BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Laporan Keuangan Kegiatan akuntansi pada dasarnya menafsirkan data keuangan dari
lembaga perusahaan, dimana aktivitas perusahaan berkaitan dengan produktivitas pertumbuhan barang-barang dan jasa-jasa. Akuntansi dapat memberikan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil operasi serta kinerja perusahaan seperti yang tercermin dalam laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Menurut Arens (2010:4) definisi akuntansi adalah menurut Arens dkk (2010 : 18) adalah sebagai berikut: “Auditing is the accumulation and evaluation of evidance about information to determine and report on the degree of correspondence between the information and established criteria. Auditing should be done by a competent, independent person.” Proses akuntansi tersebut meliputi pengumpulan dan pengolahan data perusahaan. Dalam proses akuntansi diidentifikasikan berbagai transaksi atau peristiwa yang merupakan kegiatan ekonomi perusahaan yang dilakukan melalui pengukuran, pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran transaksi-transaksi yang bersifat keuangan sedemikian rupa sehingga hanya informasi yang relevan dan saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya yang mampu memberikan gambaran secara layak tentang keadaan keuangan serta hasil usaha perusahaan dalam satu periode yang akan digabungkan dan disajikan dalam bentuk laporan. Laporan keuangan merupakan pertanggungjawaban keuangan pimpinan atau perusahaan yang telah dipercayakan kepadanya. Kondisi keuangan dan hasilhasil operasi perusahaan yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan, pada hakekatnya merupakan hasil akhir dari kegiatan perusahaan yang mana dapat
7
8
menggambarkan performa atau kinerja keuangan dari perusahaan yang bersangkutan.
2.1.1
Pengertian Laporan Keuangan Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai laporan
keuangan, berikut dikemukakan pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:1), ”laporan keuangan meliputi bagian dari proses laporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai laporan arus kas/laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.. Menurut Kieso, Weygandt and Warfield (2007:2) pengertian laporan keuangan (financial statement) adalah : “Financial Stattement are the principal means through which company communicates its financial information to those outside it. The statement provide a companies history quantified in money therms “. Menurut Munawir (2010:31) pengertian laporan keuangan adalah: “Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihakpihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut”. Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menyajikan informasi yang akan digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan mengenai posisi keuangan, kinerja perusahaan, perubahan ekuitas, arus kas dan informasi lain yang merupakan hasil dari proses akuntansi selama periode akuntansi dari satu kesatuan usaha.
9
Bagi para analis, laporan keuangan merupakan media yang paling penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan. Agar dalam melakukan dan interpretasinya terhadap laporan keuangan itu hasilnya
memuaskan,
perlu
adanya
konsistensi
penyajian
yaitu
keseragaman bentuk untuk dianalisis.
2.1.2
Tujuan Laporan Keuangan Hasil akhir dari suatu proses pencatatan keuangan diantaranya
adalah laporan keuangan, laporan keuangan ini merupakan pencerminan dari prestasi manajemen perusahaan pada suatu periode tertentu. Selain sebagai alat pertanggungjawaban, laporan keuangan diperlukan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan laporan keuangan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK 1) Tahun 2009, yaitu : “Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan.” Menurut APB
Statement No. 4 yang dikutip oleh Harahap
(2008:133) menggambarkan dua tujuan laporan keuangan yaitu sebagai berikut : “1.Tujuan umum Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima. 2.Tujuan khusus Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.” Dengan demikian dapat dikatakan bahwa secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan disajikannya pada periode tertentu, merupakan suatu bentuk pertanggungjawaban kepada para pemakai laporan keuangan dapat disusun
10
sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala berpedoman pada PABU (Prinsip Akuntasi Berterima Umum). Informasi mengenai posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas (dan setara kas), dan waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Posisi keuangan perusahaan dipengaruhi oleh sumber daya yang dikendalikan, struktur keuangan, likuiditas, solvabilitas serta kemampuan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
2.1.3 Komponen Laporan Keuangan Menurut PSAK No. 1 (Revisi 2009) yang efektif mulai berlaku untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011, laporan keuangan yang lengkap harus meliputi komponen-komponen berikut ini : (1)
Laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode
(2)
Laporan laba rugi komprehensif selama periode
(3)
Laporan perubahan ekuitas selama periode
(4)
Laporan arus kas selama periode
(5)
Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
(6)
Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif yang disajikan ketika
entitas
menerapkan
suatu kebijakan akuntansi
secara
restrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.
