BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. ASI (Air Susu Ibu) 1. Pengertian Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan terbaik bagi bayi sampai kira – kira bayi berumur 6 bulan, dan ASI mempunyai banyak manfaatnya. Karena itu penting bagi seorang Ibu untuk memberikan ASI dan dengan cara menyusuinya (Savitri, 2007). Sedangkan menurut utami Roesli (2001) ASI adalah makanan yang paling sempurna baik dari segi kualitas maupun kwantitasnya. Menurut Anton (2008) ASI adalah makanan yang sangat bagus karena ASI mengandung gizi dan zat kebal, dan kandungan tersebut tidak didapatkan dalam susu formula. 2. Kandungan Zat Gizi Menurut Anton (2008) kandungan – kandungan zat yang terdapat dalam ASI adalah karbohidrat, protein, lemak, mineral dan vitamin. a. Karbohidrat Karbohidrat dalam ASI berbentuk Laktosa dan jumlahnya dapat berubah – ubah setiap harinya sesuai kebutuhan tumbuh kembang bayi. Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang sangat penting untuk pertumbuhan sel syaraf. Karbohidrat mempermudah penyerapan kalsium dan dapat mempertahankan faktor bikidus dalam usus (Faktor bikidus adalah faktor yang dapat mencegah tumbuhnya bakteri
6
7
yang membahayakan serta dapat memberikan tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan). b. Protein Protein sangat bagus karena semua unsur protein ini sangat penting bagi bayi pada tahun pertama hidupnya. Karena pada tahun pertama pertumbuhan bayi sangat cepat, didalam kandungan Protein Whey, terkait juga protein yang baik yaitu taurin merupakan protein otak yang diperlukan untuk otak, susunan syaraf, selain itu juga penting untuk pertumbuhan retina. Lactoferin juga protein yang penting karena lactoferin mengangkut zat besi dari ASI kedarah dan lactoferin dapat menjaga usus dari bakteri yang dapat menyebabkan penyakit. Sedangkan lysosyme protein yang dapat mematikan bakteri yang berbahaya. c. Lemak. Jenis lemak dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan mudah dicerna karena mengandung enzim lipase- omega 3, omega 6 dan DHA adalah lemak yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak. Lemak juga mengandung asam linoleat, jenis asam ini tidak dapat dibuat
oleh
tubuh
yang
mempunyai
perkembangan sel syaraf otak bayi.
fungsi
untuk
memacu
8
d. Mineral Mineral juga terkandung dalam ASI meskipun kadarnya relatif rendah. Zat besi dan kalsium yang terkandung didalam mineral sangat stabil dan mudah diserap. e. Vitamin ASI mengandung vitamin yang dibutuhkan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir belum mampu menyerap vitamin K. 3. Manfaat ASI banyak mengandung komposisi zat gizi yang berperan penting bagi pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. ASI mempunyai keunggulan dan kebaikan, serta manfaat : Menurut Utami Roesli (2000) ada 4 manfaat asli : a. ASI sebagai nutrisi Di dalam ASI terdapat nutrisi-nutrisi yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan otak antara lain : taurin, laktosa dan asam lemak ikatan panjang. b. Meningkatkan daya tahan tubuh Bayi baru lahir membawa imunoglobulin (zat kekebalan tubuh) secara alamiah. Tetapi zat ini akan segera turun apabila bayi telah dilahirkan. Pada saat zat kekebalan tubuh yang dibawa sejak lahir sudah mulai menurun, maka kemampuan bayi mempertahankan daya tahan tubuhnya mulai lambat, setelah itu akan terjadi kesenjangan daya
9
tahan tubuh. Kesenjangan ini dapat diatasi dengan pemberian ASI, karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh, yang dapat melindungi bayi dari infeksi, bakteri, virus dan jamur. c. ASI meningkatkan kecerdasan Kecerdasan
anak
erat
kaitannya
dengan
otak,
maka
perkembangan kecerdasan sangat dipengaruhi oleh pertumbuhan otak. Salah satunya yang berperan dalam perkembangan otak adalah nutrisi dengan memberikan ASI perkembangan otak dapat berkembang secara optimal dan menjadikan perkembangan potensi kecerdasan anak secara maksimal. d. Menyusui meningkatkan jalinan kasih sayang Bayi yang sering berada dalam dekapan ibu karena menyusui akan merasakan kasih sayang, merasa aman dan tentram serta perasaan terlindungi dan disayangi. Inilah yang menjadi dasar perkembangan emosi bayi dan membentuk percaya diri dan dasar spiritual yang baik. Keuntungan lain dari pemberian ASI menurut Utami Roesli (2001) tidak
mudah
tercemar,
melindungi
bayi
dari
infeksi,
lebih
murah/ekonomis, mengandung vitamin yang cukup, mencegah anemia akibat kekurangan zat besi, ASI mudah dicerna dan menghindari bayi dari alergi.
