15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pasar Modal
2.1.1. Pengertian Pasar Modal Pada dasarnya, pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang, ekuitas (saham), instrumen derivatif, maupun instrumen lainnya. Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2006 :1). Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain (misalnya pemerintah) dan sarana kegiatan berinvestasi. Dengan demikian, pasar modal memfasilitasi berbagai sarana dan prasarana kegiatan jual beli dan kegiatan terkait lainnya. Pengertian pasar modal seperti yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal pasal 1 ayat 13 adalah : ”Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.” Selain itu, Jogiyanto (2008:25)juga menyebutkan mengenai definisi pasar modal, yaitu : ”Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi.” Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan bursa efek yang memperdagangkan surat berharga yang terjadi tidak
16
harus pada satu tempat tertentu dan komoditi yang diperdagangkan adalah suratsurat berharga jangka panjang.
2.1.2. Peranan Pasar Modal Pasar modal mempunyai peranan penting dalam suatu negara yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antara satu negara dengan negara lain. Hampir semua negara di dunia ini mempunyai pasar modal, yang bertujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan panawaran modal. Terkecuali dalam negara dengan perekonomian sosialis ataupun tertutup, pasar modal bukanlah suatu keharusan. Menurut
Sunariyah
(2003)
peranan
pasar
modal
dalam
suatu
perekonomian negara, yang ditinjau secara makro ekonomi adalah sebagai berikut: 1.
Fungsi Tabungan (saving Function), bagi penabung metode yang akan digunakan sangat dipengaruhi oleh kemungkinan rugi sebagai akibat penurunan nilai mata uang, inflasi, resiko hilang, dll. Apabila seseorang ingin mempertahankan nilai sejumlah uang yang dimilikinya, maka dia perlu mempertimbangkan agar kerugian yang akan dideritanya tetap minimal. Surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal memberi jalan yang begitu murah dan mudah tanpa risiko untuk menginvestasikan dana. Dana tersebut dapat digunakan untuk memperbanyak jasa dan produk-produk di suatu perekonomian. Hal tersebut akan mempertinggi standar hidup suatu masyarakat. Dengan membeli surat berharga, masyarakat diharapkan bisa mengantisipasi standar hidup yang lebih baik.
2.
Fungsi Kekayaan (Wealth Function)Pasar modal adalah suatu cara untukmenyimpan kekayaan dalam jangka panjang dan jangka pendek sampai dengan kekayaan tersebut dapat dipergunakan kembali. Cara ini lebih baik karena kekayaan ini tidak mengalami depresiasi seperti aktiva lain.
17
3.
Fungsi Likuiditas (Liquidity Function)Kekayaan yang disimpan dalam suratsurat berharga, bisa dilikuidasi melalui pasar modal dengan risiko yang sangat minimal dibandingkan dengan aktiva lain. Proses likuidasi surat berharga dengan biaya relatif murah dan lebih cepat. Dengan kata lain, pasar modal adalah ready market untuk melayani pemenuhan likuiditas para pemegang surat berharga.
4.
Fungsi Pinjaman (Credit Function)Pasar modal merupakan fungsi pinjaman untuk konsumsi atau investasi. Pinjaman merupakan utang kepada masyarakat. Pasar modal bagi suatu perekonomian negara merupakanc sumber pembiayaan pembangunan dari pinjaman yang dihimpun dari masyarakat. Pemerintah lebih mendorong pertumbuhan pasar modal untuk mendapatkan dana yang lebih mudah dan lebih murah.
2.1.3. Manfaat Pasar Modal Keberadaan pasar modal memberikan manfaat bagi berbagai pihak. Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M.Fakhruddin (2006:3), manfaatmanfaat tersebut antara lain : 1. Menyediakan sumber pendanaan atau pembiayaan (jangka panjang) bagi dunia usaha sekaligus memungkinkan alokasi sumber dana secara optimal. 2. Memberikan wahana investasi bagi investor sekaligus memungkinkan upaya diversifikasi. 3. Menyediakan indikator utama (leading indicator) bagi tren ekonomi negara. 4. Memungkinkan
penyebaran
kepemilikan
perusahaan
sampai
lapisan
masyarakat menengah. 5. Memungkinkan penyebaran kepemilikan, keterbukaan, dan profesionalisme serta penciptaan iklim berusaha yang sehat. 6. Menciptakan lapangan kerja/profesi yang menarik.
18
7. Memberikan kesempatan memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek baik. 8. Alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi. 9. Membina iklim keterbukaan bagi dunia usaha dan memberikan akses kontrol sosial. 10. Mendorong pengelolaan perusahaan dengan iklim terbuka, pemanfaatan manajemen profesional, dan penciptaan iklim berusaha yang sehat.
2.1.4. Pelaku Pasar Modal Para pelaku yang terkait dalam kegiatan pasar modal Indonesia sesuai dengan Undang - Undang RI NO 8 Tahun 1995 tentang pasar modal yaitu : 1. Badan Pengavvas Pasar Modal (BAPEPAM) Bapepam merupakan lembaga pemerintah yang bertugas untuk, pertama mengikuti perkembangan dan mengatur pasar modal sehingga efek dapat ditawarkan dan diperdagangkan secara teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat umum.Kedua, melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap lembaga - lembaga dan profesi - profesi penunjang yang terkait dalam pasar modal.Ketiga, memberi pendapat kepada menteri keuangan mengenai pasar modal beserta kebijakan operasionalnya.