11
2.1.4 Teknik Analisis Laporan Keuangan Adapun teknik yang biasa digunakan untuk menganlisis laporan keuangan menurut Munawir (2007;36) terdiri dari: a) Analisis perbandingan laporan keuangan, adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih dengan cara menunjukkan: 1. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah 2. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah 3. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase 4. Perbandingan yang dinyatakan dalam rasio 5. Prosentase dari total b) Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (Trend Percentage Analysis) adalah suatu metode dan teknik analisis untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap, naik atau bahkan turun. c) Laporan dengan Prosentasi Perkomponen atau Common Size Statement, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk mengetahui stuktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya. d) Analisis dan Penggunaan Sumber Modal Kerja, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. e) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas (Cash Flow Statement Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumbersumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu. f) Analisis Rasio, adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu dan kombinasi dari kedua laporan tersebut. g) Analisis Perubahan Laba Kotor (Gross Profit Analysis), adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut. h) Analisis Break Even, adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh perusahan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis Break Even ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.
12
2.1.5 Penggolongan Analisis Rasio Keuangan Beberapa rasio yang penting hubungannya dengan kepentingan analisis laporan keuangan
menurut Horne & Wachowicz (2005:211)
adalah: 1.
Rasio Likuiditas Ialah
rasio
keuangan
yang
digunakan
untuk
mengetahui
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Rasio likuiditas meliputi: a.
Current Ratio Current Ratio ini menunjukkan suatu perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan aktiva lancar. Total Current Asset x 100% Total Current Liabilitie s
Current Ratio =
b.
Cash Ratio Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang harus segera dipenuhi dengan kas yang tersedia didalam perusahaan dan efektif yang dapat segera diuangkan. Cash Ratio =
c.
Cash Marketable Securities x 100% Total Current Liabilitie s
Quick Ratio (Total Acid Ratio) Rasio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhu dengan aktiva lancar yang likuid.
Quick Ratio =
Total Current Asset - Inventory x 100% Total Current Liability
13
2.
Rasio Solvabillitas Solvabilitas
suatu
perusahaan
menunjukkan
kemampuan
perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan (Bambang Riyanto, 1995:32). Rasio Profitabilitas meliputi: a.
Total Asset to Total Liabilities Rasio ini menunjukan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus : Total Asset to Total Liabilities :
3.
Rasio Rentabilitas Rentabilitas
suatu
perusahaan
menunjukkan
perbandingan
antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Bambang Riyanto, 1997:35). Rumus rasio ini adalah sebagai berikut :
a.
Net Profit Margin (Sales Margin) Rasio ini menunjukkan keuntungan netto setiap rupiah penjualan.
Net Profit Margin =
Earning After Sales x 100% Net Sales
14
2.2 Kinerja Keuangan 2.2.1
Pengertian Kinerja Keuangan Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan
perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu. Menurut Sucipto (2003) pengertian kinerja keuangan adalah penentuan ukuranukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Sedangkan menurut IAI (2007) Kinerja Keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimilikinya. Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja keuangan adalah usaha formal yang telah dilakukan oleh perusahaan yang dapat mengukur keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan laba, sehingga dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan baik perusahaan dengan mengandalkan sumber daya yang ada. Suatu perusahaan dapat dikatakan berhasil apabila telah mencapai standar dan tujuan yang telah ditetapkan. 2.2.2
Pengukuran Kinerja Keuangan Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan
perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian secara
kritis
terhadap
review
data,
menghitung,
mengukur,
menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu. Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis. Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi 8 macam, yaitu menurut Jumingan (2006:242): a. Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih
15
dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun dalam persentase (relatif). b. Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan atau penurunan. c. Analisis Persentase per komponen (common size), merupakan teknik analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang. d. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan. e. Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu. f. Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan. g. Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba. h. Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami kerugian.