10
4. Pola Pemberian Pemberian ASI dari umur 1 bulan – 1 tahun (Paisal,2007) : a. Umur1-6 bulan 1) Pada usia ini, tetap diberi ASI tanpa dicampur apapun bahkan air putih sekalipun. 2) ASI diberikan kepada bayi sesering mungkin apabila bayi menginginkannya, dan pemberian ASI 8 kali sehari. 3) Hendaknya pada saat menyusui bayi gunakan payudara kiri dan kanan secara bergantian. b. Umur 6-12 bulan 1) Tetap memberikan ASI, tetapi sebelum memberikan makanan pendamping ASI terlebih dahulu memberikan ASI. 2) Makanan pendamping ASI diberikan 3 kali sehari. Makanan pendamping ASI dapat berupa bubur nasi yang dicampur wortel, kentang, telur dan ayam. Dan sekarang ini banyak makanan pendamping ASI buatan pabrik. 3) Berikan juga makanan selingan seperti kacang hijau, pisang, biskuit, makanan selingan ini diberikan 2 kali sehari. 4) Bayi diajarkan untuk makan sendiri menggunakan piring dan sendok.
11
c. Umur 1 tahun 1) Teruskan pemberian ASI. 2) Berikan nasi lunak yang ditambah dengan telur, ayam, tempe, tahu, daging sapi, wortel, bayam, kacang hijau, makanan ini diberikan 3 kali sehari, beri juga makanan selingan 2 kali sehari. 5. Cara pemberian ASI eksklusif ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama enam bulan pertama tanpa dicampur apapun sesudah umur enam bulan, bayi memerlukan makanan pelengkap karena kebutuhan gizi bayi meningkat dan tidak seluruhnya dapat dipenuhi oleh ASI. Bila ibu dan bayi sehat, ASI hendaknya secepatnya diberikan, ASI yang diproduksi pada 1 – 5 hari pertama dinamakan
kolostrum,
yaitu
cairan
kental
yang
berwarna
kekuning – kuningan. Kolostrum sangat menguntungkan bayi karena mengandung lebih banyak antibody, protein dan mineral serta vitamin A. Pemberian ASI tidak dibatasi dan dapat diberikan setiap saat. Sebagai pedoman, pada hari pertama dan kedua lama pemberian ASI adalah 5 sampai 10 menit pada tiap payudara. Pada hari ketiga dan seterusnya lama pemberian ASI adalah 15 – 20 menit. Produksi ASI dirangsang oleh isapan bayi dan keadaan ibu yang tenang. Disamping itu perlu diperhatikan kesehatan ibu pada umumnya, status gizi dan perawatan payudara. Penyuluhan tentang cara- cara pemberian ASI yang menjamin kelancaran produksi ASI sejak lahir sangat diperlukan ibu, terutama bagi ibu- ibu
12
yang melahirkan untuk pertama kali. ASI dapat terus diberikan hingga anak umur 2 tahun (Cipto Mangunkusumo, 2003:7). 6. Keunggulan Keunggulan ASI lebih banyak dan lebih baik dibandingan dengan susu formula yang banyak dijual dipasaran. Sangat disesalkan apabila ibuibu memberikan susu formula kepada bayinya dari pada memberikan ASI. Menurut Paisal (2007) ada beberapa keungulan ASI : a. Bayi yang diberikan ASI 7 kali sehari akan lebih jarang terkena radang paru-paru, dan 4 kali tidak terkena radang otak atau hepatitis. b. Komposisi pada ASI dapat berubah setiap waktu. Perubahan komposisi ASI disesuaikan dengan kondisi bayi dan kebutuhan bayi, misalnya pada waktu bayi lapar, maka ASI yang dikeluarkan akan kental dan padat. c. Kandungan dalam ASI lebih lembut agar dapat diserap oleh usus bayi. d. ASI mengandung mineral dan enzim dan dapat mencegah penyakit dan anti body yang lebih efektif. e. Bayi yang diberi ASI tumbuh lebih cerdas dan sehat. 7. Faktor-Faktor yang mempengaruhi pemberian ASI eksklusif Menurut Fadilah (2006). a. Perubahan Sosial Budaya Sekarang ini banyak sekali promosi susu formula, dengan berbagai merk dan keunggulan. Sekarang ini banyak ibu-ibu memberikan anaknya susu formula dari pada ASI, apalagi pada ibu
13
yang bekerja, dengan adanya perubahan nilai sosial dan budaya maka pada ibu yang bekerja memberikan bayinya susu formula. selain itu karena melihat ibu – ibu yang mempunyai anak bayi memberikan susu formula maka ibu yang memberikan ASI jadi ikut memberikan susu formula karena takut dianggap ketinggalan zaman. b. Faktor Fisik Seseorang ibu biasanya yang mengalami suatu penyakit, yang penyakit tersebut dapat menyebabkan seseorang ibu tidak dapat menyusui bayinya. hal ini juga dapat mempengaruhi pemberian ASI. c. Kurangnya Petugas Kesehatan Kurangnya petugas kesehatan dalam penyuluhan tentang pentingnya manfaat dan pemberian ASI eksklusif, serta kurangnya mensosialisasikan pemberian ASI eksklusif dimasyarakat terutama ibu yang mempunyai bayi. d. Meningkatnya promosi susu formula Gencarnya promosi susu formula, banyak ibu – ibu berpindah memberikan susu formula kepada bayinya dari pada memberikan ASI. karena promosi susu formula dapat memikat hati ibu dengan keunggulannya.
