimanya.
2.6.1
Pengertian Khalayak Khalayak (audiens) secara sederhana dapat diartikan sebagai sekumpulan orang yang menjadi pembaca, pendengar, pemirsa berbagai media atau komponen isinya.44 Khalayak adalah salah satu aktor dari proses komunikasi, karena itu unsur dari khalayak tidak boleh diabaikan, sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak. Suatu kegiatan komunikasi yang diboikot oleh khalayak sudah pasti itu akan gagal mencapai tujuan.
44
Denis McQuail. Teori Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga. 201
38
2.6.2
Karakteristik Khalayak Menurut Hiebert dan kawan-kawan, audiens memiliki lima karakteristik sebagai berikut: 1. Audiens cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagi pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial di antara mereka. Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan seleksi kesadaran. 2. Audiens cenderung besar. Besar disini berarti tersebar ke berbagai wilayah jangkauan sasaran komunikasi massa. 3. Audiens cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan kategori sosial. 4. Audiens cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain. 5. Audiens secara fisik dipisahkan dari kominakator.
2.6.3
Jenis-Jenis Khalayak Ray A. Bauer mengidetifikasikan khalayak menjadi tujuh dan memilki peranan tertentu dalam komunikasi. 1. Khalayak sebagai mediator. Khalayak menjadi mediator karena melakukan seleksi, misalnya khalayak akan memberikan perhatiannya pada berita-berita yang menguntungkan dirinya. 2. Khalayak memiliki perasaan suka dan tidak suka. Perasaan audien mempengaruhi dalam hal cara dia memberikan reaksi pesan komunikasi.
39
3. Khalayak sebagai pemroses informasi. Khalayak memiliki pebedaan dalam preferensi mereka untuk tiap jenis informasi yang diterimanya. 4. Khalayak sebagai anggota kelompok. Setiap orang adalah anggota suatu kelompok (grup). Kelompok ini ada yang menjadi preference group. 5. Khalayak sebagai penahan ego mereka. Menahan ego adalah mekanisme yang terdapat pada individu seperti : penolakan, penindasan, proyeksi, dan sebagainya. 6. Khalayak menyenangkan pihak lain. Khalayak mempunyai ciri untuk menyenangkan orang lain dengan cara bersikap setuju dengan apa yang mereka katakan. 7. Khalayak sebagai problem-solver. Salah satu fungsi informasi dalam media bagi khalayak adalah memegang masalah yang dihadapi.45
45
Siti Mutmainah, dan Akhmad Fauzi. Psikologi Komunikasi. Jakarta : Universitas Terbuka. 2005, 8.20- 8.22