2.3
Bank 2.3.1
Pengertian Bank Berdasarkan Undang-undang No.
21
tahun
2008
tentang
perbankan, bank didefinisikan sebagai berikut: “Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarif hidup rakyat banyak”.
16
Sedangkan Menurut Kasmir (2010:11), mengatakan pengertian bank adalah : “Lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya”. Jadi pengertian bank adalah suatu badan yang menawarkan berbagai jasa keuangan dan mempunyai tugas pokok untuk menghimpun dana masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang memerlukan dengan tujuan meningkatkan tarif hidup rakyat banyak.
2.3.2 Fungsi Bank Secara umum fungsi utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat untuk berbagai tujuan atau sebagai financial intermediary. Fungsi bank secara spesifik menurut Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru (2006:49) adalah sebagai berikut : “a. Agent of Trust b. Agent of Development c. Agent of Service” Fungsi bank tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : a. Agent of Trust Dasar utama kegiatan perbankan adalah kepercayaan (trust), baik dalam hal penghimpunan dana maupun penyaluran dana. Masyarakat akan mau menitipkan dananya di bank apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Masyarakat percaya bahwa uangnya tidak akan disalahgunakan oleh bank, uangnya akan dikelola dengan baik, bank tidak akan bangkrut, dan pada saat yang telah dijanjikan simpanan tersebut dapat ditarik kembali dari bank. Pihak bank sendiri akan mau menempatkan atau menyalurkan
17
dananya pada debitur atau masyarakat apabila dilandasi adanya unsur kepercayaan. Pihak bank percaya bahwa debitur tidak akan menyalahgunakan pinjamannya, debitur akan mengelola dana pinjaman dengan baik, debitur akan mempunyai kemampuan untuk membayar pada saat jatuh tempo, dan debitur mempunyai niat baik untuk mengembalikan pinjaman beserta kewajiban lainnya pada saat jatuh tempo. b. Agent of Development Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan di sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling mempengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak bekerja dengan baik. Kegiatan bank berupa penghimpunan dan penyaluran dana sangat diperlukan bagi lancarnya kegiatan perekonomian di sektor riil. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang
dan
jasa,
mengingat
bahwa
kegiatan
investasi-
distribusikonsumsi tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi – distribusi - konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian suatu masyarakat. c. Agent of Services Di samping melakukan kegiatan penghimpunan dan penyaluran dana, bank juga memberikan penawaran jasa perbankan yang lain kepada masyarakat. Jasa yang ditawarkan bank ini erat kaitannya dengan kegiatan perekonomian masyarakat secara umum. Jasa ini antara lain dapat berupa jasa pengiriman uang, penitipan barang berharga, pemberian jaminan bank, dan penyelesaian tagihan.
18
Ketiga fungsi bank di atas diharapkan dapat memberikan gambaran yang menyeluruh dan lengkap mengenai fungsi bank dalam perekonomian, sehingga bank tidak hanya dapat diartikan sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary institution).
2.3.3 Jenis Bank di Indonesia Berdasarkan Undang-Undang No.10 tahun 1998 pasal 5, bank menurut jenisnya adalah sebagai berikut: 1. Bank Umum Bank umum adalah bank yang dapat memberiakn jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank umum memberikan berbagai macam jenis jasa seperti, penghimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, memberikan kredit, menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga, serta yang lain lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang. 2. Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang menerima simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangka, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengann itu. Selain itu Bank Perkreditan Rakyat adalah memberikan kredit, menyediakan pembiayaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil dengan ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah dan menempatakan dananya dalam bentuk sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka dan/atau tabungan pada bank lain.
