BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Sistem A. Definisi Sistem Istilah sistem bukanlah hal yang asing bagi sebagian besar orang. Secara umum, menurut KBBI sistem adalah seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Menurut Robert G. Mudick (1984;16) dalam bukunya "Sistem Informasi untuk Manajemen Modern” “Sistem adalah seperangkat elemen yang membentuk kegiatan alau prosedur/bagan pengolahan yang mencari suatu tuiuan atau tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data dan atau barang pada waktu rujukan tertentu untuk menghasilkan informasi dan atau energi dan atau barang”. Sedangkan pengertian sistem menurut Gordon B.Davis (1995; 65) dalam bukunya “Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen” menyatakan bahwa sebuah sistem terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan yang beroperasi bersama untuk mencapai beberapa sasaran atau maksud tertentu. Model dasar sebuah sistem menurut Davis adalah masukan, pengolahan, dan keluaran. Sistem adalah suatu cara yang ditempuh oleh seseorang (suatu badan atau organisasi) untuk mencapai salah satu sasaran, baik di dalam maupun sasaran keluar, karena suatu organisasi haruslah mempunyai tujuan ataupun sasaran yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan itu dilakukan berbagai kegiatan dan masingmasing kegiatan.Mempunyai sasaran tertentu yang secara keseluruhan ditujukan terhadap tercapainya tujuan organisasi. Guna mencapai sasaran pada masingmasing kegiatan itu dipakai cara-cara tertentu yang dianggap paling cocok (efektif) diantara berbagai cara. Cara inilah yang biasa diistilahkan sebagai “sistem”. Tidak semua cara-cara tersebut diberi istilah sistem, hanya yang berada dal am lingkungan organisasi yang biasa diberi istilah demikian. Sesuai dengan 5
yang dikemukakan George R. Terry dalam buku “Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen” adalah sebagai berikut “...a system is a network of procedurs which are integrated and designed to carry out a major activity”. (1970:26), (...“Suatu sistem adalah suatu jaringan keija dari prosedur yang terpadu untuk mencapai aktivitas yang besar”.) Sistem sebagai suatu aturan tidak timbul sendiri melainkan harus diciptakan. Sarana penilaian dari suatu sistem antara lain: a. Pegawai b. Sarana, prosedur, dan metode yang digunakan c. Input dan output Gambar 2.1 Model Umum Sebuah Informasi Masukan
Sistem
Keluaran
Model Sistem Sederhana
Masukan 1
Keluaran 1
Masukan 2
Sistem
Masukan n
Keluaran 2 Keluaran n
Sistem Dengan Banyak Masukan dan Keluaran Sumber: Gordon B. Davis (1995; 69)
Dari pendapat diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa sistem pada hakekatnya adalah kesatuan dan komponen-komponen yang saling berhubungan satu sama lain yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Klasifikasi sistem menurut Gordon B. Davis, terdiri dari sistem fisik dan abstrak, sistem detemmustik dan probabilistik serta sistem tertutup dan terbuka.