2. Pelaksana Bursa Bursa efek menurut Kepres No.53 adalah suatu tempat pertemuan termasuk sistem elektronik tanpa tempat pertemuan yang diorganisir dan digunakan untuk menyelenggarakan pertemuan penawaran jual-beli atau perdagangan efek.Sekarang ini Indonesia mempunyai dua tempat bursa efek yaitu, bursa efek Jakarta dan bursa efek Surabaya.
19
3. Perusahaan Yang Go Public (Emiten) Pihak yang melakukan emisi atau yang telah melakukan emisi efek. Emiten adalah pihak yang membutuhkan dana guna membelanjai operasi maupun rancangan investasi.
4. Perusahaan Efek Perusahaan yang telah memperoleh ijin usaha untuk beberapa kegiatan sebagai penjamin emisi efek, perantara pedagang efek, manajer investasi atau penasehat investasi.
5. Lembaga Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan Untuk membantu segala proses administrasi serta penyimpanan efek dalam hubungannya dengan perdagangan efek maka terdapat dua lembaga yaitu lembaga Kliring dan Penyelesaian Penyimpanan. Adalah suatu lembaga yang menyelenggarakan kliring dan penyelesaian transaksi yang terjadi di bursa efek serta penyimpanan efek dalam penitipan untuk pihak lain.
6. Reksa Dana (Investment Fund) Pihak yang kegiatan utamanya melakukan investasi, investasi kembali {reinvestment) atau perdagangan efek. Reksa dana tertutup (closed end investment fund) adalah rekasa dana yang melakukan emisi saham tidak dapat dijual kepada atau dibeli kembali oleh reksa dana yang bersangkutan.
7. Lembaga Penunjang Pasar Modal Biro administrasi efek, wali amanat, atau penanggung yang menyediakan jasanya. Biro administrasi efek adalah pihak yang berdasarkan kontrak dengan em emiten secara teratur menyediakan jasa-jasa melakukan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran deviden, pembagian hak opsi, emisi sertifikasi atau laporan tahunan emiten.Wali amanat (trust agent) adalah pihak yang dipercayakan untuk mewakili
20
kepentingan seluruh pemegang obligasi atau sertifikat kredit Penanggung (guarantor) adalah pihak yang menanggung kembali jumlah pokok dan atau bunga emisi obligasi atau sekuritas kredit dalam hal emiten cidera janji.
8. Profesi Penunjang Pasar Modal Terdiri dari akuntan, notaris, perusahaan penilai (appraisal), dan konsultan hukum.Akuntan adalah pihak yang memiliki keahlian dalam bidang akuntansi dan pemeriksaan akuntan (auditing).Fungsi akuntan adalah memberi pendapat atas kewajaran laporan keuangan emiten atau calon emiten. Peran notaris adalah membuat perjanjian dalam rangka emisi efek, penyusunan anggaran dasar dan perubahannya, perubahan pemilik modal, dan lain - lain. Penilai (appraisal) adalah pihak yang menerbitkan dan mcnandatangani laporan penilai.Laporan penilai adalah pendapat atas aktiva, yang disusun berdasarkan pemeriksaan menurut keahlian penilai.Konsultan hukum adalah ahli hukum yang memberikan dan menanda-tangani pendapat hukum mengenai emisi atau emiten.
9. Pemodal Pihak baik perorangan maupun lembaga yang menanamkan modalnya dalam efek - efek yang diperdagangkan di pasar modal.
2.1.5. Pasar Perdana dan Pasar Sekunder Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan umumnya menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar perusahaan dapat berasal dari kreditor berupa utang, pembiayaan bentuk lain, penerbitan surat-surat utang, atau pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering dikenal dengan istilah go public.
21
Pasar perdana terjadi pada saat perusahaan menjual sekuritasnya kepada investor umum untuk pertama kalinya. Dalam menjual sekuritasnya, perusahaan umumnya menggunakan jasa profesional dan lembaga pendukung pasar modal, untuk membantu menyiapkan berbagai dokumen serta persyaratan yang diperlukan untuk go public. Penjamin (underwriter) yang ditunjuk oleh perusahaan akan membantu dalam penentuan harga perdana saham serta membantu memasarkan sekuritas tersebut kepada calon investor. Menurut (Hanafi dan Husnan, 1991:35),penawaran saham-saham di pasar perdana dapat terjadi kemungkinan penawaran harga yaitu : apakah emisiemisi tersebut overpricing ataukah underpricing. Untuk mengetahui apakah emisi saham perdana overpricing atau underpricing di bawah ini diuraikan dua alternatif pendekatan yang digunakan, yaitu : 1. Dengan cara menaksir harga teoritis saham tersebut dibandingkan dengan harga yang ada di pasar perdana. Jika harga di pasar perdana lebih tinggi dari harga teoritis, saham tersebut dinilai overvalue. Sebaliknya, jika lebih rendah diklasifikasikan undervalue. 2. Membandingkan tingkat keuntungan yang diperoleh dari saham-saham yang baru dijual tersebut dengan memperhatikan faktor risiko. Jika tingkat keuntungan yang diperoleh lebih besar dari tingkat keuntungan yang diharapkan, hal ini berarti nilai saham tersebut undervalue. Sebaliknya jika tingkat keuntungan yang diperoleh lebih kecil dari tingkat keuntungan yang diharapkan maka saham tersebut undervalue. Pendekatan yang akan digunakan dalam menganalisis harga perdana ini adalah dengan membandingkan antara tingkat return sesungguhnya dengan tingkat return yang diharapkan sehingga :
Jika tingkat return sesungguhnya >return yang diharapkan, maka saham tersebut dikatakan sebagai saham yang undervalue.