19
2.4
Kredit 2.4.1 Pengertian Kredit Pengertian kredit dalam arti ekonomi adalah sesuatu penunda pembayaran. Artinya uang atau barang diterima sekarang dan dikembalikan pada masa yang akan datang. Kredit berasal dari bahasa Yunani yaitu Crederee yang berarti kepercayaan (trust atau faith). Dasar dari kredit adalah saling percaya, dengan demikian seseorang yang memperoleh kredit pada dasarnya adalah memperoleh kepercayaan. Pengertian kredit menurut Syamsu Iskandar (2008:93), “kredit
merupakan
piutang
bagi
Bank,
maka
pelunasannya
(repayment) merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh debitur terhadap utangnya, sehingga resiko kredit macet dapat dihindarkan”. Dalam bukunya Melacak Kredit Bermasalah, Mahmoeddien (2002) menjelaskan bahwa didalam pemberian kredit terdapat dua pihak yang berkepentingan langsung yaitu pihak yang kelebihan uang disebut pemberi kredit dan yang membutuhkan disebut penerima kredit. Bila terjadi pemberian kredit berarti pihak yang berkelebihan uang memberikan uangnya (prestasi) kepada pihak yang memerlukan uang dan pihak yang memerlukan uang berjanji akan mengembalikan uang tersebut di waktu yang akan datang.
2.4.2 Perjanjian dan Pemberian Kredit Adalah persetujuan pinjam meminjam secara tertulis antara bank sebagai kreditur dan pihak lain sebagai debitur. Pihak bank menyatakan kesanggupannya menyediakan sejumlah uang yang dapat ditarik oleh debitur dengan syarat-syarat yang ditentukan oleh bank dan disetujui debitur. (Syarif Arbi, 2003:18). Bahwa suatu perjanjian kredit dapat dibuat oleh bank dan debitur yang mempunyai kekuatan mengikat bagi masing-masing pihak, karena dalam membuat suatu perjanjian, undang-undang mengenal adanya “sistem
20
terbuka”. Sistem terbuka berarti memberikan kebebasan yang luas kepada masing-masing pihak untuk membuat perjanjian dalam bentuk apa saja asal tidak bertentangan dengan ketertiban umum, norma-norma kesusilaan, dan disepakati oleh masing-masing pihak yang membuat perjanjian secara sah tersebut (pihak yang dimaksud yaitu kreditur dan debitur). Dalam memberikan kredit kepada debitur melakukan penelitian yang mendalam apalagi dengan adanya pesan Undang-undang No. 10 tahun 1998 Pasal 8 yang mengisyaratkan kepada bank umum dan bank syariah agar dalam memberikan kredit atau pembiayaan berdasarkan prinsip syariah, wajib mepunyai keyakinan berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta kesanggupan debitur untuk melunasi hutangnya, sesuai dengan yang dijanjikan. Sebelum adanya pesan Undang-undang (No. 10 Tahun 1998) mengenai kewajiban analisis dimaksud, bank sejak lama sudah melaksanakan prosedur pemberian kredit dengan terlebih dahulu melakukan analisa, karena undang-undang sebelumnya telah mengatur, apalagi dengan secara tegas diatur kembali dalam undang-undang yang terakhir.
2.4.3 Tujuan Kredit Menurut Syamsu Iskandar (2008:94), tujuan kredit adalah sebagai berikut : 1.
Bagi Bank a.
Asset bank yang dominan dan sumber utama pendapatan bank yang menjamin kelangsungan hidup bank.
b.
Sebagai instrumen bank dalam persaingan dan pemasaran produk produk perbankan lainnya.
c.
Mendorong pertumbuhan dan perkembangan
ekonomi
sehingga menciptakan lapangan kerja. d.
Kredit yang sehat menjadi instrumen untuk memelihara likuiditas, rentabilitas, dan solvabilitas bank.
21
2.
Bagi Pengusaha a.
Kegiatan
usaha
bertambah
lancar
dan
performance
perusahaan bertambah baik. b.
Dengan
mendapatkan
fasilitas
kredit,
maka
akan
meningkatkan volume usaha dan hasil usaha agar terjamin kelangsungan hidup perusahaan. c. 3.
Meningkatkan motivasi berusaha.
Bagi Masyarakat/Pemerintah a.
Berfungsi sebagai instrumen untuk kebijakan ekonomi dan moneter.
b.