Suatu sistem dapat dirumuskan sebagai setiap kumpulan-kumpulan bagian-bagian subsistem-subsistem yang disatukan, yang dirancang, untuk mencapai suatu tujuan. (Moekijat,1996 : 3) dalam bukunya uPengantar Sistcfn Informasi Manajemen” Menurut The Liang Gie dalam Moekijat, sistem diartikan sebagai suatu kebulatan dan bagian-bagian atau unsur-unsur yang saling berhubungan menurut suatu pengaturan yang tertib guna mencapai maksud tertentu (Moekijat, 1996 : 34) dalam buku “Pengantar Sistem Informasi Manajementf.dalam bukunya Beberapa Ensiklopedi seperti yang dikutip oleh Moekijat menjelaskan ard sistem itu sebagai berikut: 1) The Encyclopedia of Management dalam Moekijat menjelaskan :
Suatu sistem adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan-kegiatan yang saling bergantung dan prosedur-prosedur yang berhubungan, yang melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi. 2) Dalam Ensiklopedia Manajemen dijelaskan bahwa :
Sistem adalah suatu keseluruhan yang terain atas sejumlah variabel yang berinteraksi. Suatu sistem pada dasarnya adalah suatu susunan yang teratur dari kegiatan-kegiatan yang berhubungan satu sama lain dan prosedur-prosedur yang berkaitan yang melaksanakan dan memudahkan pelaksanaan kegiatan utama dari suatu organisasi (Drs. Komaruddin, 1983 :472). Sistem merupakan faktor yang sangat penting dalam pelaksanaan tugas atau pekerjaan, tidak hanya dalam bidang atau lapangan kegiatan operasional tapi, juga dalam bidang pekerjaan perkantoran. Suatu sistem dan prosedur juga merupakan suatu faktor yang saling berkaitan (integrated) Secara sederhana dapat diartikan bahwa sistem adalah suatu cara yang ditempuh atau diambil seseorang (suatu badan atau organisasi) untuk mencapai salah satu sasaran baik di dalam maupun sasaran ke luar, karena suatu organisasi haruslah mempunyai tujuan ataupun sasaran yang ingin dicapai dan menunjukkan bahwa perusahaan tersebut adalah perusahaan organisasi yang dinamis A.S. Moenir (1987 :19) dalam bukunya “Pendekatan Manusiawi dan Organisasi
Terhadap Pembinaan Kepegawaian” berpendapat bahwa : “Berhasilnya suatu organisasi secara keseluruhan tergantung pada berhasilnya unit-unit dalam melakukan pekerjaan. Sedangkan hasil kerja unit yang satu hams merupakan bagian dari unit yang lain, demikian secara beruntun sehingga hasil-hasil unit dapat merupakan hasil keseluruhan secara utuh saling berhubungan dan saling tergantung”. Keadaan demikian disebut sebagai sistem karena adanya saling berhubungan dan saling bergantung antar bagian dalam suatu organisasi. Untuk mencapai tujuan itu dilakukan berbagai kegiatan dan masing-masing kegiatan mempunyai sasaran tertentu yang secara keseluruhan ditujukan kepada tercapainya tujuan organisasi. Guna mencapai sasaran pada masing-masing kegiatan itu dipakai cara-cara tertentu yang dianggap paling cocok (efektif) diantara berbagai cara. Cara inilah yang biasa diistilahkan sebagai sistem.Tidak semua cara-cara tersebut diberi istilah sistem hanya yang berada dalam lingkungan organisasi yang biasa diben istilah demikian. Menurut Richard A Johnson,Fremont E Kast &James E. Rosenzweig (1981:4) dalam bukunya “Teori Sistem dan Penerapannya dalam Manajemen” Suatu sistemadalah “suatu kebulatan/perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh”. Istilah sistem mencakup suatu spektrum yang sangat luas dari suatu faham. Misalnya, kita mempunyai sistem gunung-gunung, sistem sungai, sistem tata surya sebagai bagian dari lingkungan fisik kita. Tubuh manusia sendiri adalah suatu organisme yang kompleks termasuk di dalamnya sistem tulang kerangka, sistem peredarandarah sistem syaraf. Kita sehari-hari dapat melihat dan berhubungan dengan fenomena yang sedemikian itu seperti misalnya sistem transportasi, sistem komunikasi (teIepon, telegram dan sebagainya) dan sistem ekonomi. Beberapa manfaat digunakannya pendekatan sistem (Quible, 2001:31-32) dalam buku “Manajemen Administrasi Perkantoran Modern”adalah : 1. Mengoptimalkan hasil dari penggunaan sumber daya yang efisien; 2. Salah satu alat pengendali biaya; 3. Untuk mengefisienkan aktivitas yang dilakukan dalam kantor;