14
8. Faktor Predisposisi perilaku yang mempengaruhi kesehatan menurut Lawrence Green dalam Notoadmojo (2003) a. Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari tahu setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui panca manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dimana
sebagian
besar
diperoleh
melalui
mata
dan
telinga
(Notoadmojo, 2003). Menurut Notoadmojo (2002) pengetahuan (Knowledge) adalah hasil dari manusia yang terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapainya. Pengetahuan diperoleh baik dari pengalaman langsung maupun melalui pengalaman orang lain. Pengalaman adalah guru yang baik merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu. b. Sikap (Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek dilingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.
15
Menurut Allport dalam buku Notoadmojo (2003) menjelaskan bahwa sikap itu mempunyai tiga komponen pokok. 1) Kepercayaan (keyakinan) ide dan konsep terhadap suatu objek. 2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3) Kecendrungan untuk bertindak (tend to behave) Ketiga komponen ini secara bersama – sama membentuk sifat yang utuh (total attitude). Penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting. c. Nilai Budaya Individu
lahir
diantara
kelompok,
yaitu
keluarga
dan
masyarakat. Hal ini membuat kemungkinan adanya suatu norma atau aturan yang diharapkan memunculkan perilaku yang normatif atau sesuai dengan ketentuan yang telah dibuat. d. Kepercayaan Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. e. Motivasi Mempengaruhi perilaku karena motivasi adalah dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan kegiatan tertentu. Setiap perilaku pada hakikatnya mempunyai motif tertentu.
16
9. Faktor Pendukung (Enabling Factors) Faktor pendukung disini adalah ketersediaan sumber – sumber dan fasilitas yang memadai. Sumber – sumber dan fasilitas tersebut sebagian harus digali dan dikembangkan dari masyarakat itu sendiri. Faktor pendukung ada dua macam yaitu fasilitas fisik dan fasilitas umum. Fasilitas fisik yaitu sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat – obatan, alat kontrasepsi dan lain sebagainya. Sedangkan fasilitas umum meliputi informasi, misalnya TV, koran, majalah. 10. Faktor Penguat Meliputi sikap dan perilaku petugas. Semua petugas kesehatan baik dilihat dari jenis dan tingkatannya pada dasarnya adalah pendidikan kesehatan harus memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai – nilai kesehatan. 11. Kendala pemberian ASI Ada 10 kendala pemberian ASI eksklusif (Nur Sri 2008); a. ASI tidak keluar (sedikit); b. Badan menjadi gemuk; c. Payudara turun; d. Bayi sering menjadi mencret; e. Anak kurang montok; f. Informasi yang kurang atau salah; g. Pendapat orang sekitar; h. Promosi susu formula; i. Pengaruh orang tua; j. Bekerja diluar rumah. Kendala–kendala tersebut yang dapat membuat pemberian ASI ekseklusif tidak sukses, pemahaman ibu–ibu banyak yang salah terhadap pemberian ASI. Karena hal tersebut banyak ibu – ibu tidak memberikan ASI kepada bayi mereka. jika para ibu banyak mengetahui bahwa ASI
17
tidak sama dengan susu yang lainnya dan apabila memberikan ASI banyak manfaat yang dapat diambil.