Meningkatkan arus dan daya guna uang serta menghidupkan ekonomi pasar.
c.
Meningkatkan kegiatan produksi, perdagangan, distribusi, dan konsumsi secara nasional (makro).
d.
Membantu efisiensi penggunaan sumber alam.
Berdasarkan tujuan kredit tersebut dapat dijelaskan bahwa pemberian suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan tertentu. Tujuan kredit tersebut tidak akan terlepas dari misi bank tersebut didirikan.
2.4.4 Fungsi Kredit Menurut Iswi Hariyani (2010:11), fungsi kredit bagi masyarakat adalah untuk : 1.
Menjadi motivator dan dinamisator peningkatan kegiatan perdagangan dan perekonomian.
2.
Memperluas lapangan kerja bagi masyarakat.
3.
Memperlancar arus barang dan arus uang.
4.
Meningkatkan hubungan internasional.
5.
Meningkatkan produktivitas yang ada.
6.
Meningkatkan daya guna barang.
7.
Meningkatkan kegairahan berusaha masyarakat.
22
8.
Memperbesar modal kerja perusahaan.
9.
Meningkatkan “income per capita” masyarakat.
10. Mengubah cara berpikir atau cara bertindak masyarakat untuk lebih ekonomis. Berdasarkan fungsi kredit tersebut dapat dijelaskan bahwa fungsi kredit adalah untuk meningkatkan daya guna uang sebagai alat sabilitas ekonomi yang digunakan untuk peningkatan pemerataan pendapatan.
2.4.5 Jenis-jenis Kredit Kasmir (2010 : 101), menyatakan : Jenis-jenis kredit dalam perbankan di Indonesia, yaitu : A. Dilihat dari segi kegunaannya -
Kredit Investasi
-
Kredit modal kerja
B. Dilihat dari segi tujuan kredit -
Kredit produktif
-
Kredit konsumtif
-
Kredit perdagangan
C. Dilihat dari segi jangka waktu -
Kredit jangka pendek
-
Kredit jangka menengah
-
Kredit jangka panjang
D. Dilihat dari segi jaminan -
Kredit dengan jaminan
-
Kredit tanpa jaminan
E. Dilihat dari sektor usaha -
Kredit pertanian
-
Kredit perternakan
-
Kredit industri
-
Kredit pertambangan
23
-
Kredit pendidikan
-
Kredit profesi
-
Kredit perumahan
-
Dan sektor-sektor lainnya
2.4.6 Kebijakan Perkreditan Untuk mengatasi berbagai kerumitan dalam kegiatan perkreditan maka diperlukan suatu rangkaian peraturan-peraturan yang diterapkan terlebih dahulu baik secara tertulis maupun tidak tertulis. Rangkaian peraturan ini disebut sebagai kebijaksanaan kredit (credit policy). Dalam menetapkan kebijaksanaan perkreditan harus diperhatikan 3 asas pokok menurut Teguh P. Muljono (2007) yaitu: 1.
Asas likuiditas, yaitu suatu asas yang mengharuskan bank untuk tetap menjaga tingkat likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya akan sangat parah yaitu hilangnya kepercayaan dari para nasabahnya atau masyarakat luas. Suatu bank dikatakan likuid apabila memenuhi kriteria antara lain: a.
Bank tersebut mempunyai “cash assets” sebesar kebutuhan yang akan digunakan untuk memenuhi likuiditasnya.
b.
Bank tersebut memiliki assets lainnya yang dapat dicairkan sewaktu-waktu tanpa mengalami penurunan nilai pasarannya.
c.
Bank tersebut mempunyai kemampuan untuk menciptakan cash assets baru melalui berbagai bentuk uang.
2.
Asas solvabilitas, usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan disalurkan dalam bentuk kredit. Dalam kebijaksanaan perkreditan maka bank pandaipandai mengatur penanaman dana ini baik pada bidang perkreditan, surat-surat berharga pada suatu tingkat risiko kegagalan yang sekecil mungkin.
24
3.