4. Alat bantu pencapaian tujuan organisasi; 5. Alat bantu organisasi dalam menerapkan fiingsi-fungsinya. Adapun kerugiannya adalah sebagai berikut: (a) Pengoperasian yang kurang fleksibel akan menjadikan sistem tidak berfungsi secara optimal; (b) Tuntutan lingkungan untuk mengubah sebuah metode atau prosedur akan menyebabkan perubahan pada metode atau prosedur bagian atau departemen yang lain. Begitu juga, jika sistem atau sub sistem diubah, maka seluruh metode dan prosedur di suatu organisasi akan ikut berubah; (c) Perlunya waktu sosialisasi bagi sebuah metode, prosedur atau sistem baru yang akan diterapkan perusahaan; (d) Kemungkinan terdapat resistensi dari anggota organisasi. Dari pengertian-pengertian diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya sistem adalah suatu rangkaian prosedur ataupun unsur-unsur yang teratur, saling berkaitan dan terorganisasi serta membentuk suatu totalitas guna mencapai tujuan dari suatu organisasi secara efektif dan ensien. B. Karakteristik Sistem Menurut Mcleod dan Schell (2001:32) dalam buku “Manajemen Administrasi
Perkantoran
Modern”sebuah
sistem
yang
baik
memiliki
karakteristik sebagai berikut: a) Fleksibel, Walaupun sistem yang efektif adalah sistem yang terstruktur dan terorganisir dengan baik, namun sebaiknya cukup fleksibel agar lcbih mudah disesuaikan dengan keadaan yang sering bembah; b) Mudah diadaptasikan, Sistem yang baik juga harus cepat dan mudah diadaptasikan dengan kondisi bam tanpa mengubah sistem yang lama maupun mengganggu fungsi utamanya; c) Sistematis, Agar berfungsi secara efektif, hendaknya sistem yang ada bersifat logis dan sistematis, yaitu sistem yang dibuat tidak akan
mempersulit aktivitas pekerjaan yang telah ada ; d) Fungsional, Sistem yang efektif harus dapat membantu mencapai tujuan yang telah ditentukan; e) Sederhana, Sebuah sistem seharusnya lebih sederhana sehingga lebih mudah dipahami dan dilaksanakan; f) Pemanfaatan, sumber daya yang optimal. Sistem yang dirancang dengan baik akan menjadikan penggunaan sumber daya yang dimiliki organisasi dapat dioptimalkan pemanfaatannya. C. Unsur Sistem Secara umum, sebuah sistem yang ideal memiliki unsur (Laudon dan Laudon, 2004; 0dgers,2005 : 32-33) dalam buku “Manajemen Administrasi Perkantoran Modem” sebagai berikut: a) Input, Aliran sistem dimulai oleh input dari beberapa jenis sumber daya. Di dalam area kerja, jenis input yang biasa dijumpai adalah data, informasi, dan material diperoleh baik dari dalam maupun luar organisasi. Tentunya kelancaran aliran input ini akan ditunjang oleh ketrampilan dan pengetahuan karyawan, serta peralatan kantor yang memadai guna menjalankan metode dan prosedur dalam sistem. Dalam beberapa instansi, output dari satu sistem menjadi input sistem yang lain ; b) Processing, Perubahan input menjadi output yang diinginkan dilakukan pada saat pemrosesan yang melibatkan metode dan prosedur dalam sistem. Biasanya, aktivitas ini akan secara otomatis mengkIasifikasikan, mengonversikan, menganalisis serta memperoleh kembali data atau informasi yang dibutuhkan ; c) Output,
Setelah
melalui
pemrosesan,
input
akan
menjadi
output,berupa informasi pada sebuah kertas atau dokumen yang tersimpan secara elektronik. Output ini akan didistribusikan kepada bagian atau pegawai yang membutuhkan. Untuk itu kualitas output mempunyai dampak yang signifikan terhadap kinerja bagian yang
berkaitan, karena bisa menjadi output pada suatu subsistem (departemen atau bagian) tertentu merupakan input dari sistem (departemen atau bagian) yang lain ; d) Feedback, Pemberian umpan balik mutlak diperlukan oleh sebuah sistem, karena hal itu akan membantu organisasi untuk mengevaluasi dan memperbaiki sistem yang ada sekarang menjadi lebih baik lagi. Sebagai contoh, jika unit biaya melebihi standar yang ditentukan, maka pengendalian masing-masing proses perlu untuk ditingkatkan. Umpan balik akan membuat sistem dapat mengevaluasi efektivitas output yang dihasilkan agar lebih bemilai tambah bagi organisasi. Tentunya kuantitas maupun kualitas umpan balik yang dibutuhkan berbeda dari satu sistem (departemen atau bagian) ke sistem (departemen atau bagian) yang lain. Semakin vital keberadaan sistem (departemen atau bagian) tersebut bagi organisasi, semakin penting pula umpan-balik tersebut diperlukan; e) Pengawasan, Seperti halnya elemen sistem yang lain pengawasan juga memiliki dimensi internal ekstemal. Dimensi internal tersebut adalah kebijakan perusahaan dan prosedur sistem yang harus ditaati. Dimensi ekstemal melibatkan negara, peraturan pemerintah, dan regulasi yang berdampak pada kebijakan sistem begitu juga etika, dan pertimbangan moral. Dapat disumpulkan bahwa keberadaan tiap unsur tersebut diatas sangatlah penting, karena masing-masing memainkan peranan yang penting dalam menjalankan sistem.