B. Karateristik pada ibu menyusui Menurut Ridwan (2006) 1. Umur Status umur berpengaruh juga pada pemberian ASI karena pola berfikir dan berperilaku pada ibu menyusui usia muda, berbeda dengan ibu menyusui yang usiannya sudah layak untuk menyusui, karena ibu usia muda mereka berfikir apabila menyusui anaknya susu akan kendur, kurangnya kepercayaan diri dan lain – lain. Umur juga mempengaruhi bagaimana ibu mengambil keputusan dalam pemberian ASI. Semakin bertambah umur (tua) maka penalaran dan pengetahuan semakin bertambah (Notoadmojo,2003). Ibu yang umurnya kurang dari 20 tahun masih belum matang dan belum siap dalam hal jasmani serta sosial dalam menghadapi kehamilan,persalinan serta dalam membina bayi yang dilahirkan (Depkes RI,1994). Sedangkan pada ibu yang berumur 20 – 40 tahun disebut ”masa dewasa” dan disebut juga masa reproduksi dimana pada masa ini ibu telah mampu untuk memecahkan masalah – masalah yang dihadapi dengan tenang dan secara emosional, terutama dalam menghadapi kehamilan, persalinan, nifas dan merawat bayinya nanti (Hurlock,1997).
18
2. Status pendidikan Apabila status pendidikannya rendah, maka akan berpengaruh perilaku kesehatanya. sebaliknya apabila seseorang mempunyai status pendidikan yang tinggi berpengaruh juga terhadap perilaku kesehatannya. Pada ibu yang mempunyai status pendidikan tinggi pada umumnya mau menerima hal – hal baru dan mau menerima perubahan guna memelihara kesehatannya (Depkes RI,1996). Pendidikan juga akan menbuat seseorang terdorong untuk ingin tahu, mencari pengalaman sehingga informasi yang diterima akan menjadi pengetahuan (Dini, 2009) dan pendidikan kebebasan informasi membuat para wanita masa kini lebih berani memasuki wilayah pekerjaan lain yang dapat memperdayakan kemampuan dirinya, secara maksimal sehingga ibu tidak dapat memberikan hasil ASI eksklusif (Evi, 1992). 3. Status pekerjaan Status pekerjaan juga mempengaruhi pada pemberian ASI, karena pada ibu yang bekerja, untuk menggantikan ASI, diberikan susu formula sedangkan pada ibu yang tidak bekerja bisa memberikan ASI, karena ibu yang tidak bekerja hanya mempunyai tugas sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi rumah dan anak jadi frekuensi pemberian ASI lebih banyak diberikan pada ibu yang tidak bekerja. Dari segi pengetahuan pada ibu yang bekerja diluar rumah (sektor formal) memiliki pengetahuan yang lebih baik terhadap berbagai informasi, termasuk mendapatkan informasi tentang pemberian ASI eksklusif (Depkes RI,1999). Menurut Utami Roesli
19
(2005) mengatakan bahwa bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan. 4. Status ekonomi Status ekonomi mempunyai tingkat yang berbeda, yaitu ada status ekonomi rendah sedang dan tinggi. pada status ekonomi yang berbeda – beda, maka pendapatan yang diperoleh pun berbeda. Menurut Ridwan (2006), ibu yang mempunyai sosial yang ekonomi rendah mempunyai peluang 4,6 kali untuk memberikan ASI eksklusif dibanding dengan ibu yang mempunyai status ekonomi tinggi serta lapangan pekerjaan bagi perempuan berhubungan dengan cepatnya pemberian susu botol, artinya mengurangi kemungkinan untuk menyusui bayi dalam waktu yang lama.
20
C. Kerangka Teori Karakteristik Ibu Menyusui 1. 2. 3. 4.
Umur Pendidikan Pekerjaan Ekonomi
Faktor Prediposisi 1. 2. 3. 4. 5.
Tingkat Pengetahuan Sikap Nilai Kepercayaan Motivasi
Faktor Pendukung 1. Fasilitas fisik : Kesehatan : Puskesmas, Rumah Sakit, Posyandu 2. Fasilitas Umum : media Informasi (Koran, TV, Radio) Faktor Penguat 1. Sikap petugas kesehatan 2. Perilaku (Sumber : Lawrence Green dalam Notoadmojo,2003).
Pemberian ASI
21
D. Kerangka Konsep Variabel Independent
Variabel Dependent
Karakteristik Ibu Menyusui 1. B. C. D.
Umur Status Pendidikan Status Pekerjaan Status Ekonomi
Pemberian ASI
Gambar 2.2 Kerangka konsep Penelitian.
E. Variabel Penelitian Variabel Penelitian terbagi menjadi 2 yaitu : 2. Variabel Dependent ( Terikat ) Variabel dependent dalam penelitian ini adalah pemberian ASI. 3. Variabel Independent ( Bebas ) Variabel independent dalam penelitian ini adalah Karakteristik Ibu dengan pemberian ASI yang merupakan suatu karakteristik ibu yang dapat mempengaruhi pemberian ASI.
F. Hipotesis Ha
: Ada hubungan antara karakteristik ibu dengan pemberian ASI eksklusif di kelurahan Rejosari kecamatan Semarang Timur.