Asas rentabilitas. Sebagaimana halnya pada setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan untuk memperoleh laba, baik untuk mempertahankan
eksistensinya
maupun
untuk
keperluan
mengembangkan dirinya. Laba yang diperoleh dari perkreditan berupa selisih atara biaya dana dengan pendapatan bunga yang diterima dari para debitur. Pendapatan bunga dari bidang perkreditan
merupakan
sumber
pendapatan
terbesar
bagi
perbankan, oleh karena itu faktor bunga ini perlu mendapatkan perhatian yang istimewa.
2.4.7 Sistem Pemberian Kredit Menurut Thomas Suyatno (2008 : 23), menyatakan : Sistem dan Prosedur umum pemberian kredit adalah sebagai berikut : a. Permohonan Kredit Permohonan fasilitas kredit mencakupi : a) Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit b) Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan c) Permohonan perpanjangan atau pembaharuan masa kredit yang telah berakhir jangka waktunya d) Permohonan-permohonan lainnya untuk perubahan fasilitas kredit yang sedang berjalan
b. Penyidikan dan Analisis Kredit Yang dimaksud dengan penyidikan kredit adalah pekerjaan yang meliputi : a) Wawancara dengan permohonan kredit (debitur) b) Pengumpulan data yang berhubungan dengan permohonan kredit yang diajukan nasabah c) Pemeriksaan atas kebenaran dan kewajiban mengenai hal-hal yang dikemukakan nasabah dan informasi lain yang diperoleh
25
d) Penyusunan laporan seperlunya mengenai hasil penyidikan yang telah dilaksanakan Sedangkan analisis kredit adalah pekerjaan yang meneliti : a. Mempersiapkan pekerjaan-pekerjaan penguraian dari segala aspek, baik keuangan maupun non keuangan untuk mengetahui kemungkinan dapat atau tidaknya dipertimbangkan suatu permohonan kredit b. Menyusun laporan analisis yang diperlukan, yang berisi penguraian dan kesimpulan serta penyajian alternatif-alternatif sebagai bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pimpinan atau permohonan kredit nasabah c. Keputusan atas permohonan kredit Dalam hal ini yang dimaksud dengan keputusan adalah setiap tindakan pejabat yang berdasarkan wewenangnya berhak mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau mengusulkan permohonan fasilitas kredit kepada pejabat yang lebih tinggi. Setiap keputusan permohonan kredit harus memperhatikan penilaian syarat-syarat umum yang pada dasarnya tercantum dalam laporan pemeriksaan kredit dan analisis kredit. d. Penolakan permohonan kredit Penolakan permohonan dapat terjadi apabila : a) Penolakan permohonan kredit yang secara nyata dianggap oleh bank secara teknis tidak memenuhi persyaratan b) Adanya
keputusan
penolakan
dari
direksi
mengenai
permohonan kredit e. Persetujuan permohonan kredit Yang dimaksud dengan persetujuan permohonan kredit adalah keputusan bank untuk menyetujui sebagian atau seluruh permohonan kredit dari calon debitur. Untuk melindungi kepentingan bank dalam pelaksanaan persetujuan tersebut, maka
26
biasanya ditegaskan terlebih dahulu syarat-syarat fasilitas kredit dan prosedur yang harus ditempuh oleh nasabah, langkahlangkah yang harus diambil antara lain : 1. Surat penegasan persetujuan permohonan kredit kepada pemohon 2. Peningkatan jaminan 3. Penandatanganan perjanjian kredit 4. Informasi untuk bagian lain 5. Pembayaran bea materai kredit 6. Asuransi barang jaminan 7. Asuransi kredit f. Pencairan fasilitas kredit Pencairan fasilitas kredit adalah setiap transaksi dengan menggunakan kredit yang telah disetujui oleh bank. Dalam prakteknya, pencairan kredit ini berupa pembayaran dan atau pemindah bukuan atau beban rekening pinjaman atau fasilitas lainnya. Bank hanya menyetujui pencairan kredit oleh nasabah, bila syarat-syarat yang harus dipenuhi nasabah telah dilaksanakan. Perlu
diketahui
bahwa
peningkatan
jaminan
dan
penandatanganan warkat-warkat kredit (perjanjian kredit) mutlak harus mendahului pencairan kredit. g. Pelunasan fasilitas kredit Pelunasan kredit adalah dipenuhinya semua kewajiban nasabah terhadap bank yang berakibat hapusnya ikatan perjanjian kredit.