2. Manajemen Untuk mewujudkan suatu organisasi yang berkompeten di bidangnya perlu adanya manajemen yang terpadu, Sehingga dapat mencapai keteraturan, kelancaran dan pencapaian program kerja yang telah direncanakan oleh sumber daya manusia yang ada didalam organisasi tersebut, otoritas tertinggi didalam manajemen ada pada manajer. Manajemen berasal dari bahasa Inggris, Sentot Imam Wahjono ( 2008:4) yaitu managemen dengan kata dasar to manage yang secara harfiah berarti mengelola. Secara etimologi manajemen dapat di definisikan sebagai berikut: Saiman (2002:1) menurut bahasa Yunani atau Italia manajemen berasal dari kata maneggiare yang mempunyai arti melatih kuda menurut arti kata Yunani atau Italia ini dapat dipahami bahwa kemampuan seseorang untuk melatih kuda merupakan bagian dari konsep manajemen karena manajemen merupakan suatu proses yang bertahap untuk mencapai suatu keberhasilan. Manajemen menurut Sentot Imam Wahjono (2008:6) adalah gabungan ilmu dan seni yang merupakan sekumpulan proses tindakan perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan
dan
pimpinan,
serta
pengendalian atas penggunaan sumber-sumber daya organisasi yang tersedia untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sehingga bermanfaat bagi manusia. Pada saat ini manajemen telah berkembang secara pesat dan di pelajari oleh organisasi sebagai ilmu untuk mencapai tujuan suatu organisasi. Manajemen menurut Yohannes Yahya (2006 : 2) dikatakan bahwa manajemen sebagai bidang ilmu pengetahuan (Science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dap bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan lebih bermanfaat. Manajemen sangat diperlukan dalam menjalankan organisasi dan perlu untuk dipelajari oleh Sumber daya manusia yang ada di dalam
organisasi tersebut, sehingga akan tercipta team work yang dapat bekerjasecara efektif, efisien dapat tumbuh dan di kembangkan. Taliziduhu Ndraha (1999:7) Sumberdaya manusia atau human resource adalah penduduk yang siap, mau dan mampu memberi sumbangan terhadap) usaha pencapaian organisasi (the people who are ready, willing and able to contribute to organizational goals ) Sejak akhir abad ke-19 biasanya manajemen di definisikan kedalam 4
fungsi
pokok
manajemen
yaitu
merencanakan
(Planning)
mengorganisasikan (Organizing), memimpin (Actuating, leading) dan mengendalikan (Controling) ( Sentot Imam Wahjono, 2008:7-8): a. Merencanakan (Planing), mengandung arti bahwa manajer lebih dahulu memikirkan dengan seksama sasaran dan tindakan berdasarkan pada beberapa metode, rencana, atau logika dan bukan berdasarkan perasaan. b. Mengorganisasi
(organizing)
adalah
proses
mengatur
dan
mengalokasikan pekeijaan, wewenang, dan sumber daya ke sejumlah anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai sasaran organisasi c. Memimpin
(actuating,
leading)
yaitu
meliputi
mengarahkan,
mempemgaruhi, dan memotivasi karyawan untuk melaksanakan tugas yang penting. d. Mengendalikan (controlling) adalah proses kegiatan untuk memastikan bahwa
aktivitas