Jika tingkat return sesungguhnya
22
Pada dasarnya, hampir semua investor berminat untuk membeli saham di pasar perdana dengan harapan memperoleh keuntungan pada saat harga tersebut akan naik di pasar sekunder. Namun, dalam prakteknya harga saham pada pasar perdana adalah harga yang terjadi karena hasil negoisasi antara penjamin emisi (underwriter) dengan calon emiten. Oleh karena itu, harga perdana ini disebut juga dengan harga negoisasi (negotiation price). Sedangkan yang dimaksud dengan pasar sekunder menurut Pandji Anoraga dan Piji Pakartu (2003:26) adalah penjualan efek/sertifikat setelah pasar perdana berakhir. Ditinjau dari sudut investor, pasar sekunder harus dapat menjamin likuiditas dari efek, artinya investor menghendaki dapat membeli kembali sekuritas jika ia punya dana dan juga menghendaki menjual sekuritas untuk memperoleh uang tunai atau dapat mengalihkan kepada investor lain. Uang yang mengalir dalam pasar sekunder, tidak lagi mengalir ke dalam perusahaan yang menerbitkan efek akan tetapi berpindah atau bergerak dari pemegang saham yang satu ke pemegang saham yang lain. Dengan demikian, emiten tidak berhubungan langsung dengan pasar sekunder, akan tetapi memiliki kepentingan atas naik turunnya harga saham di pasar sekunder. Sebagai tambahan, apabila dilihat dari segi kepentingan pemodal dalam membeli dan menjual saham, maka terdapat beberapa perbedaan antara pasar perdana dan pasar sekunder yaitu:
23
Tabel 2.1 Perbedaan Pasar Perdana dan Pasar Sekunder No 1
Pasar Perdana Harga saham tetap
Pasar Sekunder Harga saham berfluktuasi sesuai kekuatan supply dan demand
2
Tidak dikenai komisi
Dibebankan komisi
3
Hanya untuk
Berlaku untuk pembelian maupun penjualan
pembelian saham
saham
Pemesanan dilakukan
Pemesanan dilakukan melalui anggota bursa
melalui agen penjualan
(pialang / broker)
Jangka waktu terbatas
Jangka waktu tidak terbatas
4
5
Sumber :Tjiptono. D dan Hendy M. Pasar Modal Indonesia,Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Ketiga.Jakarta:
2.1.6. Indeks Harga Saham Indeks Harga Saham indikator atau ceminan harga saham. Indeks merupakan salah satu pedoman bagi investor untuk melakukan investasi di pasar modal khususnya saham. Jenis indeks harga saham yang digunakan indeks harga saham individual yaitu indeks harga saham masing-masing Perusahaan Tercatat (www.idx.co.id, diakses pada tanggal 12 Nopember)
2.2.
Penawaran Umum atau Initial Public Offering (IPO) Penawaran umum atau sering juga disebut go public adalah kegiatan
penawaran saham atau efek lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang akan go public) untuk menjual saham atau efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan Pelaksanaanya.
24
Menurut Tjiptono (2006:59), Penawaran umum mencakup kegiatankegiatan sebagai berikut : 1. Periode pasar perdana, yaitu ketika efek ditawarkan kepada pemodal oleh penjamin emisi melalui para agen penjual yang ditunjuk. 2. Penjatahan saham, yaitu pengalokasian efek pesanan para pemodal sesuai dengan jumlah efek yang tersedia. 3. Pencatatan efek di bursa, yaitu saat efek tersebut mulai diperdagangkan di bursa. Di negara-negara maju, salah satu indikator keberhasilan perusahaan apabila suatu perusahaan dicatat dan diperdagangkan di pasar modal. Menurut Sunariyah (2003:20) ada beberapa alasan mengapa perusahaan ingin go public dan menjual sahamnya kepada masyarakat, yaitu antara lain : 1. Meningkatkan modal dasar perusahaan 2. Memungkinkan pendiri untuk diversifikasi usaha 3. Mempermudah usaha pembelian perusahaan lain (ekspansi) 4. Nilai perusahaan Dari segi perusahaan, dana yang masuk dari masyarakat ke perusahaan akan memperkuat posisi permodalan, khususnya utang berbanding modal. Dana dapat digunakan untuk ekspansi diversifikasi produk, atau mengurangi utang. Jadi, dengan menjual saham baru kepada masyarakat akan meningkatkan kemampuan perusahaan. Pemegang saham yang sudah lama menanam modal dalam perusahaan, dengan menjual sahamnya kepada masyarakat akan memberikan indikasi beberapa harga saham perusahaan menurut pandangan masyarakat. Hal ini dapat memberi kesempatan bagi penanam modal lama untuk mentunaikan seluruh atau sebagian saham miliknya dengan laba. Pemegang saham lama dapat mengadakan diversifikasi penanaman dananya. Karena dengan melakukan penanaman modal pada suatu perusahaan akan menimbulkan risiko yang cukup tinggi.