2.4.8 Proses Pemberian Kredit Proses pemberian kredit menurut Firdaus (2005:139) digunakan formulasi 5C yaitu: A.
Prinsip 5C 1. character
27
merupakan suatu penilaian atas tingkat kejujuran dan itikad baik dari calon debitur. 2. capacity penilaian
atas
kemampuan
debitur
dalam
memenuhi
kewajiban tepat pada waktunya. 3. capital penilaian atas jumlah dana sendiri yang dimiliki oleh calon debitur 4. collateral penilaian atas prospek dan barang-barang jaminan 5. condition of economy suatu situasi dan kondisi politik, social ekonomi dan budaya yang mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang dibiayai. Formula lain yang sudah lazim digunakan untuk menentukan nilai kredit adalah: 1. Personality,
yaitu
bank
yang
mencari
data
tentang
kepribadian si peminjam seperti riwayat hidup, hobby, keadaan keluarga, social standing, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan kepribadian si peminjam. 2. Purpose, yaitu bank mencari data tentang tujuan atau kepercayaan penggunaan kredit. Tujuan penggunaan kredit harus sesuai
dengan
line
of
business
kredit
untuk
perdagangan maka lines of business bank juga harus dalam bidang perdagangan. 3. Prospect, adalah harapan masa depan dari bidang usaha atau kegiatan usaha si peminjam. Ini dapat diketahui dari perkembangan usaha si peminjam selama beberapa tahun. 4. Payment, yaitu mengetahui kondisi pembayaran kembali pinjaman yang diberikan. Hal ini akan diperoleh dari keuntungan
perhitungan
tentang
prospek,
kelancaran
28
penjualan dan pendapatan sehingga dapat diperkirakan kemampuan pengembaliannya.
2.5
Kerangka Pemikiran Lembaga perbankan adalah suatu lembaga keuangan yang mempunyai
berbagai macam produk dan fungsi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Tidak hanya untuk membantu masyarakat dalam melakukan transaksi menghimpun dana dan menyalurkannya dalam bentuk-bentuk lainnya. Menurut Iskandar (2008:93) tentang perbankan memberikan batasan mengenai pengertian kredit, yaitu: “kredit merupakan piutang bagi Bank, maka pelunasannya (repayment) merupakan kewajiban yang harus dilakukan oleh debitur terhadap utangnya, sehingga resiko kredit macet dapat dihindarkan”. Saat ini bank merupakan lembaga yang paling dikenal masyarakat sebagai lembaga pemberian kredit. Dalam pengambilan keputusan mengenai pemberian kredit diperlukan manajemen pemberian kredit yang terorganisir dengan kata lain agar keputusan yang diambil dapat bermanfaat dan menguntungkan. Oleh karena itu, dalam pengambilan keputusan , harus melakukan penilaian yang seksama sehingga diharapkan masalah yang terjadi selama penggunaan kredit juga resiko akibat pemberian kredit dapat diminimalisir. Selanjutnya Munawir (2007;236) mengemukakan sebagai berikut: “Disamping formula 5C, didalam pemberian kredit bank akan memperhatikan aspek-aspek pertimbangan kredit untuk menilai kelayakan suatu usaha yang akan dibiayai oleh kredit bank. Secara umum aspek-aspek pertimbangan kredit tersebut meliputi aspek umum, aspek ekonomi atau komersial, aspek teknis, aspek yuridis, aspek kemanfaatan kerja, aspek keuangan”. Kredit macet dalam jumlah besar mempunyai dampak negatif terhadap pertumbuhan kredit terhadap pertumbuhan kredit karena mengakibatkan semakin terbatasnya dana, serta meningkatkan biaya dana. Hal ini mengingat bahwa kredit pada umumnya merupakan usaha pokok di sebuah bank yang mempunyai risiko
29