yang
terjadi
sesuai
dengan
aktivitas
yang
perencanaan
atau
direncanakan. Suatu
organisasi
hendaknya
melakukan
menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan di waktu yang akan datang sesuai dengan fungsi manajemen yang ada karena perencanaan menjadi fungsi manajemen paling mendasar, sehingga organisasi dapat terorganisir dengan baik dan tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif Fungsi manajemen menurut Soemardji Hartoyo (2000 :33) fungsi manajemen adalah serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh manajer
dalam rangka menjalankan tugasnya sebagai pejabat manajemen. Manajemen juga dapat dikatakan sebagai profesi, menurut Sentot Imam Wahjono ( 2008:9) manajemen telah berkembang menjadi salah satu profesi yang lazim di dunia seperd halnya dokter, pengacara, notaries, akuntan, tentara, guru dan lain sebagainya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa manajemen adalah kegiatan pengorganisasian sumber daya manusia yang dilakukan manajer secara terstruktur kepada organisasi keija, sehingga sumber daya manusia dapat memberi masukan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasi dan diharapkan akan memberi kontribusi pelayanan sebesar-besamya kepada masyarakat secara efektif dan efisien. Sentot Imam Wahjono (2008:87) pengorganisasian adalah penentuan struktur organisasi yang paling cocok dengan tujuan dan strategis organisasi,
sumberdaya
yang
dimiliki
dan
lingkungan
yang
melingkupinya. Struktur organisasi menurut Sentot Imam Wahjono (2008:87) adalah Pola hubungan khusus yang diciptakan manajer, dalam proses ini disebut struktur organisasi, yang di dalamnya berisi cara-cara yang dipakai untuk membagi, mengorganisasi, dan mengkoordinasikan kegiatan organisasi. 3. Kelompok Belajar Usaha (KBU) Kelompok Belajar Usaha adalah salah satu dari program Pendidikan Non Formal (PNF). Kelompok Belajar usaha merupakan kelompok masyarakat yang melaksanakan pembelajaran di bidang usaha produktif (keterampilan)
dalam
rangka
meningkatkan
kesejahteraan
hidup
masyarakat . Kelompok Belajar Usaha juga dapat diartikan sebagai gabungan dari beberapa kelompok yang dalam pelaksanaannya bertujuan mempelajari usaha produktif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang mengikutinya. Dalam pembentukan kelompok belajar memiliki dasar hukum yang
mengatur prmbentukan dan pengoperasian kelompok belajar usaha. Dasar hukum disini bertujuan mengatur pelaksanaan pembentukan dan pengoperasian kelompok belajar usaha agar berjalan dengan baik sesuai dengan harapan pemerintah baik pemerintah daerah atau pemerintah pusat. Dasar hukum pelaksanaan Kelompok Belajar Usaha (KBU) yaitu 1.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
2.
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standard nasional pendidikan,.
3.
Peraturan Menteri Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2012 tentang Bantuan kepada Satuan Pendidikan Anak Usia Dini dan Nonformal serta Lembaga di Bidang PAUD, Pendidikan Nonformal, dan Pendidikan Informal.