25
Go public memungkinkan masyarakat maupun manajemen mengetahui nilai perusahaan, yaitu dicerminkan pada kekuatan tawar menawar saham. Apabila perusahaan diperkirakan sebagai perusahaan yang mempunyai prospek pada masa yang akan datang, nilai saham menjadi tinggi. Sebaliknya, apabila perusahaan dinilai kurang mempunyai prospek maka harga saham menjadi rendah. Perusahaan-perusahaan yang hendak melakukan penawaran umum perlu mempertimbangkan beberapa faktor untung dan rugi dari penawaran umum. Menurut Jogiyanto (2008:30) keuntungan dari penawaran umum, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Kemudahan meningkatkan modal di masa mendatang, untuk perusahaan yang tertutup calon investor biasanya enggan untuk menanamkan modalnya disebabkan kurangnya keterbukaan informasi keuangan antara pemilik dan investor. Sedang untuk perusahaan yang sudah going public, informasi keuangan harus dilaporkan ke publik secara reguler yang kelayakannya sudah diperiksa oleh akuntan publik. 2. Meningkatkan likuiditas bagi pemegang saham, untuk perusahaan yang masih tertutup yang belum mempunyai pasar untuk sahamnya, pemegang saham akan lebih sulit untuk menjual sahamnya dibandingkan jika perusahaan sudah going public. 3. Nilai pasar perusahaan diketahui, untuk alasan-alasan tertentu nilai pasar perusahaan perlu untuk diketahui. Perusahaan yang beroperasi sebagai perusahaan publik pada dasarnya harus siap dengan berbagai konsekuensi dan permasalahannya, yaitu memenuhi ketentuan yang berlaku dalam perundang-undangan beserta aturan pelaksanaan yang mengikutinya. Sebagai perusahaan publik para pemilik lama ataupun para pendiri harus menerima keterlibatan pihak-pihak lain, bahkan para pesaing sekalipun. Menurut Sunariyah (2003:38) perusahaan publik harus memenuhi beberapa kesanggupan, yaitu antara lain :
26
1. Keharusan untuk melakukan keterbukaan (full disclosure) 2. Keharusan untuk mengikuti peraturan-peraturan pasar modal mengenai kewajiban pelaporan 3. Gaya manajemen perusahaan berubah dari informal menjadi formal. 4. Kewajiban membayar deviden bila perusahaan mendapatkan laba. 5. Senantiasa berusaha meningkatkan tingkat pertumbuhan perusahaan. Menurut Tjiptono (2006:77), manfaat penawaran umum saham antara lain: 1. Dapat memperoleh dana yang relatif besar dan diterima sekaligus (tidak dengan termin-termin); 2. Biaya go public relatif murah; 3. Proses relatif mudah; 4. Pembagian dividen berdasarkan keuntungan; 5. Penyertaan masyarakat biasanya tidak masuk dalam manajemen; 6. Perusahaan dituntut lebih terbuka, sehingga hal ini dapat memacu perusahaan untuk meningkatkan profesionalisme; 7. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta memiliki saham perusahaan, sehingga dapat mengurangi kesenjangan sosial; 8. Emiten akan lebih dikenal oleh masyarakat (go public merupakan media promosi) secara gratis; 9. Memberikan kesempatan bagi koperasi dan karyawan perusahaan untuk membeli saham. Menurut Tjiptono (2006:84) tahapan-tahapan yang dilalui sebuah perusahaan yang akan melakukan penawaran antara lain : 1. Sebelum emisi, yaitu berisi persiapan-persiapan yang dilakukan untuk memenuhi persyaratan-persyaratan penawaran umum.
27
2. Tahapan emisi, yaitu masa dimana dilakukan penawaran umum hingga sahamsaham yang telah ditawarkan dicatat di Bursa Efek. 3. Tahapan sesudah emisi, yaitu berupa tahapan pelaporan sebagai konsekuensi atas penawaran umum tersebut.
Gambar 2.2 Proses Penawaran Umum (IPO) Sebelum Emisi Internal Perusahaan
Pasar Perdana
BAPEPAM
1. Rencana go public
2. Expose Terbatas di
3. Penunjukan :
Pasar Sekunder
1. Penawaran
1. Pernyataan Pendaftaran
2. RUPS
Underwriter(jika
1. Emiten
Berkala,
Penjamin
sahamnya di
misalnya
Bursa Efek
laporan
dan
Agen Penjual 2. Penjatahan
Profesi Penunjang
Kelengkapan dokumen
4. Mempersiapkan
Penjamin
informasi
Emisi
5. Konfirmasi
sebagai
Penjual
oleh
Penjamin Emisi 6. Kontrak Pendahuluan dengan Bursa Efek 7. Public Expose
(aspek
hukum,
keuangan,
dan
dan
manajemen) 4. Komentar tertulis dalam waktu 30
laporan tengah
Kejadian Penting
3. Pengembalian dana (refund)
akuntansi,
dan
2. Laporan
emiten
Keterbukaan
tahunan
tahunan
sindikasi
kejelasan dokumen-dokumen
di
Bursa Efek
investor oleh
Kecukupan dan
Penunjang
2. Perdagangan efek
kepada
Lembaga
1. Laporan
mencatatkan
3. Tanggapan atas :
ada)
Pelaporan
oleh Sindikasi
Emisi
BAPEPAM
Agen
Sesudah Emisi
Emisi
dan Relevan, misalnya
4. Distribusi efek
kepada
investor secara
akuisisi, pergantia n direksi, dan lain-
28
8. Penanda-tanganan Perjanjian
elektronik
hari
laian
5. Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif
2.3.
Saham Saham dapat didefinisikan sebagai salah satu sumber dana baru yang
diperoleh perusahaan yang berasal dari pemilik modal dengan konsekuensi perusahaan harus memberikan kontra prestasi terhadap modal tersebut dalam bentuk
deviden
dan
apresiasi
harga
saham.