cukup tinggi sehingga perlu pengendalian yang cukup ketat didalam penyalurannya kepda pihak-pihak yang memerlukan. Kredit macet yang terjadi terutama disebabkan oleh factor manajemen bank yang tidak tepat, faktor tersebut yaitu pengawasan kredit yang lemah, analisis kredit yang tidak akurat, analisis laporan keuangan yang tidak cermat, bank yang terlalu mengejar target, sasaran kredit yang tidak jelas dan pegawai bank yang tidak kompeten. Salah satu syarat untuk memperoleh kredit adalah debitur menyerahkan laporan keuangan, berdasarkan laporan keuangan yang akan dibiayai dapat diketahui: 1. Berapa besar kebutuhan dana dalam pembiayaan perusahaan 2. Kemampuan berkembangnya dunia usaha debitur dalam membayar kreditnya kelak kepada bank Keputusan pemberian kredit bergantung pada fungsi pokok atau tujuan intern bank yang bersangkutan. Menurut Suyatno dkk (2008:12) tujuan intern bank membrikan kredit adalah: 1. Keuntungan Yaitu memperoleh keuntungan dari bunga sebagai sumber utama pendapatan bank. 2. Keamanan Yaitu keamanan fasilitas kredit yang diberikan harus benar-benar terjamin sehingga tujuan keuntungan dapat dicapai.
Dengan melakukan analisis laporan keuangan dapat diketahui: 1. Likuiditas Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. 2. Profitabilitas Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
30
Dalam melakukan analisis laporan keuangan diperlukan data informasi berupa laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan posisi keuangan. Hasil analisis laporan keuangan tersebut akan digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan diterima atau ditolaknya permohonan kredit. Oleh karena itu dalam setiap pemberian kredit, bank harus memperhatikan aspek-aspek pertimbangan kredit meliputi: aspek umum, aspek ekonomi, atau komersial, aspek teknis, aspek yuridis, aspek kemanfaatan dan kesempatan kerja dan aspek keuangan. Aspek keuangan merupakan aspek yang paling penting karena karena dengan melakukan penilaian atas aspek keuangan akan diketahui likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas suatu perusahaan, serta dapat diketahui berapa lama suatu investasi dapat dikembalikan. Jadi aspek keuangan didalam pertimbangan kerdit memegang peranan penting, yaitu merupakan titik berat dalam analisis laporan keuangan. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dan juga hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Juliani Esther dengan judul ”analsisi pengaruh kinerja keuangan debitur terhadap keputusan pemberian kredit pada BPR Duta Adiarta Medan”, pada tahun 2009 di Universitas Sumatera Utara, yang menunjukkan adanya pengaruh antara rasio likuiditas, rasio leverage dan rasio profitabilitas dalam memprediksi keputusan pemberian kredit. Perbedaan antara peneliti sebelumnya dengan sekarang terdapat pada objek penelitian, objek penelitian sebelumnya survei pada BPR Duta Adiarta Medan, sedangkan penelitian sekarang dilakukan survei pada PT Bank Negara Indonesia Cabang Garut. Untuk itu penulis sampai pada suatu dasar pemikiran bahwa terdapat hubungan antara rasio keuangan dengan pemberian kredit bersifat positif.
31
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran
KINERJA KEUANGAN
NON KEUANGAN
32
INDIKATOR 1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Solvabilitas 3. Rasio Rentabilitas
INDIKATOR 1. Prinsip Pemberian Kredit
KEPUTUSAN PEMBERIAN KREDIT Indikator Kinerja Keuangan 1. Rasio Likuiditas a. Current Ratio 2. Rasio Solvabilitas a. Total Assets to Total Liabilities 3. Rasio Rentabilitas a. Net Profit Margin Indikator Non Keuangan 1. 5C, 3R
2.6
Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran maka penulis menentukan hipotesis yaitu:
“Kinerja keuangan calon debitur berpengaruh terhadap keputusan pemberian kredit pada PT. Bank Negara Indonesia Cabang Garut”.