4.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 26 ayat 5, berbunyi:
“Kursus
dan
pelatihan
diselenggarakan
bagi
masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi”. 4. Sistem Manajemen Sistem merupakan cara yang ditempuh oleh seseorang (suatu badan atau organisasi) untuk mencapai salah satu sasaran, baik di dalam maupun sasaran keluar, karena suatu organisasi haruslah mempunyai tujuan ataupun sasaran yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan itu dilakukan berbagai kegiatan dan masing- masing kegiatan. Mempunyai sasaran tertentu yang secara keseluruhan ditujukan terhadap tercapainya tujuan organisasi. Guna mencapai sasaran pada masing- masing kegiatan itu dipakai cara-cara tertentu yang dianggap paling cocok (efektif) diantara berbagai cara. Dalam merealisasikan sistem yang baik perlu adanya
manajemen yang baik pula dalam pengaturan atau pengorganisasian pelaksaaanya, manajemen sendiri terdiri dari sekumpulan proses tindakan perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan
dan
pimpinan,
serta
pengendalian, oleh karena itu manajemen juga berperan sebagai cara yang berfungsi mengatur jalannya sistem, baik dari proses input sampai pada proses output. Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem manajemen merupakan suatu cara yang digunakan seseorang ataupun badan/organisasi dalam melaksanakan semua proses jalannya organisasi dari awal pembentukan hingga sampai target/tujuan yang diinginkan dapat tercapai dengan maksimal. 5. Sistem Manajemen Pembentukan Kelompok Belajar Usaha (KBU) Sistem Manajemen dalam pembentukan Kelompok Belajar Usaha merupakan suatu cara yang digunakan seseorang/badan/organisasi yang dalam hal ini berfungsi untuk mengatur dan mengoperasikan jalannya Kelompok Belajar Usaha. Dalam pembentukan serta pengoperasian jalannya Kelompok Belajar Usaha perlu adanya sasaran atau tujuan yang akan dicapai dan dalam hal ini sistem berfungsi memberikan berbagai cara yang sesuai (efektif) untuk mencapai sasaran tersebut. Sasaran tersebut yaitu pembentukan Kelompok Belajar Usaha, yang kemudian setelah terbentuknya sistem pembentukan Kelompok Belajar Usaha maka akan dikembangkan prosesnya melalui manajemen yang baik supaya terealisasi tujuan Kelompok Belajar Usaha yang diinginkan. Manajemen memberikan aturan yang berfungsi mengatur jalannya perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pimpinan, serta pengendalian dalam Kelompok Belajar Usaha. Dalam pelaksanaanya sistem berfungsi memberikan metode membentuk Kelompok Belajar Usaha yang sesuai dengan kebutuhan desa, dengan cara melihat potensi dari desa tersebut yang belum dikembangkan. Kemudian sistem juga memberikan cara dalam program pembelajara serta pengajaran terhadap peserta Kelompok Belajar Usaha sesuai dengan
kompetensi bidang keterampilan peserta yang mengikuti jalannya pembelajaran ini. Setelah itu sistem juga memberikan cara dalam pengembangan Kelompok Belajar Usaha dengan pengajuan dana bantuan untuk meningkatkan sarana dan prasarana dari Kelompok Belajar Usaha yang nantinya dapat berguna meningkatkan keterampilan para peserta Kelompok Belajar Usaha tersebut. Dan dalam hal ini manajemen berfungsi mengatur jalannya proses Kelompok Belajar Usaha supaya dapat berkembang dan dapat menghasilkan peserta didik yang berketerampilan mumpuni sehingga dapat memaksimalkan potensi dari desa untuk usaha mandiri.Selain itu manajemen juga mengatur jalannya perencanaan dan pengarahan program pengembangan kursus baru supaya lebih inovatif, sehingga dapat memaksimalkan potensi sumber daya desa seta sumber daya manusia yang terdapat di dalam desa tersebut. Peran manajemen juga dalam pengendalian
pemanfaatan
dana
bantuan
dari
pemerintah
dalam
pengembangan Kelompok Belajar Usaha. Jadi dapat disimpulkan Sistem Manajemen dalam Pembentukan Kelompok Belajar usaha merupakan cara yang digunakan dalam mengatur pembentukan serta jalannya Kelompok Belajar Usaha sesuai dengan sasaran atau tujuan yang telah direncanakan yaitu mewujudkan masyarakat yang produktif serta mengembangkan potensi dari desa supaya dapat terciptanya peningkatan mutu kehidupan masyarakat desa dan pembangunan desa. A. METODE PENELITIAN 1. Lokasi Pengamatan Pada bab ini penulis memilih lokasi penelitian Pada Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Karanganyar yang beralamat di Komplek Perkantoran Cangakan, Jl. Lawu Karanganyar. Lokasi Pengamatan ini berada di Kabupaten Karanganyar. Dalam menjalankan tugasnya Dinas Disdikpora Karanganyar memiliki 3 sub