Menurut
Sawidji
(2005:54)mendefinisikan saham sebagai berikut : “Saham adalah sebagai tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Yang didukung oleh pernyataan berikut ini :Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas (saham) tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada saham.” Sedangkan
menurut
Martono
dan
Agus
Harjito
(2002:230)
mendefinisikan saham sebagai berikut : “Saham adalah tanda bukti kepemilikan atau penyertaan pemegangya atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Saham juga merupakan bukti pengambilan bagian atau peserta dalam suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Berdasarkan definisi saham diatas, dapat disimpulkan bahwa saham merupakan tanda bukti kepemilikan atau keikut sertaan terhadap suatu perusahaaan.
29
2.3.1. Karakteristik Saham Karakteristik saham adalah sebagai berikut : 1.
Saham tidak memiliki tanggal jatuh tempo. Saham akan selalu ada selama perusahan tetap berdiri.
2.
Saham tidak memiliki batasan dalam penerimaan dividen. Seberapa besar saham yang dimiliki, maka pemegang sahan berhak mendapat dividen sebesar proporsi saham yang dimilikinya,
3.
Dalam keadaan bangkrut pemilik saham tidak dapat dikenakan klaim.
2.3.2. Jenis Saham Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam bentuk saham (stock). Menurut Jogiyanto ada beberapa jenis saham yang beredar di masyarakat, antara lain : a. Saham biasa Saham biasa adalah saham yang menempatkan kepemilikannya paling terakhir dalam pembagian dividen, dan hak atas kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut dilikiudasi. Saham biasa juga mewakili jumlah kepemilikan dan suatu perusahan jika suatu perusahaan memiliki 100 lembar saham dan seseorang memiliki 1 lembar saham perushaaan tersebut, maka orang tersebut memiliki 1/100 dari perusahaan tersebut. Ciri-ciri saham biasa sebagai berikut : 1.
Hak control, dimana pemegang saham biasa mempunyai hak untuk memilih dewan direksi, ini berarti pemegang saham dapat melakukan hak kontrolnya dalam bentuk memvote dalam pemilihan direksi di rapat tahunan pemegang saham.
2.
Hak menerima pembagian keuntungan dimana sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa berhak mendapat bagian dari keuntungan perusahaan.
30
Tidak semua laba dibagikan,sebagian laba akan ditanamkan kembali ke perusahaan. Laba yang tidak ditanamkan kembali ke perusahaan akan dibagikan dalam bentuk dividen. Keputusan perusahaan untuk membayar dividen atau dicerminkan dalam kebijakan dividennya (dividen policy). 3.
Hak preemptive, merupakan hak untuk mendapatkan presentasi kepemilikan yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham. Hak ini mempunyai dua tujuan, yaitu :
Untuk melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama.
Untuk melindungi saham lama dari kemerosotan nilai.
b. Saham Preferen Saham preferen adalah saham yang memiliki ciri yang berbeda dengan saham biasa. Saham jenis ini mirip sekali dengan obligasi. Bedanya dengan obligasi adalah pemegang saham preferen ini tetap merupakan pemilik perusahaan dan bukan kreditur dan apabila terjadi kepailitan maka pemegang obligasi pemenuhan haknya daripada pemegang saham preferen. Ciri-ciri saham preferen sebagai berikut : 1.
Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen lebih dulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
2.
Saham preferen juga umumnya memberikan hak dividen kumulatif kepada pemegangnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum di bayarkan, sebelum pemegang shaan biasa menerima dividennya.
3.
Saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva perusahaan dibandingkan hak yang dimiliki oleh pemegang saham biasa pada saat perusahaan likuidasi, setelah pembayaran kewajiban.
4.
Kemungkinan memperoleh tambahan dari pembagian laba perusahaan disamping penghasilan yang diterima secara tetap.
31
2.3.3. Harga Dasar (Best Price) dan Harga Pasar (Market Price) Harga dasar suatu saham sangat erat kaitannya dengan harga pasar suatu saham yang bersangkutan setelah dilakukan penyesuaian karena coorporate action (aksi emiten). Harga dasar suatu saham dipergunakan di dalam perhitungan indeks harga saham. Harga dasar ini akan berubah sesuai dengan aksi emiten yang dilakukan seperti right issue, stock split, marger dan lain-lain.. Sedangkan harga pasar merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena harga pasar merupakan harga suatu saham pada saham yang sedang berlangsung, jika pasar bursa efek sudah tutup, maka harga pasar suatu saham adalah harga penutupanya (closing price). Untuk mendapatkan jumlah nilai pasar (market value) suatu saham dengan mengalikan harga pasar dengan jumlah saham yang dikeluarkan.
2.4.
Underwriter Lembaga penunjang yang berperan besar bagi kesuksesan go public adalah
penjamin emisi (underwriter). Menurut Sunariyah (2005:116) Penjamin Emisi (Underwritter) adalah pihak yang telah mengadakan kontrak untuk membeli efek dari emiten, pihak pengendali yang mempunyai afiliasi dengan emiten, atau penjamin emisi efek lainnya untuk di jual dalam penawaran perdana. Dalam melaksanakan fungsinya, para penjamin emisi melakukan kegiatan antara lain: 1.
Membantu emiten dalam rangka mempersiapkan pernyataan pendaftaran berikut dokumen pendukung.
2.
Memberi konsultasi di bidang keuangan seperti jumlah dan jenis efek yang akan diterbitkan.
3.
Melakukan penjamin terhadap efek yang di emisikan.
4.
Melakukan evaluasi terhadap kondisi perusahaan antara lain: keuangan, manajemen, pemasaran, produksi, berikut prospeknya.
32
5.
Menentukan harga saham bersama-sama emiten. Dengan melihat fungsinya, seberapa tingkat kesuksesan suatu emisi efek
suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan dan pengalaman penjamin emisi. Menurut Jogiyanto (2008:40) beban dan tanggung jawab emiten kepada penjamin emisi ini dibagi kedalam beberapa jenis antara lain : 1.
Full Commitmen (Kesanggupan Penuh) Underwritter bertanggung jawab penuh terhadap penjualan efek. Dengan
metode ini, underwritter membeli saham yang dijual oleh emiten dengan harga yang lebih rendah dari harga penawaran. Selisih antara harga penawaran dengan harga pembelian disebut sebagai spread atau discount. Spread tersebut merupakan keuntungan yang diperoleh oleh penjamin emisi. 2.
Best Effort Commitment (Kesanggupan Terbaik) Tidak selalu penjamin emisi mau membeli sekuritas dengan harga yang
sudah ditentukan, terutama untuk sekuritas milik perusahaan-perusahaan yang belum mapan atau baru di pasar modal yang memiliki resiko yang tinggi. Dengan basis ini, penjamin emisi hanya menerima komisi untuk menjual sekuritas kepada investor untuk mendapat harga penjualan sebaik mungkin. Dengan demikian resiko kerugian penjualan sekuritas di tanggung oleh perusahaan penerbit saham (emiten) bukan penjamin emisi. Underwriter dinilai berdasarkan kemampuannya untuk memberikan penawaran dengan initial return yang tinggi bagi para investor.Underwriter dengan reputasi tinggi lebih memiiiki kepercayaan diri terhadap kesuksesan penawaran saham yang diserap oleh pasar.Dengan demikian ada kecendeningan mereka
menetapkan
diskon
rendah
dan
akibatnya
underpricingpun
rendah.Underwriter berperan sangat penting dalam proses penawaran perdana. Meskipun ada profesi penunjang lainnya, lolos atau tidaknya calon emiten menjadi perusahaan publik sangat ditentukan oleh kualitas underwriter karena underwriter ikut menentukan harga saham.Mereka juga memberi nasehat tentang hal-hal yang perlu diperhatikan emiten serta bagaimana dan kapan saat yang tepat
33
melakukan penawaran.Dalam menghadapi penawaran perdana, publik cenderung melihat terlebih dahulu pihak yang menjadi underwriter.Reputasi underwriter ini menjadi pertmabangan bagi investor untuk melakukan investasi. Dalam
menjalankan
underwriter senantiasa menjaga
fungsinya,
citrabaiknya sebagai professional dan dituutut untuk memiliki integritas tinggi di mata masyarakat. Apabila underwriter gagal, maka akan mempengaruhi reputasinya dimata investor, sehingga dapat menghambat perusahaan penjamin emisi untukmemperoleh transaksi potensial di masa depan. Namun underwriter juga tidakdapat
menetapkan
perusahaanmenginginkan
harga dana
yang hasil
terlalu IPO
yang
rendah besar
dikarenakan dan
dengan
menetapkan hargapenawaran saham yang terlalu rendah merupakan suatu biaya bagi perusahaan.
Untuk
meminimumkan
resiko,
underwriter
biasanya
membentuk sindikasi, yaitukelompok perusahaan sekuritas yang bersama-sama membeli dan memasarkansaham emiten. Jika terdapat kerugian maka kerugian tersebut akan ditanggungbersama Anoraga (2001). Hingga saat ini belum ada standar baku untukmengkategorikan underwriter bereputasi baik dan buruk. Namun penggunaan
total
nilai
penjaminandianggap dapat menunjukkan
kualitas underwriter karena semakin besar totalpenjaminannya berarti underwriter tersebut sanggup untuk menanggung resikoatas tidak terjualnya saham yang dijaminkan. Rata-rata nilai total penjaminanemisi yang dilakukan oleh underwriter digunakan sebagai nilai cut off untukmembedakan underwriter bereputasi baik dengan underwriter bereputasi buruk Ernyandan Husnan (2002).
34
2.5.
Fenomena Underpricing,Underperformed dan Outperformed
2.5.1. Underpricing Saham suatu perusahaan yang akan diperdagangkan di pasar sekunder atau berada di penjualan di lantai bursa, sebelumnya akan ditawarkan terlebih dahulu di pasar perdana. Harga pasar yang dijual di pasar perdana telah ditentukan terlebih dahulu atas kesepakatan antar emiten dengan pihak penjamin emisi (underwriter), sedangkan harga saham yang dijual di pasar sekunder ditentukan oleh penawaran dan permintaan. Dalam dua mekanisme penentuan harga tersebut sering terjadi perbedaan harga atau yang disebut dengan underpriced. Menurut Indarti, Kartika el al (2004)Underpricing adalah penentuan harga saham di pasar perdana lebih rendah dibandingkan harga di pasar sekunder untuk saham yang sama. Underpricing disebabkan adanya perbedaan kepentingan dari pihak-pihak yang terkait dalam penawaran sahani perdana.Harga saham yang dijual di pasar perdana ditentukan berdasarkan kesepakatan antara penjamin eniisi (underwriter) dan emiten (issuers), sedangkan harga di pasar sekunder ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran. Underpricing dapat terjadi juga oleh karena adanya informasi asimetrik dimana Underwriter sebagai pihak yang lebih sering berhubungan dengan pasar mempunyai informasi yang lebih banyak mengenai pasar modal bila dibandingkan dengan calon emiten.Jadi underwriter menggunakan ketidaktahuan emiten mengenai pasar modal dengan membuat kesepakatan harga saham perdana yang optimal baginya untuk mengurangi resiko yang hams ditanggung, yaitu membeli sisa saham yang tidak laku terjual.Keadaan ini umum terjadi pada hampir setiappasar modal, mencermati hal tersebut dan bukti-buktiempiris fenomena underpricing pada akhirnya dapatdijelaskan melalui 1.