bagian dan 5 bidang dengan bidangnya masing-masing dan tugas yang berbeda-beda sesuai dengan sub bagian dan bidang yang dibawahinya. Selain itu pertimbangan lain yang digunakan penulis dalam memilih lokasi pengamatan adalah: 1) Dalam lokasi pengamatan terdapat kajian judul yang menarik. 2) Dalam lokasi pengamatan, penulis memperoleh ijin melaksanakan pengamatan yang memungkinkan penulis mendapatkan informasi yang diperlukan. 2. Jenis Pengamatan Berdasarkan dengan permasalahan yang diajukan penulis maka jenis pengamatan yang dipilih adalah jenis pengamatan bersifat “Deskriptif Kualitatif” karenabertujuan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan saat ini, dan melihat kaitan antara variable yang ada. Penelitian ini tidak menguji atau menggunakan hipotesa, melainkan hanya mendiskripsikan infomasi apa adanya sesuai dengan variable yang diteliti. Penelitian semacam ini sering dilakukan gunamengambil kebijakan atau keputusan untuk melakukan dan member solusi dalam memecahkan masalah ( Sutopo, 2002 : 50 ). Setelah memahami pengertian dalam penelitian diskriptif di atas disimpulkan bagaimana penelitian deskriptif mampu dilaksanakan dengan upaya mengilustrasikan kondisi suatu variable apa adanya, sistematik dan sejenis mungkin. Selain itu juga menggunakan metode “Deskriptif Kualitatif” maka penulis diharapkan dapat memperoleh informasi yang utuh dan jelas guna menggambarkan kenyataan yang ada pada Kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Karanganyar. 3. Sumber Data Dalam pengamatan yang telah penulis lakukan, data diperoleh dari beberapa sumber, antara lain :
a. Nara Sumber (Informan) Nara sumber adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengetahui secara jelas tentang suatu keadaan sehingga dapat memberikan informasi, dengan memberikan beberapa pertanyaan yang sudah terstruktur kemudian satu per satu diperdalam untuk memperoleh keterangan lebih lanjut. Dalam penelitian kualitatif posisi
sumber data manusia (
narasumber ) sangat penting peranannya sebagai orang yang memiliki informasi, narasumber bukan sekedar memberikan tanggapan yang diminta peneliti, tetapi ia lebih memilih arah dan selera yang menyajikan informasi ( Sutopo, 2002 : 50 ). Pengumpulan
data
sebagaimana
penulis
mengajukan
pertanyaan-pertanyaan tentang segala sesuatu kepada narasumber untuk memperoleh informasi yang diharapkan. Narasumber atau informan tersebut adalah Kepala Bidang PAUD dan NFI, Kepala Seksi PAUD dan NFI serta Staff PAUD dan NFI Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Karanganyar. b. Peristiwa atau aktifitas Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan pengamatan. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua peristiwa bisa diamati secara langsung, kecuali merupakan aktivitas yang masih berlangsung pada saat penelitian dilakukan ( Sutopo, 2002 : 51 ). Data yang diperoleh dengan peristiwa dan aktivitas ini dilakukan melalui pengamatan terhadap peristiwa dan aktivitas yang terkait dengan permasalahan pengamatan.
c. Dokumen Dokumen dan arsip merupakan bahan tertulis yang berhubungan dengan suatu peristwa ataupun aktivitas tersebut. Dokumen bisa berupa rekaman tertulis tetapi juga berupa gambar atau benda peninggalan yang berkaitan dengan aktivitas tertentu ( sutopo, 2002 : 54 ). Dokumen yang harus dikumpulkan narasumber adalah contoh proposal pengajuan KBU tahun 2014 yang sudah benar dan direvisi, selain itu juga petunjuk teknis dan peraturan yang mengatur tentang pertanggung jawaban KBU. 4. Teknik Pengumpulan Data Dalam pengamatan yang penulis lakukan, teknik pengumpulan data yang dilakukan antara lain : a. Wawancara Data atau informasi juga dapat dikumpulkan dari peristiwa, aktivitas, atau perilaku sebagai sumber data yang berkaitan dengan pengamatan. Namun perlu dipahami bahwa tidak semua peristiwa bisa diamati
secara langsung, kecuali merupakan aktivitas yang masih