Asymetric Information Theory merupakan suatu kondisi di mana terdapat informasi yang tidak sama atau seimbang baik antara informasi yang dimiliki oleh manajer maupun pihak lain misalnya investor.Menurut Rock dalam Triani Apriliani dan Nikmah(2006) bahwa untuk menjelaskan informasi
35
asimetrisyang mengasumsikan investor dibedakan menjadi:informed investor, yang mempunyai informasi sempurnatentang realisasi nilai dari penawaran saham baru danuninformed investor, yang mempunyai harapan sama atasketidakpastian nilai saham. Asumsi lain adalah informasiyang terbaik hanya dimiliki oleh perusahaan itu sendiri.Sebagian investor adalah uninformed investor, mempunyaiinformasi yang terbatas tentang prospek perusahaan barudibandingkan issuer dan investment banker selaku penjamin emisi. Untuk mengkompensasi atas terbatasnya informasi tersebut, uniformed investor hanya akan berpartisipasi dalam penawaran saham baru jika dijual dengan harga cukup rendah. 2.
Signaling Theory yang dikemukakan oleh Lelanddan Pyle dalam TrianiApriliani dan Nikmah (2006)menyatakan bahwa investor yang rasional akanmemperhitungkan bagian kepemilikan para pemilik lamaatas saham menjadi suatu signal berharga yang dapatmencerminkan nilai perusahaan. Penurunan dalam proporsikepemilikan saham dari pemilik lama yang ditunjukkanoleh penawaran saham baru kepada investor luar adalahsignal yang negatif. Sebaliknya semakin tinggi persentasesaham yang ditahan oleh pemilik lama, merupakan signalpositif bagi pasar. Signaling theory juga dikembangkan oleh Trueman dalam Triani Apriliani dan Nikmah (2006)yang memprediksi bahwa peningkatkan capitalexpenditure (biaya modal) akan diikuti oleh reaksi hargasaham positif. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwamanajemen mempunyai motivasi untuk memaksimumkan kekayaan pemegang saham melalui pengambilan proyekyang memiliki net present value positif yang akanmeningkatkan biaya modal. Oleh karena itu, ketikaperusahaan memutuskan adanya kenaikan modal, makainvestor merespon positif keputusan tersebut dan meresponnegatif jika ada keputusan penurunan biaya modal.
3.
Efficient Market Theory yaitu harga yang terbentuk merupakan cerminan dari tindakan kolektif pembeli dan penjual berdasarkan semua informasi yang mereka miliki
36
2.5.2. Underperformance Underperformance merupakan fenomena lain yang umum terjadi pada saham
pasca-IPO
dalam
jangka
panjang
selain
underpricing.Keadaan
underpeformed akan terjadi bilamana abnormal return negarif. Artinya harga saham sesudah IPO menjadi lebih buruk dari harga perdananya. Fenomena harga saham jangka panjang yang terlalu jauh dari harga saham perdana IPO mengindikasikan harga saham IPO yang mispriced. Saat IPO perusahaan dinilai oven>alued oleh pasar karena adanya informasi asimetrik antara less-informed investor dibandingkan perusahaan. Penelitian yang berkaitan dengan kinerja surat berharga setelah penawaran perdana telah banyak dilakukan. Hasilnya menunjukkan bahwa dalam jangka pendek terdapat fenomena underpricing dan dalam jangka panjang terdapat penurunan kinerja {underperformance).Menurut Ritter (1991) dalam Prastiwi dan Kusuma (2001) mengatakan faktor yang bisa menjelaskan terjadinya underperformance tersebutadalah kesalahan dalam pengukuran risiko, bad luck dan terlalu optimisnya investor terhadap prospek perusahaan.
2.5.3. Outperformance Kincrja saham yang outperformed adalah kinerja saham yang positif aiau mengalami kenaikan kincrja saham. Dari bebcrapa ponclitian yang telah dilakukan nampak bahwa kinerja saham dalam jangka pendek outperformed (positif) dan dalam jangka panjang akan mengalami penurunan bahkan menjadi negatif (underperformed).
37
2.6.
Pengukuran Kinerja Saham Pengukuran kinerja saham dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain
return yang dihasilkan oleh saham tersebut. Return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi menurut (Aggarwal et al (1993). Langkah-langkah pengukuran kinerja saham sebagai berikut : a) Menghitung Return Saham setiap periode dengan rumus :
=
-1
Keterangan : Rit = Return Saham Pit = Harga Saham pada saat t Pio = Harga Saham saat Penawaran b) Menghitung Return Pasar setiap periode dengan rumus
= Keterangan : Rmt
= Return indeks pasar
Pmt
= Nilai indeks pasar pada saat t
Pmo
= Nilai indeks pasar saat penawaran
-1
38
c) Menghitung Market-Adjusted Abnormal Return untuk perusahaan yang IPO pada hari ke-t, dengan rumus :
=
(
)
(
)
– 1 x 100 %
Keterangan : Arit
= market-Adjusted Abnormal Return
Rit
= Total Return Saham
Rmt
= Total Return Pasar
-
Abnormal Return > 0, menunjukkan kinerja yang outperformed.
-
Abnormal Return < 0, menunjukkan kinerja yang underperformed.
39
2.7.
Penelitian Terdahulu
A.
Pengaruh Underpricing terhadap Return Banu Durukan (2005)meneliti return dari kinerja saham IPO dari
hubungannya antara return analisis pada mean return dengan regresi tidak varian dan determinan return dengan cross sectional analysis dan regresi multivarian analisis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa abnormal return pada IPO saham jangka panjang adalah negatif dan menunjukkan bahwa kinerja saham jangka panjang mengalami underperformed. Lebih dari itu, price returnharga saham perdana berkorelasi negatif kepada initial return (keuntungan awal) dan menyarankan pasar untuk mengoreksi overvaluation {underpricing) atas IPO pada saat initial return yang tinggi terjadi. Dan kesimpulan terakhir yang didapat daripenelitian analisis return tersebut menunjukkan bahwa initial return dapat terjadi pada saat investor membeli saham pada harga perdana {offeringprice). Suren Peter (2007) juga meneliti return saham pada pasar modal berkembang dan membuktikan bahwa pada jangka pendek, rata-rata IPO tidak prospektus yang signifikan terhadap return over pasar dalam jangka waktu 12 bulan pertama setelah listing.
B.
Pengaruh Informasi Asimetri dan Signaling Kesenjangan informasi antara perusahaan dengan calon investor pada saat
IPO mempertinggi probabilitas bagi perusahaan untuk melakukan manajemen Iabadan tidak terdeteksi oleh pasar.Mingsheng Li, Zheng and Melancon (2005) meneliti bahwa efek signaling, firm size, trade volume dan share price mempengaruhi kinerja saham setelah aftermarket liquidity C.
Kinerja saham jangka pendek dan kinerja saham jangka panjang Banyaknya peneliti menunjukkan bahwa umumnya penawaran perdana
saham adalah underpricing.Para peneliti menunjukkan mean initial return adalah 4,3547% (Widjaja, 1999), 12.4891% (Rizka, 1995), dan 39,07% Prastiwi
40
danKusuma (2001).Return saham akan tetap positip dalam jangka pendek dan akan negatif dalam jangka panjang. Dawson (1987) dalam Prastwi dan Kusuma (2001) meneliti kinerja IPO untuk tiga negara yaitu Hongkong, Malaysia, dan Singapura untuk periode 1978 sampai dengan 1983 sampel yamg digunakan untuk Hongkong dan Malaysia sebanyak 21 perusahaan sedangkan Singapura 39 perusahaan. Hasil yang ditemukan di Hongkong dan di Singapura konsisten dengan pola di negara lain, tetapi di Malaysia menunjukkan kinerja jangka panjang yang masih positip. Kinerja jangka pendek untuk Hongkong 13,80% , Singapura 39,40%, dan Malaysia 166,67%, sedangkan kinerja setahun kemudian adalah -9,3%, -2,7% dan 18,2%. Ritter (1991) meneliti sebanyak 1.526 perusahaan di Amerika yang melakukan IPO periode 1975-1984. Kinerja saham 3 tahun kemudian adalah 29,13%. Ritter menemukan bahwa kecenderungan perusahaan dengan ukuran penawaran {offer size) yang lebih kecil memiliki kinerja saham jangka panjang yang lebih buruk daripada perusahaan dengan offer size yang lebih besar.Dalam penehriannya
menyimpulkan
bahwa
faktor
yang
menyebabkan
terjadi
underperformance tersebut adalah kesalahan dalam pengukuran resiko, bad luck dan terlalu optimisnya investor terhadap prospek perusahaan. Prastiwi dan Kusuma (2001)yang menyatakan bahwa ada perbedaan kinerja saham jangka pendek dan kinerja saham jangka panjang perusahaan yang IPO di BEI. Terjadinya perbedaan antara kinerja saham jangka pendck 3 bulan dan jangka panjang 24 bulan disebabkan karena dalam jangka pendek terjadi kcnaikan harga sedangkan dalam jangka panjang sebagian besar saham mengalami penurunan harga yang sangat drastis hingga mcncapai angka di bauah harga pcrdana. schingga rata -rala abnormal return dalam jangka panjang mengalami penurunan. Kooli and Suret (2003) meneliti setelah 3 tahun dikeluarkannya IPO bahwa fakto-faktor offer size, imderpricing dan jenis industri mempengaruhi kinerja saham. Mereka menemukan bahwa underperformance terjadi pada
41
perusahaan yang bergerak dalam industri pertambangan, minyak dan gas sertateknologi. Eva Maria S (2011) membuktikan bahwa kinerja jangka pendek (3bulan) dan jangka panjang (24 bulan) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kinerja saham jangka pendek positif dan jangka panjang negatif pada perusahaan IPO di Indonesia. Oleh karena itu pada penelitian ini, peneliti hanya membatasi pada kinerja saham jangka pendek (3 bulan) dan saham jangka panjang (24 bulan) pada perusahaan melakukan IPO pada periode 2000 sampai dengan 2003.