berlangsung pada saat penelitian dilakukan ( Sutopo, 2002 : 51 ). Wawancara adalah percakapan antara dua orang atau lebih yang saling berinteraksi dan melempar pertanyaan guna mendapatkan informasi yang dibutuhkan oleh pengumpul data atau informasi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mengadakan wawancara dengan narasumber antara lain dengan staf bagian sarpras (sarana prasarana), staf panitia pelaksanaan rehabilitasi ruang kelas, dan kepala seksi sarana prasarana pada bidang pendidikan dasar dinas Pendidikan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Karanganyar. Pada proses wawancara ini penulis bertanya dengan hal-hal yang berkaitan dengan Laporan Pertanggung Jawaban Rehabilitasi Ruang Kelas Sekolah
Dasar, baik itu berkenaan dengan prosedur atau administrasi pembuatannya. b. Observasi Observasi digunakan untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa, lokasi, benda, rekaman dan gambar ( Sutopo, 2002 : 64 ). Observasi adalah penelitian melihat dan mendengarkan (termasuk menggunakan tiga indera yang lain) apa yang duilakukan dan dikatakan atau diperbincangkan para informan dalam aktivitas kehidupan sehari – hari. Aktivitas yang diamati terutama yang berkaitan dengan topik penelitian, tanpa melakukan intervensi atau memberi stimulus pada aktivitas subyek penelitian. c. Dokumentasi Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang sering memiliki posisi penting dalam penelitian kualitatif. Sasaran kajian mengarah pada latar belakang atau berbagai peristiwa yang terjadi dimasa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa yang terjadi di masa lampau yang sangat berkaitan dengan kondisi atau peristiwa masa kini yang sedang di teliti ( Sutopo, 2002 : 69 ). Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen – dokumen yang berkaitan dengan topik penelitian atau pengamatan yang dilakukan. 5. Teknik Analisa Data Dalam teknik analisis data penulis menggunakan model analisis interaktif. Analisis data merupakan model analisis yang menggunakan tiga tahap, yaitu mereduksi data, menyajikan data dan menarikan kesimpulan. Menurut Sutopo ( 2002 : 186 ) ketiga komponen tersebut dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses pengumpulan data sebagai suatu siklus.
d. Reduksi data Peneliti dalam melakukan praktik penelitian kualitatif setiap harinya bisa mendapatkan demikian banyaknya data, apakah dari hasil wawancara, observasi, atau dokumentasi. Data yang terekam dalam apa yang disebut dengan catatan – catatan lapangan tersebut, tentunya perlu dirangkum, diikthtisarikan atau diseleksi, masing – masing bisa dimasukkan ke dalam kategori tema yang sama, fokus yang sama, atau permasalahan yang sama. Pekerjaan tersebut yang disebut reduksi data. e. Penyajian data Data disajikan ke dalam matriks yang sesuai, misalnya matriks urutan waktu yang meninjolkan kronologis suatu program, matriks jalinan pengaruh mempengaruhi antar faktor atau komponen di dalam proses suatu kegiatan atau peristiwa, dan sebagainya. Matriks – matriks sajian data tersebut, dismaping untuk memetani data yang telah direduksi, juga untuk memudahkan pengkonstruksian di dalam rangka menuturkan, menyimpulkan, dan menginterpretasikan data. Selain itu juga berfungsi sebagai daftar yang bisa secara ringkas dan cepat menunjukkan cakupan data yang telah dikumpulkan, bila dianggap masih kurang atau masih belum lengkap, dapat segera dicari lagi datanya pada narasumber – narasumber yang relevan. f. Kesimpulan Akhir dari seluruh kegiatan analisis data kualitatif terletak pada penggambaran atau penuturan tentang apa yang berhasil diperoleh berkenaan dengan suatu masalah yang diteliti, dari sinilah lahir simpulan – simpulan secara komprehensif mendalam.
6. Teknik Penetuan Informan
Dalam penelitian kualitatif cuplikan yang diambil selektif, mendasar pada teori yang digunakan dan keingintahuan karakteristik empiris yang dihadapi. Sumber data yang digunakan tidak sebagai yang mewakili populasinya namun lebih cenderung mewakili informasinya. Pengambilan didasarkan atas pertimbangan tertentu dan dikenal dengan purposive sampling ( Sutopo, 2002 : 56 ). Informan dalam pengamatan ini di pilih berdasarkan teknik tersebut, yaitu informan yang dipercaya dan dianggap mengetahui permasalahan mengenai manajemen personalia yang sedang diteliti dengan jelas.